“Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.” KJV - Roma 13:8
Kamu yang rohani harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut." Gal. 6:1. Dengan iman dan doa lawanlah kuasa musuh. Ucapkanlah perkataan iman dan keberanian yang akan menjadi obat penawar bagi orang yang hancur dan luka. Banyak sekali orang yang telah kehilangan keberanian dan putus asa dalam pergumulan kehidupan yang besar, ketika satu kata kegembiraan yang ramah tamah akan menguatkan mereka supaya menang. Jangan sekali-kali kita melewati jiwa yang sedang menderita tanpa berusaha memberikan penghiburan kepadanya, yang dengan itu kita dihiburkan oleh Allah. DA 504.4
Segala perkara ini hanya sekadar kegenapan prinsip hukum—prinsip yang dilukiskan dalam cerita orang Samaria yang baik hati, dan dijelaskan dalam kehidupan Yesus. Tabiat-Nya menyatakan makna hukum yang sebenarnya, serta menunjukkan apa yang dimaksudkan oleh mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Dan bila anak-anak Allah menyatakan kemurahan, keramah-tamahan, dan kasih terhadap segala manusia, mereka juga sedang menyaksikan tabiat dan undang-undang surga. Mereka sedang memberikan kesaksian tentang kenyataan bahwa "perintah TUHAN itu mumi, membuat mata bercahaya." Mzm. 19:8. Dan barangsiapa gagal untuk menunjukkan kasih ini, ia melanggar hukum yang katanya dihormatinya. Karena prilaku yang kita tunjukkan terhadap saudara kita menyatakan bagaimana prilaku kita terhadap Allah. Kasih Allah dalam hati merupakan satu-satunya pancaran kasih terhadap sesama manusia, "Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. 1 Yoh 4:20,12 DA 505.1
Bacalah Keluaran 20:1-17. Bagaimanakah ayat-ayat ini mengungkapkan dua prinsip, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama?
Dalam ajaran hukum-Nya yang suci, Allah telah memberikan suatu peraturan yang sempurna untuk kehidupan; dan Ia telah menyatakan bahwa sampai akhir masa, hukum ini, tidak berubah satu noktah atau titik, harus mempertahankan tuntutannya kepada umat manusia. Kristus datang untuk membesarkan hukum itu dan menjadikannya patut dihormati. Ia menunjukkan bahwa itu didasarkan atas kasih kepada Allah dan kepada manusia, dan penurutan kepada ajarannya meliputi segenap kewajiban manusia. Dalam kehidupannya sendiri Ia memberikan suatu teladan tentang penurutan kepada hukum Allah. Dalam khotbahnya di atas Gunung, Ia menunjukkan bagaimana tuntutannya melampaui perbuatan secara luar dan memperhatikan pikiran dan maksud hati. AA 505.1
Hukum itu, bila dituruti, menuntun manusia untuk menyangkal “kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi,” dan untuk “hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.” Titus 2:12. Tetapi musuh segala kebenaran telah menahan dunia ini dan telah memimpin pria dan wanita untuk tidak menurut hukum. Sebagaimana Paulus meramalkan, orang banyak telah berbalik dari kebenaran yang sederhana dari firman Allah, dan telah memilih guru-guru yang memberikan kepada mereka dongeng-dongeng yang mereka senangi. Banyak di antara pendeta-pendeta dan umat menginjak-injak di bawah kaki mereka hukum-hukum Allah. Dengan demikian Khalik semesta alam dihinakan, dan Setan tertawa dengan kemenangan atas kemajuan tipu muslihatnya. AA 505.2
Dengan penghinaan kepada hukum Allah bertambahlah kemungkinan untuk tidak menyukai agama, bertambahnya kesombongan, cinta akan kepelesiran, tidak menurut kepada orangtua, dan pemanjaan diri; dan pikiran yang bijaksana di mana-mana sedang bertanya dengan penuh kecemasan, Apakah yang dapat diperbuat untuk memperbaiki kesalahan yang menakutkan ini? Jawabnya terdapat dalam nasihat Paulus kepada Timotius, “Beritakanlah firman.” Dalam Kitab Suci terdapat satu-satunya prinsip perbuatan yang aman. Itu adalah salinan dari kehendak Allah, suatu ungkapan tentang akal budi Ilahi. Itu membuka kepada manusia persoalan-persoalan yang besar dalam kehidupan, dan kepada semua orang yang memperhatikan ajarannya itu akan terbukti sebagai penuntun yang tidak salah, menjaga mereka supaya jangan menyia-nyiakan waktu mereka dalam usaha yang salah. AA 506.1
Bacalah Roma 6:1-3 dan kemudian Roma 7:7-12, dengan penekanan khusus pada ayat 12. Apakah yang dikatakan ayat-ayat ini kepada kita tentang hukum Taurat, bahkan setelah Kristus mati?
Wahyu 22:14, 15 – “Berbahagialah mereka yang melakukan perintah-perintah-Nya, sehingga mereka akan memperoleh hak atas pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. Karena di luar ada anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukan kejahatan.
Di sini kita melihat bahwa hanya mereka yang melakukan perintah-perintah-Nya yang memiliki hak untuk masuk ke Kota itu. Apabila pekerjaan penyelamatan selesai dan orang-orang telah berhimpun pulang, mereka akan menjadi orang-orang yang masih menaati perintah-perintah Allah, bahkan setelah dosa dihapuskan. Dosa tidak dapat dihapus apabila hukum Taurat dilanggar, karena pelanggaran hukum Taurat adalah dosa (1 Yohanes 3:3, 4). Perintah-perintah Allah adalah kekal, dan hanya apabila orang-orang Kristen mulai menjalani kehidupan yang dianjurkan oleh Firman Allah, mereka akan mendapati diri mereka hidup di atas hukum Taurat, dan hanya ketika itulah mereka akan bebas dari pelanggaran.
Akhirnya, jika perintah-perintah Allah itu kekal, maka perintah-perintah itu pasti selalu ada. Hari Sabat yang diciptakan dan dikuduskan pada minggu penciptaan, sebelum dosa datang, terkandung di dalam perintah-perintah Allah. Dan juga, Adam tidak mungkin berdosa jika perintah, “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku,” belum ada pada saat itu.
Roma 7:7 - “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: Jangan mengingini!”
Pernyataan Rasul Paulus yang diilhami menempatkan sepuluh perintah Allah dalam kerangka Injil. Tanpa perintah-perintah itu, ia menyatakan, para pengikut Injil tidak akan tahu apa itu dosa.
Roma 7:8-10 – Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati. Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian.
Di sini kita melihat bahwa hukum Taurat tidak menyelamatkan, tetapi justru menghukum, dan tanpa hukum Taurat tidak akan ada dosa. Hukum Taurat tidak menyelamatkan Adam dan Hawa, tetapi hukum Taurat menghakimi mereka tidak layak untuk mendapatkan Pohon Kehidupan dan tempat tinggal di Taman Eden. Bahkan, hukum Taurat menjatuhkan hukuman mati kepada mereka. Hukum Taurat hanyalah guru kebenaran. Itu saja. Hukum Taurat bukanlah penyelamat.
Roma 7:12-14 – Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik. Jika demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa. Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.
Orang-orang yang mematuhi hukum negara menganggapnya sebagai undang-undang kebebasan yang sangat baik, tetapi bagi mereka yang senang berbuat dosa, hukum adalah kutukan. Seorang pembunuh yang telah dijatuhi hukuman mati oleh hukum, tentu saja tidak senang dengan hukum yang menjatuhkan hukuman kepadanya, atau dengan orang-orang yang melaksanakan hukumannya. Jika orang seperti itu memiliki caranya sendiri, dia akan menghapuskan hukum. Semua penjahat juga akan meniadakan hukum Allah, karena hukum itu bersifat rohani, dan mereka bersifat duniawi, terjual di bawah kuasa dosa.
Apa yang akan terjadi jika tidak ada hukum di dalam Kerajaan Allah, tidak ada hukum yang melarang pembunuhan dan pencurian, atau melarang iri hati dan cemburu? Siapakah yang ingin berada di dalam Kerajaan itu bahkan untuk sementara waktu? Jika demikian halnya, tentu saja, kita akan lebih baik berada di kerajaan-kerajaan dunia.
Dan lagi, sepuluh perintah itu tidak hanya merupakan peraturan moral, tetapi juga peraturan fisik, karena dosa terhadap hukum juga melibatkan keturunan orang berdosa. Sepuluh perintah ini membebankan “kesalahan-kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.” Kel. 20:5.
Kemudian juga, setiap keturunan Adam secara alamiah dilahirkan dalam dosa, diberikan kepada dosa:
Roma 7:15 – Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.
Begitulah nasib manusia, manusia duniawi membenci hukum Allah, dan terlebih lagi karena hukum itu bertentangan dengan kehendaknya.
Roma 7:16 – Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik.
Jika seseorang menjauhkan diri dari pencurian, ia menyetujui bahwa hukum itu baik dan manjur, meskipun pada dasarnya ia mungkin menyukai pikiran untuk mencuri.
Bacalah Yeremia 31:31-34. Apakah yang diajarkan ayat ini mengenai Janji Allah untuk memberikan kita sebuah hati yang baru? Bandingkan ayat ini dengan kata-kata Kristus kepada Nikodemus dalam Yohannes 3:1-21 mengenai kelahiran baru. (Lihat juga Ibrani 8:10)
Di sini adalah suatu janji dari sebuah perjanjian yang baru, suatu perikatan yang baru. Ini bukan sejenis yang Allah perbuat dengan nenek moyang kita pada hari mereka itu keluar dari negeri Mesir, pada hari Ia menuliskan semua perintah-perintah itu pada dua log batu lalu memerintahkan kepada mereka supaya mematuhinya. Melainkan Ia membuat sebuah perjanjian yang baru, suatu perjanjian yang dituliskan pada hati-hati kita yang sesungguhnya. Kemudian setiap orang dengan sendirinya akan mengenal Dia tanpa perlu diajar.
Perhatikanlah, walaupun, Ia tidak membuat suatu hukum yang baru, melainkan suatu perjanjian yang baru, suatu perjanjian untuk memelihara hukum. Perbedaannya adalah daripada Ia menuliskan hukum pada kedua log batu itu, lebih baik Ia akan menuliskannya pada log hati daging manusia, yaitu tempat mana hukum dosa itu sekarang berada.
Saudara perhatikan, bahwa perjanjian ini akan dibuat dengan isi rumah Israel dan isi rumah Yehuda, yaitu dengan seluruh umat Allah.
Ingatlah, bahwa Injil, tidak mengatakan bahwa kita tak dapat memelihara hukum torat itu sementara ia itu masih tertulis di atas log-log batu, melainkan ia itu menyatakan bahwa kita dapat memeliharakannya, karena barangsiapa yang merombak hukum itu dihukum karena perbuatannya. Oleh karena itu, kita dapat, mematuhi perintah-perintah itu sekarang walaupun hukum itu masih tertulis pada dua log batu. Adalah demi kemudahan maka kebanyakan orang-orang Kristen menginginkan agar hukum torat itu dihapuskan saja, dan sebagian orang membuat keyakinannya sendiri bahwa ia itu telah dihapuskan, walaupun satu-satunya hukum yang sudah dihapuskan itu ialah hukum upacara, hukum upacara-upacara korban, hukum bayangan dari Anak Domba Allah.
Apakah perbedaan hukum yang ditulis pada log batu, dan pada hati kita? -- Pengalaman Nebukadnezar, raja Babilon memberikan jawabannya.
Raja itu telah dipaksa untuk hidup dengan kawanan ternak, dalam suatu kandang atau di padang, maka ia sudah akan melakukan bunuh diri jika mungkin. Tetapi segera setelah Allah mengambil hati manusianya lenyap daripadanya, dan menaruh hati lembu di dalamnya, maka raja itu dengan sangat senang berada bersama-sama dengan kawanan ternak, dan ia sama sekali tidak senang untuk tinggal di dalam istananya.
Apakah hal yang sama telah terjadi pada salah seorang dari kita, kerinduan-kerinduan kita akan sama seperti yang dimiliki oleh raja itu. Dalam perkara yang sama, apabila hati batu itu diambil dari kita, dan hati daging bersama hukum Allah tertulis di dalam kita, kemudian kita akan menemukan bahwa semuanya itu pun tidak menyenangkan kepada dosa, maka yang paling disukai adalah untuk memelihara perintah-perintah Allah. Dengan demikian anda tidak perlu takut memiliki suatu perjuangan untuk memelihara hukum Allah di dalam Kerajaan, sebagaimana yang anda lakukan di sini sekarang. Kemudian anda kelak dengan sepenuhnya senang untuk tinggal dalam suatu kehidupan tanpa dosa. Dalam kenyataannya keinginan anda untuk berbuat dosa tidak ada lagi dibandingkan dengan keinginan anda sekarang untuk mati.
Sungguh ajaib! Tetapi kapankah dapat kita mengharapkan terlaksananya keajaiban ini? Untuk mendapatkan jawabannya terhadap pertanyaan ini, kita perlu menghubungkan nubuatan Yeremia dengan nubuatan Yehezkiel mengenai peristiwa yang sama :
Yeremia 31 : 8 “Bahwasanya Aku akan menghantarkan mereka itu dari negeri utara, dan menghimpunkan mereka dari semua pesisir bumi, dan bersama-sama dengan mereka itu orang-orang buta dan orang-orang timpang, wanita yang mengandung dan wanita dengan anak kecil bersama-sama : suatu rombongan besar akan kembali ke sana.”
Yehezkiel 36 : 24 – 28 “Karena Aku akan mengambil kamu dari antara segala orang kapir, dan menghimpunkan kamu dari segala negeri, dan Aku akan menghantarkan kamu ke dalam negerimu sendiri. Kemudian Aku akan memercikkan air bersih ke atas kamu, maka kamu akan menjadi bersih : dari semua kekotoranmu, dan dari semua berhalamu, Aku akan menyucikan kamu. Suatu hati yang baru juga akan Kukaruniakan kepadamu, dan suatu roh yang baru akan Kumasukkan ke dalam dirimu : maka Aku akan keluarkan hati batu dari dagingmu, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu suatu hati daging. Dan Aku akan memasukkan Roh-Ku ke dalam kamu, dan membuat kamu berjalan menurut segala hukum-Ku, maka kamu akan memeliharakan semua hukum-Ku, dan melaksanakannya. Dan kamu akan tinggal di tanah yang sudah Ku karuniakan kepada nenek moyangmu : maka kamu akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allahmu.”
Catatan dari kedua nabi itu dengan jelas menyatakan saat dalam mana keajaiban ini akan dilaksanakan pada hati dari semua umat Allah. Kedua nabi itu telah membuatnya cukup jelas sama seperti yang dilakukan bahwa perubahan hati ini akan digenapi di Tanah Suci, di Palestina, pada permulaan kerajaan yang mana Allah berjanji untuk memperdirikan “pada zaman raja-raja” (Daniel 2 : 44), bukan setelah zaman mereka. Ia selanjutnya mengatakan bahwa Ia akan membawa kita dari antara orang kapir dan menghimpunkan kita dari semua negeri, dan membawa kita ke dalam negeri kita sendiri (Yehezkiel 36:24), negeri yang telah diberikan kepada nenek moyang kita (Yehezkiel 36:28). “Kemudian”, pada saat itu, Ilham mengatakan, bukan sebelumnya, Ia akan memercikkan air bersih atas kita, menyucikan kita dari segala kekotoran kita, dan dari segala berhala kita. Juga, suatu hati yang baru kemudian akan dikaruniakan di dalam kita (Yehezkiel 36:26). Ia akan mengaruniakan kepada kita Roh-Nya dan menyebabkan kita untuk menuruti segala ketetapan-ketetapan-Nya, dan memelihara segala hukum-Nya (Yehezkiel 36:27). Pelajarilah ayat-ayat firman ini bagi dirimu sendiri dan saksikanlah kalau ayat-ayat itu mengatakan semua yang sedang saya coba untuk menjelaskannya kepadamu tentang apa yang dikatakannya.
Bacalah Matius 23:23, 24. Apakah "hal-hal yang lebih berat dari hukum Taurat"? Bacalah Ulangan 5:12-15 dan Yesaya 58:13, 14. Bagaimanakah ayat-ayat ini menunjukkan hubungan antara hukum Taurat (khususnya perintah Sabat) dengan kepedulian Allah akan keadilan dan pembebasan?
Segala sesuatu yang diperintahkan Allah penting adanya. Kristus mengakui pembayaran persepuluhan sebagai suatu kewajiban, tetapi Ia menunjukkan bahwa hal ini tidak dapat memaafkan kelalaian terhadap kewajiban yang lain. Orang Farisi sangat teliti dalam pembayaran persepuluhan dari daun-daunan di kebun, seperti selasih, adas manis dan jintan; bahan-bahan ini tidak mahal bagi mereka, dan hal ini memberi mereka julukan orang yang teliti dan suci. Pada saat yang sama larangan mereka yang tidak berguna menindas orang banyak dan merusakkan kehormatan terhadap sistem yang suci yang telah ditentukan Allah sendiri. Mereka memenuhi pikiran manusia dengan perbedaan yang remeh dan membalikkan perhatian mereka dari kebenaran yang penting. Hal-hal yang terlebih penting di dalam Taurat, seperti keadilan, kemurahan, dan kebenaran dilalaikan. "Inilah," kata Kristus, "yang patut diperbuat, dan yang lain itu pun jangan diabaikan." DA 617.1
"Hari ketujuh adalah hari yang dipilih Tuhan. Dia tidak membiarkan masalah ini dirombak oleh imam atau penguasa. Hal ini terlalu penting untuk diserahkan kepada penilaian manusia. Allah melihat bahwa manusia akan mencari kenyamanan mereka sendiri, dan memilih hari yang paling sesuai dengan kecenderungan mereka, hari yang tidak memiliki otoritas ilahi; dan Dia telah menyatakan dengan jelas bahwa hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan. ST 31 Maret 1898, par. 6
"Setiap orang di dunia Allah berada di bawah hukum pemerintahan-Nya. Allah telah menempatkan hari Sabat di dalam pangkuan Sepuluh Perintah, dan menjadikannya sebagai kriteria ketaatan. Melalui hari Sabat kita dapat belajar tentang kuasa-Nya, seperti yang dinyatakan dalam karya-karya-Nya dan Firman-Nya. Tetapi saat ini dunia sedang mengikuti teladan orang-orang yang hidup sebelum air bah. Sekarang, sama seperti dulu, manusia memilih untuk mengikuti kecenderungan mereka sendiri, daripada menaati perintah-perintah Allah. Penduduk dunia sebelum air bah lebih memuliakan diri mereka sendiri daripada memperingati karya-karya agung penciptaan. Mereka tidak menaati hukum Allah; mereka tidak menghormati hari Sabat. Seandainya mereka melakukan hal ini, mereka akan menyadari tugas mereka kepada Pencipta mereka. Inilah tujuan asli dan tertinggi dari perintah, 'Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat'." ST 31 Maret 1898, par. 7
"Jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat. Perkataan ini penuh dengan pengajaran dan hiburan. Sebab Sabat itu diadakan karena manusia, itu adalah hari Tuhan. Itu adalah milik Kristus. Karena "segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi." Yohanes 1:3. Karena Ialah yang menjadikan segala sesuatu, Ia telah menjadikan hari Sabat. Oleh-Nya Sabat itu telah diasingkan untuk peringatan akan penciptaan. Itu menunjukkan bahwa Ialah Khalik dan Yang Menyucikan. Itu menyatakan bahwa Ialah yang menjadikan segala sesuatu yang di surga dan yang di bumi, dan oleh siapa segala sesuatu bertemu, kepala atas jemaat, dan oleh kuasa-Nya kita diperdamaikan dengan Allah. Untuk Israel, Ia berkata: "Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah Tuhan, yang menguduskan mereka." Yehezkiel 20:12. Jadi Sabat itu adalah tanda kuasa Kristus untuk menyucikan kita. Dan itu diberikan kepada semua yang disucikan oleh Kristus. Sebagai tanda kuasa-Nya yang menyucikan, Sabat diberikan kepada semua orang yang melalui Yesus menjadi bagian dari Israel milik Tuhan. DA 288.2
Dan lagi Tuhan berkata: "Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat 'hari kenikmatan,' dan hari kudus Tuhan 'hari yang mulia,' apabila engkau menghormatinya... maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan." Yesaya 58:13, 14. Bagi mereka yang menerima Sabat itu sebagai tanda kuasa Kristus yang menciptakan dan kuasa penebusan-Nya, itu akan menjadi kesukaan. Melihat Kristus di dalamnya, mereka sendiri akan bersuka di dalam Dia. Sabat itu menunjukkan mereka kepada pekerjaan penciptaan, sebagai bukti dari kuasa-Nya di dalam penebusan. Sementara kita memikirkan damai yang ada di Eden, maka Sabat memberitahukan tentang damai yang akan dikembalikannya melalui Juruselamat. Setiap benda di dalam alam ini mengulangi undangan-Nya: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Matius 11:28. DA 289.1
Pekerjaan pembaruan hari Sabat yang akan dilakukan pada akhir zaman telah diramalkan dalam nubuatan Nabi Yesaya. "Beginilah firman Tuhan: Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang dari pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan. Berbahagialah orang yang melakukannya, dan anak manusia yang berpegang kepadanya; yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang menahan diri dari setiap perbuatan jahat." "Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama Tuhan dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku." (Yesaya 56:1, 2,6, 7). GC 451.1
Baca Yakobus 2:1-9. Pesan penting apa yang diberikan disini ?
Meskipun Kristus kaya di sorga, namun Ia menjadi miskin agar kita dapat menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. Yesus menghormati orang-orang miskin dengan berbagi kondisi mereka yang sederhana. Dari sejarah hidup-Nya, kita dapat belajar bagaimana memperlakukan orang miskin. Beberapa orang menjalankan tugas kemurahan hati secara ekstrem dan benar-benar menyakiti mereka yang membutuhkan dengan melakukan terlalu banyak hal untuk mereka. Orang miskin tidak selalu mengerahkan diri sebagaimana mestinya. Meskipun mereka tidak boleh diabaikan dan dibiarkan menderita, mereka harus diajar untuk menolong diri mereka sendiri. 4T 550.3
“Tujuan Allah tidak boleh diabaikan agar orang-orang miskin dapat menerima perhatian pertama kita. Kristus pernah memberikan pelajaran yang sangat penting kepada murid-murid-Nya mengenai hal ini. Ketika Maria menuangkan minyak narwastu ke kepala Yesus, Yudas yang tamak mengajukan permohonan atas nama orang miskin, menggerutu atas apa yang ia anggap sebagai pemborosan. Tetapi Yesus membenarkan tindakan itu, dengan berkata: “Mengapa kamu menyusahkan dia, ia telah melakukan suatu pekerjaan yang baik bagi-Ku.” “Di mana pun Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang telah diperbuatnya itu akan disebut-sebut sebagai peringatan akan dia.” Dengan ini kita diajar bahwa Kristus harus dihormati dalam pengudusan yang terbaik dari substansi kita. Seandainya seluruh perhatian kita diarahkan untuk meringankan penderitaan orang miskin, maka tujuan Allah akan terabaikan. Tidak ada yang akan menderita jika para penatalayan-Nya melakukan tugas mereka, tetapi tujuan Kristus harus didahulukan. 4T 550.4
“Orang miskin harus diperlakukan dengan penuh perhatian dan kasih sayang seperti halnya orang kaya. Praktik menghormati orang kaya dan meremehkan serta mengabaikan orang miskin adalah kejahatan di mata Tuhan. Mereka yang dikelilingi dengan segala kenyamanan hidup, atau yang dibelai dan dimanjakan oleh dunia karena mereka kaya, tidak merasakan kebutuhan akan simpati dan perhatian yang lembut seperti halnya orang-orang yang hidupnya bergumul dengan kemiskinan. Orang-orang yang terakhir ini hanya memiliki sedikit hal dalam hidup ini yang dapat membuat mereka bahagia atau ceria, dan mereka akan menghargai simpati dan cinta kasih. Para dokter dan penolong tidak boleh mengabaikan golongan ini, karena dengan demikian mereka dapat mengabaikan Kristus di dalam pribadi orang-orang kudus-Nya.” 4T 551.1
"Bukanlah tujuan Tuhan bahwa kemiskinan harus meninggalkan dunia. Tingkatan masyarakat tidak akan pernah disamakan, karena keragaman kondisi yang menjadi ciri ras kita adalah salah satu cara yang dirancang Allah untuk membuktikan dan mengembangkan karakter. Banyak orang yang mendesak dengan penuh semangat agar semua orang memiliki bagian yang sama dalam berkat-berkat Allah yang bersifat sementara, tetapi ini bukanlah tujuan dari Sang Pencipta. Kristus telah berkata bahwa kita akan selalu memiliki orang miskin bersama kita. Orang miskin, dan juga orang kaya, adalah pembelian darah-Nya; dan di antara para pengikut-Nya yang mengaku sebagai pengikut-Nya, dalam banyak kasus, yang pertama melayani Dia dengan satu tujuan, sementara yang kedua terus-menerus mengikatkan kasih sayang mereka pada harta duniawi mereka, dan Kristus dilupakan. Kekhawatiran akan kehidupan ini dan keserakahan akan kekayaan mengalahkan kemuliaan dunia yang kekal. Ini akan menjadi kemalangan terbesar yang pernah menimpa umat manusia jika semua orang ditempatkan pada kesetaraan dalam harta duniawi. 4T 551.3
“Jika Anda memiliki roh Kristus, Anda akan mengasihi sebagai saudara; Anda akan menghormati murid yang rendah hati di rumahnya yang miskin, karena Allah mengasihi dia seperti Dia mengasihi Anda, bahkan mungkin lebih. Ia tidak mengenal kasta. Dia menempatkan meterai-Nya sendiri pada manusia, bukan karena pangkat mereka, bukan karena kekayaan mereka, bukan karena kehebatan intelektual, tetapi karena kesatuan mereka dengan Kristus. Kemurnian hati, ketunggalan tujuan, itulah yang merupakan nilai sejati manusia. Perhatian yang ditunjukkan kepada orang kaya, dan pengabaian terhadap orang miskin, akan diingat oleh Tuhan, dan Dia akan menempatkan Anda di mana Anda akan melewati pengalaman-pengalaman yang serupa dengan yang dialami oleh mereka yang menderita sementara Anda melewati sisi lain.RH October 6, 1891, par. 7
“Semua orang yang hidup dalam persekutuan sehari-hari dengan Kristus, akan menaruh penghargaan kepada manusia. Mereka akan menghormati orang yang baik dan murni, meskipun mereka miskin dalam hal harta benda di dunia ini.” RH October 6, 1891, par. 8
Pelajaran ini dimulai dengan menyatakan bahwa Allah adalah kasih, dan hukum Taurat adalah salinan dari karakter-Nya. "Apabila anak-anak Allah menunjukkan belas kasihan, kebaikan, dan kasih kepada semua orang, mereka ... memberikan kesaksian atas fakta bahwa "hukum Tuhan itu sempurna ... Barangsiapa yang gagal menunjukkan kasih ini, berarti ia melanggar hukum yang ia akui untuk dihormati.”
Pelajaran hari Minggu membahas tentang sepuluh perintah Allah dan bagaimana kesepuluh perintah tersebut diuraikan dalam dua perintah utama, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada manusia. Ada penghinaan yang semakin meningkat terhadap hukum Allah, ketidaksukaan yang semakin meningkat terhadap agama, kesombongan yang semakin meningkat, cinta akan kepelesiran, ketidaktaatan kepada orang tua, dan pemanjaan diri. Di mana-mana ada kegelisahan tentang apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kejahatan-kejahatan yang mengkhawatirkan ini? Jika hukum Taurat ditaati, hal itu akan menuntun manusia untuk menyangkal "kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi", dan untuk "hidup dengan tenang, benar, dan saleh di dalam dunia yang sekarang ini." Titus 2:12
Pelajaran hari Senin berbicara tentang dua dosa terbesar, penyembahan berhala, yang merupakan pengabaian terhadap hukum pertama yang terutama, yaitu kasih kepada Allah, dan perlakuan buruk terhadap orang miskin dan yang membutuhkan, yang merupakan pengabaian terhadap hukum kedua yang terutama, yaitu kasih kepada sesama.
Hukum Taurat, kebenaran dan kekudusannya adalah subjek pelajaran hari Selasa. Hukum Taurat itu baik karena mengidentifikasi dosa dan menyadarkan kita akan perlunya mencari pertobatan dari Juruselamat dan Penebus dosa kita, Kristus Yesus. Hukum Taurat adalah standar kebenaran apabila ditaati dengan setia oleh mereka yang menjadi penerima kasih Allah yang menyelamatkan.
Pelajaran hari Rabu membahas tentang hari Sabat. Hal ini mengungkapkan bahwa kasih adalah penggenapan hukum Taurat. Sesungguhnya, hari Sabat diberikan kepada kita sebagai hari peristirahatan dan sukacita. Ini menunjukkan bahwa Tuhan atas hari Sabat juga adalah Tuhan yang menghakimi dan adil.
Pelajaran hari Kamis mengajarkan kita untuk saling mengasihi dan tidak memandang siapa pun, baik kaya maupun miskin.