Kasih dan Keadilan: Dua Perintah Terbesar

Pelajaran 12, Triwulan 1, 15-21 Maret 2025

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
sharethis sharing button
copy sharing button
email sharing button
whatsapp sharing button
facebook sharing button
twitter sharing button
telegram sharing button
messenger sharing button
line sharing button
wechat sharing button
vk sharing button
tencentqq sharing button
weibo sharing button
kakao sharing button
Download PDF

Sabat Sore, 15 Maret

Ayat Hafalan:

“Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” KJV - 1 Yohanes 4:20


Kita harus melakukan sebisa kita untuk memperbaiki kehidupan orang-orang lain. Kita harus membuat dunia menjadi lebih baik daripada keadaannya yang seharusnya jika kita tidak ada di dalamnya

"Kamu yang rohani harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut." Gal. 6:1. Dengan iman dan doa lawanlah kuasa musuh. Ucapkanlah perkataan iman dan keberanian yang akan menjadi obat penawar bagi orang yang hancur dan luka. Banyak sekali orang yang telah kehilangan keberanian dan putus asa dalam pergumulan kehidupan yang besar, ketika satu kata kegembiraan yang ramah tamah akan menguatkan mereka supaya menang. Jangan sekali-kali kita melewati jiwa yang sedang menderita tanpa berusaha memberikan penghiburan kepadanya, yang dengan itu kita dihiburkan oleh Allah. DA 504.4

Segala perkara ini hanya sekadar kegenapan prinsip hukum—prinsip yang dilukiskan dalam cerita orang Samaria yang baik hati, dan dijelaskan dalam kehidupan Yesus. Tabiat-Nya menyatakan makna hukum yang sebenarnya, serta menunjukkan apa yang dimaksudkan oleh mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Dan bila anak-anak Allah menyatakan kemurahan, keramah-tamahan, dan kasih terhadap segala manusia, mereka juga sedang menyaksikan tabiat dan undang-undang surga. Mereka sedang memberikan kesaksian tentang kenyataan bahwa "perintah TUHAN itu mumi, membuat mata bercahaya." Mzm. 19:8. Dan barangsiapa gagal untuk menunjukkan kasih ini, ia melanggar hukum yang katanya dihormatinya. Karena prilaku yang kita tunjukkan terhadap saudara kita menyatakan bagaimana prilaku kita terhadap Allah. Kasih Allah dalam hati merupakan satu-satunya pancaran kasih terhadap sesama manusia, "Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. 1 Yoh 4:20,12 DA 505.1

Lakukan apa yang bisa kamu lakukan untuk membuat orang lain bahagia, untuk membuat dunia menjadi lebih baik dari keadaannya, untuk menunjukkan bahwa kamu berada di dalamnya untuk melakukan yang baik baginya bukan untuk menjadi beban bagi dunia? 

Minggu, 16 Maret

Dua Perintah Terbesar


Bacalah Matius 22:34-40. Bagaimana Yesus menjawab pertanyaan ahli Taurat itu?

Ahli Taurat itu mendekati Yesus dengan suatu pertanyaan yang langsung, “hukum manakah yang paling utama?” Jawab Yesus langsung dan tegas: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa. Kasihilah Tuhan. Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” Dan yang kedua serupa dengan yang pertama, kata Kristus; karena hukum itu mengalir dari padanya, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama daripada kedua hukum ini.” “Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” DA 607.1

Kedua hukum ini merupakan pernyataan prinsip kasih. Yang pertama tidak dapat dipelihara dan yang kedua dilanggar, dan yang kedua pun tidak dapat dipelihara sementara yang pertama dilanggar. Bila Allah mendapat tempat yang benar di takhta hati, tempat yang benar itu akan diberikan kepada sesama kita manusia. Kita akan mengasihinya seperti diri kita sendiri. Dan hanyalah bila kita mengasihi Allah lebih dari segala sesuatu barulah kita dapat mengasihi sesama manusia tanpa memihak. DA 607.2

Bacalah Matius 19:16-23. Bagaimanakah jawaban Yesus terhadap pertanyaan penghulu muda yang kaya itu berhubungan dengan jawaban-Nya terhadap pertanyaan ahli Taurat dalam Matius 22?

Pengakuannya bahwa ia telah memelihara hukum Allah adalah suatu penipuan. la menunjukkan bahwa kekayaan merupakan ilahnya. Ia tidak dapat memelihara hukum Allah selama dunia diutamakan dalam kasihnya. Ia mengasihi pemberian Allah lebih daripada ia mengasihi Pemberi. Kristus telah menawarkan kepada orang muda itu persekutuan dengan Dia. "Ikutlah Aku," kata-Nya. Tetapi Juruselamat tidak terlalu berarti baginya sebagaimana pentingnya namanya sendiri di antara manusia atau harta miliknya. Meninggalkan hartanya di dunia, yang kelihatan itu, untuk mencari harta surga, yang tidak kelihatan, merupakan suatu risiko yang terlalu besar. Ia menolak tawaran hidup kekal, lalu pergilah ia, dan sejak saat itu dunialah yang disembahnya. Beribu-ribu orang sedang melalui ujian berat ini, sambil menimbang Kristus terhadap dunia, dan banyak orang memilih dunia. Sebagaimana halnya dengan penghulu muda itu, mereka berbalik dari Juruselamat, seraya berkata dalam hati, saya tidak mau mengambil Orang ini sebagai pemimpin saya. DA 520.4

Senin, 17 Maret

Dua Dosa yang Terbesar


Bacalah Mazmur 135:13-19. Apakah yang dinyatakan di sini tentang dosa umum yang ditekankan di seluruh Kitab Suci?

Berbaliklah kamu kepada Dia yang dari pada-Nya bani Israel telah sangat memberontak. Sebab pada waktu itu setiap orang akan membuang berhala-berhalanya yang terbuat dari perak dan berhala-berhalanya yang terbuat dari emas, yang dibuat oleh tanganmu sendiri karena dosa. Pada waktu itu Asyur akan rebah oleh pedang, bukan oleh orang yang gagah perkasa, dan pedang bukan oleh orang yang kejam, tetapi ia akan lari dari pada pedang, dan orang-orang mudanya akan menjadi gentar." KJV - Yesaya 31:6-8

Karena penyembahan berhala, bangsa Asyur diizinkan untuk menaklukkan umat Allah yang dahulu dan tanahnya yang permai itu. Dan dapat dipastikan bahwa bangsa Asyur akan menguasai tanah itu selama umat Allah terus menerus menyembah berhala. Namun, segera setelah semua berhala disingkirkan, – ya, segera setelah kebangunan rohani dan reformasi besar terjadi di dalam hati orang-orang, – maka Asyur (kekuatan yang sekarang memerintah mereka) pasti akan jatuh, dan umat Allah pasti akan kembali.

Bacalah Zakharia 7:9-12. Menurut nabi Zakharia dalam ayat-ayat ini, apakah yang dikecam oleh Allah? Bagaimanakah dosa penyembahan berhala berhubungan dengan dua hukum yang terutama?

"Ayub berkata: "Jikalau aku mengabaikan hak budakku laki-laki atau perempuan, ketika mereka beperkara dengan aku, apakah dayaku, kalau Allah bangkit berdiri; kalau Ia mengadakan pengusutan, apakah jawabku kepada-Nya?... Jikalau aku pernah menolak keinginan orang-orang kecil, menyebabkan mata seorang janda menjadi pudar, atau memakan makananku seorang diri, sedang anak yatim tidak turut memakannya….. jikalau aku melihat orang mati karena tidak ada pakaian, atau orang miskin yang tidak mempunyai selimut, dan pinggangnya tidak meminta berkat bagiku, dan tidak dipanaskannya tubuhnya dengan kulit bulu dombaku; jikalau aku mengangkat tanganku melawan anak yatim, karena di pintu gerbang aku melihat ada yang membantu aku, maka biarlah tulang belikatku lepas dari bahuku, dan lenganku dipatahkan dari persendiannya. Karena celaka yang dari pada Allah menakutkan aku, dan aku tidak berdaya terhadap keluhuran-Nya.’ Jika rasa takut yang sama ini, dan kasih akan kebenaran ini ada di dalam gereja-gereja kita dan di dalam semua institusi kita, sungguh suatu perubahan akan terjadi! "Barangsiapa mengasihani orang miskin, ia meminjamkan kepada Tuhan, dan apa yang telah diberikannya itu akan dikembalikan kepadanya. 'Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka. TUHAN akan melindungi dia dan memelihara nyawanya, sehingga ia disebut berbahagia di bumi; Engkau takkan membiarkan dia dipermainkan musuhnya! TUHAN membantu dia di ranjangnya waktu sakit; di tempat tidurnya Kaupulihkannya sama sekali dari sakitnya." HM 1 Juli 1891, par. 17

Selasa, 18 Maret

Allah Menyukai Keadilan


Bacalah Mazmur 82. Bagaimana mazmur ini mengungkapkan kepedulian Allah terhadap keadilan di dunia ini? Apakah maknanya bagi kita saat ini?

“Dalam menjaga hak-hak asasi dan kemerdekaan rakyatnya dengan saksama, Yosafat menegaskan pertimbangan bahwa setiap anggota keluarga umat manusia menerima keadilan Allah, yang memerintah segala sesuatu. ‘Allah berdiri dalam sidang Ilahi, di antara para allah Ia menghakimi.’ Dan orang-orang yang diangkat menjadi hakim di bawah kuasa-Nya, hendaknya “memberi keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim; mereka sepatutnya membela hak orang sengsara dan orang yang kekurangan, dan meluputkan orang yang lemah dan yang miskin, melepaskan mereka dari tangan orang fasik!” Mazmur 82:1, 3, 4. PK 198.2 (PR 113.3)

“Dengan apa boleh aku menghadap TUHAN dan menyembah sujud kepada Allah taala? Bolehkah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan lembu muda yang umur setahun? Masakan TUHAN berkenan akan domba jantan beribu-ribu, atau akan sungai minyak berlaksa-laksa? Bolehkah aku mempersembahkan anak sulungku karena kesalahanku, atau buah perutku karena dosa jiwaku?” Mikha 6:6-7

Pertanyaan seperti ini dari orang-orang oleh adanya pembukaan firman ini menunjukkan apa yang dipikirkan mereka yang terbaik agar berkenan bagi Tuhan. Mereka menyangka sesuatu pemberian yang berupa benda-benda materi mungkin merupakan pemberian yang sangat dapat diterima yang dapat ditawarkannya bagi penebusan dosa-dosa mereka. Kita dengan mata kepala sendiri menyaksikan semua perkara ini di dalam seluruh gereja-gereja kita. Keadaan yang sama ini ditemukan di hari-hari kedatangan Kristus yang pertama dahulu : Orang-orang Yahudi sangat teliti dari hal membayar perpuluhan sampai kepada yang sekecil-kecilnya dari penghasilan mereka, seperti misalnya daun mint, adas manis dan jintan, tetapi mereka lalaikan “hal-hal yang terpenting dari Torat, keadilan, kemurahan dan iman.” Matius 23 : 23. Membayar perpuluhan dengan jujur adalah kewajiban mereka, demikianlah firman Tuhan, tetapi pembayaran perpuluhan hendaknya tidak menggantikan keadilan, kemurahan, dan iman. Jawaban yang sama ini pun datang kepada kita pada hari ini melalui nabi Mikha:

“Bahwa sudah diberitahukan kepadamu, hai manusia, mana yang baik maka apa gerangan yang dituntut Tuhan daripadamu, terkecuali berbuat benar, dan mencintai kemurahan, dan berjalan dengan rendah hati bersama dengan Allahmu.” Mikha 6 : 8

Berbuat adil, mencintai kemurahan, dan berjalan dengan rendah hati bersama Allah kita adalah karunia yang terbesar seseorang dapat bawa kepada Tuhan.

Rabu, 17 Maret

Dipanggil Untuk Menegakkan Keadilan


Bacalah Matius 23:23-30. Apakah yang Yesus ajarkan di sini tentang apa yang paling penting? Menurut Anda, apa yang Dia maksudkan ketika Dia merujuk kepada "hal-hal yang lebih penting"?

Segala sesuatu yang diperintahkan Allah penting adanya. Kristus mengakui pembayaran persepuluhan sebagai suatu kewajiban, tetapi Ia menunjukkan bahwa hal ini tidak dapat memaafkan kelalaian terhadap kewajiban yang lain. Orang Farisi sangat teliti dalam pembayaran persepuluhan dari daun-daunan di kebun, seperti selasih, adas manis dan jintan; bahan-bahan ini tidak mahal bagi mereka, dan hal ini memberi mereka julukan orang yang teliti dan suci. Pada saat yang sama larangan mereka yang tidak berguna menindas orang banyak dan merusakkan kehormatan terhadap sistem yang suci yang telah ditentukan Allah sendiri. Mereka memenuhi pikiran manusia dengan perbedaan yang remeh dan membalikkan perhatian mereka dari kebenaran yang penting. Hal-hal yang terlebih penting di dalam Taurat, seperti keadilan, kemurahan, dan kebenaran dilalaikan. "Inilah," kata Kristus, "yang patut diperbuat, dan yang lain itu pun jangan diabaikan." DA 617.1

Hukum yang lain telah diputarbalikkan oleh rabi-rabi dalam keadaan seperti itu. Dalam petunjuk yang diberikan kepada Musa, dilarang memakan makanan yang haram. Penggunaan daging babi, serta daging binatang-binatang lainnya, dilarang, karena mungkin memenuhi darah dengan sampah dan memendekkan hidup. Tetapi orang Farisi tidak meninggalkan larangan-larangan ini sebagaimana yang diberikan Allah kepada mereka. Mereka melakukan hal-hal ekstrim yang tidak beralasan. Diantaranya, orang-orang dituntut menyaring semua air yang digunakan, agar jangan air itu mengandung serangga yang paling kecil sekalipun, yang dapat digolongkan dengan binatang haram. Yesus, yang menunjukkan perbedaan yang mencolok antara ketelitian dalam perkara-perkara kecil dengan besarnya dosa-dosa mereka yang sebenarnya, berkata kepada orang Farisi, "Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan." DA 617.2

Celakalah kamu hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik sebab kamu seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang tampaknya bersih, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran." Sebagaimana kubur yang dilabur putih dan dihiasi dengan indahnya menyembunyikan tubuh yang sedang membusuk di dalamnya, demikian juga kesucian secara lahir di pihak para imam dan penghulu menyembunyikan kejahatan. Yesus meneruskan: DA 617.3

“Celakalah kamu hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap dirimu sendiri, bahwa kamu adalah pembunuh nabi-nabi itu.” Untuk menunjukkan penghormatan mereka bagi nabi-nabi yang sudah mati itu, orang Yahudi sangat rajin memperindah kubur-kubur itu; tetapi mereka tidak mengambil manfaat dari ajaran nabi-nabi itu, dan juga tidak menghiraukan amaran mereka. DA 617.4

Pada zaman Kristus orang berpaut pada takhyul yang menghormati tempat peristirahatan orang mati, dan uang dalam jumlah yang besar diboroskan untuk menghiasinya. Pada pemandangan Allah hal ini merupakan penyembahan berhala. Dalam penghormatan mereka yang berlebih-lebihan bagi orang mati, manusia menunjukkan bahwa mereka tidak mengasihi Allah lebih dari segala sesuatu, ataupun sesama manusia seperti diri sendiri. Penyembahan berhala seperti itu dilakukan besar-besaran dewasa ini. Banyak orang bersalah karena melalaikan perempuan janda dan anak-anak yatim, yang sakit dan yang miskin, agar dapat mendirikan monumen-monumen yang mahal bagi orang mati. Waktu, uang, dan pekerjaan digunakan dengan bebas untuk maksud ini, sementara kewajiban terhadap orang yang hidup – kewajiban yang telah diperintahkan oleh Kristus dengan jelasnya – ditinggalkan. DA 618.1

Orang Farisi mendirikan kuburan nabi-nabi, serta menghiasinya, seraya berkata satu dengan yang lain, Jikalau kami sudah ada pada zaman nenek moyang kami, niscaya tiadalah kami bersekutu dengan orang yang menumpahkan darah hamba-hamba Allah. Pada saat yang sama mereka sedang merencanakan hendak membunuh Anak-Nya. Hal ini harus menjadi suatu pelajaran bagi kita. Hal ini harus membuka mata kita terhadap kuasa Setan yang hendak memperdayakan pikiran yang berbalik dari terang kebenaran. Banyak orang berjalan pada jalan orang Farisi. Mereka menghormati orang-orang yang sudah mati karena iman mereka. Mereka heran melihat kebutaan orang Yahudi dalam menolak Kristus. Mereka menyatakan, Sekiranya kami hidup pada zaman-Nya, dengan senang hati kami akan menerima ajaran-Nya; kami sekali-kali tidak akan mengambil bagian dalam kesalahan orang-orang yang menolak Juruselamat. Tetapi bila penurutan kepada Allah menuntut penyangkalan diri dan kerendahan hati, orang-orang yang sama ini memadamkan keyakinan mereka dan menolak untuk menurut. Dengan demikian mereka menunjukkan roh yang sama sebagaimana yang ditunjukkan oleh orang Farisi yang dikecam oleh Kristus. DA 618.2

Kamis, 20 Maret

Siapakah Sesamaku?


Read the parable of the good Samaritan in Luke 10:25–37. What is this passage saying in light of the cry of the prophets for mercy and justice and of the kinds of injustices that different people groups have inflicted on “others” throughout human history?

Bacalah perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati dalam Lukas 10:25-37. Apakah yang dikatakan pasal ini sehubungan dengan seruan para nabi akan belas kasihan dan keadilan serta ketidakadilan yang telah dilakukan oleh berbagai kelompok orang terhadap “orang lain” di sepanjang sejarah manusia?

Dalam memberikan pelajaran ini, Kristus menyatakan prinsip-prinsip mengenai hukum dalam cara yang langsung, mendesak, menunjukkan kepada para pendengar-Nya bahwa mereka telah lalai melaksanakan prinsip-prinsip ini. Perkataan-Nya begitu tandas dan menunjukkan bahwa para pendengar-Nya tidak bisa mendapat kesempatan untuk mengecam. Ahli Taurat itu tidak menemukan apa-apa dalam pelajaran itu yang dapat dikritiknya. Prasangkanya terhadap Kristus telah disingkirkan. Tetapi ia belum dapat mengalahkan kebencian nasional untuk memberikan pujian yang jelas kepada orang Samaria. Tatkala Kristus bertanya, “Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Ahli Taurat itu menjawab, “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” COL 380.1

“Kata Yesus kepadanya: Pergilah dan perbuatlah demikian.” Tunjukkan kemurahan hati kepada orang yang susah. Sehingga dengan demikian engkau akan memberikan bukti bahwa engkau memelihara seluruh hukum. COL 380.2

Orang Samaria itu telah menggenapi perintah, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri,” dengan demikian menunjukkan bahwa ia lebih benar daripada orang yang mencela dia. Sambil mempertaruhkan nyawanya sendiri, ia telah merawat orang yang cedera sebagai saudaranya sendiri. Orang Samaria ini menggambarkan Kristus. Juruselamat kita menunjukkan kepada kita kasih yang tak dapat disamai oleh kasih ma-nusia. Manakala kita cedera dan sedang sekarat, ia mempunyai pengasihan kepada kita. Ia tidak melewati kita dari seberang jalan dan membiarkan kita tidak berdaya dan tidak berpengharapan, untuk binasa. Ia tidak tinggal di rumah-Nya yang kudus dan suci, di mana Ia dikasihi oleh setiap penghuni surga. Ia melihat keperluan kita yang mendesak, Ia memikul perkara kita dan menunjukkan perhatian-Nya kepada umat manusia. Ia mati untuk menyelamatkan orang-orang yang memusuhi-Nya. Ia berdoa bagi para pembunuh-Nya. Menunjuk kepada teladan-Nya sendiri, Ia berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain,” “sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” Yohanes 15:17; 13:34. COL 381.1

Imam dan orang Lewi itu pergi hendak berbakti di bait suci dengan upacara yang ditetapkan oleh Allah sendiri. Ikut serta dalam upacara itu adalah kesempatan yang mulia dan luhur, dan imam serta orang Lewi itu merasa bahwa setelah mendapat kehormatan yang demikian, maka adalah di luar kewajiban mereka untuk melayani penderita yang tidak dikenal di tepi jalan. Dengan demikian mereka melalaikan kesempatan yang istimewa, yang diberikan Allah kepada mereka sebagai alat-alatNya untuk memberkati sesama manusia. COL 382.1

Banyak orang sekarang ini melakukan kesalahan yang sama. Mereka memisahkan kewajiban mereka ke dalam dua golongan yang berbeda. Golongan yang satu terdiri dari perkara-perkara yang besar, yang harus diatur oleh hukum Allah; golongan yang lain terdiri dari apa yang disebut perkara-perkara yang kecil, yang di dalamnya terdapat perintah, “Kasihilah sesamamu manusia sama seperti dirimu sendiri’ dilalaikan. Bidang pekerjaan ini dibiarkan ke perubahan pikiran tanpa alasan, korban dari kecenderungan hati atau dorongan hati. Lalu tabiat dirusakkan dan agama Kristus disalahgambarkan. COL 382.2

Ada orang yang merasa kehormatannya terhina bila melayani manu-sia yang menderita. Banyak orang dengan tidak acuh dan memandang rendah orang yang telah membiarkan kaabah jiwa itu dalam reruntuhan. Orang lain melalaikan orang miskin dari suatu motif yang berbeda. Mereka sedang bekerja, menurut kepercayaan mereka, dalam pekerjaan Kristus, berusaha membangun usaha yang megah. Mereka merasa bahwa mereka sedang melakukan pekerjaan yang besar dan mereka tidak dapat berhenti untuk memperhatikan kemiskinan orang yang susah dan sedih. Dalam memajukan pekerjaan yang mereka anggap besar mereka malah menindas orang miskin. Mereka dapat menempatkan orang miskin dalam keadaan yang sulit dan keras, dengan menyingkirkan hak-hak mereka atau melalaikan kebutuhan mereka. Namun demikian mereka merasa bahwa semuanya ini dapat dibenarkan sebab mereka adalah, sebagaimana yang mereka pikir, memajukan pekerjaan Kristus. COL 382.3

Banyak orang yang membiarkan seorang saudara atau tetangga bergumul tanpa dibantu di bawah keadaan yang kejam. Karena mereka mengaku sebagai umat Allah, orang miskin itu akan terbawa untuk ber-pikir bahwa dalam sifat mementingkan diri mereka yang kejam, mereka mewakili Kristus. Sebab orang-orang yang mengaku hamba Tuhan tidak bekerja sama dengan Dia, kasih Allah, yang harus mengalir dari mereka, sebagian besar terputus kepada sesamanya manusia. Dan saluran besar dari pujian dan syukur dari hati manusia dan bibir manusia terhalang mengalir kembali kepada Allah. Ia dirampok dari kemuliaan yang layaknya harus disampaikan kepada nama-Nya yang suci. Ia dirampok dari jiwa-jiwa untuk siapa Kristus telah mati, jiwa-jiwa yang dirindukanNya untuk dibawa ke dalam kerajaan-Nya tinggal di dalam hadirat-Nya sepanjang abad-abad yang tiada berkesudahan. COL 383.1

Jumat, 21 Maret

Pendalaman

Pelajaran diawali dengan mendorong kita untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik dengan bekerja untuk membantu mereka yang tertekan dan tertindas dan berminat untuk melihat mereka mendapatkan keadilan jika diperlukan.

Pelajaran hari Minggu membahas tentang dua hukum yang besar dan bagaimana Yesus menyampaikannya kepada ahli Taurat dan penghulu muda yang kaya itu. Tanggapan Yesus kepada ahli Taurat mengungkapkan kedalaman perintah-perintah itu, yang diterima dengan penuh syukur oleh ahli Taurat itu dan ia memuji Yesus atas penjelasan-Nya. Penghulu muda yang kaya itu mengira bahwa ia adalah seorang yang taat pada hukum Taurat, tetapi perkataan Yesus menunjukkan bahwa ia adalah seorang penyembah berhala. Kekayaannya adalah berhalanya.

Pelajaran hari Senin berbicara tentang dua dosa terbesar, penyembahan berhala, yang merupakan pengabaian terhadap hukum pertama yang terutama, yaitu kasih kepada Allah, dan perlakuan buruk terhadap orang miskin dan yang membutuhkan, yang merupakan pengabaian terhadap hukum kedua yang terutama, yaitu kasih kepada sesama.

Keadilan adalah topik pelajaran hari Selasa. Allah ingin kita berbuat adil, mencintai belas kasihan dan berjalan dengan rendah hati bersama-Nya. Dia ingin keadilan ditegakkan atas nama mereka yang tertekan dan tertindas, baik di dalam Gereja maupun di tengah-tengah masyarakat.

Pelajaran hari Rabu mengutip Matius 23:23-30 untuk menunjukkan teguran Yesus kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka pandai memberikan persepuluhan dari hasil kebun, mereka sangat memperhatikan hukum-hukum kebersihan dan mereka menghormati orang-orang yang mati demi iman mereka, tetapi mereka mengabaikan hal-hal yang lebih penting, yaitu hukum Taurat, keadilan, belas kasihan, dan kebenaran.

Pelajaran hari Kamis menggunakan perumpamaan orang Samaria yang baik hati dalam Lukas 10:25-37 untuk menyampaikan seruan akan keadilan bagi mereka yang tertindas dan makanan bagi mereka yang lapar.

Marilah kita berdoa agar kita memiliki agama seperti Daud, Daniel, dan Yusuf. Orang-orang ini masih muda ketika mereka memulai karir mereka masing-masing, namun mereka teguh dalam keyakinan mereka seperti jarum menunjuk ke arah kutub. Mereka tidak menyimpang dari satu tugas atau prinsip yang benar, terlepas dari tekanan atau keadaan. Kestabilan karakter dan semangat mereka untuk membuat dunia menjadi lebih baik, meyakinkan Tuhan untuk menjadikan mereka raja. Sekarang kita harus berdoa agar kita tidak menjadi penghalang, melainkan menjadi pembangun di jalan raya peradaban; agar kita tidak hanya menghabiskan tempat, tetapi menjadi pohon anggur yang subur di kebun anggur Allah yang elok.