Dikejutkan oleh Anugerah

Pelajaran 2, Triwulan 4, 4 Oktober–10 Oktober 2025

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
sharethis sharing button
copy sharing button
email sharing button
whatsapp sharing button
facebook sharing button
twitter sharing button
telegram sharing button
messenger sharing button
line sharing button
wechat sharing button
vk sharing button
tencentqq sharing button
weibo sharing button
kakao sharing button
Download PDF

Sabat Sore, 4 Oktober

Ayat Hafalan:

“Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik." KJV - Ibrani 11:31


“Dengan disertai rasa cemas dan tidak percaya kepada diri sendiri Yosua telah melihat ke depan ke tugas yang ada di hadapannya; tetapi rasa takutnya hilang oleh adanya jaminan dari Allah, “Seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau... engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.” “Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepadamu, seperti yang telah Aku firmankan kepada Musa.” Sampai kepada puncak-puncak Libanon di kejauhan, sampai kepada pantai Laut Samudera Besar dan terus jauh sampai ke tepi Sungai Efrat di sebelah timur—semuanya itu akan menjadi milik mereka.” PP 482.1

“Bangsa Israel masih tetap berkemah di tepi sebelah timur Sungai Yordan, yang merupakan penghalang pertama untuk menduduki Kanaan. “Bangkitlah,” merupakan perintah yang pertama dari Allah kepada Yosua, “seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.” Tidak ada petunjuk yang diberikan mengenai bagaimana caranya mereka harus menyeberangi sungai itu. Namun demikian, Yosua mengetahui bahwa apa saja yang diperintahkan Allah, Ia akan membuat jalan bagi umat-Nya untuk bertindak, dan dengan keyakinan ini sang pemimpin yang berani segera memulai persiapannya untuk maju.” PP 482.3

Minggu, 5 Oktober

Kesempatan Kedua


Bacalah Yosua 2:1, bersama dengan Bilangan 13:1, 2, 25–28, 33; dan Bilangan 14:1–12. Mengapa Yosua memulai misi penaklukan Tanah Perjanjian dengan mengutus mata-mata?

 Beberapa mil di seberang sungai itu, tepat di seberang tempat di mana orang Israel berkemah, terdapat kota Yerikho yang berbenteng besar dan kuat. Kota ini sesungguhnya merupakan kunci ke seluruh negeri itu, dan merupakan satu penghalang yang hebat kepada sukses Israel. Oleh sebab itu Yosua telah mengutus dua orang muda sebagai mata-mata untuk mengunjungi kota itu, dan memeriksa keadaan sehubungan dengan penduduknya, sumber penghasilannya dan kekuatan benteng-bentengnya. Penduduk kota yang merasa curiga dan gentar, selalu siap siaga, dan kedua mata-mata itu berada dalam bahaya besar. Namun demikian, mereka telah diselamatkan oleh Rahab, seorang perempuan Yerikho, dengan bahaya keselamatan hidupnya sendiri. Sebagai balas budi baiknya mereka memberikan kepadanya satu janji bahwa ia akan dilindungi apabila kota itu direbut kelak. PP 482.4

Kedua mata-mata itu kembali dengan selamat dengan membawa kabar, “TUHAN telah menyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan kita, bahkan seluruh penduduk negeri itu gemetar menghadapi kami.” Kepada mereka telah diberitahukan di Yerikho bahwa, “Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang Sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas. Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.” PP 483.1

Bacalah Yohanes 18:16–18, 25–27, dan Yohanes 21:15–19. Apa kesamaan yang Anda temukan antara kesempatan kedua yang diberikan kepada Israel sebagai bangsa dan kepada Petrus sebagai individu?

 Perintah-perintah sekarang diberikan untuk bersiap maju. Orang banyak itu harus menyediakan persediaan makanan untuk selama tiga hari, dan bala tentara mereka harus dipersiapkan berperang. Semua orang dengan segenap hati ikut dalam rencana pemimpin mereka dan menjanjikan kepadanya bahwa mereka menaruh percaya kepadanya, dan akan membantu dia: “Segala yang kau perintahkan kepada kami akan kami lakukan dan ke manapun kami akan kau suruh, kami akan pergi; sama seperti kami mendengarkan perintah Musa, demikianlah kami akan mendengarkan perintahmu. Hanya, TUHAN, Allahmu kiranya menyertai engkau, seperti Ia menyertai Musa.” PP 483.2

Sesudah kebangkitan-Nya tiga kali Kristus menguji Petrus, “Simon anak Yohanes,” kata-Nya, “apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka itu?” Petrus sekarang tidak meninggikan dirinya di atas sesama saudaranya. Ia berseru kepada Dia yang dapat membaca hatinya: “Tuhan,” sahutnya, “Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Yohanes 21:15, 17. COL 154.2

Tiga kali Petrus telah menyangkal Tuhannya dengan terang-terangan, dan tiga kali Yesus mendapat dari padanya jaminan kasih dan kesetiaannya, mengulang-ulangi menanyakan pertanyaan tertentu itu, laksana anak panah berduri ke dalam hatinya yang luka. Di hadapan murid-murid yang berhimpun itu Yesus menyatakan dalamnya pertobatan Petrus, dan menunjukkan betapa sungguh-sungguh murid yang pernah membanggakan diri itu merendahkan dirinya. DA 812.2

Senin, 6 Oktober

Nilai di Tempat-Tempat yang Tak Terduga


Bacalah Yosua 2:2–11, Ibrani 11:31, dan Yakobus 2:25. Apa yang ayat-ayat ini katakan tentang Rahab?

 “Rahab adalah seorang pelacur yang tinggal di tembok Yerikho. Dia menyembunyikan dua mata-mata Israel yang diutus untuk memeriksa pertahanan kota tersebut. Karena kebaikannya terhadap mereka dan pengakuannya akan iman kepada Allah, mata-mata itu berjanji bahwa nyawa Rahab dan keluarganya akan diselamatkan ketika serangan datang ke Yerikho.” DG 35.3

Allah telah berfirman bahwa kota Yerikho harus dikutuk, dan semua orang di dalamnya harus binasa kecuali Rahab dan keluarganya. Mereka akan diselamatkan karena kebaikan yang ditunjukkan Rahab kepada utusan-utusan Tuhan. —The Review and Herald, September 16, 1873. DG 36.1

“Dalam pembebasan Israel dari Mesir, pengetahuan tentang kuasa Allah tersebar luas. Penduduk benteng Yerikho yang suka berperang gemetar. “Ketika kami mendengar itu,” kata Rahab, “tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah. Joshua 2:11.—Patriarchs and Prophets, 369 (1890). DG 36.2

“Semua penduduk kota [Yerikho], beserta segala makhluk hidup yang ada di dalamnya, ‘baik laki-laki maupun perempuan, muda maupun tua, dan lembu, domba, dan keledai,’ dibunuh dengan pedang. Hanya Rahab yang setia, beserta keluarganya, yang diselamatkan, sesuai dengan janji mata-mata itu. Kota itu sendiri dibakar.” —Patriarchs and Prophets, 491 (1890). DG 36.3

“Lihat Matius 1:1-16 untuk silsilah Yesus, yang nenek moyangnya adalah Rahab.” DG 36.4

Selasa, 7 Oktober

Kesetiaan Baru


Bacalah Yosua 2:12-21 dan Keluaran 12:13, 22, 23. Bagaimana ayat-ayat dalam Keluaran membantumu untuk memahami perjanjian antara mata-mata dan Rahab?

“Sesungguhnya, apabila kami memasuki negeri ini, haruslah tali dari benang kirmizi ini kauikatkan pada jendela tempat engkau menurunkan kami, dan ayahmu serta ibumu, saudara-saudaramu serta seluruh kaum keluargamu kaukumpulkan di rumahmu.” Yosua 2:18

Perempuan itu pun berkata: "Seperti yang telah kamu katakan, demikianlah akan terjadi." Sesudah itu dilepasnyalah orang-orang itu pergi, maka berangkatlah mereka. Kemudian perempuan itu mengikatkan tali kirmizi itu pada jendela. Yosua 2:21

Segenap penduduk kota itu, dengan segala makhluk hidup yang ada di dalamnya, “baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada lembu, domba dan keledai,” harus dibunuh oleh pedang. Hanya Rahab yang setia itu, dengan seisi rumah tangganya, dibiarkan hidup, sebagai kegenapan janji dari mata-mata itu. Kota itu sendiri dibakar; istana dan kuil-kuilnya, tempat-tempatnya yang megah dengan segala kemewahannya, kain-kain dan jubah-jubah yang mahal, semuanya dibakar. Segala sesuatu yang tidak bisa dimusnahkan oleh api, “segala emas dan perak serta barang-barang tembaga dan besi,” harus diserahkan untuk pekerjaan pelayanan dalam Bait Suci. Tempat dari kota itu sendiri harus ditumpas; Yerikho tidak pernah akan didirikan lagi sebagai satu benteng yang kuat; hukuman dihadapkan kepada siapa saja yang berani membangun kembali dinding-dinding yang telah dihancurkan oleh kuasa Ilahi. Suatu pengumuman yang khidmat telah diberikan di hadapan segenap bani Israel, “Terkutuklah di hadapan TUHAN orang yang bangkit untuk membangun kembali kota Yerikho ini; dengan membayarkan nyawa anaknya yang sulung ia akan meletakkan dasar kota itu dan dengan membayarkan nyawa anaknya yang bungsu ia akan memasang pintu gerbangnya!” PP 491.3 (SRNJ2 94.3)

Kebinasaan total orang-orang Yerikho adalah merupakan kegenapan perintah yang pernah diberikan sebelumnya melalui Musa sehubungan dengan penduduk Kanaan: “Maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali.” Ulangan 7:2. “Tetapi dari kota-kota bangsa ini, . . .janganlah kaubiarkan hidup apa pun yang bernapas.” Ulangan 20:16. Kepada banyak orang perintah ini seolaholah bertentangan dengan roh kasih dan rahmat seperti yang dinyatakan di bagian lain Alkitab, tetapi sesungguhnya semuanya ini merupakan perintah dari kebajikan dan kebijaksanaan yang tidak terbatas. Allah segera akan menetapkan Israel di Kanaan, untuk mengembangkan di antara mereka satu bangsa dan pemerintahan yang akan menjadi sebagai satu pernyataan daripada kerajaan-Nya di atas dunia ini. Mereka bukan saja akan menjadi pewaris agama yang benar, tetapi juga harus menyebarluaskan prinsip-prinsipnya ke seluruh permukaan bumi. Bangsa Kanaan telah menyerahkan dirinya kepada kekafiran yang paling jahat dan paling menjijikkan, dan perlulah negeri itu dibersihkan dari perkara-perkara yang pasti akan menghalangi terlaksananya maksud-maksud Allah yang indah itu. PP 492.1 (SRNJ2 94.3)

Ketika Allah hendak menghukum anak sulung orang Mesir, Ia memerintahkan orang Israel untuk mengumpulkan anak-anak mereka dari antara orang Mesir ke dalam rumah mereka masing-masing dan menandai tiang pintu dengan darah, agar malaikat pembunuh melihatnya dan melewati rumah-rumah mereka. Tugas orang tua adalah mengumpulkan anak-anak mereka. Ini adalah tugasmu, ini adalah tugasku, dan tugas setiap ibu yang percaya pada kebenaran. Malaikat akan menempatkan tanda di dahi semua yang bersih dari dosa dan orang berdosa, dan malaikat pembunuh akan mengikuti, untuk membunuh habis-habisan baik tua maupun muda. 5T 505.2

Rabu, 8 Oktober

Nilai-Nilai yang Bertentangan


Bacalah Yosua 9:1–20. Apa persamaan dan perbedaan antara kisah Rahab dan kisah orang-orang Gibeon? Mengapa kisah-kisah tersebut penting?

 Dan berkata kepada orang-orang itu: “Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu. Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas. Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah. Maka sekarang, bersumpahlah kiranya demi TUHAN, bahwa karena aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan berikanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, bahwa kamu akan membiarkan hidup ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari maut."

Dari Sikhem bangsa Israel kembali ke perkemahan mereka di Gilgal. Segera setelah itu di tempat ini mereka didatangi oleh satu utusan asing yang ingin mengadakan perjanjian persahabatan dengan mereka. Para utusan itu menyatakan bahwa mereka telah datang dari negeri yang jauh, dan hal ini tampak dibuktikan oleh cara penampilan mereka. Pakaian mereka sudah usang dan compang-camping, sandal mereka sudah lapuk, persediaan makanan mereka tinggal sedikit, dan botol kulit tempat anggur mereka sudah koyak-koyak dan bertambal-tambal, seakan-akan itu telah diperbaiki dengan tergesa-gesa di tengah perjalanan mereka. PP 505.1

Di negeri mereka yang jauh—yang menurut pengakuan mereka berada di luar perbatasan Palestina—orang banyak, kata mereka, telah mendengar tentang perbuatan-perbuatan ajaib yang telah diadakan Allah bagi umat-Nya, dan telah mengutus mereka mengadakan janji persahabatan dengan Israel. Bangsa Israel telah diamarkan untuk tidak mengadakan janji persahabatan dengan bangsa-bangsa penyembah berhala di negeri Kanaan, dan satu keragu-raguan terhadap kebenaran kata-kata orang asing itu timbul di dalam pikiran pemimpin-pemimpin Israel. “Barangkali kamu ini diam di tengah-tengah kami,” kata mereka. Menjawab kata-kata ini para utusan itu hanya berkata, “Kami ini hamba-hambamu.” Tetapi pada waktu Yosua secara langsung bertanya kepada mereka “Siapakah kamu ini dan dari manakah kamu datang?” mereka mengulangi kembali ucapan mereka, dan menambahkannya, sebagai bukti dari kesungguh-sungguhan mereka, “Inilah roti kami, masih panas ketika kami bawa sebagai bekal dari rumah pada hari kami berangkat berjalan mendapatkan kamu, tetapi sekarang, lihatlah, telah kering dan tinggal remah-remah belaka. Inilah kirbat-kirbat anggur, yang masih baru ketika kami mengisinya tetapi lihatlah, telah robek, dan inilah pakaian dan kasut kami, semuanya telah buruk-buruk karena perjalanan yang sangat jauh itu.” PP 505.2

Segala keterangan ini berhasil. Bangsa Israel “tidak meminta keputusan TUHAN. Maka Yosua mengadakan persahabatan dengan mereka dan mengikat perjanjian dengan mereka, bahwa ia akan membiarkan mereka hidup; dan para pemimpin umat itu bersumpah kepada mereka.” Dengan demikian mereka telah mengadakan satu perjanjian persahabatan. Tiga hari sesudah itu kebenarannya baru diketahui, “Terdengarlah oleh mereka, bahwa orang-orang itu tinggal dekat mereka, bahkan diam di tengah-tengah mereka.” Mengetahui bahwa adalah mustahil melawan bangsa Israel, orang-orang Gibeon telah menggunakan tipu daya untuk memelihara kehidupan mereka. PP 505.3

Kamis, 9 Oktober

Anugerah yang Mengejutkan


Baca Yosua 9:21-27. Bagaimana solusi Yosua menggabungkan keadilan dengan kasih karunia?

 Besarlah kemarahan bangsa Israel apabila mereka mengetahui tipu daya yang telah diadakan terhadap mereka. Dan hal ini telah bertambah lagi apabila, setelah tiga hari perjalanan, mereka tiba d i kota-kota di negeri Gibeon; berdekatan dengan pusat negeri itu. “Lalu bersungut-sungutlah segenap umat kepada para pemimpin,” tetapi mereka tidak mau membatalkan perjanjian persahabatan itu, sekalipun hal itu telah diadakan melalui tipu daya, oleh sebab mereka telah “bersumpah kepada mereka demi TUHAN, Allah Israel.” “Orang Israel tidak menewaskan mereka.” Bangsa Gibeon telah menjanjikan diri mereka untuk meninggalkan penyembahan berhala, dan menerima perbaktian kepada Tuhan; dan dibiarkannya mereka hidup bukanlah satu pelanggaran terhadap perintah Allah untuk membinasakan bangsa Kanaan yang menyembah berhala itu. Oleh sebab itu bangsa Israel melalui sumpah mereka berjanji untuk tidak melakukan dosa. Dan sekalipun sumpah itu telah diadakan melalui tipu daya, hal itu tidak boleh diabaikan. Tanggung jawab yang sudah diadakan melalui sumpah—jikalau itu tidak menuntut dia untuk berbuat sesuatu yang salah—harus dianggap suci. Tidak ada pertimbangan mencari untung, atau pembalasan, atau kepentingan diri yang dengan cara apa pun dapat mengubah berlakunya satu sumpah atau janji. “Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN.” Amsal 12:22. Ia yang “akan naik ke atas gunung TUHAN,” dan “berdiri di tempat-Nya yang kudus,” adalah “yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi.” Mazmur 24:3; 15:4. PP 506.1

Bangsa Gibeon dibiarkan hidup, tetapi terikat sebagai hamba-hamba kepada Kemah Suci, untuk melaksanakan pekerjaan yang rendah. “Dan pada waktu itu Yosua menjadikan mereka tukang belah kayu dan tukang timba air untuk umat itu dan untuk mezbah TUHAN, sampai sekarang, di tempat yang akan dipilih-Nya.” Syarat-syarat ini diterima dengan rasa syukur oleh mereka, menyadari bahwa mereka telah berbuat kesalahan, dan dengan gembira memperoleh hidup dengan syarat apa pun juga. “Maka sekarang, kami ini dalam tanganmu; perlakukanlah kami seperti yang kaupandang baik dan benar untuk dilakukan kepada kami,” kata mereka kepada Yosua. Selama berabad-abad keturunan mereka ikut dalam pelayanan dalam pekerjaan Kemah Suci.. PP 506.2

Wilayah orang Gibeon terdiri dari empat buah kota. Bangsa itu tidak berada di bawah pemerintahan seorang raja, melainkan diperintah oleh tua-tua, atau satu majelis. Gibeon, kota mereka yang paling penting, “kota yang besar, seperti salah satu kota kerajaan,” “dan semua orangnya adalah pahlawan.” Adalah merupakan satu bukti yang nyata tentang adanya kegentaran terhadap Israel yang telah memenuhi penduduk negeri Kanaan, sehingga penduduk dari kota yang seperti itu mau menggunakan cara yang amat hina itu asal saja mereka bisa dibiarkan hidup. PP 506.3

“Tetapi sebenarnya akan lebih baik lagi bagi orang-orang Gibeon kalau saja mereka telah berlaku jujur terhadap bangsa Israel. Sementara penyerahan mereka kepada Tuhan telah menyelamatkan hidup mereka, tipu daya mereka telah mendatangkan kehinaan serta perhambaan terhadap diri mereka. Allah telah mengadakan satu ketentuan bahwa semua orang yang mau meninggalkan kekafiran, dan menggabungkan dirinya dengan Israel. akan memperoleh berkat-berkat dari perjanjian itu. Mereka termasuk kepada golongan, “orang asing yang berada di tengah-tengah kamu,” dan dengan beberapa pengecualian golongan ini harus ambil bagian yang sama terhadap segala kesempatan dan keuntungan-keuntungan bersama dengan Israel. Perintah Tuhan adalah: PP 507.1

“Apabila seorang asing tinggal padamu di negerimu, janganlah kamu menindas dia. Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri.” Imamat 19:33, 34. Mengenai Paskah dan persembahan korban, telah diperintahkan, “Mengenai jemaah itu, haruslah ada satu ketetapan bagi kamu dan bagi orang asing yang tinggal padamu; itulah suatu ketetapan,... kamu dan orang asing haruslah sama di hadapan TUHAN.” Bilangan 15:15. PP 507.2

Demikianlah sebenarnya kedudukan atas mana orang Gibeon dapat diterima, jikalau bukan karena tipu daya yang telah mereka lakukan. Bukanlah satu kehinaan yang kecil kepada warga negara “dari satu kota kerajaan,” “semua orangnya pahlawan,” untuk dijadikan sebagai pembelah kayu dan penimba air sepanjang generasi mereka. Tetapi mereka telah menggunakan jubah kemiskinan dengan maksud menipu, dan itu pun telah dilekatkan kepada mereka sebagai satu tanda perhambaan untuk selama-lamanya. Dengan demikian sepanjang generasi mereka keadaan perhambaan mereka akan menyaksikan kebencian Allah terhadap dusta. PP 507.3

Jumat, 10 Oktober

Pendalaman

 Dengan meninggalkan perkemahan mereka di hutan-hutan pohon penaga di Sitim, bala tentara itu turun sampai ke perbatasan Sungai Yordan. Namun demikian, semua orang mengetahui bahwa tanpa pertolongan Ilahi mereka tidak dapat mengharapkan untuk dapat berjalan melaluinya. Pada waktu ini—musim semi—salju yang mencair dari gunung-gunung telah menjadikan air sungai Yordan itu meluap sampai ke tepinya, sehingga tidak mungkin menyeberang di tempat-tempat yang biasanya dangkal. Allah menghendaki agar penyeberangan Israel di atas Sungai Yordan itu merupakan satu mukjizat. Yosua, oleh perintah Ilahi, telah menyuruh orang banyak itu menyucikan diri mereka; mereka harus meninggalkan dosa-dosa mereka dan membebaskan diri mereka dari segala kekotoran-kekotoran; “sebab besok,” katanya, “TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.” “Angkatlah tabut perjanjian dan menyeberanglah di depan bangsa itu.” Apabila mereka melihat tanda dari hadirat Tuhan, yang dipikul oleh imam-imam, diangkat dari tempatnya di tengah-tengah perkemahan mereka, dan bergerak maju ke sungai itu, maka mereka itu harus beranjak dari tempat mereka, “dan berjalan mengikutinya.” Hal-hal sehubungan dengan penyeberangan ini secara terperinci telah diberitahukan lebih dahulu; dan kata Yosua, “Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh dihalau-Nya orang Kanaan.... Sesungguhnya, tabut perjanjian TUHAN semesta bumi berjalan menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan.” PP 483.3

Pada waktu yang telah ditentukan mulailah perjalanan itu, tabut perjanjian, yang dipikul di atas bahu imam-imam, memimpin bala tentara itu. Orang banyak itu telah diperintahkan supaya mundur, agar supaya ada jarak lebih dari setengah mil dari tabut perjanjian itu. Semua orang mengamat-amati dengan perhatian yang dalam apabila imam-imam itu bergerak maju ke tepi sungai Yordan. Mereka melihat imam-imam itu bersama-sama dengan tabut yang suci itu terus maju menuju ke air sungai yang deras dan mengamuk itu, sampai kaki pembawa-pembawa tabut itu masuk ke dalam air. Kemudian dengan tiba-tiba arus pasang itu mundur ke belakang, sementara aliran air yang di bawah terus mengalir, dan sungai itu pun menjadi kering. PP 484.1

Oleh perintah Ilahi imam-imam itu maju ke tengah-tengah sungai, dan berdiri di sana sementara seluruh bala tentara itu turun dan menyeberangi sungai itu. Dengan demikian terkesanlah kepada pikiran segenap Israel kenyataan bahwa kuasa yang telah menahan air sungai Yordan itu adalah kuasa yang sama yang telah membelah Laut Teberau bagi leluhur mereka empat puluh tahun sebelumnya. Apabila semua orang itu telah menyeberang, tabut perjanjian itu sendiri telah dibawa ke tepi sebelah barat. Segera setelah tabut itu tiba di tempat yang aman, dan “seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering,” saat itu juga air yang tertahan itu, yang sekarang dilepaskan, telah mengalir kembali sebagai satu arus deras yang tidak dapat ditahan, pada saluran sungai itu. PP 484.2

Generasi-generasi mendatang tidak dibiarkan tanpa saksi kepada mukjizat ini. Sementara imam-imam yang memikul tabut perjanjian itu masih berada di tengah-tengah sungai Yordan, dua belas orang yang telah dipilih sebelumnya, satu orang dari masing-masing suku, telah mengambil sebuah batu dari sungai itu di tempat mana imam-imam itu berdiri, dan membawanya ke seberang. Batu-batu ini harus didirikan sebagai satu tugu peringatan di tempat perkemahan mereka yang pertama di seberang sungai itu. Orang banyak itu diperintahkan untuk mengulangi kembali kepada anak cucu mereka, akan cerita kelepasan yang Allah telah diperbuat bagi mereka, sebagaimana yang dikatakan Yosua, “Supaya semua bangsa di bumi tahu, bahwa kuat tangan TUHAN, dan supaya mereka selalu takut kepada TUHAN, Allahmu.” PP 484.3

Pengaruh mukjizat ini, baik kepada bangsa Israel dan kepada musuh mereka, sangat penting. Hal itu merupakan satu jaminan kepada Israel tentang hadirat dan perlindungan Allah yang terus-menerus—satu bukti bahwa Ia akan mengerjakan bagi mereka melalui Yosua sebagaimana Ia telah perbuat melalui Musa. Jaminan seperti itu diperlukan untuk menguatkan hati mereka apabila mereka mulai menaklukkan negeri itu—satu tugas berat yang telah menggoyahkan iman leluhur mereka empat puluh tahun sebelumnya. Sebelum menyeberang Allah telah menyatakan kepada Yosua, “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau.” Dan akibatnya telah menggenapkan janji itu. “Pada waktu itulah TUHAN membesarkan nama Yosua di mata seluruh orang Israel, sehingga mereka takut kepadanya, seperti mereka takut kepada Musa seumur hidupnya.” PP 484.4