Dasar-Dasar untuk Nubuatan

Pelajaran 7, Triwulan 2, 10-16 Mei 2025

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
sharethis sharing button
copy sharing button
email sharing button
whatsapp sharing button
facebook sharing button
twitter sharing button
telegram sharing button
messenger sharing button
line sharing button
wechat sharing button
vk sharing button
tencentqq sharing button
weibo sharing button
kakao sharing button
Download PDF

Sabat Sore, 10 Mei

Ayat Hafalan:

“Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!" KJV - Yesaya 6:8


Sebagai penilaian istimewa bagi Gereja Allah di dunia sekarang--yang menjadi penjaga-penjaga kebun anggur-Nya--ialah pekabaran-pekabaran nasihat dan teguran yang diberikan melalui para nabi yang telah menerangkan sejelas-jelasnya akan maksud-Nya yang kekal demi keselamatan umat manusia. Kasih-Nya bagi bangsa yang telah hilang dan rencana-Nya untuk keselamatan mereka dengan jelas telah dinyatakan di dalam ajaran-ajaran para nabi. Kisah panggilan Israel, akan kesuksesan dan kegagalan mereka, akan pemilihan mereka kepada kebaikan Ilahi, akan penolakan mereka terhadap Tuan kebun anggur, dan akan hal membawa rencana zaman berzaman oleh suatu umat sisa yang terpilih di mana pada merekalah segala perjanjian yang dijanjikan akan digenapi--inilah tema utusan-utusan Allah kepada gereja-Nya selama berabad-abad yang telah berlalu. Kini pekabaran Allah bagi gereja-Nya--ialah mereka yang menjadi para penggarap kebun anggur-Nya sebagai penjaga-penjaga kebun yang setia--tidak lain daripada yang telah diucapkan melalui nabi dahulu. PR 9.3

“Pada waktu itu akan dikatakan: Bernyanyilah tentang kebun anggur yang elok! Aku, Tuhan, penjaganya; setiap saat aku menyiramnya. Supaya jangan orang mengganggunya, siang malam Aku menjaganya." Yesaya 27:2, 3. PR 10.1

“Biarlah Israel berharap pada Allah. Sekarang Tuan kebun anggur itu sedang mengumpulkan dari antara segala bangsa manusia buah-buah yang tak ternilai harganya yang telah lama ditunggu-tunggu-Nya. Segera Ia akan datang kepada milik-Nya; dan pada hari yang berbahagia itu akhirnya maksud-Nya yang kekal digenapi bagi isi rumah Israel. "Pada hari-hari yang akan datang, Yakub akan berakar, Israel akan berkembang dan bertunas dan memenuhi muka bumi dengan hasilnya." PR 10.2

Minggu, 11 Mei

Ini Aku, Utuslah Aku


Bacalah Yesaya 6:6-8. Yesaya tahu bahwa dosa berarti bahwa kita “binasa”. Upah dosa adalah maut. Namun, alih-alih membiarkan kita menanggung akibat dosa, Allah yang penuh kasih menarik kita untuk mendekat. Apa hasil dari pertemuan ini, dan mengapa ini penting?

 “Ketika Yesaya memandang kenyataan kemuliaan ini dan kebesaran Tuhannya, ia diselubungi dengan suatu perasaan kesucian dan kekudusan Allah. Betapa tajam perbedaan antara kesempurnaan Khaliknya yang tiada taranya, dan jalan berdosa mereka yang, bersama dengan dia sendiri, yang telah lama termasuk hitungan di antara umat Israel dan Yehuda yang terpilih! “Celakalah aku!” serunya: “aku binasa; sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni Tuhan semesta alam.” Ayat 5. Berdiri sebagaimana adanya, di dalam terang hadirat Ilahi sepenuhnya di bagian dalam bait suci, ia menyadari bahwa jikalau membiarkan diri tidak sempurna dan tidak efisien, maka ia sama sekali tidak sanggup untuk menyelesaikan tugas di mana ia telah dipanggil. Tetapi seorang serafim diutus untuk memberikan kelegaan kepadanya dari keputusasaannya dan melayakkan dia untuk tugasnya yang besar. Sebuah bara api yang panas dari mezbah disentuhkan kepada bibirnya, dengan perkataan, “Lihat, ini telah menyentuh bibirmu; maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Kemudian suara Allah kedengaran mengatakan, “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” dan Yesaya menyahut, “Ini aku, utuslah aku.” Ayat 7, 8. PK 307.2

Yesus mengatakan, “Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa.” Matius 24:14. Kerajaan-Nya tidak akan datang sebelum kabar baik dari kasih karunia-Nya telah disampaikan ke seluruh dunia. Sebab itu, apabila kita menyerahkan diri kita kepada Allah, dan menarik jiwa-jiwa lain kepada-Nya, kita mempercepat kedatangan kerajaan-Nya. Hanya orang-orang yang mengabdikan diri kepada pelayanan-Nya akan berkata, “Ini aku, utuslah aku” (Yesaya 6:8), untuk membuka mata yang buta, untuk melepaskan orang-orang “dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan” (Kisah 26:18) – mereka sendiri berdoa dengan tulus hati, “Datanglah kerajaan-Mu.” MB 108.3

Senin, 12 Mei

Dua Kerub


Bacalah Kejadian 3:21-24. Apakah tugas kerub – dan mengapa?

 Seandainya manusia, setelah kejatuhannya, dibiarkan bebas datang ke pohon kehidupan, ia akan hidup selama-lamanya, dan dengan demikian dosa akan kekal selama-lamanya. Tetapi kerub dengan pedang yang menyala-nyala ditempatkan “untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan” (Kejadian 3:24), dan tak seorang pun keluarga Adam yang diizinkan melewati rintangan itu dan memakan buah pemberi hidup itu. Itulah sebabnya tidak seorang pun orang berdosa yang hidup selama-lamanya. GC 533.3

Di bilik yang maha kudus berdiri tabut perjanjian, suatu peti yang terbuat dari kayu berharga yang dilapisi dengan emas, tempat menyimpan dua loh batu tempat kesepuluh hukum yang dituliskan oleh Allah. Diatas tabut perjanjian itu, yang menjadi penutup peti suci itu terdapat tutup pendamaian, suatu hasil kerja yang indah, dan diatasnya terdapat dua kerub – satu di setiap ujungnya – dan semuanya disalut dengan emas murni. Di bilik ini, hadirat Ilahi ditandai dengan awan kemuliaan di antara kedua kerub itu. GC 412.2

“Dalam penglihatan Yehezkiel, Allah meletakkan tangan-Nya di bawah sayap kerub. Hal ini untuk mengajarkan kepada para hamba-Nya bahwa kuasa ilahi lah yang memberi mereka keberhasilan. Dia akan bekerja bersama mereka jika mereka mau membuang kejahatan dan menjadi murni dalam hati dan kehidupan. 5T 754.1

“Cahaya terang yang melintas di antara makhluk hidup dengan kecepatan kilat melambangkan kecepatan pekerjaan ini yang pada akhirnya akan selesai.” 5T 754.2

Karena wajah kerub sama dengan wajah binatang-binatang dalam kitab Wahyu, maka keduanya memiliki makna yang saling melengkapi dengan kunci yang diberikan oleh Yohanes: “Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru, katanya: “Engkau layak menerima kitab itu dan membuka meterai-meterainya, karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli kami bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.” Wahyu 5:9.

Kita perlu mengerti lebih baik daripada apa yang kita sadari tugas malaikat-malaikat itu. Adalah baik untuk mengingat bahwa tiap-tiap anak Allah mempunyai kerjasama dengan makhluk-makhluk yang suci. Tentara terang dan kuasa yang tidak kelihatan mengunjungi orang-orang miskin dan yang rendah yang percaya dan menuntut janji-janji Allah. Kerubium dan serafim, dan malaikat-malaikat melebihi dalam kekuatan, berdiri pada tangan kanan Allah, “mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan. ” Ibrani 1:14. AA 154.2

Selasa, 13 Mei

Seperti Bara Api yang Menyala


Bacalah Yeshezkiel 1:4-14. Persamaan apa yang anda lihat antara ayat ini dan kejadian yang digambarkan dalam Yesaya 6:1-6 dan Wahyu 4:1-11?

Terhadap pemandangan yang menakjubkan inilah yang dilihat oleh Yehezkiel, pada tepi sungai di negeri orang-orang Kasdim itu, perhatian kita sepenuhnya kini dibawa. Karena “rupanya seperti kemuliaan Tuhan”, maka jelas, itu adalah— Tuhan Pada Salah Satu Dari Tahta-Tahta-Nya.

Di samping rupa Ilahi yang dilihat oleh Yehezkiel ini (Yehezkiel 1:28), Alkitab juga menggambarkan Allah menduduki tahta-Nya pada tiga kesempatan yang lain --- sekali seperti yang disaksikan oleh Yesaya, dan dua kali seperti yang dilihat oleh Yohanes Pewahyu; yaitu:

(1) “… aku juga tampak Tuhan duduk pada sebuah tahta yang tinggi dan terangkat ke atas, dan kereta Allah memenuhi kaabah itu. Di atasnya berdiri serafim-serafim, masing-masingnya memiliki enam sayap; dengan sepasang sayap ia menutupi wajahnya, dan dengan sepasang sayap lagi ia menutupi kaki-kakinya, dan dengan sepasang lagi ia terbang. Dan seorang berseru kepada yang lain: nya, katanya: Suci, suci, sucilah Tuhan semesta alam; maka segenap bumi penuh dengan kemuliaan-Nya. Maka bergoncanglah segala ambang pintu karena bunyi suara dia yang berseru itu, dan rumah itu dipenuhi dengan asap”. Yesaya 6:1 –4.

(2) “Maka segeralah aku berada dalam roh; maka tengoklah sebuah tahta dipersiapkan di dalam sorga, dan seorang duduk di atas tahta itu. ..... Dan sekeliling tahta itu ada dua puluh empat tempat duduk; dan pada tempat duduk-tempat duduk itu aku tampak dua puluh empat tua-tua sedang duduk, yang berpakaian putih-putih, dan mereka memiliki di atas kepalanya mahkota-mahkota emas.... dan adalah di sana tujuh buah pelita dari api yang bernyala-nyala di hadapan tahta itu, yaitu tujuh Roh Allah. Dan di hadapan tahta itu terdapat suatu lautan kaca seperti kristal rupanya; dan di tengah-tengah tahta itu, dan sekeliling tahta itu, terdapat empat binatang yang penuh dengan mata di depan dan di belakang”. Wahyu 4:2, 4 - 6.

(3) “Maka diperlihatkannya kepadaku sebuah sungai air hidup yang murni, yang jernih seperti kristal, yang mengalir keluar dari tahta Allah dan tahta Anak Domba itu”. Wahyu 22:1.

Oleh karena tahta yang dilihat oleh Yesaya itu adalah sebuah “kereta” (rombongan pengiring), dan karena setelah ia itu masuk ke dalam kaabah, ”ambang-ambang pintu bergoncang karena suara orang yang berseru, lalu rumah itu dipenuhi dengan asap” (Yesaya 6:1, 4), maka itu adalah suatu tahta yang bergerak (a traveling throne), sedangkan sebaliknya kedua tahta, satu dari Wahyu pasal 4 yang memiliki “lautan kaca” di hadapannya, dan satu lagi dari Wahyu pasal 22 yang memiliki “sungai .... kehidupan” di hadapannya, adalah tahta tahta yang tetap di tempat.

Walaupun tahta yang dilihat oleh Yehezkiel itu adalah sama dengan tahta yang diperlihatkan kepada Yesaya, namun keduanya adalah tahta-tahta yang terpisah dan berbeda, sebab setiap “serafim” dari khayal Yesaya itu memiliki enam sayap, sedangkan setiap “kerubim” dari khayal Yehezkiel itu memiliki hanya empat sayap. Lagi pula, di dalam khayal Yehezkiel, kerubim-kerubim itu berdiri di bawah tahta, sedangkan di dalam khayal Yesaya serafim-serafim itu berdiri di atasnya. Oleh sebab itu, sebagai catatan terdapat empat tahta --- yaitu dua tahta yang tetap di tempat, dan dua tahta yang bergerak (two traveling thrones).

Untuk menentukan lokasi tahta dari Wahyu pasal 4 itu, dan tahta dari Wahyu pasal 22, kita akan mencatat mulai dengan tahta dari Wahyu 22, yaitu tahta yang dari dalamnya mengalir keluar “sungai... kehidupan”, yang oleh Pewahyu dikatakan sebagai “tahta Allah dan tahta Anak Domba” --- yang di atasnya Kristus duduk pada sebelah kanan Allah setelah kebangkitan-Nya. Tahta yang pertama, yaitu yang memiliki lautan kaca di hadapannya, (juga sesuai penglihatan Yohanes) terdapat di dalam ruangan yang maha suci dari kaabah sorga, karena Yohanes melihat di depannya “tujuh pelita dari api” (Wahyu 4:5) — yaitu perlengkapan dari kaabah itu., “Karena dalam khayal dari rasul Yohanes telah dikaruniakan sebuah penglihatan mengenai kaabah Allah di dalam sorga, ia memandang di sana ‘tujuh pelita dari api yang bernyala-nyala di hadapan tahta itu’. “ – The Great Controversy, p. 414.

Kemudian, mengenai beralihnya Bapa dan Anak dari tahta Allah dan tahta Anak Domba, yaitu tahta di mana sungai kehidupan itu berada, ke tahta dimana terdapat lautan kaca itu, kita baca sebagai berikut: “Aku tampak Bapa bangkit berdiri dari tahta itu, lalu di dalam sebuah kereta yang bernyala-nyala Ia masuk ke dalam tempat yang maha suci di balik tirai, lalu duduk. Kemudian Yesus bangkit berdiri dari tahta itu, ..... Kemudian sebuah kereta yang berawan, dengan roda-rodanya bagaikan api yang bernyala-nyala, yang dikelilingi oleh malaikat-malaikat, datang ke tempat di mana Yesus berada. Ia melangkah masuk ke dalam kereta itu lalu dibawa ke tempat yang maha suci, dimana Bapa duduk” – Early Writings, p. 55.

Dalam mencatat peristiwa yang sama, itu seperti yang dilihatnya, maka Daniel mengatakan : “Maka ku pandang sampai tahta-tahta itu diturunkan, dan Dia yang tiada berkesudahan hari-Nya itu duduk, yaitu Dia yang pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut kepala-Nya seperti bulu domba yang amat bersih : tahta-Nya adalah seperti nyala api yang bernyala-nyala, dan roda-rodanya seperti api yang membakar habis. Suatu sungai api mengalir dan keluar dari hadapan-Nya; beribu- ribu berkhidmat kepada-Nya, dan sepuluh ribu kali sepuluh ribu menghadap hadirat-Nya: majelis pehukuman itu duduklah, dan kitab-kitab dibuka.” Dan. 7:9, 10.

Rabu, 14 Mei

Tuhan Di Antara Umat-Nya


Ada satu suku yang dominan di keempat sisi Kemah Suci. Menurut Bilangan 2, siapakah keempat suku yang dominan itu?

“Dan di sebelah timur... mereka dari panji-panji perkemahan Yehuda harus berkemah di sepanjang pasukan-pasukan mereka...” KJV - Bilangan 2:3

“Di sebelah selatan akan menjadi panji-panji perkemahan Ruben menurut pasukan-pasukan mereka...” KJV - Bilangan 2:10

“Di sebelah barat akan menjadi panji-panji perkemahan Efraim menurut pasukan-pasukan mereka...” KJV - Bilangan 2:18

“Panji-panji perkemahan Dan akan berada di sebelah utara menurut pasukan-pasukan mereka...” KJV - Bilangan 2:25

Posisi masing-masing suku itu juga ditentukan. Masing-masing harus berjalan dan berkemah di bawah panjinya sendiri sebagaimana yang telah diperintahkan Tuhan, “Orang Israel harus berkemah masing-masing dekat panji-panjinya, menurut lambang suku-sukunya. Mereka harus berkemah di sekeliling Kemah Pertemuan, agak jauh dari padanya.” “Sama seperti mereka berkemah, demikianlah juga mereka berangkat.” Bilangan 2:2,17. Bangsa campuran yang telah menyertai Israel dari Mesir tidak diizinkan menempati daerah yang sama dengan suku-suku bangsa itu, tetapi harus tinggal di bagian luar perkemahan itu; dan keturunan mereka harus dipisahkan dari perhimpunan itu sampai generasi yang ketiga. Ulangan 23:7, 8. PP 375.2

Karena wajah kerub sama dengan wajah binatang-binatang dalam kitab Wahyu, maka keduanya memiliki makna yang saling melengkapi dengan kunci yang diberikan oleh Yohanes: “Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru, katanya: “Engkau layak menerima kitab itu dan membuka meterai-meterainya, karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli kami bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.” Wahyu 5:9.

Kamis, 15 Mei

Kejatuhan Lucifer


Baca Yehezkiel 28:11-17 dan Yesaya 14:12-14. Apa yang menyebabkan kejatuhan Lusifer? Bandingkanlah ayat-ayat ini dengan Wahyu 14:1-12. Bagaimanakah kontras antara kejatuhan Lusifer dan kedudukan manusia yang tinggi di dalam Kristus menginformasikan pemahaman Anda tentang apa yang terjadi di dalam Wahyu 14?

“Dosa berasal darinya, yang, di samping Kristus, berdiri paling tinggi dalam perkenanan Allah, dan paling tinggi dalam kuasa dan kemuliaan di antara para penghuni Surga. Sebelum kejatuhannya, Lucifer adalah kerub yang menutupi, kudus dan tidak tercemar. Nabi Allah menyatakan, “Engkau adalah sempurna dalam tingkah lakumu sejak hari engkau diciptakan, sampai ditemukannya kesalahan di dalam dirimu.” (Yehezkiel 28:15) Damai sejahtera dan sukacita, dalam ketundukan yang sempurna kepada kehendak Surga, ada di seluruh bala tentara malaikat. Kasih kepada Allah adalah yang tertinggi, kasih kepada satu sama lain tanpa pandang bulu. Demikianlah kondisi yang ada selama berabad-abad sebelum masuknya dosa.” 4SP 316.3

“Mereka yang hidup sama seperti Kristus, yang sabar, lemah lembut, ramah, baik hati, lemah lembut dan rendah hati, mereka yang memikul beban Kristus dan memikul salib-Nya, yang merindukan jiwa-jiwa sama seperti Ia merindukan mereka, mereka ini akan masuk ke dalam sukacita Tuhan. Mereka akan melihat bersama Kristus kesengsaraan jiwa-Nya, dan merasa puas. Surga akan menang, karena kekosongan yang dibuat di surga oleh kejatuhan Iblis dan para malaikatnya akan diisi oleh orang-orang yang ditebus Tuhan.” RH May 29, 1900, par 12

Anak Domba itu, pada mulanya berdiri dihadapan tahta di dalam sorga, Ia kemudian berdiri bersama - sama dengan mereka yang 144.000 itu diasa Gunung Sion, di bumi, walaupun para Tua - Tua dan Binatang - Binatang yang berada mengelilingi tahta itu tetap berada di dalam sorga.

Karena Yohanes menyaksikan mereka yang 144.000 itu berdiri di Gunung Sion bersama - sama dengan Anak Domba itu setelah sidang pehukuman dimulai dan sebelum ia itu berakhir, maka peristiwa itu dengan sendirinya akan datang bukan sebelumnya ataupun sesudah pehukuman itu, melainkan selama sidang pehukuman itu berlangsung.

Dan sekarang ingatlah bahwa khayal Yohanes mengenai “Anak Domba itu berdiri di atas Gunung Sion” (Wahyu 14:1) mengungkapkan Kristus sebagai Juruselamat, sebaliknya khayalnya mengenai “Singa dari suku bangsa Yehuda” yang berdiri di hadapan sidang pehukuman itu mengungkapkan Dia sebagai Raja. Secara berkaitan, keduanya itu menunjukkan bahwa sementara Ia pada waktu itu adalah Juruselamat, Ia pun pada waktu yang sama adalah Raja atas segala raja.

Sekarang jelaslah dari hal kapan mereka yang 144.000 itu muncul, maka menyusul perhatian yang lebih meningkat lagi terhadap siapa sebenarnya mereka itu. Melihat bahwa mereka itu adalah pengikut-pengikut Anak Domba itu (orang - orang Kristen), dan juga adalah “anak-anak Yakub”, maka sebab itu mereka adalah Orang - Orang Israel Yang Sesungguhnya - Bukan Orang - Orang Kapir.

Karena mereka yang 144.000 itu adalah “buah - buah pertama” maka harus ada buah - buah kedua, karena dimana terdapat yang pertama, harus ada yang kedua. Dan karena buah-buah pertama itu adalah “hamba-hamba Allah”, maka mereka selanjutnya harus diutus kepada segala bangsa untuk mengumpulkan buah - buah kedua itu (Yesaya 66 : 19,20 ) - yaitu rombongan besar orang banyak itu (Wahyu 7:9 ) yang Yohanes telah saksikan setelah ia melihat pemeteraian yang 144.000 itu.

Dari kenyataan bahwa “di dalam mulut mereka itu tidak terdapat tipu” (Wahyu 14:5), menunjukkan dengan jelas bahwa mereka tidak akan memberitakan apapun yang lain, terkecuali kebenaran Injil yang murni, dan membuat semua perkataan mereka itu penuh kuasa dan berbobot seperti halnya semua kata - kata tertulis dari para nabi dan rasul-rasul. Sesungguhnya buah-buah pertama ini dilengkapi dengan kemampuan dan kuasa yang lebih besar : “Pada hari itu Tuhan kelak akan melindungi semua penduduk Yerusalem; maka orang yang lemah di antara mereka pada hari itu kelak akan jadi seperti Daud; dan rumah Daud akan jadi seperti Allah, seperti malaikat Tuhan di hadapan mereka itu.” Zakharia 12:8.

Jumat, 16 Mei

Pendalaman

Seribu tahun diawali dengan enam rangkaian peristiwa yang terjadi sesuai dengan urutan yang disebutkan: (1) Allah membinasakan orang-orang munafik di dalam gereja; (2) memanggil umat-Nya dari bangsa-bangsa, dan kemudian membawa mereka masuk ke dalam gereja yang telah disucikan – Kerajaan; (3) berakhirnya masa kasihan; (4) membinasakan orang-orang jahat; (5) membangkitkan orang-orang benar yang telah meninggal dan mengubahkan orang-orang benar yang masih hidup; (6) dan akhirnya, mengosongkan bumi.

Dengan puncak dari keenam peristiwa akhir ini, waktu yang disebut Alkitab sebagai akhir dunia, tirai akan ditutup selamanya pada drama dosa dan penebusan yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Alangkah mengagumkannya parade itu ketika orang-orang yang telah ditebus dari segala zaman akan berbaris melalui jalan-jalan emas di tempat-tempat surgawi di tengah-tengah orang-orang yang suci dan diberkati.

1. Mengawal parade besar itu kita melihat jutaan malaikat yang melayani orang-orang tebusan di segala zaman.

2. Musa, contoh orang yang dibangkitkan, dan orang pertama yang menulis di dalam Alkitab, kita lihat berbaris di depan sebagai pemimpin orang-orang yang dibangkitkan, berpakaian putih dan mahkota emas yang berkilauan di kepalanya. Orang-orang yang dibangkitkan yang ia wakili adalah Kelas 4, berpakaian jubah putih dan bermahkota emas

3. Berikutnya kita melihat Habel yang baik hati dan tidak bersalah, yang melambangkan para martir dengan jubah putih yang mulia dan warna merah di sekeliling pakaiannya sebagai pinggiran, memimpin jutaan martir dari segala zaman (Kelas 3), yang jubahnya sama persis dengan yang dikenakan oleh pemimpin mereka, Habel.

4. Kita sekarang melihat Henokh tua yang baik, dengan karangan bunga putih yang berkilau di kepalanya: Di atasnya sebuah mahkota yang indah yang lebih terang daripada matahari dan di tangan kanannya sebuah pelepah kurma yang mulia. Melalui dialah rombongan orang banyak yang diubahkan dipimpin dan diwakilkan, semuanya dalam jubah putih bersih, pelepah kurma di telapak tangan tangan mereka, dan mahkota emas di kepala mereka.

5. Yang terakhir dari semua orang yang ditebus, Elia yang pemberani, dengan jubah putih yang mulia dari pundak sampai ke kakinya: Contoh dan pemimpin dari kelompok yang paling mengagumkan, meskipun jumlahnya kecil. Menjadi kelompok yang istimewa, dengan pengalaman khusus sebagai imamat yang rajani, yaitu mereka yang 144.000 itu, dengan pakaian putih bersih, dan jubah kemuliaan dari pundak sampai ke kaki, dengan bintang-bintang di atas mahkotanya. Wahyu 14:5, “Dan di dalam mulut mereka tidak ditemukan tipu daya: Sebab mereka tak bercacat di hadapan takhta Allah.”

6. Jika anak-anak Allah (Adam) dari dunia lain menghadap Tuhan menurut Ayub 1:6, dalam sebuah pertemuan musyawarah, maka tentu saja anak-anak Allah (Adam) dari semua dunia tidak akan dikecualikan dari parade yang paling menakjubkan, dan satu-satunya arak-arakan di dalam bentangan kekekalan yang tak berujung.

7. Yang terakhir, Yesus dan kumpulan surgawi yang agung dengan sepuluh ribu kali sepuluh ribu, dan beribu-ribu malaikat. Betapa indahnya pertemuan itu! Dapatkah kita menemukan sesuatu yang lebih harmonis daripada ini di seluruh Alkitab? Kita akan melihat bahwa kita sekali lagi memiliki angka Alkitab yang lengkap yaitu “tujuh”, dan angka ini tidak dapat dikurangi atau ditambah, tetapi mencakup semuanya. Bukankah hal ini seharusnya membangunkan minat dan semangat kita ketika kita melihat betapa mulianya peristiwa yang akan terjadi bagi umat Allah yang setia?