"Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia!" KJV - Yoh 1:29
“Kita menelusuri Kristus di seluruh Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. “Dan lihatlah, Aku datang segera; dan upah-Ku ada bersama-Ku, untuk membalas setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, yang Awal dan yang akhir, yang pertama dan yang terakhir. Berbahagialah mereka yang melakukan perintah-perintah-Nya, supaya mereka memperoleh hak atas pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. Karena di luar ada anjing-anjing, dan tukang-tukang sihir, dan orang-orang sundal, dan pembunuh-pembunuh, dan penyembah-penyembah berhala, dan orang yang mencintai dan melakukan dusta. Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian kepadamu tentang hal-hal ini di dalam gereja-gereja. Aku adalah akar dan keturunan Daud, dan bintang timur yang cahayanya gilang-gemilang. Roh dan pengantin perempuan itu berkata: Marilah! Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: Marilah Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma.” RH 8 Juni 1897, par. 9
“Di sini kita memiliki Alfa dari Kejadian dan Omega dari Wahyu. Berkat dijanjikan kepada semua orang yang menaati perintah-perintah Allah, dan yang bekerja sama dengan-Nya dalam pemberitaan pekabaran malaikat ketiga. “Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian kepadamu tentang hal-hal ini di dalam jemaat-jemaat. Aku adalah tunas dan keturunan Daud, dan bintang timur yang gilang-gemilang.” Apa yang telah diucapkan Kristus dalam Perjanjian Lama adalah untuk seluruh dunia. Apa yang telah Ia katakan sehubungan dengan perintah-perintah-Nya bukanlah ya dan tidak, melainkan ya dan amin.” RH 8 Juni 1897, par. 10
“Dalam buku Wahyu segala buku Kitab Suci bertemu dan berakhir. Di sinilah promosi tentang buku Daniel. Yang satu adalah nubuatan; yang lain adalah wahyu. Buku yang disegel bukan buku Wahyu, tetapi sebagian nubuatan Daniel yang menceritakan hari yang terakhir. Malaikat itu memberikan perintah “Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah kitab itu sampai akhir zaman.” Daniel 12:4.” AA 585.1
Bacalah Yesaya 40:7, 8; Maleakhi 3:6; dan Ibrani 13:8. Prinsip apakah yang dapat Anda peroleh dari ayat-ayat ini yang akan membantu Anda dengan tepat menguatkan penyelidikan Anda tentang nubuat?
“Voltaire, yang tidak percaya kepada Tuhan, suatu kali berkata, “Saya sudah bosan mendengar orang-orang berulang-ulang mengatakan mengenai dua belas orang yang mendirikan agama Kristen. Saya akan membuktikan bahwa satu orang saja sudah cukup untuk meruntuhkannya.” Seabad sudah berlalu sejak kematiannya. Berjuta-juta orang telah berjuang bersama-sama memerangi Alkitab. Tetapi nyatanya jauh dari keruntuhan. Kalau pada zaman Voltaire ada seratus Alkitab, sekarang ada sepuluh ribu Alkitab, ya, bahkan seratus ribu Alkitab, buku Allah. Seorang Pembaru yang terdahulu berkata mengenai gereja Kristen, “Alkitab itu adalah landasan yang telah merusakkan banyak palu.” Tuhan berkata, “Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil, dan setiap orang yang melontarkan tuduhan melawan engkau dalam pengadilan akan engkau buktikan salah.” (Yesaya 54:17). GC 288.2
“Firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.” “Segala titah-Nya teguh, kokoh untuk seterusnya dan selama-lamanya dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.” (Yesaya 40:8; Mazmur 111:7, 8.). Apa saja yang didirikan atas kekuasaan manusia akan hancur, tetapi yang didirikan atas landasan Batu Zaman, firman Allah, akan teguh berdiri sampai selama-lamanya. GC 288.3
Pekabaran pada waktumya adalah untuk menunjukkan bahwa semua manusia adalah fana, tidak lebih tahan lama daripada rumput; bahwa kebajikan mereka pun tidak lebih tahan lama daripada bunga-bunga di padang; tetapi Firman Allah itu kekal; bahwa mereka yang ingin memperoleh hidup yang kekal, menjadi kekal seperti Firman itu sendiri, tidak boleh menaruh kepercayaan kepada siapa pun juga, melainkan hanya kepada Firman Allah; bahwa mereka harus bertanya pada diri mereka sendiri, “Apakah ini Kebenaran?” dan bukannya, “Dari siapakah ia datang?”
Maka, pastilah manusia adalah buta terhadap kenyataan-kenyataan ini, karena jika tidak, mereka tidak perlu diingatkan. Pasti mereka bergantung pada daging, bukan pada Firman Allah dan Roh-Nya.
Bacalah Kejadian 22:1-13. Penyebutan “kasih” yang pertama kali dalam Alkitab ditemukan dalam Kejadian 22:2. Apakah yang diajarkan kisah ini kepada kita tentang sifat kasih Allah?
“Abraham ingin sekali melihat Juruselamat yang dijanjikan itu. Ia mempersembahkan doa yang sangat tekun agar sebelum kematiannya ia boleh memandang Mesias. Dan ia melihat Kristus. Suatu terang yang di luar kodrat alam diberikan kepadanya, dan ia mengakui tabiat Kristus. Ia melihat hari-Nya, dan bersukacita. Ia diberi suatu pemandangan tentang pengorbanan Ilahi untuk dosa. Dari pengorbanan ini ia mendapat suatu gambaran dalam pengalamannya sendiri. Perintah datang kepadanya “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak dan persembahkanlah dia…. sebagai korban bakaran.” Kejadian 22:2. Di atas mezbah korban ia meletakkan anak perjanjian, anak yang padanya harapannya dipusatkan. Lalu sementara ia menunggu di sisi mezbah dengan pisau yang diangkat untuk menaati Allah, ia mendengar suatu suara dari surga berkata, “Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia; sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Kejadian 22:12. Ujian yang hebat ini diberikan kepada Abraham agar ia melihat hari Kristus, dan menyadari kasih Allah yang besar bagi dunia, begitu besar sehingga untuk mengangkat dari kehinaannya, Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal kepada kematian yang paling hina. DA 468.4
Abraham mempelajari dari Allah tentang pelajaran yang terbesar yang pernah diberikan kepada makhluk yang fana. Doanya agar ia boleh melihat Kristus sebelum ia mati sudah dijawab. Ia melihat Kristus, ia melihat segala perkara yang dapat dilihat oleh makhluk yang fana. Oleh mengadakan penyerahan sepenuhnya, ia sanggup mengerti khayal tentang Kristus yang telah diberikan kepadanya. Kepadanya ditunjukkan bahwa dalam mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan orang berdosa dari kebinasaan kekal, Allah sedang mengadakan suatu pengorbanan yang lebih besar dan lebih ajaib daripada yang pernah dapat dibuat oleh manusia. DA 469.1
Pengalaman Abraham menjawab pertanyaan: “Dengan apakah aku akan pergi menghadap Tuhan dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah Tuhan kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?” Mikha 6:6,7. Dalam perkataan Abraham, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku” (Kej. 22:8), dan dalam hal Allah menyediakan suatu korban gantinya Ishak, sudah dinyatakan bahwa tidak seorang pun dapat menebus dirinya sendiri. Sistem pengorbanan kafir semata-mata tidak berkenan kepada Allah. Ayah tidak boleh mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan untuk korban karena dosa. Anak Allah sajalah yang dapat menanggung dosa dunia. DA 469.2
Bacalah Kejadian 22:7,8; Keluaran 12:3-13; dan Wahyu 5:5-10. Bagaimanakah kisah tentang pengorbanan Ishak yang hampir saja terjadi membantu kita untuk memahami bagaimana anak domba digunakan secara simbolis? Bagaimanakah kisah ini berkaitan dengan apa yang dilihat Yohanes di dalam Wahyu 5?
“Yohanes merasa terharu sekali ketika ia melihat Yesus tersungkur sebagai seorang pemohon, memohonkan keridlaan Bapa dengan berlinang-linang air mata-Nya. Sementara kemuliaan Allah mengelilingi Dia, dan suara yang dari surga itu terdengar, Yohanes mengenal tanda yang telah dijanjikan Allah. Tahulah ia bahwa Penebus dunialah yang telah dibaptiskannya itu. Roh Suci hinggap kepadanya, dan dengan tangan yang teracung menunjuk kepada Yesus, ia berseru, “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” DA 112.4 (KSZ1 104.5)
“Tidak seorang pun dari antara para pendengar itu, bahkan pembicara itu sendiri pun tidak mengerti arti ucapan ini, “Anak domba Allah.” Di atas Gunung Moria, Abraham telah mendengar pertanyaan putranya, “Bapa ... di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” Ayah itu menjawab, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Kej 22:7, 8. Maka di dalam domba jantan yang disediakan Tuhan itu untuk mengganti Ishak, Abraham melihat lambang Dia yang harus mati untuk dosa-dosa umat manusia. Roh Suci oleh Nabi Yesaya, dengan mengambil lukisan itu, bernubuat tentang Juruselamat, “Seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian,” “tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian;” (Yesaya 53:6, 7), akan tetapi bangsa Israel tidak mengerti pelajaran itu. Banyak di antara mereka yang menganggap persembahan korban itu justru seperti orang-orang kafir memandang kepada korban mereka sebagai hadiah yang olehnya mereka sendiri kiranya dapat berdamai dengan Tuhan. Allah ingin mengajar mereka bahwa dari kasih-Nya sendiri sajalah datang karunia yang dapat mendamaikan mereka kepada-Nya. DA 112.5 (KSZ1 105.1)
Kehadiran Anak Domba itu di hadapan tahta memberi jaminan bagi kita bahwa “jika seseorang berdosa, maka kita mempunyai seorang Pembela pada Bapa, yaitu Yesus Kristus kebenaran itu.” 1 Yohanes 2 : 1.
Tujuh tanduk kepunyaan Anak Domba itu menunjukkan kelengkapan kekuatan dan kekuasaan, yang dalam jaminannya Kristus mengatakan : “Segala kuasa dikaruniakan kepada-Ku di dalam sorga maupun di bumi.” Matius 28 : 18. Kuasa-Nya yang tak terbatas itu adalah bagi kebaikan kita, dan kita gunakan. Ia menegaskan : “Jika kamu memiliki iman sebesar biji sesawi, maka kamu akan mengatakan kepada gunung ini, Pindahlah engkau ke sana; maka ia itu akan pindah; dan tak ada suatupun yang mustahil bagimu.” Matius 17 : 20.
Tujuh mata milik Anak Domba itu menunjukkan bahwa segala perkara adalah terbuka dan telanjang bagi-Nya.
Pemazmur bertanya : “Ke manakah aku harus pergi dari Roh-Mu? Atau ke manakah aku harus lari dari kehadiran-Mu? Jikalau kiranya aku naik sampai ke dalam langit”, katanya, “Engkau ada di sana : jikalau kiranya aku membuat tempat tidurku di dalam neraka, sungguh, Engkau ada di sana. Jika sekiranya aku mengambilkan sayap-sayap fajar pagi, lalu tinggal pada ujung laut yang terjauh sekalipun; di sanapun tangan-Mu kelak akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu akan memegang aku. Jikalau kataku, Pasti kegelapan akan menudungi aku; bahkan malam itupun akan kelak menjadi terang mengelilingi diriku. Sesungguhnya kegelapan tidak dapat bersembunyi daripada-Mu; melainkan malam akan bercahaya seperti siang hari; kegelapan maupun terang akan sama saja keduanya bagi-Mu.” Mazmur 139 : 7 - 12.
Benar, tujuh “tanduk” simbolis, “mata”, dan “pelita-pelita api” itu sesungguhnya adalah “tujuh Roh Allah itu”, yaitu pekerjaan Roh dalam semua tahap, yaitu yang diutus ke dalam seluruh bumi untuk memberikan kepada orang-orang suci kuasa melawan bala tentara Iblis, juga terang atas Injil Kristus, yaitu suatu khayal mengenai keadaan mereka yang sekarang dan mengenai kemuliaan masa depan mereka, dan seterusnya. Karena jaminan Juruselamat berbunyi : “Adalah perlu bagimu bahwa Aku ini pergi, karena jika tidak Aku pergi, maka Penghibur itu tidak akan datang kepadamu; tetapi jika Aku pergi, Aku akan mengutus-Nya kepadamu.” Yohanes 16 : 7. “Tetapi Penghibur itu, yaitu Rohul Kudus, yaitu Dia yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Ia akan mengajarkan kamu segala perkara, dan menghantarkan segala perkara ke dalam ingatanmu, apapun yang telah Ku katakan kepadamu.” Yohanes 14 : 26. Jadi jelaslah, bahwa perkara-perkara apapun yang tidak diajarkan dan diinterpretasikan sendiri oleh Ilham, maka sekaliannya itu tidak patut untuk diingat, untuk diajarkan, ataupun untuk didengarkan.
Bacalah Kejadian 2:15-17, Kejadian 4:8-15, 1 Korintus 15:15-19, dan Wahyu 1:18. Apakah yang diajarkan oleh ayat-ayat ini – yang mencakup penyebutan dan kejadian pertama kali tentang kematian – mengenai mengapa manusia mati, bagaimana Allah memandang kematian, dan apa solusi-Nya untuk masalah kita?
Tatkala mereka melihat adanya tanda-tanda kematian yang pertama di dalam bunga-bunga yang layu dan daun-daun yang berguguran, Adam dan Hawa mengalami perasaan duka yang lebih dalam daripada perasaan duka manusia sekarang ini atas kematian kekasih mereka. Layunya bunga yang indah dan mungil itu sungguh-sungguh menyebabkan kesedihan; tetapi bilamana pepohonan yang indah itu melepaskan daun-daunnya yang berguguran, pemandangan ini dengan jelas menghadapkan kepada pikiran mereka akan fakta bahwa maut adalah merupakan bagian dari pada setiap benda yang hidup. PP 62.1
Dengan mengangkat Henokh ke surga Tuhan bermaksud untuk memberikan satu pelajaran penting. Ada bahaya di mana manusia mau menyerah kepada keputus-asaan, oleh sebab akibat-akibat dosa Adam yang mengerikan itu. Banyak yang berseru-seru; “Apakah untungnya kita takut akan Tuhan dan memeliharakan hukum-hukum-Nya, sedangkan kutuk yang besar itu menimpa umat manusia dan kematian adalah menjadi bagian kita semua?” Tetapi petunjuk-petunjuk yang telah diberikan Tuhan kepada Adam, dan yang diulangi oleh Set, serta dinyatakan dalam hidup Henokh, telah menyapu bersih kemurungan dan kegelapan, dan telah memberikan pengharapan kepada manusia, bahwa sebagaimana melalui Adam datang kematian, demikian pula melalui Penebus yang dijanjikan akan datang kehidupan dan keabadian.” PP 88.2
“Doktrin kebangkitan tampaknya telah menjadi pemikiran yang lebih penting di antara orang-orang Kristen yang mula-mula itu dari pada sekarang ini! Mengapa demikian? Para rasul terus-menerus menekankan hal itu, dan mendorong pengikut-pengikut Allah kepada ketekunan, penurutan, dan kegembiraan melalui itu. Dan para penerus mereka dewasa ini jarang menyebutkan itu. Demikianlah para rasul itu berkhotbah, dan demikianlah orang-orang Kristen yang mula-mula itu percaya. Demikianlah kita berkhotbah, dan demikianlah para pendengar kita percaya. Tidak ada doktrin di dalam Injil selain doktrin ini yang lebih banyak ditekankan; dan tidak ada doktrin dalam rangkaian khotbah-khotbah sekarang ini selain doktrin ini yang lebih diabaikan.” – Commentary, remarks on 1 Corinthians 15, paragraph 3. GC 547.2
Yesus menghibur kesedihan kita terhadap orang yang meninggal dunia dengan berita pengharapan yang kekal: “Akan Kubebaskankah mereka dari kuasa dunia orang mati, akan Kutebuskah mereka daripada maut? Di manakah penyakit samparmu, hai maut, di manakah tenaga pembinasamu, hai dunia orang mati?” Hosea 13:14. “Aku Yang Hidup, Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya,.... Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.” Wahyu 1:18. “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa: Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.” 1 Tesalonika 4:16, 17. PK 240.1
Bandingkan Kejadian 3:1-5 dengan Wahyu 12:1-9. Apakah tema-tema umum yang terdapat di dalam setiap kisah? Bagaimanakah detail-detail yang ditemukan dalam pengenalan ular dalam kitab Kejadian menolong kita untuk memahami beberapa isu yang sebelumnya menyebabkan perang di surga yang disebutkan dalam kitab Wahyu?
Agar supaya dapat melaksanakan pekerjaannya tanpa kelihatan, setan telah memilih menggunakan ular sebagai alatnya—satu alat yang tersembunyi yang telah disesuaikan dengan usaha penipuannya. Pada waktu itu ular adalah salah seekor mahluk yang paling cerdik dan paling indah di bumi ini. Dia mempunyai sayap dan bilamana terbang di udara ia memberikan satu penampilan yang berkilauan serta memiliki warna keemasan yang indah dan menarik. Hinggap di atas dahan yang sarat oleh buah-buah yang dilarang itu sambil memuaskan dirinya dengan buah yang lezat itu, ia merupakan satu hal yang menarik perhatian dan menyukakan mata yang memandangnya. Demikianlah di dalam taman yang penuh damai itu menyelinap sipembinasa itu sambil mengamat-amati mangsanya. PP 53.4
Setan merasa gembira atas suksesnya itu. Ia telah berhasil menggoda Hawa untuk tidak percaya akan kasih Allah, meragukan hikmatNya serta melanggar hukumNya dan melalui Hawa ia telah berhasil menjatuhkan Adam. “ PP 57.3
Kemudian Tuhan menjatuhkan hukuman ke atas ular itu: “Sebab telah engkau berbuat yang demikian, maka terkutuklah engkau daripada segala binatang yang jinak dan segala binatang hutan, maka engkau akan menyulur dengan perutmu, dan engkaupun akan makan lebu tanah sepanjang umur hidupmu.” Kejadian 3:14. Oleh karena ia telah digunakan sebagai alat setan, ular itu harus mendapat bahagian dalam hukuman ilahi. Dari mahluk yang dulunya paling indah dan paling dikagumi dari antara segala mahluk yang ada di bumi ini, sekarang ia harus menjadi binatang yang paling menjijikkan dan paling hina dari semuanya, ditakuti dan dibenci baik oleh manusia ataupun binatang buas lainnya. Kata-kata selanjutnya yang ditujukan kepada ular itu berlaku kepada setan sendiri, menunjukkan kepada masa yang akan datang kepada kekalahan dan kehancurannya yang terakhir: “Maka Aku akan mengadakan perseteruan antaramu dengan perempuan ini, dan antara benihmu dan benihnya; maka ia akan meremukkan kepalamu dan engkaupun akan mematuk tumitnya.” PP 58.2
Dalam kitab Wahyu pasal dua belas, kita melihat simbol seekor naga merah yang sangat besar. Dalam ayat kesembilan dari pasal tersebut, simbol ini dijelaskan sebagai berikut: “Maka dilemparkanlah naga besar itu, yaitu si ular tua, yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia; ia dilemparkan ke bumi dan malaikat-malaikatnya turut dilemparkan ke bumi bersama-sama dengan dia.” Tidak diragukan lagi, naga itu terutama melambangkan Iblis. Tetapi Setan tidak muncul di bumi secara langsung; ia bekerja melalui agen-agennya. Dalam diri orang-orang jahatlah ia berusaha untuk menghancurkan Yesus segera setelah Ia dilahirkan. Di mana pun Setan mampu mengendalikan sebuah pemerintahan secara penuh sehingga dapat melaksanakan rancangannya, maka bangsa itu menjadi wakil Setan pada saat itu. Inilah yang terjadi pada semua bangsa kafir yang besar. Sebagai contoh, lihat Yehezkiel 28, di mana Setan digambarkan sebagai raja Tirus yang sebenarnya. Hal ini karena ia sepenuhnya mengendalikan pemerintahan tersebut. Pada abad-abad pertama era Kristen, Roma, dari semua bangsa kafir, adalah agen utama Setan dalam menentang Injil, dan karena itu diwakili oleh naga.” GC88 679.4
Pelajaran ini dimulai dengan menunjukkan bahwa simbol-simbol dan nubuat-nubuat dalam Alkitab semuanya berasal dari kitab Kejadian, kitab pertama dalam Alkitab. Kita diberitahu bahwa “Di dalam kitab Wahyu, semua kitab dalam Alkitab bertemu dan berakhir.” AA 585.1
Pelajaran hari Minggu membahas tentang sifat abadi dari Firman Tuhan. Manusia diibaratkan seperti rumput dan bunga yang akan layu di penghujung hari atau bertahan selama beberapa waktu dan kemudian lenyap, tetapi “firman Allah kita akan tetap untuk selama-lamanya.” Yesaya 40:7.
Pelajaran hari Senin membahas tentang memahami kasih Allah melalui kerelaan Abraham untuk mengorbankan anak tunggalnya. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,” yaitu Yesus, yang telah mengorbankan nyawa-Nya supaya kita memperoleh hidup, dan lebih banyak lagi.
Pelajaran hari Selasa menunjukkan pertanyaan Ishak tentang anak domba dan jawaban ayahnya, Abraham. Hal ini menunjukkan Yesus sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia.
Pelajaran hari Rabu membahas tentang bagaimana menghadapi kematian, musuh kehidupan. Kematian dipandang sebagai penyusup yang mengintai di balik layar, menunggu dalam bayang-bayang untuk menghabisi nyawa kita. Mereka yang mati di dalam Tuhan memiliki pengharapan akan hari kebangkitan yang agung.
Pelajaran hari Kamis membahas tentang ular yang menyamar sebagai Iblis. Setan adalah penipu ulung yang berasal dari surga, di mana ia menipu sepertiga dari malaikat dan di bumi di mana ia menipu orang tua kita yang pertama. Dalam Wahyu 12:9 ia disebut “naga... si ular tua yang bernama Iblis, yaitu Setan, yang menyesatkan seluruh dunia.”