Allah Pengasih dan Penyayang

Pelajaran 4, Triwulan 1, 18-24 Januari 2025

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
Download PDF

Sabat Sore, 18 Januari

Ayat Hafalan

“Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.”- KJV Yesaya 49:15


“Jadi jika kamu manusia dan jahat, tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! la akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Lukas 11:13. Roh Kudus, wakil-Nya, adalah yang terbesar dari segala pemberian. Semua "hal-hal yang baik" terdiri di dalainnya. Pencipta itu sendiri tidak dapat memberikan apa-apa yang lebih besar dan lebih baik kepada kita. Apabila kita memohon kepada Tuhan untuk mengasihi kita di dalam kesedihan kita, dan untuk membimbing kita oleh Roh KudusNya, Dia tidak akan pernah menolak doa kita. Mungkin orangtua tega meninggalkan anaknya yang lapar, tetapi Allah tidak pernah tega menolak seruan orang miskin dan hati yang rindu. Dengan kelemah-lembutan yang luar biasa apa Dia telah melukiskan kasih-Nya! Kepada orang-orang yang di dalam hari-hari kegelapan merasa bahwa Allah tidak menghiraukan mereka, ini adalah pekabaran dari hati Bapa: "Sion berkata, 'Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku.'" Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku." Yesaya 49:14-16. MB 132.1

“Setiap janji dalam firman Allah melengkapi kita dengan pokok persoalan untuk berdoa, menyampaikan kata Allah yang dijanjikan sebagai jaminan kita. Berkat rohani apa saja kita perlukan, adalah hak kita untuk memintanya melalui Yesus. Dengan kesederhanaan seorang anak, kita dapat mengatakan kepada Tuhan, apa sebenarnya yang kita perlukan. Kita boleh nyatakan kepada-Nya masalah-masalah duniawi kita, meminta roti dan pakaian maupun roti kehidupan dan pakaian kebenaran Kristus Bapamu yang di surga mengetahui bahwa engkau memerlukan ini semua, dan engkau diundang untuk meminta itu semuanya. Melalui nama Yesuslah setiap kemurahan hati diterima. Allah akan menghormati nama itu. dan akan memenuhi keperluanmu dari kekayaan kemurahan hati-Nya.” MB 133.1

Minggu, 19 Januari

Lebih dari Kasih Seorang Ibu


Bacalah Mazmur 103:13, Yesaya 49:15, dan Yeremia 31:20. Apakah yang disampaikan oleh penggambaran-penggambaran ini tentang sifat dan kedalaman belas kasihan Allah?

Yesus mengundang setiap pengembara, “Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku” (Amsal 23:26). “Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, Aku akan menyembuhkan engkau dari murtadmu” (Yeremia 3:22). Orang muda tidak dapat berbahagia dengan sungguh-sungguh tanpa kasih Yesus. Ia menunggu dengan kelembutan belas kasihan untuk mendengar pengakuan penyelewengan, dan menerima penyesalan mereka. Ia menunggu suatu pengembalian rasa terima kasih dari mereka, sebagaimana ibu menunggu senyuman pengakuan dari bayinya yang kekasih. Allah yang besar itu mengajar kita untuk memanggil Dia Bapa. Ia mau supaya kita mengerti betapa dengan sungguh-sungguh dan dengan lembut hati-Nya merindukan kita dalam segala kesusahan dan pencobaan kita. “Seperti bapa yang sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia” (Mazmur 103:13). Si ibu mungkin lebih cepat melupakan anaknya daripada Allah dapat melupakan satu jiwa yang percaya pada-Nya. GW 209.2

Akankah Tuhan melupakan umat-Nya dalam masa pencobaan ini? Apakah Ia melupakan Nuh yang setia pada waktu pehukuman dijalankan ke atas dunia sebelum Air Bah? Apakah Ia melupakan Lot pada waktu api datang dari langit untuk membumihanguskan kota-kota di dataran itu? Apakah Ia melupakan Yusuf yang dikelilingi oleh penyembah-penyembah berhala di Mesir? Apakah Ia melupakan Elia ketika sumpah Izebel mengancamnya dengan nasib yang sama yang menimpa nabi-nabi Baal? Apakah Ia melupakan Yeremia di dalam lubang yang gelap dan menyedihkan di dalam penjara? Apakah Ia melupakan tiga orang yang dimasukkan ke dalam dapur api? atau Daniel di dalam lobang singa? GC 626.2

“Sion berkata, Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku. Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku.” (Yesaya 49:14-16). Tuhan semesta alam telah berkata, “Sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya.” (Zakharia 2:8). GC 626.3

Walaupun musuh mungkin melemparkan mereka ke dalam penjara, namun dinding penjara di bawah tanah itu tidak dapat memutuskan hubungan antara jiwa mereka dengan Kristus. Dia yang melihat kelemahan-kelemahan mereka, yang sudah mengetahui setiap pencobaan, berada di atas segala kuasa duniawi; dan malaikat-malaikat akan datang kepada mereka di dalam sel-sel yang sunyi, membawa terang dan damai dari surga. Penjara itu akan menjadi seperti istana; karena yang kaya dalam iman tinggal di sana, dan dinding yang suram dan gelap itu akan diterangi dengan terang surgawi, seperti tatkala Rasul Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian waktu tengah malam di penjara bawah tanah di Filipi. GC 627.1

Hukuman Allah akan dijatuhkan ke atas mereka yang berusaha menindas dan membinasakan umat-Nya. Panjang sabar-Nya terhadap orang-orang jahat memberanikan manusia dalam pelanggaran, tetapi hukuman mereka tidak kurang pasti dan kurang mengerikan walaupun lama ditunda. “Sebab Tuhan akan bangkit seperti di gunung Perasim, Ia akan mengamuk seperti di lembah dekat Gibeon, untuk melakukan perbuatan-Nya – perbuatan-Nya yang ganjil itu; dan untuk mengerjakan pekerjaan-Nya – pekerjaan-Nya yang ajaib itu!”(Yesaya 28:21). Bagi Allah kita yang berkemurahan, pekerjaan menghukum adalah pekerjaan ganjil. “Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan Allah, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik.” (Yehezkiel 33:11). Tuhan adalah “penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,... mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa.” Namun Ia “tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman.” “Tuhan itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah.” (Keluaran 34:6,7; Nahum 1:3). Oleh perkara-perkara yang mengerikan dalam kebenaran, Ia akan membuktikan kebenaran otoritas hukum-Nya yang telah diinjak-injak itu. Beratnya dan hebatnya hukuman yang menanti para pelanggar dapat dilihat dari keengganan Tuhan untuk menjalankan keadilan. Bangsa yang telah diperlakukannya dengan panjang sabar, dan yang Ia tidak akan pukul sampai kejahatannya sudah mencapai kepenuhan pada anggapan Allah, pada akhirnya akan meminum cawan murka Allah yang tidak bercampur dengan belas kasihan. GC 627.2

Senin, 20 Januari

Kasih yang Menyayat Hati


Bacalah Hosea 11:1-9. Bagaimana gambaran dalam ayat-ayat ini menggambarkan cara Allah mengasihi dan memelihara umat-Nya?

 Dengan lembut Tuhan telah mengurus orang Israel dalam melepaskan mereka dari perhambaan di Mesir dan dalam perjalanan mereka ke Tanah Perjanjian. “Dalam segala kesesakan mereka, bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya; Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman

“Aku sendiri hendak membimbing engkau,” merupakan janji yang diberikan selama perjalanan menempuh padang gurun. Keluaran 33:14. Kepastian ini disertai dengan kenyataan ajaib tabiat Yehova, yang menyanggupkan Musa memaklumkan kepada semua orang Israel akan kebaikan Allah, dan memberikan petunjuk sepenuhnya kepada mereka mengenai sifat-sifat Raja mereka yang tidak kelihatan itu. “Berjalanlah Tuhan lewat dari depannya dan berseru, Tuhan, Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya yang meneguhkan kasih kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa.” Keluaran 34:6, 7. PK 312.2

Adalah berdasarkan pengetahuannya akan panjang sabar Yehova dan kasih setia-Nya yang tidak terbatas itu, sehingga Musa mendasarkan permohonannya yang ajaib demi nyawa orang Israel ketika berada di perbatasan Tanah Perjanjian, karena mereka tidak mau maju dengan taat kepada perintah Allah. Pada puncak pemberontakan mereka Tuhan memaklumkan, “Aku akan memukul mereka dengan penyakit sampar dan melenyapkan mereka;” dan Ia telah menyatakan untuk menjadikan keturunan Musa “bangsa yang lebih besar dan lebih kuat daripada mereka.” Bilangan 14:12. Tetapi nabi itu menyampaikan permohonan akan pemeliharaan ajaib dan janji-janji Allah demi kebaikan bangsa pilihan itu. Lalu kemudian karena paling kuat dari segala permohonan, ia mendesak supaya kasih Allah ditunjukkan bagi manusia yang jatuh. Lihat ayat 17-19. PK 312.3

Dengan ramah Tuhan menjawab, “Aku mengampuninya sesuai dengan permintaanmu.” Lalu kemudian Ia memberitahukan kepada Musa dalam bentuk nubuatan, suatu pengetahuan akan rencana-Nya mengenai kemenangan terakhir orang Israel. “Hanya, demi Aku yang hidup,” kata-Nya memaklumkan, “dan kemuliaan Tuhan memenuhi seluruh bumi.” Ayat 20, 21. Kemuliaan Allah, tabiat-Nya, kasih-Nya yang panjang sabar dan penyayang – yang menyebabkan Musa memohon demi keselamatan orang Israel – akan dinyatakan kepada segala bangsa manusia. Dan perjanjian Yehova ini dipastikan dua kali ganda; itu diresmikan dengan suatu sumpah. Sebagaimana kepastian Allah hidup dan memerintah, maka kemuliaan-Nya harus dimaklumkan, “di antara bangsa-bangsa, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa.” Mazmur 96:3. PK 313.1

Adalah mengenai kegenapan nubuatan ini pada masa yang akan datang sehingga Yesaya sudah mendengar serafim yang memancarkan cahaya menyanyi di depan takhta, “seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya.” Yesaya 6:3. Sang nabi menaruh keyakinan terhadap kepastian perkataan ini, maka ia sendiri pun dengan berani pada saat itu memaklumkan mengenai mereka yang menyembah sujud kepada patung kayu dan batu, “Mereka itu akan melihat kemuliaan Tuhan, semarak Allah kita.” Yesaya 35:2. PK 313.2

Selasa, 21 Januari

Kasih Sayang Yesus


Bacalah Matius 9:36, Matius 14:14, Markus 1:41, Markus 6:34, dan Lukas 7:13. Lihat juga Matius 23:37. Bagaimanakah ayat-ayat ini menjelaskan bagaimana Kristus tergerak oleh penderitaan manusia?

“Dalam percakapan perpisahan-Nya dengan murid-murid-Nya pada malam sebelum penyaliban, Juruselamat tidak menyinggung penderitaan yang harus ditanggung dan dipikul-Nya. Ia tidak berkata tentang penghinaan yang ada di hadapan-Nya, tetapi berusaha membawa pikiran mereka kepada sesuatu yang menguatkan iman mereka, memimpin mereka untuk memandang kepada kesukaan yang menunggu orang yang menang. Ia bersuka-suka dalam kesadaran yang diperoleh dan Ia akan membuat lebih banyak lagi para pengikut-Nya daripada yang telah dijanjikan-Nya; dan daripada-Nya akan mengalir dan perasaan kasihan-Nya, membersihkan bait suci jiwa, dan menjadikan manusia seperti Dia dalam tabiat-Nya; bahwa kebenaran-Nya, dilengkapi dengan kuasa Roh, akan keluar untuk mengalahkan dan menang.” AA 23.1 (KR 20.1)

“Pekerjaan mencari keselamatan adalah sesuatu kerjasama yang harus dikerjakan bersama-sama. Ada kerja sama antara Allah dan orang berdosa yang bertobat. Hal ini perlu untuk pembentukan prinsip-prinsip yang benar dalam tabiat. Manusia harus mengadakan usaha yang sungguh-sungguh untuk mengalahkan sesuatu yang menghalangi dia dari mencapai kemerdekaan. Tetapi ia bergantung sepenuhnya kepada Allah untuk kemajuan. Usaha manusia sendiri tidaklah cukup. Tanpa usaha pertolongan Ilahi ia tidak akan mencapai sesuatu. Allah bekerja dan manusia bekerja. Perlawanan akan pencobaan harus datang dari manusia, yang harus mendapat kuasanya dari Allah. Pada segi yang lain ada akal budi yang tidak terbatas, belas kasihan, dan kuasa; sebaliknya, kelemahan, sifat berdosa, mutlak tidak berdaya.” AA 482.2

“Yesus tidak mengemukakan kepada pengikut-pengikut-Nya pengharapan untuk mendapat kemuliaan dari kekayaan duniawi, untuk menghidupkan suatu kehidupan yang bebas dari ujian. Gantinya Ia memanggil mereka untuk mengikuti Dia pada jalan penyangkalan diri dan hinaan. Ia yang datang untuk menebus dunia ditentang oleh kuasa kejahatan yang bersatu padu. Dalam suatu persekutuan yang tidak menaruh belas kasihan, orang-orang jahat dan malaikat-malaikat yang jahat mempersiapkan diri terhadap Putra Damai. Setiap perkataan dan perbuatannya menyatakan belas kasihan Ilahi, dan ketidaksamaan-Nya dengan dunia menimbulkan permusuhan yang paling pahit.” AA 576.1 (KR 485.3)

“”Tetapi jika kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” Matius 6:15. Tidak ada yang dapat membenarkan roh yang tidak suka mengampuni. Orang yang tidak mengasihi orang lain menunjukkan bahwa ia sendiri bukan orang yang turut mengambil bagian dari karunia pengampunan Allah. Dalam pengampunan Allah hati orang yang bersalah ditarik dekat ke hati yang besar dari Kasih yang kekal. Pengasihan Ilahi yang melimpah mengalir ke dalam jiwa orang berdosa dan dari dia mengalir ke jiwa-jiwa orang lain. Kelembutan dan pengasihan yang telah ditunjukkan Kristus dalam hidup-Nya sendiri yang berharga itu akan terlihat dalam diri orang yang menjadi peserta karuniaNya. “Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” Roma 8:9. Ia jauh dari Allah, menjadikan perpisahan yang kekal dari Dia.” COL 251.1 (MKA 188.2)

Rabu, 22 Januari

Allah yang Cemburu?


1 Korintus 13:4 menyatakan bahwa “kasih tidak cemburu” (RSV). Lalu, bagaimana mungkin Allah adalah “Allah yang cemburu”? Bacalah 2 Korintus 11:2 dan pertimbangkanlah bagaimana umat Allah tidak setia kepada-Nya di sepanjang kisah-kisah Alkitab (lihat, misalnya, Mazmur 78:58). Bagaimanakah ayat-ayat ini menjelaskan tentang pengertian “kecemburuan” ilahi?

 “Besarlah pengorbanan yang telah Kristus tebus bagi umat-Nya; besar pula hak-hak istimewa yang diberikan kepada kita di dalam Injil. Semangat dan pengabdian yang sesuai sebagai balasannya dituntut dari kita. Rasul yang agung ini menulis kepada saudara-saudaranya di Korintus, “Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.” Dan sekali lagi ia berpesan kepada mereka, “Jadilah pengikut-pengikut Allah seperti anak-anak yang terkasih,” dan “hiduplah sesuai dengan panggilan yang untuk itu kamu dipanggil,” “berbuahlah dalam segala pekerjaan baik dan bertumbuhlah dalam pengenalan akan Allah.” Tetapi di manakah kesederhanaan dan kesalehan yang sungguh-sungguh yang seharusnya terlihat di antara mereka yang membuat pengakuan yang begitu agung? Berapa banyak pemikiran dan pelajaran yang cermat yang sekarang diberikan untuk meniru tabiat Kristus? Bagaimanakah hal itu dibandingkan dengan perhatian dan minat yang diberikan kepada urusan-urusan dunia dan urusan-urusan kita yang fana? RH 13 Juni 1882, par. 7

“Biarlah firman Kristus dipahami oleh para penganut kesalehan yang mencintai dunia, “Kecuali kamu bertobat dan menjadi seperti anak kecil, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Sorga seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” Kita harus mengajarkan kepada anak-anak kita pelajaran tentang kesederhanaan dan kepercayaan. Kita harus mengajar mereka untuk mengasihi, untuk takut, dan taat kepada Pencipta. Dalam semua rencana dan tujuan hidup, kemuliaan-Nya haruslah menjadi yang terpenting; kasih-Nya haruslah menjadi sumber utama dari setiap tindakan. RH 13 Juni 1882, par. 8

“Hikmat duniawi, kemampuan intelektual, pelatihan mental, tidak akan memberikan pengetahuan yang diperlukan untuk masuk ke dalam kerajaan Kristus. Orang bijak dan orang berhikmat dari dunia ini tidak dapat memahaminya. Hikmat dunia ini adalah kebodohan di hadapan Allah. RH 13 Juni 1882, par. 9

Kamis, 23 Januari

Penyayang dan Berhasrat


Baca 1 Korintus 13:4-8. Dengan cara apa bagian ini memanggil kita untuk merefleksikan kasih Allah yang penuh belas kasihan dan luar biasa dalam hubungan kita dengan orang lain?

Bagaimanapun tingginya pekerjaan seseorang, yang hatinya tidak dipenuhi kasih kepada Allah dan sesamanya manusia dia bukanlah murid Kristus yang benar. Walaupun dia mempunyai iman yang besar dan mempunyai kuasa untuk melakukan tanda-tanda ajaib, namun tanpa kasih imannya akan menjadi sia-sia. Dia mungkin menunjukkan kebaikan yang besar; tetapi seandainya dia, dari beberapa alasan yang lain daripada kasih sejati, menyerahkan seluruh hartanya untuk menjamu orang miskin, perbuatan yang demikian tidak menjadi alasan untuk memperkenankan Allah. Dalam semangatnya, dia mungkin menjadi seorang yang mati syahid, namun jika dia tidak digerakkan oleh kasih, dia akan dianggap oleh Allah sebagai seorang yang suka memperdaya diri sendiri atau seorang munafik yang berambisi. AA 318.2

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu; ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.” Kesukaan yang mumi terpancar dari orang yang sangat rendah hati. Tabiat-tabiat yang kuat dan agung dibentuk di atas dasar kesabaran, kasih, dan penyerahan kepada kehendak Allah. AA 319.1

“Kasih itu tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari ke-untungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan ia tidak menyimpan kesalahan orang lain.” Kasih seperti dimiliki Kristus itu menempatkan tafsiran yang sangat baik pada motif dan tingkah laku orang lain. Kasih itu tidak perlu membukakan kesalahan-kesalahan orang lain; ia tidak ingin mendengar laporan-laporan yang tidak baik, tetapi malah membawa kepada pikiran kualitas-kualitas yang baik dari orang-orang lain. AA 319.2

“Kasih itu, “tidak bersukacita karena ketidakadilan;” tetapi bersuka karena kebenaran; Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” Kasih itu, “tidak pernah gagal.” Nilainya tidak pernah hilang; itu adalah suatu sifat perlengkapan surgawi. Sebagai suatu harta yang berharga, kasih itu akan membawa pemiliknya masuk melalui gerbang kota Allah. AA 319.3

“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” AA 319.4

“Tetapi Allah tidak akan membiarkan orang kaya atau miskin berpikir bahwa Dia bergantung pada mereka, atau bahwa liberalitas mereka dapat memberikan cacat pada karakter Kristen. Liberalitas hanyalah salah satu sifat yang menjadi ciri khas seorang Kristen. Rasul yang diilhami berkata, “Sekalipun aku memberikan semua hartaku untuk memberi makan orang miskin, dan sekalipun aku memberikan tubuhku untuk dibakar, tetapi aku tidak mempunyai belas kasihan (kasih), maka hal itu tidak ada gunanya bagiku.” Sedekah didefinisikan dengan demikian: “Kasih itu panjang sabar dan murah hati, kasih itu tidak cemburu, kasih itu tidak memegahkan diri, tidak congkak, tidak congkak, tidak congkak, tidak mencari keuntungan sendiri, tidak mudah terpancing, tidak memikirkan yang jahat, tidak bergembira karena kejahatan, tetapi bergembira karena kebenaran, sabar menanggung segala sesuatu, percaya menanggung segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak pernah gagal.” Karakter pohon yang menghasilkan semua buah ini dapat dengan mudah dilihat. Karena “dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” Sebagai pengikut Yesus Kristus, kita harus waspada untuk melihat dengan penglihatan surgawi tentang perangkat-perangkat Iblis. Allah telah memberikan firman-Nya kepada kita sebagai peta untuk menandai jalan kita menuju pantai yang kekal. Dengan Alkitab sebagai panduan kita, dibantu oleh akal budi kita sendiri yang dijernihkan oleh kebiasaan-kebiasaan yang ketat, kita dapat membebaskan diri kita sendiri sebagai hamba-hamba Tuan yang memiliki tugas untuk dilaksanakan dan kepentingan-kepentingan kekal yang harus dijaga.” RH October 31, 1878, par. 11

Jumat, 24 Januari

Pendalaman

Dalam Kristus terdapatlah kelemahlembutan gembala, kasih sayang orang tua, dan anugerah yang tiada taranya dari Juruselamat yang penuh kasih sayang. Berkat-berkat-Nya ditawarkan-Nya dalam istilah-istilah yang paling menarik perhatian. Ia tidak merasa puas hanya dengan mengumumkan berkat-berkat ini; Ia menawarkannya dalam cara yang paling menarik, guna membangkitkan kerinduan untuk memilikinya. Demikianlah hendaknya hamba-hamba-Nya harus menawarkan kekayaan kemuliaan dari Pemberian yang tidak terkatakan itu. Kasih Kristus yang ajaib akan mencairkan dan menaklukkan hati, sedangkan hanya sekadar mengulangi ajaran tidak akan melaksanakan apa-apa. “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian Firman Allah.” “Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut’