
“Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi.” KJV - Yosua 21:45
"Peperangan untuk menaklukkan negeri itu telah berakhir, Yosua mengasingkan diri ke tempat istirahatnya yang tenang di kampung halamannya, di Timnat-Serah. “Lama setelah itu berlalu Tuhan mengaruniakan keamanan kepada Israel dari semua musuh mereka disekitarnya…. dan ketika Yosua telah tua dan lanjut umur, dipanggilnya seluruh orang Israel, para tua-tuanya, para kepalanya, para hakimnya dan para pengatur pasukannya.” PP 521.1
Beberapa tahun telah berlalu sejak orang banyak itu menetap di tanah pusaka mereka, dan sudah dapat terlihat munculnya dosa-dosa yang sama yang hingga saat itu telah mendatangkan hukuman ke atas diri Israel. Ketika Yosua merasakan kelemahan-kelemahan masa tuanya menghinggapi dirinya, dan menyadari bahwa pekerjaannya segera akan berakhir, ia dipenuhi oleh rasa cemas akan masa depan bangsanya. Dengan disertai suatu perhatian yang lebih daripada seorang ayah ia telah memberikan pesannya kepada mereka, sementara mereka berkumpul mengelilingi pemimpin mereka yang sudah tua itu. “Kamu ini telah melihat,” katanya, “segala yang dilakukan TUHAN, Allahmu, kepada semua bangsa di sini demi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang telah berperang bagi kamu.” Sekalipun bangsa Kanaan telah ditaklukkan, mereka masih menguasai sebagian dari negeri yang telah dijanjikan kepada Israel, dan Yosua telah menasihatkan bangsanya itu agar jangan merasa puas, dan melupakan perintah Tuhan untuk mengusir bangsa-bangsa penyembah berhala ini sepenuhnya.” PP 521.2
Dalam Yosua 21: 43-45, gambaran apakah yang dilukiskan oleh kitab ini tentang Allah? Bagaimanakah kata-kata ini berlaku tidak hanya untuk Tanah Perjanjian yang bersejarah tetapi juga untuk realitas keselamatan kita (2 Tim. 2: 11-13)?
“Orang banyak itu pada umumnya lambat dalam menyempurnakan pekerjaan untuk mengusir orang kafir itu. Suku-suku bangsa itu telah berpencar ke tanah pusaka mereka, bala tentara telah dibubarkan, dan usaha untuk mengadakan peperangan lagi dianggap sebagai satu pekerjaan yang sulit dan meragukan. Tetapi Yosua mengumumkan: “TUHAN, Allahmu, Dialah yang akan mengusir dan menghalau mereka dari depanmu, sehingga kamu menduduki negeri mereka, seperti yang dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. Kuatkanlah benar-benar hatimu dalam memelihara dan melakukan segala yang tertulis dalam kitab hukum Musa, supaya kamu jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri.” PP 521.3
Yosua mengajak orang banyak itu sendiri untuk menjadi saksi bahwa, selama mereka memenuhi syarat-syaratnya, Allah telah dengan setia menggenapi janji-janji-Nya kepada mereka. “Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, bahwa satu pun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi,” katanya, “Semuanya telah digenapi bagimu. Tidak ada satupun yang tidak dipenuhi.” Ia menyatakan kepada mereka bahwa sebagaimana Tuhan telah menggenapi janji-janji-Nya, demikian pula Ia akan melaksanakan ancaman-ancaman-Nya. “Tetapi seperti telah datang atas kamu segala yang baik, yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, demikianlah TUHAN akan mendatangkan atas kamu segala yang tidak baik.... Apabila kamu melangkahi perjanjian, yang telah diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, ... maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu, sehingga kamu segera binasa dari negeri yang baik, yang telah diberikan-Nya kepadamu.” PP 522.1
Setan menipu banyak orang dengan teori yang masuk akal, bahwa kasih Allah bagi umat-Nya begitu besar sehingga Ia akan memaafkan dosa yang ada di dalam diri mereka; ia menyatakan bahwa sungguh pun ancaman-ancaman firman Allah itu mempunyai maksud tertentu di dalam pemerintahan moral-Nya, semuanya itu tidak akan dilaksanakan dengan sesungguhnya. Tetapi di dalam segala perlakuan-Nya terhadap makhluk-makhluk-Nya, Allah telah mempertahankan prinsip-prinsip kebenaran dengan menyatakan dosa dalam tabiat yang sebenarnya — oleh menunjukkan bahwa akibatnya yang pasti adalah penderitaan dan kematian. Keampunan yang tidak bersyarat tidak pernah ada dan tidak pernah akan ada. Keampunan seperti itu akan menunjukkan tidak berlakunya prinsip-prinsip kebenaran yang menjadi dasar dari pemerintahan Allah. Itu akan memenuhi semesta alam yang tidak pernah berbuat dosa dengan keadaan yang kacau balau. Allah dengan setia telah menunjukkan akibat-akibat dosa, dan jikalau amaran-amaran ini tidak benar, bagaimanakah kita dapat merasa pasti bahwa janji-janji-Nya akan digenapi? Apa yang disebut sebagai kemurahan, jikalau itu menyisihkan keadilan, bukanlah kemurahan, melainkan kelemahan. PP 522.2
Bacalah Yosua 23: 1-5. Apa sajakah poin-poin penting dalam perkenalan Yosua?
Setelah menghadapkan segala kebajikan Allah terhadap Israel, ia mengajak mereka, di dalam nama Tuhan, untuk memilih siapa yang akan mereka layani. Sebegitu jauh perbaktian kepada berhala masih tetap dijalankan dengan sembunyi-sembunyi, dan Yosua berusaha sekarang ini untuk membawa mereka kepada satu keputusan yang akan melenyapkan dosa ini dari Israel. “Tetapi jika kamu untuk beribadah kepada TUHAN,” katanya, “pilih lah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah.” Yosua ingin menuntun mereka untuk beribadah kepada Allah, bukan oleh paksaan, melainkan dengan tulus hati. Kasih kepada Allah adalah dasar dari agama. Ikut serta dalam pelayanan-Nya dengan didorong hanya oleh pengharapan mendapat pahala atau takut menerima hukuman, tidak ada gunanya sama sekali. Kemurtadan yang terang-terangan tidaklah lebih menghina Tuhan daripada kemunafikan dan perbaktian yang hanya sekadar rupa saja. PP 523.1
Pemimpin yang sudah tua itu mengajak orang banyak itu untuk memikir-mikirkan, baik buruknya, apa yang telah dihadapkannya kepada mereka, dan mengambil keputusan apakah mereka benar-benar ingin hidup seperti bangsa-bangsa penyembah berhala yang sudah rusak, yang ada di sekeliling mereka. Jikalau kelihatannya tidak baik bagi mereka untuk menyembah Tuhan, sumber kuasa itu, pancaran berkat, biarlah mereka pada hari itu juga mengambil keputusan siapakah yang akan mereka sembah, – “Allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah,” dari antara siapa Abraham telah dipanggil keluar, “atau Allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini.” Pesan-pesan yang terakhir ini merupakan satu tempelakan yang keras kepada Israel. Berhala-berhala orang Amori tidak pernah sanggup untuk melindungi orang-orang yang menyembahnya. Oleh sebab dosa-dosa mereka yang keji dan merusak itu, bangsa-bangsa yang jahat itu telah dibinasakan, dan negeri yang baik yang dahulu mereka miliki telah diberikan kepada umat Allah. Betapa bodohnya bagi Israel untuk memilih menyembah dewa-dewa untuk mana bangsa Amori telah dibinasakan! “Tetapi aku dan seisi rumahku,” kata Yosua, “kami akan beribadah kepada TUHAN!” Semangat suci yang sama yang telah memberikan ilham ke dalam hati pemimpin itu telah disampaikan kepada bangsa itu. Ajakannya telah merangsang sambutan yang tidak berlambatan, “Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada Allah lain!” PP 523.2
Apakah kesamaan antara bagaimana bangsa Israel menaklukkan Kanaan di bawah kepemimpinan Yosua dan bagaimanakah orang Kristen masa kini dapat menjalani kehidupan rohani yang berkemenangan? Bacalah Yos. 23: 10, Kol. 2: 15, 2 Kor. 10: 3-5, Ef. 6: 11-18.
Orang yang bertekad untuk memasuki kerajaan rohani akan menemukan bahwa segala kuasa dan nafsu dari sifat manusia lama yang belum bertobat, yang diperkuat oleh kekuatan kerajaan kegelapan, sedang berjuang melawan dia. Sifat mementingkan diri dan kesombongan akan bangkit menentang segala sesuatu yang menunjuk keberdosaan mereka. Dengan kekuatan diri sendiri, kita tidak dapat mengalahkan keinginan-keinginan dan kebiasaan-kebiasaan jahat yang berjuang untuk menguasai. Kita tidak dapat mengalahkan musuh yang menahan kita dalam perbudakannya. Allah sendiri yang dapat memberikan kemenangan kepada kita. Dia ingin supaya kita menguasai diri kita, kehendak dan jalan-jalan kita. Tetapi Ia tidak dapat bekerja di dalam diri kita tanpa izin dan kerjasama kita. Roh Ilahi bekerja melalui kemampuan dan kuasa yang diberikan kepada manusia. Tenaga kita diperlukan untuk bekerja sama dengan Allah. MB 141.3
Kemenangan tidak diperoleh tanpa doa yang sungguh-sungguh, tanpa merendahkan diri dalam setiap langkah. Kehendak kita tidak dipaksakan untuk bekerja sama dengan wakil-wakil Ilahi, tetapi harus diserahkan secara sukarela. Sekalipun dapat dipaksakan kepadamu ratusan kali lipat kehebatan pengaruh Roh Allah, itu tidak akan membuatmu seorang Kristen, seorang warga kerajaan yang layak untuk surga. Benteng Setan tidak akan rubuh. Kehendak harus dibenamkan pada kehendak Allah. Dengan dirimu sendiri, engkau tidak akan mampu untuk menundukkan maksud-maksud, keinginan-keinginan, dan kecenderungan-kecenderunganmu kepada kehendak Allah, tetapi jika engkau “rela untuk dijadikan mau,” Allah akan melakukan pekerjaan itu bagimu, bahkan “mematahkan setiap siasat dan merobohkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah, dan menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.” 2 Korintus 10:5. Kemudian engkau “mengerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar. Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Filipi 2:12, 13. MB 142.1
Menurut Anda, mengapa Yosua mengambil posisi yang begitu tegas dalam hal hubungan Israel dengan bangsa-bangsa di sekitarnya? (Yos. 23: 6–8, 12, 13).
Allah adalah pemberi hidup. Dari sejak mulanya, segala hukum-Nya telah ditetapkan untuk kehidupan. Tetapi dosa telah merusak peraturan yang telah ditetapkan Allah, dan kekacauan pun mengikutinya. Selama dosa ada maka penderitaan dan kematian tidak akan dapat dihindarkan. Hanyalah oleh karena Penebus itu telah menanggung kutuk dosa demi kita, maka manusia mempunyai pengharapan untuk melepaskan dirinya dari akibat-akibatnya yang mengerikan. SRNJ2 135.1
“Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN,” kata Yosua, “sebab Dialah Allah yang kudus; ... Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu.” Sebelum pembaruan yang tetap bisa diadakan, orang banyak itu harus dipimpin untuk merasakan akan ketidaksanggupan mereka, oleh mereka sendiri, untuk menurut Tuhan. Mereka telah melanggar hukum-Nya, itu telah menghukum mereka sebagai pelanggar-pelanggar, dan itu tidak menyediakan jalan untuk melepaskan diri. Sementara mereka berharap kepada kekuatan dan kebenaran mereka sendiri, maka tidak mungkin bagi mereka memperoleh keampunan dari dosa-dosa mereka; mereka tidak dapat memenuhi tuntutan-tuntutan hukum Allah yang sempurna itu, dan adalah sia-sia bagi mereka untuk berjanji melayani Allah. Hanyalah oleh iman dalam Kristus di mana mereka bisa memperoleh keampunan dari dosa, dan menerima kekuatan untuk menurut hukum Allah. Mereka harus berhenti bergantung kepada usaha mereka untuk memperoleh keselamatan, mereka harus dengan sepenuhnya berharap kepada jasa Juruselamat yang telah dijanjikan itu, jikalau mereka mau berkenan kepada Allah. SRNJ2 137.1
Yosua berusaha menuntun para pendengarnya untuk menimbang-nimbang kata-kata mereka, dan menahan diri daripada mengadakan janji-janji yang mereka belum bersedia untuk menggenapinya. Dengan kesungguh-sungguhan yang dalam mereka mengulangi kembali ucapan mereka, “Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah!” Sambil dengan khidmat menyetujui akan saksi-saksi terhadap diri mereka bahwa mereka telah memilih Tuhan, sekali lagi mereka telah mengulangi janji setia mereka: “Kepada TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan Firman-Nya akan kami dengarkan.” SRNJ2 137.2
Bagaimana seharusnya kita menafsirkan deskripsi murka Allah dan keadilan-Nya yang mendatangkan balasan dalam kitab Yosua (Yosua 23: 15, 16) dan di tempat lain dalam Alkitab? (Lihat juga Bil. 11: 33; 2 Taw. 36: 16; Why. 14: 10, 19; Why. 15: 1).
Umat Israel telah mengadakan pilihan mereka. Sambil menunjuk kepada Yesus mereka telah mengatakan “bukannya Orang ini, melainkan Barabas.” Barabas, perampok dan pembunuh, merupakan wakil Setan. Kristus adalah wakil Allah. Kristus telah ditolak, Barabas telah dipilih. Barabaslah yang mereka sukai. Dalam mengadakan pilihan ini mereka menerima dia yang dari mulanya seorang penipu dan pembunuh. Setan adalah pemimpin mereka. Sebagai suatu bangsa mereka menjalankan perintahnya. Perbuatannya hendak mereka lakukan. Peraturannya harus mereka jalankan. Orang-orang yang memilih Barabas gantinya Kristus harus merasai kebengisan Barabas selama waktu masih ada. DA 738.5
Sambil memandang pada Anak Domba Allah yang dipalu itu, orang Yahudi berseru, “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami, dan atas anak-anak kami.” Seruan yang menakutkan itu naik ke takhta Allah. Hukuman yang diucapkan ke atas diri mereka sendiri, tertulis dalam surga. Doa itu didengar. Darah Anak Allah tertanggung atas mereka turun-temurun. DA 739.1
Dengan hebatnya hal itu diwujudkan dalam kebinasaan Yerusalem. Dengan hebatnya hal itu ditunjukkan dalam keadaan bangsa Yahudi selama seribu delapan ratus tahun – suatu cabang yang dikerat dari pohon anggur, suatu cabang yang mati dan tidak berbuah, untuk dikumpulkan dan dibakar. Dari negeri ke negeri di seluruh dunia, dari abad ke abad, mati, mati dalam pelanggaran dan dosa! DA 739.2
Dengan hebatnya doa itu akan digenapi pada hari pehukuman yang besar itu. Bila Kristus akan datang kembali ke bumi, manusia akan melihat Dia bukannya sebagai seorang tahanan yang dikelilingi oleh rakyat jelata. Mereka akan melihat Dia pada waktu itu sebagai Raja Surga. Kristus akan datang dalam kemuliaan-Nya sendiri, dalam kemuliaan Bapa-Nya, dan kemuliaan malaikat-malaikat yang suci. Sepuluh ribu kali sepuluh ribu, dan beribu-ribu malaikat, anak-anak Allah yang indah dan menang, memiliki kecantikan dan kemuliaan yang tiada taranya, akan mengantar Dia pada jalan-Nya. Kemudian Ia akan duduk di atas takhta kemuliaan-Nya, dan di hadapan-Nya akan berhimpun segala bangsa. Kemudian setiap mata akan melihat Dia, dan juga mereka yang menikam Dia. Gantinya mahkota duri, Ia akan memakai mahkota kemuliaan—suatu mahkota di dalam suatu mahkota. Gantinya jubah raja yang lama yang ungu warnanya, la akan berpakaian jubah putih yang paling putih, “tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.” Mrk. 9:3. Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya ada tertulis suatu nama, “Raja segala raja, dan Tuan di atas segala tuan.” Why. 19:16. Mereka yang mengejek dan memukul Dia akan ada di sana. Para imam dan penghulu akan memandang lagi peristiwa itu dalam ruang pengadilan. Setiap keadaan akan kelihatan di hadapan mereka, seakan-akan dalam huruf api. Kemudian mereka yang berdoa. “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami,” akan menerima jawab terhadap doa mereka. Kemudian segenap dunia akan mengetahui dan mengerti. Mereka akan menyadari terhadap siapa dan terhadap apa mereka sebagai makhluk yang papa, lemah dan terbatas sedang berperang. Dalam kesengsaraan dan kengerian yang dahsyat mereka akan berseru kepada gunung-gunung dan batu-batu, “‘Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.’ Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?” Why. 6:16, 17. DA 739.3
Yosua mengimbau bangsa Israel untuk mengasihi Tuhan, Allah mereka (Yos. 23: 11; bandingkan dengan Ul. 6: 5). Kasih tidak dapat dipaksakan; jika tidak, kasih tidak lagi menjadi hakikatnya. Namun, dalam arti apakah kasih dapat diperintahkan?
Allah tidak memaksa kemauan atau pertimbangan seseorang. Ia tidak senang penurutan yang bersifat perbudakan. Ia ingin agar makhluk-makhluk ciptaan tanganNya mengasihi-Nya sebab Dia layak dikasihi. Ia mau mereka menurutiNya sebab mereka menghargai hikmat-Nya, keadilan-Nya dan kemurahan-Nya. Dan semua yang mempunyai konsep yang benar mengenai sifatsifat ini akan mengasihi Dia sebab mereka ditarik kepada-Nya oleh sebab kekaguman mereka kepada sifat-sifat-Nya. GC88 541.3
Prinsip-prinsip kebaikan, murah hati dan kasih, yang diajarkan dan dihidupkan sebagai teladan oleh Juruselamat kita, adalah salinan kehendak dan tabiat Allah. Kristus menyatakan bahwa Ia tidak mengajarkan sesuatu selain daripada yang telah diterima-Nya dari Bapa-Nya. Prinsip-prinsip pemerintahan Ilahi selaras secara sempurna dengan ajaran Juruselamat, “Kasihilah musuhmu.” Allah menjalankan keadilan atas orang fasik demi kebaikan alam semesta, dan bahkan demi kebaikan mereka yang menerima hukuman-Nya. Ia akan membuat mereka berbahagia jikalau Ia dapat lakukan itu sesuai dengan hukum-hukum pemerintahan-Nya dan rasa keadilan tabiatNya. Ia mengelilingi mereka dengan tanda-tanda kasih-Nya, diberikan-Nya kepada mereka pengetahuan mengenai hukum-Nya, dan mengikuti mereka dengan tawaran kemurahan-Nya. Tetapi mereka memandang rendah kasih-Nya, meniadakan hukum-Nya, dan menolak kemurahan-Nya. Sementara mereka tetap menerima pemberian-Nya, mereka menghinakan Pemberi itu. Mereka membenci Allah sebab mereka tahu bahwa Ia membenci dosa-dosa mereka. Allah bersabar terhadap kejahatan mereka, tetapi pada akhirnya akan datang saat yang menentukan, pada saat mana tujuan mereka akan ditentukan. Akan Dia ikatkah pemberontak-pemberontak ke pihak-Nya? Akan Dia paksakah mereka melakukan kehendak-Nya? GC88 542.1
Mereka yang telah memilih Setan sebagai pemimpin mereka, dan telah dikendalikan oleh kuasanya, tidak bersedia memasuki hadirat Allah. Kesombongan, penipuan, kebejatan moral dan kekejaman telah melekat pada tabiat mereka. Dapatkah mereka memasuki surga dan tinggal selamalamanya bersama-sama dengan yang telah mereka tolak dan benci di dunia ini? Kebenaran tidak akan pemah selaras dengan seorang pendusta, keren- dahan hati tidak akan selaras dengan pemujaan diri dan kesombongan, ke-murnian tidak berterima kepada kebejatan, dan kasih yang tanpa pamrih tidak menarik kepada orang yang mementingkan diri sendiri. Sumber sukacita apakah yang dapat ditawarkan oleh surga kepada mereka yang telah begitu asyik dengan kepentingan-kepentingan duniawi dan kepentingankepentingan diri sendiri? GC88 542.2
Dapatkah mereka yang hidupnya telah dihabiskan dalam pemberontakan melawan Allah tiba-tiba diangkat ke surga, dan menyaksikan keadaan kesempumaan yang tinggi dan suci yang selamanya ada di sana—setiap jiwa dipenuhi dengan kasih, setiap wajah bersinar dengan sukacita, musik yang merdu menggugah hati dalam nada-nada musik yang berkumandang memuliakan Allah dan Anak Domba, dan cahaya terang yang tak berkesudahan bersinar ke atas umat-umat tebusan dari wajah Dia yang duduk di atas takhta itu—dapatkah mereka yang hatinya dipenuhi kebencian kepada Allah, kepada kebenaran dan kepada kesucian, berbaur dengan warga surgawi dan menyanyikan lagu-lagu pujian bersama mereka? Dapatkah mereka menahan kemuliaan Allah dan kemuliaan Anak Domba itu? Tidak, sama sekali tidak. Bertahun-tahun kesempatan masa percobaan telah diberikan kepada mereka, agar mereka bisa membentuk tabiat untuk surga. Tetapi mereka tidak pernah melatih pikiran untuk mengasihi kemurnian, mereka tidak pernah mempelajari bahasa surga, dan sekarang sudah terlambat. Suatu kehidupan pemberontakan melawan Allah telah membuat mereka tidak layak masuk ke dalam surga. Kemurniannya, kekudusannya dan kedamaiannya menjadi siksaan bagi mereka, dan kemuliaan Allah menjadi api yang menghanguskan. Mereka akan lebih suka meninggalkan tempat kudus itu. Me-reka menyambut kebinasaan agar mereka bisa disembunyikan dari wajah Dia yang mati untuk menebus mereka. Nasib orang fasik itu ditentukan oleh pilihan mereka sendiri. Tidak masuknya mereka ke surga adalah atas kemauan mereka sendiri, dan keadilan dan kemurahan di pihak Allah. GC88 542.3
Kristus mempersembahkan tubuh-Nya yang remuk untuk membeli pusaka Allah, untuk memberikan kesempatan yang lain kepada manusia. “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.” Ibrani 7:25. Oleh kehidupan-Nya yang tiada bercela, penurutan-Nya, kematian-Nya di salib Golgota, Kristus menjadi Pengantara bagi bangsa yang tersesat. Dan sekarang, bukan sekadar sebagai pemohon, Penghulu keselamatan kita mengantarai bagi kita, melainkan sebagai Penakluk yang menuntut kemenangan-Nya. Pengorbanan-Nya sempurna dan sebagai Pengantara kita Ia melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan-Nya sendiri. Memegang di hadapan Allah pedupaan yang berisi jasa-jasa-Nya sendiri yang tidak bercela dan doa-doa, pengakuan serta terima kasih dari umat-Nya. Diharumi dengan wangi-wangian kebenaran-Nya, naik kepada Allah seperti hidangan yang manis. Persembahan itu diterima sepenuhnya dan pengampunan meliputi semua pelanggaran. COL 156.2
Kristus telah menyanggupi diri-Nya untuk menjadi pengganti serta jaminan, dan tidak dilalaikan-Nya seorang pun. Ia yang tak dapat melihat umat manusia terpapar pada kehancuran yang abadi tanpa mencurahkan nyawa-Nya untuk mati demi mereka itu, memandang dengan rasa pengasihan dan kasih sayang kepada setiap jiwa yang menyadari bahwa ia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. COL 157.1
Ia tidak akan memandang kepada seorang pemohon yang gementar tanpa mengangkatnya. Ia yang perantaraan grafirat-Nya sendiri telah menyediakan bagi manusia suatu persediaan Ilahi dari kekuatan moral, tidak akan gagal untuk menggunakan kuasa-Nya bagi kita. Kita dapat membawa dosa-dosa dan kesusahan kita ke kaki-Nya; karena Ia mengasihi kita. Setiap pandangan serta firman-Nya mengundang keyakinan kita. Ia akan membentuk dan menempa tabiat kita sesuai dengan kehendak-Nya sendiri. COL 157.2
Dalam segenap kekuatan Setan tidak ada kuasa yang dapat mengalahkan satu jiwa yang dengan kepercayaan yang sederhana menyerahkan dirinya kepada Kristus. “Dia memberikan kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.” Yesaya 40:29. COL 157.3
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Tuhan berkata, “Hanya akuilah kesalahanmu, bahwa engkau telah mendurhaka terhadap Tuhan, Allahmu.” “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dan segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu kamu.” 1 Yoh 1:9; Yeremia 3:13; Yehezkiel 36:25.” COL 158.1