“Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah; kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi. Sela.” KJV - Mazmur 67:3-4
Yesaya 2 : 2 : “Maka akan jadi kelak di akhir zaman, bahwa gunung kaabah Tuhan akan diperdirikan pada puncak segala gunung, dan akan ditinggikan di atas segala bukit; maka segala bangsa akan berkerumun masuk ke dalamnya.”
Keluar dari kehancuran Yehuda maupun Israel akan muncul sebuah Kerajaan dan suatu umat yang akan ditinggikan di atas segala bangsa.
Nabi Daniel juga menyatakan dengan jelas : “.....Dalam masa segala raja-raja ini Allah di surga akan kelak mendirikan sebuah kerajaan, yang tidak pernah akan binasa; dan kerajaan itu tidak akan diserahkan kepada bangsa lain, melainkan ia itu akan menghancur-luluhkan dan menumpas semua kerajaan ini, dan ia sendiri akan berdiri untuk selama-lamanya.” Daniel 2 : 44.
Perhatikan, bahwa Kerajaan yang dibicarakan oleh Daniel itu akan diperdirikan “dalam masa raja-raja ini”, bukan sesudah masa mereka. Lagi pula, supaya diperhatikan bahwa adalah Kerajaan ini juga (sidang yang sudah dibersihkan) yang akan menghancurkan patung yang besar itu. Kepada Kerajaan yang akan datang inilah (sidang yang “sudah suci”, sudah dibersihkan) “akan berhimpun segala bangsa” (Kejadian 49 : 10).
Apabila Markas Besar Injil diperdirikan sedemikian ini, maka pastilah kelak bahwa pekerjaan Injil akan dapat diselesaikan dengan tidak tertunda-tunda lagi. Injil Kristus kemudian akan mengumpulkan suatu hasil penuaian yang berkelimpahan, maka orang banyak yang bertobat itu gantinya mereka menempa pacul-paculnya dan bajak-bajaknya untuk menjadi alat-alat pembunuh manusia, mereka akan menempa tombak-tombaknya dan pedang-pedangnya menjadi alat-alat perkebunan, -- gantinya bekerja untuk membunuh, mereka akan berkebun untuk menghasilkan makanan.
Bacalah Mazmur 46. Pekabaran pengharapan apakah yang dapat kita ambil dari hal ini di tengah-tengah kekacauan kehidupan sekarang dan apa yang kita tahu akan terjadi di bumi pada akhir zaman ketika pertentangan besar terjadi di sini?
Ancaman yang paling menakutkan dan mengerikan yang ditujukan kepada manusia fana ialah yang terdapat dalam pekabaran malaikat yang ketiga. Hal itu adalah dosa yang paling mengerikan, yang mendatangkan murka Allah yang tidak bercampur dengan belas kasihan. Manusia tidak akan ditinggalkan dalam kegelapan mengenai perkara-perkara penting ini. Amaran mengenai dosa ini akan diberikan kepada dunia sebelum datangnya penghakiman Allah, agar semua mengetahui mengapa harus dikenai hukuman dan memberikan kesempatan untuk meluputkan diri. Nubuatan menyatakan bahwa malaikat yang pertama akan mengumumkan kepada “semua bangsa, dan suku, dan bahasa, dan kaum.” Amaran malaikat yang ketiga, yang merupakan bagian dari pekabaran rangkap tiga, juga tidak kurang meluasnya. Hal itu dinyatakan dalam nubuatan sebagai diumumkan “dengan suara nyaring,” oleh seorang malaikat yang terbang di tengah-tengah langit, dan hal itu akan menarik perhatian dunia. GC88 449.2
“Melalui celah di awan-awan, bersinarlah bintang yang cahayanya empat kali lipat lebih terang daripada kegelapan. Bintang itu memberitakan pengharapan dan sukacita bagi orang yang setia, tetapi kegeraman dan murka bagi para pelanggar hukum Allah. Mereka yang telah mengorbankan segalanya untuk Kristus sekarang aman, tersembunyi seperti di dalam rahasia kemah milik Tuhan. Mereka telah diuji, dan di hadapan dunia dan para pembenci kebenaran, mereka telah menunjukkan kesetiaan mereka kepada Dia yang telah mati bagi mereka. Sebuah perubahan yang luar biasa telah terjadi atas mereka yang telah berpegang teguh pada integritas mereka dalam menghadapi kematian. Mereka telah tiba-tiba dibebaskan dari tirani manusia yang gelap dan mengerikan yang telah berubah menjadi setan. Wajah-wajah mereka, yang akhir-akhir ini pucat, cemas, dan kuyu, kini bersinar dengan keajaiban, iman, dan kasih. Suara mereka meninggi dalam nyanyian kemenangan: “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya.” Mazmur 46:1-3.” DD 48.1
Bacalah Yeremia 4:23-26. Apakah yang dikatakan ayat ini kepada kita tentang nasib dunia ini, setidaknya sampai “langit yang baru dan bumi yang baru” (Wahyu 21:1)?
Tindakan yang diproyeksikan disini dengan latar belakang penghakiman Allah yang akan datang atas tanah Israel kuno, karena pemberontakan mereka, tidak mungkin, dalam alasan yang sebenarnya, dibatasi hanya pada tanah itu. Dengan kata lain, hal ini tidak dapat dipersempit, seperti yang dipikirkan oleh beberapa orang, untuk berarti bahwa hanya tanah umat Allah yang telah atau akan dibuat “hampa” dan dibiarkan ‘sunyi’ dan “tanpa bentuk”, – tanpa cahaya dan tanpa burung atau binatang atau penghuni, – dan seluruh bumi dibiarkan menikmati semua berkat ini. Sebaliknya, Kitab Suci harus dipahami sesuai dengan apa yang tertulis di dalamnya, yang menunjukkan bahwa seluruh bumi akan mengalami akhir yang sama. Mengingat fakta ini, maka istilah bumi jelas tidak dapat ditafsirkan, seperti yang telah dilakukan oleh beberapa orang, sebagai “tanah” itu – Palestina saja.
Lagi pula, ketika Israel kuno dikalahkan oleh bangsa-bangsa, gunung-gunung dan bukit-bukit tidak dibuat bergetar dan “bergoyang-goyang”; kota-kota tidak sepenuhnya diruntuhkan dan ditinggalkan tanpa penghuni; burung-burung tidak dipaksa untuk terbang menjauh dari negeri itu; dan negeri itu tidak ditinggalkan dalam kegelapan, sehingga jelaslah bahwa tercerai-berainya orang-orang Yahudi tidak sedikit pun menggenapi nubuat Yeremia 4:23-28. Oleh karena itu, bumi akan kembali seperti pada hari pertama penciptaan, “tidak berbentuk dan kosong.” Kejadian 1:2. Dan sama seperti pada waktu itu “kegelapan ... meliputi seluruh permukaan samudera raya,” demikianlah yang akan terjadi.
Dari paragraf-paragraf sebelumnya, kita melihat bahwa dua puluh dua ayat pertama dari Yeremia 4 berbicara menentang kejahatan Israel kuno, sedangkan ayat dua puluh tiga hingga dua puluh tujuh merupakan ayat-ayat yang disisipkan, yang menyatakan kehancuran bumi dan kebinasaan semua orang fasik dimanapun mereka berada. Dengan menghilangkan ayat-ayat sisipan ini, kelanjutan pemikiran terhubung kepada:
“Sebab umat-Ku bodoh, mereka tidak mengenal Aku, mereka adalah anak-anak yang bebal dan tidak berakal budi; mereka berakal budi untuk berbuat jahat, tetapi untuk berbuat baik mereka tidak berakal budi.” .... Sebab itu bumi akan berkabung, dan langit di atas akan menjadi gelap, sebab Aku telah mengatakannya, Aku telah menetapkannya, dan Aku tidak akan menyesal dan tidak akan berbalik daripadanya." Yeremia 4:22, 28.
Dengan pemikiran yang terhubung demikian, muncullah fakta bahwa dalam ayat ke dua puluh delapan, “Karena ini, bumi akan berkabung dan langit di atas menjadi gelap,” kata ganti ini menemukan asal yang mendahuluinya, “kefasikan,” dalam ayat-ayat sebelum pemikiran sisipan itu. Oleh karena itu, Yeremia 4:23-27 disisipkan untuk menunjukkan bahwa sama seperti Allah tidak memaafkan umat-Nya di masa lampau atas kejahatan mereka, demikian juga Dia tidak akan memaafkan dunia saat ini atas kejahatan mereka, tetapi akan memperlakukan semua dosa dengan cara yang sama, baik dosa itu dilakukan di dalam gereja maupun di dalam dunia. Singkatnya, Allah berkata kepada umat-Nya, Israel: Karena kejahatan seperti yang kamu lakukan, “bumi akan berkabung dan langit di atas akan menjadi gelap.” Haruskah saya, kemudian berpikir untuk memaafkanmu?
Bacalah Mazmur 47:1-4. Apa yang dikatakannya tentang kedudukan kita, pada akhirnya, di dalam kerajaan Kristus?
Yesaya 41 : 1, 2 : “Berdiamlah dirimu di hadapan-Ku, hai segala pulau; dan hendaklah segala bangsa itu memperbaharui kekuatan mereka; hendaklah mereka itu datang dekat; lalu hendaklah mereka itu berbicara : bahwa marilah kita datang dekat bersama-sama kepada pehukuman. Siapakah yang sudah membangkitkan orang benar itu dari sebelah timur, yang telah memanggilnya untuk berdiri, yang telah memberikan segala bangsa kehadapannya, dan telah menjadikannya memerintah atas segala raja? Ia telah menyerahkan mereka itu bagaikan abu kepada pedangnya, dan bagaikan jerami yang dibuang kepada busurnya.”
Memperbaharui kekuatan mereka ialah membuang dosa, dan datang hampir kepada Allah, ialah belajar kepada-Nya. Dengan melakukan semuanya ini mereka kemudian akan mengundang orang-orang lain untuk datang kepada pehukuman. Segala bangsa akan berdiam sampai kepada masa itu, dan kemudian mereka akan mengatakan, “Marilah, dan hendaklah kita naik ke bukit Tuhan, dan ke rumah Allah Yakub; maka Ia akan mengajarkan kepada kita jalan-jalan-Nya, maka kita akan berjalan mengikuti langkah-langkah-Nya: karena hukum akan muncul dari Sion, dan firman Tuhan dari Yerusalem.” Mikha 4 : 2.
Oleh karena itu pekerjaan kita adalah mempersiapkan jalan Tuhan bagi pengumpulan umat-Nya.
Bandingkan 1 Tesalonika 4:13-17 dan Zakaria 14:4, dan perhatikan kaki Kristus. Perbedaan apakah yang Anda temukan di antara ayat-ayat ini, dan apakah yang diajarkannya kepada kita tentang dua aspek yang berbeda, meskipun saling berkaitan, tentang kedaulatan Kristus yang tertinggi atas dunia ini?
Zakharia 14 : 2 : -- "Karena Aku akan menghimpunkan segala bangsa untuk berperang melawan Yerusalem; maka negeri itu akan dialahkan, dan segala rumahnya dijarahi, dan segala perempuan digagahi; dan setengah orang isi negeri akan dibawa keluar dengan tertawan, tetapi sebagian yang tertinggal dari bangsa itu tidak akan ditumpas dari negeri itu."
Melihat kepada kenyataan bahwa Yerusalem akan dilindungi dengan pagar tembok dari api (Zakharia 2 : 5) sementara isi rumah Yehuda memerintah di sana, maka pastilah bahwa peperangan yang digambarkan di sini harus jadi sebelum isi rumah Yehuda diperdirikan.
Dalam peperangan itu segala bangsa akan mengalahkan para pemimpin dari Tanah Perjanjian itu. Kemudian isi rumah Yehuda akan mulai diperdirikan. Karena bangsa-bangsa yang menyerang itu mengepung kota, dan menjarahi rumah-rumah, juga mengagahi kaum wanita, maka mereka bukanlah bangsa bangsa yang benar, tetapi karena tidak semua penduduk menjadi tawanan, dan juga tidak semua orang ditumpas habis dari kota itu, artinya orang-orang jahat akan disingkirkan dan orang-orang benar tinggal untuk bergabung dengan isi rumah Yehuda.
Zakharia 14 : 3, 4 : -- "Kemudian Tuhan akan keluar, lalu berperang melawan segala bangsa, seperti pada masa Ia berperang pada hari peperangan. Dan pada hari itu kaki-Nya akan berdiri di atas Gunung Zaitun yang berada pada sebelah timur Yerusalem, dan Gunung Zaitun itu akan terbelah dua ke timur dan ke barat, sehingga jadilah sebuah lembah yang amat besar; maka setengah dari gunung itu akan berpindah menuju ke Utara dan setengahnya lagi ke selatan."
Pada waktu Yerusalem yang sekarang jatuh, maka kaki Tuhan akan berpijak di atas Gunung Zaitun lalu di sana dibuat suatu lembah yang amat besar; artinya, menyingkirkan semua penghalang dan gangguan, dan dengan demikian mempersiapkan tanah itu bagi kembalinya umat-Nya itu. Kemudian ialah, nubuatan Zakharia 10 : 8 -- bahwa Tuhan akan "bersuit" bagi umat-Nya -- akan menemukan kegenapannya.
Zakharia 14 : 5 : -- "Maka kamu akan berlari ke lembah gunung-gunung itu; karena luas lembah gunung-gunung itu sampai ke Azal : sesungguhnya, engkau akan berlari bagaikan engkau berlari dari hadapan gempa bumi pada zaman Uzia, raja Yehuda : maka Tuhan Allahku akan datang, dan segala orang suci bersamamu."
Dengan membuka jalan sedemikian bagi pendirian kembali isi rumah Yehuda, yaitu umat-Nya, yang sebelumnya telah diberitahu dari hal itu melalui Kebenaran sekarang, mereka akan berlari ke lembah itu, ke mana kaki Tuhan berpijak, secepatnya seolah-olah mereka sedang berlari dari gempa bumi; dan sesudah itu semua orang suci akan mengikuti mereka. Di dalam kata-kata firman ini sendiri terdapat banyak fakta yang membuktikan, bahwa peristiwa ini terjadi sebelum masa seribu tahun itu : (1) Catatlah bahwa kaki Tuhan berpijak pada gunung itu pada hari peperangan itu, dalam mana Yerusalem dikuasai oleh bangsa-bangsa Kapir. (2) Orang-orang yang berlari ke lembah itu bukanlah turun dari Sorga. (3) Mereka tak mungkin orang-orang jahat karena mereka tidak melarikan diri dari Tuhan, melainkan mereka berlari ke pada-Nya, kemana Ia berdiri. (4) Semua orang suci mengikuti mereka. Buku "Early Writings," halaman 53 memberikan suatu aplikasi rangkap mengenai kata-kata firman ini, yaitu peristiwa yang satunya sesudah masa seribu tahun.
Bacalah Mazmur 75. Baca juga Matius 26:26-29 dan Wahyu 14:9-12. Apakah yang diungkapkan oleh mazmur ini tentang beberapa masalah yang dipertaruhkan dalam penghakiman, dan bagaimana ayat-ayat lain membantu kita memahami masalah-masalah ini?
“Hai, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air! Hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Belilah dan makanlah! Marilah! Belilah anggur dan susu tanpa uang dan tanpa harga.” KJV — Isaiah 55:1
Apakah anggur dan susu itu? Pertama-tama, kita akan berbicara tentang anggur. Air kaya akan oksigen, sedangkan anggur kaya akan zat besi. Tanpa adanya zat besi dalam sistem, oksigen tidak akan memiliki nilai yang penting bagi tubuh manusia, karena zat besi adalah alat yang digunakan untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh manusia. Begitu oksigen masuk ke dalam paru-paru, zat besi mengambil unsur tersebut dan membawanya ke seluruh sistem. Dengan demikian, apapun yang dilambangkan oleh anggur, tanpanya, air (kehidupan) tidak akan ada artinya, begitu juga air tanpa anggur (sebagai simbol) sama sekali tidak berguna. Anggur melambangkan darah Kristus. Oleh karena itu, anggur digunakan dalam hubungannya dengan perjamuan malam Tuhan; simbol dari darah Kristus yang tertumpah. Jika engkau ingin memiliki hidup yang kekal (air), engkau juga harus memiliki darah Kristus (anggur) karena yang satu tidak akan ada artinya tanpa yang lain. Sekali lagi kita melihat bahwa tidak ada benda, substansi, atau unsur duniawi lainnya yang dapat digunakan untuk melambangkan darah Kristus.
“Dosa besar yang dituduhkan kepada Babel adalah, bahwa ia “membuat segala bangsa minum dari anggur murka percabulannya.” Cawan kemabukan yang ia sajikan kepada dunia, melambangkan doktrin-doktrin palsu yang telah ia terima sebagai akibat dari hubungannya yang tidak sah dengan orang-orang besar di bumi. Persahabatannya dengan dunia telah merusak imannya, dan pada gilirannya ia memberikan pengaruh yang merusak kepada dunia dengan mengajarkan doktrin-doktrin yang berlawanan dengan pernyataan-pernyataan yang paling jelas dari firman Allah.” 4SP 234.2
Baca Mazmur 67. Bagaimanakah nyanyian pujian ini menginformasikan pemahaman Anda tentang peran umat Allah dalam Wahyu 14:6-12?
"Aku bersukacita di dalam Tuhan karena Ia telah menguatkan dan memberkati aku dengan luar biasa, dan aku dapat menanggung kesaksian yang diberikan-Nya kepadaku untuk dipikul. Kami melihat adanya kebutuhan akan lebih banyak pekerja yang setia. Doa harus dipanjatkan dari bibir yang tidak berdosa agar Allah yang empunya tuaian membangkitkan para pekerja untuk meningkatkan instrumentalitas Kristen. Tuaian dunia harus dituai melalui instrumentalitas surgawi yang bekerja sama dengan agen-agen manusia. Sebanding dengan meningkatnya lembaga-lembaga tersebut di bawah pengawasan para utusan kudus dari surga, maka akan meningkat pula tuaian yang akan dituai." 7LtMs, Lt 3, 1891, par. 4
“Kemudian daripada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari surga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya. Dan ia berseru dengan suara kuat, katanya, ‘Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis, dan tempat bersembunyi segala burung najis dan yang dibenci.’ Lalu aku mendengar suara lain dari surga berkata: ‘Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya, supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.’” (Revelation 18:1, 2, 4. GC 603.1
Ayat-ayat ini menunjuk ke depan kepada suatu waktu bilamana peng-umuman mengenai rubuhnya kota Babel yang disiarkan oleh malaikat yang kedua dalam Wahyu 14:8, akan diulang, dengan pemberitahuan tambahan mengenai kejahatan yang telah memasuki berbagai organisasi yang membentuk Babel, sejak pekabaran itu pertama kali disampaikan pada musim panas tahun 1844. Keadaan dunia keagamaan yang mengerikan diterangkan di sini. Setiap penolakan kepada kebenaran, pikiran orang menjadi lebih gelap, hati mereka semakin degil, sehingga mereka terjerumus ke da lam kekerasan hati kefasikan. Dalam menentang amaran yang telah diberikan oleh Allah, mereka akan terus menginjak-injak salah satu dari perintah-perintah hukum yang sepuluh itu, sampai mereka dituntun untuk menganiaya orang-orang yang menyucikan hari Sabat hari ketujuh. Kristus dianggap tidak ada melalui penghinaan yang dilancarkan terhadap firmanNya dan umat-Nya. Sementara ajaran-ajaran Spiritisme diterima oleh gereja-gereja, pembatasan-pembatasan yang dikenakan kepada hati duniawi manusia itu dihapuskan dan pengakuan agama menjadi seperti jubah yang menyembunyikan kejahatan yang paling keji. Kepercayaan kepada manifestasi spiritual membuka pintu kepada roh-roh yang menggoda dan ajaran-ajaran Setan, dan dengan demikian pengaruh malaikat-malaikat Setan akan terasa di dalam gereja. GC 603.2
Mengenai Babel, pada waktu dimunculkan di dalam nubuatan ini, di-nyatakan, “Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.” (Wahyu 18:5). Ia telah memenuhi cawan kejahatannya dan kebinasaan sudah hampir dijatuhkan kepadanya. Tetapi masih ada umat Allah di Babel; dan sebelum penghakiman-Nya dilaksanakan, orang-orang yang setia ini harus dipanggil keluar agar mereka “jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya” dan supaya mereka “jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.” (Wahyu 18:4). Sejak pergerakan yang dilambangkan oleh malaikat yang turun dari langit. menerangi dunia ini dengan kemuliaannya, dan berseru dengan suara yang kuat, mengumumkan dosa-dosa Babel. Sehubungan dengan pekabarannya, panggilan ini terdengar, “Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya.” Pengumuman ini, yang disatukan dengan pekabaran malaikat yang ketiga, menjadi amaran terakhir yang akan diberikan kepada penghuni dunia ini. GC 604.1
“Dengan masalah yang telah begitu jelas dibukakan di hadapan mereka, maka barangsiapa yang menginjak-injak hukum Allah dan menuruti peraturan-peraturan manusia, menerima tanda binatang; ia menerima tanda kesetiaan kepada kuasa yang dipilihnya untuk diturut sebagai pengganti Allah. Amaran dari surga ialah, “Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya.” (Wahyu 14:9, 10). GC 604.3
Nyanyian dan kelepasan besar yang diperingatinya, telah meninggalkan satu kesan yang tidak pernah akan dapat dihapuskan dari bangsa Ibrani. Dari zaman ke zaman nyanyian itu dilagukan kembali oleh nabi-nabi dan penyanyi-penyanyi Israel, yang menyaksikan bahwa Yehova adalah kekuatan dan kelepasan mereka yang berharap kepada-Nya. Nyanyian itu bukanlah milik orang Yahudi saja. Itu menunjuk ke depan kepada kebinasaan segala musuh kebenaran dan kemenangan terakhir dari bangsa Israel milik Allah. Nabi di Patmos melihat orang banyak yang berjubah putih yang telah “memperoleh kemenangan,” berdiri di tepi “laut kaca bercampur api,” memegang “kecapi Allah. Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba.” Wahyu 15:2, 3. PP 289.1
“Bukan kepada kami, ya Tuhan, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu.” Mazmur 115:1. Inilah semangat yang memenuhi nyanyian kelepasan Israel dan inilah semangat yang harus menempati hati semua orang yang mengasihi dan takut akan Allah. Dalam membebaskan jiwa kita dari perhambaan dosa, Allah telah mengadakan bagi kita satu kelepasan yang lebih besar daripada yang telah dialami oleh orang Ibrani di Laut Merah. Seperti bangsa Ibrani, kita harus memuji Tuhan dengan hati, jiwa dan suara atas “pekerjaan-Nya yang ajaib bagi manusia.” Mereka yang merenung-renungkan rahmat Allah yang besar, dan tidak melupakan pemberian-pemberian-Nya yang kecil-kecil, akan mengenakan ikat pinggang sukacita dan menyanyi dalam hatinya untuk memuji Tuhan. Berkat-berkat yang kita terima dari tangan Allah setiap hari, dan di atas segala sesuatunya, kematian Yesus yang telah memungkinkan kebahagiaan serta surga ada pada jangkauan kita, haruslah menjadi tema ucapan syukur kita. Betapa besarnya belas kasihan dan cinta-Nya, yang telah ditentukan Allah kepada kita, orang-orang berdosa, yang hilang, dalam mempersatukan kita dengan diri-Nya, di mana kita ini menjadi harta pilihan-Nya! Betapa besarnya pengorbanan yang telah diadakan oleh Penebus kita sehingga kita dapat disebut sebagai anak-anak Allah! Kita harus memuji Allah atas pengharapan yang berbahagia yang dinyatakan kepada kita di dalam rencana penebusan yang besar itu, kita harus memuji Dia atas harta surga dan segala janji-Nya yang berkelimpahan; pujilah Dia karena Yesus hidup untuk menjadi Pengantara kita. PP 289.2
“Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban,” kata Khalik itu, “ia memuliakan Aku.” Mazmur 50:23. Segenap penduduk surga bersatu padu dalam memuji Allah. Biarlah kita mempelajari nyanyian-nyanyian malaikat itu sekarang, agar kita dapat menyanyikannya bilamana kita bergabung dengan rombongan mereka yang bersinar-sinar itu. Biarlah kita katakan bersama-sama dengan pemazmur, “Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.” “Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, Ya Allah; kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.” Mazmur 146:2; 67:6. PP 289.3
Allah di dalam pimpinan-Nya membawa orang Ibrani ke daerah di mana terdapat gunung-gunung yang tinggi dekat laut agar Ia dapat menyatakan kuasa-Nya dalam kelepasan mereka, dan dengan nyata merendahkan segala kesombongan si penjajah itu. Sebenarnya Ia dapat melepaskan mereka dengan cara yang lain, tetapi Ia telah memilih cara ini untuk menguji iman mereka serta menguatkan kepercayaan mereka di dalam Dia. Orang banyak merasa letih dan gentar, tetapi jikalau mereka menolak pada waktu Musa menyuruh mereka untuk maju terus, maka Allah tidak akan pernah membuka jalan bagi mereka. Adalah oleh “iman” bahwa “mereka telah melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering.” Ibrani 11:29. Dengan maju terus sampai ke dalam air, mereka menunjukkan bahwa mereka percaya akan firman Allah sebagaimana yang diucapkan oleh Musa. Mereka melakukan segala sesuatu yang mampu mereka lakukan, dan kemudian Yang Mahakuasa orang Israel membelah laut itu untuk menyediakan jalan bagi mereka. PP 290.1
Pelajaran besar yang dikemukakan disini berlaku untuk segala zaman. Sering kehidupan orang Kristen dikelilingi oleh bahaya, dan kelihatannya tugas sangat sulit untuk dilaksanakan. Pikiran dipenuhi oleh gambaran tentang kehancuran yang akan datang, dan dari belakang perhambaan atau kematian sedang mendesak. Namun, dengan jelas suara Allah berkata, “Maju terus.” Kita harus mentaati perintah ini, sekalipun mata kita tidak dapat menembusi kegelapan itu, dan kita merasakan adanya ombak yang dingin di kaki kita. Segala halangan yang merintangi kemajuan kita tidak akan pernah hilang dari hadapan hati yang bimbang dan ragu-ragu. Mereka yang menunda penurutan sampai kepada saat bilamana setiap bayangan dari hal-hal yang tidak menentu itu hilang sama sekali, dan menunggu sampai tidak ada lagi kemungkinan-kemungkinan untuk kalah atau gagal, mereka itu tidak akan pernah menurut sama sekali. Bisikan yang disertai sikap tidak percaya, “Biarlah kita menunggu sampai segala penghalang itu hilang sama sekali, sehingga kita dapat melihat jalan kita dengan jelas,” tetapi iman dengan penuh keberanian mendesak untuk maju terus dan berharap akan segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu. PP 290.2