"Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!" KJV - Mazmur 46:10
”Kecenderungan Lucifer untuk melayani diri daripada melayani Khaliknya telah menimbulkan perasaan cemas di antara mereka yang berpendirian bahwa kemuliaan Allah haruslah yang terutama. Di dalam persidangan surga malaikat-malaikat mencoba untuk meyakinkan Lucifer. Anak Allah menyatakan kepadanya kebesaran, kebajikan dan keadilan Khalik itu, dan juga sifat dari hukum-Nya yang kekal dan suci. Allah sendiri telah menetapkan peraturan di surga; dan dengan berpaling dari padanya, Lucifer tidak menghormati Penciptanya dan membawa kehancuran kepada dirinya sendiri. Tetapi amaran yang diberikan di dalam rahmat dan kasih yang tidak terbatas itu, hanyalah membangkitkan suatu roh perlawanan. Lucifer membiarkan rasa cemburunya terhadap Kristus merajalela dan ia menjadi lebih nekad lagi.” Patriarchs and Prophets, page 35, paragraph 3.
Sebagaimana halnya maiaikat-malaikat, penghuni Eden pun ditempat-kan dalam masa percobaan; kebahagiaan mereka hanya dapat dipertahan-kan dengan syarat kesetiaan terhadap undang-undang Khalik itu. Mereka dapat menurut dan hidup atau melanggar dan binasa. Tuhan telah menjadikan mereka sebagai penerima berkat-berkat-Nya yang limpah; tetapi kalau mereka melanggar kehendak-Nya, Ia yang tidak membiarkan maiaikat-malaikat yang berbuat dosa itu, tidak juga dapat membiarkan mereka begitu saja; pelanggaran akan meniadakan pemberianpemberian-Nya dan mendatangkan kepada mereka penderitaan dan kebinasaan.” Patriarchs and Prophets, page 53, paragraph 1.
Malaikat-malaikat mengamarkan mereka supaya selalu waspada terhadap tipu daya Setan, karena usahanya untuk menjerat mereka tidak pernah mengenal lelah. Selagi mereka taat kepada Allah si jahat itu tidak akan dapat membinasakan mereka; karena, bila perlu, setiap malaikat di surga akan disuruh untuk menolong mereka. Jikalau mereka tetap menolak bujukannya yang pertama, mereka akan selamat sama seperti pesuruh-pesuruh surga itu. Tetapi sekali saja mereka menyerah kepada godaan itu, keadaan mereka akan menjadi begitu merosot sehingga di dalam diri mereka sendiri mereka tidak mempunyai kuasa atau kesanggupan untuk menentang Setan. Patriarchs and Prophets, page 53, paragraph
Bacalah Kejadian 2:9-17. Apakah perintah pertama, sebuah larangan, yang Allah berikan kepada manusia, dan mengapa hal itu begitu penting?
Setan, sebagaimana yang kita ketahui, bukanlah satu-satunya yang berdosa di Surga, karena bersama dengan dia, sepertiga bala tentara malaikat telah diusir dari Surga (Wahyu 12:4). Mereka diusir dari Surga karena mereka lebih mendengarkan perkataan Lusifer, seorang manusia di Surga, gantinya mendengarkan firman Allah. Inilah kejatuhan para malaikat. Lusifer sendiri jatuh ketika ia bercita-cita untuk menjadi seperti Allah.
Kedua dosa ini - percaya kepada manusia, dan keinginan untuk meninggikan diri sendiri - masih menjadi unsur dosa yang paling utama di bumi ini. Inilah batu sandungan Hawa dan bagi banyak orang bahkan sampai hari ini masih menjadi batu sandungan. Tidak, nafsu makan saja bukanlah penyebab kejatuhan Hawa. Ular itu tidak berkata, "Engkau boleh makan buah ini, sebab ini baik sekali, lebih baik dari pada semua buah yang ada dalam taman Allah." Tetapi ia berkata: "Allah mengetahui, bahwa pada hari kamu memakannya, maka matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi seperti allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." Kejadian 3:5.
Buah itu tentu saja menarik baginya, tetapi ia tergoda oleh gagasan memiliki kesempatan untuk ditinggikan ke takhta Allah, untuk ditinggikan ke posisi yang sama dengan yang dicita-citakan oleh Lusifer. Lusifer pasti benar-benar percaya bahwa dia akan menjadi seperti Tuhan jika malaikat-malaikat di Surga dan manusia di bumi mau menerima perintah darinya.
Jadi kita melihat bahwa Iblis menipu Hawa dengan alasan yang sama ketika ia menipu dirinya sendiri dan malaikat-malaikatnya, perbedaannya adalah ia menyebabkan Hawa memakan buah yang tidak boleh dimakan oleh dirinya sendiri dan para malaikatnya. Akibatnya, Hawa berdosa terhadap tubuh fisiknya juga, dengan memakan sesuatu yang tidak diciptakan untuk dimakan, dan akibatnya ia mati. Tetapi Iblis dan para malaikatnya masih hidup.
Begitulah cara Setan bekerja sejak zaman Adam sampai sekarang ini, dan melalui cara ini ia telah beroleh hasil yang gemilang. Ia menggoda manusia untuk meragukan kasih Allah dan hikmat-Nya. Ia senantiasa berusaha membangkitkan roh ingin tahu yang tidak hormat, satu keinginan yang didorong oleh rasa gelisah dan bertanya-tanya untuk mendalami rahasia hikmat serta kuasa Ilahi. Di dalam usaha mereka untuk menyelidiki apa yang disembunyikan Tuhan dari mereka, banyak orang telah mengabaikan kebenaran-kebenaran yang telah dinyatakan-Nya dan yang perlu bagi keselamatan. Setan menggoda manusia untuk berbuat pelanggaran oleh memimpin mereka untuk mempercayai bahwa mereka sedang memasuki satu bidang pengetahuan yang ajaib. Tetapi semuanya ini adalah suatu penipuan belaka. Dirangsang oleh keinginan untuk lebih maju, mereka, dengan menginjak-injak tuntutan Allah, sedang menjejakkan kaki mereka pada jalan yang menuntun mereka kepada kemerosotan dan kebinasaan. Patriarchs and Prophets, page 54, paragraph 3.
Setan menyatakan kepada pasangan yang suci itu, bahwa mereka akan menjadi orang-orang yang beruntung dengan melanggar hukum Allah. Bukankah dewasa ini juga kita mendengar ucapan yang sama ini? Banyak orang yang membicarakan tentang kepicikan dari mereka yang mentaati hukum Allah, sementara mereka sendiri mengaku mempunyai pendapat yang lebih luas dan menikmati kebebasan yang lebih besar. Apakah makna hal ini selain daripada satu gema dari suara di Eden, "Pada hari engkau makan buah itu" - melanggar tuntutan Ilahi - "engkau akan menjadi seperti Allah?" Setan mengaku telah menerima perkara-perkara yang baik dengan jalan memakan buah yang dilarang itu, tetapi ia tidak memperlihatkan bahwa oleh pelanggaran itu ia sudah terbuang dari surga. Sekalipun ia telah mendapati bahwa dosa itu mengakibatkan satu kerugian yang tidak terhitung, ia telah menyembunyikan penderitaannya agar dapat menarik orang lain kepada keadaan yang sama. Demikian juga sekarang ini orang-orang yang melanggar berusaha untuk menyembunyikan tabiat mereka yang sebenarnya; boleh jadi ia mengaku suci; tetapi pengakuannya yang tinggi itu hanyalah menjadikan dirinya sebagai seorang penipu yang berbahaya. Ia berada di pihak Setan, menginjak-injak hukum Allah dan memimpin orang lain untuk berbuat hal yang sama, yang akan mengakibatkan kebinasaan mereka. Patriarchs and Prophets, page 55, paragraph 1.
Bacalah Daniel 2:31-35, yang memberikan gambaran menyeluruh tentang sejarah dunia hingga akhir zaman. Kebenaran penting apakah yang dapat kita pelajari dari nubuatan yang luar biasa ini?
Dalam buku catatan tahunan sejarah umat manusia, pertumbuhan bangsa-bangsa, bangunnya dan jatuhnya kerajaan-kerajaan, tampaknya seakan-akan bergantung atas kehendak dan kuasa-kuasa manusia; terjadinya peristiwa-peristiwa tampaknya sampai kepada suatu taraf yang tinggi, hanyalah ditentukan oleh kuasa, ambisi atau ulahnya. Tetapi dalam firman Allah tirai itu disingkapkan, dan kita memandang, ke atas, ke belakang, maka sepanjang segala permainan dan aturan permainan perhatian dan kuasa serta nafsu manusia, perwakilan-perwakilan Dia Yang berkemurahan, dengan diam-diam, dengan sabar menjalankan rencana-rencana kehendak-Nya sendiri. Prophets and Kings, page 499, paragraph 4.
Beratus-ratus tahun sebelum bangsa-bangsa tertentu tampil di atas pentas untuk berlakon, maka Dia Yang Mahatahu memandangi zaman-zaman yang berlangsung dan meramalkan bangkitnya dan jatuhnya kerajaan-kerajaan di seluruh dunia. Allah memaklumkan kepada Nebukadnezar bahwa kerajaan Babel akan jatuh, dan suatu kerajaan yang kedua akan bangkit, yang juga akan mengalami masa pengujian. Apabila gagal meninggikan Allah yang benar itu, maka kemuliaannya akan sirna, dan kerajaan yang ketiga akan mengganti kedudukannya. Ini juga akan berlalu; dan suatu kerajaan yang keempat, yang kuat seperti besi, akan memerintah bangsa-bangsa di dunia. Prophets and Kings, page 501, paragraph 1.
Dalam sejarah bangsa-bangsa pelajar firman Allah dapat melihat kegenapan nubuatan Ilahi secara harafiah. Babel, pada akhirnya pecah dan hancur, tamat riwayatnya oleh sebab raja-rajanya menganggap bahwa mereka tidak perlu bergantung pada Allah, dan menganggap bahwa kemuliaan kerajaan mereka adalah keberhasilan manusia. Kerajaan Medo-Persia menerima murka Surga sebab dalam kerajaan itu hukum Allah telah diinjak-injak di bawah kaki. Takut akan Tuhan sama sekali tidak terdapat di dalam hati sebagian besar bangsa itu. Kejahatan, hujat dan kecemaran merajalela. Kerajaan-kerajaan yang berikutnya malahan lebih-lebih lagi dalam kekejian dan kejahatan; dan kerajaan-kerajaan ini tenggelam semakin lama semakin rendah dalam skala nilai moral. Prophets and Kings, page 501, paragraph 3.
Demikianlah "... pada zaman raja-raja ini [bukan sesudah zaman mereka] Allah semesta alam akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa, dan kerajaan itu tidak akan diserahkan kepada orang lain, tetapi ia [kerajaan itu] akan meremukkan dan memakan habis semua kerajaan itu, dan ia akan tetap ada untuk selama-lamanya. Sebab engkau telah melihat, bahwa batu itu telah terungkit lepas dari gunung tanpa tangan manusia, dan meremukkan besi, tembaga, tanah liat, perak dan emas, maka Allah yang Mahabesar telah memberitahukan kepada raja tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari, dan mimpinya pasti dan maknanya juga pasti." Daniel 2:44-45.
Jika Kerajaan itu akan menghancurkan semua kerajaan ini, maka Kerajaan itu harus didirikan sebelum kerajaan-kerajaan ini dihancurkan. Batu yang terungkit lepas dari "gunung" pada zaman raja-raja ini, dengan sendirinya akan menjadi gunung yang besar, dan Batu itu, Kerajaan itu, akan memenuhi seluruh bumi (Daniel 2:35, 45).
Bacalah Daniel 7:1-3. Ada banyak pergerakan dalam kejadian ini. Pelajaran apa yang dapat kita tarik dari ilustrasi ini, seperti binatang yang pertama kali muncul dari laut?
“Lautan Itu” menentukan Daerah Teritorial Dari Lima Ekor Binatang Itu. Karena secara alami lautan adalah tempat penampungan (rumah) dari segala air, maka secara simbol-simbol, “lautan” harus merupakan tempat kelahiran dari bangsa-bangsa -- Negeri Tua itu. Lima ekor binatang itu (singa, beruang, macan tutul, dan binatang yang tak tergambarkan itu, berikut binatang yang menyerupai macan tutul itu) yang datang dari laut, menunjukkan bahwa mereka itu melambangkan kerajaan-kerajaan yang sudah bangkit di Negeri Tua itu, sama seperti yang dikuatkan oleh sejarah.
Keempat binatang yang besar ini, kata malaikat itu, “adalah empat raja, yang akan bangkit keluar dari bumi.” Daniel 7 : 17.
Mendahului khayal Daniel mengenai binatang-binatang ini, maka kepada Nebukadnezar raja Babil kuno, selagi dalam kebingungannya memikirkan umur kerajaannya, telah diperlihatkan dalam sebuah mimpi suatu patung besar yang terbuat dari empat jenis logam. Kepalanya adalah dari “emas”, dadanya dan lengan-lengannya dari “perak”, pinggangnya dari “tembaga”, pahanya dari “besi”, dan kaki-kakinya dari “besi bercampur tanah liat.” Dalam menginterpretasikan khayal itu Daniel mengatakan kepada raja itu sebagai berikut :
“Tuanku adalah kepala yang daripada emas ini. Tetapi sesudah tuanku akan bangkit suatu kerajaan lain yang lebih kecil daripada kerajaan tuanku, dan suatu kerajaan yang ketiga lainnya yang dari tembaga, yang akan berkuasa atas seluruh bumi. Kemudian kerajaan yang keempat yang akan kokoh seperti besi; ..... Dan sementara tuanku melihat kaki-kaki dan jari-jari kaki itu, sebagian dari tanah liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, maka kerajaan itu akan dibagi-bagi; namun akan terdapat di dalamnya sebagian yang kokoh dari besi, karena kenyataannya tuanku melihat besi itu bercampur dengan tanah liat.
“Tetapi karena jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian dari tanah liat, maka kerajaan itu sebagiannya akan kuat, tetapi sebagiannya akan rapuh. Dan sebagaimana tuanku melihat besi bercampur dengan tanah liat, maka mereka itu akan bercampur antara sesamanya dengan perkawinan; namun mereka tidak akan dapat bersatu, sama seperti halnya besi tidak dapat bersatu dengan tanah liat.
“Maka pada zaman raja-raja ini Allah di surga akan mendirikan sebuah kerajaan yang kelak tidak pernah dapat dibinasakan; maka kerajaan itu tidak akan diserahkan kepada bangsa lain, melainkan ia itu akan menghancur-luluhkan dan menghabiskan semua kerajaan ini, dan ia akan berdiri untuk selama-lamanya.” Daniel 2 : 38 - 44.
Jelaslah, keempat logam dari patung yang besar itu, seperti juga halnya empat binatang itu, adalah melambangkan urutan-urutan empat orang raja dalam masing-masing masa periodenya. Kaki-kaki (kiri dan kanan) yang dari besi dan tanah liat jelas melambangkan dua bagian raja-raja (raja-raja golongan kiri dan golongan kanan) dalam masa periode yang kelima -- yaitu masa dimana Allah di surga akan “mendirikan sebuah kerajaan yang kelak tidak pernah dapat dibinasakan.” Jari-jari kaki itu, tentunya menunjukkan sejumlah besar raja-raja dari kedua belah pihak, golongan kanan dan kiri.
Dengan gagasan yang diungkapkan di atas sebagai latar belakang, bacalah Wahyu 12:15, 16 dan Wahyu 13:1, 11. Perhatikan penjajaran antara air dan bumi. Bagaimana keduanya digunakan, dan apa yang dapat diajarkan kepada kita tentang bagaimana memahami nubuatan?
Tiga setengah tahun setelah kebangkitan Kristus, sidang meninggalkan Palestina (kebun anggur), dan ketika ia berada di dunia Kafir (padang gurun), "ular itu menyemburkan dari mulutnya air seperti air bah terhadap perempuan itu [memaksa orang-orang kafir dibaptiskan ke dalam agama Kristen dan bergabung dengan gereja], supaya perempuan itu hanyut terbawa air bah itu." Wahyu 12:15. Sementara dibanjiri air bah, ia harus dipelihara (ditopang) oleh Tuhan, karena banyak pengikutnya yang telah dikafirkan, dan hampir semua yang tidak berhasil dijadikan kafir telah terbawa oleh "air bah". Jadi seandainya Dia tidak memeliharanya (menjaganya tetap ada) melalui mukjizat, Gereja akan musnah selama masa-masa kegelapan agama. Benar, ia telah mampu memelihara dirinya sendiri sejak Reformasi, tetapi orang-orang yang belum bertobat (air bah) masih berada di tengah-tengahnya. Namun, ia memiliki janji penyelamatan:
“Maka bumi menolong perempuan itu, dan bumi membuka mulutnya dan menelan air bah yang disemburkan naga itu dari mulutnya.” Ayat 16.
Atau, secara harfiah, orang-orang yang belum bertobat yang sekarang berada di tengah-tengah gereja, harus dibunuh dan dikuburkan. Orang-orang yang bertobat kemudian akan dibawa masuk ke dalam kerajaan. Kemudian naga itu akan "marah terhadap perempuan itu, dan ... memerangi keturunannya yang masih tersisa, yang menuruti perintah-perintah Allah dan yang memiliki kesaksian tentang Yesus Kristus." Ayat 17.
Karena tersulut amarahnya karena pemurniannya, naga itu akan berperang "dengan keturunannya yang masih tersisa." Namun, melawannya secara pribadi, dia tidak akan berperang, karena anggota-anggotanya, yaitu 144.000 (buah-buah pertama - Wahyu 7:3-8; 14:4), mereka yang pertama kali masuk ke dalam kerajaan itu, berdiri bersama Anak Domba, sang Raja, di atas Bukit Sion (Wahyu 14:1), di halaman istana-Nya. Dengan demikian, sebagai penguasa suku-suku bangsa, mereka dilambangkan oleh perempuan bermahkota. Dan karena berada di tanah mereka sendiri, mereka terlindung dari naga yang akibatnya hanya menganiaya "sisa-sisa," mereka yang tertinggal, yang masih berada di Babel tetapi yang akhirnya dipanggil keluar darinya (Wahyu 18:4).
Tidak seperti binatang pertama, binatang kedua berasal dari bumi. Laut dan bumi jelas menunjuk pada dua lokasi yang berbeda. Kita tahu bahwa binatang dari Daniel 7, dan yang menyerupai macan tutul dari Wahyu 13, binatang yang muncul dari laut, semuanya berasal dari Negeri Lama, tanah tempat manusia berasal. Ya, "laut" dengan tepat melambangkan Negeri Lama karena laut adalah gudang air, tempat di mana air berasal, karena Negeri Lama adalah tempat di mana umat manusia menyebar.
Maka "bumi" menunjuk ke tempat yang jauh dari "laut" dan kebalikan dari arti laut, – sebuah negara yang terdiri dari penduduk yang telah bermigrasi dari tempat lain. Satu-satunya negara atau bangsa yang jauh dari Negeri Lama dan berpengaruh seperti yang digambarkan dalam binatang bertanduk dua yang muncul setelah terbentuknya binatang seperti macan tutul, pada periode Protestan, adalah Amerika Serikat. Terlebih lagi, Amerika Serikat telah menjadi kekuatan dunia, sehingga kita tidak perlu menebak-nebak lagi. Dua tanduk binatang itu menunjuk pada dua kekuatan penguasa politiknya – Demokrat dan Republik. Karakter mereka yang seperti anak domba memberikan kesan tidak bersalah, tidak berbahaya, dan murah hati. Namun, binatang itu berbicara seperti naga, menyangkal penampilan tanduknya yang seperti anak domba.
Baca Wahyu 10:1-11, yang menggambarkan kelahiran pergerakan tersebut. Carilah beberapa elemen yang telah kita pelajari, seperti “bangsa-bangsa”, daratan, dan lautan. Dengan menerapkan kehati-hatian yang tepat agar Anda tidak membaca terlalu banyak ke dalam ayat-ayat tersebut, wawasan potensial apa yang dapat Anda temukan dalam kisah ini?
Wahyu 10:1 - “Dan aku tampak seorang malaikat perkasa lainnya turun dari surga, berjubahkan awan : dan sebuah pelangi terdapat di atas kepalanya, dan mukanya seperti matahari, dan kakinya seperti tiang-tiang dari api.”
Malaikat ini memiliki semua ciri dari sesuatu kuasa yang mengirimkan ke bawah “hujan akhir itu”, dan yang menyebabkan biji-bijian rohani itu berkembang dengan sempurnanya, karena itulah yang ditunjukkan oleh awan, cahaya matahari, dan pelangi. Sebagai mana pelangi tidak akan pernah muncul tanpa adanya hujan, maka oleh karenanya malaikat itu adalah malaikat yang akan membawa hujan dan cahaya matahari bagi perkembangan penuaian yang terakhir.
Wahyu 10:2 - “Dan ia memiliki di dalam tangannya sebuah buku kecil yang terbuka ; maka kaki kanannya berpijak di laut, dan kaki kirinya di bumi.”
Terdapat hanya sebuah buku di dalam Alkitab yang masih harus dibuka, dan itu ialah buku Daniel (Daniel 12:4). Dan karena perkara yang pertama yang dilakukan oleh malaikat itu adalah membuka buku itu, maka dari analisa membuktikan bahwa ia sesungguhnya muncul pada peristiwa pada permulaan dari masa akhir zaman, yaitu masa di mana buku itu akan dibukakan ( Wahyu 10:2 )
Saudara ketahui bahwa manusia secara alamiah memulai berjalan dengan kaki kanannya. Sekarang, oleh karena kaki kanan malaikat itu berpijak di laut, dan kaki kirinya berpijak di bumi, maka lambang itu menunjukkan bahwa ia memulai berjalan di laut, di daerah binatang - binatangnya Daniel ( Daniel 7), kemudian di bumi, di daerah dari binatang bertanduk dua ( Wahyu 13:10 - 18). Oleh karena itu, pekerjaannya, dimulai di Negeri Lama ( Old Country ), dan akan meliputi kebenaran yang pertama sekali dibukakan dari buku Daniel. Segala -galanya dari pekabaran dan kuasanya itu membuktikan akan kelak tersebar luas ke seluruh dunia – di laut dan di bumi.
Wahyu 10:5-7 - “Maka malaikat yang tampak berdiri di laut dan di bumi itu mengangkat tangannya ke langit, serta bersumpah demi Dia yang hidup selama-lamanya, Yang telah menciptakan langit, dan segala perkara yang di dalamnya, dan bumi berikut segala perkara yang di dalamnya, dan laut berikut segala perkara yang di dalamnya, bahwa tidak akan ada waktu lagi : tetapi pada masa suara malaikat yang ketujuh itu, apabila ia hendak meniup trompetnya, maka Rahasia Allah akan genap, sebagaimana yang telah dibukakan oleh-Nya kepada segala nabi hamba-hamba-Nya itu. (Pada permulaan bunyi trompet yang ketujuh itu, maka Rahasia Allah akan diselesaikan).
Dari hal apakah sebutan, “tidak akan ada waktu lagi?” Jawabannya terdapat dalam pasal 6, yang secara nyata akan membuktikan bahwa tidak akan ada waktu lagi bagi Rahasia Allah untuk diselesaikan; bahwa hari-hari yang masih tinggal dari trompet yang keenam, yaitu waktu menjelang bunyi trompet yang ketujuh itu, adalah waktu yang diperuntukkan bagi Rahasia Allah, yaitu Injil Kristus, untuk diselesaikan. Sesungguhnya, pengumuman yang pertama sekali dari malaikat yang ketujuh itu adalah, bahwa kerajaan-kerajaan dunia ini telah menjadi kerajaan-kerajaan Tuhan kita, artinya bahwa pekerjaan Injil selesailah sudah.
Wahyu 10 : 8 - 10 “Maka suara yang sudah kudengar dari langit itu kembali berkata kepadaku, katanya, Pergilah dan ambillah buku kecil yang terbuka di dalam tangan malaikat yang berpijak di laut dan di bumi itu. Lalu pergilah aku kepada malaikat itu, dan kataku kepadanya, Berikanlah kiranya kepadaku buku kecil itu. Lalu katanya kepadaku, Ambillah dan makanlah semuanya; dan ia akan memahitkan perutmu, tetapi di dalam mulutmu akan terasa manis seperti madu. Maka kuambillah buku kecil itu dari tangan malaikat itu, lalu kumakan semuanya; maka itu di mulutku terasa manis seperti madu, dan segera sesudah aku memakannya, maka perutku terasa pahit.”
Memakan buku itu sebagaimana hakekatnya, ialah ‘menelan’ semua perkataannya. Madu yang manis seharusnya berarti kegembiraan yang datang dari janji-janji, yang terkandung di dalamnya, dan jelaslah kepahitan menunjukkan kepada ketidakmampuan untuk mencerna, yaitu untuk memahami semuanya, dan demikianlah suatu kekecewaan. Semua ini, Saudara ketahui, telah memenuhi kegenapannya di masa Pergerakan Advent Yang Pertama, yaitu sewaktu oleh perantaraan penyelidikan terhadap buku Daniel, mereka temui bahwa pembersihan Kaabah (Daniel 8 : 14) akan dimulai dalam tahun 1844, tetapi mereka telah salah mengartikan pembersihan itu kepada akhir sejarah dunia dan kedatangan kembali Kristus. Kekecewaan itu datang setelah tanggal yang telah ditetapkan itu berlalu dan setelah semua harapan umat itu gagal menemui kenyataannya.
Wahyu 10:11– “Dan ia berkata kepadaku: "Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja.”
Setelah kekecewaan itu, mereka diperintahkan untuk bernubuat lagi, yaitu untuk memberitakan penyucian Bait Suci. Pekerjaan ini harus mereka lakukan di antara banyak orang, bangsa, bahasa, dan raja, tentu saja tidak untuk semua orang.
Demikianlah Pergerakan Advent yang pertama direorganisasi dan berganti nama menjadi Masehi Advent Hari Ketujuh. Oleh karena itu, organisasi Masehi Advent Hari Ketujuh tidak akan menyelesaikan pekerjaannya. Pekabarannya tidak akan sampai kepada semua orang, kepada semua bangsa, bahasa, dan raja. Oleh karena itu, Gereja juga harus direorganisasi jika Injil Kerajaan ingin diberitakan kepada semua bangsa. "'Kebangunan rohani dan reformasi harus terjadi di bawah pelayanan Roh Kudus. Kebangunan rohani dan reformasi adalah dua hal yang berbeda. Kebangunan rohani menandakan suatu pembaharuan kehidupan rohani, suatu kebangkitan kekuatan pikiran dan hati, suatu kebangkitan dari kematian rohani. Reformasi menandakan sebuah reorganisasi, sebuah perubahan dalam ide dan teori, kebiasaan dan praktik." - Christ Our Righteousness, halaman 121, edisi 1941.
Bagaimanakah reorganisasi akan dilakukan?
"Sebab sesungguhnya, Tuhan akan datang dengan api dan dengan kereta-kereta-Nya yang bagaikan puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya yang bernyala-nyala dan hardikan-Nya yang bernyala-nyala. Sebab dengan api dan dengan pedang-Nya TUHAN akan menghukum semua manusia, dan orang yang terbunuh oleh TUHAN akan banyak jumlahnya.
"Mereka yang menguduskan diri dan menyucikan diri di taman-taman di balik satu pohon di tengah-tengahnya, dengan memakan daging babi, dan binatang-binatang yang menjijikkan, dan tikus, mereka akan dilenyapkan bersama-sama, demikianlah firman TUHAN.
"Dan Aku akan mengadakan suatu tanda di tengah-tengah mereka, dan Aku akan mengutus orang-orang yang terluput dari pada mereka kepada bangsa-bangsa, yaitu ke Tarsis, Pul dan Lud, orang-orang yang menarik busur panah, ke Tubal dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh-jauh, yang belum pernah mendengar kemasyhuran-Ku dan belum pernah melihat kemuliaan-Ku, dan mereka akan menyatakan kemuliaan-Ku kepada bangsa-bangsa lain.
Dan mereka akan membawa semua saudaramu sebagai persembahan kepada TUHAN dari segala bangsa, dengan kuda, kereta, tandu, bagal dan dengan binatang-binatang yang cepat ke gunung-Ku yang kudus, Yerusalem, demikianlah firman TUHAN, sama seperti bani Israel membawa persembahan di dalam bejana yang tahir ke dalam bait TUHAN." Yesaya 66:15-17, 19-20.
Dalam ayat-ayat ini kita melihat pembantaian terjadi, pembantaian yang melenyapkan para pelanggar Kebenaran. Mereka yang luput dari pembantaian Tuhan diutus kepada bangsa-bangsa yang belum pernah melihat kemuliaan Tuhan, atau mendengar kemasyhuran-Nya, dan mereka harus membawa semua saudara-saudaranya dari "segala bangsa". Maka, jelaslah bahwa pembantaian itu terjadi di dalam Gereja, karena mereka yang selamat diutus untuk berkhotbah kepada bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Allah. Mengutus orang-orang yang setia kepada bangsa-bangsa, setelah membunuh mereka yang tidak setia, mensyaratkan sebuah reorganisasi. Dan amanat yang terakhir adalah untuk pergi, bukan kepada banyak bangsa, tetapi kepada semua bangsa. Jika mereka harus membawa semua saudara mereka keluar dari segala bangsa, maka mereka harus menjadi yang terakhir, orang-orang yang menyelesaikan pekerjaan, "Misteri Allah," untuk mengakhiri masa kasihan dan mengakhiri dunia.