“Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” KJV - Yohanes 1:18
“Yesus datang dalam kemiskinan dan kehinaan, agar Dia dapat menjadi teladan juga sebagai Penebus kita. Jika Dia datang kemegahan seorang raja, bagaimana Dia dapat mengajarkan kerendahan hati? Bagaimana Dia dapat menyampaikan kebenaran yang begitu dalam seperti Khotbah diatas Bukit? Di manakah harapan orang-orang yang rendah hati dalam hidup jika Yesus datang untuk tinggal sebagai raja di antara manusia?” DA 138.1
“Namun, bagi orang banyak, tampaknya mustahil bahwa Dia yang ditunjuk oleh Yohanes harus dihubungkan dengan harapan-harapan mereka yang tinggi. Oleh karena itu, banyak yang kecewa dan sangat bingung. DA 138.2
“Kata-kata yang sangat ingin didengar oleh para imam dan rabi, bahwa sekarang Yesus akan memulihkan kerajaan bagi Israel, tetapi belum terucapkan. Mereka telah menunggu dan menginginkan raja seperti itu; raja seperti itu siap mereka terima. Namun, orang yang berusaha membangun kerajaan kebenaran dan kedamaian di dalam hati mereka, tidak akan mereka terima.” DA 138.3
“Dalam memikirkan berkat-berkat berharga yang telah dibawa-Nya kepada manusia, Yesus menambahkan, “Sesungguhnya, sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” DA 142.3
Di sini Kristus dengan sesungguhnya berkata, di tepi Sungai Yordan langit terbuka, dan Roh Allah turun seperti seekor burung merpati ke atas-Ku. Pemandangan itu merupakan suatu tanda bahwa Aku adalah Anak Allah. Jika kamu percaya pada-Ku sebagai Anak Allah, maka percayamu pun akan dihidupkan. Kamu akan melihat bahwa langit terbuka, dan tidak pernah tertutup lagi. Aku telah membukanya bagi kamu. Malaikat-malaikat Allah naik, membawa segala doa orang yang malang dan menanggung kesusahan kepada Bapa di surga dan turun membawa berkat dan harapan, keberanian, bantuan, dan hidup, kepada anak-anak manusia. DA 142.4
Bacalah Yohanes 13:1-20. Apa yang terjadi di sini, dan mengapa kisah ini begitu penting? Pelajaran apa yang ingin Yesus ajarkan?
Murid-murid tidak mengadakan usaha untuk melayani satu dengan yang lain. Yesus menunggu sesaat lamanya hendak melihat apa yang hendak mereka lakukan. Kemudian Ia, Guru Ilahi beranjak dari meja. Sambil mengesampingkan jubah luar yang dapat menghalangi gerakan-Nya, diambil-Nya sebuah handuk, dan diikatkan-Nya pada pinggangNya. Dengan perhatian yang penuh keheranan murid-murid melihatnya, dan dalam ketenangan mereka menunggu hendak melihat apa yang akan terjadi berikutnya. “Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.” Perbuatan ini membuka mata murid-murid. Perasaan malu yang pahit dan perasaan kerendahan memenuhi hati mereka. Mereka mengerti teguran yang tidak diucapkan itu, dan melihat diri sendiri dalam suatu terang yang baru semata-mata. DA 644.4
Demikianlah Kristus menyatakan kasih-Nya bagi murid-murid-Nya. Roh mereka yang mementingkan diri memenuhi Dia dengan kesusahan, tetapi Ia tidak mau berbantah-bantah dengan mereka mengenai kesulitan mereka Sebagai gantinya, Ia memberi mereka suatu teladan yang tidak pernah akan mereka lupakan. Kasih-Nya bagi mereka tidak mudah diganggu ataupun dipadamkan. Ia mengetahui bahwa Bapa telah memberikan segala perkara ke tangan-Nya, dan bahwa Ia datang dari Allah, dan kembali kepada Allah. Ia menyadari benar-benar akan Keilahian-Nya, tetapi Ia telah mengesampingkan mahkota kerajaan-Nya dan jubah raja, dan telah mengambil rupa seorang hamba. Salah satu perbuatan hidup-Nya yang terakhir di dunia ialah mengikat pinggang-Nya sebagai seorang hamba, dan melakukan tugas seorang hamba. DA 644.5
Sebelum Paskah Yudas telah bertemu kedua kalinya dengan para imam dan ahli Taurat, dan telah menyetujui perjanjian untuk menyerahkan Yesus ke tangan mereka. Meskipun demikian sesudah itu ia bergabung dengan murid-murid seakan-akan tidak bersalah sama sekali, dan menaruh perhatian dalam pekerjaan mengadakan persiapan bagi pesta itu. Murid-murid tidak mengetahui apa-apa tentang maksud Yudas. Yesus saja yang dapat membaca rahasianya. Meskipun demikian, Ia tidak membeberkan kesalahannya. Yesus lapar bagi jiwanya. Ia merasakan baginya suatu beban sebagaimana yang dirasakan-Nya bagi Yerusalem ketika Ia menangisi kota yang malang itu. Hati-Nya berseru, Bagaimanakah dapat Aku meninggalkan dikau? Pengaruh kuasa kasih itu dirasakan oleh Yudas. Ketika tangan Juruselamat sedang membasuh kaki yang kotor itu, dan menyekanya dengan handuk, hati Yudas terharu dengan dorongan pada saat itu dan di tempat itu juga, untuk mengakui dosanya. Tetapi ia tidak mau merendahkan dirinya. Ia mengeraskan hatinya terhadap pertobatan, dan dorongan lama, yang dikesampingkannya sesaat lamanya, sekali lagi mengendalikan dia. Kini Yudas merasa sakit hati melihat perbuatan Kristus dalam mencuci kaki murid-murid-Nya. Ia berpikir bahwa kalau Yesus merendahkan diri-Nya sedemikian, tidak mungkin Ia menjadi raja Israel. Lenyaplah segala harapan akan kehormatan dalam kerajaan duniawi itu. Yudas merasa puas karena tidak ada sesuatu dapat diperoleh bila mengikut Kristus. Setelah melihat Dia merendahkan diri-Nya Sendiri, menurut pendapatnya sendiri ia menetapkan niatnya hendak mengingkari Dia, dan mengaku dirinya tertipu. Ia dipengaruhi oleh Iblis, dan ia mengambil keputusan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah disetujuinya hendak diperbuatnya dalam mengkhianati Tuhannya. DA 645.1
Dalam memilih tempat duduknya di meja, Yudas telah mencoba menempatkan dirinya lebih dulu, dan Kristus sebagai seorang hamba melayani dia lebih dulu. Yohanes, yang sangat dibenci oleh Yudas, dilayani paling akhir. Tetapi Yohanes tidak menganggapnya sebagai suatu tempelakan atau sifat meremehkan. Sementara murid-murid memperhatikan tindakan Kristus, mereka merasa sangat terharu. Ketika giliran Petrus tiba, ia berseru dengan keheranan, “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Sifat Kristus yang merendahkan diri itu menghancurkan hatinya. Ia dipenuhi dengan perasaan malu memikirkan bahwa salah seorang murid tidak melakukan upacara ini. “Apa yang Kuperbuat,” kata Kristus, “engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.” Petrus tidak bisa tahan melihat Tuhannya, yang ia percayai sebagai Anak Allah, sedang melakukan tugas seorang hamba. Segenap jiwanya bangkit menentang sifat merendahkan diri ini. Ia tidak menyadari bahwa untuk hal inilah Kristus datang ke dunia. Dengan penegasan yang besar ia berseru, “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” DA 645.2
Dengan penuh khidmat Kristus berkata kepada Petrus, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” Upacara yang ditolak oleh Petrus melambangkan penyucian yang lebih tinggi. Kristus telah datang untuk membasuh hati dari noda dosa. Dalam menolak mengizinkan Yesus membasuh kakinya, Petrus sedang menolak pembersihan yang lebih tinggi yang termasuk dalam yang lebih rendah. Sesungguhnya ia sedang menolak Tuhannya. Tidaklah merendahkan bagi Tuhan bila mengizinkan Dia bekerja bagi penyucian kita. Kerendahan hati yang paling sejati ialah menerima dengan hati yang penuh terima kasih sesuatu persediaan yang diadakan untuk kepentingan kita, dan dengan kesungguh-sungguhan melakukan pelayanan bagi Kristus. DA 646.1
Bacalah Yohanes 14:1-3. Dalam konteks apakah Yesus mengucapkan kata-kata ini?
Lalu bertutur kepada mereka dengan sebutan yang ramah, “Hai anak-anak-Ku” kata-Nya, “hanya seketika lagi Aku ada bersama dengan kamu. Maka kamu akan mencari Aku, dan seperti Aku sudah berkata kepada orang Yahudi: Bahwa ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.” DA 662.2
Murid-murid tidak dapat bergembira ketika mereka mendengar hal ini. Rasa takut menimpa mereka. Mereka datang lebih dekat mengelilingi Juruselamat. Rabi dan Tuhan mereka, Guru dan Sahabat mereka yang kekasih, Ia lebih tercinta bagi mereka daripada kehidupan. Kepada-Nya-lah mereka telah mencari pertolongan dalam segala kesukaran mereka, mencari penghiburan dalam kesusahan dan kekecewaan mereka. Sekarang Dia akan meninggalkan mereka, sebuah kelompok yang kesepian dan bergantung. Kegelapanlah firasat yang memenuhi hati mereka. DA 662.3
Tetapi perkataan Juruselamat kepada mereka penuh harapan. Ia mengetahui bahwa mereka akan diserang oleh musuh, dan bahwa tipu daya Setan paling berhasil terhadap mereka yang tertekan oleh kesukaran. Sebab itu Ia mengalihkan perhatian mereka dari “yang kelihatan” kepada “yang tak kelihatan.” 2 Korintus 4:18. Dari pembuangan dunia Ia mengalihkan pikiran mereka kepada rumah di surga. DA 662.4
“Janganlah gelisah hatimu,” kata-Nya, “percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” Karena kamulah Aku datang ke dalam dunia. Aku bekerja demi kepentinganmu. Bila Aku pergi, Aku masih akan bekerja sungguh-sungguh bagimu. Aku datang ke dalam dunia untuk menyatakan diri-Ku kepadamu, agar kamu percaya. Aku pergi kepada Bapa untuk bekerjasama dengan Dia demi kepentinganmu. Maksud kepergian Kristus berlawanan dengan yang dikhawatirkan oleh murid-murid. Hai itu bukannya berarti suatu perpisahan yang terakhir. Ia akan pergi menyediakan tempat bagi mereka, agar Ia datang kembali, dan menerima mereka kepada-Nya sendiri. Sementara Ia mendirikan tempat bagi mereka, seharusnya mereka membangun tabiat yang serupa dengan Ilahi. DA 663.1
Bacalah Yohanes 14:5,6. Pertanyaan apakah yang diajukan oleh Tomas tentang kemana Yesus akan pergi? Bagaimanakah jawaban Yesus?
“Meskipun demikian murid-murid merasa bingung. Tomas, yang selalu digelisahkan oleh keragu-raguan, berkata, “Tuhan kami tidak tahu ke mana Engkau pergi, jadi bagaimana kami jalan ke situ? Maka kata Yesus kepadanya, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup; tidak seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” DA 663.2 (KZS2 305.3)
“Tidak banyak jalan ke surga. Masing-masing tidak boleh memilih jalannya sendiri. Kristus berkata, “Akulah jalan ... tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Sejak khotbah Injil yang pertama dikhotbahkan, ketika di Eden dinyatakan bahwa benih perempuan akan meremukkan kepala ular, Kristus sudah ditinggikan sebagai jalan, kebenaran dan hidup. Ialah jalan ketika Adam hidup, ketika Habil mempersembahkan kepada Allah darah anak domba yang tersembelih, yang melambangkan darah Penebus. Kristus ialah jalan yang olehNya bapa-bapa dan nabi-nabi diselamatkan, ialah jalan yang dengan-Nya kita dapat menghampiri Allah. DA 663.3 (KZS2 305.4)
“Sekiranya kamu mengenal Aku,” kata Kristus, “pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Tetapi murid-murid belum juga mengerti. “Ya Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami,” seru Pilipus, “itu sudah cukup bagi kami.” DA 663.4 (KSZ2 306.1)
Bacalah Yohanes 14:7-11. Bagaimanakah Yesus menjernihkan kesalahpahaman Filipus?
“Ya Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami,” seru Pilipus, “itu sudah cukup bagi kami.” DA 663.4 (KSZ2 306.1)
“Karena tercengang melihat lambatnya ia mengerti Kristus menanyakan dengan keheranan yang menyedihkan. “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?” Mungkinkah engkau tidak melihat Bapa dalam perbuatan yang dilakukan-Nya dengan perantaraan Aku? Tidakkah engkau percaya bahwa Aku datang untuk menyaksikan Bapa? “Bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” Kristus tidak berhenti martabat-Nya sebagai Allah ketika Ia menjadi manusia. Meskipun Ia telah merendahkan diri-Nya, menjadi manusia, Keallahan masih dimiliki-Nya. Kristus sajalah yang dapat menunjukkan Bapa kepada manusia, dan penampilan ini merupakan kesempatan bagi murid-murid untuk melihat-Nya selama lebih dari tiga tahun. DA 663.5 (KSZ2 306.2)
“Percayalah kepada-Ku bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan.” Iman mereka dapat bertumpu dengan aman di atas bukti yang diberikan dalam perbuatan Kristus, perbuatan yang tidak seorang pun sudah pernah melakukannya atau pernah dapat melakukannya dengan kuasa dirinya sendiri. Pekerjaan Kristus menyaksikan KeilahianNya. Melalui Dia Bapa telah dinyatakan. DA 664.1 (KSZ2 306.3)
Jika murid-murid percaya akan hubungan yang penting ini antara Bapa dan Anak-Nya, iman mereka tidak akan meninggalkan mereka ketika mereka melihat penderitaan dan kematian Kristus untuk menyelamatkan dunia yang sedang binasa. Kristus sedang berusaha memimpin mereka dari keadaan iman mereka yang rendah kepada pengalaman yang dapat mereka terima sekiranya mereka sungguh-sungguh menyadari apa keadaan-Nya yang sebenarnya - Allah dalam daging manusia. Ia menghendaki agar mereka melihat bahwa iman mereka harus menuntun kepada Allah, dan berjangkar di situ. Alangkah sungguh-sungguh dan tabah Juru selamat kita yang penuh belas kasihan berusaha menyediakan murid-murid-Nya untuk menghadapi topan penggodaan yang tidak lama lagi akan menimpa mereka. Ia mau mengusahakan agar mereka terlindung di dalam Allah. DA 664.2 (KSZ2 306.4)
Bacalah Yohanes 1:14, 17; Yohanes 8:32; Yohanes 14:6; dan Yohanes 15:26. Bagaimanakah Yohanes mengaitkan konsep kebenaran secara langsung dengan Yesus?
Selama pengembaraan mereka yang memenatkan di padang belantara itu, lambang hadirat-Nya menyertai mereka. Demikianlah Kristus mendirikan Bait Suci-Nya di antara tempat kediaman manusia. Didirikan-Nya kemah-Nya di samping kemah-kemah manusia, supaya Ia dapat diam di antara kita, dan membuat kita tahu benar tabiat serta hidup-Nya yang Ilahi. “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Yoh. 1:14. DA 23.3
Karena Yesus datang untuk tinggal dengan kita di dunia ini, kita tahu bahwa Tuhan telah maklum akan segala kesukaran kita, dan turut merasakan segenap kesusahan kita. Setiap anak Adam baik pria maupun wanita dapat mengerti bahwa Khalik kita itu adalah sahabat orang-orang berdosa. Karena dalam setiap doktrin anugerah, setiap janji sukacita, setiap perbuatan kasih, setiap penarikan Ilahi yang ditunjukkan dalam hidup Juruselamat tatkala di bumi ini, kita melihat “Allah menyertai kita.” DA 24.1
Dengan kemanusiaan-Nya, Kristus menjamah manusia; dengan Keilahian-Nya Ia berpegang pada takhta Allah. Selaku Anak manusia, Ia memberi kepada kita sebuah contoh penurutan; selaku Putera Allah, Ia memberikan kepada kita kuasa untuk menurut. Kristuslah yang dari belukar di Gunung Horeb dahulu berfirman kepada Musa, “AKU ADALAH AKU… Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” Kel. 3:14. Inilah ikrar aksi pembebasan bani Israel. Maka ketika Ia datang dalam keadaan yang “sama dengan manusia,” Ia menyatakan diri-Nya sebagai AKULAH AKU. Anak Betlehem, Juruselamat yang lemah lembut dan rendah hati adalah Allah “dalam rupa daging.” 1 Tim. 3:16. Dan kepada kita Ia bersabda, “AKULAH Gembala yang Baik.’ ‘AKUlah Roti Hidup.’ ‘AKUlah Jalan, dan Kebenaran, dan Hidup.’ ‘Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.”’Yoh. 10:11; 6:51; 14:6; Mat. 28:18. ‘AKULAH jaminan segala janji. AKU ADA; jangan takut. “Allah adalah dengan kita” ialah jaminan kelepasan kita dan dosa, jaminan kekuatan kita untuk menurut hukum surga. DA 24.3
Tetapi pertanyaan mereka, “Siapakah Engkau?” dijawab Yesus dengan “Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? Yoh. 8:25. Apa yang telah dinyatakan dalam perkataan-Nya dinyatakan juga dalam tabiat-Nya. Ialah penjelmaan kebenaran yang diajarkan-Nya. DA 465.3
Di antara para pendengar-Nya banyak yang tertarik kepada-Nya dalam iman dan kepada mereka Ia berkata, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” DA 466.1
Perkataan ini menyakiti hati orang Farisi. Takluknya bangsa itu dalam waktu yang lama pada perhambaan bangsa lain tidak mereka hiraukan, dan dengan marahnya mereka berseru “Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Yesus memandang kepada orang-orang yang diperbudak kedengkian, yang hendak membalas dendam, dan menjawab dengan sedihnya, “Aku berkata kepadamu sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa.” Mereka berada dalam perhambaan yang paling buruk, – diperintah oleh roh jahat. DA 466.2
Penghibur itu disebut “Roh Kebenaran.” Pekerjaan-Nya ialah menerangkan dan mempertahankan kebenaran. Ia mula-mula tinggal dalam hati sebagai Roh Kebenaran, dan dengan demikian Ia menjadi Penghibur. Ada penghiburan dan damai dalam kebenaran, tetapi tidak ada damai sejati atau penghiburan dapat diperoleh dalam kepalsuan. Melalui teori palsu dan tradisi Setan dapat menguasai pikiran. Oleh mengalihkan manusia kepada ukuran yang palsu, ia membuat tabiat bercacat. Melalui Kitab Suci Roh Kudus berbicara kepada pikiran, dan menanamkan kebenaran dalam hati. Dengan demikian Ia membeberkan kesalahan, dan mengusirnya dari jiwa. Dengan Roh Kebenaran, yang bekerja melalui sabda Allah, Kristus menaklukkan umat pilihan-Nya kepada-Nya. DA 671.1
Baca Yohanes 5:38-40. Apa yang Yesus katakan di sini tentang Kitab Suci?
Dalam tiap-tiap halaman, baik sejarah, atau ajaran, atau nubuatan, Per-janjian Lama disinari oleh kemuliaan Anak Allah. Sebegitu jauh sebagai suatu lembaga Ilahi seluruh peraturan Yahudi adalah himpunan nubuatan Injil. Kepada Kristus “segala nabi-nabi pun menyaksikan.” Kisah 10:43. Dari perjanjian yang diberikan kepada Adam, sampai kepada bapa-bapa dan orang percaya terang surga yang mulia itu menjelaskan jejak-jejak Penebus. Orang Majus melihat Bintang Betlehem, Silo yang akan datang, sementara perkara-perkara masa depan lalu di hadapan mereka itu dalam suatu cara yang misterius. Dalam tiap pengorbanan, kematian Kristus ditunjukkan. Dalam tiap asap dupa, kebenaran-Nya naik. Dalam tiap bunyi nafiri, nama-Nya yang dibunyikan. Dalam kehebatan tempat yang suci dari yang mahasuci, di sana kemuliaan-Nya berdiam. DA 211.5
“Orang Yahudi memiliki Kitab Suci, dan menyangka bahwa dengan pengetahuan mereka secara luar saja, mereka telah beroleh hidup yang kekal. Tetapi Yesus berkata, “firman-Nya tidak menetap di dalam hatimu.” Dengan menolak perkataan Kristus, mereka menolak diri Yesus sendiri. “Namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu,” kata-Nya. DA 212.1
Baca Lukas 24:27. Mengapa penting bagi Yesus untuk pertama-tama menunjuk kepada Kitab Suci untuk menyatakan pentingnya pelayanan-Nya?
“Mulai pada zaman Musa, permulaan sejarah Alkitab, Kristus mulai menjelaskan di seluruh Kitab Suci perkara-perkara mengenai diri-Nya. Sekiranya Ia telah memperkenalkan diri lebih dulu kepada mereka, maka hati mereka akan merasa puas. Dalam kegembiraan yang sempurna mereka tidak lagi lapar akan sesuatu. Tetapi perlu bagi mereka mengerti akan kesaksian tentang Dia oleh upacara bayangan dan nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama. Di atas inilah iman mereka harus didirikan Kristus tidak mengadakan mukjizat untuk meyakinkan mereka, melainkan adalah pekerjaan-Nya yang utama menjelaskan Kitab Suci itu. Mereka telah menganggap kematian-Nya sebagai suatu hal yang membinasakan segala harapan mereka. Sekarang Ia menunjukkan dari nabinabi bahwa inilah bukti yang paling kuat untuk iman mereka. DA 796.4
“Dalam mengajar murid-murid ini, Yesus menunjukkan pentingnya Perjanjian Lama sebagai saksi bagi tugas-Nya. Banyak orang Kristen sekadar rupa kini meniadakan Perjanjian Lama, dan mengatakan bahwa Perjanjian Lama itu tidak dipakai lagi. Tetapi hal sedemikian bukan ajaran Kristus. Ia sangat menghargainya sehingga pada suatu saat Ia berkata. “Jika mereka tidak mendengar kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”’ Luk. 16:31. DA 799.1
Karena tercengang melihat lambatnya ia mengerti, Kristus menanyakan dengan keheranan yang menyedihkan “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?” Mungkinkah engkau tidak melihat Bapa dalam perbuatan yang dilakukan-Nya dengan perantaraan Aku? Tidakkah engkau percaya bahwa Aku datang untuk menyaksikan Bapa? “Bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” Kristus tidak berhenti martabat-Nya sebagai Allah ketika Ia menjadi manusia. Meskipun Ia telah merendahkan diri-Nya menjadi manusia, Keallahan masih dimiliki-Nya. Kristus sajalah yang dapat menunjukkan Bapa kepada manusia, dan penampilan ini merupakan kesempatan bagi murid-murid untuk melihat-Nya selama lebih dari tiga tahun. DA 663.5
“Percayalah kepada-Ku bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan.” Iman mereka dapat bertumpu dengan aman di atas bukti yang diberikan dalam perbuatan Kristus, perbuatan yang tidak seorang pun sudah pernah melakukannya atau pernah dapat melakukannya dengan kuasa dirinya sendiri. Pekerjaan Kristus menyaksikan KeilahianNya. Melalui Dia Bapa telah dinyatakan. DA 664.1
Jika murid-murid percaya akan hubungan yang penting ini antara Bapa dan Anak-Nya, iman mereka tidak akan meninggalkan mereka ketika mereka melihat penderitaan dan kematian Kristus untuk menyelamatkan dunia yang sedang binasa. Kristus sedang berusaha memimpin mereka dari keadaan iman mereka yang rendah kepada pengalaman yang dapat mereka terima sekiranya mereka sungguh-sungguh menyadari apa keadaan-Nya yang sebenarnya, – Allah dalam daging manusia. Ia menghendaki agar mereka melihat bahwa iman mereka harus menuntun kepada Allah, dan berjangkar di situ. Alangkah sungguh-sungguh dan tabah Juruselamat kita yang penuh belas kasihan berusaha mempersiapkan murid-murid-Nya untuk menghadapi topan penggodaan yang tidak lama lagi akan menimpa mereka. Ia mau mengusahakan agar mereka terlindung di dalam Allah. DA 664.2