Berbahagialah Mereka yang Percaya

Pelajaran 7, Triwulan 4, 9-15 November 2024

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
Download PDF

Sabat Sore, 9 Nopember

Ayat Hafalan:

“Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." KJV - Johanes 20 : 29


“Perwira yang menginginkan Kristus datang dan menyembuhkan hambanya merasa tidak layak untuk menerima Yesus di rumahnya; imannya begitu kuat pada kuasa Kristus sehingga dia memohon kepada-Nya untuk mengucapkan firman saja dan pekerjaan itu akan terlaksana. “Ketika Yesus mendengarnya, Ia heran, dan berkata kepada mereka yang mengikuti, Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Aku tidak menemukan iman sebesar ini, tidak, tidak di Israel. Dan Aku berkata kepadamu, Banyak orang akan datang dari timur dan barat, dan akan duduk makan bersama Abraham, Ishak, dan Yakub di dalam Kerajaan Surga. Tetapi anak-anak Kerajaan akan dibuang ke dalam kegelapan yang paling gelap: akan ada ratapan dan kertakan gigi. Dan Yesus berkata kepada perwira itu, Pergilah, dan seperti yang engkau percayai, jadilah kepadamu.” Dan hambanya disembuhkan pada saat itu juga.” 4T 233.1

“Di sini Yesus meninggikan iman yang menentang keraguan. Ia menunjukkan bahwa anak-anak Israel akan tersandung karena ketidakpercayaan mereka, yang akan mengarah kepada penolakan terang yang besar dan akan mengakibatkan penghukuman dan kejatuhan mereka. Tomas menyatakan bahwa dia tidak akan percaya kecuali ia memasukkan jarinya ke dalam bekas paku dan menusukkan tangannya ke lambung Tuhannya. Kristus memberikan bukti yang dia inginkan dan kemudian menegur ketidak-percayaannya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” 4T 233.2

“Di zaman kegelapan dan kesesatan ini, orang-orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus tampaknya berpikir bahwa mereka bebas menerima atau menolak hamba-hamba Tuhan sesuka hati dan mereka tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan mereka. Ketidakpercayaan dan kegelapan menuntun mereka kepada hal ini. Kepekaan mereka menjadi tumpul oleh ketidakpercayaan mereka. Mereka melanggar hati nurani mereka dan menjadi tidak setia pada keyakinan mereka sendiri dan melemahkan diri mereka dalam hal moral. Mereka memandang orang lain sama juga dengan diri mereka sendiri.” 4T 233.3

Minggu, 10 November

Mengenang Kembali kepada Abraham


Mengapa kesaksian Abraham begitu penting sehingga ia dimasukkan ke dalam Injil Yohanes? (Kej. 12:3, Kej. 18:16-18, Kej. 26:4, Mat. 1:1, Kis. 3:25.)

Yesus meneruskan, dengan mengadakan perbandingan yang mencolok antara kedudukan orang Yahudi dan kedudukan Abraham. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.” DA 468.3

Abraham ingin sekali melihat Juruselamat yang dijanjikan itu. Ia mempersembahkan doa yang sangat tekun agar sebelum kematiannya ia boleh memandang Mesias. Dan ia melihat Kristus. Suatu terang yang di luar kodrat alam diberikan kepada-Nya, dan ia mengakui tabiat Kristus. Ia melihat hari-Nya, dan bersukacita. Ia diberi suatu pemandangan tentang pengorbanan Ilahi untuk dosa. Dari pengorbanan ini ia mendapat suatu gambaran dalam pengalamannya sendiri. Perintah datang kepadanya, “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak dan persembahkanlah dia . . . sebagai korban bakaran.” Kej. 22:2 Di atas mezbah korban ia meletakkan anak perjanjian, anak yang dalamnya harapannya dipusatkan. Lalu sementara ia menunggu di sisi mezbah dengan pisau yang diangkat untuk mentaati Allah, ia mendengar suatu suara dari surga berkata, “Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia. sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Kej. 22:12. Ujian yang hebat ini diberikan kepada Abraham agar ia melihat hari Kristus, dan menyadari kasih Allah yang besar bagi dunia, begitu besar sehingga untuk mengangkat dari kehinaannya, Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal kepada kematian yang paling hina. DA 468.4

Abraham mempelajari dari Allah tentang pelajaran yang terbesar yang pernah diberikan kepada makhluk yang fana. Doanya agar ia boleh melihat Kristus sebelum ia mati sudah dijawab. Ia melihat Kristus, ia melihat segala perkara yang dapat dilihat oleh makhluk yang fana. Oleh mengadakan penyerahan sepenuhnya, ia sanggup mengerti khayal tentang Kristus yang telah diberikan kepada-Nya. Kepada-Nya tunjukkan bahwa dalam mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan orang berdosa dari kebinasaan kekal, Allah sedang mengadakan suatu pengorbanan yang lebih besar dan lebih ajaib daripada yang pernah dapat dibuat oleh manusia. DA 469.1

Oleh penderitaannya sendiri, Abraham disanggupkan untuk melihat tugas pengorbanan Juruselamat. Tetapi Israel tidak mau mengerti sesuatu yang tidak dapat diterima oleh hati mereka yang sombong. Perkataan Kristus mengenai Abraham tidak memberitahukan kepada para pendengar-Nya suatu makna yang dalam. Orang Farisi melihat dalamnya hanya alasan yang baru untuk mengkritik. Mereka menjawab dengan ejekan seolah-olah mereka hendak membuktikan bahwa Yesus seorang yang kurang waras pikirannya, “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham? DA 469.3

Dengan kebesaran yang penuh khidmat Yesus menjawab, “Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, sebelum Abraham ada, Aku sudah ada.” DA 469.4

Senin, 11 November

Kesaksian Maria


Apakah pentingnya tindakan Maria di sini? Bagaimanakah hal ini menjadi kesaksian tentang siapa Yesus sebenarnya? (Lihat Yohanes 12:1-3.)

“‘Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.’ Maria telah lama menyimpan minyak narwastu itu; sepertinya tidak ada kesempatan yang tepat untuk menggunakannya. Tetapi Yesus telah mengampuni dosa-dosanya, dan ia dipenuhi dengan kasih dan rasa syukur kepada-Nya. Damai sejahtera Allah meliputi dia, hatinya penuh dengan sukacita; dan ia sangat ingin melakukan sesuatu untuk Juruselamatnya. Ia memutuskan untuk mengurapi Yesus dengan minyak narwastu miliknya. Ia mengira bahwa minyak wangi itu adalah miliknya, untuk digunakan sesuka hatinya, dan memang benar demikian. Tetapi seandainya minyak itu bukan milik Kristus terlebih dulu, maka tidak mungkin menjadi miliknya. RH 7 Agustus 1900, par. 2

Untuk menghindari perhatian, Maria mengurapi kepala dan kaki Kristus dengan minyak narwastu yang sangat berharga, dan menyeka kaki-Nya dengan rambutnya yang panjang dan tergerai. Tetapi ketika ia membuka kotak itu, bau minyak narwastu memenuhi ruangan itu, dan perbuatannya itu diketahui oleh semua orang yang hadir. "Maka kata salah seorang murid-Nya, yaitu Yudas Iskariot, anak Simon, yang akan mengkhianati Dia: ‘Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual dengan harga tiga ratus dinar dan diberikan kepada orang-orang miskin?’ Yudas melihat tindakan Maria dengan sangat tidak senang. Alih-alih menunggu apa yang akan dikatakan Kristus tentang masalah ini, ia mulai membisikkan keluhannya kepada orang-orang yang ada di dekatnya, mencela Kristus karena telah menyia-nyiakannya. “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual saja, dan hasilnya diberikan kepada orang miskin?” katanya. Dengan cerdik ia memberikan saran-saran yang kemungkinan besar akan membangkitkan ketidakpuasan di dalam pikiran orang-orang yang hadir, menyebabkan orang lain bersungut-sungut juga..” RH 7 Agustus 1900, par. 3

“Maria mendengar kata-kata kritik itu, dan merasakan pandangan merendahkan yang ditujukan kepadanya. Hatinya bergetar di dalam dirinya. Dia takut saudarinya akan mencela dia karena pemborosan. Sang Guru juga mungkin akan menganggapnya boros. Tanpa permintaan maaf atau alasan, ia hendak pergi menjauh, tetapi suara Tuhannya terdengar: “Biarkanlah dia, mengapa kamu menyusahkan dia?” Dia melihat bahwa perempuan itu merasa malu dan tertekan. Dia tahu bahwa dalam tindakan pelayanan yang baru saja dilakukan, dia telah mengungkapkan rasa syukurnya atas pengampunan dosa-dosanya; dan dia memberikan kelegaan pada pikirannya. Sambil mengangkat suaranya di atas gumaman kritik, ia berkata, “Ia telah melakukan suatu pekerjaan yang baik bagiku. Karena kamu selalu mempunyai orang-orang miskin bersamamu, dan kapan saja kamu mau, kamu dapat berbuat baik kepada mereka, tetapi aku tidak selalu." RH 7 Agustus 1900, par. 6

“‘Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya,’ lanjut Kristus, ‘tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku.’ Yesus tahu bahwa ketika Maria dan orang-orang yang menyertainya pergi ke kubur untuk mengurapi-Nya, mereka tidak akan menemukan Juruselamat yang telah mati, yang tubuhnya membutuhkan pelayanan kasih mereka, tetapi Kristus yang hidup. RH 7 Agustus 1900, par. 7

“Maria tidak dapat menjawab para penuduhnya. Ia tidak dapat menjelaskan mengapa ia mengurapi Kristus pada peristiwa itu. Tetapi Roh Kudus telah merencanakan untuknya. Ilham tidak memiliki alasan untuk diberikan. Sebuah kehadiran yang tidak terlihat, yang berbicara kepada pikiran dan jiwa, dan menggerakkan tangan untuk bertindak. Demikianlah banyak tindakan dilakukan oleh kuasa Roh Kudus.” RH 7 Agustus 1900, par. 8

Selasa, 12 November

Kesaksian Pilatus yang Tidak Disadari


Bagaimana vonis Pilatus berkaitan dengan tema Injil Yohanes? Yohanes 18:38, Yohanes 19:4-22

“Pilatus keheran-heranan melihat kesabaran Juruselamat yang tidak pernah mengeluh. Ia tidak meragukan bahwa oleh memandang Orang ini, yang sangat mencolok perbedaan-Nya dengan Barabas, akan menggerakkan orang Yahudi kepada simpati. Tetapi ia tidak mengerti akan kebencian fanatik di pihak imam-imam terhadap Dia yang, sebagai Terang dunia, telah menunjukkan kegelapan dan kesalahan mereka. Mereka telah menggerakkan orang banyak sampai menjadi marah sekali, dan sekali lagi imam-imam, penghulu-penghulu, dan orang banyak menyaringkan teriak yang menakutkan, “Salibkan Dia, salibkan Dia.” Akhirnya, setelah hilang kesabaran terhadap kebengisan mereka yang tidak berdasarkan pertimbangan yang sehat. Pilatus berseru dengan nada putus asa, “Ambil Dia, dan salibkanlah Dia! Karena aku tidak mendapati kesalahan apapun.” DA 736.1

“Gubernur Roma, meskipun sudah biasa dengan peristiwa-peristiwa yang kejam, namun terharu dengan simpati terhadap orang tahanan yang menderita, yang meskipun dipersalahkan dan didera, dengan dahi yang berlumuran darah dan punggung yang penuh luka sobek, namun masih mempunyai pembawaan seorang raja di atas takhtanya. Imam-imam menyatakan, “Pada kami ada suatu hukum, dan menurut hukum itu wajiblah Ia mati, oleh sebab Ia mengatakan diri-Nya Anak Allah.” DA 736.2

“Pilatus terkejut. Ia tidak mempunyai pendapat yang betul tentang Kristus dan tugas-Nya, tetapi ia mempunyai suatu iman yang kabur kepada Allah dan kepada makhluk-makhluk yang lebih tinggi daripada manusia. Suatu pikiran yang sudah pernah timbul dalam ingatannya lebih berwujud. Ia meragukan apakah Orang yang berdiri di hadapannya, yang berpakaikan jubah hinaan yang ungu warnanya, dan dimahkotai duri itu memang benar Oknum Ilahi. DA 736.3

“Sekali lagi pergilah ia ke ruang pengadilan, dan mengatakan kepada Yesus, “Dari manakah asal-Mu?” Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepada-Nya. Juruselamat telah berbicara dengan bebas kepada Pilatus, menjelaskan tugas-Nya sendiri sebagai suatu saksi bagi kebenaran. Pilatus telah mengabaikan terang itu. Ia telah salah menggunakan jabatan yang tinggi sebagai hakim oleh menyerahkan prinsip-prinsip dan kuasanya kepada tuntutan orang banyak. Yesus tidak mempunyai terang selanjutnya baginya. Karena kesal melihat Ia tinggal diam, Pilatus berkata dengan angkuhnya: DA 736.4

“Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?” DA 736.5

“Yesus menjawab. “Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu; dia yang menyerahkan Aku kepadamu lebih besar dosanya.” DA 736.6

“Dengan demikian Juruselamat yang penuh belas kasihan, di tengah penderitaan dan kesedihan-Nya yang hebat, memaafkan perbuatan gubernur Roma yang menyerahkan Dia untuk disalibkan. Betapa hebat pemandangan ini yang disampaikan kepada dunia pada segala waktu! Betapa hebatnya terang yang disinarkan atas tabiat-Nya yang menjadi Hakim segenap bumi! DA 736.7

““Orang yang menyerahkan Aku kepadamu.” kata Yesus, “lebih besar dosanya.” Dengan perkataan ini Kristus maksudkan Kayafas yang, sebagai imam besar, mewakili bangsa Yahudi. Mereka mengetahui prinsip-prinsip yang mengendalikan penguasa-penguasa Roma. Mereka telah mendapat terang dalam nubuatan yang menyaksikan tentang Kristus, dan dalam ajaran dan mukjizat-Nya sendiri. Hakim-hakim Yahudi telah menerima bukti yang tidak keliru tentang keilahian-Nya yang mereka nyatakan bersalah untuk dibunuh. Dan sesuai dengan terang yang mereka dapat mereka akan dihakimi.” DA 737.1

Rabu, 13 November

Kesaksian Tomas


Bacalah Yohanes 20:19-31. Apakah yang dapat kita pelajari dari kisah Tomas tentang iman dan keraguan? Kesalahan besar apakah yang dilakukan Tomas?

Selama ini berulang-ulang ia menyatakan, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” Ia tidak mau melihat dengan perantaraan mata saudara-saudaranya, atau menggunakan iman yang bergantung pada kesaksian mereka. Ia sangat mengasihi Tuhannya, tetapi ia telah membiarkan kecemburuan dan sifat kurang percaya menguasai pikiran dan hatinya. DA 807.1

Yesus menerima pengakuannya, tetapi dengan lemah lembut ditegur-Nya sifat kurang percayanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Iman Tomas akan lebih menyenangkan Kristus jika ia mau mempercayai kesaksian saudara-saudaranya. Sekiranya dunia dewasa ini mengikuti teladan Tomas, tidak seorang pun mau percaya kepada keselamatan: karena semua orang yang menerima Kristus harus berbuat demikian melalui kesaksian orang lain. DA 807.4

Banyak orang yang menyerah pada kebimbangan mendalihkan diri dengan mengatakan bahwa jika mereka mempunyai bukti seperti yang didapat oleh Tomas dari sahabat-sahabatnya, mereka mau percaya. Mereka tidak menyadari bahwa mereka mempunyai bukan saja bukti itu, melainkan jauh lebih banyak. Banyak orang yang, seperti halnya dengan Tomas, menantikan dihilangkannya segala keragu-raguan, tidak pernah akan menyadari kerinduan mereka. Mereka berangsur-angsur menjadi keras dalam sifat kurang percaya. Mereka yang mendidik diri sendiri untuk memandang pada segi yang gelap saja, dan bersungut dan mengeluh, tidak mengetahui apa yang mereka perbuat. Mereka sedang menaburkan benih keragu-raguan, dan mereka akan menuai keragu-raguan juga. Pada saat iman dan keyakinan paling perlu, banyak orang akan mendapati dirinya dalam keadaan tidak berdaya untuk berharap dan percaya. DA 807.5

Dalam perlakuan terhadap Tomas, Yesus memberikan suatu pelajaran bagi para pengikut-Nya. Teladan-Nya menunjukkan bagaimana kita harus memperlakukan orang-orang yang lemah imannya, dan yang menjadikan keragu-raguan mereka paling menonjol. Yesus tidak membingungkan Tomas dengan celaan, dan juga Ia tidak berdebat dengan dia. Ia menyatakan diri-Nya kepada yang bimbang. Tomas paling tidak beralasan dalam mengucapkan keadaan imannya, tetapi Yesus oleh kasih dan pertimbangan-Nya yang murah hati merubuhkan segala penghalang. Sifat kurang percaya jarang dikalahkan oleh perdebatan. Gantinya hal itu didasarkan atas sifat mempertahankan diri dan mendapat sokongan dan dalih yang baru. Tetapi biarlah Yesus, dalam kasih dan kemurahan-Nya, dinyatakan sebagai Juruselamat yang sudah disalibkan, dan dari banyak orang yang tadinya tidak mau akan kedengaran pengakuan Tomas, “Ya Allahku, Ya Tuhanku.” DA 808.1

Kamis, 14 November

Kesaksian kami tentang Yesus


Hal-hal apa saja yang kita miliki saat ini yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang hidup pada zaman Yesus yang seharusnya membuat kita percaya?  (Lihat, contoh, Matius 24:2, Matius 24:14, Matius 24:6-8 )

Orang yang beriman ini memandang tangga penglihatan Yakub, yang menggambarkan Kristus, yang menghubungkan dunia dengan surga, dan manusia yang terbatas dengan Allah yang tidak terbatas. Imannya dikuatkan sementara ia teringat bagaimana bapa-bapa dan nabi-nabi telah bergantung kepada Seorang yang menjadi penunjang dan penghiburannya, dan untuk siapa ia sedang memberikan hidupnya. Dan dari orangorang suci ini yang dari abad ke abad telah menyaksikan iman mereka, ia mendengar jaminan bahwa Allah itu benar. Rekannya sebagai rasul, yang mengkhotbahkan Injil Kristus, keluar untuk menemui kefanatikan agama dan takhyul upacara kafir, aniaya, dan penghinaan, yang tidak menganggap diri mereka berharga kepada diri sendiri supaya mereka boleh mengangkat tinggi terang salib di tengah ketidaksetiaan yang gelap--ia dengar hal ini menyaksikan kepada Yesus sebagai Anak Allah, Jumselamat dunia. Dari rak, pancang, dan kamar di bawah tanah, dari sarang dan gua dari bumi ini, di sanalah jatuh ke telinganya teriakan kemenangan orang yang mati syahid itu. Ia mendengar kesaksian dari jiwajiwa yang kuat, yang meskipun miskin, dirundung malang, disiksa, namun menyaksikan dengan tidak gentar untuk kepercayaan mereka, dengan mengatakan, “Karena aku tahu kepada siapa aku percaya.” Orangorang yang menyerahkan hidup mereka kepada iman ini, menyatakan kepada dunia bahwa Dia kepada siapa mereka telah percaya, sanggup untuk menyelamatkan dengan sempurnanya. AA 512.1

Ditebus oleh pengorbanan Kristus, dibasuh dari dosa dalam darahNya, dan dipakaikan dalam kebenaran-Nya, Paulus menyaksikan dalam dirinya bahwa jiwanya adalah berharga pada pemandangan PenebusNya. Hidup-Nya disembunyikan dengan Kristus di dalam Allah, dan ia diyakinkan bahwa Dia yang telah mengalahkan kematian sanggup untuk memelihara sesuatu yang dipercayakan kepada-Nya. Pikirannya mengerti janji Juruselamat, “Aku membangkitkannya pada akhir zaman.” Yohanes 6:40. Pikiran dan pengharapan-Nya dipusatkan pada kedatangan Tuhan kedua kalinya. Sementara pedang algojo turun dan bayang- bayang kematian berkumpul keliling orang yang mati syahid itu, pikirannya yang terakhir timbul, sebagaimana yang mula-mula dalam kebangunan yang besar, untuk bertemu dengan Pemberi Hidup, yang akan menyambut dia kepada kesukaan orang-orang yang diberkati. AA 512.2

Hampir berabad-abad telah lalu sejak Paulus yang sudah berubah itu menumpahkan darahnya sebagai saksi untuk sabda Allah dan kesaksian Yesus Kristus. Tidak ada tangan yang setia mencatat untuk generasi-generasi yang akan datang peristiwa-peristiwa yang terakhir dari kehidupan orang yang suci ini, tetapi Ilham telah melindungi bagi kita kesaksiannya yang tidak akan mati. Seperti gemuruh sangkakala suaranya bergema sepanjang abad, membangkitkan keberaniannya sendiri beriburibu saksi bagi Kristus dan membangunkan dalam beribu-ribu hati yang susah, gema dari kesukaannya sendiri yang menang: “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.” 2 Timotius 4:6-8. AA 513.1

Jumat, 15 November

Pendalaman

Meskipun orang-orang saling membunuh satu sama lain dalam jumlah jutaan untuk membebaskan diri mereka dari kuk bangsa lain, Musa membebaskan bangsa Israel kuno tanpa ada korban jiwa. Sekarang kita harus tahu bahwa iman memindahkan gunung, sementara keraguan menghancurkan bangsa-bangsa. Kita seharusnya tidak lagi menjadi orang bodoh dan lamban hati untuk mempercayai semua yang telah dituliskan oleh para nabi (Lu. 24:25) “Percayalah” adalah moto Yesus, dan itu seharusnya menjadi moto kita juga. Tidak ada orang yang ragu-ragu yang akan masuk ke dalam Kerajaan-Nya.

Mulai pada zaman Musa, permulaan sejarah Alkitab, Kristus mulai menjelaskan di seluruh Kitab Suci perkara-perkara mengenai diri-Nya. Sekiranya Ia telah memperkenalkan diri lebih dulu kepada mereka, maka hati mereka akan merasa puas. Dalam kegembiraan yang sempurna mereka tidak lagi lapar akan sesuatu. Tetapi perlu bagi mereka mengerti akan kesaksian tentang Dia oleh upacara bayangan dan nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama. Di atas inilah iman mereka harus didirikan. Kristus tidak mengadakan mukjizat untuk meyakinkan mereka, melainkan adalah pekerjaan-Nya yang utama menjelaskan Kitab Suci itu. Mereka telah menganggap kematian-Nya sebagai suatu hal yang membinasakan segala harapan mereka. Sekarang Ia menunjukkan dari nabi-nabi bahwa inilah bukti yang paling kuat untuk iman mereka. DA 796.4

Dalam mengajar murid-murid ini, Yesus menunjukkan pentingnya Perjanjian Lama sebagai saksi bagi tugas-Nya. Banyak orang Kristen sekadar rupa kini meniadakan Perjanjian Lama, dan mengatakan bahwa Perjanjian Lama itu tidak dipakai lagi. Tetapi hal sedemikian bukan ajaran Kristus. Ia sangat menghargainya sehingga pada suatu saat Ia berkata. “Jika mereka tidak mendengar kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.” Luk. 16:31. DA 799.1

Suara Kristuslah yang berbicara dengan perantaraan bapa-bapa dan nabi-nabi, sejak zaman Adam bahkan sampai pada akhir zaman. Juruselamat dinyatakan dalam Perjanjian Lama sama jelasnya seperti dalam Perjanjian Baru. Terang dari masa lampau dalam nubuatanlah yang menyatakan kehidupan Kristus serta ajaran Perjanjian Baru dengan jelasnya dan indahnya. Mukjizat-mukjizat Kristus menjadi bukti Keilahian-Nya, tetapi bukti yang lebih kuat bahwa Ialah Penebus dunia terdapat dalam membandingkan nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama dengan sejarah Perjanjian Baru. DA 799.2