Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. KJV - Yohanes 20:30-31
Dalam penutupan khotbahnya, Yohanes mengucapkan kata-kata yang sangat penting: ‘Dan banyak tanda yang diperbuat Yesus di depan mata mereka semua, yang tidak tertulis dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.’ [Yohanes 20:30, 31.] Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya memahami pertanyaan, “Apakah beriman kepada Anak Allah?” 16LtMs, Lt 148, 1901, par. 6
“Apakah hakikat percaya kepada Kristus dimana dalam Injil sangat banyak diperbincangkan, yang dinyatakan penting bagi keselamatan jiwa? Seluruh ilmu keselamatan terdapat dalam penerimaan Kristus sebagai Juruselamat pribadi yang mengampuni dosa. Dia mati untuk manusia yang berdosa dan bersalah… 16LtMs, Lt 148, 1901, par. 7
“‘Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. [Yohanes 1:12-14.] Inilah satu-satunya penyembuhan pikiran yang sejati, satu-satunya yang dapat menyelamatkan jiwa yang sedang binasa. Manusia, dengan segala cacatnya, segala kekerasan hatinya yang disengaja, datang kepada Kristus dengan kerendahan hati, penyesalan yang dalam, dan pertobatan yang tulus, serta menerima pengampunan. Kristus akan menghapus dosa-dosa mereka dan menganugrahkan kebenaran-Nya kepada mereka. Roh Kudus menuntun kepada Kristus dan hadir kepada orang yang yang sungguh-sungguh memohon, dan keselamatan jiwa terjamin.” 16LtMs, Lt 148, 1901, par. 8
Bacalah Yohanes 2:1-11. Tanda apakah yang dilakukan Yesus di Kana, dan bagaimana hal ini menolong para murid-Nya untuk percaya kepada-Nya?
Yesus tidak memulai pekerjaan-Nya dengan sesuatu pekerjaan besar di hadapan Sanhedrin di Yerusalem. Di sebuah kumpulan rumah tangga di suatu kampung kecil di Galilea, kuasa-Nya dinyatakan untuk memperbesar kegirangan pesta nikah. Demikianlah ditunjukkan simpati-Nya kepada manusia, dan hasrat-Nya untuk melayani demi kebahagiaan mereka. Di padang belantara pencobaan Ia sendiri telah minum dari cawan malapetaka. Ia pergi memberikan kepada manusia cawan berkat, oleh berkat-Nya menguduskan hubungan manusia. DA 144.1
Menurut adat istiadat pada zaman itu pesta nikah berlangsung beberapa hari lamanya. Pada kesempatan ini, sebelum pesta itu berakhir, diketahui bahwa persediaan air anggur sudah habis. Hal ini menimbulkan kebingungan dan penyesalan yang amat sangat. Tidaklah biasa untuk tidak menghidangkan air anggur pada pesta, dan tiadanya air anggur akan seolah-olah menunjukkan kurangnya persiapan menerima tamu. Selaku seorang anggota kaum keluarga dari yang bersangkutan itu, Maria telah menolong dalam urusan pesta itu, dan sekarang berbicaralah ia kepada Yesus, katanya, “Mereka kehabisan anggur.” DA 145.4
Di samping pintu masuk ada enam tempayan batu yang besar, lalu Yesus menyuruh pelayan-pelayan mengisi tempayan-tempayan itu dengan air. Perintah itu diturut. Kemudian ketika air anggur itu diperlukan untuk langsung dihidangkan kepada para tamu, Ia berkata, “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Menggantikan air yang diisikan ke dalam semua tempayan itu, keluarlah air anggur. Baik pengurus pesta itu maupun para tamu pada umumnya tidak menyadari bahwa persediaan air anggur sudah habis. Tatkala mengecap air anggur yang dibawa oleh pelayan-pelayan itu, pengurus pesta itu merasa air anggur itu lebih sedap daripada air anggur mana pun juga yang pernah diminumnya dahulu, dan lain sekali daripada yang dihidangkan pada permulaan pesta itu. Sambil berpaling kepada mempelai lelaki ia berkata, “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” DA 148.2
Sementara para tamu yang di pesta itu menyebut-nyebut mutu air anggur itu, diadakanlah penyelidikan dan memperoleh dari pelayan-pelayan hal ihwal mukjizat itu. Seketika lamanya seluruh himpunan itu keheran-heranan memikirkan Dia yang telah mengadakan perbuatan ajaib itu. Ketika pada akhirnya mereka mencari Dia, ternyata bahwa Ia telah pergi dengan diam-diam sehingga tidak diperhatikan oleh murid-murid-Nya sekalipun. DA 149.5
Perhatian himpunan itu kini dialihkan kepada murid-murid itu. Untuk pertama kali mereka mendapat kesempatan untuk mengakui iman mereka kepada Yesus. Mereka menceritakan apa yang telah mereka lihat dan dengar di Yordan, lalu timbullah di dalam hati banyak orang harapan bahwa Allah telah membangkitkan seorang pelepas bagi umat-Nya. Kabar tentang mukjizat itu pun tersiarlah ke segenap daerah itu serta disampaikan ke Yerusalem. Dengan perhatian yang baru imam-imam dan tua-tua menyelidiki segala nubuatan yang menunjuk kepada kedatangan Kristus. Terbitlah keinginan yang sungguh-sungguh untuk mempelajari tugas Guru baru ini, yang menampakkan diri-Nya di antara orang banyak dengan cara yang begitu rendah hati. DA 150.1
Bacalah Yohanes 4:46-54. Mengapa penginjil menghubungkannya dengan mukjizat di pesta perkawinan?
Berita bahwa Kristus sudah pulang ke Kana dengan segera tersiar di seluruh Galilea, membawa harapan kepada orang-orang yang menderita dan susah. Di Kapernaum kabar itu menarik perhatian seorang bangsawan Yahudi, yaitu seorang pembesar dalam dinas kerajaan. Anak lelaki dari pembesar itu menderita sesuatu penyakit yang tampaknya tak tersembuhkan lagi. Tabib-tabib telah putus harap serta menunggu kematiannya saja; tetapi ketika bapa itu mendengar kabar tentang Yesus, ia memutuskan hendak memohon pertolongan daripada-Nya. Anak itu sudah lemah sekali, dan dikhawatirkan mungkin tidak hidup lagi sampai ayahnya kembali; namun bangsawan itu merasa bahwa ia sendiri harus pergi menyampaikan hal itu. la berharap bahwa permohonan-permohonan seorang bapa mungkin akan membangkitkan simpati Tabib Besar itu. DA 196.3
Setibanya di Kana ia bertemu dengan himpunan orang banyak yang mengelilingi Yesus. Dengan hati yang cemas ia menerobos sampai ke hadirat Juruselamat. Imannya menjadi goyah waktu ia melihat hanya seorang yang berpakaian sederhana, penuh debu dan sudah penat karena perjalanan jauh. Ia meragukan apakah Orang ini dapat melakukan apa yang hendak dimohonkan daripada-Nya; namun diusahakannya juga berbicara dengan Yesus, disampaikannya maksudnya, serta dimintanya Juruselamat pergi dengan dia ke rumahnya. Tetapi dukacitanya itu sudah diketahui Yesus. Sebelum pembesar itu meninggalkan rumahnya, Juruselamat telah melihat kesedihan itu. DA 197.1
Akan tetapi Ia tahu juga bahwa bapa itu telah mengadakan syarat-syarat dalam pikirannya mengenai imannya pada Yesus. Kecuali permohonannya itu dikabulkan, ia tidak akan mau menerima Dia sebagai Mesias. Sementara pembesar itu menunggu dalam penderitaan yang penuh ketegangan, Yesus berkata, “Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya.” DA 198.1
Laksana cahaya kilat, ucapan Juruselamat kepada bangsawan itu menelanjangi hatinya. Dilihatnya bahwa motifnya dalam mencari Yesus bersifat mementingkan diri. Imannya yang goyah itu tampak kepadanya dalam sifatnya yang sesungguhnya. Dalam kesedihan yang sungguh insaflah ia bahwa kebimbangannya mungkin akan menyebabkan kematian anaknya itu. Tahulah ia bahwa ia sedang berada di hadirat Dia yang dapat membaca hati dan yang bagi-Nya segala sesuatu mungkin adanya. Dalam permohonan yang penuh kesedihan, ia berseru, “Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.” Imannya berpegang teguh pada Kristus seperti yang diperbuat oleh Yakub, ketika bergumul dengan seorang malaikat, ia berseru, “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” Kejadian 32:26. DA 198.4
Seperti halnya dengan Yakub ia pun menang. Juruselamat tidak dapat menarik diri dari jiwa yang bergantung kepada-Nya, memohonkan keperluannya yang besar. “Pergilah,” kata-Nya; “anakmu hidup.” Bangsawan itu meninggalkan hadirat Juruselamat dengan damai dan sukacita yang belum pernah dialaminya dahulu. Bukan saja ia percaya bahwa ananya akan sembuh, tetapi juga dengan keyakinan yang teguh ia percaya pada Kristus sebagai Penebus. DA 198.5
Bacalah Yohanes 5:1-9. Karena setiap orang yang ada di tepi kolam itu jelas-jelas ingin sembuh, mengapa Yesus bertanya kepada orang lumpuh itu mengapa ia ingin disembuhkan (Yohanes 5:6)?
“Yesus kini berada kembali di Yerusalem. Setelah Ia menyendiri dan minta doa sendirian Ia datang ke kolam itu. Ia melihat para penderita yang malang sedang memandang dengan penuh perhatian pada kolam itu karena pada sangka mereka hanya inilah satu-satunya kesempatan bagi mereka untuk sembuh. Ia rindu menyatakan kuasa-Nya dan menyembuhkan setiap penderita ini. Tetapi hari itu adalah hari Sabat. Orang banyak sedang menuju ke Bait Suci untuk berbakti dan Ia mengetahui bahwa penyembuhan semacam itu akan menimbulkan prasangka orang Yahudi sehingga dapat mengakhiri pekerjaan-Nya dengan tiba-tiba. DA 201.3
“Tetapi Juruselamat melihat seorang yang sangat menderita, Ia adalah seorang yang telah menjadi lumpuh tiga puluh delapan tahun lamanya. Penyakitnya sebenarnya sebagian besar disebabkan oleh dosanya sendiri, dan dianggap sebagai hukuman dari Allah. Karena sendirian dan tidak ada sanak saudara, serta merasa bahwa pintu kasihan Allah telah tertutup baginya, si penderita itu hidup merana bertahun-tahun lamanya. Pada saat ia mengharap bahwa air akan bergoncang, mereka yang merasa kasihan atas dirinya yang tidak berdaya itu menolong mengangkat dia ke serambi kolam itu. Tetapi pada saat air itu bergoncang tidak seorang pun yang menolong memasukkan dia ke dalam kolam itu. Ia telah melihat air itu bergoncang, tetapi malang benar, ia tidak dapat beringsut melewati tepi kolam itu. Orang-orang lain yang lebih kuat terjun mendahului dia. Ia tidak dapat berlomba dengan orang banyak yang bersifat mementingkan diri yang berebutan terjun ke kolam. Usahanya yang tekun untuk mencapai maksudnya, serta kecemasan dan kekecewaannya yang terus menerus, dengan cepat menghabiskan tenaganya yang masih tersisa. DA 202.1
“Orang sakit itu sedang berbaring di atas tikarnya, dan sering mengangkat kepalanya melihat ke kolam itu; pada saat itulah dengan wajah yang penuh belas kasihan seorang membungkuk di hadapannya, dan perkataan, “Maukah engkau sembuh?” menarik perhatiannya. Harapan timbul dalam hatinya. Ia merasa bahwa rupanya ia akan mendapat pertolongan. Tetapi seri wajahnya yang penuh harapan itu tiba-tiba menjadi suram kembali. Ia teringat betapa seringnya ia telah berusaha mencapai kolam itu dan kini hanya tinggal sedikit harapan baginya untuk hidup hingga air itu bergoncang kembali. Ia berpaling dengan badan yang lemah, seraya berkata “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku .” DA 202.2
“Yesus tidak meminta si penderita ini menggunakan iman kepada-Nya. Ia hanya berkata, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Tetapi iman orang ini berpegang teguh pada perkataan-Nya itu. Setiap urat saraf dan otot bergetar dengan hayat yang baru dan tenaga hidup kembali pada anggota-anggota tubuhnya yang lumpuh itu. Dengan tidak ragu-ragu ia mengambil keputusan untuk menurut perintah Kristus dan segenap ototnya menyambut kemauannya. Setelah melompat, ia merasa bahwa dirinya telah menjadi seorang yang sehat kembali. DA 202.3
“Yesus tidak memberikan kepadanya jaminan pertolongan Ilahi. Jika orang ini telah berhenti sejenak untuk meragukan perkataan-Nya ia akan kehilangan kesempatan untuk sembuh. Tetapi ia percaya akan perkataan Kristus, dan dalam berbuat menurut perkataan Tuhan ia menerima kekuatan. ” DA 203.1
Bacalah Yohanes 5:10-16. Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kekerasan hati para pemimpin agama yang luar biasa terhadap Yesus dan mukjizat yang baru saja Ia lakukan?
Orang lumpuh yang telah disembuhkan itu membungkuk hendak mengangkat tempat tidurnya, yang hanya terdiri dari tikar dan selimut, dan pada saat ia menegakkan dirinya kembali dengan perasaan gembira, ia melihat keliling untuk mencari Orang yang telah menyembuhkan dia; tetapi Yesus sudah berada di tengah orang banyak. Orang itu khawatir jangan-jangan ia tidak akan mengenal Dia jika ia bertemu dengan Dia kembali. Pada perjalanan pulang dengan langkah yang tegap dan leluasa, sambil memuji Allah, dan bersuka-suka dalam kekuatan yang baru diperolehnya, bertemulah ia dengan beberapa orang Farisi, dan dengan segera ia memberitahukan pada mereka dari hal kesembuhannya. Ia sangat terkejut melihat sambutan yang dingin ketika mereka mendengarkan penuturan ceritanya. DA 203.3
Orang Yahudi sudah begitu hebat memutarbalikkan arti Taurat itu, sehingga mereka menjadikannya suatu kuk perhambaan. Segala tuntutan mereka yang tidak berarti telah menjadi buah mulut di kalangan bangsa-bangsa lain. Secara istimewa Sabat itu dipagari dengan segala macam larangan yang tidak masuk akal. Bagi mereka hari itu bukan lagi menjadi suatu hari kesukaan, yang patut disucikan bagi Tuhan, yang harus dihormati. Ahli-ahli taurat dan orang Farisi telah menjadikan pemeliharaan hari itu suatu beban yang tidak mengenal ampun. Seorang Yahudi tidak diizinkan menyalakan api atau memasang lilin pada hari Sabat. Sebagai akibatnya banyak orang Yahudi yang bergantung pada orang kafir untuk melakukan pekerjaan yang tidak dapat mereka lakukan sendiri karena dilarang oleh peraturan itu. Mereka tidak mau memikirkan bahwa jika perbuatan ini adalah dosa, mereka yang menyuruh orang lain melakukannya, sama bersalah seperti mereka sendiri telah melakukan pekerjaan itu. Mereka merasa bahwa keselamatan itu hanya terbatas pada orang Yahudi, dan keadaan semua orang lain, yang tidak berpengharapan lagi tidak dapat menjadi lebih buruk. Tetapi Allah tidak memberikan hukum-hukum yang tidak dapat diturut oleh semua orang. Hukum-hukum-Nya tidak membenarkan larangan yang tidak masuk akal atau bersifat mementingkan diri. DA 204.1
Orang yang telah disembuhkan itu sangat bersuka karena bertemu kembali dengan Pelepasnya. Dengan tidak mengetahui akan permusuhan terhadap Yesus, ia telah memberitahukan pada orang Farisi yang telah bertanya padanya dulu, bahwa inilah Dia yang telah menyembuhkan dia. “Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.” DA 204.3
Apakah yang diajarkan oleh kisah-kisah lain ini tentang bagaimana orang dapat menjadi keras secara rohani, terlepas dari buktinya? (Baca Yohanes 9:1-16; Markus 3:22, 23; Matius 12:9-14)?
Orang Farisi sudah tentu takjub melihat kesembuhan itu. Tetapi mereka malah dipenuhi kebencian lebih dari biasanya, karena mukjizat itu telah diadakan pada hari Sabat. DA 471.5
Kemudian mereka membawa dia ke hadapan majelis orang Farisi. Sekali lagi orang itu ditanyai bagaimana ia telah mendapat penglihatannya. “Maka katanya kepada mereka: Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku dan sekarang aku dapat melihat. Maka berkatalah sebagian orang Farisi itu; Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat. Orang Farisi berharap hendak membuktikan bahwa Yesus telah berdosa, dan itulah sebabnya Ia bukanlah Mesias. Mereka tidak mengetahui bahwa Ialah yang telah menjadikan Sabat dan mengetahui segala kewajibannya, dan yang telah menyembuhkan orang buta itu. Mereka kelihatan luar biasa rajinnya dalam pemeliharaan Sabat, namun mereka merencanakan pembunuhan pada hari itu juga. Tetapi banyak orang sangat terharu mendengar tentang mukjizat ini, dan diyakinkan bahwa Ia yang telah mencelikkan mata orang buta itu lebih dari manusia biasa. Menjawab tuduhan bahwa Yesus adalah seorang yang berdosa karena Ia tidak memelihara hari Sabat, mereka berkata, “Bagaimanakah seorang berdosa dapat mengadakan tanda yang demikian?” DA 472.1
Baca Yohanes 5:16-18. Mengapa Yesus dianiaya karena tindakan-Nya pada hari Sabat?
Tetapi rencana yang sedang dikerjakan oleh rabi-rabi dengan begitu giat berasal dari majelis lain selain daripada Sanhedrin. Setelah Setan gagal mengalahkan Kristus di padang belantara, ia mengerahkan seluruh tentaranya untuk melawan Dia di dalam pekeijaan-Nya, dan jika mungkin untuk mematahkan pekeijaan-Nya. Ia telah mengambil keputusan bahwa apa yang tidak dapat diselesaikannya oleh usaha pribadi yang langsung, ia akan menyerangnya dengan memakai strategis. Segera setelah ia mengalami kekalahan di padang belantara, maka dalam rapat dengan segala tentaranya ia mematangkan rencananya untuk tetap membutakan pikiran bangsa Yahudi agar mereka tidak akan mengenal Penebus mereka. Ia bermaksud bekerja melalui alat-alat manusia di dalam dunia agama, oleh memasukkan pada mereka itu roh permusuhan untuk menentang pahlawan kebenaran. Ia bermaksud memimpin manusia untuk menolak Kristus dan menjadikan hidup-Nya sepahit-pahitnya, agar dapat mengecewakan Dia di dalam pekerjaan-Nya. Dan orang Israellah yang menjadi perkakas Setan dalam peperangan-Nya melawan Juruselamat. DA 205.2
Yesus telah datang untuk “memberi pengajaran-Nya yang besar dan mulia.” Ia tidak mengurangi keagungannya, melainkan telah meninggikannya. Alkitab berkata, “Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi,” Yesaya 42: 21, 4. Ia telah datang untuk membebaskan Sabat dari tuntutan-tuntutan yang berat yang telah menjadikan Sabat itu suatu kutuk gantinya suatu berkat. DA 206.1
Oleh karena inilah Ia telah memilih Sabat itu untuk mengadakan pe-nyembuhan di kolam Betesda. Ia sebenarnya dapat menyembuhkan orang sakit itu pada hari-hari lain dalam minggu itu; atau Ia hanya dapat menyembuhkan dia, tanpa menyuruh dia membawa tempat tidurnya, Tetapi hal ini tidak akan memberikan Dia kesempatan yang dirindukanNya. Suatu maksud yang bijaksana terdapat dalam setiap tindak tanduk kehidupan Kristus di atas dunia ini. Segala sesuatu yang diperbuat-Nya semuanya penting, baik dalam bentuknya maupun pengajaran-Nya. Di antara orang-orang yang menderita di kolam Betesda itu, la telah memilih suatu keadaan yang paling buruk atasnya la dapat menyatakan kuasa-Nya untuk menyembuhkan, dan maksud-Nya menyuruh orang itu membawa tempat tidurnya melalui kota ialah untuk memasukkan pekerjaan besar yang telah dilakukan atas diri orang ini. Karena hal ini akan menimbulkan pertanyaan apakah perbuatan ini layak dilakukan pada hari Sabat dan akan membuka jalan bagi-Nya untuk merombak segala larangan orang Yahudi mengenai hari Tuhan, dan menyatakan kesia-siaannya segala tradisi mereka itu.DA 206.2
Baca Yohanes 5:19-47. Apa yang Yesus katakan untuk menolong para pemimpin itu melihat Dia sebagaimana adanya Dia, sebuah klaim yang begitu kuat dibuktikan dengan mukjizat yang baru saja Dia lakukan?
Yesus mengaku hak-hak yang sama dengan Allah di dalam melakukan suatu pekerjaan yang sama sucinya, dan tabiat yang sama yang menghu-bungkan Dia dengan Bapa-Nya yang di dalam surga. Tetapi orang-orang Farisi masih juga marah. Karena menurut pengertian mereka Ia bukan saja melanggar Taurat, tetapi juga menyebut Allah “adalah Bapa-Nya.” Yohanes 5:18, yang menyatakan bahwa Ia sama dengan Allah. R. V. DA 207.3
Seluruh bangsa Yahudi menyebut Allah itu Bapa mereka, oleh sebab itu mereka tidak menjadi begitu marah, jika Kristus telah kemukakan diri-Nya dalam hubungan yang sama dengan Allah. Tetapi mereka menuduh Dia telah menghujat, menunjukkan bahwa mereka memahami Dia mengadakan pengakuan ini dalam pengertian yang tertinggi. DA 207.4
Yesus menolak tuduhan mereka bahwa Ia menghujat. Kuasa-Ku, kataNya, untuk melakukan pekerjaan yang kamu tuduh itu, adalah menunjukkan bahwa Akulah Anak Allah, satu dengan Dia di dalam keadaan, kehendak, dan maksud. Dalam pekerjaan-Nya menjadikan dan memelihara saya bekerjasama dengan Allah. “Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya.” Imam-imam dan rabi-rabi sedang memperdaya atau mempersulit Anak Allah kepada pekeijaan yang oleh-Nya Ia telah diutus ke dalam dunia ini. Oleh dosa-dosa mereka, maka mereka telah menceraikan diri dari Allah dan dalam kesombongan, mereka sedang berusaha untuk bertindak sendiri tanpa Dia. Mereka merasa bahwa diri mereka sudah cukup dalam segala sesuatu dan tidak memerlukan lagi suatu hikmat yang lebih tinggi untuk memimpin perbuatan mereka. Tetapi Anak Allah telah menyerahkan diri-Nya kepada kehendak Allah dan bergantung atas kuasa-Nya. Kristus sangat mengosongkan diri-Nya sehingga Ia tidak mengadakan rencana lain bagi diri-Nya. Ia menerima rencana Allah bagi-Nya dan tiap hari Bapa menyatakan rencana-Nya. Oleh sebab itu, patutlah kita bergantung kepada Allah, agar hidup kita boleh menjadi tempat pelaksanaan yang sederhana bagi kehendak-Nya. DA 208.2
Para pemimpin Yahudi telah mempelajari ajaran nubuatan mengenai kerajaan Mesias; tetapi mereka telah berbuat hal ini bukan dengan kerinduan yang sungguh-sungguh untuk mengetahui kebenaran, tetapi dengan maksud untuk mencari bukti untuk mempertahankan harapan mereka. Bila Kristus telah datang dalam cara yang bertentangan dengan harapan mereka, maka mereka tidak menerima Dia; dan untuk membenarkan diri mereka itu, mereka coba membuktikan bahwa Ia adalah seorang penipu. Sekali mereka telah meletakkan kaki mereka di atas jalan ini, maka mudahlah bagi Setan untuk menguatkan perlawanan mereka terhadap Kristus. Perkataan-perkataan yang sepatutnya diterima sebagai bukti Keilahian-Nya, telah dibalikkan untuk melawan Dia. Dengan jalan ini mereka mengubah kebenaran Allah itu kepada dusta, dan makin langsung Juruselamat berkata pada mereka dalam pekerjaan rahmat-Nya, makin tegas mereka menolak terang itu. DA 212.2