Raksasa Iman: Yosua dan Kaleb

Pelajaran 8, Triwulan 4, 15 November–21 November 2025

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
sharethis sharing button
copy sharing button
email sharing button
whatsapp sharing button
facebook sharing button
twitter sharing button
telegram sharing button
messenger sharing button
line sharing button
wechat sharing button
vk sharing button
tencentqq sharing button
weibo sharing button
kakao sharing button
Download PDF

Sabat Sore, 15 Nopember

Ayat Hafalan:

“Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.” KJV - Ibrani 13:7


Rasul Paulus meninggikan Kristus sebagai kepala gereja yang agung, dan harus kepadanya satu-satunya gereja mencari kepemimpinan, dalam Ibrani 12:1, 2. Dia ingin gereja mendapatkan manfaat dari pengalaman para pahlawan iman, yang disebutkan dalam pasal kesebelas, yang disebut dalam ayat pertama pasal kedua belas sebagai awan saksi. Namun, dia dengan setia menjaga gereja agar tidak melihat masa lalu mereka dengan roh penyembahan berhala, atau menerima siapa pun sebagai pemimpin atau pola hidup kekristenan mereka, dalam tiga kata ini: "Memandang kepada Yesus." Paulus berkata: "Karena kita juga mempunyai begitu banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah." T25 183.2

Minggu, 16 November

Kesetiaan


Bacalah Bilangan 13:6, 30–32 dan Yosua 14:6, 14. Siapakah Kaleb? Apa kedudukannya di antara bangsa Israel?

 “Iman Kaleb kepada Allah lah yang memberinya keberanian; yang menjauhkannya dari rasa takut terhadap manusia, bahkan raksasa-raksasa yang perkasa, orang Enak, dan memampukannya untuk berdiri dengan teguh dan tanpa gentar dalam mempertahankan kebenaran. Dari sumber yang sama yang agung, Panglima Agung pasukan sorga, setiap prajurit sejati salib Kristus harus menerima kekuatan dan keberanian untuk mengatasi rintangan yang seringkali tampak tak teratasi.... Kita membutuhkan Kaleb-Kaleb sekarang... yang dengan kata-kata berani akan menyampaikan laporan yang kuat mendukung tindakan segera.—Testimonies for the Church 5:378-383 (1885).” CM 117.4

Apa yang dikatakan tentang Kaleb yang bersedia mengutarakan pendapatnya meskipun mayoritas mata-mata memiliki pendapat yang sama sekali berbeda, dan orang-orang Israel mengancamnya dengan kematian? Lihat Bilangan 14:6–10, 21–25; Bilangan 26:65; Bilangan 32:12.

Orang banyak itu merasa sangat kecewa dan putus asa. Ratapan kesedihan bercampur dengan suara persungutan terdengar. Kaleb mengerti akan keadaan ini, dan dengan penuh keberanian membela firman Allah. Ia telah berbuat dengan segenap kesanggupannya untuk melawan pengaruh jahat dari rekan-rekannya yang tidak setia itu. Sesaat lamanya orang banyak itu masih mau mendengar perkataannya yang memberikan harapan dan semangat sehubungan dengan negeri yang baik itu. Ia tidak menyangkal apa yang telah dikatakan; tembok-tembok kota itu tinggi dan orang Kanaan itu kuat-kuat. Tetapi Allah telah menjanjikan tanah itu bagi bangsa Israel. “Marilah kita pergi sekarang juga dan miliki tanah itu,” kata Kaleb, “karena kita sanggup untuk mengalahkannya.” PP 388.3

Di dalam pemberontakan mereka, orang banyak itu berseru, “Biarlah kami ini mati di padang belantara ini!” Sekarang doa mereka ini harus dikabulkan. Tuhan berkata, “Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang di catat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku.... Tentang anak-anakmu yang telah kamu katakan: Mereka akan menjadi tawanan, merekalah yang akan Kubawa masuk, supaya mereka mengenal negeri yang telah kamu hinakan itu.” Dan tentang Kaleb, Ia berkata, “Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.” Sebagaimana para pengintai itu telah memakai empat puluh hari dalam perjalanan mereka, maka bangsa Israel itu akan mengembara di padang belantara selama empat puluh tahun. PP 391.2

Senin, 17 November

Beri Aku Daerah Perbukitan Ini


Bacalah Yosua 14: 6-14, Bilangan 14: 24, Bilangan 32: 12, Ulangan 1: 36, dan Lukas 6: 45. Bagaimanakah Anda menggambarkan sikap Kaleb dan Yosua? Apakah yang dimaksud dengan mengikut Tuhan sepenuhnya?

 Sebelum pembagian negeri itu diadakan, Kaleb, dengan disertai oleh kepala sukunya, maju ke depan dengan menghadapkan satu tuntutan istimewa. Kecuali Yosua, sekarang ini Kaleb lah orang yang tertua di antara orang-orang Israel. Kaleb dan Yosua adalah dua dari antara mata-mata yang telah membawa laporan yang baik tentang negeri perjanjian ini, sambil memberikan semangat kepada orang banyak supaya maju dan merebut negeri itu di dalam nama Tuhan. Sekarang Kaleb mengingatkan kepada Yosua tentang perjanjian yang pernah diadakan pada waktu itu, sebagai pahala atas kesetiaannya: “Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, sebab engkau tetap mengikuti TUHAN, Allah dengan sepenuh hati.” Oleh sebab itu ia telah menghadapkan satu permohonan agar Hebron diberikan kepadanya sebagai pusaka. Di sini telah menjadi tempat tinggal Abraham, Ishak, dan Yakub selama bertahun-tahun; dan di sini, di gua Makhpela, mereka dimakamkan. Hebron adalah tempat tinggal orang-orang Enak yang menakutkan, penampilan mereka yang mengerikan telah begitu menakuti para pengintai, dan melalui merekalah keberanian seluruh Israel hancur. Di antara semua tempat, inilah tempat yang dipilih Kaleb, yang percaya pada kekuatan Allah, sebagai warisannya. PP 511.4

“Sesungguhnya TUHAN telah memelihara hidupku,” katanya, “seperti yang dijanjikan-Nya. Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan TUHAN firman itu kepada Musa .... Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini; pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk. Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan, yang dijanjikan TUHAN pada waktu itu, sebab engkau sendiri mendengar pada waktu itu, bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota yang besar dan berkubu. Mungkin TUHAN menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan TUHAN.” Permohonan ini dikuatkan oleh pemimpin-pemimpin suku Yehuda. Kaleb sendiri sebagai seorang yang telah ditetapkan dari suku ini untuk ikut serta dalam membagi negeri itu, ia telah memilih untuk mengikutsertakan orang-orang ini bersama dengan dia dalam menghadapkan tuntutannya, agar jangan kelihatan seolah-olah ia telah menggunakan wewenangnya demi keuntungan diri sendiri. PP 512.1

Tuntutannya itu dengan segera dikabulkan. Tugas menaklukkan benteng raksasa ini tidak dapat dipercayakan kepada orang lain yang lebih tepat selain kepadanya. “Lalu Yosua memberkati Kaleb bin Yefune, dan diberikannyalah Hebron kepadanya menjadi milik pusakanya.” “Karena ia tetap mengikuti TUHAN, Allah Israel.” Iman Kaleb sekarang ini tetap sama seperti pada waktu kesaksiannya melawan laporan buruk dari mata-mata yang lainnya. Ia telah mempercayai janji Allah bahwa ia akan membawa bangsanya mewarisi Kanaan, dan di dalam hal ini ia telah menuruti Allah dengan sempurna. Bersama dengan bangsanya ia telah bertahan dalam pengembaraan yang lama di padang belantara, dengan demikian ia telah turut merasakan kekecewaan dan beban orang yang bersalah; namun demikian ia tidak bersungut-sungut untuk hal ini, tetapi meninggikan rahmat Allah yang telah memeliharakan hidupnya di padang belantara pada waktu saudara-saudaranya dibunuh. Di tengah-tengah segala kesukaran, mara bahaya dan kesulitan dalam perjalanan di padang belantara, selama masa peperangan semenjak memasuki Kanaan, Tuhan telah memeliharakan hidupnya; dan sekarang dalam usia lebih dari delapan puluh tahun semangat keberaniannya tidak berkurang. Ia tidak meminta bagi dirinya satu negeri yang sudah ditaklukkan, tetapi tempat yang lebih daripada yang lainnya dianggap oleh para mata-mata itu mustahil untuk dikalahkan. Oleh pertolongan Tuhan ia mau merebut benteng ini dari raksasa-raksasa yang kekuatannya telah menggoyahkan iman bangsa Israel. Bukanlah keinginan untuk kehormatan atau kesombongan yang telah mendorong permohonan Kaleb. Serdadu tua yang berani ini ingin memberikan kepada orang banyak satu teladan yang akan menghormati Allah, dan memberikan semangat kepada suku-suku bangsa itu untuk menaklukkan seluruhnya negeri yang oleh leluhur mereka dinyatakan tidak dapat ditaklukkan. PP 512.2

Kaleb memperoleh pusaka untuk mana ia telah menetapkan hatinya selama empat puluh tahun, dan dengan berharap kepada Allah untuk beserta dengan dia, ia “menghalau dari sana ketiga orang Enak.” Setelah mendapat satu pusaka untuk dirinya sendiri dan keluarganya, semangatnya tidak berkurang, ia tidak terus tinggal diam untuk menikmati warisannya itu, tetapi terus bergerak maju untuk merebut tempat-tempat yang lain untuk keuntungan bangsa itu dan kemuliaan Tuhan. PP 513.1

Selasa, 18 November

Kekuatan Teladan


Bacalah Yosua 15:16–19, Hakim-hakim 1:13, dan Hakim-hakim 3:7–11. Apa yang dapat Anda pelajari dari cerita ini tentang kekuatan teladan? Bagaimana sikap Kaleb tercermin dalam generasi muda?

Iman Caleb kepada Allah lah yang memberinya keberanian; yang melindunginya dari rasa takut terhadap manusia, bahkan raksasa-raksasa yang perkasa, anak-anak Anak, dan memampukannya untuk berdiri dengan teguh dan tanpa ragu dalam mempertahankan kebenaran. Dari sumber yang sama yang mulia, Panglima Besar pasukan sorga, setiap prajurit sejati salib Kristus harus menerima kekuatan dan keberanian untuk mengatasi rintangan yang seringkali tampak tak teratasi. Hukum Allah menjadi tidak berlaku; dan mereka yang ingin menunaikan tugasnya harus selalu siap untuk mengucapkan kata-kata yang Allah berikan kepada mereka, dan bukan kata-kata keraguan, kekecewaan, dan keputusasaan. 5T 378.3

Pada masa seperti ini, kita tidak boleh menyimpan pikiran atau mengucapkan kata-kata keraguan, maupun mendorong tindakan yang menguntungkan diri sendiri. Hal ini telah dilakukan di Konferensi Upper Columbia dan North Pacific; dan di sana kita merasakan dalam beberapa hal kesedihan, kekecewaan, dan kekecewaan yang dialami oleh Musa dan Harun, Kaleb dan Yosua. Kami berusaha untuk mengalihkan arus ke arah yang berlawanan; tetapi hal itu dilakukan dengan biaya kerja keras yang berat, kecemasan yang besar, dan penderitaan batin. Dan pekerjaan reformasi di konferensi-konferensi ini baru saja dimulai. Ini adalah pekerjaan yang membutuhkan waktu untuk mengatasi ketidakpercayaan, keraguan, dan kecurigaan yang telah bertahun-tahun. Setan telah berhasil dalam melaksanakan tujuannya di konferensi-konferensi ini karena ia menemukan orang-orang yang dapat ia gunakan sebagai agennya. 5T 379.1

“Demikianlah demi Kristus dan demi kebenaran… janganlah meninggalkan pekerjaan dalam konferensi ini dalam keadaan yang akan membuat orang yang menggantikanmu tidak mampu menata semuanya dengan baik. Orang-orang telah menerima pandangan yang sempit dan terbatas tentang pekerjaan ini; keserakahan telah didorong, dan keduniawian telah dibiarkan tanpa teguran. Aku menyerukan kepadamu untuk melakukan segala upaya untuk menghilangkan cetakan yang salah yang telah kamu berikan kepada konferensi ini, untuk memperbaiki dampak sedih dari kelalaianmu dalam menjalankan tugas, dan dengan demikian mempersiapkan lapangan bagi pekerja lain. Jika kamu tidak melakukannya, semoga Allah mengasihani pekerja yang akan menggantikanmu.” 5T 379.2

Rabu, 19 November

Pahlawan yang Rendah Hati


Bacalah Yosua 19: 49–51. Apakah implikasi dari fakta bahwa pemimpin besar Israel yang membagi-bagikan tanah, justru terakhir menerima warisan?

 Orang-orang yang penakut dan pemberontak telah binasa di padang belantara; tetapi mata-mata yang benar itu memakan buah anggur dari Eskol. Kepada masing-masing telah diberikan menurut kadar imannya. Orang yang tidak percaya telah menyaksikan kegentaran mereka menjadi kenyataan. Sekalipun adanya janji Allah, mereka telah menyatakan bahwa adalah mustahil untuk mewarisi Kanaan, dan mereka pun tidak mewarisinya. Tetapi mereka yang berharap kepada Tuhan, yang tidak melihat kepada kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi lebih daripada kekuatan Penolong mereka Yang Mahakuasa, telah memasuki negeri yang baik itu. Melalui iman, maka orang-orang yang pantas pada zaman dulu itu “telah menaklukkan kerajaan-kerajaan,... luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.” “Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.” Ibrani 11:33,34; 1 Yohanes 5:4. PP 513.2

Setelah orang Israel selesai membagikan negeri itu menjadi milik pusaka mereka,” dan semua suku-suku bangsa itu telah memperoleh pusakanya, Yosua menghadapkan tuntutannya. Kepadanya, sebagaimana kepada Kaleb, satu janji yang istimewa untuk memperoleh pusaka telah diberikan; tetapi ia tidak meminta satu daerah yang luas, melainkan hanya satu kota yang kecil saja. “Mereka memberikan kepadanya kota yang dimintanya,..... Kota itu dibangunnya dan menetaplah ia di sana.” Nama yang diberikan kepada kota itu adalah Timnat-Serah, “bagian yang sisa,” – satu kesaksian yang nyata akan tabiat yang agung dan roh yang tidak mementingkan diri dari si pemenang, yang gantinya mengambil hasil rampasan itu lebih dahulu, telah menunda tuntutannya sampai bangsanya yang paling rendah telah dilayani. PP 515.1

Kamis, 20 November

Diubah oleh Kontemplasi


Mempertimbangkan teladan hidup para pahlawan iman yang besar sangat penting bagi pertumbuhan rohani kita. Pada saat yang sama, teladan utama kita adalah Yesus Kristus—hidup dan ajaran-Nya. Bagaimana fokus pada hidup Yesus mengubah kita? Lihat Ibrani 12:1,2; 2 Korintus 3:18

"Jika orang-orang kafir, yang tidak dikendalikan oleh hati nurani yang tercerahkan, yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah di hadapan mereka, bersedia menahan diri dari kenikmatan yang melemahkan dan menjalani disiplin latihan, hanya demi sebuah mahkota yang terbuat dari bahan yang fana dan pujian dari kerumunan, betapa lebih lagi seharusnya mereka yang berlomba dalam perlombaan Kristen dengan harapan akan keabadian dan persetujuan Surga Yang Mahatinggi, bersedia menahan diri dari stimulan dan kenikmatan yang tidak sehat, yang merusak moral, melemahkan akal, dan menundukkan kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi kepada nafsu dan hasrat binatang. 4T 34.2

“Jutaan orang di dunia ini menyaksikan permainan kehidupan ini, perang rohani Kristen. Dan ini belum semuanya. Raja Semesta Alam dan jutaan malaikat surgawi menjadi penonton dalam perlombaan ini; mereka dengan cemas menantikan siapa yang akan menjadi pemenang yang berhasil dan memperoleh mahkota kemuliaan yang tidak akan pudar. Dengan minat yang mendalam, Allah dan malaikat-malaikat surgawi memperhatikan pengorbanan diri, pengorbanan diri, dan usaha yang menyakitkan dari mereka yang berpartisipasi dalam perlombaan Kristen. Hadiah yang diberikan kepada setiap orang akan sesuai dengan energi yang gigih dan kesungguhan yang setia dengan mana ia menjalankan perannya dalam perlombaan besar ini.” 4T 34.3

Baca Roma 12:1,2. Proses apa saja yang bekerja untuk tujuan yang bertentangan dalam hidup kita? Bagaimana kita bisa memastikan bahwa kita memberikan ruang bagi yang benar?

Rasul Paulus menunjuk kepada korban-korban ini sebagai satu gambaran tentang bagaimana seharusnya hidup pengikut-pengikut Kristus itu. Ia berkata, “Aku mintalah kamu, oleh sebab segala rahmat Allah, mempersembahkan tubuhmu menjadi korban yang hidup lagi kudus dan yang berkenan kepada Allah, maka itulah ibadatmu yang patut.” Rom 12:1. Kita harus menyerahkan diri kita kepada pelayanan akan Allah dan kita harus berusaha untuk menjadikan persembahan itu sesempurna-sempurnanya. Allah tidak merasa senang terhadap segala sesuatu yang kurang dari yang terbaik yang dapat kita berikan. Mereka yang mengasihi Dia dengan segenap hatinya akan mau memberikan kepada-Nya pelayanan hidup yang terbaik, dan mereka akan tetap berusaha untuk membawakan hidupnya selaras dengan hukum-hukum yang akan menambah kesanggupan mereka untuk melakukan kehendak-Nya. PP 352.3

Jumat, 21 November

Pendalaman

 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. (Ibrani 12: 1). 2SAT 285.1

“Beban-beban yang dimaksud di sini adalah kebiasaan dan praktik buruk yang telah kita bentuk dengan mengikuti kecenderungan alami kita. Siapa saksi-saksi tersebut? Mereka adalah orang-orang yang disebutkan dalam pasal sebelumnya, yaitu mereka yang telah menghadapi kejahatan dan kesulitan di jalan mereka, dan yang atas nama Tuhan telah berhasil menahan diri melawan kekuatan jahat yang berlawanan. Mereka didukung dan dikuatkan, dan Tuhan memegang mereka dengan tangan-Nya.” 2SAT 285.2

Ada saksi-saksi lain. Di sekitar kita ada orang-orang yang mengamati kita dengan cermat, untuk melihat bagaimana kita yang mengaku percaya pada kebenaran berperilaku. Di mana pun dan kapan pun, sejauh mungkin, kita harus menegakkan kebenaran di hadapan dunia. 2SAT 285.3

“Sekarang, ‘marilah kita melepaskan segala beban.’ Marilah kita melepaskan diri dari kecenderungan jahat kita sendiri. ‘Marilah kita melepaskan segala beban, dan dosa yang dengan mudah menghalangi kita, dan marilah kita berlari dengan kesabaran dalam perlombaan yang telah ditetapkan bagi kita.’ Kita tidak boleh diam di tempat. Kita harus maju, maju, dan terus maju.” 2SAT 285.4

“‘Pandanglah Yesus, Pencipta dan Penyempurna iman kita.’” Bersyukurlah kepada Tuhan karena Dia adalah Pencipta dan juga Penyempurna iman kita. “Yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” [Ibrani 12:2]. 2SAT 285.5

“Ada sukacita dan salib yang dihadapkan kepada masing-masing kamu. Anda mungkin berpikir bahwa salib itu berat untuk dipikul, tetapi ingatlah bahwa ada sukacita yang menantimu. Anda tidak perlu merasa, jika sedikit awan melintas di benakmu, bahwa Allah telah meninggalkanmu. Ambil Alkitabmu, buka kitab Mazmur, dan bacalah tentang bagaimana kita harus memuji Tuhan di segala waktu. ‘Aku hendak memuji Tuhan di segala waktu: Puji-pujian kepada-Nya akan senantiasa ada di mulutku’ [Mazmur 34:1]. Allah penuh dengan belas kasihan. Yang Dia inginkan darimu hanyalah agar anda membuka pintu hatimu dan membiarkan-Nya masuk untuk menguduskan hati dan pikiranmu.” 2SAT 285.6