Masalah Kejahatan

Pelajaran 7, Triwulan 1, 8-14 Februari 2025

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
sharethis sharing button
copy sharing button
email sharing button
whatsapp sharing button
facebook sharing button
twitter sharing button
telegram sharing button
messenger sharing button
line sharing button
wechat sharing button
vk sharing button
tencentqq sharing button
weibo sharing button
kakao sharing button
Download PDF

Sabat Sore, 8 Februari

Ayat Hafalan:

“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." KJV- Wahyu 21:4


Bagi banyak orang, asal mula dosa dan alasan keberadaannya merupakan suatu sumber kebingungan besar. Mereka melihat pekerjaan si jahat dengan akibat-akibatnya, bencana dan kehancuran yang mengerikan, dan mereka bertanya-tanya bagaimana semua ini bisa terjadi di bawah pemerintahan dan kedaulatan Oknum yang tak terbatas dalam hikmat, dalam kuasa, dan dalam kasih. Suatu misteri, yang mereka tidak temukan jawabnya. Dan dalam ketidakpastian dan keragu-raguan, mereka dibutakan terhadap kebenaran yang dinyatakan dengan jelas oleh firman Allah, sesuatu yang penting bagi keselamatan. Ada orang-orang yang dalam penyelidikan mereka mengenai keberadaan dosa, berusaha menyelidiki apa yang tidak pernah dinyatakan Tuhan; karenanya mereka tidak menemukan solusi atas kesulitan-kesulitan mereka; dan orang-orang yang seperti ini didasari oleh sikap kecenderungan untuk meragukan dan mencela, memanfaatkan hal ini sebagai alasan untuk menolak firman Kitab Suci. Akan tetapi, yang lain gagal memahami secara memuaskan masalah besar kejahatan, karena fakta bahwa tradisi dan salah tafsir telah menutupi ajaran Alkitab mengenai karakter Tuhan, sifat pemerintahan-Nya, dan prinsip-Nya dalam menangani dosa. GC88 492.1

Tidak mungkin menerangkan asal mula dosa yang memberikan alasan-alasan keberadaannya. Namun cukup banyak yang bisa dimengerti baik mengenai asai mulanya maupun sifat-sifat dan akhir dari dosa, untuk sepenuhnya menyatakan keadilan dan kebajikan Allah dalam semua tindakan-Nya terhadap kejahatan. Tidak ada yang lebih jelas diajarkan di dalam Alkitab selain bahwa Allah dalam hal apapun tidak bertanggung jawab bagi masuknya dosa; tidak ada penarikan kasih karunia Ilahi secara sewenang-wenang, tidak ada kekurangan dalam pemerintahan Ilahi, yang memberikan kesempatan timbulnya pemberontakan. Dosa adalah pengacau dan pengganggu, sehingga tidak ada alasan untuk membiarkan keberadaannya dan kehadirannya. Dosa bersifat misterius, tidak dapat dipertanggungjawabkan; memaafkannya berarti membelanya. Jika alasan untuk itu dapat ditemukan, atau alasan untuk keberadaannya ditunjukkan, maka dosa itu tidak lagi menjadi dosa. Satu-satunya definisi kita tentang dosa adalah yang diberikan dalam firman Allah; dosa adalah "pelanggaran hukum"; dosa adalah hasil dari suatu prinsip yang bertentangan dengan hukum kasih yang agung menjadi landasan pemerintahan Ilahi. GC88 492.2

Minggu, 9 Februari

“Berapa Lama, Ya Tuhan”


Bacalah Ayub 30:26, Yeremia 12:1, Yeremia 13:22, Maleakhi 2:17, dan Mazmur 10:1. Bagaimana nas-nas ini membawa masalah kejahatan ke permukaan pengalaman manusia?

“Orang ini mungkin saja memberikan sumbangan yang besar kepada gereja, tetapi apakah Allah akan menerima uang yang diperas dari keluarga pemabuk? Ia ternoda oleh darah jiwa-jiwa, dan kutuk Allah ada di atasnya. Allah berfirman, “Sebab Aku, TUHAN, mencintai hukum, dan membenci perampokan sebagai korban bakaran.” Gereja mungkin memuji kerelaan hati orang yang memberikan persembahan seperti itu, tetapi seandainya mata para anggota gereja diolesi dengan salep mata surgawi, mereka tidak akan menyebut yang baik sebagai kejahatan dan yang jahat sebagai kebenaran. Beginilah firman TUHAN: “Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?"..... Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. ‘Kamu menyusahi TUHAN dengan perkataanmu. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?" Dengan cara kamu menyangka: "Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata TUHAN; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan — atau jika tidak, di manakah Allah yang menghukum?” RH 15 Mei 1894, par. 9

Bacalah Matius 27:46. Bagaimana Anda memahami perkataan Yesus ini? Apakah yang disampaikannya tentang bagaimana kejahatan menyentuh Allah dengan cara yang paling mencolok?

Pada pukul tiga kegelapan terangkat dari orang banyak, tetapi masih menyelubungi Juruselamat. Itulah lambang kesengsaraan dan kengerian yang menekan hati-Nya. Tiada mata dapat menembusi kegelapan yang mengelilingi salib itu, dan tidak suatu pun dapat menembusi kegelapan yang lebih pekat yang menyelubungi jiwa Kristus yang sedang menderita. Halilintar yang sabung-menyabung tampaknya seolah olah tertuju kepada-Nya sementara Ia tergantung di salib. Kemudian "berserulah Yesus dengan suara yang nyaring kata-Nya, Eli, Eli, lama sabakhtani? "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" ketika kegelapan yang di luar mengelilingi Juruselamat, banyak suara berseru: Pembalasan dari surga ada di atas-Nya. Kilat murka Allah tertuju kepada-Nya, karena Ia mengaku diri-Nya Anak Allah. Banyak orang yang percaya kepada-Nya mendengar seruan putus asa yang diucapkan-Nya. Mereka hilang harapan. Kalau Allah telah meninggalkan Yesus, pada apakah para pengikut-Nya dapat berharap? DA 754.3

“Alangkah baiknya jika kita selalu mengingat Kalvari, di mana Yesus menanggung beban yang mengerikan dari dosa-dosa dunia. Dalam penderitaan-Nya yang hampir berakhir, dengarkanlah Dia berseru, "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46), dan ingatlah bahwa Dia menanggung penderitaan karena wajah Bapa-Nya disembunyikan, agar wajah itu tidak selamanya tersembunyi dari manusia yang jatuh ke dalam dosa. Dia menanggung malu, cambukan yang kejam, hinaan, dan ejekan, agar kita dapat diperdamaikan dengan Allah dan diselamatkan dari kematian yang tidak berkesudahan. Jika pikiran kita memikirkan tema-tema ini, maka pembicaraan kita akan tertuju ke surga, dari sana kita menantikan Juruselamat, dan bahkan pikiran-pikiran yang sia-sia pun akan tampak tidak pada tempatnya." GW92 419.2

Senin, 10 Februari

Ada Banyak Hal yang Tidak Kita Ketahui


Bacalah Ayub 38:1-12. Bagaimanakah jawaban Allah kepada Ayub menjelaskan masalah kejahatan? Seberapa banyak yang kita ketahui dan tidak ketahui tentang apa yang mungkin terjadi di balik layar?

“Semua orang harus melihat dan memahami tugas mereka sendiri, setelah mencari hikmat dari Tuhan. Dia adalah satu-satunya yang kepada-Nya engkau dapat menyerahkan jiwamu untuk dijaga. Jika engkau datang kepada-Nya dengan iman, Ia akan menyampaikan rahasia-rahasia-Nya kepadamu secara pribadi. Engkau dapat duduk bersama di tempat surgawi dengan Kristus. Kita secara pribadi dapat memahami kehendak Allah; kita dapat mengetahui sendiri apa yang Dia ingin kita lakukan; karena Dia akan mengarahkan kita jika kita mau dikuduskan dan merendahkan hati kita di hadapan-Nya. Hati kita akan sering menyala-nyala di dalam diri kita ketika Dia mendekat untuk berkomunikasi dengan kita seperti yang Dia lakukan dengan Henokh. "Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan?” Kita membutuhkan Dia yang adalah terang sejati yang menerangi setiap orang yang datang ke dalam dunia." 6MR 381.3

Bacalah Ayub 42:3. Bagaimanakah tanggapan Ayub menjelaskan apa yang harus kita kenali tentang posisi kita sendiri?

“Apa manfaatnya bagi dunia bagi mereka yang mengaku Kristen tetapi tidak memiliki apa-apa untuk dikatakan tentang Yesus? Apakah mereka benar-benar berdiri di bawah panji-panji Raja Imanuel, padahal mereka tidak melayani Dia sebagai prajurit yang setia? Apakah pembelajaranmu akan hukum Allah, standar dari segala kebenaran, telah membuatmu berseru seperti Yesaya: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam”? Apakah penglihatan itu telah membawamu untuk melihat bahwa satu-satunya harapanmu adalah di dalam Kristus, Juruselamat yang mengampuni dosa? Sudahkah pemandangan Yesus di atas kayu salib, yang mati bagi kesalahan manusia, membawamu dalam penyesalan ke kaki salib, sehingga engkau dapat berkata seperti Ayub, “Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu”? Sudahkah engkau menyerahkan seluruh kehendakmu kepada kehendak Allah, jalanmu kepada jalan Allah? Sudahkah engkau meninggalkan kepercayaan diri, memegahkan diri, dan menerima Yesus, yang telah menjadi segala-galanya bagimu, hikmat dan kebenaran dan pengudusan dan penebusan? Apakah engkau melihat Kristus sebagai contoh saingan dari semua contoh, substansi yang berharga dan mulia dari semua bayangan, makna penuh dari semua simbol? Contoh-contoh dan bayang-bayang dilembagakan oleh Kristus sendiri, untuk menyampaikan kepada manusia sebuah gagasan tentang rencana yang dirancang untuk penebusannya." ST 24 Agustus 1891, par. 3

Selasa, 11 Februari

Penganut Teisme yang Skeptis


Bacalah Mazmur 73. Bagaimana pemazmur menyikapi kejahatan dan ketidakadilan di sekelilingnya? Apa yang dipandangnya yang menempatkan pemahamannya dalam perspektif yang berbeda?

“Panjang sabar Allah itu ajaib. Lama keadilan menanti, sementara pengasihan ditawarkan kepada orang berdosa. Tetapi “keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.” Mazmur 97:2 “Tuhan itu panjang sabar,” tetapi Ia “tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting-beliung dan badai dan awan adalah debu kakiNya.” Nahum 1:3. COL 177.4 (MKA 133.5)

“Dunia semakin berani dalam pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah. Oleh karena panjang sabar-Nya, manusia telah memijak kekuasaan-Nya. Mereka telah memperkuat satu dengan yang lain dalam penindasan dan kekejaman terhadap waris-Nya, dengan berkata, “Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?” Mazmur 73:11. Tetapi ada batas dimana mereka tidak bisa lewati. Waktunya sudah dekat bila mereka akan mencobai batas yang telah disebutkan. Bahkan sekarang mereka hampir-hampir melampaui batas panjang sabar Allah, batas dari pengasihan-Nya. Tuhan akan campur tangan untuk mempertahankan kehormatan-Nya sendiri, untuk melepaskan umat-Nya dan untuk menekan perkembangan ketidakadilan. COL 177.5 (MKA 133.6)

“Pada zaman Nuh, manusia telah meremehkan hukum Allah, sampai hampir semua ingatan akan Khalik telah lenyap dari bumi ini. Kejahatan mereka mencapai ketinggian yang amat hebat sehingga Tuhan mendatangkan air bah ke atas bumi dan menyapu bersih semua penduduk yang jahat. COL 178.1 (MKA 134.1)

“Dari abad ke abad Tuhan telah memberitahukan sifat pekerjaan-Nya. Bila krisis telah datang, Ia telah menyatakan diri-Nya dan telah campur tangan untuk menghalangi pekerjaan dari rencana Setan. Dengan bangsa-bangsa, dengan keluarga-keluarga dan dengan perorangan, acapkali Ia telah mengizinkan persoalan datang sampai mencapai krisis, sehingga campur tangan-Nya dapat ditandai. Kemudian Ia telah menunjukkan bahwa ada Allah di Israel yang akan mempertahankan hukum-Nya dan membenarkan umat-Nya. COL 178.2 (MKA 134.2)

“Pada zaman di mana kejahatan merajalela kita dapat mengetahui bahwa krisis besar yang terakhir sudah dekat. Bila pelanggaran terhadap hukum Allah sudah hampir menyeluruh, bila umat-Nya ditindas dan dicelakakan oleh sesama manusia, Tuhan akan campur tangan. COL 178.3 (MKA 134.3)

Rabu, 12 Februari

Pembelaan Kebebasan Memilih


Bacalah Kejadian 2:16, 17. Bagaimana ayat-ayat ini menunjukkan kebebasan moral yang diberikan kepada Adam dan Hawa?

“Malaikat-malaikat dengan ramah dan penuh kasih memberi mereka informasi yang mereka inginkan. Mereka juga memberi mereka sejarah yang menyedihkan tentang pemberontakan dan kejatuhan Iblis. Mereka kemudian dengan jelas memberitahukan kepada mereka bahwa pohon pengetahuan ditempatkan di taman itu sebagai janji ketaatan dan kasih mereka kepada Tuhan; bahwa kedudukan tinggi dan bahagia malaikat-malaikat suci akan dipertahankan dengan syarat ketaatan; bahwa mereka memiliki kedudukan yang sama; bahwa mereka dapat menaati hukum Tuhan dan menjadi sangat berbahagia, atau tidak menaati hukum Tuhan dan kehilangan kedudukan mereka yang tinggi dan terjerumus ke dalam keputus-asaan yang tidak ada harapan. SR 29.3

“Mereka mengatakan kepada Adam dan Hawa bahwa Allah tidak akan memaksa mereka untuk taat – bahwa Dia tidak mencabut kuasa dari mereka untuk melawan kehendak-Nya; bahwa mereka adalah agen-agen moral, yang bebas untuk taat atau tidak taat. Hanya ada satu larangan yang Allah lihat cocok untuk diberikan kepada mereka. Jika mereka melanggar kehendak Allah, mereka pasti akan mati. Mereka mengatakan kepada Adam dan Hawa bahwa malaikat yang paling mulia, setelah Kristus, menolak untuk taat kepada hukum Allah yang telah ditetapkan-Nya untuk memerintah makhluk-makhluk sorgawi; bahwa pemberontakan ini telah menyebabkan perang di surga, yang mengakibatkan pemberontak diusir dari sana, dan semua malaikat diusir dari surga yang telah bersekutu dengannya dalam mempertanyakan kekuasaan Yehuwa yang agung; dan bahwa musuh yang telah jatuh itu sekarang menjadi musuh bagi segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan Allah dan Putra-Nya yang terkasih. SR 30.1

“Mereka mengatakan kepada mereka bahwa Iblis bermaksud mencelakakan mereka, dan mereka harus waspada, karena mereka mungkin saja bersentuhan dengan musuh yang telah jatuh itu, tetapi Iblis tidak dapat mencelakakan mereka selagi mereka tunduk pada perintah Allah, karena jika perlu, setiap malaikat dari surga akan datang untuk menolong mereka daripada dia mencelakai mereka dengan cara apa pun. Tetapi jika mereka tidak menaati perintah Allah, maka Setan akan memiliki kuasa untuk mengganggu, membingungkan, dan menyusahkan mereka. Jika mereka tetap teguh melawan godaan pertama dari Setan, mereka akan aman seperti para malaikat surgawi. Tetapi jika mereka menyerah pada si penggoda, Dia yang tidak menyayangkan para malaikat yang mulia tidak akan menyayangkan mereka. Mereka harus menanggung hukuman atas pelanggaran mereka, karena hukum Allah adalah suci seperti diri-Nya sendiri, dan Dia menuntut ketaatan yang mutlak dari semua yang ada di langit dan di bumi.” SR 30.2

Kamis, 13 Februari

Kasih dan Kejahatan


Baca Roma 8:18 dan Wahyu 21:3, 4. Bagaimana ayat-ayat ini dapat memberi kita keyakinan untuk percaya pada kebaikan Tuhan, terlepas dari semua kejahatan di dunia ini?

“Walaupun Tuhan tidak menjanjikan kebebasan dari pencobaan kepada umat-Nya, Dia telah menjanjikan yang jauh lebih baik. Dia telah mengatakan, “Selama umurmu kiranya kekuatanmu.” “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Ulangan 33:25; 2 Korintus 12:9. Jika engkau dipanggil supaya pergi melewati perapian yang menyala-nyala untuk kepentingan-Nya, Yesus akan hadir di sampingmu sebagaimana Dia bersama-sama dengan ketiga orang muda yang setia di Babel itu. Mereka yang mengasihi Penebus mereka akan bersukacita pada setiap kesempatan bersama Dia menanggung penghinaan dan celaan. Kasih yang mereka tujukan kepada Tuhan mereka membuat penderitaan untuk kepentingan-Nya manis. MB 30.1

Sepanjang zaman Setan telah menganiaya umat Allah. Dia telah menyiksa mereka dan membunuh mereka, tetapi dalam kematian mereka menjadi para pemenang. Mereka nyatakan dalam iman mereka yang kukuh Seseorang yang lebih kuat daripada Setan. Setan dapat menyiksa dan membunuh tubuh, tetapi dia tidak dapat menjamah kehidupan yang disembunyikan dengan Kristus di dalam Allah. Dia dapat mengurung dalam tembok-tembok penjara, tetapi dia tidak dapat mengikat semangat atau roh. Mereka dapat melihat melewati kegelapan sampai kepada kemuliaan, seraya berkata, “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.” “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami. Roma 8:18; 2 Korintus 4:17. MB 30.2

Lewat penderitaan dan penganiayaan, kemuliaan — tabiat Allah dinyatakan dalam orang-orang pilihan-Nya. Gereja Allah yang dibenci dan dianiaya oleh dunia sedang dididik dan didisiplin dalam sekolah Kristus. Mereka berjalan di jalan-jalan sempit di dunia; mereka disucikan dalam api penderitaan. Mereka mengikut Kristus melalui pertentangan-pertentangan yang menyakitkan; mereka menjalani penyangkalan diri dan mengalami kekecewaan yang pahit; tetapi pengalaman mereka yang menyakitkan itu mengajarkan kepada mereka kesalahan dan kesusahan dari dosa, dan mereka melihatnya dengan kebencian. Mengambil bagian dalam penderitaan Kristus, berarti dipersiapkan akan mengambil bagian dalam kemuliaan-Nya. Dalam penglihatan yang suci nabi itu melihat kemenangan umat Allah. Dia berkata, “Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orangorang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah. Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalanMu, ya Raja segala bangsa.” “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar, dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.” Wahyu 15:2, 3; 7:14, 15. MB 31.1

Jumat, 14 Februari

Pendalaman

Sebelum masuknya kejahatan, damai dan kesukaan memenuhi alam semesta. Semuanya selaras dengan kehendak Pencipta. Kasih kepada Allah adalah yang tertinggi, kasih kepada satu sama lain tidak berat sebelah. Kristus, Firman itu, Anak Allah satu-satunya, adalah satu dengan Allah—satu dalam alamiah, dalam tabiat dan dalam tujuan—satu-satunya pribadi di alam semesta ini yang dapat turut serta dalam semua musyawarah dan maksud-maksud Allah. Melalui Kristus Allah bekerja dalam menciptakan makhluk-makhluk surgawi. “Di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi,... baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa,” (Kolose 1:16), dan kepada Kristus, sama dengan kepada Bapa, segenap surga menunjukkan kesetiaan mereka. GC 493.1

Hukum kasih yang menjadi dasar pemerintahan Allah, kebahagiaan seluruh makhluk ciptaan, bergantung kepada keselarasan sempurna kepada prinsip-prinsip kebenaran agung. Allah menginginkan dari makhluk ciptaan-Nya pelayanan kasih—penghormatan yang terbit dari penghargaan kepada tabiat-Nya. Ia tidak menyukai kesetiaan yang terpaksa, dan kepada mereka diberikan-Nya kebebasan kemauan agar mereka boleh memberikan pelayanan sukarela kepada-Nya. GC 493.2

Tetapi ada seorang yang menyalahgunakan kebebasan ini. Dosa bermula dari dia yang, setelah Kristus, paling dihormati Allah, dan yang berkuasa paling tinggi dan yang paling mulia dari antara penghuni surga. Sebelum kejatuhannya, Lucifer adalah yang terutama dari kerub-kerub yang berjaga, kerub yang suci dan yang tidak bercacat cela. “Beginilah firman Tuhan Allah: Gambar dari kesempumaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. Engkau di Taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga.” “Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga (engkau adalah kerub yang menaungi—terjemahan langsung), di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan, di tengah-tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya. Engkau tidak bercela di dalam tingkah lakumu sejak dari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu.” (Yehezkiel 28:12-15). GC 493.3