Tanda-tanda Keilahian

Pelajaran 2, Triwulan 4, 5-11 Oktober 2024

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
Download PDF

Sabat Sore, 5 Oktober

Ayat Hafalan:

“Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" KJV - Johannes 11:25, 26


Sementara berusaha memberi arah yang benar bagi imannya, Yesus mengatakan, “Akulah kebangkitan dan hidup.” Dalam Kristus adalah hidup yang asli, tidak dipinjam, tidak diperoleh dari orang lain. “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup.” 1 Yoh. 5:12. Keilahian Kristus merupakan jaminan hidup kekal bagi orang percaya.” Yesus berkata: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” Di sini Kristus memandang kepada saat kedatangan-Nya yang kedua kalinya. Pada saat itulah orang benar yang sudah mati akan dibangkitkan dengan keadaan yang tidak akan binasa, dan orang benar yang masih hidup akan diubahkan ke surga tanpa melihat kematian. Mujizat yang hendak diadakan oleh Kristus, dalam membangkitkan Lazarus dari antara orang mati, akan menggambarkan kebangkitan semua orang benar yang sudah mati.Oleh perkataan dan perbuatan-Nya Ia menyatakan diri-Nya sebagai Sumber kebangkitan. Ia sendiri yang tidak lama lagi akan mati di salib berdiri dengan kunci maut, seorang pemenang atas kubur, dan menyatakan hak dan kuasa-Nya untuk memberikan hidup. DA 530.3

Minggu, 6 Oktober

Pemberian Makan Lima Ribu Orang


Bacalah Yohanes 6:1-14. Persamaan apa yang dapat ditemukan di sini antara Yesus dan Musa? Yaitu, apa yang Yesus lakukan di sini yang seharusnya mengingatkan orang-orang akan kelepasan yang telah diterima oleh nenek moyang mereka melalui pelayanan Musa?

Akhirnya hari sudah larut. Matahari sudah terbenam di ufuk barat, namun orang banyak belum juga pulang. Yesus telah bekerja sepanjang hari itu tanpa makan atau istirahat. Wajah-Nya kelihatan pucat karena lelah dan lapar, dan murid-murid-Nya meminta pada-Nya supaya berhenti bekerja seberat itu. Tetapi Ia tidak dapat menarik diri dari desakan orang banyak yang mengerumuni Dia. DA 365.2

Akhirnya murid-murid itu datang kepada-Nya, mendesak supaya demi kepentingan mereka sendiri orang banyak itu disuruh pulang. Banyak yang telah datang dari tempat yang jauh, dan belum makan sejak pagi. Mereka sebenarnya dapat membeli makanan di kampung-kampung dan di kota-kota di sekitar tempat itu. Tetapi Yesus berkata: “Kamu harus memberi mereka makan,” lalu Ia berpaling kepada Filipus, bertanya: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Dikatakan-Nya hal ini hanyalah untuk menguji iman murid itu. Filipus melihat lautan manusia itu dan ia merasa sangat mustahil menyediakan makanan bagi orang yang demikian banyak hingga mereka keyang. Ia menjawab bahwa dengan roti seharga dua ratus dinar belum juga mencukupi keperluan orang yang demikian banyaknya, walaupun tiap-tiap orang mendapat hanya sedikit. Yesus menanyakan berapa banyak makanan yang boleh didapat di antara orang banyak ini. “Di sini ada seorang anak,” kata Andreas, “yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Yesus menyuruh agar makanan-makanan itu dibawa kepada-Nya. Kemudian disuruh-Nya murid-murid mendudukkan orang banyak itu di tempat yang banyak rumputnya dengan berkelompok-kelompok yang terdiri dari lima puluh atau seratus orang, untuk menjaga ketertiban dan agar semua dapat melihat apa yang hendak diperbuat-Nya. Apabila hal ini telah selesai dilakukan, Yesus mengambil makanan itu: “Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu.” “Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dan sisa-sisa ikan dua belas bakul penuh.” DA 365.3

Kristus tidak pemah mengadakan suatu mujizat kecuali untuk keperluan yang sungguh-sungguh dan tiap-tiap mujizat itu bersifat memimpin orang banyak kepada pohon kehidupan, yang daun-daunnya untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. Makanan yang sederhana yang diedarkan oleh tangan murid-murid mengandung suatu pelajaran yang amat penting. Makanan yang sederhanalah yang telah disediakan; ikan dan roti adalah makanan sehari-hari bagi para nelayan yang hidup di pesisir Danau Galilea. Sebenarnya Kristus dapat menghidangkan di hadapan orang banyak itu suatu santapan yang mewah, tetapi makanan yang hanya memuaskan hawa nafsu itu tidak mengandung pelajaran buat mereka. Kristus mengajar mereka dengan pelajaran ini bahwa bekal alamiah yang disediakan Allah bagi manusia telah diputarbalikkan. Belum pemah orang banyak itu menikmati pesta mewah yang disediakan untuk memuaskan nafsu buruk sebagaimana yang orang banyak ini dapat menikmati istirahat dan makanan yang sederhana yang diadakan Kristus yang begitu jauh dari kediaman manusia. DA 366.1

Senin, 7 Oktober

“Sesungguhnya Dia adalah Nabi.”


Bacalah Yohanes 6:14, 15, 26-36. Bagaimana tanggapan orang banyak terhadap mujizat-Nya, dan bagaimana Yesus menggunakan mujizat itu untuk menunjukkan kepada mereka siapa diri-Nya?

Sementara mereka duduk di atas rumput yang terhampar itu, pada petang hari musim semi, orang banyak itu makan makanan yang telah disediakan Kristus. Firman yang mereka dengar sepanjang hari itu sampai kepada mereka sebagai suara Allah. Mujizat penyembuhan yang telah mereka saksikan, adalah mujizat yang hanya dapat dilakukan oleh kuasa Ilahi. Tetapi mujizat ketul roti ini sangat menarik hati setiap orang yang ada di dalam rombongan itu. Semua mendapat bagian dari berkatnya. Pada zaman Musa, Allah telah memberi makan bangsa Israel dengan manna di padang belantara; dan siapakah gerangan orang ini yang telah memberi makan orang banyak hari ini, selain Dia yang telah dikatakan lebih dahulu oleh Musa? Tiada kuasa manusia yang dapat menjadikan hanya dari lima ketul roti dan dua ekor ikan kecil untuk memberi makanan yang cukup bagi ribuan orang yang sedang lapar. Dan berkatalah mereka satu sama lain: “Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.” DA 377.1

Di dalam keadaan yang bersemangat itu orang banyak sudah siap sedia untuk memahkotai Dia menjadi raja. Mereka melihat bahwa Ia tidak mengadakan usaha untuk menarik perhatian atau mendapatkan penghormatan bagi diri-Nya sendiri. Di dalam hal ini Ia sangat berbeda dengan imam-imam dan penghulu-penghulu, dan mereka khawatir kalau-kalau Ia tidak akan pernah menuntut takhta Daud. Setelah mereka berunding bersama, mereka bersepakat mengangkat Dia dengan paksa, serta mengumumkan Dia sebagai raja Israel. Murid-murid itu bersatu dengan orang banyak menyatakan bahwa pantaslah takhta Daud diwarisi oleh Guru mereka. Kata mereka, adalah karena kerendahan hati Kristus maka Ia menolak penghormatan yang semacam itu. Biarlah orang banyak meninggikan Pelepas mereka. Biarlah imam-imam dan para pemimpin yang angkuh dipaksa untuk menghormati Dia yang datang diselubungi dengan kuasa Allah. DA 378.1

Dengan penuh kerinduan mereka mengatur pelaksanaan maksud mereka; tetapi Yesus melihat apa yang sedang terjadi dan mengerti apa yang mereka tidak pahami, apa yang akan terjadi sebagai akibat suatu pergerakan yang semacam itu. Hingga saat ini imam-imam dan pemimpin-pemimpin sedang memburu nyawa-Nya. Mereka menuduh Dia menarik orang banyak dari mereka. Kekerasan dan huru-hara akan mengikuti usaha mereka menempatkan Dia di atas takhta, sehingga pekerjaan kerajaan rohani akan terhalang. Pergerakan itu harus dengan segera diatasi. Ia memanggil murid-murid-Nya dan menyuruh mereka mengambil perahu, lalu kembali dengan segera ke Kapernaum, membawa-Nya meninggalkan orang banyak itu. DA 378.2

Yesus tidak memuaskan rasa ingin tahu mereka. Ia berkata dengan sedih, “Kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.” Mereka bukannya mencari Dia karena suatu motif yang pantas, melainkan karena mereka telah diberi makan dengan roti, mereka masih mengharapkan hendak mendapat keuntungan duniawi dengan merapatkan diri mereka kepada-Nya. Juruselamat menyuruh mereka, “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal.” Jangan hanya mencari keuntungan jasmani. Jangan hendaknya usaha utama hanya sekadar menyediakan untuk kehidupan sekarang ini, tetapi carilah makanan rohani, yaitu akal budi yang akan tahan sampai kepada hidup yang kekal. Ini dapat diberikan hanya oleh Anak Allah, “Sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” DA 384.3

Pada saat itu minat para pendengar tergugah. Mereka berseru, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Mereka telah melakukan banyak pekerjaan yang memenatkan agar dapat mempersembahkan diri mereka kepada Allah; dan mereka bersedia mendengar tentang suatu penurutan yang baru yang olehnya mereka dapat memperoleh pahala yang lebih besar lagi. Pertanyaan mereka berarti, Apakah yang harus kami lakukan supaya kami layak masuk surga? Berapa harga yang harus kami bayar agar memperoleh kehidupan yang akan datang? DA 385.1

“Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” Harga surga ialah Yesus. Jalan ke surga ialah oleh iman kepada “Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.” Yohanes 1:29. DA 385.2

Masih dalam keadaan memikirkan bahwa makanan jasmanilah yang dimaksudkan Yesus, beberapa dari para pendengarnya berseru, “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kemudian Yesus berkata dengan jelas, “Akulah roti hidup.” DA 386.1

Sekiranya mereka telah mengerti akan Kitab Suci, sudah tentu mereka mengerti perkataan-Nya ketika Ia berkata, “Akulah roti hidup.” Baru saja sehari yang lampau orang banyak itu, yang sudah lemah dan lelah, diberi makan dengan roti yang diberikan-Nya. Sebagaimana dari roti itu mereka mendapat kekuatan dan kesegaran jasmani, demikian juga dari Kristus mereka dapat memperoleh kekuatan rohani menuju hidup kekal. “Barangsiapa datang kepada-Ku” kata-Nya, “ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” Tetapi Ia menambahkan, “Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya.” DA 386.2

Selasa, 8 Oktober

Penyembuhan Orang Buta: Bagian 1


Bacalah Yohanes 9:1-16. Apa yang para murid pikirkan tentang penyebab kebutaan orang ini, dan bagaimana Yesus meluruskan keyakinan mereka yang salah?

“Umumnya orang Yahudi percaya bahwa dosa dihukum dalam hidup ini. Setiap malapetaka dianggap sebagai hukuman karena suatu perbuatan yang salah, baik di pihak orang itu sendiri maupun di pihak orangtuanya. Memang benar bahwa semua penderitaan diakibatkan oleh pelanggaran hukum Allah, tetapi kebenaran ini sudah diputarbalikkan. Setan, sumber dosa dan segala akibatnya, telah menuntun manusia untuk menganggap penyakit dan kematian sebagai sesuatu yang berasal dari Allah, - sebagai suatu hukuman yang dikenakan sewenang-wenang karena dosa. Itulah sebabnya seorang yang telah ditimpa kesedihan atau malapetaka yang besar menanggung beban tambahan karena ia dianggap sebagai seorang yang besar dosanya.” DA 471.1

“Kepercayaan orang Yahudi mengenai hubungan antara dosa dan penderitaan dianut oleh murid-murid Kristus. Meskipun Yesus memperbaiki kekeliruan mereka, Ia tidak menjelaskan sebab-sebab malapetaka manusia, melainkan mengatakan kepada mereka apa yang akan diakibatkannya. Karena itulah perbuatan Allah akan dinyatakan. “Selama Aku di dalam dunia ini,” kata-Nya, “Akulah terang dunia.” Kemudian setelah mengoles mata orang buta itu, Ia menyuruh dia membasuhnya di kolam Siloam, dan pulihlah penglihatan orang itu. Dengan demikian Yesus menjawab pertanyaan murid-murid dengan cara yang praktis, sebagaimana biasanya Ia menjawab pertanyaan yang ditanyakan kepada-Nya karena ingin tahu. Murid-murid tidak dipanggil untuk memperbincangkan pertanyaan mengenai siapa yang berdosa atau tidak berdosa, melainkan untuk mengerti kuasa dan kemurahan Allah dalam memberikan penglihatan kepada orang buta. Sudah jelas bahwa tidak ada khasiat penyembuhan dalam tanah lembek itu, atau di kolam tempat orang buta disuruh membasuh mukanya, melainkan bahwa khasiat itu terdapat dalam Kristus.” DA 471.4

Rabu, 9 Oktober

Penyembuhan Orang Buta: Bagian 2


Bacalah Yohanes 9:17-34. Pertanyaan-pertanyaan apa yang diajukan oleh para pemimpin, dan bagaimana orang buta itu menanggapinya?

Kemudian mereka membawa dia ke hadapan majelis orang Farisi. Sekali lagi orang itu ditanyai bagaimana ia telah mendapat penglihatannya. “Maka katanya kepada mereka: Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku dan sekarang aku dapat melihat. Maka berkatalah sebagian orang Farisi itu, Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Orang Farisi berharap hendak membuktikan bahwa Yesus telah berdosa, dan itulah sebabnya Ia bukan Mesias. Mereka tidak mengetahui bahwa Ialah yang telah menjadikan Sabat dan mengetahui segala kewajibannya, dan yang telah menyembuhkan orang buta itu. Mereka kelihatan luar biasa rajinnya dalam pemeliharaan Sabat, namun mereka merencanakan pembunuhan pada hari itu juga. Tetapi banyak orang sangat terharu mendengar tentang mujizat ini, dan diyakinkan bahwa la yang telah mencelikkan mata orang buta itu lebih dari manusia biasa. Menjawab tuduhan bahwa Yesus adalah seorang yang berdosa karena Ia tidak memelihara hari Sabat, mereka berkata, “Bagaimanakah seorang berdosa dapat mengadakan mujizat yang demikian?” DA 472.1

Orang Farisi melihat bahwa mereka sedang mengumumkan pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus. Mereka tidak dapat mengingkari mujizat itu. Orang yang tadinya buta itu dipenuhi dengan kegembiraan dan perasaan terima kasih; ia melihat keadaan alam yang ajaib, dipenuhi dengan kesukaan melihat keindahan bumi dan langit. Dengan bebas diceritakannya pengalamannya, dan sekali lagi mereka berusaha mendiamkannya, dengan berkata, “Katakanlah kebenaran di hadapan Allah, kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.” Yaitu, jangan katakan lagi bahwa Orang ini memberikan penglihatan kepadamu; Allahlah yang telah melakukan hal ini. DA 473.2

Orang buta itu menjawab, “Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal yang aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” DA 473.3

Lalu mereka bertanya lagi, “Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?” Dengan banyak perkataan mereka berusaha membingungkan dia, agar ia berpikir bahwa ia sudah terpedaya. Setan dan malaikat-malaikatnya yang jahat ada di pihak orang Farisi, dan menyatukan tenaga dan kecerdikan dengan pertimbangan manusia agar dapat menghalangi pengaruh Kristus. Mereka merusakkan keyakinan yang sedang mendalam di dalam pikiran banyak orang. Malaikat-malaikat Allah berada juga di tempat itu untuk menguatkan orang yang penglihatannya sudah dipulihkan. DA 473.4

Tuhan Yesus mengetahui ujian berat yang sedang dialami oleh orang ini, dan Ia mengaruniainya rahmat melalui ucapan, sehingga ia menjadi saksi bagi Kristus. Ia menjawab kepada orang Farisi dalam perkataan yang merupakan suatu tempelakan yang tajam terhadap orang-orang yang bertanya. Mereka mengaku sebagai penafsir Alkitab, penunjuk jalan rohani bagi bangsanya; namun disinilah Seorang yang mengadakan mujizat-mujizat, dan mereka mengaku kurang tahu mengenai sumber kuasa-Nya, serta mengenai tabiat dan tuntutan-Nya. “Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku. Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendakNya. Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa. DA 474.2

Orang ini telah menghadapi orang-orang yang menanyai dia dengan alasan mereka sendiri. Pertimbangannya tidak dapat dijawab. Orang Farisi tercengang-cengang, dan mereka tinggal diam – terpesona mendengar perkataannya yang tegas dan nekad itu. Beberapa saat lamanya tidak seorang pun berbicara. Kemudian imam-imam dan rabi-rabi yang masam mukanya menarik rapat-rapat pakaiannya, seakan-akan mereka takut dinajiskan oleh berhubungan dengan dia; mereka mengebaskan debu dari kaki mereka, dan melemparkan tuduhan kepadanya, – “Kau ini lahir sama sekali dalam dosa, dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia ke luar. DA 474.3

Kamis, 10 Oktober

Kebangkitan Lazarus


Baca Yohanes 11:38-44. Apa yang Yesus lakukan yang memperkuat pernyataanNya?

Yesus menyatakan, “Akulah kebangkitan dan hidup.” Dalam Kristus adalah hidup yang asli, tidak dipinjam, tidak diperoleh dari orang lain. “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup.” 1 Yoh. 5:12. Keilahian Kristus merupakan jaminan hidup kekal bagi orang percaya.” Yesus berkata: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” Di sini Kristus memandang kepada saat kedatangan-Nya yang kedua kalinya. Pada saat itulah orang benar yang sudah mati akan dibangkitkan dengan keadaan yang tidak akan binasa, dan orang benar yang masih hidup akan diubahkan ke surga tanpa melihat kematian. Mukjizat yang hendak diadakan oleh Kristus, dalam membangkitkan Lazarus dari antara orang mati, akan menggambarkan kebangkitan semua orang benar yang sudah mati.Oleh perkataan dan perbuatan-Nya Ia menyatakan diri-Nya sebagai Sumber kebangkitan. Ia sendiri yang tidak lama lagi akan mati di salib berdiri dengan kunci maut, seorang pemenang atas kubur, dan menyatakan hak dan kuasa-Nya untuk memberikan hidup. DA 530.3

“Angkatlah batu itu,” DA 535.3

“Perintah itu ditaati. Batu digulingkan. Segala sesuatu dilakukan dengan terang-terangan dan dengan sengaja. Semua orang diberi kesempatan untuk melihat bahwa tidak ada penipuan yang dilakukan. Di situlah terletak tubuh Lazarus di dalam kubur batu, dingin dan diam karena sudah mati. Tangisan para peratap didiamkan. Dalam keadaan keheranan dan menunggu, rombongan orang-orang itu berdiri mengelilingi kubur, menunggu hendak melihat apa yang akan terjadi berikutnya.” DA 535.4

“Dengan tenang Kristus berdiri di muka kubur. Suatu suasana yang penuh khidmat meliputi semua orang yang hadir. Kristus melangkah lebih dekat ke kubur. Sambil menengadah ke langit, Ia berkata, “Ya Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu karena Engkau telah mendengarkan Aku.” DA 535.5

“Setelah Ia berkata demikian, berserulah Ia dengan suara yang keras, kata-Nya, Hai Lazarus, marilah ke luar!” Suara-Nya yang terang dan tajam, memasuki telinga orang mati itu. Sementara Ia berbicara. Keilahian bersinar melalui kemanusiaan. Pada wajah-Nya, yang diterangi oleh kemuliaan Allah, orang banyak itu melihat jaminan kuasa-Nya. Setiap mata menatap pintu gua itu. Setiap telinga dipasang baik-baik hendak mendengar bunyi yang paling halus sekalipun. Dengan perhatian yang tekun dan pedih semua orang menunggu ujian Keilahian Kristus, bukti yang membenarkan pengakuan-Nya bahwa Ialah Anak Allah, kalau tidak memadamkan harapan selama-lamanya. DA 536.2

Terdengarlah gerakan di dalam kubur yang sunyi itu, dan ia yang sudah mati berdiri di pintu kubur. Gerakannya dihalangi dengan kain kafan yang dengannya ia dibaringkan, dan Kristus mengatakan kepada para penonton yang keheran-heranan, “Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi.” Sekali lagi ditunjukkan kepada mereka bahwa manusia harus bekerja dengan Allah. Kemanusiaan harus bekerja bagi kemanusiaan. Lazarus dilepaskan, dan berdiri di hadapan rombongan orang banyak, bukannya sebagai seorang yang sudah kurus kering karena penyakit, dengan anggota badan yang lemah dan terhuyung-huyung, melainkan sebagai seorang yang sedang menikmati masa hidup yang terbaik, dan dalam kekuatan masa dewasa yang mulia. Matanya berseri-seri dengan kecerdasan dan dengan kasih bagi Juruselamat. la tersungkur menyembah di kaki Yesus. DA 536.3

Orang-orang yang melihatnya mula-mula bungkam karena keheranan. Kemudian diikuti dengan peristiwa bersuka ria dengan pengucapan syukur yang tidak terperikan. Saudara-saudaranya perempuan menerimanya kembali dalam keadaan hidup sebagai pemberian Allah dan dengan air mata kegirangan mereka mengucapkan syukur mereka dengan terputus-putus kepada Juruselamat. Tetapi sementara saudara laki-laki, saudara-saudara perempuan, serta sahabat-sahabat bersukaria, dalam pertemuan kembali keluarga, Yesus mengundurkan diri dari situ. Ketika mereka mencari Pemberi hidup itu, Ia tidak ada lagi di situ. DA 536.4

Jumat, 11 Oktober

Pendalaman

Betania dekat sekali dengan Yerusalem sehingga kabar tentang peristiwa kebangkitan Lazarus tersiar dengan cepat ke kota itu. Dengan perantaraan mata-mata yang telah menyaksikan mujizat itu, penghulu-penghulu Yahudi dengan segera memperoleh fakta-faktanya. Suatu rapat Sanhedrin diadakan dengan segera untuk memutuskan mengenai apa yang harus dilakukan. Kristus kini sudah menunjukkan sepenuhnya bahwa Ia dapat menguasai kematian dan kubur. Mujizat yang besar itu merupakan bukti yang paling utama yang diberikan Allah kepada manusia bahwa Ia telah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia untuk keselamatan mereka. Itulah suatu pernyataan kuasa Ilahi yang sudah cukup untuk meyakinkan setiap pikiran yang dikuasai oleh pertimbangan dan diterangi oleh angan-angan hati. Banyak orang yang menyaksikan kebangkitan Lazarus mulai percaya akan Yesus. Tetapi kebencian para imam terhadap-Nya kian menghebat. Mereka telah menolak segala bukti Keilahian-Nya yang lebih kecil, dan mereka hanya bertambah marah oleh adanya mujizat yang baru ini. Orang mati sudah dibangkitkan pada siang hari, dan disaksikan oleh banyak orang. Tidak ada akal yang dapat menjelaskan bukti seperti itu. Untuk alasan inilah permusuhan di pihak imam-imam bertambah hebat. Mereka lebih bertekad hendak menghentikan pekerjaan Kristus. DA 537.1

Orang Saduki, meskipun tidak menyukai Kristus, tidak terlalu membenci-Nya sebagaimana halnya dengan orang Farisi. Kebencian mereka tidak terlalu hebat. Tetapi kini mereka sangat gempar. Mereka tidak percaya akan kebangkitan orang mati. Dengan mengemukakan apa yang dinamakan ilmu pengetahuan, mereka memberikan pertimbangan bahwa tidaklah mungkin bagi tubuh yang sudah mati dihidupkan kembali. Tetapi oleh beberapa perkataan Kristus, teori mereka telah dikalahkan. Sudah ditunjukkan bahwa mereka tidak mengetahui baik Kitab Suci maupun kuasa Allah. Mereka tidak dapat melihat kemungkinan ditiadakannya kesan yang didapat oleh orang banyak karena mujizat itu. Bagaimanakah orang-orang dapat dibalikkan dari Dia yang sudah menang dalam membangkitkan orang mati dari kubur? Laporan-laporan yang palsu disebarluaskan, tetapi mujizat itu tidak dapat disangkal, dan bagaimana cara menentang pengaruhnya tidaklah mereka ketahui. Sampai pada saat itu orang Saduki belum merencanakan hendak membunuh Kristus. Tetapi sesudah kebangkitan Lazarus mereka mengambil keputusan bahwa hanyalah oleh kematian-Nya mereka dapat menghentikan pernyataan-Nya yang tanpa gentar menentang mereka. DA 537.2

Orang Farisi percaya akan kebangkitan, dan tidak dapat disangkal bahwa mereka telah melihat mujizat ini yang merupakan suatu bukti bahwa Mesias ada di antara mereka. Tetapi mereka senantiasa menentang pekerjaan Kristus. Sejak semula mereka telah membenci Dia karena Ia telah membeberkan kepura-puraan mereka. Ia telah menyingkapkan jubah upacara yang di dalamnya cacat akhlak mereka tersembunyi. Agama sejati yang diajarkan-Nya telah mempersalahkan pengakuan kesalehan mereka yang kosong. Mereka haus akan pembalasan dendam kepada-Nya karena tempelakan-Nya yang tajam. Mereka telah mencoba memprovokasi Dia agar Dia mengatakan atau melakukan sesuatu yang dapat memberi mereka kesempatan untuk mempersalahkan Dia. Beberapa kali mereka sudah mencoba melontari Dia dengan batu, tetapi la sudah mengundurkan diri dengan diam-diam, dan mereka tidak dapat melihat Dia lagi. DA 538.1