“Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umatKu pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun."
Tetapi Firaun berkata: "Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi." KJV - Keluaran 5:1-2
Orang-orang Ibrani itu telah mengharapkan akan memperoleh kebebasan tanpa melalui ujian iman ataupun kesukaran serta penderitaan. Tetapi mereka belum bersedia untuk kelepasan itu. Mereka mempunyai iman yang kecil akan Allah, dan tidak mau dengan sabar menahan penderitaan sampai kepada saat bilamana Allah melihat sudah sepatutnya diadakan sesuatu tindakan bagi mereka. Banyak yang merasa puas untuk tetap tinggal dalam perbudakan gantinya menghadapi kesulitan-kesulitan yang ber-hubungan dengan dipindahkannya mereka ke satu negeri yang asing; dan kebiasaan-kebiasaan beberapa orang telah menjadi sama seperti orangorang Mesir sehingga mereka lebih suka menetap di Mesir. Oleh sebab itu Tuhan tidak melepaskan mereka oleh kenyataan yang pertama dari kekuasaan-Nya di hadapan Firaun. Ia mengendalikan peristiwa-peristiwa yang berlaku agar menjadi lebih sempurna untuk mengembangkan roh tirani daripada raja Mesir itu, dan juga untuk menyatakan diriNya kepada umat-Nya. Dengan melihat akan keadilanNya, kuasaNya dan kasihNya, mereka akan memilih untuk meninggalkan Mesir dan menyerahkan diri mereka kepada pelayanan-Nya. Tugas Musa tidak akan menjadi sesulit itu andaikata tidak banyak dari antara orang Israel yang telah menjadi begitu jahat sehingga mereka tidak mau meninggalkan Mesir. PP 260.2
Apa tanggapan Firaun terhadap permintaan Allah, “Biarkanlah umat-Ku pergi” (lihat Kel. 5:1, 2), dan apa makna yang dapat kita temukan dalam tanggapan ini?
Kepada Musa juga telah dipercayakan satu pekabaran bagi raja. Kedua bersaudara itu memasuki istana Firaun sebagai duta-duta Raja atas segala raja, dan mereka berkata-kata di dalam nama-Nya: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun.” PP 257.2
“Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi?” tanya raja itu: “Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi.” PP 257.3
Jawab mereka, “Allah orang Ibrani telah menemui kami; izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, supaya jangan nanti mendatangkan kepada kami penyakit sampar atau pedang.” PP 257.4
“Di bawah tangan Tuhan, alam menentang para pelanggar hukum-hukum Tuhan. Ia menahan elemen-elemen yang merusak di dalam dadanya sampai saat elemen-elemen itu akan keluar untuk menghancurkan manusia dan memurnikan bumi. Ketika Firaun menentang Tuhan melalui Musa dan Harun dengan berkata, “Siapakah TUHAN itu, sehingga aku harus mendengarkan suara-Nya...? Aku tidak mengenal TUHAN, dan aku tidak membiarkan orang Israel pergi,” alam mengungkapkan simpatinya kepada Penciptanya yang terluka, dan bekerja sama dengan Allah untuk membalas penghinaan terhadap Yehuwa. Seluruh Mesir menjadi sunyi sepi karena perlawanan keras kepala Firaun. – Letter 209, 1899.” 3MR 344.3
“Sesudah itu pergilah Musa dan Harun dan berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun. Firaun berkata: Siapakah TUHAN itu, sehingga aku harus menuruti suara-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Aku tidak mengenal TUHAN, dan aku tidak akan membiarkan orang Israel pergi. Kata mereka: ‘Allah orang Ibrani telah bertemu dengan kami; izinkanlah kami pergi, kami mohon kepadamu, tiga hari perjalanan ke padang gurun dan mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, supaya jangan Ia menimpa kami dengan penyakit sampar atau dengan pedang.’ Permintaan Musa dan Harun sangat sederhana. Mereka hanya meminta untuk pergi selama tiga hari perjalanan. Tetapi Firaun dengan angkuh menolaknya, dan mengaku bahwa ia sama sekali tidak mengenal Allah Israel. Tetapi Tuhan bermaksud untuk membuat Firaun tahu bahwa suara-Nya harus ditaati, bahwa Dia berada di atas segalanya, dan akan memaksa para penguasa yang sombong untuk tunduk pada otoritas-Nya.”
Bacalah Keluaran 5:3-23. Apakah hasil langsung dari pertemuan Musa dan Harun dengan Firaun yang pertama dicatat?
Kabar-kabar tentang mereka dan perhatian yang telah mereka timbulkan di antara orang banyak telah sampai di telinga raja. Kemarahannya berkobar-kobar. “Musa dan Harun, mengapakah kamu bawa-bawa bangsa ini melalaikan pekerjaannya? Pergilah melakukan pekerjaanmu,” katanya. Sudah cukup kerajaan ini menderita kerugian dengan campur tangannya orang-orang asing ini. Dengan pemikiran ini ia menambahkan, “Lihat, sekarang telah terlalu banyak bangsamu di negeri ini, masakan kamu hendak menghentikan mereka dari kerja paksanya?” PP 257.5
Raja dengan diliputi kemarahan menyangka bahwa orang-orang Israel bermaksud memberontak, dan mau membebaskan diri dari perhambaan. Ketidaksetiaan ini adalah akibat dari kemalasan, raja mengusahakan agar jangan diberi kesempatan bagi mereka untuk mengadakan rencana-rencana yang membahayakan. Dan dengan segera ia mengadakan cara-cara untuk membuat pekerjaan mereka lebih ketat, dan menghancurkan semangat mereka untuk memperoleh kemerdekaan. Pada hari yang sama itu juga perintah-perintah dikeluarkan yang menyebabkan beban kerja mereka itu lebih berat dan lebih menekan. Bahan-bahan bangunan yang paling umum digunakan di negeri itu adalah batu-batu bata yang dikeringkan oleh sinar matahari; dinding-dinding bangunan yang paling megah terbuat dari bahan ini, dan kemudian dilapisi dengan batu-batu; dan untuk pembuatan bata ini diperlukan banyak sekali tenaga kerja. Jerami-jerami yang dipotong dan kemudian dicampur dengan tanah liat agar dapat mengikatnya dengan kuat, amat diperlukan untuk pekerjaan tersebut; sekarang raja memerintahkan agar supaya jerami-jerami tersebut jangan lagi disediakan; pekerja-pekerja itu harus pergi mencarinya sendiri, dan sementara itu jumlah batu bata yang sama harus dihasilkan. PP 258.2
Bacalah Keluaran 5:21, lalu tempatkanlah dirimu pada posisi orang-orang ini ketika mereka berhadapan dengan Musa dan Harun. Mengapa mereka mengatakan apa yang mereka lakukan?
Perintah ini menimbulkan kesulitan yang besar di antara orang-orang Israel di seluruh negeri itu. Mandor-mandor orang Mesir itu mengangkat pengawas-pengawas dari orang Israel untuk mengawasi pekerjaan orang banyak, dan pengawas-pengawas ini bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang berada di bawah pimpinannya. Apabila tuntutan raja itu dijalankan dalam kekerasan, orang banyak itu berpencar-pencar ke seluruh negeri untuk mengumpulkan tunggul jerami gantinya jerami; tetapi mereka dapati bahwa mustahil untuk dapat menghasilkan jumlah yang sama seperti biasanya. Karena kegagalan ini pengawas-pengawas orang Israel itu dengan kejamnya telah disiksa. PP 258.3
Pengawas-pengawas ini menyangka bahwa tekanan-tekanan terhadap diri mereka itu datang dari para mandor, dan bukan dari raja itu sendiri; dan mereka pun pergi menghadap raja dengan segala keluhan mereka. Pengaduan mereka itu dijawab oleh Firaun dengan satu kecaman: “Pemalas kamu, pemalas! Itulah sebabnya kamu berkata: Izinkanlah kami pergi mempersembahkan korban kepada TUHAN!” Mereka disuruh kembali kepada pekerjaan mereka, dengan satu pemberitahuan bahwa beban mereka sama sekali tidak akan dijadikan lebih ringan. Sekembalinya ke tempat kerja, mereka menemui Musa dan Harun, dan berseru-seru kepada mereka, “Kiranya TUHAN memperhatikan perbuatanmu dan menghukumkan kamu, karena kamu telah membusukkan nama kami kepada Firaun dan hamba-hambanya dan dengan demikian kamu telah memberikan pisau kepada mereka untuk membunuh kami.” PP 258.4
Bacalah Kejadian 5:22–6:8. Apakah respon Allah terhadap Musa, dan kebenaran teologi penting apa yang diungkapkan di sini?
Apabila Musa mendengarkan kecaman-kecaman ini, ia sungguh-sungguh merasa susah hati. Penderitaan orang banyak semakin bertambah-tambah. Di mana-mana di seluruh negeri itu satu teriakan putus asa tercetus dari orang-orang tua dan muda, dan mereka semua bersatu dalam menuduh Musa sebagai penyebab perubahan yang kejam sehubungan dengan keadaan mereka itu. Di dalam kegetiran jiwanya itu, Musa datang menghampiri Allah sambil berseru, “Ya Tuhan, mengapa maka Tuhan mendatangkan jahat atas bangsa ini? Mengapa juga Tuhan menyuruhkan hamba? Karena semenjak hamba masuk ke dalam serta menghadap Firaun akan menyampaikan kepadanya firmanmu, dilakukannya jahat atas bangsa ini, maka umatmu sekali-kali tiada Tuhan lepaskan.” Tuhan menjawab, “Sekarang engkau boleh melihat barang yang hendak kulakukan atas Firaun, karena oleh tangan yang kuasa dilepaskannya kelak mereka itu pergi: bahkan oleh tangan yang kuasa kelak dihalaukannya mereka itu dari dalam negeri.” Sekali lagi kepadanya ditunjukkan perjanjian Allah yang diadakan dengan leluhurnya, dan kepadanya diberikan jaminan bahwa janji itu akan digenapkan. PP 259.1 (PB1 268.2)
Pemimpin-pemimpin Israel berusaha menguatkan iman saudara-saudara mereka yang telah mulai pudar itu dengan mengulangi kembali janji-janji yang telah diadakan kepada leluhur mereka, dan juga kata-kata nubuat dari Yusuf sebelum kematiannya, yang meramalkan tentang kelepasan mereka dari Mesir. Beberapa dari antara mereka mau mendengarkannya dan percaya. Yang lain, dengan melihat keadaan yang mengelilingi mereka, tidak mau menerima pengharapan tersebut. Orang-orang Mesir, setelah mendengar apa yang sedang sibuk dibicarakan di antara budak-budak itu, mengolok-olok pengharapan mereka itu, dan dengan cemoohan menyangkal kuasa Allah mereka. Mereka menunjuk kepada keadaan orang Israel sebagai satu bangsa yang terdiri dari budak-budak, dan sambil mengejek mereka berkata, “Jikalau Allah itu adil dan berkemurahan dan mempunyai kuasa lebih daripada dewa-dewa Mesir, mengapa Ia tidak menjadikan engkau satu bangsa yang merdeka?” Mereka mengalihkan perhatian orang Israel kepada keadaan mereka. Mereka menyembah ilah-ilah, yang disebut orang Israel sebagai dewa-dewa palsu, tetapi mereka adalah satu bangsa yang kaya dan berkuasa. Mereka menyatakan bahwa dewa-dewa itu telah memberkati mereka dengan kemakmuran, dan telah memberikan kepada mereka orang-orang Israel sebagai hamba-hamba, dan mereka merasa bangga atas kuasa mereka untuk menjajah dan membinasakan penyembah penyembah Allah. Firaun sendiri membanggakan bahwa Allah orang Ibrani itu tidak akan dapat melepaskan mereka dari tangannya. PP 259.3 (PB1 270.1)
Kata-kata seperti ini telah menghancurkan harapan banyak orang Israel. Nampaknya keadaan mereka itu adalah tepat seperti apa yang dikatakan oleh orang Mesir. Benarlah bahwa mereka adalah budak-budak, dan harus menanggung apa saja yang mau ditanggungkan mandor-mandor mereka yang kejam itu. Anak-anak mereka telah dikejar-kejar dan dibunuh, dan kehidupan mereka sendiri merupakan satu beban. Tetapi mereka ini berbakti kepada Allah yang ada di sorga. Jikalau Allah itu benar-benar melebihi segala dewa-dewa, tentu Ia tidak akan membiarkan mereka berada di dalam perbudakan kepada penyembah-penyembah berhala itu. Tetapi mereka yang setia kepada Allah mengerti bahwa oleh karena penyelewengan Israel dari Allah—oleh sebab kecenderungan yang ada pada mereka untuk kawin dengan orang kapir, dan dengan demikian terbawa-bawa kepada penyembahan berhala—bahwa Allah telah membiarkan mereka menjadi budak-budak; dan mereka mencoba untuk meyakinkan saudara-saudara mereka bahwa segera Ia akan menghancurkan belenggu penjajah itu. PP 260.1 (PB1 270.2)
Bacalah Keluaran 6:9-13. Apa yang terjadi selanjutnya, dan pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kisah ini tentang masa-masa kekecewaan dan pergumulan dalam hidup kita?
Tuhan memerintahkan Musa supaya kembali lagi kepada orang banyak dan mengulangi janji kelepasan itu, dengan satu jaminan yang baru akan pertolongan Ilahi. Ia pergi sebagaimana telah diperintahkan; tetapi mereka tidak mau mendengar. Kata Alkitab, “Tetapi mereka tidak mendengarkan Musa karena mereka putus asa dan karena perbudakan yang berat itu.” Sekali lagi perintah Ilahi datang kepada Musa, “Pergilah menghadap, katakanlah kepada Firaun, raja Mesir, bahwa ia harus membiarkan orang Israel pergi dari negerinya.” Dalam kekecewaan ia menjawab, “Orang Israel sendiri tidak mendengarkan aku, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku, aku seorang yang tidak petah lidahnya!” Ia diperintahkan untuk membawa Harun bersama dengan dia, dan pergi menghadap Firaun dan kembali menuntut “agar membiarkan orang Israel pergi dari negerinya.” PP 260.3
Kepadanya diberitahukan bahwa raja itu tidak akan menyerah hingga Allah harus mendatangkan hukuman ke atas Mesir, dan membawa Israel ke luar dengan pernyataan kekuasaan-Nya. Sebelum dijatuhkannya setiap kutuk, Musa harus menerangkan tentang sifat-sifat dan akibatnya agar raja itu dapat menyelamatkan dirinya dari kutuk tersebut jika ia mau. Setiap pehukuman yang ditolak akan diikuti oleh hukuman yang lebih dahsyat lagi, sampai hatinya yang congkak itu akan direndahkan, dan ia mau mengakui Khalik langit dan bumi sebagai Allah yang hidup dan benar. Tuhan ingin memberikan kepada orang Mesir satu kesempatan untuk melihat betapa sia-sianya hikmat orang-orang kuat dari bangsa mereka itu, betapa lemahnya kekuasaan dewa-dewa mereka itu, bilamana dihadapkan dengan perintah Allah. Ia akan menghukum orang Mesir oleh karena penyembahan berhala mereka, dan membungkamkan kesombongan mereka yang mengaku telah menerima berkat-berkat dari dewa-dewa mereka yang tidak bernyawa itu. Allah akan mempermuliakan nama-Nya sendiri agar bangsa-bangsa lain dapat mendengar tentang kuasa-Nya, dan merasa gentar akan perbuatan-perbuatan-Nya yang hebat itu, dan agar umat-Nya dapat dipimpin kembali dari penyembahan berhala mereka dan berbakti kepada Allah dengan benar. PP 263.1
Ketika segala sesuatu berjalan tidak sesuai dengan kehendak dan jalan seseorang saat ini, kebanyakan orang Kristen melemparkan kesalahannya kepada Iblis. Hanya ketika segala sesuatunya berjalan sesuai dengan keinginan mereka, barulah mereka memuji Tuhan! Bileam, juga senang ketika jalan terbuka baginya untuk pergi ke Balak, tetapi ketika malaikat Tuhan menghalangi jalan yang dilaluinya, Bileam menjadi marah seperti anjing dan memukul keledai.
Tidak, tidak ada yang dapat mengalahkan rencana Allah bagi Anda selain diri Anda sendiri. Baik itu teman atau musuh Anda, baik itu binatang buas atau raja, Anda akan menemukan bahwa mereka semua tanpa disadari atau disadari bekerja untuk kebaikan Anda dan bukannya untuk kerugian Anda jika Anda melakukan perintah Tuhan. Betapa kayanya sumber daya di Surga! Dan siapa yang mengetahuinya!
Ingatlah sekarang, bahwa apa pun yang mungkin menghalangi jalan Anda, baik itu Laut Merah atau Sungai Yordan, baik itu gunung atau padang pasir, itu akan menjadi batu loncatan Anda.
Baca Keluaran 6:28. 7:7. Bagaimana Tuhan menangani Keberatan Musa?
"Musa menjadi sedikit putus asa. Dalam keputusasaannya ia bertanya kepada TUHAN: "Jika orang Israel, umat-Mu yang bersunat ini, tidak mau mendengarkan Aku, bagaimana mungkin Firaun, yang tidak bersunat dan penyembah berhala, akan mendengarkan Aku? “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ”Sesungguhnya, Aku telah mengangkat engkau menjadi allah bagi Firaun, dan Harun, adikmu, akan menjadi nabimu. Berbicaralah kepada Firaun dan Harun, adikmu, dan katakanlah kepada Firaun, supaya ia menyuruh orang Israel keluar dari negerinya. Aku akan mengeraskan hati Firaun dan memperbanyak tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat-Ku di tanah Mesir. Tetapi Firaun tidak akan mendengarkan engkau, sehingga Aku menumpangkan tangan-Ku ke atas Mesir dan mengeluarkan tentara-Ku dan umat-Ku, yaitu orang Israel, dari tanah Mesir dengan penghukuman yang dahsyat. Dan orang Mesir akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku mengacungkan tangan-Ku ke atas Mesir dan mengeluarkan orang Israel dari tengah-tengah mereka. Dan Musa dan Harun melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada mereka, demikianlah mereka melakukannya." 3SG 203.2
"Tuhan berkata kepada Musa bahwa tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat yang akan diperlihatkannya kepada Firaun akan mengeraskan hatinya, karena ia tidak mau menerimanya, dan Tuhan akan melipatgandakan tanda-tanda itu. Setiap hukuman yang ditolak oleh raja akan membuat hukuman berikutnya semakin dekat dan berat, sampai hati raja yang sombong akan direndahkan, dan ia akan mengakui Pencipta langit dan bumi sebagai Tuhan yang hidup dan maha kuasa." 3SG 204.1
“Kembali Musa dan Harun memasuki ruangan yang megah, ruangan istana raja Mesir. Di sana, dikelilingi oleh tiang-tiang yang tinggi dan perhiasan-perhiasan yang gemerlapan, oleh lukisan-lukisan yang mahal dan patung-patung ukiran dewa kafir, di hadapan raja kerajaan yang paling berkuasa yang ada pada zaman itu, berdirilah kedua wakil bangsa yang terjajah itu untuk mengulangi perintah dari Allah bagi kelepasan orang Israel.” PP 263.2
“Firman-Nya kepadaku: ‘Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada suatu bangsa yang memberontak, yang telah mendurhaka kepada-Ku; mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka kepada-Ku, bahkan sampai pada hari ini juga. Mereka adalah anak-anak yang kurang ajar dan keras kepala. Aku mengutus engkau kepada mereka, dan engkau harus berkata kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH. Dan mereka, apakah mereka mau mendengar atau tidak, karena mereka adalah kaum yang suka memberontak, mereka akan mengetahui bahwa di tengah-tengah mereka ada seorang nabi. Dan engkau, hai anak manusia, janganlah takut kepada mereka, dan janganlah gentar terhadap perkataan mereka, sekalipun semak belukar dan duri ada di sekelilingmu, dan engkau tinggal di antara kalajengking; janganlah gentar terhadap perkataan mereka, dan janganlah gentar terhadap tampang mereka, sekalipun mereka suatu kaum yang durhaka. Dan engkau harus menyampaikan firman-Ku kepada mereka, apakah mereka mau mendengar atau tidak, karena mereka adalah kaum yang paling pemberontak.” KJV — Ezekiel 2:2-7
“Firman-Nya kepadaku: ‘Hai anak manusia, pergilah, pergilah kepada kaum Israel dan katakanlah firman-Ku kepada mereka. Sebab engkau diutus bukan kepada bangsa yang berbahasa asing dan yang berat lidah, melainkan kepada kaum Israel, bukan kepada bangsa yang berbahasa asing dan yang berat lidah, yang perkataannya tidak dapat kaupahami. Sesungguhnya, sekiranya Aku mengutus engkau kepada mereka, niscaya mereka akan mendengarkan engkau. Tetapi kaum Israel tidak mau mendengarkan engkau, sebab mereka tidak mau mendengarkan Aku, sebab seluruh kaum Israel adalah orang-orang yang kurang ajar dan keras kepala.” KJV — Ezekiel 3:4-7
Kecaman dari Wahyu 3:14-18 terhadap orang-orang Laodikia, dan kecaman dari Yehezkiel 2:1-7 dan 3:4-7 terhadap “bani Israel”, adalah sama, oleh karena itu, masing-masing adalah pelengkap satu sama lain: yang satu adalah Wahyu tentang apa yang dinubuatkan oleh yang lain.