Para Pendahulu

Pelajaran 12, Triwulan ke-2, 14-20 Juni 2025

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
sharethis sharing button
copy sharing button
email sharing button
whatsapp sharing button
facebook sharing button
twitter sharing button
telegram sharing button
messenger sharing button
line sharing button
wechat sharing button
vk sharing button
tencentqq sharing button
weibo sharing button
kakao sharing button
Download PDF

Sabat Sore, 14 Juni

Ayat Hafalan:

“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” KJV - 2 Timotius 1:7


Pada waktu Allah mengirimkan amaran-amaran penting kepada manusia yang digambarkan sebagai diumumkan oleh malaikat-malaikat kudus yang terbang di tengah-tengah langit, Ia menuntut setiap orang yang dikaruniai dengan kuasa pertimbangan untuk mengindahkan amaran-amaran itu. Penghakiman yang mengerikan yang diumumkan terhadap penyembahan kepada binatang itu dan patungnya (Wahyu 14:9-11) harus menuntun semua orang kepada penyelidikan yang sungguh-sungguh mengenai nubuatan untuk mengetahui apa tanda binatang itu, dan bagaimana caranya agar tidak menerima tanda itu. Tetapi sangat banyak orang yang memalingkan telinganya daripada mendengar kebenaran dan berpaling kepada cerita-cerita dongeng. Rasul Paulus menyatakan sambil memandang kepada harihari terakhir, “Karena akan datang waktunya orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.” (2 Timotius 4:3). Waktu itu telah benar-benar datang. Orang banyak tidak menyukai kebe-naran Alkitab, karena hal itu menganggu keinginan hati yang penuh dosa dan cinta dunia; dan Setan menyediakan penipuan-penipuan yang mereka sukai.” GC 594.2

Akan tetapi Allah mempunyai suatu umat di atas dunia ini yang mempertahankan Alkitab, dan hanya Alkitab, sebagai standar semua doktrin, dan dasar dari segala pembaharuan. Pendapat-pendapat kaum terpelajar, kesimpulan - kesimpulan ilmu pengetahuan, ringkasan doktrin atau keputusan - keputusan konsili kegerejaan, yang banyak dan saling bertentangan seperti gereja-gereja yang diwakilinya, suara mayoritas,—tidak satu atau semua ini harus dianggap sebagai bukti untuk menerima atau menolak sesuatu ajaran iman keagamaan. Sebelum menerima suatu doktrin atau petunjuk, kita harus menuntut pernyataan yang jelas, “Demikianlah firman Tuhan” untuk mendukungnya. GC 595.1

Minggu, 15 Juni

Daniel 2 dan Pendekatan Historis terhadap Nubuatan


Bacalah Daniel 2:31-45. Apa mimpi Nebukadnezar, dan bagaimana Daniel menafsirkannya?

Kerajaan-kerajaan yang telah jatuh, kerajaan-kerajaan yang masih ada, dan kerajaan-kerajaan yang akan datang, yang perundang-undangannya melibatkan umat Allah, telah dicatat berurutan secara gambar Daniel dan Yohanes Pewahyu.

Nebukadnezar, raja Babilon kuno yang sedang kebingungan menentukan durasi kerajaannya, diperlihatkan dalam mimpi sebuah patung besar yang terbuat dari empat jenis logam. Kepalanya terbuat dari “emas”; dada dan lengannya terbuat dari “perak”; pahanya terbuat dari “tembaga”; kakinya terbuat dari ‘besi’; dan telapak kakinya terbuat dari “besi yang bercampur dengan tanah liat.” Daniel menafsirkan penglihatan itu dan berkata kepada raja:

Keempat logam dari patung besar itu, seperti halnya keempat binatang, adalah melambangkan urutan empat raja dalam periodenya masing-masing. Kaki-kaki (kanan dan kiri) dari besi dan tanah liat jelas melambangkan dua bagian raja (kelompok kanan dan kelompok kiri) pada periode kelima – waktu di mana Allah Surga akan “mendirikan sebuah kerajaan, yang tidak akan pernah dihancurkan.” Jari-jari kaki, tentu saja, menunjukkan banyaknya raja di kedua belah pihak, yaitu kelompok kanan dan kelompok kiri.

“Pada zaman raja-raja ini [bukan sesudahnya, tetapi pada zaman raja-raja yang dilambangkan dengan kaki dan jari-jari kaki patung besar itu] Allah semesta langit,” kata Daniel, sambil menarik perhatian kepada kerajaan itu pada masa permulaannya, “akan mendirikan suatu kerajaan, yang tidak akan binasa, dan kerajaan itu tidak akan diserahkan kepada orang lain, tetapi kerajaan itu akan menghancurkan dan akan menelan habis segala kerajaan itu, dan kerajaan itu akan berdiri untuk selama-lamanya.” Dan. 2:44. Dengan demikian kita melihat bahwa sementara bangsa-bangsa di zaman kita (dilambangkan dengan kaki dan jari-jari kaki patung besar Daniel 2:41, 42) masih ada, Tuhan akan mendirikan kerajaan yang dengannya Dia akan menggulingkan mereka. Kemudian akan dikatakan: “Kerajaan-kerajaan dunia ini akan menjadi kerajaan Tuhan kita dan Kristus, dan Ia akan memerintah sampai selama-lamanya.” Wahyu 11:15.

Apa yang menghantam patung itu? Bukankah batu yang diungkapkan Daniel adalah lambang Kerajaan Allah yang dipulihkan? Juga perlu diingat fakta bahwa patung itu tidak akan dihantam oleh batu itu sampai setelah ia (batu itu) terungkit dari gunung, tanpa tangan, dan bahwa setelah itu ia tumbuh dan memenuhi bumi, dan pada gilirannya menjadi sebuah gunung itu sendiri. Dalam menjelaskan kebenaran ini, nabi Yesaya menambahkan:

“Maka akan terjadi pada hari-hari terakhir, bahwa gunung rumah TUHAN akan didirikan di puncak gunung-gunung dan akan ditinggikan di atas bukit-bukit, dan segala bangsa akan datang kepadanya. Dan banyak orang akan pergi dan berkata: Marilah, marilah kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, dan Ia akan mengajarkan jalan-jalan-Nya kepada kita, dan kita akan berjalan di jalan-jalan-Nya; karena dari Sion akan keluar hukum dan firman TUHAN dari Yerusalem.” Yes. 2:2, 3.

Jadi, seperti batu itu, yang secara supernatural terungkit dari satu gunung, secara supernatural berubah menjadi gunung yang lain, kemudian memenuhi seluruh bumi, hal itu mengungkapkan proses perubahan nubuatan menjadi sejarah: bahwa batu itu (karena batu itu akan bertumbuh) melambangkan buah-buah pertama di dalam kerajaan itu; bahwa kerajaan yang baru lahir itu dimulai dengan 144.000 “hamba-hamba Allah” (Why. 7:3). Oleh karena itu, jemaat Laodikia (karena jemaat ini adalah jemaat terakhir di mana gandum dan lalang bercampur, dan oleh karena itu jemaat ini adalah jemaat di mana gandum, yaitu 144.000 buah-buah pertama, dituai) adalah gunung yang darinya batu itu berasal, yaitu buah pertama dari kerajaan itu, terungkit atau diambil.

Lebih jauh lagi, terlihat bahwa mereka itu “terungkit tanpa tangan,” tanpa bantuan manusia, jelas menunjukkan fakta bahwa mereka dikumpulkan oleh malaikat-malaikat; bahwa pertambahan mereka, kemudian, seperti yang dinyatakan oleh pertumbuhan batu itu, adalah hasil dari pengumpulan buah-buah kedua dari segala bangsa, yang menyebabkan gunung atau kerajaan itu, memenuhi bumi; dan bahwa pekerjaan supernatural dalam terungkitnya batu itu, dalam memisahkan mereka yang 144.000 itu, yang merupakan inti dari kerajaan itu, adalah penyucian sidang.

Akhirnya, karena batu itu, seperti yang telah dilihat, terungkit – kerajaan yang baru lahir yang didirikan – “pada zaman raja-raja itu” (raja-raja jari kaki), bukan setelah zaman mereka, dan karena 144.000 “hamba-hamba Allah” berdiri di atas gunung Sion (Why. 14:1), maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kerajaan batu itu pada permulaannya didirikan di Tanah Suci, ketika raja-raja jari kaki masih ada.

Oleh karena itu, tidak diragukan lagi, 144.000 hamba-hamba Allah yang tidak bersalah (Why. 14:5), yang membentuk pemerintahan Allah pada awalnya, batu yang meremukkan patung itu, dan yang kemudian menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi, berperan penting dalam penggulingan semua pemerintahan duniawi pada akhirnya. Oleh karena itu, pada waktu itu di seluruh dunia, tentang siapa lagi yang dapat dituliskan, selain diri mereka sendiri:

“…mereka adalah orang-orang yang dikagumi;…suatu bangsa yang besar dan kuat; yang demikian tidak pernah ada sebelumnya, dan tidak akan ada lagi sesudahnya, bahkan sampai turun-temurun.” Zakharia 3:8; Yoel 2:2.

Senin, 16 Juni

Menyembah Patung


Bacalah Daniel 3:1-12. Apakah makna yang dapat ditemukan dalam fakta bahwa patung itu terbuat dari emas dan bahwa raja menuntut agar patung itu disembah?

 Kata-kata, “Tuankulah kepala yang dari emas itu,” telah memberi kesan yang mendalam pada pikiran raja itu. Ayat 38. Orang-orang yang bijaksana di dalam kerajaannya, mengambil keuntungan dalam hal ini dan dalam hal ia telah kembali menyembah berhala, mengusulkan supaya ia membuat sebuah patung yang mirip dengan patung yang dilihat dalam mimpinya, dan mendirikannya di mana semua orang dapat memandang kepala emas, yang telah ditafsirkan sebagai yang melambangkan kerajaannya. PK 504.1

Merasa senang dengan usul yang menyenangkan itu, ia memutuskan untuk melaksanakannya, bahkan bertindak lebih jauh. Gantinya membuat patung sebagaimana yang telah dilihatnya itu, maka ia akan membuat patung yang melebihi yang asli. Patungnya tidak boleh kurang dalam nilai dari kepala sampai ke kaki, tetapi harus emas seluruhnya – yang melambangkan supaya Babel akan menjadi kerajaan yang kekal, tidak dapat dibinasakan, sangat berkuasa, yang akan menghancurkan semua kerajaan yang lain dan berdiri sampai selama-lamanya. PK 504.2

Dari perbendaharaan harta bendanya yang limpah, Nebukadnezar menyuruh dibuatkan sebuah patung emas yang besar, secara umum bentuk patung itu mirip dengan yang kelihatan dalam mimpi, kecuali satu ialah bahan dari apa patung itu dibuat. Sudah kebiasaan sebagaimana mereka harus memperindah gambaran dewa-dewa kafir mereka, maka orang-orang Kasdim ini belum pernah membuat sesuatu yang begitu mengagumkan dan dengan segala kebesaran raja seperti patung yang gilang gemilang ini, yang berukuran enam puluh hasta tingginya dan lebarnya enam hasta. Dan tidaklah mengherankan bahwa di negeri di mana penyembahan berhala adalah merupakan hal yang umum, maka patung yang indah dan mahal di atas daratan Dura, menyatakan kemuliaan Babel serta dengan kehebatan dan kuasanya, harus diresmikan sebagai suatu objek pemujaan. Patung ini telah dibuat sesuai dengan yang direncanakan, dan suatu perintah dikeluarkan bahwa pada hari peresmian semua orang harus menunjukkan kesetiaan mereka yang tinggi kepada penguasa Babel dengan menyembah sujud di hadapan patung itu. PK 505.2

Bacalah Daniel 3:17, 18, perkataan ketiga pemuda Ibrani yang menentang raja. Apa yang diajarkannya kepada kita tentang iman dan apa yang pada waktunya dituntut dari kita?

 Ancaman raja itu sia-sia saja. Ia tidak dapat mengalihkan kesetiaan orang-orang itu pada Raja semesta alam. Dari sejarah leluhur mereka telah mereka pelajari bahwa pendurhakaan kepada Allah mengakibatkan kehinaan, bahaya dan kematian; dan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat, yakni landasan segenap kemakmuran yang sejati. Dengan tenang menghadapi dapur api yang sedang bernyala-nyala itu, mereka berkata: Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja. Iman mereka dikuatkan ketika mereka menyatakan bahwa Allah akan dimuliakan dengan melepaskan mereka, dan dengan merasa pasti akan menang yang lahir dari kepercayaan yang teguh pada Allah, mereka menambahkan, “Tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan menyembah dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” PK 507.3

“Lalu diikatlah ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi dan pakaian-pakaian mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesak dan Abednego.” PK 508.2

Dari singgasana kerajaannya raja itu memandang, sambil berharap-harap untuk melihat orang-orang yang menyangkal dia binasa sama sekali. Tetapi perasaan kemenangannya tiba-tiba berubah. Para pembesar yang berdiri di dekatnya melihat wajahnya menjadi pucat ketika ia berdiri dari singgasananya dan melihat dengan sungguh-sungguh ke dalam api yang sedang menyala-nyala itu. Dengan ketakutan raja itu beralih kepada para pembesarnya, dan bertanya, “Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu? . . . Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu, mereka tidak terluka; dan yang keempat itu rupanya seperti Anak Allah.” PK 509.1

Bagaimanakah raja yang kafir itu sampai mengetahui rupa Anak Allah? Orang-orang Ibrani yang ditawan itu yang memegang jabatan kepercayaan di Babel dalam kehidupan dan tabiat telah menyatakan kebenaran di hadapannya. Ketika ditanya alasan dari iman mereka, maka mereka telah memberikannya tanpa keragu-raguan. Dengan jelas dan sederhana mereka telah menyatakan prinsip-prinsip kebenaran, dengan demikian mengajar orang-orang di sekeliling mereka tentang Allah yang mereka sembah. Mereka telah menceritakan tentang Kristus, Penebus yang akan datang; dan dalam bentuk orang keempat di tengah-tengah api itu sang raja mengenal Anak Allah. PK 509.2

Pelajaran-pelajaran penting yang dapat dipelajari dari pengalaman orang-orang Ibrani itu di dataran Dura adalah penting. Pada zaman kita ini, banyak dari hamba-hamba Allah, walaupun tidak melakukan kesalahan sama sekali, akan diserahkan untuk menderita penghinaan dan tindakan sewenang-wenang di tangan mereka yang diilhamkan Setan, yang penuh dengan permusuhan dan kemabukan agama. Amarah manusia terutama akan bangkit melawan mereka yang memuliakan hari Sabat, hukum yang keempat; dan akhirnya suatu perintah seluruh dunia akan mengumumkan orang-orang ini pantas dihukum mati. PK 512.1

Masa kesukaran yang akan dihadapi umat Allah akan membutuhkan iman yang tidak akan tersandung. Anak-anak-Nya harus menyatakan bahwa Ia adalah satu-satunya tujuan perbaktian mereka, sehingga dengan demikian tidak ada pertimbangan, bahkan walaupun nyawa itu sendiri, tidak dapat membujuk mereka untuk mengadakan persetujuan terkecil pun dengan perbaktian yang palsu. Bagi hati yang setia perintah-perintah orang yang berdosa dan fana itu akan tenggelam ke dalam hal yang tak berarti di samping Firman Allah yang kekal. Kebenaran akan ditaati walaupun akibatnya adalah dipenjarakan atau dibuang ataupun kematian. PK 512.2

Sebagaimana pada zaman Sadrakh, Mesakh dan Abednego, begitulah pada penutupan sejarah dunia, Tuhan akan bekerja dengan dahsyat demi keselamatan mereka yang berdiri dengan teguh mempertahankan kebenaran. Ia yang berjalan dengan orang-orang Ibrani yang patut dihormati di dalam dapur api yang menyala-nyala akan menyertai para pengikut-Nya di manapun mereka berada. Kehadiran-Nya yang tetap itu akan menghibur dan menolong. Di tengah-tengah masa kesukaran – kesukaran yang belum pernah terjadi sejak adanya suatu bangsa – umat pilihan-Nya akan berdiri dengan tidak goyah. Setan dengan segala pasukan yang jahat tidak dapat membinasakan umat Allah yang terlemah sekalipun. Malaikat-malaikat yang mempunyai kekuatan yang melebihi manusia akan melindungi mereka, dan demi keselamatan mereka, Yehova akan menyatakan diri-Nya sendiri sebagai “Allah segala allah,” yang sanggup menyelamatkan sepenuhnya orang-orang yang menaruh kepercayaan mereka pada-Nya. PK 513.1

Selasa, 17 Juni

Menyembah Patung Lagi


Bacalah Wahyu 13:11-17; Wahyu 14:9,11,12; Wahyu 16:2; Wahyu 19:20; dan Wahyu 20:4. Pertentangan apa yang ada di sini yang mempertentangkan perintah-perintah Allah dengan perintah-perintah manusia?

Binatang bertanduk dua itu melakukan semua kekuasaan yang pernah dilakukan oleh binatang yang pertama, binatang yang menyerupai macan tutul itu, kembali memperlihatkannya sebagai suatu kekuatan dunia. Sesungguhnya, ia memerlukan suatu kekuatan yang sedemikian ini justru untuk memaksa semua penduduk bumi untuk berbakti sesuai dengan yang diperintahkannya, dan untuk melaksanakan sesuatu yang sama dengan sebuah pemerintahan gabungan gereja dan negara yang telah ketinggalan zaman seperti halnya Zaman-Zaman Pertengahan itu sendiri. Ya, ia membina sesuatu kekuatan yang sedemikian ini untuk mempengaruhi dunia, terkecuali mereka yang nama namanya telah tercatat di dalam Kitab Hayat Anak Domba, untuk menyembah sujud kepadanya.

Bilamana keputusan dari binatang itu keluar bahwa tidak seorang pun boleh berbelanja atau berjualan, dan harus dibunuh bagi mereka yang tidak mau mematuhinya, maka hanya Allah saja yang dapat melindungi umat-Nya, yaitu orang-orang yang nama-namanya ada tersurat di dalam “Kitab Itu.”

Bilamana hal ini jadi, yang mana tidak jauh lagi di seberang khatulistiwa sana, maka orang-orang yang nama-namanya ada tertulis di dalam “Kitab Hayat” akan dilepaskan, tetapi semua orang lainnya akan kelak menerima tanda binatang itu. Tidak akan ada tempat berdiri di tengah, ataupun kelas orang-orang yang netral.

Bacalah Roma 1:18-25. (Perhatikan kaitan antara Roma 1:18 dengan Wahyu 14:9, 10 tentang “murka Allah.”) Dalam hal apa masalah penyembahan terhadap patung hanyalah perwujudan lain dari prinsip yang sama mengenai kepada siapa manusia pada akhirnya memberikan kesetiaan mereka?

Murka Allah sebagaimana biasanya dipahami, ialah tujuh bela yang terakhir (Wahyu 15 : 1), dan murka itu akan dituangkan selama masa periode di antara berakhirnya masa kasihan dan kedatangan Kristus yang kedua kali.

“Berbeda dengan mereka yang memelihara perintah-perintah Allah dan yang mempunyai iman kepada Yesus, malaikat yang ketiga itu menunjuk kepada kelompok lain, yang terhadap kesalahan-kesalahannya suatu amaran keras dan menakutkan diucapkan, “Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murkanya.” (Wahyu 14:9,10). Penafsiran yang benar mengenai lambang-lambang yang digunakan perlu untuk mengerti pekabaran ini. Apakah yang digambarkan oleh binatang itu, patung, tanda?” GC 438.1

Binatang yang bertanduk dua itu “menyebabkan (memerintahkan) semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain daripada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu, atau bilangan namanya.” (Wahyu 13:16, 17). Amaran malaikat yang ketiga itu ialah, “Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum air anggur murka Allah.” “Binatang” yang disebutkan dalam pekabaran ini, yang penyembahannya dipaksakan oleh binatang yang bertanduk dua, adalah binatang yang pertama atau binatang yang menyerupai macan tutul dalam Wahyu 13—kepausan. “Patung binatang” itu menggambarkan Protestan murtad yang akan berkembang bilamana gereja-gereja Protestan mencari dukungan kekuasaan sipil untuk memaksakan dogma-dogmanya. “Tanda binatang” itu masih akan diterangkan. GC 445.2

Rabu, 18 Juni

Penganiayaan Gereja Mula-Mula


Bacalah Kisah Para Rasul 12:1-17. Unsur-unsur apakah dari kisah ini yang dapat menjadi pertanda bagi peristiwa-peristiwa di akhir zaman?

“Orang-orang yang skeptis mungkin mencemooh pemikiran bahwa malaikat yang mulia dari surga harus memberikan perhatian pada hal yang begitu biasa seperti memperhatikan kebutuhan manusia yang sederhana ini, dan mungkin mempertanyakan inspirasi dari kisah ini. Tetapi dalam hikmat Allah, hal-hal ini dicatat dalam sejarah suci untuk kepentingan, bukan untuk para malaikat, tetapi untuk manusia, agar ketika mereka dibawa ke dalam posisi yang sulit, mereka dapat menemukan penghiburan dalam pemikiran bahwa surga mengetahui semuanya. Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa tidak ada seekor burung pipit pun yang jatuh ke tanah tanpa sepengetahuan Bapa di surga, dan bahwa jika Allah dapat memperhatikan kebutuhan burung-burung kecil di udara, Ia akan jauh lebih memperhatikan mereka yang akan menjadi rakyat kerajaan-Nya dan melalui iman kepada-Nya akan menjadi ahli waris keabadian. Oh, seandainya pikiran manusia dapat memahami – sebagaimana rencana penebusan dapat dipahami oleh pikiran yang terbatas – pekerjaan Yesus dalam mengambil sifat manusia ke atas Diri-Nya dan apa yang akan dicapai bagi kita melalui perendahan diri yang mengagumkan ini, maka hati manusia akan luluh dengan rasa syukur atas kasih Allah yang besar, dan dengan kerendahan hati mereka akan mengagumi kebijaksanaan ilahi yang telah menyusun misteri kasih karunia ini!”

“Pada hari ini malaikat-malaikat di sorga diutus untuk melayani mereka yang akan menjadi ahli waris keselamatan. Kita tidak tahu sekarang siapa mereka; belum dinyatakan siapa yang akan menang dan berbagi warisan orang-orang kudus dalam terang; tetapi malaikat-malaikat surgawi berjalan di seluruh penjuru bumi untuk menghibur yang berdukacita, melindungi yang teraniaya, dan memenangkan hati manusia bagi Kristus. Tidak ada seorang pun yang terabaikan atau terlewatkan. Allah tidak memandang bulu, dan Ia memiliki perhatian yang sama terhadap semua jiwa yang telah Ia ciptakan." ST December 13, 1905, par. 6

“Malaikat yang sama yang telah meninggalkan istana kerajaan surga untuk menyelamatkan Petrus dari kuasa penganiaya, telah menjadi utusan murka dan penghakiman kepada Herodes. Malaikat itu memukul Petrus untuk membangunkan dia dari tidurnya, tetapi dengan pukulan yang berbeda ia memukul raja yang jahat itu dan mendatangkan penyakit yang mematikan ke atas dirinya. – The Spirit of Prophecy 3:344.” TA 234.1

Kamis, 19 Juni

Tanda Binatang


Bacalah Matius 12:9-14 dan Yohanes 5:1-16. Masalah apa yang menyebabkan para pemimpin agama ingin membunuh Yesus?

 Yesus dibawa menghadap Sanhedrin untuk menjawab tuduhan karena pelanggaran akan hari Sabat. Jika pada saat ini bangsa Yahudi telah menjadi suatu bangsa yang merdeka, maka tuduhan yang semacam itu tentu akan menguatkan maksud mereka untuk membunuh Dia. Tetapi oleh karena mereka masih di bawah kekuasaan Roma, maka maksud ini terhalang. Orang Yahudi tidak mempunyai kuasa untuk menjatuhkan hukuman yang besar dan tuduhan yang dibawa mereka itu untuk menentang Kristus tidaklah berat pada pengadilan Roma. Tetapi ada pula tujuan lain yang mereka harapkan untuk dicapai. Mengenai usaha mereka untuk menentang pekerjaan-Nya, Kristuslah yang telah menang, hingga di Yerusalem pun pengaruh-Nya adalah lebih besar daripada pengaruh mereka itu. Orang banyak yang tidak tertarik oleh pidato rabi-rabi itu telah tertarik oleh pengajaran-Nya. Mereka dapat memahami perkataan-Nya, dan hati mereka itu pun dikuatkan dan mendapat penghiburan. la menyatakan bahwa Allah itu bukanlah sebagai seorang hakim yang bengis, melainkan sebagai seorang bapa yang lemah lembut, dan dinyatakan-Nya pula bahwa peta Allah itu adalah sebagai yang dicerminkan di dalam diri-Nya. Perkataan-Nya adalah bagaikan balsam yang menyembuhkan roh yang luka. Baik perkataan-Nya maupun perbuatan kasihan-Nya kedua-duanya telah memecahkan tradisi lama dan hukum-hukum buatan manusia dan telah mengemukakan kasih Allah di dalam kesempurnaannya yang tidak terhingga itu. DA 204.4

Yesus telah datang untuk “memberi pengajaran-Nya yang besar dan mulia.” Ia tidak mengurangi keagungannya, melainkan telah meninggikannya. Alkitab berkata, “Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi,” Yesaya 42: 21, 4. Ia telah datang untuk membebaskan Sabat dari tuntutan-tuntutan yang berat yang telah menjadikan Sabat itu suatu kutuk gantinya suatu berkat. DA 206.1

Oleh karena inilah Ia telah memilih Sabat itu untuk mengadakan penyembuhan di kolam Betesda. Ia sebenarnya dapat menyembuhkan orang sakit itu pada hari-hari lain dalam minggu itu; atau Ia hanya dapat menyembuhkan dia, tanpa menyuruh dia membawa tempat tidurnya, Tetapi hal ini tidak akan memberikan Dia kesempatan yang dirindukan-Nya. Suatu maksud yang bijaksana terdapat dalam setiap tindak tanduk kehidupan Kristus di atas dunia ini. Segala sesuatu yang diperbuat-Nya semuanya penting, baik dalam bentuknya maupun pengajaran-Nya. Di antara orang-orang yang menderita di kolam Betesda itu, la telah memilih suatu keadaan yang paling buruk yang kepadanya la dapat menyatakan kuasa-Nya untuk menyembuhkan, dan maksud-Nya menyuruh orang itu membawa tempat tidurnya melalui kota ialah untuk menyampaikan pekerjaan besar yang telah dilakukan atas diri orang ini. Karena hal ini akan menimbulkan pertanyaan apakah perbuatan ini layak dilakukan pada hari Sabat dan akan membuka jalan bagi-Nya untuk merombak segala larangan orang Yahudi mengenai hari Tuhan, dan menyatakan kesia-siaannya segala tradisi mereka itu. DA 206.2

Jumat, 20 Juni

Pendalaman

Waktunya tidak lama lagi bilamana ujian itu datang kepada masing-masing orang. Pemeliharaan kepada Sabat yang palsu akan dipaksakan kepada kita. Perlombaan akan terjadi antara hukum-hukum Allah dan hukum-hukum manusia. Orang-orang yang sedikit demi sedikit mengikuti kemauan duniawi dan bersatu dengan kebiasaan-kebiasaan duniawi akan pasrah mengikuti kuasa-kuasa itu, daripada memberanikan diri mereka sendiri diejek, dihina, diancam masuk penjara, dan kematian. Pada saat itu emas akan dipisahkan dari sanga. Kesalehan yang sejati akan dapat dibedakan dengan jelas dari rupa dan dari keadaannya yang mengkilat tetapi tak berharga. Banyak bintang yang kita telah kagumi karena kecemerlangannya yang akan menjadi gelap kemudian. Orang-orang yang telah menerima perhiasan-perhiasan rumah suci, tetapi tidak berpakaikan jubah kebenaran Kristus, akan muncul sama dalam keadaan mereka sendiri yang bertelanjang. PK 188.1

Di antara para penduduk bumi yang tersebar di seluruh negeri, ada orang-orang yang tidak pernah menyembah Baal. Laksana bintang-bintang di langit, yang hanya muncul pada waktu malam, orang-orang yang setiawan ini akan memancarkan sinarnya apabila kegelapan menudungi bumi dan kegelapan besar atas manusia. Di Afrika yang kafir, di negeri Katolik Eropa dan Amerika Selatan, di Tiongkok, di India, di pulau-pulau yang tersebar di laut, dan ke seluruh pelosok bumi yang gelap, Allah mempunyai orang-orang yang terpilih di cakrawala yang akan bersinar di tengah-tengah kegelapan, yang menyatakan dengan jelas kepada dunia yang murtad akan kuasa yang mengubahkan terhadap penurutan pada hukum-Nya. Sekarang pun mereka muncul pada setiap bangsa, kaum dan bahasa; dan di saat kemurtadan yang dalam, ketika usaha Setan dilakukan mati-matian untuk menyebabkan “semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba,” untuk menerima hukuman mati, tanda kesetiaan pada hari perhentian yang palsu, orang-orang yang setiawan ini, “tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela,” akan “bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia.” Wahyu 13:16; Filipi 2:15. Semakin gelap malam itu, semakin cemerlang mereka bercahaya. PK 188.2