Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" KJV - Markus 1 : 14-15
“Oleh Karena disuruh oleh Roh Kudus,” Paulus dan Bamabas, sesudah pengurapan oleh saudara-saudara di Antiokhia, “berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar di Siprus.” Dengan demikian rasul-rasul itu memulai perjalanan misionaris mereka yang mula-mula. AA 166.1
Siprus adalah suatu tempat ke mana orang-orang percaya telah melari-kan diri dari Yerusalem sebab penganiayaan yang mengikuti kematian Stefanus. Adalah dari Siprus beberapa orang telah mengadakan perjalanan ke Antiokhia “ memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. ” Kisah 11:20. Bamabas sendiri adalah “ seorang Lewi dari Siprus” (Kisah 4:36); dan sekarang ia dan Paulus, ditemani oleh Yohanes Markus, adalah sanak saudara Bamabas, mengunjungi ladang pulau ini. AA 166.2
Ibu Markus bertobat kepada agama Kristen yang rumahnya di Yerusalem tempat persinggahan bagi murid-murid. Di sana mereka merasa aman atas sambutan dan satu musim istirahat. Selama kunjungan rasul-rasul ke rumah ibunya, Markus menganjurkan kepada Paulus dan Barnabas bahwa ia harus menemani mereka selama perjalanan misionaris mereka. Ia merasakan rahmat Allah di dalam hatinya dan merindukan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada pekerjaan pelayanan Injil. AA 166.3
Bacalah Kisah Para Rasul 12:12. Bagaimanakah Markus diperkenalkan di dalam kitab Kisah Para Rasul?
"Sesudah diurapi, Paulus dan Barnabas "pergi ke Seleukia dan dari situ mereka berlayar ke Siprus." Barnabas adalah "penduduk asli Siprus" (Kisah Para Rasul 4:36, RSV), dan sekarang ia dan Paulus, ditemani oleh Yohanes Markus, seorang kerabat Barnabas, mengunjungi pulau ini. Siprus adalah salah satu tempat di mana orang-orang percaya mengungsi karena penganiayaan setelah kematian Stefanus. TT 89.1
"Ibu Markus adalah seorang yang bertobat, dan rasul-rasul selalu yakin bahwa mereka akan disambut dan beristirahat di rumahnya di Yerusalem. Dalam salah satu kunjungan ke rumah ibunya, Markus mengusulkan kepada Paulus dan Barnabas untuk menemani mereka dalam perjalanan misi mereka. Ia ingin sekali mengabdikan dirinya untuk pekerjaan Injil." TT 89.2
Bacalah Kisah Para Rasul 13:1-5, 13. Bagaimana Yohanes Markus menjadi dekat dengan Saulus dan Barnabas, dan apa hasilnya?
"Barnabas sendiri adalah 'orang Siprus' (Kisah Para Rasul 4:36); dan sekarang ia dan Paulus, ditemani oleh Yohanes Markus, seorang kerabat Barnabas, mengunjungi ladang di pulau itu." AA 166.2
"Sesampainya di Salamis, rasul-rasul itu 'memberitakan firman Allah di rumah-rumah ibadat orang Yahudi .... Ketika mereka mengelilingi seluruh pulau itu sampai ke Pafos, mereka bertemu dengan seorang tukang sihir, seorang nabi palsu, seorang Yahudi, yang bernama Bar-Yesus, yang bersama dengan gubernur di pulau itu, Sergius Paulus, seorang yang bijaksana, yang memanggil Barnabas dan Saulus untuk mendengarkan firman Allah. Tetapi Elimas, tukang sihir itu (demikianlah namanya menurut penafsiran), menahan mereka, dengan maksud untuk memalingkan gubernur itu dari iman." AA 167.1
Bacalah Kisah Para Rasul 15:36-39. Mengapa Paulus menolak Yohanes Markus dan mengapa Barnabas memberinya kesempatan kedua?
"Paulus dan rombongannya melanjutkan perjalanan mereka ke Perga, di Pamfilia. Perjalanan mereka sangat melelahkan; mereka mengalami kesulitan dan kesengsaraan, dan dihadapkan pada bahaya di setiap sisi. Di kota-kota yang mereka lewati, dan di sepanjang jalan raya yang sepi, mereka dikelilingi oleh bahaya yang tampak dan yang tidak tampak. Tetapi Paulus dan Barnabas telah belajar untuk mempercayai kuasa Allah untuk menyelamatkan mereka. Hati mereka dipenuhi dengan kasih yang tulus bagi jiwa-jiwa yang sedang binasa. Sebagai gembala yang setia dalam mencari domba-domba yang hilang, mereka tidak memikirkan kemudahan dan kenyamanan mereka sendiri. Melupakan diri sendiri, mereka tidak goyah ketika lelah, lapar, dan kedinginan. Mereka hanya memikirkan satu tujuan, yaitu keselamatan mereka yang telah mengembara jauh dari kandang. AA 169.2
"Di sinilah Markus, yang diliputi rasa takut dan putus asa, goyah untuk sementara waktu dalam tujuannya untuk memberikan dirinya dengan sepenuh hati kepada pekerjaan Tuhan. Karena tidak terbiasa dengan kesulitan, ia berkecil hati karena bahaya dan kesendirian di jalan. Ia telah bekerja dengan sukses di bawah keadaan yang menguntungkan; tetapi sekarang, di tengah-tengah pertentangan dan bahaya yang sering menimpa pekerja perintis itu, ia gagal untuk bertahan dalam kesukaran sebagai seorang prajurit salib yang baik. Ia belum belajar untuk menghadapi bahaya, penganiayaan, dan kesulitan dengan hati yang berani. Sementara rasul-rasul itu maju, dan kesulitan-kesulitan yang lebih besar lagi dihadapi, Markus terintimidasi dan, karena kehilangan keberaniannya, ia menolak untuk pergi lebih jauh lagi dan kembali ke Yerusalem." AA 169.3
Bacalah Kolose 4:10, 2 Timotius 4:11, Filemon 24, dan 1 Petrus 5:13. Apakah rincian tentang kepulihan Markus yang ditunjukkan oleh ayat-ayat ini?
"Kepergian ini menyebabkan Paulus menghakimi Markus dengan tidak baik, dan bahkan dengan keras, untuk waktu itu. Di sisi lain, Barnabas cenderung memaafkannya karena kurangnya pengalaman. Ia merasa cemas supaya Markus tidak meninggalkan pelayanannya, karena ia melihat bahwa Markus memiliki kualifikasi yang cocok untuk menjadi seorang pekerja yang berguna bagi Kristus. Pada tahun-tahun berikutnya, perhatiannya kepada Markus berbuah manis, karena anak muda itu memberikan dirinya tanpa pamrih kepada Tuhan dan kepada pekerjaan pemberitaan Injil di ladang-ladang yang sulit. Di bawah berkat Allah, dan latihan yang bijaksana dari Barnabas, ia berkembang menjadi seorang pekerja yang berharga. AA 170.1
"Paulus kemudian berdamai dengan Markus dan menerimanya sebagai rekan sekerja. Ia juga merekomendasikan Markus kepada jemaat di Kolose sebagai rekan sekerja "bagi Kerajaan Allah" dan "penghiburan bagiku." Kolose 4:11. Sekali lagi, tidak lama sebelum kematiannya sendiri, ia berbicara tentang Markus sebagai orang yang "berguna" baginya "untuk pelayanan." 2 Timotius 4:11." AA 170.2
Bacalah Markus 1:1-8. Siapakah tokoh-tokoh dalam ayat-ayat ini dan apa yang mereka katakan dan lakukan?
Yohanes dipanggil untuk melakukan pekerjaan yang khusus; ia harus mempersiapkan jalan bagi Tuhan, meratakan jalan-Nya. Tuhan tidak mengutusnya ke sekolah para nabi dan rabi. Dia mengasingkan dia dari perhimpunan orang banyak ke padang gurun, supaya dia dapat belajar tentang alam dan Allah. Allah tidak menghendaki dia menjadi seperti para imam dan pemimpin. Ia dipanggil untuk melakukan suatu pekerjaan khusus. Tuhan memberikan pekabaran-Nya kepadanya. Apakah ia pergi kepada para imam dan pemimpin dan bertanya apakah ia boleh memberitakan pekabaran ini? Tidak, Tuhan menjauhkannya dari mereka agar ia tidak terpengaruh oleh roh dan ajaran mereka. Ia adalah suara orang yang berseru-seru di padang gurun, “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya.” (Yesaya 40:3-5). Ini adalah pekabaran yang harus disampaikan kepada umat-Nya; kita sudah dekat dengan akhir zaman, dan pekabarannya adalah, Ratakanlah jalan raya Raja, singkirkanlah batu-batu, tinggikanlah standar bagi umat-Nya. Orang-orang harus dibangunkan. Bukan saatnya lagi untuk meneriakkan kedamaian dan keamanan. Kita dinasehati untuk “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!” (Yesaya 58:1). 1SM 410.1
Bacalah Keluaran 23:20, Yesaya 40:3 dan Maleakhi 3:1. Apakah persamaan dari ketiga ayat ini?
Sewaktu Musa dipilih sebagai utusan perjanjian, maka firman yang diberikan kepadanya adalah, ‘Hendaklah engkau menghantarkan umat itu kepada Allah.” Gospel Workers, p. 20. “Kristus, Utusan perjanjian itu, membawa kabar-kabar keselamatan.” -- Gospel Workers, p. 44.
Sementara Gospel Workers mengaplikasikan sebutan itu kepada baik Musa maupun Kristus, maka Kristus sendiri mengaplikasikannya kepada Yohanes pembaptis. Kata-Nya “kepada orang banyak itu dari hal Yohanes ..... Tetapi apakah yang hendak engkau pergi keluar melihat? Seorang nabikah? Sesungguhnya Aku mengatakan kepadamu, bahkan lebih daripada seorang nabi. Karena inilah dia, dari halnya ada tertulis sebagai berikut : Lihatlah, Aku mengirim utusan-Ku ke hadapan wajahmu, yang akan menyediakan jalanmu dihadapanmu. Dan jika engkau mau menerimanya, maka inilah Elias, yang akan datang itu.” Matius 11 : 7, 9, 10, 14.
Karena Allah telah membuat perjanjian-perjanjian baik lisan maupun tertulis dengan umat-Nya dahulu, bahwa Ia akan mengutus kepada mereka Musa, Yohanes, dan Kristus, maka mereka itu telah datang menggenapi perjanjian-perjanjian itu. Dan karena masing-masingnya membawa sebuah pekabaran, maka masing-masing mereka dalam zamannya adalah merupakan Utusan Perjanjian itu. Meskipun demikian, kata-kata Maleakhi menjelaskan, bahwa Utusan Perjanjian itu, dalam pengertian yang paling sempurna, ialah Eliyah nabi itu (Maleakhi 3 : 1 - 5; 4 : 5), utusan yang terakhir yang menyediakan jalan Tuhan. (Lihat Testimonies to Ministers, p. 475).
Bagaimanapun, dalam analisa yang terakhir, gelar Utusan Perjanjian itu berlaku kepada Roh Suci. Misalnya, 1 Petrus 3 : 18 – 20 menegaskan bahwa Kristus berkhotbah kepada orang-orang sebelum air bah melalui “Roh” yang sama Yang “menghidupkan” Dia. Tetapi karena Ia berkhotbah melalui Roh di dalam pribadi Nuh, bukan oleh diri-Nya sendiri, maka oleh karenanya Ia mengungkapkan kebenaran itu bahwa Roh Suci terdapat sama di dalam semua utusan-Nya.
Demikianlah “hamba-hamba Allah yang suci berbicara karena mereka digerakkan oleh Rohulkudus.” 2 Petrus 1 : 21. Kesimpulannya secara singkat, bahwa sebutan Utusan Perjanjian itu dimaksudkan kepada Roh Suci (Kristus yang tak kelihatan) yang terdapat di dalam wakil-wakil Surga yang kelihatan -- yang merupakan Musa, Yohanes, Kristus, Eliyah, ataupun beberapa orang lainnya.
Bacalah Markus 1:9-13. Siapa saja yang hadir dalam pembaptisan Yesus, dan apa yang terjadi?
“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Mat. 3:16, 17.
Setelah dibaptis dengan cara diselamkan, dan langsung keluar dari air, Yesus langsung dicobai oleh Iblis.
Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus. Mat. 4:1-11.
Inilah teladan kita. Setelah baptisan dengan air, pencobaan dan kemenangan akan menjadi bagian kita juga. Yesus, Anda tahu, menghadapi Iblis dengan "Demikianlah firman Tuhan," dengan apa yang tertulis. Jika kita tidak membuat diri kita tertarik pada Alkitab seperti Dia tertarik pada Alkitab, jika kita tidak belajar untuk mengetahui apa yang Dia inginkan untuk kita lakukan, bagaimanakah kita dapat menghadapi pencobaan-pencobaan lalu keluar sebagai pemenang? Apakah mengherankan jika banyak orang setelah dibaptis telah keluar dari jalan? Hal yang seharusnya membuat mereka kuat dalam iman ketika mereka melihat Allah memberikan kemenangan yang mulia, mereka malah mundur, karena mereka tidak tahu bahwa setelah badai hujan dan angin, akan datang sinar matahari dan ketenangan. Ayub dicobai sampai batasnya, tetapi memperoleh kemenangan, dan setelah itu menerima dua kali lipat dari semua kekalahannya. Mengapa kita tidak bisa?
Setelah memperoleh kemenangan atas pencobaan-Nya, Yesus tidak pernah lagi diganggu oleh Iblis. Dan Ayub serta semua orang besar Allah melalui pengalaman menemukan kelegaan yang sama dari Iblis.
Oleh karena itu, posisi kita melawan dosa haruslah pasti, tanpa keraguan sedikit pun. Kita juga harus membiarkan Iblis tahu bahwa kita bersungguh-sungguh, jika kita ingin menemukan kedamaian.
"Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya. Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum." Ibrani 6:1-6. Membuat reservasi untuk dosa, sama saja dengan menggali kuburan kekal Anda sendiri.
Baca Markus 1:14,15. Apakah tiga bagian dari injil yang diberitakan oleh Yesus ?
DATANGLAH Yesus ke tanah Galilea memasyhurkan Injil Allah, serta berkata: Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” Markus 1 :14, 15. DA 231.1
Dengan demikian, pesan Injil, seperti yang disampaikan oleh Juruselamat sendiri, didasarkan pada nubuatan-nubuatan. "Waktu" yang dinyatakan-Nya untuk digenapi adalah periode yang diberitahukan oleh malaikat Gabriel kepada Daniel. "Tujuh puluh minggu," kata malaikat itu, "ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk menghapuskan pelanggaran, untuk mengakhiri dosa, untuk mengadakan pendamaian karena kesalahan, dan untuk mendatangkan kebenaran yang kekal, dan untuk memeteraikan penglihatan dan nubuat itu, dan untuk mengurapi yang maha kudus." Daniel 9:24. Satu hari dalam nubuatan berarti satu tahun. Lihat Bilangan 14:34; Yehezkiel 4:6. Tujuh puluh minggu, atau empat ratus sembilan puluh hari, melambangkan empat ratus sembilan puluh tahun. Sebuah titik awal untuk periode ini diberikan: "Maka ketahuilah dan pahamilah, bahwa sejak keluarnya perintah untuk memulihkan dan membangun kembali Yerusalem sampai kepada Mesias, Sang Penguasa, adalah tujuh minggu, tiga puluh dua minggu," enam puluh sembilan minggu, atau empat ratus delapan puluh tiga tahun. Daniel 9:25. Perintah untuk memulihkan dan membangun kembali Yerusalem, sebagaimana yang digenapi oleh dekrit Artahsasta-Legimanus (lihat Ezra 6:14; 7:1, 9, pinggir), mulai berlaku pada musim gugur tahun 457 SM. Sejak saat itu, empat ratus delapan puluh tiga tahun berlalu hingga musim gugur tahun 27 Masehi. Menurut nubuat, periode ini akan sampai kepada Mesias, Yang Diurapi. Pada tahun 27 M, Yesus pada saat pembaptisan-Nya menerima pengurapan Roh Kudus, dan segera setelah itu memulai pelayanan-Nya. Kemudian pesan itu diberitakan. 'Waktunya telah genap. DA 233.1
"Kemudian, kata malaikat itu, "Ia akan meneguhkan perjanjian dengan banyak orang selama satu minggu [tujuh tahun]." Selama tujuh tahun setelah Juruselamat memulai pelayanan-Nya, Injil harus diberitakan terutama kepada orang-orang Yahudi; selama tiga setengah tahun oleh Kristus sendiri; dan setelah itu oleh para rasul. "Pada pertengahan minggu itu Ia akan menghentikan korban sembelihan dan persembahan khusus." Daniel 9:27. Pada musim semi tahun 31 M, Kristus korban yang sejati dipersembahkan di Kalvari. Kemudian tabir bait suci terbelah menjadi dua, yang menunjukkan bahwa kesucian dan makna dari ibadah pengorbanan telah lenyap. Waktunya telah tiba bagi pengorbanan dan persembahan duniawi untuk dihentikan. DA 233.2
"Masa satu minggu - tujuh tahun - berakhir pada tahun 34 Masehi. Kemudian dengan dirajamnya Stefanus, orang-orang Yahudi akhirnya memeteraikan penolakan mereka terhadap Injil; murid-murid yang tercerai-berai karena penganiayaan "pergi ke mana-mana memberitakan firman" (Kisah Para Rasul 8:4); dan tidak lama setelah itu, Saulus, si penganiaya, bertobat, dan menjadi Paulus, rasul bagi bangsa-bangsa lain." DA 233.3
Waktu kedatangan Kristus, pengurapan-Nya oleh Roh Kudus, kematian-Nya, dan pemberian Injil kepada bangsa-bangsa lain, dengan jelas ditunjukkan. Adalah hak istimewa bagi orang-orang Yahudi untuk memahami nubuat-nubuat ini, dan untuk mengenali penggenapannya di dalam misi Yesus. Kristus mendorong murid-murid-Nya untuk mempelajari nubuat. Mengacu pada nubuat yang diberikan kepada Daniel sehubungan dengan zaman mereka, Ia berkata, "Barangsiapa membacanya, hendaklah ia memahaminya." Matius 24:15. Setelah kebangkitan-Nya, Ia menjelaskan kepada murid-murid-Nya melalui "semua kitab para nabi" "segala sesuatu mengenai diri-Nya." Lukas 24:27. Juruselamat telah berbicara melalui semua nabi. "Roh Kristus yang ada di dalam mereka" "memberi kesaksian tentang penderitaan Kristus dan kemuliaan yang akan datang." 1 Petrus 1:11. DA 234.1
Adalah Gabriel, malaikat yang berada di urutan berikutnya setelah Anak Allah, yang datang membawa pesan ilahi kepada Daniel. Gabriel, "Malaikat-Nya," yang diutus Kristus untuk membuka masa depan bagi Yohanes yang dikasihi; dan berkat diucapkan kepada mereka yang membaca dan mendengar perkataan nubuat itu, dan menuruti apa yang tertulis di dalamnya. Wahyu 1:3. DA 234.2
"'Tuhan Allah tidak akan melakukan apa pun, tetapi Ia menyatakan rahasia-Nya kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi. Sementara 'hal-hal yang tersembunyi adalah milik TUHAN, Allah kita,' 'hal-hal yang dinyatakan adalah milik kita dan anak-anak kita sampai selama-lamanya. Amos 3:7; Ulangan 29:29. Allah telah memberikan hal-hal ini kepada kita, dan berkat-Nya akan menyertai studi yang penuh hormat dan doa atas kitab-kitab nubuat." DA 234.3
Kita sebagai siswa dan guru-guru Injil selama bertahun-tahun lamanya telah berpegang teguh kepada paham tentang tanda-tanda kedatangan Kristus kedua kali, tetapi sama sekali tidak berpegang kepada tanda-tanda dari Kerajaan itu. Sebagai akibat dari hal ini, maka dunia Kristen secara teori telah mencampurkan tanda-tanda dari Kerajaan itu dengan tanda-tanda kedatangan Kristus yang kedua kali.
Oleh karena kita sebagai umat mengenali beberapa dari tanda-tanda kedatangan Kristus kedua kali itu, tetapi tidak satupun dari tanda-tanda tentang Kerajaan itu kita ketahui, maka adalah lebih baik kita sekarang memusatkan perhatian kita kepada tanda-tanda dari Kerajaan itu.
Matius 13:24-30 – Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi Ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbung-Ku."
Perumpamaan mengenai Kerajaan ini, anda perhatikan, adalah berisikan tiga masa periode. Pertama, masa periode menabur benih – yaitu masa pelayanan dari Kristus; kedua, masa periode pertumbuhan – yaitu semenjak dari kenaikan Kristus ke surga sampai kepada masa penuaian; ketiga, masa periode penuaian – yaitu suatu jangka waktu pendek “pada akhir dunia” (Matius 13 : 49), yaitu masa periode di mana bumi ini akan diterangi dengan kemuliaan dari malaikat (Wahyu 18 : 1), dan dalam mana semua umat Allah akan dipanggil keluar dari Babil (ayat 4). Kemudian barangsiapa yang tidak menyambut akan seruan panggilan untuk berhimpun ini akan kelak berseru dengan mengatakan : “Penuaian telah berlalu, musim panas telah berakhir, dan kami tidak juga selamat.” Yeremia 8 : 20. Oleh karena itulah, “penuaian” itu ialah “akhir dunia” (ayat 49). Ia itu dimulai di dalam sidang dan berakhir di dalam Babil.
Jelas sekali, bahwa pekerjaan penuaian itu adalah sama dengan Pehukuman yang akan memutuskan siapa tergolong lalang dan siapa yang tergolong gandum – siapa yang akan dibakar dan dibinasakan bagaikan rerumputan liar yang mengganggu, dan siapa yang akan tergolong gandum yang berharga yang akan kelak diterima di dalam “lumbung”, Kerajaan itu. Demikianlah, bahwa Pehukuman itu ialah pembersihan tempat suci (Dan. 8 : 14), yaitu “rumah Allah”, atau kaabah yang akan didatangi secara tiba-tiba oleh Tuhan untuk membersihkan hamba-hamba-Nya, orang-orang Lewi itu. Inilah caranya mengenai yang terakhir itu yang diceritakan sebagai berikut:
Mal. 3:1-3, 5 – “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN…. Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera menjadi saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang berzinah dan orang-orang yang bersumpah dusta dan terhadap orang-orang yang menindas orang upahan, janda dan anak piatu, dan yang mendesak ke samping orang asing, dengan tidak takut kepada-Ku, firman TUHAN semesta alam.”
Berapa banyak hasil buah yang akan dihasilkan oleh penuaian itu? Jika mereka yang 144.000 itu adalah “buah-buah pertama” (Wahyu 14 : 4), maka harus ada “buah-buah kedua”, karena dimana tidak terdapat yang kedua tidak akan terdapat juga yang pertama. Kata “buah-buah pertama” secara mutlak memerlukan juga buah-buah kedua.
Dari manakah buah-buah yang pertama itu berasal, dan dari manakah buah-buah kedua itu berasal? Kepada kita telah dijelaskan, bahwa buah-buah pertama itu adalah orang-orang Israel – yaitu semua orang yang berasal dari dua belas suku bangsa Israel (Wahyu 7 : 4 - 8). Israel tentunya melambangkan keanggotaan sidang pada waktu mereka itu dimeteraikan; gelar “Israel” itu tidak dapat ditafsirkan untuk dimaksudkan kepada dunia. Oleh karena itu buah-buah pertama itu adalah hasil penuaian dari dalam sidang sendiri pada saat pemisahan itu dimulai. Kata-kata “termeterai” berarti telah ditempatkan di dalam suatu tempat yang aman – tersegel. Inilah yang tepat seperti yang dikatakan oleh rasul Petrus sebagai berikut :
1 Petrus 4 : 17, 18 : “Karena waktunya akan datang bahwa pehukuman itu harus dimulai terhadap isi rumah Allah; maka jika ia itu pertama dimulai terhadap kita, apakah kelak akhir daripada orang-orang yang tidak mematuhi Injil Allah? Dan jika orang benar pun sukar dapat diselamatkan, maka dimanakah kelak berada orang fasik dan orang-orang berdosa itu?”
Maka sekaranglah, jikalau Pehukuman itu pertama-tama dimulai di dalam “isi rumah Allah”, di dalam sidang, maka ia itu akan berakhir di dalam dunia, yaitu di luar lingkungan sidang. Perumpamaan tentang “pukat” itu berikut Wahyu dari Yohanes dengan sangat singkat dan tepat menghantarkan kebenaran ini dengan lebih baik lagi ke permukaan.
Matius 13 : 47 – 50 : “Kembali Kerajaan surga itu adalah seumpama sebuah pukat yang dilabuhkan orang ke laut, dan mengumpulkan berjenis-jenis ikan. Setelah penuh ditarik orang lah pukat itu ke pantai, lalu mereka itu duduk memilih, yang baik dikumpulkannya ke dalam keranjang-keranjang, tetapi yang jelek dibuangkannya. Demikianlah kelak akan jadi pada akhir dunia : malaikat-malaikat akan keluar memisahkan orang-orang jahat dari antara orang-orang benar, dan mereka itu akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sana akan ada tangisan dan keretak gigi.
Jelaslah, bahwa pukat itu adalah melambangkan sidang Injil ke dalam mana tertangkap baik orang-orang munafik maupun orang-orang benar. Dengan begitu dalam masa penuaian buah-buah pertama (Pehukuman di dalam “isi rumah Allah”) “pada akhir dunia” (ayat 49), malaikat-malaikat memisahkan orang-orang jahat dari antara orang-orang benar, bukan orang-orang benar dari antara orang-orang jahat. Tetapi dalam penuaian buah-buah kedua (Pehukuman di dalam dunia) pemisahan itu adalah terbalik, yaitu orang-orang benar diambil keluar dari antara orang-orang jahat, bukan orang-orang jahat dari antara orang-orang benar, demikianlah yang dikatakan oleh kitab Wahyu sebagai berikut: “Maka aku dengar suatu suara yang lain dari langit mengatakan: “Keluarlah daripadanya, hai umat-Ku, supaya jangan kamu terbabit dengan segala dosanya dan supaya jangan kamu ikut menerima segala belanya.” Wahyu 18 : 4. Jelaslah, bahwa Pehukuman “di dalam isi rumah Allah” ialah penuaian dimana orang-orang munafik sebagai “lalang-lalang” dibakar, tetapi sebagai “ikan” yang jelek mereka itu dibuangkan. Sungguhpun demikian, dalam Pehukuman di dalam Babil (di dunia), bukannya yang jelek diambil keluar, melainkan yang baik yang diambil keluar lalu dibawa masuk ke dalam rumah Allah yang sudah bersih di mana tidak lagi terdapat dosa maupun orang berdosa, dan dimana tidak lagi terdapat bahaya dari bela-bela itu. Kebenaran yang sama ini mengenai rumah Allah itu sekali lagi dikemukakan kepada kita dengan kata-kata di bawah ini :
Yesaya 66 : 15, 16, 19, 20 : “Karena, tengoklah, Tuhan akan datang dengan api dan dengan segala keretaNya bagaikan suatu angin puyuh, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kehangatan, dan hardik-Nya dengan nyala-nyala api. Karena dengan api dan dengan pedang-Nya Ia akan menghukum segala manusia; maka besarlah kelak bilangan segala orang yang dibunuh Tuhan..... Maka Aku akan menaruh suatu tanda di antara mereka itu, dan Aku akan mengutus orang-orang yang luput dari antara mereka itu kepada segala bangsa, yaitu ke Tarsis, ke Pul, dan ke Lud, orang-orang pemanah ke Tubal dan ke Yawan, kepada pulau-pulau yang jauh-jauh, yang belum pernah mendengar kebesaran nama-Ku, dan yang belum melihat kemuliaan-Ku; maka mereka akan memasyurkan kemuliaan-Ku di antara segala bangsa Kafir. Maka mereka akan menghantarkan semua saudaramu bagi suatu persembahan bagi Tuhan keluar dari segala bangsa dengan menunggang kuda, dan dengan kereta-kereta, dan dengan usungan, diatas bagal dan binatang yang cepat, ke bukit kesucian-Ku Yerusalem, demikianlah firman Tuhan, sama seperti bani Israel menghantarkan suatu persembahan dalam bejana yang suci ke dalam rumah Tuhan.”
Kembali kita saksikan disini bahwa mereka yang luput dari pembantaian Tuhan “di dalam rumah Allah” itu (jelas buah-buah pertama itu, yaitu “hamba-hamba Allah”), diutus kepada segala bangsa yang belum mengenal Allah, dan dari sanalah mereka akan menghantarkan segala saudaranya (buah-buah kedua) ke rumah Allah yang sudah disucikan di mana tidak lagi terdapat dosa maupun orang berdosa di dalamnya, dan dimana bela-bela Babil oleh karenanya tidak lagi akan menimpa mereka.
Sekarang kita telah menyaksikan dengan pasti bahwa ada buah-buah pertama dan buah-buah kedua; yang satu berasal dari sidang – yaitu 144.000 anak-anak Yakub; dan yang satunya berasal dari segala bangsa – yaitu rombongan besar orang-orang yang tidak seorang pun dapat menghitungnya (Wahyu 7 : 9).
Siapakah yang menghimpunkan buah-buah pertama itu jikalau buah-buah pertama itulah yang menghimpun buah-buah kedua? Marilah kita mencarikan jawabannya dengan membaca
Wahyu 14 : 14 – 19 : “Maka aku tampak, dan lihatlah sebuah awan putih, dan di atas awan itu duduk Seseorang yang bagaikan Anak Manusia, bermahkota emas di kepala-Nya, dan di dalam tangan-Nya ada sebilah sabit yang tajam. Maka keluarlah pula seorang malaikat lain dari dalam kaabah sambil berseru dengan suara besar kepada Dia yang duduk di atas awan itu, katanya : ‘Ayunkanlah sabit-Mu dan mulailah menuai, karena masanya sudah sampai bagi-Mu untuk menuai; karena tuaian bumi sudah masak. Maka Ia yang duduk di atas awan itu pun mengayunkan sabitNya ke bumi, lalu bumi itu pun dituailah. Maka keluarlah seorang malaikat yang lain lagi dari dalam kaabah yang di dalam surga, ia pun memiliki sebuah sabit yang tajam. Dan keluarlah seorang malaikat yang lain dari medzbah yang berkuasa atas api; sambil berseru dengan suara besar kepada Dia yang memegang sabit yang tajam itu, katanya, Ayunkanlah sabit-Mu yang tajam itu, dan kumpulkanlah segala gugusan anggur bumi, karena buahnya sudah cukup masak. Maka malaikat itu menyembatkan sabit-Nya ke bumi, lalu mengumpulkan buah anggur bumi, lalu dicampakkannya ke dalam irikan anggur yang besar dari murka Allah.”
Di sini kepada kita kembali diceritakan, bahwa ada dua penuaian, yang satu dilakukan oleh Anak Manusia, dan yang lainnya oleh seorang malaikat. Penuaian oleh Anak Manusia dilakukan mendahului penuaian oleh malaikat itu. Oleh karena itu “Anak Manusia” itu mengumpulkan buah-buah pertama, dan malaikat itu mengumpulkan buah-buah kedua. (Buah-buah anggur, bukan buah-buah yang cukup masak, dicampakkannya ke dalam irikan anggur). Jelas Anak Manusia sendiri yang menuai buah-buah pertama itu, sebab hamba-hamba-Nya (yang dilambangkan oleh malaikat sidangnya orang-orang Laodikea itu) ternyata sedang tidak melaksanakan pekerjaan yang sedemikian ini, karena mereka sendiri sedang berada dalam keadaan “melarat, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan telanjang”, dan mereka tidak menyadarinya (Wahyu 3 : 14 - 18).
Sambil memandang jauh ke depan sampai kepada masa sekarang ini, Roh Nubuat di zaman Yesaya dahulu mengatakan :
Yesaya 63 : 5 : “Lalu Ku pandang, maka tak seorangpun yang akan menolong-Ku, lalu Aku tertegun karena tidak seorangpun yang membantu; oleh sebab itu lengan-Ku sendiri membawakan keselamatan bagi-Ku; dan kehangatan murka-Ku, itulah yang membantu-Ku.”
Di sini anda perhatikan, ketika waktunya tiba, tidak terdapat seorang pun di antara hamba-hamba-Nya “untuk membantu” tugas pekerjaan penuaian itu, akibatnya Tuhan sendiri telah melakukan pekerjaan itu tanpa mereka.
Tetapi bagi penyabitan yang kedua Ia akan menggunakan “hamba-hamba-Nya” yang tidak bercacad cela, yaitu “buah-buah pertama”, yaitu mereka yang 144.000 itu, seperti yang dilambangkan oleh malaikat yang memegang sebilah sabit yang tajam itu (Wahyu 14 : 17, 18). Dan karena adanya dua kelompok buah dan dua penuaian yang diambil dari dua tempat yang berbeda, yaitu sidang dan dunia, maka terdapat juga seperti yang diperlihatkan sebelumnya adanya dua cara penuaian, pertama sekali yang jelek dibuang dari antara yang baik, dan pada akhirnya yang baik dipanggil keluar dari antara yang jelek.
Semua ini adalah beberapa dari tanda-tanda dan peristiwa-peristiwa yang mendahului datangnya Kerajaan kemuliaan itu, yaitu kedatangan Kristus yang kedua kali.