“Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.” KJV - Johanes 17:17
“Mereka yang menghormati Sabat Alkitab akan dinyatakan sebagai musuh-musuh hukum dan ketertiban, sebagai yang merusakkan batasan-batasan moral masyarakat, yang menyebabkan anarki dan korup, dan yang mendatangkan hukuman atas dunia ini. Penurutan mereka yang rela akan dinyatakan sebagai sifat keras kepala, kedegilan dan penghinaan kepada penguasa. Mereka akan dituduh tidak suka kepada pemerintah. Para pendeta yang menolak kewajiban hukum Ilahi akan menyampaikan dari mimbar tanggung jawab untuk mentaati kekuasaan sipil sebagai yang ditetapkan oleh Allah. Di gedung-gedung legislatif dan ruang-ruang pengadilan, para pemelihara hukum akan disalahgambarkan dan dihukum. Kata-kata mereka akan diberi warma corak kepalsuan, dan motif-motif mereka akan diartikan sebagai yang paling buruk.” GC 592.1
“Sementara gereja-gereja Protestan menolak argumen-argumen yang jelas dan yang berdasarkan Alkitab dalam mempertahankan hukum Allah, mereka akan rindu untuk mendiamkan mereka yang imannya tidak bisa mereka jatuhkan dengan Alkitab. Meskipun mereka membutakan mata mereka terhadap kenyataan, mereka sekarang mengambil suatu pendirian yang menuntun kepada penganiayaan mereka, yang dengan sadar menolak melakukan apa yang dilakukan oleh dunia Kristen yang lain, dan mengakui tuntutan sabat kepausan.” GC 592.2
“Para pejabat tinggi gereja dan negara akan bersatu untuk menyogok, membujuk, atau memaksa semua golongan untuk menghormati hari Minggu. Kekurangan otoritas Ilahi akan dipenuhi oleh undang-undang penindasan. Kejahatan politik menghancurkan cinta kepada keadilan dan penghormatan kepada kebenaran. Bahkan di Amerika yang bebas, para penguasa dan para pembuat undang-undang, untuk mendapatkan perkenanan umum, akan tunduk kepada kebutuhan populer akan suatu undang-undang yang memaksakan pemeliharaan hari Minggu. Kebebasan hati nurani, yang telah menelan begitu banyak korban, tidak lagi akan dihargai. Dalam pertentangan yang akan terjadi itu kita akan melihat apa yang dilukiskan dalam kata-kata nabi, “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.” (Wahyu 12:17). GC 592.3
Bandingkan Wahyu 14:7, 9 dengan Wahyu 14:11. Apakah tema menyeluruh dari kitab Wahyu dalam konflik antara yang baik dan yang jahat ini?
“Melalui malaikat pertama, manusia dipanggil untuk ‘takut akan Allah dan memuliakan Dia’ dan menyembah Dia sebagai Pencipta langit dan bumi. Untuk melakukan hal ini, mereka harus menaati hukum-Nya. Orang bijak berkata: “Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena itulah seluruh kewajiban manusia.” Pengkhotbah 12:13. Tanpa penurutan kepada perintah-perintah-Nya, tidak ada ibadah yang berkenan kepada Allah. “Inilah kasih akan Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya.” “Barangsiapa memalingkan telinganya dari mendengarkan hukum Taurat, maka doanya adalah kekejian.” 1 Yohanes 5:3; Amsal 28:9.” GC 436.1
"Berbeda dengan mereka yang menuruti perintah-perintah Allah dan memiliki iman kepada Yesus, malaikat yang ketiga menunjuk kepada golongan yang lain, yang terhadap kesalahan-kesalahan mereka diberikan peringatan yang sungguh-sungguh dan menakutkan: “Dan barangsiapa menyembah binatang itu dan patungnya dan menerima tandanya pada dahinya atau pada tangannya, ia akan minum anggur murka Allah.” Wahyu 14:9, 10. Penafsiran yang benar terhadap simbol-simbol yang digunakan diperlukan untuk memahami pekabaran ini. Apakah yang digambarkan oleh binatang itu, patung dan tandanya?” GC 438.1
“Dalam pasal 13 (ayat 1-10) digambarkan seekor binatang lain, ‘seperti seekor macan tutul,’ yang kepadanya naga itu memberikan ‘kekuatannya, dan kedudukannya, dan kekuasaannya yang besar.’Simbol ini, seperti yang dipercayai oleh sebagian besar Protestan, melambangkan kepausan, yang menggantikan kekuasaan dan tahta serta otoritas yang pernah dipegang oleh kekaisaran Romawi kuno. Tentang binatang yang menyerupai macan tutul itu dinyatakan: “Kepadanya diberikan mulut yang mengucapkan perkara-perkara besar dan hujat ....Dan ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, untuk menghujat nama-Nya, dan kemah kediaman-Nya, dan mereka yang diam di surga. Dan kepadanya diberikan kuasa untuk berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka, dan kepadanya diberikan kuasa atas segala suku dan bahasa dan bangsa.” Nubuatan ini, yang hampir sama dengan gambaran tanduk kecil dalam Daniel 7, tidak diragukan lagi menunjuk kepada kepausan.” GC 439.1
“Tetapi apakah ‘patung binatang itu’ itu dan bagaimanakah ia dibentuk? Patung itu dibuat oleh binatang bertanduk dua, dan merupakan gambaran dari binatang yang pertama. Juga dikenal dengan patung binatang itu. Maka untuk mempelajari seperti apakah patung itu dan bagaimana patung itu dibentuk, kita harus mempelajari karakteristik binatang itu sendiri - kepausan.GC 443.1
"Ketika gereja mula-mula menjadi rusak karena meninggalkan kesederhanaan Injil dan menerima upacara-upacara dan adat istiadat kafir, gereja kehilangan Roh dan kuasa Allah; dan untuk mengendalikan hati nurani orang-orang, gereja mencari dukungan dari kekuasaan sekuler. Hasilnya adalah kepausan, sebuah gereja yang mengendalikan kekuasaan negara dan menggunakannya untuk memajukan tujuannya sendiri, terutama untuk menghukum “bidat”. Agar Amerika Serikat dapat membentuk patung binatang itu, maka kuasa agama harus mengendalikan pemerintahan sipil sehingga kekuasaan negara juga akan digunakan oleh gereja untuk mencapai tujuannya sendiri."GC 443.2
"Ciri khusus dari binatang itu, dan demikian juga patungnya, adalah pelanggaran terhadap perintah-perintah Allah. Kata Daniel, tentang tanduk kecil itu, yaitu kepausan: “Ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum.” Daniel 7:25, R.V. Dan Paulus menyamakan kuasa yang sama dengan “manusia durhaka”, yang meninggikan dirinya di atas Allah. Nubuatan yang satu melengkapi nubuat yang lain. Hanya dengan mengubah hukum Allah, kepausan dapat meninggikan diri di atas Allah; siapa pun yang dengan penuh pengertian menaati hukum yang telah diubah dengan demikian, akan memberikan penghormatan tertinggi kepada kuasa yang mengadakan perubahan itu. Tindakan penurutan kepada hukum kepausan yang demikian akan menjadi tanda kesetiaan kepada paus sebagai pengganti Allah. GC 446.1
“Sebagai tanda otoritas Gereja Katolik, para penulis kepausan mengutip ‘tindakan mengubah hari Sabat menjadi hari Minggu, yang diizinkan oleh kaum Protestan; ... karena dengan memelihara hari Minggu, mereka mengakui kuasa gereja untuk menahbiskan hari-hari raya, dan memerintahkannya di bawah kuasa dosa.’ – Henry Tuberville, An Abridgement of the Christian Doctrine, hal. 58. Lalu apakah perubahan hari Sabat itu, kalau bukan tanda atau lambang kekuasaan Gereja Roma – ‘tanda binatang itu’?” GC 448.1
Bacalah Wahyu 12:17 dan Wahyu 14:12. Bagaimana penyembahan kepada Sang Pencipta menemukan ekspresi terakhirnya?
"Dalam Wahyu 14, manusia dipanggil untuk menyembah Sang Pencipta; dan nubuatan ini menunjukkan kepada kita sebuah kelas yang, sebagai hasil dari tiga pekabaran, menaati perintah-perintah Allah. Salah satu dari perintah-perintah ini menunjuk langsung kepada Allah sebagai Sang Pencipta. Perintah keempat menyatakan: “Hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu, ... karena enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh, dan menguduskannya; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.” Keluaran 20:10, 11. Mengenai hari Sabat, Tuhan berkata lebih lanjut bahwa hari Sabat adalah “suatu tanda, ... supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.” Yehezkiel 20:20. Dan alasan yang diberikan adalah: “Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat.” Keluaran 31:17." GC 437.1
Bacalah Yohanes 16:2, Matius 10:22, 2 Timotius 3:12, dan 1 Petrus 4:12. Apa yang dialami oleh gereja Perjanjian Baru, dan bagaimana hal itu berlaku bagi gereja di akhir zaman Kristus?
"Ketika Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya nasib Yerusalem dan adegan-adegan kedatangan-Nya yang kedua kali, Ia menubuatkan juga pengalaman umat-Nya sejak saat Ia akan diambil dari mereka, hingga kedatangan-Nya kembali dalam kuasa dan kemuliaan untuk membebaskan mereka. Dari pohon Zaitun, Juruselamat melihat badai yang akan menimpa gereja rasuli; dan menembus lebih dalam ke masa depan, mata-Nya melihat badai dahsyat dan membinasakan yang akan menghantam para pengikut-Nya di zaman kegelapan dan penganiayaan yang akan datang. Dalam beberapa perkataan singkat yang sangat penting, Dia menubuatkan bagian yang akan diberikan oleh para penguasa dunia ini kepada gereja Tuhan. Matius 24:9, 21, 22. Para pengikut Kristus harus menapaki jalan penghinaan, celaan, dan penderitaan yang sama seperti yang telah dilalui oleh Guru mereka. Permusuhan yang meledak terhadap Penebus dunia akan dinyatakan terhadap semua orang yang percaya kepada nama-Nya. GC 39.1
Sejarah jemaat yang mula-mula itu menyaksikan kegenapan kata-kata Juruselamat. Kuasa-kuasa dunia dan neraka mempersiapkan diri mereka melawan Kristus dalam pribadi pengikut-pengikut-Nya. Kekafiran melihat, jika Injil menang, maka kuil-kuil dan mezbah-mezbahnya akan dimusnahkan. Oleh sebab itu ia memerintahkan pasukan-pasukannya untuk membinasakan Kekristenan. Api penganiayaan telah di sulut. Orang-orang Kristen telah dirampas harta miliknya dan diusir dari rumah mereka. Mereka “bertahan dalam perjuangan yang berat” (Ibrani 10:32). “Ada pula yang di ejek dan di dera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan” (Ibrani 11:36). Banyak yang memeteraikan kesaksian mereka dengan darahnya. Kaum bangsawan dan hamba, orang kaya dan orang miskin, orang-orang terpelajar dan orang-orang bodoh, semuanya sama dibantai tanpa belas kasihan. GC 39.2
Jika kesengsaraan Matius [Mat. 24:21] terjadi pada periode 1260 tahun kekuasaan kepausan, yang mana peristiwa ini terjadi di masa lalu, dan masa kesusahan, yang dinubuatkan oleh Daniel [Dan. 12:1], terjadi di masa depan, bagaimana saya dapat menyelaraskan catatan Matius dengan catatan Daniel, karena Matius menulis bahwa tidak akan ada kesengsaraan yang lebih besar daripada kesengsaraan yang terjadi pada periode tahun 538-1798 Masehi, sementara Daniel menyatakan bahwa masa kesengsaraan itu akan menjadi lebih besar daripada masa kesusahan “sejak adanya suatu bangsa”."
Berbicara mengenai masa sengsara itu, ayat-ayat itu mengatakan : “Sekiranya hari-hari itu tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak ada yang selamat; artinya, umat Allah seluruhnya sudah akan musnah dari permukaan bumi karena janji itu tidak pernah batal : “Tetapi oleh karena demi kepentingan orang-orang pilihan itu maka hari-hari itu akan dipersingkat” (Matius 24 : 22), sedangkan pada masa kesusahan itu Mikhael akan berdiri untuk melepaskan setiap orang yang namanya “tertulis dalam kitab itu.” Dengan kata lain, selama masa sengsara itu, orang-orang benar akan dibunuh sedangkan orang-orang jahat akan luput, sedangkan dalam masa kesusahan itu orang-orang benar akan diselamatkan sedangkan orang-orang jahat akan dibunuh. Oleh karena itu, masa sengsara dan masa kesusahan itu adalah dua peristiwa yang terbesar, masing-masing adalah yang terbesar dari jenisnya dalam catatan sejarah nubuatan -- yang satu adalah sengsara yang terbesar kepada orang-orang benar dan yang lainnya adalah kesusahan yang terbesar kepada orang-orang jahat. Demikianlah dapat kita lihat, bahwa baik Matius maupun Daniel adalah sama-sama benar -- memperlihatkan bahwa masing-masing peristiwa itu adalah yang terbesar dari masing-masing jenisnya.
Karena siksaan itu adalah yang terbesar “sejak dari permulaan dunia”, maka hal itu menunjukkan bahwa belum ada siksaan yang sebesar itu yang melawan umat Allah seperti siksaan selama periode yang disebut di atas; dan karena Yesus mengatakan bahwa tidak ada lagi siksaan yang seperti itu, maka Ia memberi jaminan kepada kita bahwa Allah tidak akan mengijinkan orang-orang jahat lagi sesudah tahun 1798 itu, untuk “menginjak-injak kembali orang kudus”, sedangkan tentang masa kesusahan itu, Daniel mengatakan, bahwa itulah kesusahan yang terbesar “sejak adanya satu bangsa”; dimana hal itu menunjukkan bahwa banjir besar itu juga tidak lebih besar atau sama dengannya, juga bahwa masa kesusahan besar itu mungkin diikuti oleh sesuatu yang lebih besar daripada masa kesusahan besar, sebab Ia mengatakan, “bahkan sampai kepada masa itu” bukan mengatakan, “tidak pernah akan ada lagi.”
Bacalah Wahyu 13:1, 2, 6. Dari manakah binatang ini berasal, dan siapa yang memberikannya kekuasaan? Apakah kata kunci yang digunakan untuk mengidentifikasi kekuasaan binatang itu?
“Dalam Wahyu 13:1-10 digambarkan binatang yang lain, “serupa dengan macan tutul.” Naga itu memberikan “kekuatannya, takhtanya dan kekuasaannya yang besar” kepada macan tutul itu. Lambang ini, sebagaimana kebanyakan Protestan mempercayai, melambangkan kepausan, yang meneruskan kekuatan dan takhta dan kekuasaan yang pemah dipegang oleh kekaisaran Roma kuno. Mengenai binatang yang menyerupai macan tutul itu dinyatakan, “dan kepada binatang diberikan mulut yang penuh kesombongan dan hujat Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di surga. Dan ia diperkenankan berperang melawan orang-orang ku-dus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.” Nubuatan ini, yang hampir identik dengan keterangan tanduk kecil dalam Daniel 7, tanpa diragukan menunjuk kepada kepausan.” GC 439.1
“Kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.” Dan kata nabi itu, “Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya itu seperti kena luka yang membahayakan hidupnya.” Dan lagi, “Barangsiapa ditentukan untuk ditawan; barang siapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang.” Yang empat puluh dua bulan itu sama dengan “satu masa dan dua masa dan setengah masa,” tiga setengah tahun, atau seribu dua ratus enam puluh hari dalam Daniel 7—masa di mana kuasa kepausan menindas umat Allah. Masa ini, sebagaimana disebutkan pada pasal-pasal yang terdahulu, dimulai dengan supremasi kepausan pada tahun 538 SM, dan berakhir pada tahun 1798 TM. Pada waktu itu paus ditawan oleh tentara Perancis, di mana kekuasaan paus seperti kena luka yang membahayakan, dan ramalan telah digenapi, “Barangsiapa ditentukan untuk ditawan akan ditawan.” GC 439.2
Lagi pula, sepuluh tanduk yang tidak bermahkota dari binatangnya Daniel yang keempat itu karena melambangkan raja-raja yang akan bangkit keluar dari kerajaan Romawi, maka mahkota-mahkota pada binatang yang menyerupai macan tutul itu menunjukkan bahwa binatang itu melambangkan masa periode dimana raja-raja itu telah mengambil mahkota-mahkota mereka, yaitu masa periode sesudah pecahnya Kekaisaran Romawi Kafir.
Dan selanjutnya, binatang yang menyerupai macan tutul itu telah menghujat Allah dan tempat kesucian-Nya selama jangka waktu yang sama dengan yang diperbuat oleh binatangnya Daniel yang keempat dalam masa tahap keduanya, yaitu Romawi Kristen; yaitu selama, “satu masa, dan dua masa, dan setengah masa” (3 tahun dan 6 bulan), empat puluh dua bulan. Jadi jelaslah, bahwa binatang yang menyerupai macan tutul itu memerintah dalam masa yang sama dengan binatang yang tak tergambarkan itu dalam masa tahap keduanya, yaitu tahap dari tanduk kepala yang kecil itu. Oleh sebab itu luka yang mematikan pada binatang yang menyerupai macan tutul melambangkan pukulan yang mematikan yang diterimanya dari Reformasi Protestan. Sebab itu kepalanya yang luka itu melambangkan kekuasaan tanduk-kepala (suatu gabungan kekuasaan sipil dan agama) dari binatangnya Daniel yang dilepaskan dari kekuasaan sipilnya.
Bacalah Wahyu 15:5. Tuliskan ciri-ciri pengenal ini di tempat di bawah ini.
Kini, karena tanduk-tanduk dari binatangnya Yohanes itu melambangkan bangsa-bangsa, dan kepalanya yang terluka itu melambangkan sebuah organisasi agama yang dipisahkan dari suatu kekuasaan sipil, dan karena tujuh kepalanya itu adalah semuanya sama, terkecuali yang terluka pada salah satunya, maka jelaslah bahwa kepala-kepala itu, yang tujuh jumlahnya itu, menggambarkan organisasi-organisasi agama, yaitu dunia Kristen dalam keseluruhannya. Walaupun demikian, tanduk-tanduk itu, yang sepuluh jumlahnya, menggambarkan pemerintahan-pemerintahan sipil keseluruhannya. Oleh sebab itu baik tanduk-tanduk maupun kepalakepala kedua-duanya melambangkan dunia di waktu ini sama seperti masing-masing dari empat binatang Daniel itu secara berturut-turut, telah melambangkan dunia dalam sejarahnya.
Tanduk-tanduk dan kepala-kepala itu karena semuanya berada pada binatang itu pada waktu yang bersamaan, bukan muncul yang satu menyusul yang lainnya, atau pun dengan cara yang sama gugur seperti halnya tanduk-tanduk di dalam Daniel pasal 7 dan 8, maka hendaklah selamanya meyakinkan setiap pikiran yang rasional, bahwa tanduk-tanduk dan kepala-kepala itu melambangkan badanbadan organisasi sipil dan agama, yang semuanya berada pada waktu yang bersamaan, bukan yang satu menyusul yang lainnya.
Hujat yang ada meliputi kepala-kepala itu, bukan meliputi tanduk-tanduk, menunjukkan bahwa badan-badan organisasi agama yang digambarkan di dalamnya itu tidak berbakti kepada Allah sesuai Kebenaran, sehingga mereka tidaklah sepenuhnya sebagaimana yang mereka akui. Interpretasi yang tepat mengapa Ilham menempatkan kata “hujat” itu adalah sebagai berikut : “Aku tahu hujat mereka itu yang mengatakan dirinya orang-orang Yahudi, tetapi bukan.” Wahyu 2 : 9.
Adalah lebih baik bagi kita semua mengakui semua kegagalan kita daripada menghindari Kebenaran, karena hanya Kebenaran yang akan memerdekakan kita.
Lagi pula, karena kita akui bahwa Reformasi itu telah menimbulkan pukulan yang mematikan dan telah melahirkan paham Protestantisme, dan karena Ilham mengatakan bahwa luka itu sudah sembuh, maka semuanya ini membuktikan sesuatu yang jika kita akui, akan dapat menyelamatkan hidup kita yang kacau ini, dan membuat kita sama besarnya dengan yang diperbuat oleh pengakuan-pengakuan jujur di zaman dahulu yang membuat Daud menjadi besar. Apakah yang harus kita akui? -- Justru inilah : Jika Protestantisme telah melukai binatang itu oleh perantaraan Reformasi, maka dengan sembuhnya luka itu menunjukkan bahwa Reformasi telah gagal untuk tetap mempertahankan luka itu terbuka, sehingga tujuan dari para reformator telah mati, dan kelaliman telah dihidupkan kembali. Tepatlah, bahwa simbol ini sedang berbicara sejalan dengan apa yang dikatakan oleh pekabaran kepada orang-orang Laodikea yang berbunyi :
Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Wahyu 3:17,18.
Bagi seseorang yang berada dalam keadaan menyedihkan sedemikian ini lalu pada waktu yang sama berpendapat bahwa ia tidak memerlukan apa-apa, benar-benar adalah suatu hujat.
Baca Wahyu 13:11-18. Apa perbedaan binatang yang kedua dari binatang yang pertama dari Wahyu 13 ?
Berlainan daripada binatang yang pertama, maka binatang yang kedua itu muncul dari bumi. Laut dan bumi jelas menunjukkan dua tempat yang berbeda. Kita mengetahui bahwa binatang-binatang dari Daniel pasal 7, dan binatang yang menyerupai macan tutul dari Wahyu pasal 13, yaitu binatang-binatang yang naik dari laut, sekaliannya itu berasal dari negeri Tua, yaitu tanah-tanah dari mana manusia berasal. Ya, “laut” lebih tepat melambangkan Negeri Tua itu sebab laut adalah gudang dari segala air, yaitu tempat dari mana segala air berasal, sama halnya seperti Negeri Tua itu adalah tempat dari mana manusia mulai menyebar keluar.
Maka, “bumi” menunjuk kepada suatu tempat yang jauh dari “laut” dan yang berlawanan dengan apa yang diartikan oleh laut, -- yaitu suatu negeri yang dibentuk dari penduduk-penduduk yang datang dari mana-mana. Satu-satunya negeri atau bangsa yang sedemikian ini yang jauh dari Negeri Tua itu dan yang sangat berpengaruh seperti yang dilukiskan dalam binatang bertanduk dua ini yang naik setelah pembentukan binatang yang menyerupai macan tutul itu, dalam masa sejarah Protestan, ialah Amerika Serikat. Lagi pula, Amerika Serikat sudah menjadi sebuah kekuatan dunia, sehingga dengan begitu kita tidak perlu meragukan lagi. Dua tanduk dari binatang itu menunjuk kepada dua kekuatan politiknya yang memerintah -- yaitu partai Demokrat dan partai Republik. Tabiat mereka yang menyerupai anak domba itu memperlihatkan kesucian, tidak membahayakan, dan suka membantu. Tetapi bicara binatang itu seperti seekor naga membantah sama sekali penampilannya yang seperti anak domba itu.
Binatang bertanduk dua itu melakukan semua kekuasaan yang pernah dilakukan oleh binatang yang pertama, binatang yang menyerupai macan tutul itu, kembali memperlihatkannya sebagai suatu kekuatan dunia. Sesungguhnya, ia memerlukan suatu kekuatan yang sedemikian ini justru untuk memaksa semua penduduk bumi untuk berbakti sesuai dengan yang diperintahkannya, dan untuk melaksanakan sesuatu yang sama dengan sebuah pemerintahan gabungan gereja dan negara yang telah ketinggalan zaman seperti halnya Zaman-Zaman Pertengahan itu sendiri. Ya, ia membina sesuatu kekuatan yang sedemikian ini untuk mempengaruhi dunia, terkecuali mereka yang nama-namanya telah tercatat di dalam Kitab Hayat Anak Domba, untuk menyembah sujud kepadanya.
Baca Wahyu 13:11,12. Perubahan apa yang Anda lihat pada binatang ini dan siapa yang berbicara?
Tanduk - tanduk binatang yang seperti anak domba dan suara naga dari lambang itu menunjukkan kontradiksi hebat antara pengakuan dan praktek bangsa yang dilambangkan. “Berbicara” suatu bangsa adalah tindakan kekuasaan legislatif dan yudikatifnya. Oleh tindakan seperti itu ia akan berdusta kepada prinsip - prinsip kebebasan dan kedamaian yang telah ditetapkannya sebagai landasan kebijaksanaannya. Ramalan bahwa ia akan berbicara “seperti naga” dan menggunakan “seluruh kuasa binatang yang pertama itu,” dengan jelas meramalkan pengembangan roh tidak tenggang rasa dan penganiayaan yang ditunjukkan oleh bangsa-bangsa yang dilambangkan oleh naga dan binatang yang seperti macan tutul itu. Dan pernyataan bahwa binatang dengan dua tanduk yang “menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama,” menunjukkan bahwa kekuasaan bangsa ini akan digunakan untuk memaksakan penurutan yang akan menjadi tindakan penghormatan kepada kepausan. GC 442.1
Setelah amaran terhadap penyembahan binatang dan patungnya nubu-atan menyatakan, “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.” Sementara mereka yang menuruti perintah-perintah Allah ditempatkan pada posisi yang bertentangan dengan mereka yang menyembah binatang itu dan patungnya dan yang menerima tandanya, maka pemeliharaan hukum Allah pada satu pihak dan pelanggarannya di pihak yang lain, akan membuat perbedaan antara penyembah Allah dan penyembah binatang itu. GC 445.3
Ciri-ciri khas binatang itu, dan dengan demikian juga patungnya, adalah pelanggaran kepada perintah-perintah Allah. Daniel berkata mengenai tanduk kecil kepausan itu, “la berusaha untuk mengubah waktu dan hukum.” (Daniel 7:25). Dan Rasul Paulus menggolongkan kekuasaan yang seperti itu kepada “manusia durhaka,” yang meninggikan dirinya melebihi Allah. Nubuatan yang satu melengkapi nubuatan yang lain. Hanya dengan mengubah hukum Allah kepausan dapat meninggikan dirinya melebihi Allah; barangsiapa dengan sadar memelihara hukum yang sudah diubah itu akan memberikan penghargaan tertinggi kepada kekuasaan yang mengadakan perubahan itu. Tindakan penurutan kepada hukum-hukum kepausan seperti itu adalah tanda kesetiaan dan kepatuhan kepada paus yang menggantikan kedudukan Allah. GC 446.1
Sementara penyembah-penyembah Allah terutama akan dibedakan oleh perhatian mereka kepada hukum keempat, – oleh karena ini adalah tanda kuasa penciptaan-Nya, dan kesaksian kepada tuntutan-Nya atas penghargaan dan penghormatan manusia – maka penyembah-penyembah binatang itu akan dibedakan oleh usaha-usaha mereka untuk menghancurkan peringatan Khalik, Pencipta, untuk meninggikan lembaga Roma. Adalah untuk kepentingan hari Minggu sehingga kepausan pertama kali menyatakan tuntutannya yang sombong (Lihat Lampiran); dan usaha yang pertama untuk mendapatkan kekuasaan negara memaksakan pemeliharaan hari Minggu sebagai “hari Tuhan.” Tetapi Alkitab menunjuk kepada hari ketujuh, dan bukan hari pertama, sebagai hari Tuhan. Kristus berkata, “Jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.” Hukum yang keempat menyatakan, “Tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Aliahmu.” Dan melalui Nabi Yesaya Tuhan menunjukkan sebagai “hari kudus-Ku.” (Markus 2:28; Yesaya 58:13). GC 446.3