Misi kepada Orang yang Berkuasa

Pelajaran 9, Triwulan ke-4, 25 November - 1 Desember 2023.

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
Download Pdf

Sabat Sore, 25 Nopember

Ayat Hafalan:

“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” KJV - Matius 16:26


Satu-satunya keberuntungan abadi yang dapat diperoleh manusia adalah diperoleh melalui kebenaran, melalui jalan Tuhan dan pada waktu-Nya. Kehidupan yang sukses bukanlah kehidupan yang mendapat kekayaan dan ketenaran dalam kehidupan ini dan tidak untuk kehidupan yang akan datang. Sebaliknya, orang yang sukses menjamin kekayaan abadinya dengan setiap hari membuat jalan yang lurus untuk dilalui kakinya, dan dengan demikian dia juga menjamin kesuksesan hidupnya saat ini. Tuhan mengendalikan penyaluran kekayaan dan Dia tidak memberikan kepada umat-Nya sebagai berkat jika mereka itu egois. Jika orang-orang seperti itu memperoleh kekayaan, maka hal itu selalu merupakan kutukan bagi mereka.

Saudara ingat Ayub, Ayub adalah orang yang sangat kaya karena dia mungkin adalah sahabat terbaik Tuhan di dunia pada saat itu. Setidaknya Iblis menjadi iri hati padanya dan mengatakan kepada Tuhan bahwa Ayub tidak sebaik yang Tuhan pikirkan, dan dia dapat membuktikannya jika dia diizinkan untuk membawa cukup banyak kesusahan dan penderitaan kepadanya. Dan suadara ingat bahwa Tuhan mengizinkan Iblis melakukan apa pun yang dia inginkan terhadap Ayub, kecuali mengambil nyawanya. Di tengah-tengah api penderitaannya yang berat dan pedih, Ayub menyatakan, “Walaupun Dia membunuh aku, namun aku tetap percaya kepada-Nya.” Ayub 13:15. Karena Ayub tidak gagal, dia pada akhirnya menjadi lebih kaya berkali-kali lipat dibandingkan sebelumnya. Umat Tuhan tidak menjadi kaya dalam hal apapun hanya dengan berpura-pura bodoh. Juga tidak menolong mereka dengan berbuat mengasihani diri mereka sendiri pada saat-saat sulit. Ketika seseorang mengasihani dirinya sendiri, setidaknya dia telah membawa dirinya ke jalan buntu, atau bahkan mendapat kekalahan total. Tidak satupun dari umat Tuhan, mereka dipanggil untuk menanggung beban berat kesulitan mereka, dan merasa bahwa pengorbanan ini terlalu besar. Secara umum, semua orang ini memiliki sebuah kekuatan penyeimbang yang sulit dijelaskan selain mengatakan bahwa itu adalah anugerah dari Tuhan yang dianugerahkan-Nya kepada mereka yang dekat dan berhubungan erat serta bersatu dengan-Nya. 

Minggu, 26 November

Nebukadnezar


Bacalah Daniel 4. Apa yang terjadi pada raja di sini, dan apa yang dapat kita pelajari dari hal ini tentang keselamatan yang datang kepada salah satu orang yang paling berkuasa di dunia?

Nebukadnezar diberi sebuah mimpi. Karena merasa terganggu dengan mimpi itu, ia memanggil orang-orang bijak di kerajaannya untuk memberitahukan tafsiran mimpi itu. Mereka datang tetapi tidak ada yang bisa mereka lakukan. Akhirnya Daniel dibawa ke hadapan raja. Setelah mendengar cerita raja tentang mimpinya, Daniel berkata:

Dan. 4:24-26, 28 – “Inilah maknanya, ya raja, dan inilah putusan Yang Mahatinggi mengenai tuanku raja: tuanku akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggal tuanku akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepada tuanku akan diberikan makanan rumput, seperti kepada lembu, dan tuanku akan dibasahi dengan embun dari langit; dan demikianlah akan berlaku atas tuanku sampai tujuh masa berlalu, hingga tuanku mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Yang dikatakan tentang membiarkan tunggul pohon itu, berarti: kerajaan tuanku akan kembali tuanku pegang segera sesudah tuanku mengakui, bahwa Sorgalah yang mempunyai kekuasaan….. Semuanya itu terjadi atas raja Nebukadnezar.”

Raja mendengar penafsiran itu, dan dia memahami ketetapan itu. Namun demikian, ia tidak mau mengakui bahwa ada yang lebih besar daripada dirinya. Kemudian terjadilah bahwa

Ayat 29, 30 – “Sebab setelah lewat dua belas bulan, ketika ia sedang berjalan-jalan di atas istana raja di Babel, berkatalah raja: "Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?”

Pernyataan yang luar biasa setelah mendengar ketetapan Allah! Raja itu belum mengetahui bahwa Allah lah yang memerintah bangsa-bangsa, yang mengangkat raja-raja dan melengserkan raja-raja. Sekarang mari kita dengarkan jawaban Allah atas kebodohan raja itu:

Ayat 31-33 – “Raja belum habis bicara, ketika suatu suara terdengar dari langit: "Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa kerajaan telah beralih dari padamu; engkau akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalmu akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepadamu akan diberikan makanan rumput seperti kepada lembu; dan demikianlah akan berlaku atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!" Pada saat itu juga terlaksanalah perkataan itu atas Nebukadnezar, dan ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung.

Bahkan sampai hari ini, ada yang tidak menyadari bahwa Allah berkuasa, bahwa manusia tidak terlepas dari-Nya meskipun mereka diizinkan untuk memilih apakah mereka akan melayani Dia atau tidak. Raja Kasdim itu tidak perlu tinggal bersama binatang-binatang di padang, tetapi karena ia tidak dapat belajar dengan cara yang mudah, yaitu dengan kata-kata, maka ia dikeluarkan dari istananya dan dimasukkan ke dalam kandang, dan di sana ia harus belajar melalui pengalaman, yaitu dengan cara yang sulit. Pada akhir tujuh tahun, setelah dia lulus, demikianlah dikatakan, dari sekolah Tuhan yang penuh dengan pukulan keras, maka raja itu berjalan kembali ke istananya, dan berkata:

Ayat 34-37 – “Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun. Semua penduduk bumi dianggap remeh; Ia berbuat menurut kehendak-Nya terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi; dan tidak ada seorang pun yang dapat menolak tangan-Nya dengan berkata kepada-Nya: "Apa yang Kaubuat?" Pada waktu akal budiku kembali kepadaku, kembalilah juga kepadaku kebesaran dan kemuliaanku untuk kemasyhuran kerajaanku. Para menteriku dan para pembesarku menjemput aku lagi; aku dikembalikan kepada kerajaanku, bahkan kemuliaan yang lebih besar dari dahulu diberikan kepadaku. Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.

Melalui kesombongan dan ketidakpatuhannya kepada Allah, Nebukadnezar membuat hidupnya sengsara, tetapi pada akhirnya dia sadar.

Senin, 27 November

Naaman


Bacalah 2 Raja-raja 5:1-19. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini tentang menjangkau orang lain untuk Tuhan?

“‘Naaman, panglima pasukan raja Syria, adalah seorang yang besar di hadapan tuannya, dan terhormat, karena melalui dia TUHAN telah memberikan kelepasan kepada Syria, dan ia juga seorang yang gagah perkasa, tetapi ia seorang yang berpenyakit kusta.’ PK 244.1

“Benhadad, raja Aram, telah mengalahkan tentara Israel dalam peperangan yang mengakibatkan kematian Ahab. Sejak saat itu bangsa Aram telah membuat garis perbatasan peperangan terhadap Israel, dan di dalam salah satu dari jarahan mereka telah membawa seorang anak perempuan kecil yang ketika di negeri tawanan, “ia menjadi pelayan pada istri Naaman.” Sebagai seorang budak yang jauh dari rumahnya, bagaimanapun keadaannya gadis kecil ini menjadi salah satu saksi Allah yang tanpa disadari sedang memenuhi rencana atas mana Allah telah memilih Israel sebagai umat-Nya. Sementara ia bekerja di rumah orang kafir ini, rasa sayangnya tercurah kepada tuannya; dan sambil mengingat mukjizat-mukjizat ajaib tentang penyembuhan yang dilakukan Elisa, berkatalah ia kepada nyonyanya, “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu! maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.” Ia mengetahui bahwa kuasa Surga menyertai Elisa, dan ia percaya bahwa oleh kuasa ini Naaman dapat disembuhkan. PK 244.2

“Tingkah laku gadis tawanan ini, cara yang diterapkannya sendiri di rumah orang kafir itu, adalah suatu kesaksian yang kuat terhadap kuasa pendidikan dalam rumah tangga sewaktu masih kecil. Tidak ada kepercayaan lebih tinggi daripada yang diserahkan kepada para ayah dan ibu dalam memelihara dan mendidik anak-anak mereka. Orangtua haruslah menanamkan dasar-dasar tabiat dan kelakuan. Oleh teladan dan pengajaran mereka masa depan anak-anaknya sebagian besar ditentukan.” PK 245.1

Naaman mendengar perkataan yang gadis itu telah sampaikan kepada nyonyanya; dan setelah memperoleh izin dari raja, ia berangkat pergi mencari kesembuhan, dengan membawa serta, “sepuluh talenta perak, dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian.” Ia juga membawa sebuah surat dari raja Aram kepada raja Israel, di mana tercantum berita, “Bahwa, aku menyuruh….. Naaman, pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya.” Ketika raja Israel membaca surat itu, “dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata, Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikan dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku.” PK 246.2

“Berita mengenai hal itu sampai kepada Elisa, dan ia mengirimkan kabar kepada raja, yang mengatakan, “Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel.” PK 246.3

“Kemudian datanglah Naaman dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa.” Melalui seorang pesuruh nabi itu menyuruhnya, “Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir.” PK 246.4

Naaman telah mengharapkan untuk menyaksikan pernyataan kuasa yang ajaib dari surga. “Aku sangka,” katanya, “bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku.” Ketika diberitahu mandi di Yordan, kesombongannya bangkit, dan dengan merasa terhina serta kecewa ia berseru, “Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?” “Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati.” PK 246.5

Roh sombong Naaman memberontak melawan jalan yang ditunjukkan oleh Elisa. Sungai-sungai yang disebutkan oleh panglima Aram ini dikelilingi hutan-hutan kecil yang indah, dan berbondong-bondong orang yang datang ke tepi sungai-sungai yang jernih ini untuk menyembah berhala mereka. Martabat jiwa kemanusiaan Naaman tidak akan direndahkan apabila ia turun ke dalam salah satu dari sungai-sungai tersebut. Tetapi hanyalah oleh menurut petunjuk-petunjuk khusus dari nabi itu barulah ia boleh mendapat kesembuhan. Kerelaan menurut akan mendatangkan hasil yang diinginkan. PK 249.1

Pegawai-pegawai Naaman menganjurkan kepadanya untuk melaksanakan petunjuk-petunjuk Elisa: “Seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu,” bujuk mereka, “Bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu, mandilah dan engkau akan menjadi tahir.” Iman Naaman sedang diuji, sementara kecongkakan berjuang untuk menguasai. Tetapi iman memperoleh kemenangan, dan orang Aram yang tinggi hati itu menyerahkan kesombongan hatinya dan tunduk takluk kepada kehendak Yehova yang dinyatakan. Tujuh kali ia membenamkan dirinya ke dalam sungai Yordan, “sesuai dengan perkataan abdi Allah itu.” Imannya mendapat kehormatan; “pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.” 249.2

Dengan bersyukur “kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu,” serta berkata, “Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel.” PK 249.3

Selasa, 28 November

Bersaksi kepada yang Terpelajar: Nikodemus


Bacalah Yohanes 3:1-12. Apa yang dinyatakan cerita ini sehubungan dengan kebutuhan rohani Nikodemus dan bagaimana Yesus langsung menanggapinya?

Ayat 4-8 – “Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

Pengakuan Nikodemus bahwa Yesus adalah Anak Allah membuat persoalannya menjadi sangat berat. Dengan mengetahui siapa Yesus, ia seharusnya tidak perlu malu untuk dilihat berada dalam rombongan Yesus. Ia juga seharusnya tidak perlu takut terhadap semua musuh Yesus. Ia seharusnya mempertimbangkan suatu kehormatan untuk bergabung dengan Anak Allah, dengan suatu Makhluk Semawi. Tetapi karena Nikodemus malu dilihat bersama-sama dengan Yesus, dan merasa bangga berada bersama-sama dengan orang-orang Farisi, maka ia perlu sekali menguburkan “manusia lama” itu, lalu bangkit dalam kehidupan yang baru -- ia perlu dilahirkan kembali.

Terhadap pertanyaan, “Bagaimanakah dapat seseorang dilahirkan kembali apabila ia sudah tua?” Yesus menjawab, “Kecuali seseorang dilahirkan kembali oleh air dan oleh Roh, maka ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Nikodemus harus dibaptiskan, ia harus mengakui Yesus secara terbuka sebagai Anak Allah, lalu memperoleh Roh Kebenaran.

Dan ilustrasi, bahwa “angin bertiup kemana dikehendakinya, dan kamu mendengar bunyinya, tetapi tak dapat mengetahui dari mana datangnya dan ke mana perginya; demikianlah setiap orang yang dilahirkan oleh Roh”, menunjukkan dengan tegas, bahwa untuk sungguh-sungguh mengetahui apa artinya dilahirkan oleh Roh ialah supaya memiliki pengalaman menjadi salah seorang dari murid-murid-Nya, dipenuhi dengan Roh Suci, dan pengalaman memberitakan Kebenaran-Nya. Yesus, dengan memperbandingkan pengikut-pengikut-Nya, yaitu orang-orang yang dilahirkan kembali, dengan angin, membuat kenyataan ini menjadi semakin jelas; sebab jika murid-murid-Nya adalah sama dengan angin, jika tidak seorang pun mengetahui dari mana datangnya mereka itu dan ke mana mereka itu pergi, maka satu-satunya jalan untuk menemukan ialah menjadi satu dengan mereka.

Karena Yesus sendiri untuk menjadi satu dengan kita Ia harus dilahirkan kembali; Ia harus menjadi seorang manusia di bumi. Dan bagi kita untuk menjadi satu dengan Dia, kita harus dilahirkan kembali, yaitu dilahirkan oleh Roh. Perbedaannya ialah, bahwa Yesus pertama-tama lahir sebagai seorang rohani, seorang makhluk Ilahi, dan kemudian sebagai seorang makhluk manusia; sebaliknya kita pertama-tama lahir adalah mahluk-mahluk manusia, dan kemudian mahluk-mahluk rohani. Berbicara secara nubuatan dari hal kelahiran Yesus, nabi Yesaya menuliskannya sebagai berikut:

Rabu, 29 November

Misi kepada Orang Kaya


Bacalah Matius 19:16-22. Pelajaran apa yang dapat kita petik dari kisah ini, seseorang yang tidak menerima Yesus, yang sangat berbeda dengan Nikodemus?

Yesus dihadapkan pada seorang penghulu muda yang kaya raya, yang berkata kepada-Nya, “Aku telah menaati hukum Taurat. Namun, apa yang harus saya lakukan untuk masuk ke dalam hidup yang kekal? Berikut ini jawabannya:

Lukas 18:22 – Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: "Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Untuk memahami ayat ini, kita harus membaca ayat lain yang menyertainya:

Yohanes 3:1-3 – Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

Baik orang muda yang kaya maupun Nikodemus adalah penguasa, dan meskipun Nikodemus mungkin tidak sekaya orang muda itu, namun ia tidak miskin. Tetapi mengapa yang satu diminta untuk membagikan kekayaannya kepada orang miskin, dan yang satunya lagi diminta untuk dilahirkan kembali? Mengapa keduanya tidak membayar harga yang sama untuk mendapatkan keselamatan? Inilah alasannya:

Untuk menghindari agar tidak terlihat bersama-sama dengan Yesus, Nikodemus datang kepada-Nya, bukan pada siang hari, melainkan secara diam-diam pada malam hari, sedangkan penghulu muda itu datang kepada Yesus bukan hanya pada siang hari, melainkan juga pada saat orang banyak sedang bersama-sama dengan Yesus. Oleh karena itu, rintangan utama dari penghulu muda yang kaya itu adalah kekayaannya, dan rintangan utama Nikodemus adalah kesombongannya. Maka, jelaslah bahwa penyakit yang satu memerlukan jenis pengobatan yang satu, dan penyakit yang lain memerlukan jenis pengobatan yang lain lagi.

Yesus tidak pernah meminta siapa pun untuk memeluk agama-Nya, tetapi Dia meminta mereka untuk “mengikuti-Nya”, menjadi salah satu murid-Nya. Penghulu muda yang kaya raya itu tidak dapat mengikut Tuhan karena hatinya berpusat pada kekayaannya sendiri. Dan Nikodemus tidak dapat mengikut Tuhan karena ia terlalu sombong untuk terlihat berada di tengah-tengah kelompok orang-orang yang tidak populer dan Yesus yang dibenci yang diikuti oleh para nelayan yang rendah. Untuk menyingkirkan rintangan-rintangan itu, yang satu harus menyingkirkan kekayaannya, dan yang satunya lagi harus menyingkirkan kesombongannya. Untuk melenyapkan kesombongan, seseorang harus dilahirkan kembali, harus menjadi manusia baru. Tetapi untuk melenyapkan cinta uang, seseorang harus memberikan uangnya kepada mereka yang benar-benar membutuhkannya.

Alkitab mencatat bahwa Abraham sangat kaya. Namun ia disebut sebagai “sahabat Allah”. Oleh karena itu, kekayaan itu sendiri dapat menjadi berkat, meskipun lebih sering menjadi kutukan. Namun, kesombongan tidak pernah baik.

Kamis, 30 November

Misi untuk Yang Maha Kuasa


Baca Matius 27:57-60. Apa yang diceritakan kisah ini kepada kita tentang bagaimana Tuhan menggunakan seorang kaya yang jelas-jelas terkena dampak dari Yesus?

“Yusuf adalah murid Kristus, namun di masa lalu dia tidak mengidentifikasi dirinya dengan Dia karena takut terhadap orang Yahudi. Kini ia dengan berani menghadap Pilatus dan meminta jenazah Yesus. Dia adalah orang kaya, dan ini memberinya pengaruh terhadap gubernur. Seandainya dia menundanya, jenazah Juruselamat akan ditempatkan bersama jenazah para pencuri di kuburan yang tidak terhormat.” 12MR 419.2

Yesaya 45 : 1 : “Demikianlah firman Tuhan kepada orang yang diurapi-Nya, yaitu, kepada Kores, yang tangan kanannya telah Ku pegang, untuk menundukkan bangsa-bangsa di hadapannya, dan Aku akan melucuti raja-raja, untuk membukakan pintu-pintu gerbang yang berdaun pintu dua itu di hadapannya, dan pintu-pintu gerbang itu tidak akan tertutup.”

Pada waktu nabi Yesaya menulis tentang dirinya, Kores, yang telah memerintahkan bala tentara orang-orang Medo-Persia itu memasuki Babil, belum lagi lahir. Tetapi Allah tetap ingat akan janji-Nya, maka pada waktu Belshazar merasa betul-betul aman pada malam pesta pora asusila dan yang berbahaya itu Allah membukakan kepada Kores pintu-pintu gerbang yang berdaun pintu dua itu dan memungkinkan kerajaan itu ditaklukkan. Di sanalah orang-orang Medi dan orang-orang Persia itu menemui Daniel dan teman-temannya, yang telah membawa perhatian Kores kepada Injil yang tidak saja meramalkan kemenangannya, melainkan juga meramalkan namanya. Karena melihat dan merasakan kuasa Allah, maka Kores tergerak untuk mengeluarkan keputusan berikut ini :

Ezra 1 : 2 – 11 : “Demikianlah titah Kores, raja Persia, bahwa Tuhan Allah yang di surga telah mengaruniakan kepadaku segala kerajaan di bumi; maka disuruh-Nya aku membuat bagi-Nya sebuah rumah di Yerusalem, yaitu di tanah Yehuda. Siapakah gerangan di antara kamu sekalian yang daripada umat-Nya, kiranya Allah menyertai akan dia, dan biarlah ia pergi naik ke Yerusalem yang di tanah Yehuda itu, dan membangunkan rumah Tuhan Allah Israel itu, (Ia adalah Allah), yang diam di Yerusalem. Maka barangsiapa yang tinggal pada salah suatu tempat ia menumpang seperti orang dagang, hendaklah segala orang tempat itu membantu akan dia dengan emas perak dan harta benda dan dengan binatang-binatang, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah yang di Yerusalem itu. Kemudian daripada itu bangkitlah penghulu dari bapa-bapa suku Yehuda dan Benyamin, dan para imam, dan orang-orang Lewi, berikut semua mereka yang tergerak hatinya oleh Allah, pergi naik untuk membangun rumah Tuhan yang di Yerusalem itu. Maka segala orang yang duduk sekeliling mereka itu menguatkan tangan-tangan mereka dengan bejana-bejana perak, dengan emas, dengan harta benda, dan dengan binatang-binatang, dan dengan berbagai benda yang indah-indah, di samping semua yang rela dipersembahkan. Dan lagi dikeluarkan oleh raja Kores segala bejana rumah Tuhan yang oleh Nebukadnezar telah dibawa ke luar dari Yerusalem dan yang telah ditaruhnya di dalam rumah dewa-dewanya; bahkan Kores, raja Persia itu telah menyuruh keluarkan semua itu di bawah pengawasan Mitredat, bendahara raja, dan memperhitungkan semuanya itu kepada Sesbazar, penghulu Yehuda. Maka inilah daftar jumlahnya : tiga puluh bokor emas, seribu bokor perak, dua puluh sembilan pisau, tiga puluh piala emas, empat ratus sepuluh piala-piala perak, dan seribu buah bejana-bejana lainnya. Semua bejana emas dan perak ada lima ribu empat ratus buah. Semuanya ini dibawa oleh Sesbazar sewaktu orang-orang buangan itu dibawa pulang dari Babil ke Yerusalem.”

Adalah tidak sukar melihat, bahwa kalau saja para penghulu Kerajaan Medo-Persia itu terus memerintah dalam roh yang sama seperti yang dimiliki Kores, maka kerajaan itu sudah akan bertahan sampai kepada hari ini. Sungguhpun begitu kerajaan itu telah menyerah kepada Gerika, Gerika menyerah kepada Romawi, dan Romawi menyerah kepada bangsa-bangsa yang ada sekarang. Cukup jelas terlihat, bahwa kerajaan-kerajaan yang ada sekarang masih tetap berdiri karena Allah telah menghendakinya demikian itu.

Jumat, 1 Desember

Pelajaran Lanjutan

“Rencana untuk Kelas Atas Akan Menjangkau Semua – Bawalah pikiran Anda ke kebesaran pekerjaan itu. Rencana-rencanamu yang sempit, gagasan-gagasanmu yang terbatas, tidak boleh masuk ke dalam metode kerjamu. Harus ada reformasi dalam hal ini, dan akan ada lebih banyak sarana yang digunakan untuk memungkinkan pekerjaan ini diangkat ke posisi yang tinggi dan mulia yang seharusnya disandangnya. Akan ada orang-orang yang memiliki harta yang mampu melihat sesuatu dari sifat pekerjaan ini, meskipun mereka tidak memiliki keberanian untuk mengangkat salib dan menanggung celaan yang menyertai kebenaran yang tidak populer. Pertama-tama jangkaulah kelas-kelas atas jika mungkin, tetapi janganlah mengabaikan kelas-kelas yang lebih rendah. Ev 553.2

“Namun, rencana-rencana dan upaya-upaya yang dilakukan di berbagai bidang telah sedemikian rupa dibentuk sehingga hanya kalangan bawah saja yang dapat dijangkau. Tetapi, metode-metode dapat dirancang untuk menjangkau kelas-kelas atas yang membutuhkan terang kebenaran dan juga kelas-kelas yang lebih rendah. Mereka melihat kebenaran, tetapi mereka seolah-olah berada dalam perbudakan kemiskinan, dan melihat kelaparan di hadapan mereka jika mereka menerima kebenaran. Rencanakanlah untuk menjangkau kelas-kelas terbaik, dan Anda tidak akan gagal menjangkau kelas-kelas yang lebih rendah. Letter 14, 1887.” Ev 553.3