Injil yang Kekal

Pelajaran 3, Triwulan ke-2, 8-14 April 2023

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 8 April

Ayat Hafalan:

“Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,” - Wahyu 14:6


“Pekerjaan Allah adalah sama pada segala zaman, sekalipun ada perbedaan di dalam taraf perkembangan dan pernyataan yang berbeda dari kuasaNya, untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam zaman yang berbeda. Mulai dengan janji Injil yang pertama dan terus sampai kepada zaman bapa-bapa, dan bangsa Yahudi, dan bahkan sampai kepada zaman ini, senantiasa ada pernyataan yang berangsur-angsur tentang maksud Allah di dalam rencana penebusan. Juruselamat yang dilambangkan di dalam upacara-upacara hukum Yahudi adalah Juruselamat yang sama seperti yang dinyatakan di dalam Injil. Awan yang menyelubungi bentuk keilahianNya telah diangkat; kabut dan bayangan itu telah hilang lenyap; dan Yesus, Penebus dunia ini, telah dinyatakan. Ia yang telah mengumumkan hukum itu dari gunung Sinai, dan menyerahkannya kepada Musa peraturan-peraturan daripada hukum upacara adalah Oknum yang sama yang telah memberikan Khotbah di atas bukit. Prinsip-prinsip yang besar dari kasih kepada Allah yang Ia tetapkan sebagai landasan daripada hukum dan kitab nabi-nabi, hanya merupakan ulangan daripada apa yang telah dikatakanNya kepada bangsa Ibrani melalui Musa: “Dengarlah olehmu, hai Israel! sesungguhnya Hua, Allah kita, Hua itu esa adanya. Hendaklah kamu mengasihi akan Tuhan, Aliahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segala kuatmu.” Ulangan 6:4, 5. “Hendaklah engkau mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri.” Imamat 19:18. Di dalam kedua zaman itu gurunya sama. Tuntutan Allah adalah sama. Prinsip-prinsip pemerintahanNya adalah sama. Karena semuanya itu keluar dari Dia “yang tiada berubah dan yang tidak berbayang perubahanNya.” Yakub 1:17. PP 373.2

Minggu - 9 April

Kitab Pengharapan yang Dipenuhi Kasih Karunia


Bacalah Wahyu 1:1-3 dan Wahyu 14:6. Bagaimanakah ayat-ayat ini bersama-sama memberitakan kepada kita mengenai tidak hanya kitab Wahyu tetapi juga tentang “Injil yang kekal”?

Untuk memperoleh Wahyu itu, yaitu buku yang terakhir dari Alkitab, Yohanes telah dua kali dibawa dalam Roh. Untuk melihat ini kita akan membaca Wahyu 1:10, dan Wahyu 4:2.

Wahyu 1:10 – “Aku berada dalam Roh pada hari Tuhan, dan ku dengar di belakangku suatu suara besar, seperti bunyi trompet.”

Ini adalah kesempatan pertama Yohanes di dalam Roh, dan sementara di dalam-Nya itu ia telah menerima pasal 1, 2, dan 3.

Wahyu 4:2 – “Dan segera aku berada dalam Roh; lalu tengoklah, suatu tahta terdiri di dalam surga, dan Seseorang duduk di atas tahta itu.”

Inilah kesempatan kedua Yohanes di dalam Roh, masa dimana ia menerima pasal 4 sampai dengan 22.

Sembilan ayat pertama dari pasal 1 berisikan perkenalan dari Yohanes terhadap buku itu, dan merupakan suatu kesimpulan singkat dari apa yang telah disaksikannya. Ayat-ayat sisa dari pasal 1 itu berisikan perkenalan dari Tuhan terhadap Buku Wahyu, setelah mana di dalam pasal 2 dan 3 diberikan suatu pekabaran khusus untuk disampaikan kepada tujuh sidang jemaat. Inilah semua yang dilihat Yohanes sewaktu ia berada dalam Roh pada pertama kalinya.

Sekarang datang kepada pasal 4 dan pasal 5, kita membaca akan apa yang dilihat Yohanes pada kedua kalinya ia berada dalam Roh.

Pasal 4 dan pasal 5 sebagaimana kita saksikan, berisikan suatu pemandangan tentang suatu peristiwa penting yang membuat Buku itu dibukakan dari meterai-meterainya. Apa yang telah terbit dari Buku itu, sesungguhnya, adalah Wahyu dari Yesus Kristus, dari hanya Dia Yang layak untuk membukakan Buku itu.

Demikianlah bahwa “Wahyu dari Yesus Kristus itu” dimulai dengan pasal yang keenam dan berakhir dengan pasal yang terakhir dari Buku itu, yaitu pasal-pasal dimana tercatat perkara-perkara yang diperlihatkan sesudah pemecahan tujuh meterai itu. Jadi, Wahyu itu terdiri dari perkara-perkara yang telah disegel dengan tujuh meterai.

Jelaslah sekarang, bahwa itulah “Wahyu dari Yesus Kristus yang dikaruniakan Bapa-Nya kepada-Nya”, artinya, kepada Yesus Allah mengaruniakan Buku itu. Yesus mengambilnya, memecahkan semua meterai yang menyegelnya, lalu membukakan semua perkara yang tak seorangpun dapat mengungkapkannya kecuali Dia. Oleh sebab itu, Tujuh Meterai itu, meliputi semua “Wahyu dari Yesus Kristus yang dikaruniakan Allah kepada-Nya”, dan terdiri dari perkara-perkara yang terbit dari Buku itu. Lagi pula, Wahyu itu, terdapat dalam tujuh bagian, sebab masing-masing meterai itu mengemukakan bagian tertentu dari Wahyu: Meterai pertama mengemukakan perkara-perkara yang tercatat di dalam pasal enam, ayat dua; meterai yang kedua mengemukakan perkara-perkara dari ayat empat; meterai ketiga mengemukakan perkara-perkara dari ayat lima dan ayat enam; meterai keempat mengemukakan perkara-perkara dari ayat 7 dan ayat 8; meterai kelima mengemukakan perkara-perkara dari ayat sembilan sampai ayat sebelas; meterai keenam mengemukakan perkara-perkara dari ayat dua belas dan terus sampai ke pasal ke delapan; meterai ketujuh mengemukakan perkara-perkara dari pasal delapan sampai termasuk pula pasal dua puluh dua. Bahwa semua pasal ini adalah kelanjutan dari pasal enam terlihat dari kenyataan, bahwa setiap pasal dimulai dengan kata penghubung ”Dan.”

Jadi, Wahyu itu, dengan demikian terbagi dalam tujuh bagian. Dengan begitu apabila kita berbicara dari hal Tujuh Meterai, kita sesungguhnya sedang berbicara dari hal Wahyu itu.

Yang terakhir dari meterai-meterai itu, yaitu meterai yang ketujuh, adalah terbagi lagi menjadi tujuh bagian, yaitu Tujuh Trompet, yang dimulai dengan pasal delapan, dan ternyata berakhir dengan pasal sebelas.

Hal selanjutnya yang perlu dicatat ialah peristiwa yang menyebabkan Buku itu dibuka….

Peristiwa apakah itu yang telah membuat meterai-meterai dari Kitab itu terlepas? -- Untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan ini, maka kita hendaknya pertama-tama memperhatikan anggota-anggota yang duduk di dalam pertemuan besar itu. Kita saksikan di sana duduk Seorang di atas tahta, kemudian Anak Domba itu, selanjutnya para tua-tua, dan berjuta-juta malaikat yang mengelilingi tahta itu, juga “binatang-binatang” itu yang telah mengaku sendiri, bahwa mereka adalah lambang yang mewakili orang-orang tebusan, karena mereka katakan, “karena Engkau sudah tersembelih, dan Engkau telah menebus kami bagi Allah oleh darah-Mu dari setiap suku, dan bahasa, dan umat, dan bangsa.” Wahyu 5:9.

Apalagi yang dapat dilambangkan oleh pertemuan besar yang sedemikian ini kalau bukan suatu sidang Pehukuman. Di sana kita saksikan Hakim Pengadilan, Pembela agung kita, duduk di atas tahta, kemudian Anak Domba, lalu para juri yang dua puluh empat orang itu, juga para malaikat yang menjadi saksi, dan keempat binatang yang melambangkan umat tebusan itu. Lagi pula, kitab Wahyu sendiri menyatakan dengan tegas bahwa peristiwa nubuatan itu adalah Pehukuman yang sedang berlangsung, karena katanya: “Takutlah akan Allah, dan muliakanlah Dia; karena jam pehukuman-Nya sudah tiba: dan sembahlah Dia yang telah menciptakan langit, dan bumi, dan laut, dan semua mata air.” Wahyu 14:7.

Senin - 10 April

Injil yang “Kekal”


Bacalah 1 Korintus 15:1-4, Roma 3:24-26, dan Roma 5:6-8. Bagaimanakah "Injil yang kekal" disajikan dalam ayat-ayat ini? Pengharapan besar apakah yang disajikan di sini bagi kita?

"Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, sebab saat penghakiman-Nya telah tiba." Untuk memperjelas waktu yang ditunjukkan dari pekabaran ini, kita harus mempertimbangkan wahyu Yohanes, yang, dari pasal empat sampai pasal dua puluh dua, terus berlanjut, tanpa jeda; yaitu, kata penghubung "dan" mengawali setiap pasal, menunjukkan bahwa semua wahyu ini diberikan kepada Yohanes pada saat "Suara" itu berkata kepadanya: "Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang akan harus terjadi sesudah ini" -- hal-hal yang akan terjadi beberapa waktu setelah ia memperoleh khayal itu. Dan Yohanes memperoleh khayal ini sekitar tahun 96 M, maka pekabaran malaikat yang pertama tidak mungkin diberitakan sebelum waktu itu, karena, sekali lagi, ia tidak menulis tentang hal-hal yang sudah berlalu, tetapi tentang hal-hal yang akan datang. Dan lagi: fakta bahwa ia berkata, "Aku melihat seorang malaikat lain (yang pertama)... yang membawa Injil yang kekal untuk diberitakan," semakin menunjukkan bahwa pekabaran malaikat ini belum diberitakan sebelum ia mendapat khayal itu, tetapi pekabaran ini akan diberitakan di masa depan dari saat itu. Lagi pula, tidak ada satu pun ayat dalam Alkitab maupun sejarah yang menunjukkan bahwa penghakiman itu dimulai pada atau sebelum zaman Yohanes. Dan lebih jauh, karena pekabaran malaikat pertama tidak pernah diberitakan sebelum tahun 1844, maka ketika jam penghakiman itu tiba, pekabaran malaikat ini disampaikan -- pekabaran tentang penghakiman.

Karena pemeriksaan penghakiman terbagi dalam dua bagian (yang pertama, ditujukan kepada orang mati; yang kedua, kepada orang hidup), maka fakta itu terbukti bahwa meskipun pekabaran malaikat yang pertama, kedua, dan ketiga berlaku secara langsung pada masa penghakiman orang hidup, namun pekabaran-pekabaran itu juga harus berlaku pada masa penghakiman orang mati, meskipun secara tidak langsung. Dengan demikian, selain sebagai suatu peringatan akan peristiwa-peristiwa yang akan datang, semua itu telah diberitakan sejak tahun 1844. Oleh sebab itu, apabila penghakiman terhadap orang-orang hidup dimulai, dan apabila patung binatang itu sudah terbentuk sepenuhnya, maka pekabaran-pekabaran itu, dengan seruan nyaring, akan diulangi sebagai kebenaran sekarang kepada orang-orang hidup dan bukan bagi orang-orang mati.

Selasa - 11 April

Kisah Kasih Karunia


Bacalah Wahyu 13:8 dan 1 Petrus 1:18-20. Apa yang diajarkan ayat-ayat ini mengenai rencana keselamatan?

Roma 11:6 – “Dan jika oleh karunia, maka ia itu bukan lagi oleh karena perbuatan: sebab jika tidak demikian karunia itu bukan lagi karunia. Tetapi jika ia itu karena perbuatan, maka ia itu bukan lagi karunia, sebab jika tidak demikian perbuatan bukan lagi perbuatan.”

Kita telah terpanggil ke dalam pilihan Allah, demikianlah kata firman, bukan karena sesuatu perbuatan baik dari pihak kita sendiri, melainkan karena karunia Allah. Oleh sebab itu, kita, telah diundang untuk menjadi orang-orang Kristen, yaitu anak-anak Allah, bukan karena kita berhak untuk diangkat anak oleh-Nya, melainkan karena Ia berkenan terhadap kita. Sesungguhnya, tidak ada jalan lain oleh mana kita dapat diselamatkan, karena kita semua telah berdosa, maka sebab itu, bagaimana dapat kita diselamatkan kalau bukan oleh Dia, yaitu oleh karunia-Nya, Ia mengampuni segala dosa kita lalu membuat kita kembali memulai dari yang baru? Inilah yang disebut suatu kelahiran kembali, kesimpulan mana ialah bahwa kita tidak berhak untuk masuk ke dalam rumah tangga Allah. Dialah yang berhak memasukkan kita.

Oleh kelahiran badani kita telah dilahirkan sebagai orang-orang berdosa, tetapi oleh kelahiran rohani kita dilahirkan sebagai orang-orang benar. Karena dilahirkan sebagai orang-orang berdosa kita mengabdi kepada dosa, tetapi karena dilahirkan sebagai orang-orang benar kita mengabdi kepada kebenaran. Karena itu bukan oleh perbuatan, melainkan oleh “karunia” sehingga kita berada sekarang sebagaimana adanya.

Ibrani 11:1 – “Adapun iman itulah percaya yang sungguh akan hal perkara-perkara yang diharapkan, dan bukti akan hal perkara-perkara yang tidak kelihatan.”

Oleh iman, bukan oleh penglihatan, kita mengetahui bahwa kita adalah anak-anak Allah, yaitu warga negara dari pemerintahan-Nya. Dan karena demikian inilah kita tunduk kepada peraturan-peraturan-Nya dan hukum-hukum-Nya. Karena demikian inilah kita menghormati dan menghargai Dia sebagai Juruselamat dan Raja kita.

Marilah kita sekarang sebagai contoh melihat ke belakang ke sejarah Nuh. Nuh hidup di dalam sebuah dunia yang sangat jahat, seperti yang anda ketahui. Adalah sedemikian jahatnya, sehingga karena telah melebihi kemurahan Allah, maka Ia tak dapat lagi menahan diri-Nya sementara kejahatan terus berlangsung. Setelah sekian lamanya maka Ia memerintahkan Nuh supaya membangun sebuah bahtera, dan Ia berjanji bahwa semua orang, baik yang benar ataupun yang jahat, siapapun yang mau masuk ke dalam bahtera itu akan memperoleh kelepasan dari bencana banjir yang dahsyat itu. Oleh karena mereka tidak menghargai suatu tawaran kesayangan yang sedemikian ini, maka, kepada mereka ditawarkan kelepasan dari air bah hanya melalui “pembenaran oleh karunia” -- artinya mereka dihargai dengan pembenaran dan dikaruniai hidup yang mereka sendiri tidak hargai. Jadi kita saksikan “karunia” mengambil kesempatan untuk menyelamatkan orang berdosa jauh ke belakang sampai di masa sejarah Nuh. Maka demikianlah “dimana dosa melimpah, di sana karunia pun lebih melimpah lagi.” Roma 5:20.

Juga, di masa sejarah Abraham, hanya kira-kira 400 tahun sesudah air bah dunia telah terjerumus jatuh dalam penyembahan berhala, dan Allah telah memerintahkan Abraham untuk keluar meninggalkan rumah bapanya, meninggalkan negerinya yang penuh berhala itu, dan pergi ke suatu negeri yang lain, yaitu negeri yang diperuntukkan baginya dan bagi umat Allah saja. Dan karena setiap orang yang baik ataupun yang jahat, yang telah mengikuti Abraham dan Allahnya diijinkan dengan bebas untuk masuk ke Tanah Perjanjian itu seperti halnya orang-orang sebelum masa air bah telah diizinkan untuk memasuki bahtera, maka oleh karena itu, mereka pun, diberikan “pembenaran oleh karunia; artinya mereka diberi kesempatan istimewa untuk berpihak kepada Allah dengan Abraham, dan memperoleh bagian berkat, tetapi bukan karena sesuatu perbuatan baik dari pihak mereka sendiri. Setelah bertahan sampai kepada penghabisan, maka Abraham, yang imannya tidak gagal itu telah menjadi bapa dari semua orang yang oleh “pembenaran oleh karunia” mencapai “pembenaran oleh iman.” Oleh karena anda saksikan bahwa “pembenaran oleh karunia” yang mula-mula membawa kita masuk ke dalam “pembenaran oleh iman”, maka pahalanya ialah “pembenaran dari Kristus”.

Kemudian dalam sejarah datanglah suatu masa dimana siapa saja, baik orang yang baik maupun orang yang jahat, bersama-sama mengikuti pergerakan Eksodus keluar dari Mesir, mereka memperoleh kelepasan dari tuan-tuan tanah kepunyaan Firaun dan dari kejaran tentara Firaun yang mengejar mereka itu dari belakang. Kelepasan ini mereka peroleh bukan karena mereka berhak memperoleh kelepasan, melainkan karena “karunia” Allah terhadap mereka itu. (Lihat Yehezkiel 20:1–8). Demikianlah “mereka semua ..... berada di bawah awan, dan semua berjalan melalui laut; dan semuanya telah dibaptis bagi Musa di dalam awan dan di dalam laut; dan semuanya memakan makanan rohani yang sama; dan semuanya meminum minuman rohani yang sama: karena mereka minum dari Batu Karang rohani yang mengikuti mereka: dan Batu Karang itu ialah Kristus”. 1 Korintus 10:1–4. Benar, melalui “pembenaran oleh karunia” tak seorangpun dikecualikan dari ikut mengambil bagian dalam berkat-berkat yang ditawarkan.

Setelah memperoleh “pembenaran oleh karunia” yang cukup untuk menyeberangi lautan, dan setelah turun ke padang belantara, maka mereka kemudian memperoleh kesempatan yang terbaik untuk mempraktekkan “pembenaran oleh iman”. Tetapi hanya orang-orang yang telah mempraktekkan “pembenaran oleh iman” yang hidup terus dan masuk ke Tanah Perjanjian. Sungguhpun demikian, orang-orang, yang tidak lagi memerlukan “iman” di padang belantara seperti yang mereka butuhkan di Mesir mereka telah binasa di padang belantara itu.

Akhirnya, tibalah masanya bagi orang-orang yang setia untuk mempusakai tanah itu. Dan demikianlah halnya bahwa hanya orang-orang yang “pembenaran oleh iman”nya telah membantu mereka, yang berhasil menyeberangi Sungai Yordan. Tak ada orang lain yang berbuat demikian. Maka bagi kebaikan kita Rasul itu telah meninggalkan nasehat yang berikut ini: “Sebab itu hendaklah kita takut, supaya jangan kita ketinggalan terhadap janji-Nya untuk masuk ke dalam perhentian-Nya, supaya jangan, barang seorang daripadamu tertinggal di belakang. Karena kepada kita Injil sudah diberitakan, sama seperti juga kepada mereka: tetapi Firman yang dikhotbahkan itu tidak mendatangkan manfaat bagi mereka, sebab tiada disertai iman di dalam diri mereka yang mendengarkannya.” Ibrani 4:1, 2.

Sejauh penyelidikan kita sampai di sini telah kita saksikan bahwa Allah tidak pilih kasih, bahwa Ia telah berusaha untuk menyelamatkan semua umat pada segala zaman dengan cara yang sama seperti yang sedang Ia usahakan untuk menyelamatkan kita di waktu ini; bahwa Ia tidak melakukan percobaan-percobaan bagi diri-Nya sendiri -- tidak menyelamatkan kita dengan cara yang satu dan menyelamatkan orang lain dengan cara yang lain lagi.

Kerajaan pada akhirnya didirikan di Tanah Perjanjian dan umat dibiarkan untuk terus berada dalam “pembenaran oleh iman”. Tetapi seperti halnya di masa-masa yang lalu “iman” kembali menjadi layu, dan bangsa itu menjadi sedemikian jahatnya, -- begitu jahatnya sehingga Allah tidak dapat lagi membiarkannya untuk dipanggil dengan nama-Nya sementara mereka hidup di tanah-Nya itu. Segera itu juga baik kaabah maupun istana -- baik yang rohaniah maupun yang badaniah -- kedua-duanya diratakan sampai ke tanah, dan bangsa itu dibawa pergi.

Allah bagaimanapun juga tetap berpegang pada umat-Nya sama seperti seorang ibu memegang anak-anaknya, maka sesudah tujuh dasawarsa, Ia kembali memberikan kepada mereka pembenaran oleh karunia, Allah memberikan kepada mereka kesempatan untuk kembali ke tanah air mereka dimana di sana dapat mereka menikmati pembangunan dan reformasi, tetapi hanya untuk sementara waktu. Gantinya mereka terus berada dalam “pembenaran oleh iman”, mereka ternyata telah lepas dari “karunia” dan menjadi tujuh kali lebih jahat daripada para leluhurnya.

Demikianlah halnya sehingga kalau saja Allah pada waktu itu akan menyelamatkan salah seorang anggota dari bangsa itu Ia hanya dapat melakukannya dengan cara menawarkan suatu kesempatan “karunia” yang lain lagi. Kali ini Ia mengaruniakan Anak-Nya sendiri, Yesus Kristus, yaitu Juruselamat Yang memikul semua kejahatan kita. Maka kemudian, sekalipun bengis dan jahat baik bangsa Yahudi maupun bangsa Kafir semua mereka diundang kepada pemberian “karunia” yang terbesar itu, yaitu karunia yang hanya dapat diberikan oleh nyawa dari Anak Allah. Rasul-rasul sendiripun tidak karena sesuatu perbuatan baik dari diri mereka, melainkan oleh perantaraan pemberian “pembenaran oleh karunia” ini, mereka memperoleh kesempatan istimewa untuk ikut mengambil bagian “pembenaran oleh iman.”

Dan demikianlah semua orang yang tidak benar, semua pelanggar hukum Allah, selalu melalui “pembenaran oleh karunia” telah diundang untuk datang masuk kepada “pembenaran oleh iman”, yaitu satu-satunya pembenaran yang benar-benar akan memperoleh pahala “pembenaran Kristus”, dan hidup kekal. Ilham mengatakan, “Sekarang, orang benar akan hidup oleh iman: tetapi jika seseorang menarik diri, maka jiwa-Ku tidak akan berkenan kepadanya.” Ibrani 10 : 38. Saudara saksikan, orang benar itu, hidup oleh iman, tetapi orang jahat hidup oleh karunia. “Karunia”, sebagai saudara catat, bukanlah sentuhan penyelamatan yang terakhir.

“Karunia” ditambah “iman” ditambah “pembenaran Kristus” akan menghasilkan hidup kekal.

Rabu - 12 April

Ke Seluruh Dunia


Bacalah lagi Wahyu 14:6. Sudah sejauh manakah penyampaian pekabaran Injil kekal tersebut, dan mengapa jawabannya penting bagi kita dan misi kita dan panggilan kita sebagai gereja? Bagaimana Matius 28:19, 20 berhubungan dengan pekabaran malaikat pertama?

Wahyu 10:8-10 “Maka suara yang sudah kudengar dari langit itu kembali berkata kepadaku, katanya, Pergilah dan ambillah buku kecil yang terbuka di dalam tangan malaikat yang berpijak di laut dan di bumi itu. Lalu pergilah aku kepada malaikat itu, dan kataku kepadanya, Berikanlah kiranya kepadaku buku kecil itu. Lalu katanya kepadaku, Ambillah dan makanlah semuanya; dan ia akan memahitkan perutmu, tetapi di dalam mulutmu akan terasa manis seperti madu. Maka kuambil buku kecil itu dari tangan malaikat itu, lalu kumakan semuanya; maka itu di mulutku terasa manis seperti madu, dan segera sesudah aku memakannya, maka perutku terasa pahit.”

Memakan buku itu sebagaimana hakekatnya, ialah ‘menelan’ semua perkataannya. Madu yang manis seharusnya berarti kegembiraan yang datang dari janji-janji, yang terkandung di dalamnya, dan jelaslah kepahitan menunjukkan kepada ketidakmampuan untuk mencerna, yaitu untuk memahami semuanya, dan demikianlah suatu kekecewaan. Semua ini, Saudara ketahui, telah memenuhi kegenapannya di masa Pergerakan Advent Yang Pertama, yaitu sewaktu oleh perantaraan penyelidikan terhadap buku Daniel, mereka temui bahwa pembersihan Kaabah (Daniel 8:14) akan dimulai dalam tahun 1844, tetapi mereka telah salah mengartikan pembersihan itu kepada akhir sejarah dunia dan kedatangan kembali Kristus. Kekecewaan itu datang setelah tanggal yang telah ditetapkan itu berlalu dan setelah semua harapan umat itu gagal menemui kenyataannya.

Wahyu 10:11 – “Lalu dikatakannya kepadaku, Kamu harus bernubuat lagi ke hadapan banyak umat, dan banyak bangsa, dan banyak bahasa dan banyak raja.”

Sesudah kekecewaan itu mereka diperintahkan untuk bernubuat kembali; artinya, kembali memberitakan dari hal pembersihan Kaabah itu. Pekerjaan ini akan mereka lakukan di antara banyak umat, banyak bangsa, banyak bahasa, dan banyak raja, jelaslah bukan untuk semua.

Demikian itulah maka Pergerakan Advent yang pertama itu kembali direorganisir dan diberi nama, Masehi Advent Hari Ketujuh. Oleh karena itu, organisasi Masehi Advent Hari Ketujuh, tidak akan menyelesaikan pekerjaan itu. Pekabarannya tidak akan pergi kepada segala umat, kepada segala bangsa, segala bahasa, dan segala raja. Dengan sendirinya, Sidang, juga akan harus direorganisir kembali jika Injil Kerajaan akan diberitakan kepada segala bangsa. “Suatu pembangunan dan suatu reformasi harus terlaksana di bawah pengendalian Roh Suci. Pembangunan dan Reformasi adalah dua perkara yang berbeda. Pembangunan berarti suatu pembaharuan kehidupan rohani, suatu kebangkitan daripada kuasa-kuasa pikiran dan hati, suatu kebangkitan dari mati rohani. Reformasi berarti suatu reorganisasi, suatu perubahan dalam pendapat-pendapat dan teori-teori, kebiasaan-kebiasaan dan praktek-praktek.” -- Christ Our Righteousness, p. 121, edisi 1941.

Bagaimanakah reorganisasi itu akan dapat terjadi?

“Karena, sesungguhnya, Tuhan akan datang dengan api, dan dengan segala kereta-Nya bagaikan suatu angin puyuh, untuk membalas murka-Nya dengan geram, dan membalas teguran-Nya dengan nyala api. Karena oleh api dan oleh pedang-Nya Tuhan akan memutus hukum atas segala manusia : maka pembunuhan Tuhan itu akan besar jumlahnya.

“Mereka yang menyucikan dirinya sendiri, dan yang membersihkan diri sendiri dalam taman-taman di balik sebuah pohon yang di tengah-tengahnya, yang memakan daging babi, dan segala yang keji, dan tikus, akan dihapuskan semuanya secara bersama-sama, demikianlah firman Tuhan.

“Maka Aku akan memberikan suatu tanda di antara mereka itu, dan Aku akan mengutus orang-orang yang luput dari antara mereka itu kepada segala bangsa, ke Tarsis, ke Pul, dan ke Lud, orang pemanah, ke Tubal, dan ke Yawan, kepada segala kepulauan yang jauh, yang belum pernah mendengar kebesaran nama-Ku, yang belum melihat kemuliaan-Ku; maka mereka akan memberitakan kemuliaan-Ku di antara segala orang Kafir.

“Maka mereka akan menghantarkan semua saudaramu bagi suatu korban kepada Tuhan keluar dari segala bangsa dengan mengendarai kuda, dan kereta, dan unta berpelana, dan bagal, dan kuda sembrani, menuju ke bukit kesucian-Ku Yerusalem, demikianlah firman Tuhan, bagaikan bani Israel membawakan suatu korban dalam bejana yang suci ke dalam rumah Tuhan.” – Yesaya 66:15–17, 19, 20.

Di dalam ayat-ayat ini kita saksikan terjadinya suatu pembantaian, suatu pembantaian yang menyingkirkan pelanggar-pelanggar kebenaran. Orang-orang yang luput dari pembantaian Tuhan akan dikirim kepada segala bangsa yang belum pernah menyaksikan kemuliaan Allah, atau mendengar dari hal kebesaran nama-Nya, maka mereka akan menghantarkan semua saudaranya keluar dari “segala bangsa.” Jelaslah, pada waktu itu, bahwa pembantaian terjadi di dalam Sidang, karena orang-orang yang luput akan dikirim untuk berkhotbah kepada bangsa-bangsa Kafir yang belum mendengar apapun dari hal Allah. Pengiriman orang-orang setia kepada segala bangsa, setelah pembantaian terhadap orang-orang yang tidak setia, mensyaratkan suatu reorganisasi kembali. Dan perintah itu pada akhirnya dikeluarkan untuk pergi, bukan hanya kepada banyak bangsa, melainkan kepada semua bangsa. Jika mereka adalah yang akan membawa segala saudaranya keluar dari antara segala bangsa, maka mereka haruslah yang terakhir, yaitu orang-orang yang akan menyelesaikan pekerjaan itu, yaitu “Rahasia Allah itu”, yang akan menghantarkan berakhirnya masa kasihan dan dunia kepada akhir sejarahnya.

Kamis - 13 April

Suatu Gerakan Misi


Baca Wahyu 14:6. Kisah 1:8, dan Matius 24:14. Persamaan apa yang saudara lihat di ayat - ayat ini ?

Dalam Wahyu pasal sepuluh dapat kita baca : “Lalu aku mengambil kitab kecil itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya; di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu; tetapi segera sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya”. ( Wahyu 10:10 ). Lambang ini sudah benar ditafsirkan oleh organisasi menjadi satu lambang nubuatan yang cocok dan sempurna tentang kegembiraan yang tidak terlukiskan dan kekecewaan yang menyedihkan dari pergerakan Masehi Advent Hari Pertama yang diberitakan mendahului tahun 1844 kebenaran mengenai “2300” hari nubuatan yang diyakini oleh para pengikutnya untuk dikhotbahkan, lalu menjual, segala sesuatu yang mereka miliki dari dunia ini, lalu beralih untuk mengkhotbahkan injil agar orang - orang lain bersama dengan mereka dapat bersiap - siap untuk menyambut kedatangan Kristus dalan tahun 1844.

Maka, pemikiran untuk mengadakan penerbangan melalui segala langit yang penuh bintang dan masuk melalui gerbang mutiara ke dalam kota Raja segala raja dan Tuhan dari segala tuan, dimana tidak ada duka, tidak ada kesakitan, atau kematian, sudah merupakan satu pemikiran yang manis bagi mereka sama seperti madu kepada pengecapan lidah. Oleh sebab itu, kepada Yohanes, peristiwa itu adalah merupakan lambang yang digambarkan oleh memakan kitab yang kecil itu – yakni Firman Allah – dan yang seperti madu pada mulanya. Tetapi setelah tanggal yang ditetapkan itu berlalu dan tidak mungkin kembali, dan Tuhan yang mereka harapkan datang tidak muncul, maka mereka sama seperti Yohanes, kegembiraan mereka yang tidak terlukiskan itu berubah menjadi seperti pahitnya empedu.

Selanjutnya, oleh karena ayat berikut, yaitu ayat yang menunjuk kepada kekecewaan itu mengatakan,”Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak umat, dan bangsa, dan bahasa dan raja ( Wahyu 10:11), maka ia itu membuktikan adanya satu pengertian dan pengalaman yang cermat tentang nubuatan dari pergerakan yang mendahului tahun 1844, sebab mereka mengira bahwa pekerjaan injil telah berakhir pada waktu itu, dan pintu kasihan sudah tertutup. Itulah sebabnya, malaikat itu berkata : “Engkau harus bernubuat lagi”; artinya, engkau telah keliru, dan sekarang engkau harus mengkhotbahkan lagi pekabaranmu itu. Demikianlah, organisasi Masehi Advent Hari Ketujuh, sebahagian besar terdiri dari orang - orang yang telah menjadi Masehi Advent Hari Pertama, lalu bangkit untuk menggenapi perintah surgawi, sementara sebahagian dari Masehi Advent Hari Pertama telah mempertahankan organisasi mereka sendiri sampai hari ini.

Menurut nubuatan - nubuatan itu, organisasi Masehi Advent Hari ketujuh telah diperintahkan untuk bernubuat sekali lagi dihadapan banyak umat, dan bangsa dan bahasa dan raja-raja .” ( Wahyu 10:11). Perkataan “banyak” adalah perkataan yang menunjukkan pembatasan – itu itu tidak berarti semua. Maka, demikianlah nubuatan itu tidak diragukan menyatakan bahwa Injil itu dipercayakan kepada sidang MAHK untuk dikhotbahkan bukan kepada segala bangsa, melainkan hanya kepada “banyak bangsa”, yang menunjukkan bahwa sebelum Injil itu disampaikan kepada semua bangsa, maka pasti ada satu tugas yang lain. Kenyataan ini juga dibuktikan oleh Roh Nubuat :

“Allah menyerukan adanya satu pembangunan dan reformasi rohani. Jika hal ini tidak dilaksanakan, maka orang - orang yang suam itu akan bertumbuh semakin menjijikkan di hadapan Tuhan, hingga akhirnya Ia akan menolak mengakui mereka sebagai anak - anak-Nya.

“ Pembangunan dan reformasi harus dilaksanakan dibawah pengendalian Roh Kudus. Pembangunan dan reformasi adalah dua hal yang berbeda. Pembangunan berarti pembaharuan kehidupan rohani, yaitu suatu penghidupan kuasa pikiran dan hati, suatu kebangkitan dari mati rohani. Reformasi berarti suatu pembangunan kembali, yaitu suatu perubahan pendapat - pendapat dan teori - teori, kebiasaan - kebiasaan dan perbuatan - perbuatan. Reformasi tidak akan menghasilkan buah - buah kebenaran yang baik jika ia itu tidak dihubungkan dengan pembangunan dari Roh.” –” Christ Our Righteousness,” p. 154 ( huruf miring dari kami.)

“Dengan berpakaikan senjata kebenaran Kristus, sidang akan memasuki peperangannya yang terakhir.”Indah bagaikan bulan, cerah seperti matahari, dan hebat seperti bala tentara dengan panji - panjinya, ia akan pergi ke seluruh dunia untuk menang dan memenangkan.” –”Prophets and Kings.” p. 725.

Kita sebagai organisasi gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah ditugaskan untuk pergi kepada “banyak” bangsa, dan untuk mengumpulkan mereka yang seratus empat puluh empat ribu itu, buah - buah pertama, sebagaimana dengan jelas telah ditunjukkan dalam Wahyu 11:1,2 : “Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh seperti tongkat rupanya: dan malaikat itu berdiri serta berkata : “Bangkitlah dan ukurlah bait suci Allah, dan medzbah itu, dan mereka semua yang berbakti di dalamnya. Tetapi biarkanlah pelataran bait suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya; “karena ia itu telah diberikan kepada bangsa - bangsa Kapir.”

Kata - kata “ukur’ dan “menghitung” adalah kata - kata yang mempunyai arti yang sama, karena pekerjaan mengukur harus disertai dengan menghitung. Lagi pula, oleh karena mereka yang beribadah di dalamnya adalah orang - orang, maka mereka harus diukur dengan cara menghitung. Oleh sebab itu, sejak dari tahun 1844 sampai kepada masa nubuatan “reformasi dan organisasi ini”, adalah masa pengukuran atau masa penghitungan – yaitu pengumpulan mereka yang 144.000 itu, buah - buah pertama, kedua belas suku, atau mereka yang beribadah di dalam bait suci – sedangkan “pelataran yang tidak diukur” itu akan dipenuhi dengan orang - orang Kapir yaitu buah - buah kedua. rombongan besar yang tak seorangpun dapat menghitungnya – yang akan dikumpulkan setelah reformasi dan pembangunan kembali yang telah disebutkan tadi dilaksanakan, tepat seperti yang dijelaskan dalan buku Wahyu itu. Pewahyu telah melihat pemeteraian mereka yang 144.000 itu kemudian setelah itu melihat rombongan besar ( Wahyu 7:1 sampai 9 ).

Roh nubuat telah menyatakan bahwa “hanya orang - orang yang telah bertahan dan menang menghadapi godaan dalam kekuatan dari Yang Maha Kuasa, yang akan dijinkan untuk mengambil bagian dalam pemberitaan pekabaran ini apabila ia itu telah berkembang menjadi Seruan Keras”. ( Review and Herald, 19 November, 1908 ). Kutipan ini menampilkan bukti yang jelas bahwa sekarang kita belum berada dalam masa seruan Keras itu, dan juga belum berada pada masa pemberitaannya, sebab Seruan Keras itu hanya akan diberitakan oleh orang - orang yang telah berhasil mengatasi godaan, sedangkan pekabaran yang sekarang telah diberitakan baik oleh pendeta - pendeta yang suci, maupun yang tidak suci. Oleh sebab itu, jika pekabaran dalam masa Seruan Keras itu hanya diberitakan oleh orang - orang yang telah mengatasi godaan, tentu harus ada reformasi, dan ia itu akan menampi keluar semua pendeta yang tidak suci. ( Terstimonies, Jilid 5, hal 80; GC, hal. 424,5 )

Jumat - 14 April

Pelajaran Lanjutan

Perkataan nubuat yang lebih pasti melalui "nabi Injil" memberikan terang yang besar pada subjek ini. Kita baca:

“Sebab TUHAN akan menghukum segala yang hidup dengan api dan dengan pedang-Nya, dan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN akan banyak jumlahnya. Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka dan akan mengutus dari antara mereka orang-orang yang terluput kepada bangsa-bangsa, yakni Tarsis, Pul dan Lud, ke Mesekh dan Rosh, ke Tubal dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh yang belum pernah mendengar kabar tentang Aku dan yang belum pernah melihat kemuliaan-Ku, supaya mereka memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa. Mereka itu akan membawa semua saudaramu dari antara segala bangsa sebagai korban untuk TUHAN di atas kuda dan kereta dan di atas usungan, di atas bagal dan unta betina yang cepat, ke atas gunung-Ku yang kudus, ke Yerusalem, firman TUHAN, sama seperti orang Israel membawa korban dalam wadah yang tahir ke dalam rumah TUHAN.” Yesaya 66:16, 19, 20.

Pembantaian oleh Tuhan yang ditunjukkan disini harus terjadi di dalam gereja-Nya, karena mereka yang luput haruslah orang-orang Kristen, yang mengenal Tuhan dengan baik, karena jika tidak, mereka tidak akan dapat memberitakan kemasyhuran dan kemuliaan-Nya. Selain itu, karena bangsa-bangsa kafir akan tetap tinggal setelah pembantaian itu terjadi, dan karena mereka akan memiliki hak istimewa untuk mendengarkan Injil, maka ini membuktikan bahwa pembantaian Tuhan ini akan terjadi sebelum masa kasihan berakhir.

Lebih jauh lagi, Roh Nubuat menulis bahwa ketika pemeteraian mereka yang 144.000 itu dan pembunuhan Yehezkiel Sembilan akan terjadi, pendeta-pendeta akan mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepada mereka (5T 211), dan karena pekabaran itu harus dikhotbahkan oleh sebuah dinas kependetaan yang murni, maka sekali lagi hal ini membuktikan bahwa pembersihan ini harus dilakukan sebelum dimulainya Seruan Nyaring itu, dengan demikian memungkinkan ditutupnya pekerjaan Injil oleh suatu pergerakan yang telah direformasi dan direorganisasi, yang diutus untuk pergi kepada segala bangsa, dan bukannya kepada "banyak bangsa".

Whatsapp: (+62)812-8772-7543, (+63)961-954-0737
contact@advancedsabbathschool.org