Bagian-Bagian yang Bertentangan

Pelajaran 9, Triwulan ke-4, 19-25 November 2022

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 19 November

Ayat Hafalan:

“Tidak seorangpun, baik pria maupun wanita ataupun pemuda dapat mencapai tingkat kesempurnaan kekristenan sementara dia melalaikan pelajaran firman Allah. Dengan cara menyelidiki firmanNya dengan sungguh-sungguh dan seksama kita menurut perintah Kristus, "Selidikilah "kitab suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal; Kitab suci itu memberi kesaksian tentang Aku." Penyelidikan ini menyanggupkan pelajar alkitab untuk mengamati teladan ilahi dengan seksama sebab firman suci itu memberi kesaksian tentang Kristus. Teladan itu harus sering diteliti dengan sunguh-sungguh supaya dapat ditiru. Ketika seseorang mengetahui riwayat hidup Penebus itu, nampaklah olehnya dalam dirinya sendiri kekurangan-kekurangan tabiatnya; ketidak-serupaannya dengan Kristus begitu besar sehingga dia melihat bahwa dia tidak akan dapat menjadi pengikutNya tanpa suatu perubahan yang besar dalam hidupnya. Namun dia harus terus belajar, dengan suatu keinginan untuk menjadi seperti teladan-Nya yang Agung; dia menangkap rupa, dan roh gurunya yang kekasih itu; dan dengan melihatNya diapun berubahlah. "Memandang kepada Yesus, pencipta dan penyempurna iman kita.” CSW 17.1



Minggu - 20 November

Orang Kaya dan Lazarus

Lukas 16:19-31

Mengapa ceritera ini bukanlah merupakan gambaran yang sebenarnya dari kehidupan setelah kehidupan yang sekarang?

“Dalam perumpamaan ini Kristus menemui orang-orang di tanah mereka sendiri. Ajaran mengenai suatu keadaan sadar di antara kematian dan kebangkitan dipegang oleh banyak dari orang-orang yang sedang mendengar perkataan Kristus itu. Sang Juruselamat mengetahui pemikiran-pemikiran mereka dan Dia menyajikan perumpamaan-Nya sedemikian untuk menanamkan kebenaran-kebenaran yang penting ini melalui pendapat-pendapat mereka yang sebelumnya. Dia menempatkan di hadapan para pendengar-Nya sebuah cermin di mana mereka di mana mereka bisa melihat diri mereka sendiri dalam hubungan mereka yang benar dengan Allah. Dia menggunakan pendapat umum yang berlaku waktu itu untuk menyampaikan gagasan yang Dia ingin kemukakan kepada semua orang – bahwa tak seorangpun dihargai karena harta miliknya; sebab segala yang ia miliki menjadi miliknya hanya karena dipinjamkan oleh Tuhan. Suatu penyalahgunaan atas karunia-karunia ini akan menempatkan dirinya di bawah orang yang paling miskin dan menderita yang mencintai Allah dan percaya kepada-Nya.” COL 263.2

Lebih jauh, Tuhan membuat dengan sangat jelas dalam perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus itu bahwa setelah kematian tidak ada kesempatan sama sekali untuk penyelamatan seseorang, – tidak ada, bahkan tidak sekalipun hanya untuk setetes air, – sebab permohonan orang kaya itu dalam kematian telah ditolak, dan kepadanya telah diberitahukan: “Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.” Lukas 16:25, 26.

Perumpamaan ini mengajarkan bahwa satu-satunya jalan bagi kita untuk dapat diselamatkan dari siksaan neraka adalah “mendengarkan Musa dan para nabi” selagi kita masih hidup, dan bahwa apabila kita tidak mendengarkan mereka, maka Tuhan tidak dapat menolong kita setelah kematian. Ia itu juga mengajarkan bahwa jika kita tidak mau dibujuk oleh mereka, maka kita pun tidak akan bisa “dibujuk oleh orang yang bangkit dari mati.” Lukas 16:29-31. Oleh karena itu, karena tidak ada kesempatan untuk selamat setelah kematian, maka jika ada seseorang sementara masih hidup, telah gagal untuk mendengarkan “Musa dan para nabi,” mengapa Kristus harus berkotbah kepada mereka setelah mereka mati?” “Allah itu bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.” Mat. 22:32.

Senin - 21 November

“Hari ini… bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”

Lukas 23:43

Bagaimanakah seharusnya janji kepada pencuri yang bertobat itu dimengerti?

“Aku berkata kepadamu pada hari ini, Engkau akan bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus. Kristus tidak menjanjikan bahwa pencuri itu seharusnya bersama-sama dengan Dia pada hari itu juga. Ia Sendiri tidak pergi pada hari itu ke Firdaus. Ia tidur di dalam kubur, dan pada pagi kebangkitan berkatalah Ia, “Aku belum pergi kepada Bapa.” Yoh. 20:17. Tetapi pada hari penyaliban, hari yang tampaknya hari kekalahan dan kegelapan, janji itu diberikan. “Pada hari ini” sementara mati di salib sebagai seorang penjahat; Kristus memastikan kepada orang berdosa yang malang itu, engkau akan bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” DA 751.3

“Ketika dia mendengar kata-kata cemoohan dari rekannya dalam kejahatan itu, dia” menegurnya dan mengatakan: Tidakkah engkau takut kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum; sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita; tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Kemudian, pada saat hatinya tertuju kepada Kristus, cahaya surgawi membanjiri pikirannya. Di dalam Yesus, yang diremukkan, yang diejek, dan digantung di kayu salib, dia melihat Penebusnya, satu-satunya harapannya, dan memohon kepada-Nya dengan iman yang rendah hati: 'Tuhan, ingatlah aku apabila Engkau datang ke kerajaan-Mu! Dan Yesus berkata kepadanya: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini, [dengan menempatkan tanda koma setelah kata hari ini, bukan setelah kata mu, seperti dalam versi umum, arti sebenarnya dari ayat ini lebih jelas.] dengan Aku di Firdaus.’” 3SP 157.1

Tidakkah umat Tuhan menyadari bahwa Allah itu bukanlah manusia? “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh, dan itu adalah kehidupan.” (Yohanes 6:63). “Setiap firman Allah adalah murni.” (Amsal 30:5). “Barangsiapa mendengarkan firman-Ku, dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia memiliki hidup yang kekal.” (Yohanes 5:24). “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi firman-Ku tidak akan berlalu.” (Mat. 24:35). “Manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap firman Allah.” (Lukas 4:4). “Jika engkau tidak melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat yang tertulis dalam kitab ini,… akan jadi kelak, bahwa sebagaimana Tuhan bergirang karenamu untuk berbuat baik kepadamu, dan membuat kamu banyak; demikianlah Tuhan akan bergirang karena kamu untuk membinasakan dan memunahkanmu. (Ul. 28:58, 63).

Selasa - 22 November

“Pergi dan Tinggal Bersama Kristus”

Filipi 1:21-24; 1 Tesalonika 4:13-18

Kapankah Paulus berharap untuk tinggal bersama Kristus?

“Tidak ada jalan yang aman, kecuali jalan yang menjadi semakin jelas dan kokoh ketika dilalui. Terkadang kaki dapat tergelincir di jalan yang sangat aman. Untuk berjalan tanpa rasa takut, Anda harus tahu bahwa tangan Anda dipegang erat oleh tangan Kristus. Jangan sejenak pun berpikir bahwa tidak ada bahaya bagi Anda. Orang yang paling bijaksana pun membuat kesalahan. Orang yang paling kuat pun terkadang goyah. Orang bodoh, percaya diri, pemarah, dan sombong, dengan ceroboh berkeras melalui jalan-jalan yang dilarang, menghibur diri sendiri bahwa mereka dapat mengubah arah mereka sesuka mereka. Mereka itu sedang memasuki perangkap. Mereka mungkin bisa pulih dari kejatuhan, dari kesalahan yang mereka buat, tetapi, betapa banyak orang yang membuat satu saja kesalahan yang mengakibatkan kehancuran kekal mereka. 2SM 169.2

“Allah melarang Anda menghancurkan iman di sini. Lihatlah Paulus; dengarkan perkataannya yang terus bersuara sampai kepada masa kita: “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.” (2 Timotius 4:7, 8). Ini adalah seruan kemenangan Paulus. Apa yang akan menjadi seruanmu? 2 SM 169.4

Demikianlah, pada kedatangan Kristus yang kedua kali, baik semua orang benar maupun semua orang jahat akan menerima upah mereka : orang-orang benar yang sudah mati akan bangkit untuk kehidupan yang kekal, dan orang-orang benar yang hidup akan diobahkan kepada keadaan yang tidak mati dalam sekejab mata, lalu kemudian bersama-sama dengan orang-orang yang dibangkitkan itu dibawa ke sorga (1 Korintus 15 : 52, 53; 1 Tesalonika 4 : 15 – 17), sebaliknya orang-orang jahat yang hidup masuk ke dalam kubur-kubur mereka (2 Tesalonika 2 : 8; Yesaya 11 : 4; Ibrani 10 : 27; Lukas 19 : 27). Dan karena semenjak dari kebangkitan segala orang benar sampai kepada kebangkitan segala orang jahat itu (Wahyu 20 : 5), terbentang masa seribu tahun (millenium), maka jelas masa periode ini tak mungkin merupakan suatu periode penerimaan upah-upah, melainkan harus merupakan suatu masa dalam mana orang-orang benar manikmati di dalam sorga segala upah mereka yang telah diperolehnya, dan dalam mana segala orang jahat beristirahat di dalam kubur-kubur mereka.

Rabu - 23 November

Berkhotbah kepada Roh-Roh yang di dalam Penjara

1 Petrus 3:13-20

Bagaimana Kristus berkhotbah kepada roh-roh yang di dalam penjara…. dalam zaman Nuh? Lihat Kej. 4:10

“Betapa khidmatnya pemikiran itu! Hari demi hari, yang berlalu menuju kekekalan, menorehkan catatan-catatan pada buku-buku surga. Kata-kata yang sudah diucapkan, perbuatan-perbuatan yang sekali telah dilakukan, tidak pernah bisa ditarik kembali. Malaikat-malaikat telah mencatat yang baik dan yang jahat. Penakluk yang terkuat atas bumi tidak dapat menghentikan catatan bahkan satu hari saja. Tindakan-tindakan kita, perkataan-perkataan kita, bahkan motif-motif kita yang paling tersembunyi, semuanya ditimbang dalam penentuan takdir kita apakah untuk rahmat atau kutukan. Meskipun semuanya itu mungkin terlupakan oleh kita, namun perkara-perkara itu akan memberikan kesaksian untuk membenarkan atau menghukum. GC 486.3

“Sebagaimana ciri-ciri raut wajah dihasilkan dengan akurasi yang tidak terucapkan di atas pelat gambar seorang seniman, maka demikian pula halnya dengan tabiat adalah dengan setia digambarkan dalam kitab-kitab di atas. Namun demikian, betapa sedikit kekhawatiran yang dirasakan terkait dengan catatan yang akan ditemui oleh makhluk-makhluk surga. Seandainya selubung yang memisahkan dunia yang kelihatan dari dunia yang tidak kelihatan harus ditinjau ke belakang, dan anak-anak manusia melihat seorang malaikat mencatat setiap kata dan perbuatan yang pasti mereka temukan lagi dalam penghakiman, maka betapa banyak perkataan yang diucapkan sehari-hari tidak akan diucapkan, betapa banyak perbuatan yang tidak akan dilakukan. GC 487.1

Seseorang mungkin bertanya, jika nama orang-orang mati yang sampai akhir hidup mereka tidak berada di dalam Kristus, dan dengan demikian harus dihaputskan dari kitab kehidupan, maka mengapakah – KRISTUS BERKHOTBAH KEPADA ORANG-ORANG MATI?

Dalam Alkitab yang sama yang memunculkan pertanyaan ini, juga terdapat jawaban: “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaanNya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. 1 Ptr. 3:18-20.

Alkitab tidak mengatakan bahwa Kristus secara pribadi, sementara tubuh-Nya terbaring di dalam kubur, pergi berkhotbah kepada roh-roh yang di dalam penjara, sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang; akan tetapi sebaliknya, ia itu mengatakan bahwa Dia, melalui perantaraan Roh yang oleh-Nya Dia dibangkitkan, berkhotbah kepada mereka “dalam zaman Nuh, ketika bahtera itu sedang disiapkan.” Tidak juga ia mengatakan bahwa Kristus berkhotbah kepada orang-orang mati, melainkan “kepada roh-roh yang di dalam penjara.” Jadi dengan demikian, terkait dengan apakah “roh-roh yang di dalam penjara” berarti orang-orang mati atau orang-orang hidup, adalah merupakan suatu persoalan interpretasi, dan suatu interpretasi yang sedemikian haruslah datang dari otoritas ilahi.

Tidak ada ditemukan di dalam Alkitab, yaitu yang berkaitan dengan orang-orang mati, bahwa Alkitab menyebut mereka sebagai roh, akan tetapi ia itu dengan demikian menunjuk kepada orang-orang hidup. Lagipula, Firman secara jelas mengatakan bahwa “karena orang-orang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap. Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang, dan untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari.” Pengkotbah 9:5,6.

Kamis - 24 November

Jiwa - jiwa di bawah Mezbah

Wahyu 6:9-11

Bagaimana bisa “jiwa-jiwa” dari orang yang mati syahid menangis “di bawah mezbah”?

“Dan aku melihat, dan lihatlah seekor kuda pucat: dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang - binatang bisa yang dibumi. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat dibawah mezbah jiwa - jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki. Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya : “Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi? Dan kepada mereka masing - masing diberikan sehelai jubah putih:dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.[Wahyu 6:8-11.]” 13LtMs, Lt 65, 1898, par. 22

Barangkali yang terkemuka di antara rombongan orang banyak yang terjerat selagi mereka berusaha dengan sekuat tenaganya untuk melarikan diri dari interpretasi Injil yang diilhami, adalah orang-orang yang fanatik, yang dari padanya terdapat sedikitnya dua kelas orang-orang: yang satu dengan kecenderungan untuk menterjemahkan secara literal (biasa); yang lainnya dengan kecenderungan untuk merohaniahkan.

Ambillah sebagai contoh ucapan Pewahyu yang berikut ini: “... Aku tampak di bawah mezbah jiwa-jiwa dari mereka yang dibunuh karena Firman Allah, … maka mereka itu berteriak dengan suara keras, katanya, Berapa lamakah, ya Tuhan yang suci dan benar, mengapakah tidak Engkau mengadili dan membalas darah kami?” Wahyu 6 : 9,10.

Penerjemah literal di satu pihak akan menginterpretasikan firman ini dengan pengertian bahwa jiwa-jiwa itu sadar dan benar-benar berteriak, walaupun Alkitab secara tegas mengatakan bahwa “orang mati tidak lagi mengetahui apapun.” Pengkhotbah 9:5. Dan, juga, sekiranya jiwa-jiwa yang berada di bawah mezbah itu benar-benar berteriak memohon pembalasan terhadap para pembunuh mereka, maka secara konsekuen ucapan Tuhan yang berbunyi: ”suara dari darah adik lelakimu itu telah berseru kepada-Ku dari bumi” (Kejadian 4:10), dan ucapan yang mengatakan: ” sekalian pohon kayu di padang akan menepuk tangannya” (Yesaya 55:12), juga harus diinterpretasikan secara literal, walaupun pada kenyataannya ia itu secara fisik adalah mustahil bagi darah untuk berteriak dan bagi pohon-pohon kayu untuk bertepuk tangan.

Jadi bagaimanapun juga, jika sekiranya semua orang dipaksa menerima bahwa darah Habel itu tidak mungkin secara literal berteriak, dan bahwa pohon - pohon kayu hanya dapat secara simbolis bertepuk tangan, maka sekali lagi supaya konsekuen, orang yang menganut interpretasi literal ekstrim itu hendaklah berpegang saja dengan mudah pada keadaan yang nyata bahwa “orang mati tidak mengetahui apa-apa”, dan bahwa mereka itu adalah “tidur” – dalam keadaan tak sadar. Ia pun harus dengan mudah melihat bahwa jiwa-jiwa orang-orang yang mati syahid itu berseru-seru menuntut pembalasan terhadap pembunuh-pembunuh mereka, dan bahwa darah Habel berteriak-teriak menuntut pembalasan terhadap pembunuhnya, adalah kasus-kasus yang sebenarnya sama baik kondisi maupun keadaan. Keduanya ini menemui ilustrasinya yang tegas dalam ucapan kata-kata puisi berikut ini: “Kudengar suatu suara yang berseru-seru, suara dari padang ladang yang melayu: Oh Tuhan, kasihanilah akan daku. Biarkanlah hujan turun dari langit. Puaskanlah olehMu jiwaku yang penuh harap ini.”

Bagi jiwa seseorang untuk dipenjarakan secara sadar selama beratus-ratus tahun di bawah sesuatu, tanpa berbuat apa-apa selain merana dan merintih menantikan hari pagi kebangkitan itu, sementara itu terus berseru-seru memohon pembalasan atas mereka yang telah menumpahkan darah seseorang, – betapa sengsara tak tergambarkan bagi jiwa seseorang untuk menderita demikian !

Walaupun demikian, ajaran mengenai keadaan orang-orang mati yang tidak sadar tidak saja menenteramkan pikiran manusia yang bimbang, tetapi juga dianggap berasal dari kasih dan kemurahan Allah terhadap makhluk-makhluk manusia yang tak berdaya, sehingga dengan demikian merupakan satu-satunya pendirian terhadap masalah itu yang dapat menuntun orang-orang berdosa untuk mencintai Allah secara rasional dan untuk percaya pada-Nya.

Jumat -25 November

Pelajaran Lanjutan

“Doktrin yang mengatakan bahwa manusia dibebaskan dari penurutan kepada tuntutan Allah telah melemahkan kuasa tanggung jawab moral, dan membuka pintu banjir kejahatan di dunia ini. Pelanggaran hukum, pemborosan dan korupsi sedang melanda kita bagaikan gelombang pasang yang menyapu. Setan juga bekerja di dalam keluarga. Benderanya dikibarkan, bahkan di rumah tangga yang mengaku rumah tangga Kristen. Di sana terdapat iri hati, prasangka buruk, kemunafikan, kerenggangan hubungan, persaingan, perselisihan, pengkhianatan terhadap tugas-tugas suci, pemanjaan hawa nafsu. Seluruh sistem prinsip dan doktrin keagamaan, yang seharusnya membentuk dasar dan kerangka kehidupan sosial, tampak goyah dan siap untuk jatuh dan hancur berantakan. Para penjahat yang paling menjijikkan, bilamana dijebloskan kedalam penjara oleh karena pelanggaran-pelanggaran mereka, sering dijadikan penerima hadiah dan perhatian, seolah-olah mereka telah mencapai sesuatu prestasi istimewa. Sifat dan kejahatan mereka dipublikasikan secara luas. Pers menyiarkan secara rinci kejahatan itu, sehingga memberikan pengetahuan baru bagi orang lain untuk melakukan penipuan, perampokan dan pembunuhan. Dan Setan bersukaria atas keberhasilan rencana jahatnya itu. Kesenangan berbuat jahat, pembunuhan kejam, semakin meningkatnya sifat tidak bertarak dan kejahatan dari setiap bagian dan tingkatan, harus membangunkan semua orang yang takut kepada Allah, dan menanyakan apa yang bisa dilakukan untuk menghentikan gelombang pasang kejahatan itu.” GC 585.2

Whatsapp: (+62)812-8772-7543, (+63)961-954-0737
contact@advancedsabbathschool.org