“Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga;” Ibrani 7:26
"Kristus sebagai imam besar yang agung, yang melakukan pendamaian yang sempurna untuk dosa, berdiri sendiri dalam keagungan dan kemuliaan ilahi. Imam-imam besar lainnya hanyalah model, dan ketika Dia datang, kebutuhan akan pelayanan imam-imam hilang. Tetapi orang ini, karena Dia hidup untuk selamanya, memiliki imamat yang tidak dapat diubah. Karenanya Dia juga dapat menyelamatkan hidup orang-orang yang sepenuhnya datang kepada Allah melalui Dia, melihat Dia selalu hidup selamanya untuk menjadi perantara bagi mereka. Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga; yang tidak perlu setiap hari, sebagaimana imam besar itu lakukan, mempersembahkan korban, pertama untuk dosanya sendiri, dan kemudian untuk orang banyak: untuk hal ini Dia melakukannya sekali, ketika Dia mengorbankan diriNya sendiri." RH 17 Maret 1903, par. 3
Apakah jaminan bagi kita dengan diangkatnya Kristus sebagai Imam Besar?
“‘Ia sendiri telah mengalami pencobaan, Ia dapat menolong orang-orang yang mengalami pencobaan.’ RH 4 Mei 1911, par. 1
“Hanya Yesus Kristus yang memenuhi syarat untuk bertindak sebagai Imam Besar dan Juruselamat kita, karena, betapapun sulit untuk dipahami, Dia telah melewati pengalaman ujian dan pencobaan hanya untuk memungkinkan Dia untuk mengetahui bagaimana memenuhi kebutuhan setiap jiwa yang mengalami pencobaan.” RH 4 Mei 1911, par. 2
“Dengan dijadikan Imam Besar, Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri. Allah telah mengangkat Dia untuk menjadi Imam. Dia akan menjadi teladan kepada seluruh keluarga manusia. Dia tidak hanya memenuhi syarat untuk menjadi wakil dari ras manusia, tetapi juga sebagai Pembela mereka, sehingga jika mau setiap jiwa dapat mengatakan, saya punya seorang sahabat di pengadilan. Dia adalah Imam Besar yang dapat tersentuh oleh perasaan kelemahan kita.” 12 LtMs, Ms 101, 1897, par. 20
“Kristus Diangkat menjadi Imam—Dengan dijadikan Imam Besar, Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri. Allah telah mengangkat Dia untuk menjadi Imam. Dia akan menjadi teladan kepada seluruh keluarga manusia. Dia tidak hanya memenuhi syarat untuk menjadi wakil dari ras manusia, tetapi juga sebagai Pembela mereka, sehingga jika mau setiap jiwa dapat mengatakan, saya punya seorang sahabat di pengadilan. Dia adalah Imam Besar yang dapat tersentuh oleh perasaan kelemahan kita. (Manuskrip 101, 1897).” 7BC 930.7
“Orang-orang yang termasuk dalam “generasi ini”, yang “tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini digenapi”, harus menghadapi masalah yang melibatkan pencobaan hebat. Tetapi kita boleh yakin bahwa Juruselamat dan Teladan kita yang sempurna telah mengalami pencobaan-pencobaan yang sama dan telah menang atasnya.” RH 4 Mei 1911, par. 3
Siapakah Melkisedek?
“Allah tidak pernah meninggalkan diri-Nya sendiri tanpa saksi di bumi. Pada suatu waktu Melkisedek mewakili Tuhan Yesus Kristus secara pribadi untuk mengungkapkan kebenaran surga dan melestarikan hukum Allah. Yitro dipilih dari kegelapan dunia kafir untuk mengungkapkan prinsip-prinsip surga. Allah pernah menunjuk agen-agen dan telah memberikan banyak bukti bahwa agen-agen ini adalah ditunjuk surga dan merupakan utusan surga.” 20LtMs, Lt 190, 1905, par. 2
Melkisedek, imam dari Allah Yang Maha Tinggi itu, harinya tidak berawal dan tak berkesudahan, merupakan contoh bagi Kristus Imam Besar kita dan tugas kekal-Nya, dan bahwa Harun, seorang imam besar dalam sejarah Yahudi itu, akan merupakan contoh bagi Kristus Imam Besar kita dan tugas keimamatan-Nya yang sementara.
Seberapa efektifkah pekerjaan Kristus sebagai Imam?
“Kristus dikatakan seperti berjalan-jalan di tengah-tengah kaki dian emas. Demikian itulah dilambangkan hubunganNya dengan sidang-sidang. Dia selalu berkomunikasi dengan umatNya. Ia mengetahui keadaan mereka yang sebenarnya. Ia memperhatikan keteraturan mereka, kesalehan mereka, pengabdian mereka. Meskipun Ia adalah Imam besar dan perantara dalam kaabah di atas, namun Ia digambarkan berjalan kian-kemari di tengah-tengah sidang-sidangNya di bumi. Dengan kewaspadaan yang tak kenal lelah dan penjagaan yang tak kunjung padam, Ia memperhatikan untuk melihat apakah terang penjagaNya menyala atau sedang padam. Jikalau kandil itu dibiarkan kepada pemeliharaan manusia saja, maka nyala api yang berkelap-kelip itu akan redup dan mati; tetapi Ia adalah Penjaga yang sesungguhnya dalam rumah Tuhan, pengawas yang sejati dari kaabah. PenjagaanNya yang terus-menerus dan rahmatNya yang memelihara adalah sumber kehidupan dan terang.” AA 586.1
“Kristus dilambangkan sebagai memegang ketujuh bintang pada tangan kananNya. Ini memastikan kepada kita bahwa tak ada sidang yang setia kepada kepercayaannya perlu takut akan sia-sia, karena tidak ada suatu bintang yang mempunyai penjagaan Yang Mahakuasa dapat dipetik dari tangan Kristus.” AA 586.2
Apa yang dipahami dari Kristus menjadi Imam untuk selamanya?
Pelayanan kurban yang menunjuk kepada Kristus telah berlalu; akan tetapi pandangan manusia telah dialihkan kepada kurban yang benar bagi dosa-dosa dunia ini. Keimamatan di bumi ini telah dihentikan; tetapi kita melihat kepada Yesus, pengantara perjanjian yang baru itu, dan “kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat daripada darah Habel.” “Jalan ke tempat yang mahakudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada:...... tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia,..... dengan membawa darah-Nya sendiri Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya, dan dengan demikian memperoleh penebusan yang kekal bagi kita. Ibrani 12:24; 9:8-12. DA 166.1
Apa yang membuat Kristus seorang Imam Yang Tanpa Dosa
“Kata - kata ini menggambarkan dengan jelas penduduk kota Yerusalem yang jahat dan menganggap dirinya benar. Sementara mereka mengatakan bahwa mereka melakukan perintah hukum Allah dengan ketat, mereka sedang melanggar semua prinsip hukum itu. Mereka membenci Kristus, oleh karena kesucian-Nya dan kekudusan-Nya menyatakan kejahatan mereka. Dan mereka menuduhNya sebagai penyebab semua kesusahan yang menimpa mereka sebagai akibat dosa-dosa mereka. Meskipun mereka mengenal Dia sebagai seorang yang tidak berdosa, mereka telah menyatakan bahwa kematianNya perlu demi keselamatan mereka sebagai bangsa. “Apabila kita membiarkan Dia,” kata para pemimpin Yahudi, “maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang - orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.” (Yohanes 11:48). Jikalau Kristus dikorbankan, mereka akan bisa kembali menjadi bangsa yang kuat dan bersatu. Demikian mereka memberi alasan dan mereka menyetujui keputusan imam besar mereka, bahwa adalah lebih baik seorang mati daripada seluruh bangsa itu binasa. GC88 27.2
Dalam mendirikan kaabah yang kedua itu, Hagai dan Zakharia menubuatkan dan menguatkan tangan-tangan orang banyak itu dengan Firman Allah. Tulisan-tulisan dari kedua nabi itu membuktikan dalam setiap baris, bahwa kegenapan yang tepat dari nubuatan mereka itu akan direalisasikan di akhir zaman dari sejarah dunia ini. Sebagaimana mereka telah menjalin ramalan-ramalan ini dengan pembangunan kaabah yang kedua itu, maka jelaslah bahwa model yang nyata dari bangunan yang megah itu mempunyai arti rohani bagi sidang dalam pekerjaan penutupan Injil. Zakharia, yang memandang ke depan kepada masa dari kaabah rohani itu (bagian yang terakhir dari sidang) dan pembangunannya, mengatakan : “Tengoklah orang yang bernama pucuk itu; maka ia akan bertumbuh keluar dari tempatnya, dan ia akan membangun kaabah Tuhan : bahkan ia akan membangun kaabah Tuhan itu; dan ia akan memikul kemuliaan, dan ia akan duduk dan memerintah di atas tahtanya; dan ia akan menjadi imam di atas tahtanya : dan pembicaraan damai akan ada di antara keduanya. Maka mereka yang jauh akan datang dan akan membangun di dalam kaabah Tuhan, dan akan diketahui olehmu kelak bahwa Tuhan serwa sekalian alam telah mengutus aku kepadamu.” (Zakharia 6 : 12, 13, 15).
“Ia akan memikul kemuliaan”. Kristuslah yang berhak atas kemuliaan penebusan bagi bangsa manusia yang jatuh. “Bagi Dia yang mencintai kita, dan yang telah membasuh kita dari dosa-dosa kita dalam darah-Nya ..... kepada-Nyalah kemuliaan dan pemerintahan sampai selama-lamanya.” (Wahyu 1 : 5, 6). Ia “akan duduk dan memerintah di atas tahta-Nya; dan Ia akan menjadi imam di atas tahta-Nya.” (Zakharia 6 : 13). “Kristus, yaitu saksi yang setia itu, dan yang sulung dari orang mati, dan Penghulu atas segala raja di bumi.” (Wahyu 1 : 5). “Ia akan menjadi Imam di atas tahta-Nya”. Jelaslah bahwa masa yang diramalkan itu adalah pada sesuatu waktu sesudah penyaliban dan sebelum masa kasihan berakhir; karena Ia adalah “seorang imam”. Kristus, “pucuk itu”, “kelak akan tumbuh keluar dari tempat-Nya”; artinya, Ia akan muncul keluar dari bangsa Yahudi, “dan Ia akan membangun kaabah Tuhan”. Oleh sebab itu, maka kaabah yang “Ia akan bangun” itu tidak mungkin berupa kaabah literal di Yerusalem kuno dahulu, karena itu adalah sebuah kaabah yang akan dibangun-Nya sesudah kelahiran-Nya. “Maka mereka yang jauh-jauh akan datang dan membangun di dalam kaabah Tuhan”. Karena ini adalah tidak benar bagi kaabah literal, maka kata-kata itu harus berlaku terhadap kaabah contoh saingan. Pada waktu itu nabi mengatakan : “Maka banyak bangsa akan menggabungkan diri kepada Tuhan pada hari itu, dan mereka akan menjadi umat-Ku.” (Zakharia 2 : 11). “Pada hari itu”; artinya, dalam masa “Seruan Keras”, suatu rombongan besar orang-orang akan bertobat kepada sidang. Di dalam Zakharia 13:8, dikatakan, bahwa sepertiga dari penduduk akan “datang”, dan mereka itu adalah orang-orang yang akan “membangun di dalam kaabah Tuhan”, dimana kaabah literal adalah contoh.