Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” KJV - Markus 15:34
Juruselamat tidak mengeluarkan suara keluhan. Wajah-Nya tetap tenang dan tenteram, tetapi tetesan keringat membasahi dahi-Nya.... Ketika para prajurit sedang melakukan pekerjaan mereka yang menakutkan, Yesus berdoa untuk musuh-musuh-Nya, "Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.".....CSA 37.4
“Doa Kristus itu bagi musuh-musuh-Nya mencakup untuk seluruh dunia. Doa itu untuk setiap orang berdosa yang pernah hidup atau yang akan hidup, dari awal dunia hingga akhir zaman. Atas mereka semua tertumpu rasa bersalah karena menyalibkan Anak Allah. Kepada semua orang, pengampunan ditawarkan dengan cuma-cuma. “Barangsiapa mau” mendapat damai sejahtera dengan Allah, dan mewarisi kehidupan kekal. CSA 37.5
“Segera setelah Yesus dipaku di kayu salib, salib itu diangkat oleh orang-orang kuat, dan dengan kekerasan yang hebat didorong ke tempat yang telah dipersiapkan untuknya. Hal ini menyebabkan penderitaan yang sangat mengerikan bagi Anak Allah. Pilatus kemudian menulis sebuah tulisan dalam bahasa Ibrani, Yunani, dan Latin, dan meletakkannya di atas salib, di atas kepala Yesus. Bunyinya, “Yesus dari Nazaret, Raja orang Yahudi.”... CSA 37.6
Dalam pemeliharaan Allah, hal itu terjadi untuk membangkitkan pemikiran, dan penyelidikan terhadap Kitab Suci. Tempat di mana Kristus disalibkan berada di dekat kota.. Ribuan orang dari segala penjuru dunia berada di Yerusalem, dan prasasti yang menyatakan bahwa Yesus dari Nazaret adalah Mesias akan menjadi perhatian mereka. Itu adalah kebenaran yang hidup, yang dituliskan oleh tangan yang dibimbing oleh Allah....” CSA 37.7
Bacalah Markus 15:1-15. Situasi ironis seperti apa yang terjadi di sini?
Pilatus bukannya seorang hakim yang adil ataupun yang menuruti angan-angan hatinya; tetapi meskipun ia lemah dalam kuasa akhlak, ia enggan mengabulkan permohonan ini. Ia tidak mau menyatakan Yesus bersalah sampai suatu tuduhan sudah disampaikan terhadap Dia. DA 725.3
Imam-imam berada dalam kedudukan yang sangat sulit. Mereka melihat bahwa mereka harus menutupi kepura-puraan mereka di bawah samaran yang paling tebal. Mereka tidak mau membiarkan jangan sampai kelihatan bahwa Kristus telah ditangkap karena perkara agama. Seandainya hal ini dikemukakan sebagai suatu alasan, tindakan mereka tidak akan mempengaruhi Pilatus. Mereka harus berusaha agar kelihatan bahwa Yesus sedang bekerja menentang undang-undang umum; dengan demikian Ia dapat dihukum sebagai seorang pelanggar politik….. DA 725.4
Hanya beberapa hari sebelumnya orang Farisi telah mencoba menjebak Kristus dengan pertanyaan, “Apakah kami diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka yang licik itu. Orang-orang Roma yang hadir pada waktu itu telah melihat kegagalan total di pihak orang-orang yang bersekongkol itu, serta kekalahan mereka setelah mendengar jawab-Nya, “Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar.” Luk. 20:22-25. DA 725.5
Sekarang imam-imam berusaha memperlihatkan bahwa pada kesempatan ini Kristus telah mengajarkan apa yang mereka harapkan akan diajarkan-Nya. Dalam kesukaran mereka dipanggillah saksi-saksi dusta untuk menolong mereka, dan “mereka mulai menuduh Dia, serta berkata, Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja.” Tiga tuduhan, masing-masing tidak beralasan. Imam-imam mengetahui hal ini, tetapi mereka rela bersumpah palsu asalkan mereka dapat mencapai maksud mereka. DA 725.6
Pilatus mengerti maksud mereka. Ia tidak percaya bahwa orang tahanan itu sudah mengadakan rencana jahat melawan pemerintah. Keadaan-Nya yang lemah lembut dan rendah hati sama sekali tidak sesuai dengan tuduhan itu. Pilatus diyakinkan bahwa suatu rencana jahat sudah diadakan untuk membinasakan seorang yang tidak bersalah yang menghalang-halangi kehendak para pembesar Yahudi. Sambil berbalik kepada Yesus ia bertanya, “Engkaukah Raja orang Yahudi?” Juruselamat menjawab, “Engkau sendiri mengatakannya.” Dan pada waktu Ia berkata, wajah-Nya bercahaya seakan-akan sinar matahari sedang menyinarinya. DA 726.1
Ketika mereka mendengar jawab-Nya. Kayafas dan mereka yang bersama-sama dengan dia memanggil Pilatus untuk menyaksikan bahwa Yesus telah mengakui kejahatan yang dituduhkan kepada-Nya. Dengan teriak hiruk pikuk, imam-imam, ahli Taurat, dan penghulu-penghulu menuntut agar Ia dijatuhi hukuman mati. Teriak itu disambut oleh orang banyak dan kegaduhan itu memekakkan telinga. Pilatus kebingungan. Setelah melihat bahwa Yesus tidak menjawab para penuduh-Nya, Pilatus mengatakan kepada-Nya, “Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau. Tetapi Yesus tidak berkata apa-apa.” DA 726.2
Bacalah Markus 15:15-20. Apa yang dilakukan serdadu-serdadu kepada Yesus dan apa maknanya?
Yesus dibawa, lemas karena keletihan, dan dipenuhi dengan luka-luka, dan didera pada pemandangan orang banyak. “Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dari memanggil seluruh pasukan berkumpul. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat Kepada-Nya, katanya: ‘Salam hai Raja orang Yahudi!’ …. dan berlutut menyembah-Nya.” Sekali-sekali tangan jahil merenggut buluh yang telah ditaruh pada tangan-Nya, dan memukul mahkota itu pada dahi-Nya, memaksakan duri-duri masuk ke dalam pelipis-Nya, sehingga darah mengalir pada wajah dan janggut-Nya. DA 734.1
Heranlah, O surga! dan tercenganglah, O bumi! Lihatlah si penindas dan yang ditindas. Orang banyak yang sudah marah sekali mengelilingi Juruselamat dunia. Ejekan dan nistaan bercampur dengan sumpah hujatan yang kasar. Kelahiran-Nya yang hina dan kehidupan-Nya yang rendah hati menjadi buah mulut di antara orang banyak yang tidak berperasaan. Pengakuan-Nya bahwa Ialah Anak Allah ditertawakan, dan senda gurau yang kasar dan ejekan yang menghina disampaikan dari bibir ke bibir. DA 734.2
Kemarahan Setan sangat besar ketika ia melihat bahwa segala nistaan yang dikenakan pada Juruselamat sedikitpun tidak memaksa Dia mengeluarkan persungutan dari bibir-Nya. Meskipun Ia telah mengenakan sifat manusia, Ia dikuatkan dengan keteguhan Ilahi, dan sedikitpun tidak menyimpang dari kehendak Bapa-Nya. DA 735.1
Sekarang Pilatus memerintahkan untuk membawa Barabas ke pengadilan. Kemudian ia mempertunjukkan kedua orang tahanan itu berdamping-dampingan, dan sambil menunjuk kepada Juruselamat berkatalah ia dalam suara memohon yang sungguh-sungguh, “Pandanglah Orang itu.” “Lihatlah, aku membawa Dia keluar kepadamu, supaya kamu tahu bahwa aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.” DA 735.3
Pilatus keheran-heranan melihat kesabaran Juruselamat yang tidak pernah mengeluh. Ia tidak meragukan bahwa oleh memandang Orang ini, yang sangat mencolok perbedaan-Nya dengan Barabas, akan menggerakkan orang Yahudi kepada simpati. Tetapi ia tidak mengerti akan kebencian fanatik di pihak imam-imam terhadap Dia yang, sebagai Terang dunia, telah menunjukkan kegelapan dan kesalahan mereka. Mereka telah menggerakkan orang banyak sampai menjadi marah sekali, dan sekali lagi imam-imam, penghulu-penghulu, dan orang banyak menyaringkan teriak yang menakutkan, “Salibkan Dia, salibkan Dia.” Akhirnya, setelah hilang kesabaran terhadap kebengisan mereka yang tidak berdasarkan pertimbangan yang sehat. Pilatus berseru dengan nada putus asa, “Ambil Dia, dan salibkanlah Dia! Karena aku tidak mendapati kesalahan apa pun.” DA 736.1
Gubernur Roma, meskipun sudah biasa dengan peristiwa-peristiwa yang kejam, namun terharu dengan simpati terhadap orang tahanan yang menderita, yang meskipun dipersalahkan dan didera, dengan dahi yang berlumuran darah dan punggung yang penuh luka sobek, namun masih mempunyai pembawaan seorang raja di atas takhtanya. Imam-imam menyatakan, “Pada kami ada suatu hukum, dan menurut hukum itu wajiblah Ia mati, oleh sebab Ia mengatakan diri-Nya Anak Allah.” DA 736.2
Pilatus terkejut. Ia tidak mempunyai pendapat yang betul tentang Kristus dan tugas-Nya, tetapi ia mempunyai suatu iman yang kabur kepada Allah dan kepada makhluk-makhluk yang lebih tinggi daripada manusia. Suatu pikiran yang sudah pernah timbul dalam ingatannya lebih berwujud. Ia meragukan apakah Orang yang berdiri di hadapannya, yang berpakaikan jubah hinaan yang ungu warnanya, dan dimahkotai duri itu memang benar Oknum Ilahi. DA 736.3
Bacalah Markus 15:21-38. Ironi yang mengerikan dan menyakitkan apa yang muncul dalam ayat-ayat ini?
“Ketika Yesus melalui pintu gerbang halaman Pilatus, salib yang telah disediakan bagi Barabas diletakkan di atas bahu-Nya yang hancur dan berdarah…Beban Juruselamat terlalu berat bagi-Nya dalam keadaan-Nya yang lemah dan sedang menderita… Ia jatuh pingsan di bawah beban itu. DA 741.4
“Orang banyak yang mengikuti Juruselamat melihat langkah-langkahNya yang lemah dan terhuyung-huyung, tetapi mereka tidak menunjukkan belas kasihan.Mereka mengejek dan menghina Dia karena Ia tidak dapat memikul salib yang berat itu… Mereka kebingungan untuk mencari seseorang yang akan memikul beban yang hina itu… Malah tidak seorang pun dari orang banyak itu yang mengikuti Dia mau membungkuk untuk menanggung salib itu. DA 742.1
“Pada saat ini seorang asing, Simon orang Kirene, yang datang dari luar kota, bertemu dengan rombongan itu. Ia mendengar ejekan dan kata-kata kotor dari orang banyak; ia mendengar perkataan yang diulang dengan penuh penghinaan, Bukalah jalan bagi Raja orang Yahudi! Ia berhenti keheran-heranan melihat peristiwa itu; dan ketika ia mengungkapkan belas kasihannya, mereka menangkap dia dan meletakkan salib di bahunya. DA 742.2
“Simon telah mendengar tentang Yesus. Anak-anaknya laki-laki adalah orang-orang yang percaya akan Juruselamat, tetapi ia sendiri bukannya seorang murid. Menanggung salib ke Golgota merupakan suatu berkat bagi Simon, dan sejak waktu itu ia berterima kasih karena bimbingan Ilahi ini. Hal itu menuntun dia untuk menanggung salib Kristus atas pilihannya sendiri, dan senantiasa berdiri dengan gembira di bawah bebannya.” DA 742.3
Setelah tiba di tempat pelaksanaan hukuman mati, orang-orang tahanan itu diikatkan pada alat-alat penyiksa. Kedua pencuri bergumul di tangan orang-orang yang menaruh mereka di atas salib, tetapi Yesus tidak mengadakan perlawanan... DA 744.1
“Segera setelah Yesus dipakukan di salib, orang-orang kuat mengangkat salib itu, dan dengan kerasnya menancapkannya ke tempat yang sudah disediakan untuk maksud itu. Hal ini menyebabkan kesengsaraan yang paling hebat bagi Anak Allah…” DA 745.2
“Matahari enggan melihat pemandangan yang menakutkan itu. Sinarnya yang terik dan cerah sedang menerangi bumi pada tengah hari, ketika secara tiba-tiba tampaknya matahari dilenyapkan. Kegelapan yang hitam pekat, laksana kain penutup peti jenazah, menudungi salib itu. “Gelaplah seluruh tanah itu hingga pukul tiga petang.” Tidak ada gerhana atau penyebab alamiah lainnya untuk kegelapan ini, yang sama gelapnya dengan tengah malam tanpa bulan atau bintang-bintang. Itulah suatu kesaksian yang ajaib yang diberikan Allah agar iman generasi mendatang dapat dikuatkan.” DA 753.3
“Ketika kegelapan terangkat dari jiwa Kristus yang sedang tertindih, Ia merasakan kembali penderitaan jasmaniah, dan berkata, “Aku haus.” Salah seorang serdadu Roma, yang terharu dengan perasaan belas kasihan ketika melihat bibir-Nya kering, mengambil sebuah lumut karang pada sebatang zufa, dan setelah mencelupkannya dalam cuka, diberikan- nya kepada Yesus. Tetapi para imam mengejek kesengsaraan-Nya…” DA 754.4
“Dalam ketenangan orang-orang yang melihatnya memperhatikan akhir peristiwa yang menakutkan itu. Matahari bersinar, tetapi salib masih dikelilingi dengan kegelapan. Para imam dan penghulu memandang ke arah Yerusalem, dan lihatlah, awan tebal telah turun ke kota dan di lembah Yudea. Matahari kebenaran, Terang dunia, sedang menarik sinarNya dari kota Yerusalem yang tadinya disenangi itu. Kilat murka Allah yang ganas itu ditujukan kepada kota yang terkutuk itu. DA 756.1
“Tiba-tiba kegelapan terangkatlah dari salib, dan dalam nada yang jelas laksana bunyi nafiri, yang tampaknya bergema di semesta alam, Yesus berseru, “Sudah selesai.” “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Suatu terang mengelilingi salib, dan wajah Juruselamat bersinar dengan kemuliaan seperti matahari. Kemudian la menundukkan kepala-Nya ke dada-Nya, dan wafat.” DA 756.2
Bacalah Markus 15:33-41. Apakah satu-satunya perkataan Yesus di atas kayu salib dalam Markus? Apakah makna kematian Kristus bagi kita semua?
Ketika kegelapan menudungi bumi, mereka dipenuhi ketakutan; sementara kegentaran mereka berkurang, kembalilah rasa ketakutan bahwa Yesus akan meloloskan diri dari mereka. Perkataan-Nya, “Eli, Eli, lama sabakhtani?” telah ditafsirkan dengan salah oleh mereka. Dengan hinaan dan ejekan yang pahit mereka berkata, “Orang ini memanggil Elia.” Mereka menolak kesempatan terakhir untuk meringankan penderitaan-Nya. “Janganlah” kata mereka, “baiklah kita lihat apakah Elia datang menyelamatkan Dia.” DA 754.4
Anak Allah yang tidak bercacat-cela tergantung di salib, daging-Nya sobek dengan pukulan: tangan yang sering direntangkan untuk memberkati, dipakukan pada kayu palang, kaki yang tidak mengenal jerih lelah dalam pelayanan kasih, dipakukan ke salib; kepala Raja ditembusi mahkota duri; bibir yang gemetar mengucapkan seruan malapetaka. Dan segala sesuatu yang diderita-Nya—tetesan darah yang mengalir dari kepala-Nya, tangan-Nya. kaki-Nya, kesengsaraan yang menyiksa tubuh-Nya, serta kepedihan yang tidak terperikan yang memenuhi jiwa-Nya ketika wajah Bapa disembunyikan—berbicara kepada setiap anak manusia, menyatakan, Bagimulah Anak Allah rela menanggung beban kesalahan ini; bagimulah Ia merusakkan kerajaan kematian, dan membuka gerbang Firdaus. Ia yang mendiamkan lautan yang bergelora dan berjalan di atas ombak yang berbuih, yang menyebabkan setan-setan gemetar dan penyakit lenyap, yang mencelikkan mata yang buta dan membangkitkan orang mati, – mempersembahkan diri-Nya di atas salib sebagai korban, dan hal ini disebabkan oleh kasih bagimu. Ia, Penanggung Dosa menderita murka keadilan Ilahi, dan untuk kepentinganmu menjadi dosa dengan sendirinya. DA 755.1
Di tengah kegelapan yang mengerikan itu, tampaknya ditinggalkan Allah, Kristus telah menghabiskan teguk terakhir dalam cawan celaka manusia. Pada saat-saat yang mengerikan itu la bergantung pada bukti penerimaan Bapa-Nya yang diberikan kepada-Nya hingga saat itu. Ia kenal baik akan tabiat Bapa-Nya; Ia mengerti akan keadilan-Nya, kemurahan-Nya, dan kasih-Nya yang besar. Oleh iman la berharap pada-Nya yang selamanya dipatuhi-Nya dengan penuh kegembiraan. Dan sebagaimana dalam sikap patuh diserahkan-Nya diri-Nya kepada Allah, Ia merasakan bahwa hilangnya anugerah Allah telah ditarik kembali. Oleh iman, Kristus menjadi pemenang. DA 756.3
Belum pernah sebelumnya bumi menyaksikan peristiwa seperti itu. Orang banyak berdiri dalam keadaan lumpuh, dan dengan menahan nafas memandang pada Juruselamat. Sekali lagi kegelapan menudungi bumi, dan bunyi gemuruh bagaikan guntur keras, kedengaran. Terasalah gempa bumi yang hebat. Orang banyak terguncang sampai saling tindih menindih. Kekacauan dan kegemparan yang paling hebat terjadi sesudah itu. Di gunung-gunung di sekitarnya, batu-batu pecah, dan terguling berderak-derik ke lembah. Kubur-kubur terbuka, dan orang mati keluar dari kubur. Semesta alam tampaknya hancur luluh. Imam-imam penghulu-penghulu, serdadu-serdadu, orang-orang yang menjalankan hukuman, dan orang banyak, yang tidak dapat mengeluarkan sepatah kata pun karena ketakutan, semuanya tersungkur ke tanah. DA 756.4
Ketika seruan yang nyaring “Sudah selesai,” keluar dari bibir Kristus, imam-imam sedang mengadakan upacara dalam bait suci. Itulah saatnya korban petang. Anak domba yang melambangkan Kristus telah dibawa untuk disembelih. Imam yang berpakaikan jubahnya yang bermakna dan indah itu, berdiri dengan pisau terangkat, sebagaimana halnya dengan Abraham ketika ia hampir akan menyembelih anaknya. Dengan perhatian besar orang banyak melihatnya. Tetapi bumi bergetar dan berguncang, karena Tuhan Sendiri datang dekat. Dengan bunyi koyak tirai di dalam bait suci tercarik dari atas ke bawah oleh tangan yang tidak kelihatan, membukakan pada pemandangan orang banyak tempat yang biasanya dipenuhi dengan hadirat Allah. Di sinilah Allah telah menunjukkan kemuliaan-Nya di atas tutupan grafirat. Tidak seorang pun kecuali imam besar pernah mengangkat tirai yang memisahkan ruangan ini dari ruangan bait suci lainnya. Ia memasukinya sekali setahun untuk mengadakan grafirat bagi dosa orang banyak. Tetapi lihatlah, tirai itu sudah terkoyak menjadi dua. Tempat yang maha suci dalam bait suci duniawi tidak lagi suci. DA 756.5
Semuanya adalah ketakutan dan kekacauan. Imam hampir akan menyembelih korban, tetapi pisau jatuh dari tangannya yang lemah, dan anak domba pun terlepaslah. Upacara bayangan telah bertemu dengan yang dibayangkannya dalam kematian Anak Allah. Korban yang besar telah diadakan. Jalan menuju tempat yang maha suci sudah terbuka lebar. Suatu jalan baru dan hidup tersedia bagi semuanya. Tidak perlu lagi manusia berdosa yang bersusah itu menantikan kedatangan imam besar. Sejak saat itu Juruselamat harus mengadakan tugas sebagai imam dan pembela di surga. Hal itu seolah-olah suara yang hidup yang telah berbicara kepada orang-orang yang berbakti. Sekarang segala korban dan persembahan karena dosa sudah berakhir. Anak Allah sudah datang sesuai dengan sabda-Nya, “Sungguh. Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku.” Dengan “membawa darah-Nya sendiri.” Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.” Ibr. 10:7; 9:12. DA 757.1
Baca Markus 15:42-47. Apa makna dari campur tangan Yusuf dari Arimatea, terutama karena semua murid Yesus tidak terlihat?
Dengan kematian Kristus punahlah harapan murid-murid-Nya. Mereka memandang pada kelopak mata-Nya yang tertutup dan kepala-Nya yang tunduk. rambut-Nya kusut dengan darah, tangan dan kaki-Nya yang ditembusi paku, dan kesedihan mereka tidak terperikan. Sampai pada akhirnya mereka tidak percaya bahwa Ia akan mati, mereka hampir tidak percaya bahwa sesungguhnya Ia sudah mati. Karena bingung dengan kesusahan, mereka tidak teringat akan perkataan-Nya yang meramalkan peristiwa ini. Tidak suatu pun yang telah dikatakan-Nya memberi mereka penghiburan sekarang. Mereka melihat hanya salib dan Korbannya yang sedang berdarah. Masa depan tampaknya gelap dengan putus asa. Iman mereka kepada Yesus lenyaplah, tetapi belum pernah mereka mengasihi Tuhan mereka seperti sekarang. Belum pernah sebelumnya mereka merasakan jasa-Nya, serta keperluan mereka akan hadirat-Nya. DA 772.3
Dalam kematian sekalipun, tubuh Kristus sangat berharga bagi murid-muridNya. Mereka ingin memakamkan Dia dengan penuh kehormatan, tetapi tidak mengetahui bagaimana melaksanakannya. Pengkhianatan terhadap pemerintah Roma merupakan kejahatan yang olehnya Yesus dihukum, dan orang-orang yang dibunuh karena pelanggaran ini dibawa ke pekuburan khusus yang disediakan bagi penjahat-penjahat seperti itu. Yohanes, murid Yesus, dengan wanita-wanita dari Galilea telah tinggal di salib. Mereka tidak dapat meninggalkan tubuh Tuhan mereka diperlakukan oleh serdadu-serdadu yang tidak berperasaan, dan dikuburkan di kubur yang tidak terhormat. Meskipun demikian mereka tidak dapat mencegahnya. Mereka tidak dapat memperoleh izin dari penguasa Yahudi, dan mereka tidak mempunyai pengaruh kepada Pilatus. DA 772.4
“Dalam keadaan darurat ini, Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus datang menolong murid-murid. Kedua orang ini adalah anggota Sanhedrin, dan berkenalan baik dengan Pilatus. Keduanya adalah orang kaya dan berpengaruh. Mereka menentukan untuk menguburkan tubuh Yesus dengan penuh penghormatan. DA 773.1
“Yusuf pergi dengan beraninya kepada Pilatus, dan memohonkan tubuh Yesus dari padanya. Untuk pertama kalinya, Pilatus mengetahui bahwa sesungguhnya Yesus sudah mati Berita-berita yang bertentangan telah sampai kepadanya mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi pada penyaliban, tetapi berita tentang kematian Kristus dengan sengaja tidak disampaikan kepadanya. Pilatus telah diberi amaran oleh imam-imam dan penghulu-penghulu terhadap penipuan oleh murid-murid Kristus mengenai tubuh-Nya. Sebab itu setelah mendengar permohonan Yusuf, disuruhnya memanggil penghulu laskar yang bertugas di salib, dan mencari tahu kepastian tentang kematian Yesus. Ia juga menanyakan kepadanya cerita tentang peristiwa di Golgota untuk menguatkan kesaksian Yusuf. DA 773.2
Permohonan Yusuf dikabulkan. Sementara Yohanes merasa susah tentang penguburan Gurunya, kembalilah Yusuf dengan membawa pe-rintah Pilatus untuk tubuh Kristus; dan Nikodemus datang membawa suatu campuran mur dan gaharu yang mahal harganya, kira-kira seratus kati beratnya, untuk merempah-rempahi-Nya. Yang paling dihormati di seluruh Yerusalem sekalipun tidak dapat diberi penghormatan yang lebih dari itu dalam kematian. Murid-murid tercengang-cengang melihat penghulu-penghulu yang kaya ini yang mempunyai perhatian yang sama seperti mereka sendiri dalam penguburan Tuhannya. DA 773.3
Baik Yusuf maupun Nikodemus belum menerima Juruselamat terangterangan sementara Ia masih hidup. Mereka mengetahui bahwa langkah seperti itu akan mengasingkan mereka dari Sanhedrin, dan mereka meng-harapkan hendak melindungi Dia oleh pengaruh mereka dalam majelis. Untuk sementara waktu mereka tampaknya berhasil, tetapi imam-imam yang licik, yang melihat bahwa mereka menyenangi Kristus, telah meng-halangi rencana itu. Pada waktu mereka tidak hadir Yesus dinyatakan bersalah dan diserahkan untuk disalibkan. Sekarang karena Ia sudah mati, mereka tidak lagi menyembunyikan kasih sayang mereka kepadaNya. Sementara murid-murid takut menunjukkan diri terang-terangan sebagai pengikut-Nya, Yusuf dan Nikodemus datang dengan beraninya untuk menolong mereka. Pertolongan orang-orang yang kaya dan terhormat ini sangat diperlukan pada saat ini. Men;ka dapat melakukan bagi Guru mereka yang sudah mati apa yang tidak mungkin dilakukan oleh murid-murid yang miskin; dan kekayaan serta pengaruh mereka sangat melindungi mereka dari kebencian para imam dan penghulu. DA 773.4
Dengan pelahan lahan dan dengan penuh hormat mereka melepaskan dengan tangan mereka sendiri tubuh Yesus dari salib. Air mata simpati bercucuran ketika mereka memandang tubuh-Nya yang hancur dan lukaluka itu. Yusuf mempunyai sebuah kubur yang baru, yang dipahat di dalam batu. Ia menyediakan kubur ini bagi dirinya sendiri, tetapi kubur itu terletak di dekat Golgota, dan sekarang ia menyediakannya bagi Yesus. Tubuh, bersama-sama dengan rempah-rempah yang dibawa oleh Nikodemus, dibungkus dengan hati-hati dalam kain kapan, dan Juruselamat dibawa ke kubur. Di sanalah ketiga murid meluruskan anggota-anggota badan yang sudah koyak, dan melipat tangan yang sudah berbilur itu di atas dada yang tidak berdenyut lagi. Wanita-wanita Galilea datang hendak melihat bahwa segala sesuatu yang dapat dilakukan telah dilakukan bagi tubuh Guru mereka yang kekasih yang tidak bernyawa lagi itu. Kemudian mereka melihat batu yang berat digulingkan untuk menutup pintu kubur, dan Juruselamat ditinggalkan dalam peristirahatan-Nya. Wanita-wanita itu berada paling akhir di salib, dan paling akhir di kubur Kristus. Sementara hari-hari bertambah gelap, Maria Magdalena dan Maria-Maria lainnya berlambat-lambat di sekitar tempat peristirahatan Tuhan mereka, sambil mengucurkan air mata kesusahan atas nasib Guru yang mereka kasihi. “Setelah pulang . . . mereka beristirahat menurut hukum Taurat.” Luk. 23:56. DA 774.1
Nubuatan ini telah digenapi dengan cara yang nyata. Setiap kemarahan, celaan, dan kekejaman yang dapat diberikan oleh Setan untuk menipu manusia, telah didatangkan ke atas pengikut-pengikut Yesus. Dan sekali lagi hal itu akan digenapi secara nyata; karena hati daging masih bermusuhan dengan hukum Allah, dan tidak akan tunduk kepada perintah itu. Dunia ini tidak lagi harmonis dengan prinsip-prinsip Kristus dewasa ini daripada waktu rasul-rasul. Kebencian yang sama mendorong seruan, “ Salibkan Dia, salibkan Dia!” kebencian yang sama yang memimpin kepada penganiayaan murid-murid, masih bekerja pada anak-anak yang tidak taat. Roh yang sama yang dalam Zaman Kegelapan mengasingkan pria dan wanita ke dalam penjara, ke dalam pembuangan, dan ke dalam kematian, yang melihat aniaya yang hebat dari Peneliti, yang merencanakan dan menjalankan Pembunuhan St. Bartolomeus, dan menyalakan api dari Smithfield, masih tetap bekerja dengan maksud jahat dalam hati yang tidak mungkin berubah lagi. Sejarah kebenaran sudah tercatat menjadi pergumulan antara yang benar dan salah. Proklamasi Injil telah disampaikan ke dunia ini menghadapi pertentangan, bahaya, kehilangan, dan penderita. AA 84.3