Mengajar Para Murid: Bagian I

Pelajaran 7, Triwulan 3, 10-16 Agustus 2024.

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
Download Pdf

Sabat Sore, 10 Agustus

Ayat Hafalan:

“Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” KJV - Markus 8:34


“Peristiwa-peristiwa yang dihadapi-Nya masih tersembunyi dari rekan-rekan sekerja-Nya yang terpilih itu, tetapi saatnya sudah dekat bila mereka harus melihat kesengsaraan-Nya. Mereka harus melihat Dia yang sudah mereka kasihi dan percaya, yang sudah diserahkan ke tangan musuh-musuh-Nya, dan tergantung di salib Golgota. Tidak lama kemudian Ia harus meninggalkan mereka untuk menghadapi dunia tanpa penghiburan hadirat-Nya yang kelihatan. Ia mengetahui alangkah pahitnya kebencian, dan kurang percaya akan menganiaya mereka, dan Ia ingin mempersiapkan mereka untuk ujian mereka.” DA 410.3

“Ia hampir memberitahukan kepada mereka tentang penderitaan yang menunggu Dia. Tetapi mula-mula Ia mengasingkan diri, dan mendoakan agar hati mereka disediakan untuk menerima perkataan-Nya. Ketika menggabungkan diri dengan mereka, Ia tidak segera menyampaikan hal yang hendak diberikan-Nya. Sebelum melakukannya, Ia memberi mereka suatu kesempatan untuk mengaku iman mereka kepada-Nya, agar mereka dapat dikuatkan guna menghadapi ujian yang akan datang. Ia bertanya, “kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” DA 411.2

“Kini Yesus menanyakan pertanyaan kedua, yang berhubungan dengan murid-murid itu sendiri: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Petrus menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” DA 411.4

“Yesus menjawab kepada Petrus dengan berkata, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga.” DA 412.4

“Sesudah pengakuan Petrus, Yesus memerintahkan murid-murid agar tidak menceritakan kepada seorang pun bahwa Ialah Kristus. Perintah ini diberikan sebab perlawanan yang nekad di pihak ahli Taurat dan orang Farisi. Lebih dari itu, orang banyak dan murid-murid sekalipun mempunyai suatu pengertian yang sangat keliru tentang Mesias, sehingga suatu pengumuman tentang Dia kepada khalayak ramai tidak akan memberi mereka pendapat yang benar tentang tabiat-Nya atau pekerjaan-Nya. Tetapi dari hari ke hari Ia menyatakan diri-Nya kepada mereka sebagai Juruselamat, dan dengan demikian Ia ingin memberikan kepada mereka suatu pengertian yang benar tentang Dia sebagai Mesias. DA 414.4

Minggu, 11 Agustus

Melihat dengan jelas


Bacalah Markus 8:22-30. Mengapa Yesus perlu menyentuh orang buta itu sebanyak dua kali untuk menyembuhkannya, dan pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kisah ini?

“’Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya. tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia….. Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam” (Siloam artinya: “Yang diutus”). Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. DA 470.3

Kepercayaan orang Yahudi mengenai hubungan antara dosa dan penderitaan dianut oleh murid-murid Kristus. Meskipun Yesus memperbaiki kekeliruan mereka, Ia tidak menjelaskan sebab-sebab malapetaka manusia, melainkan mengatakan kepada mereka apa yang akan diakibatkannya. Karena itulah perbuatan Allah akan dinyatakan. “Selama Aku di dalam dunia ini,” kata-Nya, “Akulah terang dunia.” Kemudian setelah mengoles mata orang buta itu, Ia menyuruh dia membasuhnya di kolam Siloam, dan pulihlah penglihatan orang itu. Demikianlah Yesus menjawab pertanyaan murid-murid dengan cara yang praktis, sebagaimana biasanya Ia menjawab pertanyaan yang ditanyakan kepada-Nya karena ingin tahu. Murid-murid tidak dipanggil untuk memperbincangkan pertanyaan mengenai siapa yang berdosa atau tidak berdosa, melainkan untuk mengerti kuasa dan kemurahan Allah dalam memberikan penglihatan kepada orang buta. Sudah jelas bahwa tidak ada khasiat penyembuhan dalam tanah lembek itu, atau di kolam tempat orang buta disuruh membasuh mukanya, melainkan bahwa khasiat itu terdapat dalam Kristus. DA 471.4

Orang Farisi sudah tentu takjub melihat kesembuhan itu. Tetapi mereka malah dipenuhi kebencian lebih dari biasanya, karena mujizat itu telah diadakan pada hari Sabat. DA 471.5

Tetangga orang muda itu, serta mereka yang mengetahui dia dahulu dalam kebutaannya, berkata, “Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?” Mereka memandang kepadanya dengan kebimbangan, karena ketika matanya terbuka, wajahnya berubah dan berseri-seri, dan ia kelihatan seperti orang lain. Pertanyaan disampaikan dari seorang kepada yang lain. Ada orang yang berkata, “Inilah dia.” Ada pula yang berkata, “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Tetapi ia yang menerima berkat besar membereskan persoalan itu dengan berkata, ‘Benar akulah dia.’ Kemudian ia menceritakan kepada mereka tentang Yesus,.dan bagaimana caranya ia disembuhkan, mereka bertanya, “dimanakah Dia?” la menjawab, “Aku tidak tahu.” DA 471.6

Senin, 12 Agustus

Harga Pemuridan


Bacalah Markus 8:31-38. Apakah yang Yesus ajarkan di sini tentang harga mengikut Kristus?

 “Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. DA 415.2

Dalam keadaan bungkam karena kesedihan dan keheranan, murid-murid mendengarkannya. Kristus telah menerima pengakuan Petrus tentang Dia sebagai Anak Allah, dan sekarang perkataan-Nya yang menunjuk kepada penderitaan dan kematian-Nya tampaknya tidak dapat dipahami. Petrus tidak dapat tinggal diam. Ia memeluk Tuhannya, seakan-akan ingin menarik Dia dari nasib yang mengancam, sambil berseru “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali tak akan menimpa Engkau.” DA 415.3

“Setan berusaha mengecewakan Yesus, dan membalikkan Dia dari tugas-Nya; dan Petrus dalam kasih yang buta, sedang memberikan suara kepada pencobaan. Putra kejahatan adalah sumber buah pikiran itu. Ajakannya ada di belakang permohonan yang membujuk itu. Di padang belantara, Setan telah menawarkan kerajaan dunia kepada Kristus dengan syarat meninggalkan jalan kerendahan hati dan pengorbanan. Sekarang ia mengemukakan pencobaan yang sama kepada murid Kristus. Ia sedang berusaha menetapkan pandangan Petrus pada kemuliaan duniawi, sehingga ia tidak melihat salib yang diinginkan Yesus supaya dilihatnya. Dan dengan perantaraan Petrus, Setan sekali lagi melancarkan pencobaan kepada Yesus. Tetapi Juruselamat tak menghiraukannya, pikiran-Nya tertuju kepada murid-Nya. Setan telah berdiri di antara Petrus dan Tuhannya, supaya hati murid itu tidak akan terharu oleh memandang perihal Kristus direndahkan baginya. Perkataan Kristus diucapkan, bukannya kepada Petrus, melainkan kepada seorang yang berusaha memisahkan dia dari Penebusnya. “Enyahlah Iblis.” Jangan lagi berdiri di antara Aku dengan hamba-Ku yang mudah berbuat kesalahan. Biarlah Aku datang muka dengan muka dengan Petrus, supaya Aku menyatakan rahasia kasih-Ku kepadanya. DA 416.1

Hal itu menjadi suatu pelajaran yang pahit bagi Petrus, dan yang dipelajarinya dengan lambat, bahwa jalan Kristus di dunia ini terletak melalui kesengsaraan dan sifat merendahkan diri. Murid itu mundur dari persekutuan dengan Tuhannya dalam penderitaan. Tetapi dalam kepanasan dapur api ia harus mempelajari berkatnya. Lama sesudah itu, ketika tubuhnya yang selalu giat bekerja sudah bungkuk karena pekerjaan bertahun-tahun lamanya, ia menulis, “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu |uga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.” 1 Petrus 4:12, 13. DA 416.2

Sekarang Yesus menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa hidupNya yang penuh penyangkalan diri merupakan teladan untuk hidup mereka yang semestinya. Setelah memanggil orang banyak yang tinggal lama-lama di dekat tempat itu untuk datang kepada-Nya dengan murid-murid-Nya, Ia berkata, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku.” Salib itu dihubungkan dengan kuasa Roma. Itulah alat untuk jenis kematian yang paling bengis dan hina. Para penjahat yang paling hina dituntut memikul salib ke tempat pelaksanaan hukuman mati; dan sering ketika salib itu sudah hampir diletakkan di atas bahu, mereka menolak dengan kekerasan yang penuh perasaan putus asa, sampai mereka dikuasai, dan alat penyiksa diikatkan pada mereka. Tetapi Yesus menyuruh para pengikut-Nya mengangkat salib dan memikulnya seperti Dia. Bagi murid-murid, perkataan-Nya, meskipun dipahami dengan samar-samar, menunjuk kepada penyerahan diri mereka pada sifat merendahkan diri yang paling pahit, – penyerahan diri meskipun sampai kepada maut karena nama Kristus. Tidak ada penyerahan diri yang lebih sempurna yang dapat digambarkan oleh perkataan Juruselamat. Tetapi segala perkara ini telah diterima-Nya bagi mereka. Yesus tidak menganggap surga suatu tempat yang dirindukan sementara kita dalam keadaan hilang. la meninggalkan istana surga untuk hidup yang penuh celaan dan hinaan, serta kematian yang memalukan. Ia yang kaya dengan harta benda surga yang tak ternilai, menjadi miskin, supaya oleh kemiskinan-Nya kita boleh menjadi kaya. Kita harus mengikuti jalan yang ditempuh-Nya. DA 416.3

Kasih bagi jiwa-jiwa yang baginya Kristus mati berarti menyalibkan diri sendiri. Sejak saat itu ia yang menjadi seorang anak Allah harus memandang dirinya sebagai suatu mata rantai dalam rantai yang diulurkan untuk menyelamatkan dunia, satu dengan Kristus dalam rencana kemurahan-Nya, keluar dengan Dia untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Orang Kristen harus senantiasa menyadari bahwa ia sudah memusatkan dirinya kepada Allah, dan bahwa dalam tabiat ia harus menyatakan Kristus kepada dunia. Pengorbanan diri, simpati, kasih yang ditunjukkan dalam kehidupan Kristus hendaknya kelihatan kembali dalam kehidupan pekerja Allah. DA 417.1

“Karena barangsiapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Sifat mementingkan diri adalah kematian. Tidak ada anggota tubuh yang dapat hidup sekiranya pelayanannya dibatasi baginya sendiri. Jantung yang gagal mengirimkan darah yang memberi hidup ke tangan dan kepala, akan segera hilang kekuatannya. Sebagaimana darah yang memberi hidup, demikian juga halnya dengan kasih Kristus yang tersebar melalui setiap bagian tubuh-Nya yang bersifat ajaib. Kita adalah anggota-anggota satu dengan yang lain, dan jiwa yang enggan membagikan akan binasa. Dan “apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia,” kata Yesus, tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” DA 417.2

Selasa, 13 Agustus

Gunung dan rombongan besar


Bacalah Markus 9:1-13. Apakah yang dilihat oleh Petrus, Yakobus dan Johannes satu malam bersama Yesus?

“Hari sudah menjelang malam ketika Yesus memanggil ke samping-Nya tiga dari antara murid-murid-Nya, Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan menuntun mereka melalui ladang-ladang dan mendaki jalan yang jauh ke suatu lereng gunung yang sepi. Juruselamat dan murid-murid-Nya telah menggunakan hari itu mengadakan perjalanan dan mengajar, dan pendakian ke gunung itu menambah keletihan mereka. Kristus telah mengangkat beban dari pikiran dan tubuh banyak penderita. Ia telah memberikan kegairahan hidup melalui tubuh mereka yang sudah lemah; tetapi Ia juga dikelilingi dengan kemanusiaan, dan bersama murid-murid-Nya Ia merasa letih karena pendakian itu.” DA 419.1

“Dengan segera Kristus mengatakan kepada mereka bahwa kini mereka tidak usah pergi lebih jauh lagi. Setelah melangkah agak jauh dari mereka, Manusia Duka itu mencurahkan permohonan-Nya dengan tangisan yang keras disertai air mata. Ia berdoa memohon kekuatan menahan ujian demi kepentingan umat manusia. Ia sendiri harus mendapat pegangan yang segar pada Yang Mahakuasa, karena hanya dengan demikian Ia dapat merenungkan masa depan. Dan la mencurahkan kerinduan hati-Nya bagi murid-murid-Nya, supaya pada saat kuasa kegelapan iman mereka tidak gagal. Embun yang tebal membasahi tubuh-Nya yang sedang tunduk itu, tetapi Ia tidak menghiraukannya. Bayang-bayang malam menutupi Dia, tetapi Ia tidak memperhatikan kegelapannya. Demikianlah saat-saat berlalu. Mula-mula murid-murid menyatukan doa mereka dengan doa-Nya dalam permohonan yang tekun, tetapi sesaat kemudian mereka dikalahkan oleh kelelahan, dan meskipun mereka berusaha mempertahankan minat mereka pada peristiwa itu, namun mereka tertidur. Yesus telah menceritakan kepada mereka tentang penderitaan-Nya; Ia telah membawa mereka serta-Nya supaya mereka dapat bersatu dengan Dia dalam doa, pada saat itu Ia sedang mendoakan mereka. Juruselamat telah melihat kemurungan murid-murid-Nya, dan rindu meringankan kesedihan mereka dengan suatu jaminan bahwa iman mereka tidak sia-sia. Bukan itu saja, bahkan supaya kedua belas murid itu, dapat menerima pernyataan yang hendak diberikan-Nya. Hanya ketiga murid yang menyaksikan dukacita-Nya di Getsemani itulah yang telah dipilih untuk menyertai Dia di gunung. Sekarang beban doa-Nya ialah agar kepada mereka ditunjukkan kemuliaan yang dimiliki-Nya dengan Bapa sebelum dunia diciptakan, supaya kerajaan dinyatakan kepada mata manusia, dan supaya murid-murid-Nya dikuatkan untuk memandangnya. Ia memohon agar mereka menyaksikan kenyataan Keilahian-Nya yang akan menghiburkan mereka pada saat kesengsaraan-Nya yang hebat dengan mengetahui bahwa sesungguhnya Ialah Anak Allah, dan bahwa kematian-Nya yang memalukan merupakan sebagian dari rencana penebusan.” DA 419.4

“Doa-Nya didengar. Sementara Ia tunduk dengan kerendahan hati di atas tanah yang berbatu, tiba-tiba langit pun terbuka, gerbang-gerbang keemasan kota Allah terbuka lebar, dan sinar yang suci turun ke atas gunung itu, menyelubungi tubuh Juruselamat. Keilahian dari dalam bercahaya melalui kemanusiaan, dan bertemu dengan kemuliaan yang datang dari atas. Setelah bangkit dari sujud, Kristus berdiri dalam kebesaran seperti Allah. Kesengsaraan jiwa pun lenyap. Wajah-Nya kini bersinar “seperti matahari” dan jubah-Nya menjadi “putih bersinar seperti terang.” DA 421.1

Setelah terbangun murid-murid memandang kemuliaan yang tidak terperikan yang menerangi gunung itu. Dalam ketakutan dan keheranan mereka memandang tubuh Tuhan mereka yang bersinar itu. Ketika mereka disanggupkan supaya tahan melihat terang yang ajaib itu, mereka melihat bahwa Yesus tidak sendirian. Di samping-Nya ada dua makhluk surga dalam percakapan yang mesra dengan Dia. Mereka adalah Musa, yang telah bercakap-cakap dengan Allah di atas Gunung Sinai, dan Elia, yang kepadanya kesempatan yang tinggi telah diberikan – dikaruniakan hanya kepada seorang dari anak-anak Adam — tidak pernah mengalami kuasa maut. DA 421.2

“Yesus mengenakan terang surga, sebagaimana Ia akan kelihatan ketika Ia datang “sekali lagi tanpa menanggung dosa.” Karena Ia akan datang “dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” Ibr. 9:28; Mrk. 8:38. Sekarang janji Juruselamat kepada murid-murid digenapi. Di atas gunung itu kerajaan kemuliaan yang akan datang digambarkan dalam bentuk kecil--Kristus sebagai Raja, Musa mewakili orang saleh yang dibangkitkan, dan Elia mewakili orang saleh yang diubahkan. DA 421.4

“Murid-murid itu masih belum mengerti akan penglihatan itu, tetapi mereka bergembira karena Guru yang sabar dan yang rendah hati itu, yang telah mengembara ke berbagai tempat sebagai seorang asing yang tidak berdaya, dihormati oleh orang-orang yang diangkat Tuhan ke surga. Mereka percaya bahwa Elia sudah datang untuk mengumumkan pemerintahan Mesias, dan bahwa kerajaan Kristus sudah hampir didirikan di atas dunia. Kenangan mengenai ketakutan dan kekecewaan akan mereka buang selama-lamanya. Di sinilah, di tempat kemuliaan Allah dinyatakan, mereka ingin tinggal. Petrus berseru: “Tuhan betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia.” Murid-murid yakin bahwa Musa dan Elia telah diutus untuk melindungi Tuhan mereka, dan untuk mendirikan kekuasaan-Nya sebagai raja.” DA 422.1

Rabu, 14 Agustus

Siapakah yang Terbesar?


Bacalah Markus 9:30-41. Apa yang berbeda dari nubuatan kedua Yesus tentang kematian dan kebangkitan-Nya (bandingkan dengan Markus 8:31)? Selain itu, apa yang diperdebatkan oleh murid-murid, dan petunjuk apa yang Yesus berikan?

 Dalam perjalanan di Galilea, sekali lagi Kristus berusaha mempersiapkan pikiran murid-murid-Nya untuk peristiwa yang dihadapi-Nya. Ia mengatakan kepada mereka bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem untuk dibunuh dan bangkit lagi. Dan Ia menambahkan pengumuman yang aneh dan sungguh-sungguh bahwa Ia akan diserahkan ke tangan musuh-musuh-Nya. Sampai saat itu murid-murid tidak mengerti akan perkataan-Nya. Meskipun mereka ditimpa dengan bayang-bayang kedukaan yang besar, namun roh persaingan mendapat tempat dalam hati mereka. Mereka bertengkar satu sama lain mengenai siapa yang harus dianggap paling besar dalam kerajaan itu. Menurut anggapan mereka pertikaian ini dapat mereka sembunyikan dari Yesus, dan mereka tidak datang dekat ke samping-Nya sebagaimana biasanya, melainkan berlambat-lambat di belakang, sehingga Ia mendahului mereka ketika mereka memasuki Kapernaum. Yesus membaca pikiran mereka, dan Dia ingin menasihati dan memberi petunjuk kepada mereka. Tetapi untuk maksud ini Ia menantikan suatu saat yang tenang, ketika hati mereka harus terbuka untuk menerima perkataan-Nya. DA 432.2

Ketika Kristus dan murid-murid sudah terasing di dalam rumah, sementara Petrus pergi ke danau, Yesus memanggil murid-murid yang lain kepada-Nya, dan bertanya, “Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?” Hadirnya Yesus, dan pertanyaan-Nya, menempatkan persoalan itu dalam terang yang sangat berbeda dengan bagaimana mereka memandang persoalan itu ketika mereka bertengkar di tengah jalan. Perasaan malu dan mempersalahkan diri menyebabkan mereka tinggal diam. Yesus telah mengatakan kepada mereka bahwa Ia harus mati demi kepentingan mereka; dan cita-cita mereka yang mementingkan diri sangat mencolok perbedaannya dengan kasih-Nya yang tidak mementingkan diri. DA 434.5

Ketika Yesus mengatakan kepada mereka bahwa Ia akan dibunuh dan bangkit lagi, Ia sedang berusaha menarik perhatian mereka ke dalam percakapan mengenai ujian besar bagi iman mereka. Sekiranya mereka sudah bersedia menerima apa yang hendak diberitahukan-Nya kepada mereka, sudah tentu mereka terhindar dari kesedihan dan putus asa yang pahit. Perkataan-Nya dapat membawa penghiburan pada saat kematian Yesus dan kekecewaan. Tetapi meskipun la telah mengatakan dengan jelas sekali tentang apa yang akan dialami-Nya, namun ucapan-Nya tentang kenyataan bahwa Ia harus pergi dengan segera ke Yerusalem sekali lagi membangkitkan harapan mereka bahwa kerajaan itu didirikan. Hal ini menyebabkan mereka bertanya mengenai siapa yang akan mengisi kedudukan yang tertinggi. Ketika Petrus kembali dari danau, murid-murid itu menceritakan pertanyaan Juruselamat kepadanya, dan akhirnya seorang memberanikan diri untuk bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” DA 435.1

Juruselamat mengumpulkan murid-murid-Nya di sekeliling-Nya, dan mengatakan kepada mereka, “Jika seorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” Dalam perkataan ini terdapatlah kesungguh-sungguhan dan kesan yang masih sukar dipahami oleh murid-murid. Apa yang dilihat oleh Kristus tidak dapat mereka lihat. Mereka tidak mengerti sifat kerajaan Kristus, dan kurang pengetahuan ini tampaknya menyebabkan pertengkaran mereka. Tetapi sebab yang sebenarnya terletak lebih dalam lagi. Dengan menjelaskan sifat kerajaan itu, Kristus dapat memadamkan perselisihan mereka pada saat itu; tetapi hal ini tidak akan mempengaruhi sebab utamanya. Meskipun mereka sudah menerima pengetahuan sepenuhnya, suatu pertanyaan tentang siapa yang patut didahulukan dapat membarui kesulitan itu. Demikianlah malapetaka dapat dibawa kepada sidang sesudah Kristus naik ke surga. Perselisihan untuk mendapat tempat tertinggi adalah pekerjaan roh yang sama yang menjadi permulaan pertentangan besar di atas sana, dan yang telah membawa Kristus dari surga untuk mati. Timbullah di hadapan-Nya pandangan tentang Lucifer, “putra fajar,” dalam kemuliaan yang melebihi segala malaikat yang mengelilingi takhta, dan bersatu dalam ikatan yang paling erat dengan Anak Allah. Lucifer telah berkata, “Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Maha Tinggi” Yesaya 14:12, 14; dan keinginan untuk meninggikan diri telah membawa perselisihan ke dalam istana surga, dan telah membuangkan sejumlah besar bala tentara Allah. Seandainya Lucifer sungguh-sungguh mengingini untuk menjadi seperti Yang Mahatinggi, sekali-kali ia tidak akan meninggalkan tempat yang ditentukan baginya di surga; karena roh Yang Maha Tinggi dinyatakan dalam pelayanan yang tidak mementingkan diri. Lucifer mengingini kuasa Allah, tetapi bukan tabiat-Nya. Ia mencari bagi dirinya tempat tertinggi, dan setiap makhluk yang digerakkan oleh rohnya akan berbuat seperti itu. Dengan demikian, permusuhan, kurang persesuaian dan perselisihan tidak akan dapat dielakkan. Kekuasaan jatuh ke tangan orang yang paling kuat. Kerajaan Setan ialah kerajaan kekerasan, setiap orang menganggap orang lain sebagai penghalang di jalan kemajuannya sendiri, atau batu loncatan yang di atasnya ia sendiri dapat naik ke tempat yang lebih tinggi. DA 435.2

Dengan sangat lemah lembut, tetapi dengan memberi tekanan yang sungguh-sungguh Yesus berusaha membetulkan keburukan itu. Ia menunjukkan prinsip akan apa yang berkuasa dalam kerajaan surga, dan pada apa kebesaran sejati bergantung, sebagaimana yang dinilai dengan ukuran istana yang di surga. Mereka yang digerakkan oleh kesombongan dan cinta akan kehormatan sedang memikirkan diri mereka sendiri, serta pahala yang akan mereka peroleh, gantinya bagaimana hendaknya mereka mengembalikan kepada Allah pemberian yang telah mereka terima. Mereka tidak akan mendapat tempat dalam kerajaan surga, karena mereka disamakan dengan kedudukan Setan. DA 436.2

Sebelum kehormatan adalah kerendahan. Untuk mengisi suatu tempat yang tinggi di hadapan manusia, Surga memilih pekerja yang seperti halnya dengan Yohanes Pembaptis, mengambil tempat yang rendah di hadapan Allah. Murid yang paling sederhana adalah yang paling mantap dalam pekerjaan bagi Allah. Makhluk-makhluk yang cerdas di surga dapat bekerja sama dengan dia yang sedang berusaha, bukannya untuk meninggikan dirinya melainkan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Orang yang merasa sangat memerlukan bantuan Ilahi akan memohonkannya; dan Roh Kudus akan memberikan kepadanya penglihatan sekilas tentang Yesus yang akan menguatkan dan mengangkat jiwa. Dari hubungan dengan Kristus ia akan keluar untuk bekerja bagi mereka yang sedang binasa dalam dosa. Ia diurapi untuk tugas ini, dan Ia berhasil di tempat di mana banyak orang terpelajar dan bijaksana gagal. DA 436.3

Kamis, 15 Agustus

Orang Sehat di Neraka


Baca Markus 9:42-50. Apa yang mengikat ajaran Yesus dalam pasal ini?

“Tidaklah cukup bagi murid-murid Yesus untuk diajarkan tentang sifat kerajaan-Nya. Yang mereka butuhkan adalah perubahan hati yang akan membawa mereka ke dalam keselarasan dengan prinsip-prinsipnya. Yesus memanggil seorang anak kecil kepada-Nya, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu dengan lembut menggendong anak itu dalam pelukan-Nya dan berkata, "Kecuali kamu bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga." Kesederhanaan, sikap tidak mementingkan diri sendiri, dan kasih yang tulus dari seorang anak kecil adalah sifat-sifat yang dihargai oleh Surga. Ini adalah karakteristik dari kebesaran yang sesungguhnya.” DA 437.1

“Perkataan Juruselamat membangkitkan perasaan tidak percaya diri di dalam diri para murid. Tidak ada seorang pun yang secara khusus ditunjuk dalam jawaban itu; tetapi Yohanes dituntun untuk mempertanyakan apakah dalam satu hal tindakannya benar. Dengan semangat seorang anak, ia menyampaikan hal itu kepada Yesus. "Guru," katanya, "kami melihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, tetapi ia tidak mengikuti kami, dan kami melarang dia, karena ia tidak mengikuti kami.” DA 437.5

Yakobus dan Yohanes mengira bahwa dalam memeriksa orang ini mereka telah memikirkan kehormatan Tuhan; mereka mulai melihat bahwa mereka cemburu terhadap kehormatan mereka sendiri. Mereka mengakui kesalahan mereka, dan menerima teguran Yesus, "Janganlah kamu melarang dia, sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan mujizat dalam nama-Ku, yang dapat dengan mudah berbicara jahat tentang Aku." Tidak ada seorang pun yang menunjukkan diri mereka bersahabat dengan Kristus harus ditolak. Ada banyak orang yang telah sangat tersentuh oleh karakter dan karya Kristus, dan yang hatinya terbuka kepada-Nya dalam iman; dan para murid, yang tidak dapat membaca motif, harus berhati-hati untuk tidak mengecilkan hati jiwa-jiwa ini. Ketika Yesus tidak lagi berada di antara mereka secara pribadi, dan pekerjaan itu diserahkan kepada mereka, mereka tidak boleh menuruti roh yang sempit dan eksklusif, tetapi harus menunjukkan simpati yang luas seperti yang telah mereka lihat pada Guru mereka. DA 437.6

Fakta bahwa seseorang tidak sesuai dengan ide atau pendapat pribadi kita tidak akan membenarkan kita untuk melarangnya bekerja bagi Allah. Kristus adalah Guru Agung; kita tidak boleh menghakimi atau memerintah, tetapi dengan kerendahan hati kita semua harus duduk di kaki Yesus dan belajar dari-Nya. Setiap jiwa yang telah Allah jadikan rela adalah saluran yang melaluinya Kristus akan menyatakan kasih pengampunan-Nya. Betapa berhati-hatinya kita agar kita tidak mematahkan semangat salah satu pembawa terang Allah, dan dengan demikian menghalangi sinar yang seharusnya Ia pancarkan kepada dunia! DA 438.1

“Sikap kasar atau dingin yang ditunjukkan oleh seorang murid kepada orang yang sedang didekati oleh Kristus - seperti yang dilakukan oleh Yohanes yang melarang seseorang melakukan mukjizat di dalam nama Kristus - dapat menyebabkan kaki mereka masuk ke dalam jalan musuh, dan menyebabkan hilangnya nyawa. Daripada orang berbuat demikian, kata Yesus, "lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut." Dan Dia menambahkan, "Jika tanganmu membuat engkau tersandung, potonglah itu, lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan cacat daripada kedua tanganmu masuk ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan. Dan jika kakimu menyebabkan engkau tersandung, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup yang cacat, dari pada kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka. Markus 9:43-45. R.V. DA 438.2

“Mengapa bahasa yang sungguh-sungguh ini, yang tidak ada yang lebih kuat? Karena "Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang." Akankah murid-murid-Nya menunjukkan perhatian yang lebih kecil terhadap jiwa-jiwa sesama mereka daripada yang ditunjukkan oleh Yang Mahatinggi di surga? Setiap jiwa memiliki harga yang tak terhingga, dan betapa mengerikannya dosa yang memalingkan satu jiwa dari Kristus, sehingga kasih dan penghinaan serta penderitaan Juruselamat menjadi sia-sia.” DA 438.3

Jumat, 16 Agustus

Pendalaman

 Oleh sebab itu apabila anda menjadikan Kerajaan Allah itu perhatian anda yang terutama, maka anda akan pasti menemukan diri anda pada tempat yang benar pada waktu yang tepat, melaksanakan perkara yang benar dan memungut hasil berkat-berkat Allah yang kaya. Maka anda boleh merasa yakin bahwa Ia akan membuka jalan dan akan membawa anda kemana anda kehendaki bahkan kalaupun Ia harus mengeluarkan anda dari dalam sumur, dan memberitahukan kepada orang-orang keturunan Ismael itu untuk membawa anda ke Mesir dan menaruh anda bekerja di dalam rumah Potifar. Bahkan Ia mungkin sekali harus memasukkan anda ke dalam penjara sebelum Ia mendudukkan anda bersama dengan Firaun di atas tahta. Atau Ia akan membuat anda lari meninggalkan Mesir dan menugaskan anda menjaga domba-domba di sekeliling Gunung Horeb. Ia mungkin akan membawa anda menghadapi Laut Merah sementara orang-orang Mesir mengejar anda dari belakang. Ia mungkin akan membawa anda ke dalam padang belantara dimana tidak ada makanan ataupun air. Singa dan beruang mungkin akan datang merebut domba-dombamu. Goliat akan datang membunuh umatmu, dan raja mungkin akan mencampakkan anda ke dalam dapur api, atau ke dalam kandang singa.

Ya, beratus-ratus bahkan beribu-ribu perkara dapat terjadi, namun barangsiapa yang menaruh harap pada Allah dan melakukan kerja-Nya dengan baik akan mendapati semua halangan atau penderitaan ini sebagai kelepasan yang ajaib, dan sebagai jalan keluar menuju kepada keberhasilan, semuanya melaksanakan rencana-rencana Allah yang menakjubkan, dan jalan Allah menuju kepada promosi anda dari perkara besar yang satu kepada perkara besar lainnya. Apabila anda berada dalam penjagaan Allah dan dalam pengawasan-Nya, janganlah sekali mengatakan bahwa Iblis melakukan ini atau itu tanpa memandang apakah itu, karena ia tak dapat berbuat sesuatu terkecuali ia diizinkan untuk melakukannya. Ketahuilah selalu bahwa itulah perbuatan Allah.