“Kata Yesus kepada mereka: "Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi.” KJV - Yohanes 12:35
“Ribuan orang dipenjarakan dan dibunuh, tetapi yang lain muncul menggantikan tempat mereka. Dan mereka yang telah mati syahid (martir) oleh karena iman mereka yang teguh kepada Kristus, telah diperhitungkan Tuhan sebagai pemenang. Mereka telah melakukan perjuangan dengan baik, dan mereka akan menerima mahkota kemuliaan bilamana Kristus datang kembali. Penderitaan yang mereka tanggung telah membuat orang-orang Kristen semakin dekat kepada satu sama lain dan kepada Penebus mereka. Teladan kehidupan mereka dan sikap mereka menghadapi kematian telah menjadi kesaksian abadi bagi kebenaran. Dan tanpa diharapkan orang-orang pengikut Setan meninggalkan pelayanannya dan menggabungkan diri di bawah panji-panji Kristus.” GC 42.1
Oleh sebab itu Setan menetapkan rencananya untuk berperang lebih keras dan lebih berhasil melawan pemerintahan Allah, dengan cara menancapkan panji-panjinya di dalam jemaat Kristen. Jikalau para pengikut Kristus dapat ditipu, dan dituntun untuk melawan Allah, maka kekuatan, ketahanan dan keteguhan mereka akan dapat dihancurkan, dan mereka akan jatuh menjadi mangsa yang tidak berdaya.” GC 42.2
“Sekarang musuh besar ini berusaha memenangkan dengan tipu daya licik apa yang tidak dimenangkan dengan kekerasan. Penganiayaan dihentikan, dan digantikan dengan daya tarik kekayaan duniawi yang berbahaya dan kehormatan duniawi. Para pemuja berhala telah dituntun untuk menerima sebagian iman Kristen sementara mereka menolak kebenaran kebenaran penting lainnya. Mereka mengaku menerima Yesus sebagai AnaK Allah dan percaya kepada kematian dan kebangkitan-Nya. Tetapi mereka tidak punya pendirian mengenai dosa dan tidak merasa perlunya pertobatan atau perubahan hati. Oleh karena pihak mereka telah memberi kelonggaran, maka mereka mengusulkan agar orang-orang Kristen juga memberi kelonggaran agar supaya semuanya boleh bersatu dalam landasan iman dalam Kristus.” GC 42.3
Bandingkan Yohanes 14:6 dengan Yohanes 8:44. Perbedaan apakah yang terlihat di antara karakter Yesus dan karakter Iblis di dalam kedua ayat ini?
“Sekarang gereja berada dalam bahaya yang mengerikan. Penjara, penyiksaan, api, dan pedang adalah berkat jika dibandingkan dengan hal ini. Beberapa orang Kristen berdiri teguh, menyatakan bahwa mereka tidak dapat berkompromi. Yang lainnya mendukung untuk mengalah atau mengubah beberapa ciri iman mereka dan bersatu dengan mereka yang telah menerima sebagian dari Kekristenan, mendesak agar hal ini dapat menjadi sarana untuk pertobatan penuh mereka. Itu adalah masa-masa yang penuh dengan penderitaan yang mendalam bagi para pengikut Kristus yang setia. Di bawah jubah pura-pura Kekristenan, Setan menyisipkan dirinya ke dalam gereja, untuk merusak iman mereka dan memalingkan pikiran mereka dari firman kebenaran. GC 42.4
“Sebagian besar orang Kristen akhirnya setuju untuk menurunkan standar mereka, dan sebuah persatuan terbentuk antara kekristenan dan kekafiran. Meskipun para penyembah berhala mengaku telah bertobat, dan bersatu dengan gereja, mereka masih berpegang teguh pada penyembahan berhala mereka, hanya mengubah objek penyembahan mereka menjadi patung Yesus, dan bahkan patung Maria dan patung orang-orang kudus. Demikianlah ragi busuk penyembahan berhala, yang dibawa masuk ke dalam gereja, melanjutkan pekerjaannya yang buruk. Doktrin-doktrin yang tidak sehat, ritual-ritual takhayul, dan upacara-upacara penyembahan berhala dimasukkan ke dalam iman dan penyembahannya. Ketika para pengikut Kristus bersatu dengan para penyembah berhala, agama Kristen menjadi rusak, dan gereja kehilangan kemurnian dan kekuatannya. Namun, ada beberapa orang yang tidak disesatkan oleh khayalan-khayalan ini. Mereka tetap mempertahankan kesetiaan mereka kepada Sang Pencipta kebenaran dan menyembah Allah saja.” GC 43.1
Bacalah Amsal 23:23, Yohanes 17:17, dan Yohanes 8:32. Kesamaan apakah yang Anda lihat dalam ayat-ayat ini mengenai kebenaran Firman Allah? Apakah pesan utamanya?
“Setan sangat menyadari bahwa jiwa yang paling lemah yang tinggal di dalam Kristus lebih dari sekadar tandingan bagi bala tentara kegelapan, dan bahwa, seandainya ia menyatakan dirinya secara terbuka, ia akan dihadang dan dilawan. Oleh karena itu ia berusaha untuk menarik para prajurit salib dari benteng pertahanan mereka yang kuat, sementara ia berada dalam penyergapan dengan pasukannya, siap untuk menghancurkan semua orang yang berani masuk ke wilayahnya. Hanya dengan bersandar dengan rendah hati kepada Allah, dan taat kepada semua perintah-Nya, kita akan aman. GC 530.1
“Tidak ada seorang pun yang aman sehari atau sejam saja tanpa berdoa. Terutama kita harus memohon hikmat kepada Tuhan untuk memahami firman-Nya. Di sini diungkapkan tipu muslihat si penggoda dan cara-cara yang dapat digunakan untuk melawannya. Setan adalah ahli dalam mengutip Alkitab, menempatkan penafsirannya sendiri pada ayat-ayat tertentu, yang dengannya ia berharap dapat membuat kita tersandung. Kita harus mempelajari Alkitab dengan kerendahan hati, jangan pernah melupakan ketergantungan kita kepada Allah. Sementara kita harus senantiasa berjaga-jaga terhadap tipu muslihat Iblis, kita harus senantiasa berdoa dengan iman: ‘Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.’” GC 530.2
Bacalah Kisah Para Rasul 20:27-32. Peringatan khusus apakah yang diberikan oleh rasul Paulus kepada para pemimpin jemaat di Efesus mengenai kemurtadan yang akan datang?
“Paulus gemetar terhadap jemaat karena, ketika melihat ke masa depan, ia melihat serangan yang akan dialami jemaat baik dari musuh-musuh dari luar maupun dari dalam. Dengan tekad yang sungguh-sungguh, ia menasihati saudara-saudaranya untuk menjaga dengan waspada kepercayaan mereka yang suci. Sebagai contoh, ia menunjukkan kepada mereka pada kerja kerasnya sendiri di antara mereka: “Sebab itu perhatikanlah dan ingatlah, bahwa selama tiga tahun aku tidak berhenti memperingatkan setiap orang siang dan malam dengan air mata.” AA 395.1
“Barangsiapa yang memegang kebenaran dalam ketidakbenaran, yang menyatakan keyakinannya akan kebenaran, namun melukainya setiap hari dengan kehidupannya yang tidak konsisten, berarti dia menyerahkan dirinya untuk melayani Setan dan menuntun jiwa-jiwa menuju kehancuran. Golongan ini melakukan hubungan dengan malaikat-malaikat yang jatuh dan dibantu oleh mereka untuk menguasai pikiran. Ketika kuasa Setan yang menyihir menguasai seseorang, Tuhan dilupakan, dan manusia yang dipenuhi dengan tujuan-tujuan jahat dipuji-puji. Perbuatan tidak bermoral yang tersembunyi dipraktikkan oleh jiwa-jiwa yang tertipu ini sebagai suatu kebajikan. Ini adalah salah satu jenis sihir. Pertanyaan rasul kepada jemaat di Galatia mungkin dapat ditanyakan: “Siapakah yang telah menyihir kamu, sehingga kamu tidak taat kepada kebenaran, yang di depan matamu telah dinyatakan dengan nyata, yaitu Yesus Kristus, yang disalibkan di tengah-tengah kamu?” Selalu ada kekuatan yang menyihir di dalam ajaran sesat dan dalam ketidaksalehan. Pikiran begitu tertipu sehingga tidak dapat bernalar dengan cerdas, dan ilusi terus-menerus menuntunnya dari kemurnian. Penglihatan rohani menjadi kabur, dan orang-orang yang sampai sekarang moralnya belum ternoda menjadi bingung di bawah tipu daya para agen Setan yang mengaku sebagai pembawa terang. Khayalan inilah yang memberikan kekuatan kepada agen-agen ini. Seandainya mereka keluar dengan berani dan maju secara terbuka, mereka akan ditolak tanpa ragu-ragu; tetapi mereka bekerja terlebih dahulu untuk mendapatkan simpati dan mendapatkan kepercayaan mereka sendiri sebagai orang-orang yang kudus dan rela berkorban bagi Tuhan. Sebagai utusan-utusan-Nya yang khusus, mereka kemudian memulai pekerjaan mereka yang berseni itu untuk menarik jiwa-jiwa dari jalan yang benar dengan berusaha membuat hukum Allah tidak berlaku lagi.” 5T 142.1
Bacalah 2 Tesalonika 2:7-12. Bagaimanakah rasul Paulus menggambarkan kemurtadan yang akan datang? Ciri-ciri apakah yang harus dicari oleh orang-orang percaya?
“Rasul Paulus, dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Tesalonika, meramalkan kemurtadan besar yang akan terjadi pada saat kekuasaan kepausan ditegakkan. Ia menyatakan bahwa hari Kristus tidak akan tiba, “sebelum murtad terlebih dahulu, dan sebelum manusia durhaka itu muncul, yaitu anak kebinasaan, yang menentang dan meninggikan diri di atas segala sesuatu yang disebut atau yang disembah sebagai Allah, sehingga ia duduk di dalam Bait Allah dan memegahkan diri sebagai Allah.” Dan lebih jauh lagi, sang rasul memperingatkan saudara-saudaranya bahwa “rahasia kedurhakaan itu telah bekerja.” 2 Tesalonika 2:3, 4, 7. Bahkan pada masa mula-mula, ia melihat kesalahan-kesalahan merayap masuk ke dalam gereja, yang akan mempersiapkan jalan bagi perkembangan kepausan. GC 49.1
“Sedikit demi sedikit, mula-mula secara sembunyi-sembunyi dan diam-diam, dan kemudian secara lebih terbuka seiring bertambahnya kekuatan dan menguasai pikiran manusia, “rahasia kedurhakaan” meneruskan pekerjaannya yang penuh tipu daya dan penghujatan. Hampir tanpa disadari, kebiasaan-kebiasaan kafir mulai masuk ke dalam gereja Kristen. Roh kompromi dan penyesuaian sempat tertahan untuk sementara waktu oleh penganiayaan sengit yang dialami gereja di bawah kekafiran. Tetapi ketika penganiayaan berhenti, dan Kekristenan memasuki istana dan istana-istana raja, ia mengesampingkan kesederhanaan Kristus dan para rasul-Nya demi kemegahan dan kesombongan para imam dan penguasa kafir; dan sebagai ganti tuntutan Allah, ia menggantikannya dengan teori-teori dan tradisi-tradisi manusia. Pertobatan munafik Konstantinus, pada awal abad keempat, menimbulkan sukacita yang besar; dan dunia, yang terselubung dengan suatu bentuk kebenaran, masuk ke dalam gereja. Sekarang pekerjaan korup berkembang dengan cepat. Kekafiran, meskipun tampak dikalahkan, ternyata menjadi pemenang. Rohnya mengendalikan gereja. Doktrin-doktrin, upacara-upacara, dan takhayul-takhayulnya dimasukkan ke dalam iman dan penyembahan orang-orang yang mengaku pengikut Kristus. GC 49.2
“Kompromi antara kekafiran dan Kekristenan ini mengakibatkan perkembangan “manusia berdosa” yang diramalkan dalam nubuatan sebagai penentang dan meninggikan diri di atas Allah. Sistem agama palsu yang sangat besar itu adalah sebuah mahakarya dari kuasa Setan – sebuah monumen atas usahanya untuk mendudukkan dirinya di atas takhta untuk memerintah bumi sesuai dengan kehendaknya.” GC 50.1
Bacalah Yohanes 17:15-17 dan Kisah Para Rasul 20:32. Pemahaman apakah yang Yesus dan para rasul berikan kepada kita mengenai perlindungan dari tipu daya Iblis?
2 Tim. 3:16,17 – “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
2 Pet. 1:20, 21– “Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.”
Dengan pasti ditegaskan, bahwa semua Kitab, bukan hanya sebagian daripadanya, adalah diilhami. Secara negatif ditegaskan, bahwa tak satupun daripadanya adalah hasil terjemahan sendiri, karena alasan, bahwa Ia itu bukan datang dari manusia, melainkan daripada Allah; artinya, sebagaimana Roh Allah mendiktekan kepada manusia kitab-kitab itu, demikian itu pula Roh Allah harus menginterpretasikan pengertian kitab-kitab itu kepada manusia, sehingga tak seorangpun dengan sendirinya (tanpa diilhami) mampu memecahkan nubuatan-nubuatan yang termeterai itu atau menginterpretasikan sesuatu bagian dari semuanya itu atau bahkan mampu memahami pentingnya nubuatan-nubuatan itu sesudah semua itu diinterpretasikan, terkecuali ia itu diinterpretasikan oleh karunia Roh Kebenaran. Oleh karena itu, “tak seorangpun daripada orang jahat” akan dapat mengerti tetapi orang-orang bijaksana akan mengerti.” Daniel 12 : 10.
Kita hendaknya sekarang menyadari, bahwa selama perintah Ilahi ini dan prinsip menginterpretasikan Firman Allah diabaikan dan disalahgunakan, dan selama sifat mementingkan diri dan keras kepala masih terdapat di antara umat Kristen pada umumnya dan di antar para pelajar Alkitab pada khususnya, maka berbagai paham akan terus meningkat, dan kekuatan umat akan terus dihambur-hamburkan sama seperti kekuatan dari para pembangun jembatan itu maupun dari para pembangun tugu Babel itu. Ya, sebagaimana halnya malam menyusul siang, tentu saja segala usaha mereka itu akan sia-sia dan semua malu mereka itu akan ditelanjangi.
Bahwa kita tidak mungkin dapat dibawa ke dalam semua Kebenaran tanpa karunia dari Roh Nubuatan, Ilham secara simbolis mengamarkan melalui nabi Zakharia. Marilah kita kembali kepada Zakharia pasal 4, dan memulai dengan ayat yang pertama.
Zakharia 4 : 1 – 4 : “Maka kembalilah malaikat yang berkata-kata dengan aku itu, lalu dibangunkannya aku seperti orang dibangunkan daripada tidurnya. Maka katanya kepadaku,‘ Apakah yang engkau lihat?’ Maka jawabku, ‘Bahwasanya aku melihat sebuah kakidian yang daripada emas seluruhnya, dan sebuah tempat minyak terdapat pada puncaknya, dan ia memiliki tujuh buah lampu padanya, dan tujuh buah pipa yang menghubungkan tujuh lampu itu, yang berada di atasnya : dan adalah dua pohoh zait di sampingnya, yang sebuah pada sebelah kiri dari tempat minyak itu, dan yang lainnya pada sebelah kanannya. Demikianlah aku menjawab kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu, bunyinya : ‘Apakah artinya semuanya ini, Tuhan ku?”
Saudara perhatikan bahwa gambar yang dikemukakan di sini adalah suatu penggambaran kembali yang tepat dari lambang Zakharia itu. Supaya penyelidikan kita dapat sederhana dan jelas, maka kita akan mempelajari pasal itu bersama-sama dengan gambar ini.
1.Zakaria 4
2.Ilham
3.Kebenaran
4.Kesaksian Yesus
5.Dinas kependetaan
6.Dan sidang dalam masa Penuaian.
Sekarang marilah kita mendengarkan penjelasan malaikat tentang lambang ini.
Zakharia 4 : 5, 6 : “Maka jawab malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku : ‘Tiadakah engkau mengetahui artinya ini?’ Maka kataku : ‘Tidak Tuan. Maka dia menjawab dan katanya kepadaku : ‘Inilah Firman Tuhan kepada Zerubabel, bunyinya’ : ‘Bukan oleh kuat, pun bukan oleh gagah, melainkan oleh Roh-Ku, demikianlah Firman Tuhan serwa sekalian alam.”
Malaikat itu mengemukakan dua hal : pertama ia memberitahukan, bahwa lambang itu adalah mengenai Firman Tuhan (Alkitab) kepada semua hamba Allah; kedua, bahwa Firman-Nya diwahyukan, bukan oleh kekuatan manusia pun bukan oleh kuasa manusia, melainkan oleh Roh Allah.
Jelaslah lambang ini keseluruhannya melambangkan prosedur oleh mana Tuhan meneruskan Firman-Nya yang diwahyukan kepada umat-Nya. Agar kita dapat memiliki suatu pengertian yang lengkap dari hal prosedur Ilahi yang telah ditentukan ini, maka kita perlu mengetahui apa yang dimaksudkan oleh setiap bagian komponen daripada gambar diatas. Roh Nubuat memberikan petunjuk.
Dalam buku The Great Controversy, p. 267 dijelaskan, bahwa ‘pohon-pohon zait itu’ melambangkan ‘Alkitab Wasiat Lama dan Baru’; buku Testimonies to Ministers, p. 188, mengatakan, bahwa minyak keemasan itu melambangkan Roh Suci; dan pada halaman 337 dari buku yang sama, bersama-sama melambangkan Wahyu 1 : 20, mengatakan, bahwa ketujuh lampu itu melambangkan sidang, dan bahwa ketujuh pipa itu (kependetaan) membawa minyak kepada sidang-sidang.
Sekarang pelajarilah gambar itu sendiri seperti saudara akan mempelajari sesuatu gambar karton. Pertama-tama sekali, pohon-pohon itu melambangkan Firman Allah (Alkitab -- baik Wasiat Lama maupun Wasiat Baru -- dua buah pohon).
Di sini terlihat, bahwa seluruh lambang yang terpampang itu adalah untuk maksud menggambarkan penyelesaian hanya satu hal, yaitu menjaga keseluruhan tujuh lampu itu (keseluruhan anggota sidang) supaya menyediakan minyak rohani (Kebenaran Alkitab) sehingga ia dapat memancarkan terang rohani ke sekelilingnya, sehingga sidang dapat menerangi dunia dengan Firman Allah yang diwahyukan. Dan oleh karena tugas kependetaan adalah memberi makan kepada sidang dengan makanan rohani, maka nyatalah, bahwa tujuh pipa itu adalah melambangkan kependetaan pada fungsinya, yaitu mengambil minyak (Kebenaran yang diwahyukan) dari tempat minyak bagi tujuh lampu itu, yaitu sidang-sidang. Kini kebenaran yang di dalam gambar, pipa-pipa itu (para pendeta) tidak mengambil minyak itu langsung dari pohon-pohon zait (Alkitab), ini menunjukkan secara pasti, bahwa tempat minyak itu dalam mana minyak itu disimpan melambangkan tempat penampungan atau tempat penyimpanan dalam mana seluruh kumpulan hasil interpretasi Alkitab yang diilhami disimpan, dan bahwa dari sini, bukan dari pohon-pohon zait itu, para pendeta membantu dirinya sendiri dengan minyak lalu menyalurkannya ke tujuh lampu-lampu itu (kepada sidang).
Oleh karena itu, kedua pipa keemasan itu akan hanya merupakan lambang dari saluran-saluran yang diilhami yang mampu untuk mengeluarkan minyak (terang Kebenaran) dari pohon-pohon itu (dari kedua buku Wasiat) lalu menampungnya di dalam tempat minyak (buku-buku) bagi semua pipa-pipa itu (para pendeta) untuk menyalurkannya kepada kakidian (kepada sidang-sidang).
Oleh karena itu, lambang itu menunjukkan prosedur yang Sorga telah tetapkan bagi penyampaian Firman Tuhan kepada sidang-Nya : bahwa Roh Nubuat pada fungsinya adalah satu-satunya obat melawan berbagai paham di dalam sidang dan di dalam dunia.
Bacalah Amsal 16:25, Hakim-hakim 21:25, dan Yesaya 53:6. Apakah yang diungkapkan ayat-ayat ini mengenai strategi tipu daya Iblis?
“Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. Ia akan makan dadih dan madu sampai ia tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik.” Yes. 7:14,15.
Sesungguhnya kita semua sepaham, bahwa bagian dari Alkitab ini adalah sebuah ramalan mengenai Imanuel dari Matius 1 : 23 -- yaitu Kristus pada kedatangan-Nya yang pertama. Tetapi dari kenyataan yang ada, Kristus ternyata telah memakan segala jenis makanan yang halal, dan bahkan Ia telah dituduh sebagai ‘seorang yang gelojoh dan peminum air anggur’ (Lukas 7 : 34), yang makan bersama-sama “para pemungut cukai dan orang-orang berdosa” (Markus 2 : 16). Jadi, jelas sekali bahwa makanan ini yang terdiri dari ‘keju dan air madu’ bukanlah makanan dalam arti 3 kata sebenarnya. Lagi pula kenyataannya, bahwa keju dan air madu secara mutlak tidak memiliki makna apapun untuk memberikan kepada seseorang kepintaran dan kemampuan untuk memilih mana yang baik dan menolak mana yang jahat, bahkan sama sekali tidak menunjukkan kelebihan daripada jenis-jenis makanan lainnya. Jadi, menunjukkan bahwa “keju dan air madu” ini adalah melambangkan sesuatu yang khusus, sama seperti juga lalat dan lebah dari ayat 18 yang melambangkan Mesir dan Assyria. Oleh karena itu apa lagi yang dilambangkannya kalau bukan makanan rohani, yaitu jenis makanan yang membangunkan moral tabiat, yang membuat orang “menolak yang jahat dan memilih mana yang baik?” Dan dari sumber mana lagi kalau bukan dari Alkitab datangnya makanan sedemikian ini? Lagi pula, apalagi yang dapat dilambangkan oleh air madu itu kalau bukan Roh Allah yang manis yang memberkahi setiap penyelidikan Firman yang jujur dan iman yang sederhana dalam Firman itu?
Oleh karena itu secara terbuka simbol keju dan air madu ini secara sempurna menceritakan kepada kita bahwa Imanuel, Kristus, telah mampu untuk melihat dan menguasai dosa karena penyelidikan-Nya terhadap Alkitab -- yaitu oleh mencernakan seluruh isi Alkitab itu di dalam diri-Nya lalu menjadikan seluruh firman itu bagian dari pribadi-Nya. Inilah kesenangan-Nya yang termanis, seperti yang diungkapkan oleh air madu itu. Demikian inilah telah dikatakan bahwa “Kata-Nya kepada mereka itu, Aku memiliki makanan untuk dimakan yang tiada kamu ketahui” (Yohanes 4 : 32), dan, “Ada tertulis, bahwa Manusia tidak akan hidup oleh roti saja, melainkan oleh setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Matius 4 : 4.
Sesuai dengan itu, maka kebenarannya adalah nyata bahwa Kekristenan ialah suatu tanaman rohani yang mengambil makanan dari Firman Allah seperti yang diungkapkan oleh Roh Kebenaran yang manis itu. Akibatnya jika Kristus sebagai Teladan kita dengan cara sedemikian itu “telah bertambah-tambah dalam hikmat pengetahuan ..... dan berkenan kepada Allah dan manusia” (Lukas 2 : 52), maka adalah juga lebih penting bahwa kita sebagai pengikut-pengikut-Nya supaya hidup oleh Firman yang sama, yaitu oleh keju dan air madu yang sama itu juga, jika kita hendak memiliki Kekristenan yang benar, yang dapat menunjang hidup, dan yang dapat memeliharakan kehidupan Kekristenan. Sesungguhnya kepada kita diberitahukan dengan lebih tepat lagi, hal ini di dalam ayat-ayat berikut ini dari 4 nubuatan Yesaya :
“Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa seseorang akan memberi makan seekor lembu muda dan dua ekor domba; maka akan jadi kelak, bahwa karena kelimpahan susu yang akan dihasilkan binatang-binatang itu ia akan memakan keju; karena keju dan air madu akan dimakan oleh setiap orang yang tertinggal di negeri itu.” Yesaya 7 : 21, 22.
Dalam ayat-ayat ini Ilham mengarahkan perhatian kita kepada tiga mahluk penghasil keju itu -- yaitu dua ekor domba dan seekor lembu muda, dan ilham mengamarkan bahwa hanya mereka yang memakan hasil-hasil dari binatang-binatang itu yang akan mendapat hak untuk tinggal di “negeri itu” -- di negerinya umat Allah. Tidak ada orang lain, bahkan tidak seorangpun yang lain yang boleh berada di sana.
Oleh sebab itu, karena hanya orang-orang yang memakan keju, yaitu mereka yang sedemikian itu belajar untuk menolak mana yang jahat dan memilih mana yang baik, yang diijinkan hidup di tanah suci itu, maka makin jelaslah halnya bahwa keju itu adalah lambang daripada makanan rohani. Dan karena sumber penghasil- nya adalah dua ekor domba dan seekor lembu muda itu, maka adalah mutlak perlu agar kita menyelidiki di dalam bidang simbolisme Alkitab ini untuk menemukan apa yang dimaksudkan dengan ketiga ekor binatang itu.
Dua ekor domba itu adalah dari jenis yang sama dan tidak lagi berumur muda, secara resmi melambangkan Alkitab Wasiat Lama dan Baru, yaitu Firman yang memungkinkan penganutnya untuk “memilih mana yang baik dan menolak mana yang jahat.” Dan lembu itu adalah masih muda, olehnya itu datangnya kemudian daripada kedua ekor domba itu, dan juga bentuknya jauh lebih besar daripada domba; maka sesuai dengan itu ia hanya akan melambangkan tulisan-tulisan Ilham yang datangnya kemudian dan yang isinya jauh lebih banyak daripada Alkitab itu sendiri. Satu-satunya yang sedemikian ini di samping Alkitab yang ada ialah buku-buku yang menghantarkan kepada kita “kesaksian Yesus itu : ..... karena kesaksian Yesus ialah Roh Nubuat” (Wahyu 19 : 10) -- yaitu interpretasi Alkitab yang diilhami.
Juga perlu dicacat, bahwa keju ini dan air madu ini adalah dihasilkan dalam sejarah Kristen, yaitu dalam masa periode pada waktu kedua ekor domba itu, kedua Alkitab Wasiat Lama dan Baru itu, berada dalam perederan, dan juga dalam masa periode dimana Roh Nubuat itu sedang bekerja.
Dan apakah yang dimaksudkan dengan Roh Nubuat? Pasal dan ayat yang sama dari Wahyu itu juga memberikan jawabannya sebagai berikut :
“Maka sujudlah aku pada kakinya,” pada kaki orang yang mengungkapkan nubuatan itu kepada Yohanes, “untuk menyembah dia. Maka katanya kepadaku, Janganlah begitu, aku adalah sesama hamba dengan dikau, dan dengan segala saudaramu yang memiliki kesaksian Yesus itu.” Wahyu 19 : 10.
Di sini terlihat bahwa karena nubuatan-nubuatan itu telah dibukakan kepada Yohanes oleh salah seorang dari saudara-saudaranya, maka olehnya itu telah diungkapkan kepadanya Kesaksian Yesus itu, yaitu Roh Nubuat. Jadi jelaslah, bahwa seorang hamba Allah yang diilhami yang membawakan sebuah pekabaran kepada saudara-saudaranya, ialah yang membawakan Kesaksian Yesus itu kepada mereka. Untuk menggambarkannya : Andai kata Tuhan Yesus menyampaikan sebuah pesan pribadi kepada anda melalui perantaraan seorang utusan, maka tidakkah pesan-Nya itu merupakan kesaksian-Nya kepada anda? Maka kalau saja Allah memberikan kepada utusan itu karunia daripada Roh-Nya untuk mengungkapkan kepada anda nubuatan-nubuatan yang ada di dalam Alkitab, tidakkah ia itu akan datang kepada anda dengan Roh Nubuat?
Jadi jelaslah bahwa “Kesaksian Yesus” dan “Roh Nubuat” adalah sebutan-sebutan yang sama bagi suatu pekabaran pada waktunya yang datang dari Allah -- yaitu “makanan pada waktunya.” Oleh sebab itu Roh Nubuat ialah upaya-upaya komunikasi Allah dari surga langsung kepada sidang-Nya di bumi, sama seperti juga mengungkapkan nubuatan-nubuatan yang tersegel itu kepada sidang.
Seperti yang sudah kita saksikan, bahwa kedua domba itu adalah lam- bang dari Alkitab Wasiat Lama dan Baru, maka kita sekarang juga melihat bahwa “lembu muda” itu adalah lambang daripada interpretasi-interpretasi Alkitab yang diilhami, yaitu Roh Nubuat dalam sejarah kita sekarang. Kini jelaslah bahwa hasil dari ketiga binatang ini harus perlu menjadi makanan rohani kita jika kita berharap untuk dapat “tertinggal” dan diijinkan untuk hidup di Tanah Suci, dan bahwa tidak perlu kita berpikir untuk tetap tinggal dengan pehukuman itu dengan sesuatu cara yang lain. Dan jika masih saja sesuatu keragu-raguan mengenai hal ini, maka perhatikanlah kiranya apa yang dikatakan oleh Rasul Petrus mengenai masalah ini sebagai berikut :
“Kita memiliki juga suatu perkataan nubuatan yang pasti, maka baiklah kamu memperhatikan dia, seperti akan pelita yang bercahaya di dalam suatu tempat yang gelap, sampai hari siang dan bintang siang terbit di dalam hatimu : ketahuilah pertama-tama akan hal ini, bahwa tidak ada satupun nubuatan Alkitab yang berasal daripada akal orang sendiri. Karena nubuatan tidak datang di zaman dahulu oleh kehendak manusia, melainkan orang-orang suci berbicara karena mereka itu dikendalikan oleh Roh Suci.” 2 Petrus 1 : 19 – 21.
Adakah anda mencatat apa yang dikatakan Ilham? Ilham menyatakan dengan jelas, bahwa Alkitab bukanlah hasil interpretasi manusia -- bukan tanpa Roh Allah di dalam diri manusia, bukan oleh orang saja, dan bukan tanpa penunjukan dari Allah sendiri. Dan sebagai alasannya anda catat, adalah bukti nyata, bahwa nubuatan bukanlah datang oleh kehendak manusia, melainkan oleh kehendak Roh, melalui “orang-orang suci Allah.” Ini, saudara-saudaraku, adalah hukum dan tata tertib surga. Maka siapakah kita ini yang hendak merubahnya? Oleh sebab itu menaruh harapanmu kepada interpretasi manusia adalah sama dengan menukar jiwamu kepada manusia. Terhadap praktik berbahaya yang sedemikian ini Tuhan memerintahkan :
“Jangan lagi kamu harap kepada manusia, yang nafas hidupnya berada di dalam lubang hidungnya; karena dalam apa gerangan ia dapat dipertanggungjawabkan?” Yesaya 2 : 22.
Oleh karena kebenaran ungkapan adalah dibukakan hanya oleh Roh Kebenaran pada sesuatu masa, maka bagi seseorang untuk menolak wahyu yang sedemikian ini, yaitu “makanan pada waktunya” (Matius 24 : 45), sesungguhnya ialah dosa “melawan Roh Suci.” Matius 12 : 31.
Oleh karena kini telah jelas, bahwa interpretasi Alkitab yang diilhami yang pernah dibuka adalah Roh Nubuat yang masih senantiasa hidup, yaitu mata dari sidang yang sedang bekerja (1 Samuel 9 : 9), maka hidup tanpa mata rohani ini adalah sama dengan berusaha berjalan dalam kegelapan malam yang pekat.
Baca 2 Korintus 4:3-6. Apa maksud “yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, yang tidak percaya” ( 2 Korintus 4:4) ? Bagaimana mata mereka dibutakan ? Bagimana mata mereka dibukakan ?
"Allah tidak menyembunyikan kebenaran-Nya dari manusia. Dengan tindakan mereka sendiri, mereka membuatnya menjadi tidak jelas bagi diri mereka sendiri. Kristus memberikan banyak bukti kepada orang-orang Yahudi bahwa Dia adalah Mesias; tetapi pengajaran-Nya menuntut perubahan yang nyata dalam hidup mereka. Mereka melihat bahwa jika mereka menerima Kristus, mereka harus meninggalkan pepatah-pepatah dan tradisi yang mereka junjung tinggi, praktek-praktek yang mementingkan diri sendiri dan fasik. Hal ini membutuhkan pengorbanan untuk menerima kebenaran yang tidak berubah dan kekal. Oleh karena itu, mereka tidak mau menerima bukti yang paling meyakinkan yang dapat diberikan Allah untuk meneguhkan iman kepada Kristus. Mereka mengaku percaya kepada Kitab Suci Perjanjian Lama, tetapi mereka menolak untuk menerima kesaksian yang terkandung di dalamnya mengenai kehidupan dan karakter Kristus. Mereka takut diyakinkan agar jangan sampai mereka bertobat dan dipaksa untuk melepaskan pendapat mereka yang sudah terbentuk sebelumnya. Harta karun Injil, yaitu Jalan, Kebenaran, dan Hidup, ada di antara mereka, tetapi mereka menolak karunia terbesar yang dapat diberikan oleh Surga. COL 105.1
“‘Diantara pemimpin yang percaya kepada-Nya,’ kami membaca; ‘tetapi oleh karena orang - orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan.’ Yohanes 12:42. Mereka yakin; mereka percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah; tetapi hal itu tidak selaras dengan keinginan mereka yang ambisius untuk mengakui Dia. Mereka tidak memiliki iman yang akan menjamin bagi mereka harta surgawi. Mereka mencari harta duniawi. COL 105.2
"Dan pada zaman sekarang ini manusia berlomba-lomba mencari harta duniawi. Pikiran mereka dipenuhi dengan pikiran-pikiran yang mementingkan diri sendiri dan ambisius. Demi mendapatkan kekayaan, kehormatan, atau kekuasaan duniawi, mereka menempatkan maksim-maksim, tradisi-tradisi, dan tuntutan-tuntutan manusia di atas tuntutan-tuntutan Allah. Dari mereka harta karun firman-Nya tersembunyi. COL 106.1
“‘Manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. 1 Korintus 2:14 COL 106.2
"'Jika Injil kami disembunyikan, maka Injil itu tersembunyi bagi mereka yang terhilang, karena ilah dunia ini telah membutakan pikiran mereka yang tidak percaya, sehingga mereka tidak dapat menerima terang Injil kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. 2 Korintus 4:3,4.” COL 106.
“Kristus mengetahui Kitab Suci, karena Ia menghadapi semua pencobaan Iblis dengan “Ada tertulis.” Argumen-argumen dan alasan-alasan tidak akan ada gunanya, tetapi “Ada tertulis” menunjukkan bahwa Kristus, Dia yang dicobai, berdiri di atas batu karang yang kokoh dan tak tergoyahkan. Kita harus mempelajari pelajaran-pelajaran ini dari Firman Tuhan, menggantungkannya di dalam lorong ingatan, dan dengan demikian mempersiapkan diri untuk menghadapi Iblis dengan satu-satunya senjata yang akan membuatnya mundur – “Ada tertulis.” Semua yang tertulis dalam kitab Taurat dan kitab para nabi adalah benar, dan semuanya itu membawa bukti di dalam dirinya sendiri. Tidak ada yang diperoleh dengan berusaha membuktikan dengan argumen tentang asal-usul Alkitab secara ilahi. Alkitab adalah pengungkapnya sendiri. Alkitab membawa kuncinya sendiri; kitab suci membuka kitab suci. Jika kita tidak melihat kebenaran di dalam Alkitab, itu karena pendapat dan prasangka kita tidak diletakkan di depan pintu penyelidikan. “Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah” [2 Korintus 4:3,4]. "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.” [1 Korintus 1:18] – Manuscript 40, 1895, 2. (“Education,” no date.)” 2MR 96.1