“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." KJV - Kisah 1:8
Misi untuk menyelamatkan dunia tidak mungkin dapat lebih penting daripada misi untuk menyelamatkan sidang. Memperluas keanggotaan sidang untuk memajukan Kerajaan Kristus, di bawah kondisi-kondisi kesuaman Laodikea yang sedang merajalela sekarang ini, tidak mungkin lebih baik daripada yang telah dilakukan di bawah kondisi-kondisi yang terdapat di dalam sidang Yahudi pada zaman kedatangan Kristus yang pertama dahulu. Karena mengerti akan situasi yang sebenarnya di dalam sidang itu, maka Yohanes Pembaptis dan Kristus sendiri, dan bahkan juga para rasul, pertama sekali melibatkan diri mereka untuk bekerja, bukan bagi dunia pada umumnya, melainkan hanya dalam kepentingan saudara-saudara mereka di dalam sidang.
Karena penyelewengan yang sama dari Kristus terdapat juga di dalam sidang sekarang ini seperti halnya di waktu itu (Testimonies, vol. 5, p. 217), maka akan dibutuhkan usaha yang lebih besar untuk menyelamatkan umat dari “kesesatan Laodikea yang menyedihkan” (Testimonies, vol. 3, p. 253) daripada sekiranya mereka berada tetap dalam kekapiran. Sebab di Laodikea mereka itu dibuat untuk percaya bahwa mereka memiliki semua kebenaran yang ada untuk dimiliki, bahwa mereka adalah kaya, berlimpah kekayaannya, dan tidak memerlukan apa-apa lagi, -- artinya keselamatan mereka untuk selama-lamanya sudah terjamin selama mereka memiliki keanggotaan sidang! Sebab itu terdapat resiko mereka yang lebih besar bagi kehilangan jiwanya di dalam sidang sementara sidang “suam” dan akan diludahkan keluar, daripada sekiranya mereka tinggal saja di dunia sampai sidang bangun dari tidurnya, dan menggosok sendiri matanya dengan salep mata (Kebenaran) -- melihat yang benar, berbuat yang benar, dan memimpin dan memelihara kawanan domba dengan benar.
Bacalah Kejadian 11:1-9. Apakah maksud dari orang-orang itu? Apa yang ingin mereka lakukan, dan mengapa Allah menggagalkannya?
Orang akan berpikir bahwa setelah air bah, dunia akan sangat menghormati agama dan nabi-nabi Allah. Namun ternyata tidak demikian. Orang-orang sebelum air bah tidak percaya akan ramalan Nuh bahwa akan ada air bah, sehingga mereka menolak untuk masuk ke dalam bahtera! Namun, air bah itu datang dan mereka pun binasa. Orang-orang sesudah air bah tidak percaya ramalan Nuh bahwa tidak akan ada air bah lagi, sehingga mereka mulai membangun menara Babel! Tetapi ketika Allah melihat menara itu menjulang tinggi, Dia menghancurkan puncaknya dan mengacaukan bahasa pembangun-pembangunnya. Artinya, Dia menghapus bahasa mereka sendiri dari pikiran mereka dan mengukirkan dalam diri mereka bahasa-bahasa yang ada saat ini. Demikianlah, Dia menyebabkan lahirnya berbagai ras dan bahasa yang saat ini dapat kita temukan bahkan di bagian bumi yang paling terpencil sekalipun.
Dia menghancurkan bagian atasnya, dan mengacaukan bahasa pembangun-pembangunnya. Artinya, Dia menghapus bahasa mereka sendiri dari pikiran mereka dan mengukirkan dalam diri mereka bahasa-bahasa yang ada saat ini. Demikianlah, Dia menyebabkan lahirnya berbagai ras dan bahasa yang saat ini dapat kita temukan bahkan di bagian bumi yang paling terpencil sekalipun.
Bukanlah maksud Tuhan untuk membuat manusia berkumpul di dataran Sinear, tetapi agar mereka menyebar dan memenuhi bumi. Maka ketika mereka menolak untuk mematuhi perintah-Nya, Dia memberikan yang terbaik berikutnya yang Dia miliki untuk mereka, dan mereka harus mematuhinya.
Pekerjaan manusia yang tidak bergantung dan bertentangan dengan pekerjaan Tuhan, pasti akan menemui bencana. Rumah yang dibangun di atas pasir tidak akan mampu bertahan dari badai, dan tidak ada manusia yang bisa menggagalkan rencana Allah bagi manusia. Janganlah membodohi diri sendiri dengan mencoba-coba.
Dibutuhkan waktu bertahun-tahun di sekolah manusia untuk mempelajari suatu bahasa, tetapi di sekolah Allah, hanya dibutuhkan waktu sesaat. Dia dapat menghapus satu bahasa dari otak manusia dan mengukirkan bahasa yang lain, dan pada saat yang sama mengubah corak wajah dan warna kulitnya. Ya, Allah dapat melakukan semua ini lebih cepat daripada seorang dokter gigi mencabut gigi. Tetapi apakah suatu perubahan akan menjadi lebih baik atau lebih buruk, semua tergantung pada masing-masing individu.
Bacalah Kejadian 12:1-3. Dalam hal apakah perintah Allah kepada Abram merupakan sebuah panggilan untuk menjalankan misi?
Iman Abraham yang tidak pernah dipertanyakan dan tidak pernah gagal serta ketaatannya yang tanpa ragu-ragu kepada perintah Tuhan yang nyata dalam setiap kesempatan, telah membuatnya menjadi “sahabat Allah”, “bapa orang beriman”, dan satu pilar besar kebenaran yang hidup, dengan sebuah nama yang akan dikenang dan dihormati di sepanjang waktu dan keabadian.
Iman Yakub kepada janji-janji Allah, dan keinginannya yang sangat besar untuk bekerja dalam rencana Tuhan dan melaksanakannya, telah membuatnya menjadi nenek moyang dari buah-buah pertama atau dinas pelayanan sidang-Kerajaan, yaitu mereka yang berdiri bersama Anak Domba di Bukit Sion (Why. 14:1).
Kesetiaan Yusuf yang tidak kenal kompromi terhadap prinsip telah membawanya ke tempat tertinggi, di mana ia telah menjadi penyedia terbesar di dunia sebagai contoh dari Kristus, Sang Penyedia Rohani yang Agung.
Musa, dalam kelemah-lembutannya (kerendahan hati) dan kebulatan tekadnya “lebih suka menderita sengsara bersama-sama dengan umat Allah, dari pada menikmati kenikmatan dosa untuk sementara waktu” (Ibrani 11:25), telah menjadi jenderal, pemimpin, dan pembebas yang terhebat di sepanjang masa, dan bahkan berdiri di atas gunung transfigurasi.
Pengorbanan hidup para rasul demi Kristus dan Kebenaran-Nya, telah membuat mereka memperoleh kehormatan yang agung, yaitu nama mereka ditempatkan pada fondasi-fondasi Kota Suci (Why. 21:14).
Upaya Luther yang tak kenal takut dan gigih untuk mengangkat Kebenaran yang diinjak-injak (Dan. 8:11, 12; 11:31), menjadikan dia bapak Protestantisme.
“Dan sekarang, aku ini sudah hendak pergi kepada bangsaku; marilah kuberitahukan kepadamu apa yang akan dilakukan bangsa itu kepada bangsamu di kemudian hari..... Akan muncul sebuah bintang dari Yakub dan sebuah tongkat kerajaan dari Israel, yang akan menghantam ujung-ujung Moab dan memusnahkan segala bani Set. Dan Edom akan menjadi milik pusaka, dan Seir akan menjadi milik musuh-musuhnya, dan Israel akan bertindak dengan gagah berani.” Bil. 24:14, 17, 18.
Akhirnya Bileam berkata kepada raja Moab: “Aku telah berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan perkenananmu dan mengutuk bangsa Israel, tetapi Allah telah menang. Israel telah menang; engkau dan aku kalah. Dan selanjutnya, izinkanlah aku memberitahukan kepadamu apa yang akan dilakukan bangsa ini terhadap bangsamu di hari-hari terakhir: Dia yang akan memerintah Israel akan memukul Moab dari segala penjuru, dan Israel akan bertindak dengan gagah berani.”
Demikianlah Bileam terdorong untuk menubuatkan kelahiran Kristus dan pemerintahan-Nya, yang menyebabkan Israel bertindak dengan gagah berani terhadap Moab dan bangsa-bangsa tetangganya di akhir zaman.
Bacalah Kejadian 12:10-13:1. Apakah yang terjadi padanya selanjutnya, dan kesalahan apa yang dilakukan oleh hamba Allah ini?
“Tuhan telah memanggil Ibrahim untuk menjadi bapa dari orang percaya, dan kehidupannya harus nyata sebagai satu teladan iman kepada generasigenerasi mendatang. Tetapi imannya tidaklah sempurna. Ia telah menunjukkan Roh tidak percaya akan Allah dengan menyembunyikan kenyataan bahwa Sarah adalah isterinya, dan lagi dalam pernikahannya dengan Hagar. Agar ia dapat mencapai ukuran yang tertinggi, Allah telah menghadapkannya kepada satu ujian yang lain, yang terberat yang pernah dihadapi manusia. Dalam satu khayal pada waktu malam ia diperintahkan untuk pergi ke bukit Moria, dan di sana mempersembahkan anaknya sebagai satu korban bakaran di atas satu gunung yang telah ditunjukkan kepadanya.” PP 147.2
“Pada waktu menerima perintah ini, Ibrahim telah mencapai usia seratus dua puluh tahun. Ia telah dianggap sebagai seorang yang sudah tua, sekalipun di dalam generasinya. Di dalam usia mudanya ia adalah seorang yang kuat untuk menahan kesulitan-kesulitan, dan seorang yang berani untuk menghadapi mara bahaya, tetapi sekarang semangat kemudaannya telah tiada. Seseorang di dalam gairah kemudaannya boleh jadi dengan semangat sanggup untuk menghadapi kesulitan-kesulitan dan penderitaan yang akan menyebabkan hatinya gentar di masa tuanya, pada waktu kakinya sedang terhuyung-huyung menuju ke liang kubur. Tetapi Allah telah menyimpan ujianNya yang terakhir, dan yang paling berat bagi Ibrahim sampai kepada saat bilamana beban kehidupannya terasa berat di atas pundaknya, dan Ibrahim rindu untuk beristirahat dari kesusahan dan kecemasan.” PP 147.3
“Di dalam penurutannya yang penuh iman, Abraham telah meninggalkan kampung halamannya—telah berpaling dari kuburan nenek moyangnya, dan rumah kaum keluarganya. Ia telah mengembara sebagai seorang asing di negeri pusakanya itu. Lama ia menunggu lahirnya anak perjanjian ini. Atas perintah Allah, ia telah menyuruh anaknya Ismael, supaya meninggalkannya. Dan sekarang, bilamana anak yang lama dirindu-rindukannya telah menjadi dewasa, dan Abraham kelihatannya telah dapat melihat wujud harapannya itu, satu ujian yang lebih berat dari semua yang lainnya, yang ada di hadapannya.” PP 148.1
“Perbuatan iman Abraham yang besar itu berdiri sebagai satu menara terang, yang menerangi jalan hamba-hamba Allah di sepanjang zaman yang berikutnya. Abraham tidak mencoba untuk mencari maaf bagi dirinya untuk tidak menurut kepada kehendak Allah. Selama perjalanan tiga hari itu ia mempunyai cukup waktu untuk berdalih dan meragukan Tuhan jikalau ia mau menyerah kepada kebimbangan. Ia dapat berdalih bahwa dengan mengorbankan anaknya itu, ia bisa dianggap sebagai seorang pembunuh, seorang Kain yang kedua; bahwa hal itu akan mengakibatkan pengajarannya ditolak dan dicemoohkan, dan dengan demikian melenyapkan kekuasaannya untuk berbuat baik kepada sesama manusia. Ia bisa saja mengatakan bahwa usianya itu harus membebaskannya dari penurutan. Tetapi Abraham tidak mau berlindung di bawah dalih-dalih ini. Abraham adalah seorang manusia; nafsu dan sifat-sifatnya adalah sama dengan kita; tetapi ia tidak bertanya-tanya bagaimana janji itu dapat digenapi jikalau Ishak harus disembelih. Ia tidak berdalih-dalih dengan hatinya yang luka itu. Ia mengetahui bahwa Allah adalah adil dan benar di dalam segala tuntutan-Nya; dan ia menurut akan perintah itu dengan sesungguh-sungguhnya.” PP 153.3
Bacalah Kisah Para Rasul 8:1-4. Dalam gereja mula-mula, apa yang menyebabkan tersebarnya orang-orang percaya di luar zona nyaman mereka?
“Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu. Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya. Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.” Wahyu 12:13-17.
Hampir semua orang Kristen setuju bahwa satu-satunya penafsiran yang dapat dipegang mengenai “perempuan” yang disebutkan di sini adalah bahwa ia melambangkan gereja. Dan fakta bahwa ia melahirkan anak laki-laki, Kristus, menunjukkan bahwa ia melambangkan gereja, paling tidak dalam era Kristen.
Ketika naga itu menganiaya dia melalui imam-imam Yahudi yang telah disesatkan yang menolak Kristus sebagai Mesias, “terjadilah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.” Kisah Para Rasul 8:1-4.
Oleh karena itu, kepadanya diberikan sayap burung rajawali yang besar -- alat transportasinya ke padang gurun. Dan sebagai kebalikan dari kebun anggur (“kaum Israel dan orang-orang Yehuda adalah tanaman-Nya yang menyenangkan” -- Yesaya 5:7), maka padang gurun jelas menunjuk kepada bangsa-bangsa Kafir. Oleh karena itu, para rasul, sebagai penggenapan nubuat ini, diperintahkan, dan diberi sayap, untuk segera pergi memberitakan Injil kepada segala bangsa.
“Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: ‘Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.’ Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi. Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu.” Kisah Para Rasul 13:46-49.
Baca Kisah 1:8. Prinsip apa yang Yesus sampaikan ketika melakukan pekerjaan berbagi atau menjadi saksi-Nya kepada dunia?
“‘Dan Dia akan meneguhkan perjanjian itu dengan banyak orang selama satu minggu.” “Minggu” yang dimaksud di sini adalah minggu terakhir dari tujuh puluh minggu; itu adalah tujuh tahun terakhir dari jangka waktu yang diberikan khusus kepada orang Yahudi. Pada masa ini, mulai dari tahun 27 M hingga tahun 34 M, Kristus, mula-mula secara pribadi dan kemudian melalui murid-murid-Nya, menyampaikan undangan Injil khususnya kepada orang-orang Yahudi. Ketika para rasul menyampaikan kabar baik tentang kerajaan, arahan Juruselamat adalah ;”Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba - domba yang hilang dari umat Israel.’ Matius 10:5,6. CIHS 85.1
Pada pertengahan minggu itu Ia akan menghentikan korban dan persembahan. Pada tahun 31 M, tiga setengah tahun setelah baptisan-Nya, Tuhan kita disalibkan. Dengan pengorbanan agung yang dipersembahkan di Kalvari, berakhirlah sistem persembahan yang selama empat ribu tahun telah menunjuk kepada Anak Domba Allah. Contoh menemui contoh saingannya. dan semua korban dan persembahan dalam sistem upacara itu telah berhenti. CIHS 85.2
"Tujuh puluh minggu, atau 490 tahun, yang secara khusus diperuntukkan bagi orang Yahudi, berakhir, seperti yang telah kita lihat, pada tahun 34 Masehi. Pada waktu itu, melalui perbuatan Sanhedrin Yahudi, bangsa itu memeteraikan penolakan mereka terhadap Injil dengan kemartiran Stefanus dan penganiayaan terhadap para pengikut Kristus. Kemudian kabar keselamatan, tidak lagi terbatas pada umat pilihan, telah diberikan kepada dunia. Para murid, yang dipaksa oleh penganiayaan untuk melarikan diri dari Yerusalem, "pergi ke mana-mana memberitakan firman." "Filipus pergi ke kota Samaria dan memberitakan Kristus kepada mereka." Petrus, yang dibimbing secara ilahi, membuka Injil kepada perwira Kaisarea, Kornelius yang takut akan Allah; dan Paulus yang bersemangat, yang telah dimenangkan kepada iman kepada Kristus, ditugaskan untuk menyampaikan kabar baik itu "sampai ke negeri-negeri yang bukan Yahudi." Kisah Para Rasul 8:4, 5; 22:21.CIHS 85.3
"Para murid dalam perjalanan penginjilan mereka yang pertama hanya pergi kepada 'domba-domba yang hilang dari umat Israel'. Jika mereka sekarang memberitakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi atau orang Samaria, mereka akan kehilangan pengaruhnya di antara orang-orang Yahudi. Dengan membangkitkan prasangka orang-orang Farisi, mereka akan melibatkan diri mereka dalam kontroversi yang akan mematahkan semangat mereka di awal pekerjaan mereka. Bahkan para rasul pun lambat memahami bahwa Injil harus dibawa kepada semua bangsa. Sebelum mereka sendiri dapat memahami kebenaran ini, mereka tidak siap untuk bekerja bagi bangsa-bangsa lain. Jika orang-orang Yahudi akan menerima Injil, Allah bermaksud untuk menjadikan mereka sebagai utusan-Nya kepada bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, merekalah yang pertama kali mendengar berita itu." DA 351.1
“Dalam perjalanan yang mula-mula ini, murid-murid hanya pergi ke tempat di mana Yesus pernah berkunjung sebelumnya, dan berteman dengan mereka. Persiapan mereka untuk perjalanan itu haruslah yang paling sederhana. Tidak boleh ada yang mengalihkan pikiran mereka dari pekerjaan besar mereka, atau dengan cara apa pun yang menimbulkan perlawanan dan menutup pintu untuk pekerjaan lebih lanjut. Mereka tidak boleh memakai pakaian guru-guru agama, atau menggunakan kedok pakaian untuk membedakan mereka dari petani-petani yang sederhana. Mereka tidak boleh masuk ke rumah-rumah ibadat dan memanggil orang-orang untuk berkumpul untuk pelayanan umum; usaha mereka harus dilakukan dalam pekerjaan dari rumah ke rumah. Mereka tidak boleh membuang-buang waktu untuk memberi salam yang tidak perlu, atau pergi dari satu rumah ke rumah yang lain untuk mencari hiburan. Tetapi di setiap tempat mereka harus menerima keramahtamahan dari mereka yang layak, mereka yang mau menyambut mereka dengan sepenuh hati seolah-olah menjamu Kristus sendiri. Mereka harus masuk ke dalam rumah dengan salam yang indah, “Damai sejahtera bagi rumah ini.” Lukas 10:5. Rumah itu akan diberkati oleh doa-doa mereka, nyanyian pujian mereka, dan pembukaan Kitab Suci di dalam lingkaran keluarga. DA 351.3
“Murid-murid ini harus menjadi pemberita kebenaran, untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Guru mereka. Pekabaran yang harus mereka bawa adalah firman kehidupan yang kekal, dan nasib manusia bergantung pada penerimaan atau penolakan mereka terhadapnya. Untuk membuat orang-orang terkesan dengan kesungguhannya, Yesus berpesan kepada murid-murid-Nya, ‘Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.” DA 352.