Hati-Hati dengan Ketamakan

Pelajaran 9, Triwulan ke-1, 25 Februari – 3 Maret 2023

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 25 Februari

Ayat Hafalan:

"Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." KJV - Lukas 12:15


“Dalam kasus Ananias dan Safira, dosa penipuan terhadap Allah dihukum dengan cepatnya. Dosa yang sama sering diulangi di masa setelah sejarah gereja dan dilakukan oleh banyak orang di zaman kita. Tetapi meskipun hal itu tidaklah disertai dengan manifestasi yang dapat dilihat dari ketidaksenangan Allah, tidaklah lebih mengerikan pada pemandangan-Nya sekarang daripada zaman rasul-rasul. Amaran itu telah diberikan; Allah dengan jelas telah menyatakan kebencian terhadap dosa ini; dan semua orang yang menyerahkan diri mereka pada kemunafikan dan ketamakan dengan pasti bahwa mereka sedang membinasakan jiwa mereka sendiri.” AA 76.1

Minggu - 26 Februari

Dosa Asal yang Utama


Bacalah Yesaya 14:12-14. Apa petunjuk-petunjuk yang diberikan di sana mengenai kejatuhan Lucifer? Bagaimana Ketamakan memainkan satu peran penting dalam kejatuhan itu?

Kita mengerti bahwa nama dari Setan itu sebelum kejatuhannya dalam dosa adalah Lucifer, dan bahwa ia lebih dulu berdosa sebelum Hawa berdosa, bahwa ia telah mewujudkan dirinya di dalam ular yang menyesatkan Hawa. Oleh karena itu kita harus memikirkan dahulu dosa yang di dalam surga itu sebelum kita dapat memikirkan dosa yang di bumi.

Kepada kita diceritakan, bahwa Setan, bukanlah satu-satunya orang berdosa di dalam surga, sebab bersama-sama dengan dia telah terlempar keluar dari surga sepertiga dari malaikat yang banyak itu. (Wahyu 12 : 4). Semua mereka ini telah tercampak keluar dari Surga, sebab mereka menaruh harap pada kata-kata Lucifer, yaitu kepada seseorang yang di dalam Surga, sebagai gantinya menaruh harap kepada firman Allah. Inilah kejatuhannya malaikat-malaikat itu. Lucifer sendiri jatuh sewaktu ia bercita-cita untuk menjadi sama dengan Allah.

Kedua dosa ini, yaitu percaya kepada manusia, dan keinginan untuk meninggikan diri sendiri, masih juga merupakan unsur-unsur dosa yang terkemuka pada waktu ini di bumi. Di masa lalu inilah batu sandungan Hawa dan bagi banyak orang di waktu inipun inilah batu sandungannya. Bukan hanya selera makan yang telah merupakan penyebab kejatuhannya Hawa. Ular itu tidak mengatakan, “Engkau supaya memakan buah ini karena buahnya indah, lebih enak daripada setiap buah yang lain di dalam taman Allah.” Melainkan katanya : “Allah mengetahui bahwa pada hari engkau memakannya, maka matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, yang mengetahui baik dan jahat.” Kejadian 3 : 5.

Buah itu, tentunya menarik kepadanya, tetapi ia tergoda oleh pikiran dari hal memperoleh kesempatan untuk diangkat ke atas tahta Allah, untuk ditinggikan kepada kedudukan yang sama seperti yang dicita-citakan oleh Lucifer sendiri. Lucifer harus secara jujur percaya bahwa ia akan bisa jadi seperti Allah jika segala malaikat di dalam Surga berikut semua orang di bumi hanya mau tunduk kepada perintah-perintahnya.

Dan demikian itulah kita saksikan bahwa si Jahat itu telah menyesatkan Hawa pada landasan-landasan yang sama seperti ia sendiri telah menyesatkan dirinya dan semua malaikat-malaikatnya, hanya perbedaan yang ada ialah bahwa ia menyebabkan Hawa memakan buah pohon itu, yang mana ia sendiri berikut semua malaikatnya tidak mau memakannya. Akibatnya, Hawa telah berdosa melanggar juga keadaan fisiknya, oleh memakan sesuatu yang telah diciptakan bukan bagi makanan manusia, maka akibatnya ia mati. Tetapi Setan dan malaikat-malaikatnya masih tetap hidup.

Batu sandungan yang sama ini, yaitu keinginan untuk meninggikan diri sendiri, telah berkuasa sepanjang zaman, dan itupun masih berkuasa di waktu ini. Saya bukanlah mengucapkan kata-kata kosong dan terburu-buru. Saya memiliki fakta-fakta untuk menunjang semua ucapan saya. Sebagai contoh, di dalam sejarah Pergerakan Keluaran yang lalu, terdapat Korah, Dathan, dan Abiram yang mencita-citakan kedudukan Musa dan Harun seperti yang dicita-citakan oleh Lucifer terhadap tahta Allah, yaitu kedudukan yang tertinggi yang dapat dicita-citakan mereka. Maka tidakkah Lucifer jatuh karena gagal berada di atas semua orang lain karena tidak lebih daripada hanya meninggikan diri sendiri? Dan bukankah keadaan yang sama itu juga dengan kejatuhan Korah, Dathan dan Abiram?

Pada waktu ini kita menyaksikan teriakan-teriakan yang sama untuk mendapatkan kedudukan itu bahkan di dalam gereja-gereja kita sendiri. Jabatan-jabatan tua-tua Sidang, Pemimpin Sekolah Sabat, Sekretaris-Sekretaris, Pemain-pemain piano, dan jabatan-jabatan gereja sedemikian lainnya, supaya kita ingat, bahwa semua itu tidak memperoleh kompensasi pembayaran apapun. Tetapi walaupun begitu, pada setiap tahun pada kebanyakan gereja-gereja sejauh mana yang saya telah dapat saksikan, terdapat teriakan dan pertikaian oleh orang-orang laki-laki dan perempuan untuk memperoleh satu atau lebih daripada jabatan-jabatan ini. Oleh karena tidak terdapat adanya penghargaan dengan uang untuk jasa pekerjaan-pekerjaan yang sedemikian, maka apakah tujuan dari percekcokan yang tak berguna itu kalau bukan semata-mata untuk usaha meninggikan diri sendiri, kalau bukan dengan maksud untuk dapat dipandang sebagai seorang terpandang?

Jadi, dapatlah Saudara saksikan, bahwa teriakan-teriakan yang sama untuk promosi diri sendiri yang terdapat dengan diri Lucifer, dengan diri Hawa, dengan diri orang-orang lainnya sepanjang sejarah yang lalu, terdapat pula di waktu ini. Ucapan-ucapan saya, sebagaimana Saudara saksikan adalah dikuatkan oleh fakta-fakta yang nyata. Lagi pula, kalaupun keadaan yang sedemikian itu terdapat dengan diri orang-orang yang tidak memperoleh penghargaan berupa uang untuk jasa pelayanan-pelayanan mereka, maka apa pula yang akan jadi dengan diri orang-orang yang sepenuhnya memperoleh upah? Pertanyaan ini akan dapat Saudara jawab sendiri sampai memuaskan.

Jelaslah, bahwa seseorang yang mencita-citakan sesuatu kedudukan hanya untuk meninggikan diri sendiri, khususnya apabila jabatan yang sedemikian itu memiliki tanggungjawab-tanggungjawab rohani seperti misalnya sesuatu jabatan sidang, maka orang yang sedemikian itu supaya sama sekali jangan dipertimbangkan. Dan jika ia telah memiliki sesuatu jabatan yang bertanggung jawab, maka ia harus dicopot dari jabatan itu, karena pemimpin-pemimpin sombong yang sedemikian itu adalah buta rohani, maka mereka menarik orang banyak kepada dirinya sendiri seperti dilakukan Lucifer menarik malaikat-malaikat kepada dirinya sendiri dan kepada kebinasaan.

Lagi pula, kelas para pemimpin yang seperti ini, adalah mati bagi Kristus dan hidup bagi dirinya sendiri, setiap peraturan mereka suka memamerkan, dan bahkan membesar-besarkan perbuatan-perbuatan peribadatan mereka. Oleh karena itu yang sedemikian ini hendaknya dicap sebagai para pencari murid yang diilhami Setan. Kelas orang-orang ini secara alamiah adalah pintar. Mereka berusaha untuk memenangkan kepercayaan orang-orang dengan menggunakan metode yang sama oleh mana segala imam dan ahli taurat di masa Yesus dahulu telah menyesatkan bangsa itu : Mereka berdoa di tempat-tempat dimana mereka dapat dilihat orang; mereka mengecat muka mereka supaya tampak mereka sedang berpuasa; mereka berbuat sebagai kebiasaannya berjemur di alam terbuka jauh dan di mana-mana apa saja yang baik yang dapat diperbuatnya; mereka mahir membuat dirinya terlihat sebagai orang-orang yang sungguh-sungguh beribadah, saleh, dermawan dan benar.

Orang banyak masih tetap tertarik oleh apa yang disebut orang-orang baik yang sedemikian ini, dan orang banyak tanpa ragu-ragu menerima keputusan-keputusan mereka seolah-olah semua itu adalah keputusan-keputusan Allah. Terhadap yang sedemikian ini, agar supaya ingatlah akan amaran Ilham yang berbunyi : “Berhentilah kamu bergantung kepada manusia, yang nafasnya terdapat di dalam lubang hidungnya, karena dalam apakah ia dapat diperhitungkan?” Yesaya 2 : 22.

Bacalah Efesus 5:5 dan Kolose 3:5. Dengan apakah Paulus mempersamakan ketamakan, dan mengapa?

“Sekarang banyak orang yang tinggal dekat kita yang lapar, telanjang dan tidak mempunyai tempat tinggal. Suatu kelalaian untuk memberikan yang ada pada kita kepada orang yang susah serta menderita ini, menempatkan ke atas diri kita suatu beban kesalahan yang suatu saat nanti akan kita hadapi dengan perasaan takut. Semua ketamakan dikecam sebagai berhala. Semua pemanjaan yang mementingkan diri adalah suatu penghinaan dalam pemandangan Allah.” COL 261.3

“Kristus adalah teladan kita. Ia memberikan hidupNya sebagai suatu korban bagi kita, dan Ia meminta agar kita memberikan hidup kita sebagai korban bagi orang lain. Dengan demikian kita dapat membuang sifat cinta diri yang senantiasa hendak ditanamkan setan di dalam hati kita. Sifat cinta diri ini adalah sumber kematian bagi segala kesalehan dan hanya dapat dikalahkan dengan menyatakan kasih kepada Allah dan kepada sesama manusia. Kristus tidak akan mengizinkan seorang yang suka mementingkan diri untuk memasuki istana sorga. Tidak seorang pun yang tamak dapat melewati gerbang-gerbang mutiara; karena segala macam sifat tamak adalah penyembahan berhala. — The Review and Herald, July 11, 1899.” CS 26.2

“Allah tidak menganggap segala dosa sama besarnya; ada derajat-derajat kesalahan dalam penilaian-Nya sebagaimana dalam penilaian manusia terbatas. Tetapi meskipun kesalahan ini atau itu mungkin kelihatan tidak berarti pada pemandangan manusia, tidak ada dosa yang kecil pada pemandangan Allah. Dosa-dosa yang dipandang kecil saja oleh manusia mungkin merupakan dosa-dosa yang dipandang Allah sebagai kejahatan yang besar. Pemabuk dihinakan akan mengatakan bahwa dosanya tidak akan meluaskan dia masuk ke surga, sedangkan kesombongan, sifat mementingkan diri sendiri, dan ketamakan tidak ditegur. Tetapi justru inilah dosa-dosa yang sangat dibenci Allah. Ia “melawan orang yang sombong” dan Paulus mengatakan kepada kita bahwa ketamakan adalah penyembahan berhala. Mereka yang tahu benar-benar akan bagaimana penyembahan berhala itu dipersalahkan dalam firman Allah akan melihat dengan segera betapa ngerinya dosa ini.” CCh 259.5

Senin - 27 Februari

Suatu Perkara Terkutuk di dalam Perkemahan


Baca Yosua 7. Apa yang terjadi setelah kemenangan besar di Yerikho, dan pesan apa yang harus kita ambil dari kisah ini untuk diri kita sendiri?

“Kita mengaku diatur oleh prinsip yang sama, dipengaruhi oleh roh yang sama. Tetapi gantinya memberikan segalanya bagi Kristus, banyak yang mengambil batang emas dan pakaian Babilonia yang bagus dan menyembunyikannya di perkemahan. Jika kehadiran satu Akhan sudah cukup untuk melemahkan seluruh perkemahan Israel, mungkinkah kita terkejut dengan keberhasilan kecil yang mengikuti upaya kita apabila setiap gereja dan hampir setiap keluarga memiliki Akhannya sendiri? Marilah kita secara individu pergi bekerja untuk mendorong orang lain dengan teladan kebajikan kita dengan tanpa pamrih. Pekerjaan itu bisa maju dengan kuasa yang jauh lebih besar, jika semua orang telah melakukan apa yang mereka bisa untuk memasok perbendaharaan dengan hartanya. 5T 157.1

“Kepada saya ditunjukkan bahwa cara pengakuan Akhan adalah mirip dengan pengakuan yang telah dan akan dibuat oleh sebagian dari kita. Mereka menyembunyikan kesalahan mereka dan menolak untuk membuat pengakuan sukarela sampai Allah menyelidiki mereka, barulah kemudian mereka mengakui dosa-dosa mereka. Beberapa orang meneruskan jalan yang salah sampai mereka mengeraskan hati. Mereka bahkan mungkin tahu bahwa gereja terbebani, sebagaimana Akhan tahu bahwa Israel dibuat lemah di hadapan musuh mereka karena kesalahannya. Namun hati nurani mereka tidak menyalahkan mereka. Mereka tidak mau menolong gereja dengan merendahkan hati mereka yang sombong dan memberontak di hadapan Allah dan membuang kesalahan mereka. Kemurkaan Tuhan ada pada umat-Nya, dan Dia tidak akan menunjukkan kuasa-Nya di tengah-tengah mereka sementara dosa masih ada di antara mereka dan dipelihara oleh mereka yang memiliki posisi yang bertanggung jawab.” 3T 270.2

Hosea 2:14, 15 - “Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara menenangkan hatinya. Aku akan memberikan kepadanya kebun anggurnya dari sana, dan membuat lembah Akhor menjadi pintu pengharapan. Maka dia akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya, seperti pada waktu dia berangkat keluar dari tanah Mesir.

Setelah membawanya ke dalam keadaan yang sulit dan memalukan, maka Tuhan berjanji untuk membujuknya, dan membawanya ke padang gurun, di sana untuk berbicara menenangkan hatinya. Berbicara secara khusus, setelah keluar dari “kesengsaraan besar, yang belum pernah terjadi sejak awal dunia” (Mat. 24:21), maka Tuhan membawanya, bukan ke kebun anggurnya, bukan ke Tanah Perjanjian, tetapi ke “padang gurun” (ke tanah orang Kafir), di sana untuk berbicara dengan nyaman kepadanya, dan untuk membantunya melakukan reformasi. Setelah pertemuan yang menghibur ini terjadi, maka dia akan memiliki kebun anggurnya semenjak itu, dan Lembah Akhor sebagai pintu pengharapan; di sanalah dia akan bernyanyi dan bergembira seperti pada masa mudanya, dan seperti pada hari dia keluar dari Mesir.

Lembah Akhor, Anda perhatikan, adalah pintu pengharapan baginya – itu adalah satu-satunya jalan keluar dari kesulitannya. Lembah itu hanya memiliki satu arti penting: ia itu berarti pembersihan yang menyeluruh, untuk membinasakan orang-orang berdosa yang ada di tengah-tengahnya sebelum memiliki tanah itu – satu-satunya pengharapannya untuk menjadi istri Allah yang layak dan terhormat.

Di Lembah Akhor itulah Yosua melempari batu orang-orang berdosa yang terakhir di Israel – yaitu Akhan dan seisi rumahnya. Barulah bangsa Israel diizinkan menguasai tanah perjanjian itu, yaitu kebun anggur. Pembersihan seperti ini adalah satu-satunya “pintu pengharapan” bagi gereja, demikianlah kata Ilham, satu-satunya jalan keluarnya dari penderitaannya saat ini. Kemudian dia akan kembali ke kedudukan dan kemuliaannya yang dulu. Kemudian dia akan menerima berkat yang dijanjikan sama seperti Israel kuno menerima berkat miliknya di masa lalu. Insiden yang luar biasa di Lembah Akhor, sekarang terlihat melambangkan pembersihan untuk pemilikan kembali tanah perjanjian itu – melambangkan Penghakiman bagi Orang Hidup, pengumpulan orang-orang kudus, dan pembinasaan orang-orang berdosa – pemisahan gandum dari lalang, kambing dari domba, ikan yang baik dari ikan yang buruk. “Lumbung” (Mat. 13:30), yang berarti Kerajaan yang diproyeksikan di sini adalah merupakan hak Tuhan, demikian juga bejana-bejana.

Selasa - 28 Februari

Hati Yudas


Bacalah Yohanes 12:1–8. Apakah yang dilakukan Maria yang sangat menarik perhatian selama perayaan? Apa reaksi Yudas? Mengapa? Apakah tanggapan Yesus?

“Perbuatan Maria sangatlah menyolok bedanya dengan perbuatan yang hampir dilakukan oleh Yudas. Alangkah jelasnya pelajaran yang diberikan Kristus kepadanya yang telah menjatuhkan benih kritik dan pikiran jahat ke dalam pikiran murid-murid! Alangkah benarnya tuduhan yang dapat diberikan kepada si penuduh itu! Ia yang membaca motif setiap hati, dan mengerti setiap perbuatan, sebenarnya dapat membeberkan kejahatan dalam pengalaman Yudas kepada mereka yang hadir di pesta itu. Kepura-puraan yang kosong yang di atasnya pengkhianat itu mengalaskan perkataannya sebenarnya dapat dipaparkan-Nya, Karena, gantinya menaruh simpati kepada orang miskin, ia merampas uang yang dimak-sudkan untuk meringankan penderitaan mereka. Kemarahan dapat di-bangkitkan terhadap dia karena ia menindas perempuan janda, anak piatu, dan orang upahan. Tetapi seandainya Kristus telah membuka topeng Yudas, hal ini akan didesakkan sebagai alasan untuk mengkhianati Dia. Dan meskipun dituduh sebagai pencuri, Yudas akan mendapat simpati sekalipun di kalangan murid-murid. Juruselamat tidak mencerca dia, dan dengan demikian menjauhkan peluang baginya untuk memberi maaf bagi pengkhianatannya.” DA 563.2

“Tetapi pandangan mata Yesus kepada Yudas meyakinkan dia bahwa Juruselamat menembusi kepura-puraannya, dan membaca tabiatnya yang rendah dan hina itu. Dan dalam memuji perbuatan Maria, yang sudah dipersalahkan dengan keras, Kristus telah menempelak Yudas. Sebelumnya, Juruselamat belum pernah memberi dia tempelakan yang langsung. Sekarang teguran itu menyakiti hatinya. Ia memutuskan hendak membalas dendam Dari perjamuan itu ia pergi langsung ke istana imam besar, tempat didapatinya majelis sedang berhimpun, dan ditawarkannya dirinya untuk menyerahkan Yesus ke tangan mereka.” DA 563.3

Kej. 31:13 – “Bahwa Akulah Allah Baitel, tempat engkau telah mencurahkan minyak kepada tiang penjuru, dan dimana engkau sudah bernazar kepada-Ku : maka sekarang bangkitlah engkau, keluarlah engkau dari negeri ini, dan pulanglah engkau ke negeri kaum keluargamu.”

Dari catatan ini, anda saksikan, bahwa Yakub adalah cukup setia pada tempat tugasnya, dan selalu memperhatikan perintah Allah. Adakah kita sama seperti Yakub? atau adakah kita sama seperti Yudas Iskariot? Kini anda ketahui, bahwa Yakub telah melaksanakan dengan sempurna usaha Laban, dan mengikuti petunjuk Allah pada sepanjang jalannya. Tetapi Yudas Iskariot telah melaksanakan dengan sempurna kepentingan pribadinya sendiri dengan mengorbankan Karunia Allah, maka gantinya dia mengikuti petunjuk-petunjuk Tuhan, ia ternyata telah mengikuti kehendaknya sendiri. Walaupun demikian, sekarang, perbandingkanlah nasib terakhir dari Yakub dengan nasibnya Yudas. Pekerjaan yang satu berakhir dengan kemuliaan dan pekerjaan yang lainnya berakhir dengan malu dan kehancuran.

Rabu - 1 Maret

Ananias dan Saphira


Bacalah Kisah 5:1-11. Menurut anda mana yang lebih buruk, menahan sebagian uang atau berbohong mengenai uang itu? Mengapa hukumannya sangat berat?

“Dalam perbedaan yang nyata kepada teladan kedermawanan oleh orang-orang percaya, menunjukkan sikap Ananias dan Safira yang mereka alami, telah meninggalkan noda hitam pada sejarah sidang yang mula-mula. Dengan orang-orang lain, orang-orang yang mengaku murid-murid ini telah mendapat kesempatan untuk mendengar kabar Injil yang dikhotbahkan oleh rasul-rasul. Mereka telah hadir dengan orangorang percaya yang lain apabila rasul-rasul selesai berdoa, “goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.” Kisah 4:31. Keyakinan yang dalam menguasai semua yang hadir, dan di bawah pengaruh langsung dari Roh Allah, Ananias dan Safira telah mengadakan perjanjian untuk memberikan kepada Allah hasil penjualan dari harta tertentu.” AA 71.2

“Sesudah itu, Ananias dan Safira mendukakan Roh Kudus oleh menyerah kepada perasaan tamak. Mereka mulai menyesali perjanjian dan tidak lama kemudian hilanglah pengaruh yang manis dari berkat yang telah menghangatkan hati mereka dengan kerinduan untuk melakukan perkara-perkara yang besar demi pekerjaan Kristus. Mereka pikir mereka telah terlalu tergesa-gesa, sehingga mereka harus mempertimbangkan kembali keputusan mereka. Mereka membicarakan kembali persoalan itu, dan mengambil keputusan untuk tidak memenuhi perjanjian mereka. Tetapi mereka melihat bahwa orang yang memberikan harta miliknya untuk mencukupi keperluan saudara-saudara yang lebih miskin, dihormati di antara orang-orang percaya; dan malu bila saudara-saudaranya mengetahui bahwa jiwa mereka yang cinta diri sendiri merasa iri terhadap sesuatu yang mereka telah serahkan dengan sungguh-sungguh kepada Allah, mereka mengambil keputusan untuk menjual harta mereka dan pura-pura memberikan segala penghasilan ke dalam dana umum, tetapi sebenarnya menahan sebagian besar untuk mereka sendiri. Dengan demikian mereka dapat menjamin penghidupan mereka dari simpanan umum dan pada waktu yang sama mendapat penghormatan yang tinggi dari saudara-saudara mereka.” AA 72.1

“Tetapi Allah membenci kepura-puraan dan kepalsuan. Ananias dan Safira menjalankan penipuan dalam perlakuan mereka kepada Allah; mereka berdusta kepada Roh Kudus, dan dosa mereka diganjar dengan hukuman yang cepat dan ngeri…” AA 72.2

Suatu pertunjukan mengenai kekuasaan yang dimiliki mereka terlihat pada nasib pengalaman Ananias dan Saphira, yang segera dalam sekejap mata, telah jatuh mati di kaki Petrus, segera setelah Rasul itu mengungkapkan dosa penipuan mereka (Kisah Rasul-Rasul 5:1–11). Jadi, jelaslah, bahwa jika Petrus, tanpa menggunakan kekuatannya sendiri, telah memiliki cukup kuasa untuk membinasakan orang-orang munafik yang datang ke hadapannya, maka tentu sekali ia telah memiliki kuasa yang sama untuk membinasakan orang-orang Kafir yang berusaha menghalangi kemajuan pekerjaan Injil.

Kamis - 2 March

Mengatasi Ketamakan


Baca 1 Korintus 10:13. Janji apa yang diberikan disini, dan mengapa ini begitu penting untuk dipahami di dalam konteks ketamakan ?

“Tabahlah, jiwa yang tergoda, karena Tuhan mengenal mereka yang adalah milik-Nya. “Pencobaan - pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan - pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya. Terus membicarakan iman, dan kemenangan menjadi milikmu; karena “ini adalah kemenangan yang mengalahkan dunia bahkan iman kita.” Yesus berkata kita tidak boleh berjalan dalam kegelapan, tetapi harus memiliki terang kehidupan, dan mempercayai itu. Kita harus terus menerus membicarakan terang, terus berdoa dan percaya, dan terang akan memancar ke atas kita ketika iman kita dicobai dan kesabaran memiliki pekerjaannya yang sempurna. RH February 20, 1913, par. 6

“Kita tidak boleh seperti orang yang berkata, “Saya sudah berdoa dan berdoa, tetapi saya tidak menerima jawaban.” Seorang teman berkata kepadanya, “Mari kita berdoa bersama-sama, kemudian, dan menuntut janji Allah.” Jadi mereka bertelut berdoa; tetapi ketika mereka bangkit berdiri, orang tersebut berkata, “Saya tidak merasa ada perbedaan, dan saya tidak mengharapkan saya harus melakukannya.” Ini adalah cara yang banyak orang menampilkan diri mereka di hadapan Allah; mereka akan terkejut apabila Tuhan menjawab doa-doa mereka. Mereka tidak mengharap Tuhan menjawab doa-doa mereka, juga tidak berpikir bahwa Tuhan akan mendengar mereka, dan permohonan mereka adalah sia-sia; karena mereka pergi saat mereka datang.RH February 20, 1913, par. 7

Dengan cara yang sama saudara adalah seorang berdosa. Kamu tidak dapat menebus dosa-dosamu yang sudah lampau; kamu tidak dapat merubah hatimu dan membuat dirimu suci. Tetapi Tuhan berjanji untuk melakukan semua ini untukmu melalui Kristus. Kamu percaya janji itu. Kamu mengakui dosa-dosamu dan memberikan dirimu kepada Tuhan. Kamu akan melayani Dia. Sama pastinya yang kamu lakukan ini, Tuhan akan menggenapi Firman-Nya kepadamu. Jika kamu percaya janji itu, –percaya bahwa kamu diampuni dan dibersihkan,-- Tuhan menyediakan fakta-fakta; kamu dibuat utuh, sama seperti Kristus memberikan kekuatan orang lumpuh untuk berjalan ketika orang itu percaya bahwa dia disembuhkan. Jadilah demikian jika kamu mempercayai itu. SC 51.1

Jumat - 3 Maret

Pelajaran Lanjutan

Rasul itu dengan jelas menguraikan akibat berbalik dari kehidupan yang murni dan suci kepada kebiasaan-kebiasaan yang rusak dari kekafiran. “Janganlah sesat!” ia menulis; “orang cabul, penyembah berhala, orang berzina …..pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah.” Ia minta kepada mereka untuk mengendalikan nafsu dan selera yang rendah. “Tidak tahukah kamu,” ia bertanya, “bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah.” AA 306.3

Rasul itu mengamarkan Timotius tentang guru-guru palsu yang berusaha memasuki sidang. “Ketahuilah,” ia menyatakan, “bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sangat sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orangtua, dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, …..secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya. AA 502.1

Whatsapp: (+62)812-8772-7543, (+63)961-954-0737
contact@threeangelsherald.org