Kontrak Memberi Persepuluhan

Pelajaran 3, Triwulan ke-1, 14-20 Januari 2023

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 14 Januari

Ayat Hafalan:

"Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." - Maleakhi 3:10


"Saya memiliki pesan yang paling serius untuk orang-orang tentang persepuluhan dan persembahan. Beberapa yang hadir mengaku tidak dapat mengerti pertanyaan tentang persepuluhan. Apakah mereka tidak mempunyai pengertian untuk membedakan pertanyaan ini, seperti zaman dahulu dan jauh kebelakang masa Abraham? Setelah dia menaklukkan raja-raja dan mengembalikan barang-barang yang dicuri dari penduduk Sodom, dan juga para tawanan dikembalikannya kepada raja Sodom, "Melkisedek raja Salem" - wakil Yesus Kristus - "membawa roti dan anggur:" - yang tidak beragi-" dan dia adalah imam Allah Yang Mahatinggi. Dia memberkati Abraham dan berkata, Terpujilah Allah Abraham Tuhan Yang Mahatinggi, pemilik langit dan bumi: dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu. Dan Abraham memberikannya persepuluhan dari semua penghasilannya [Kejadian 14:18-20.] Saya membaca ayat demi ayat Maleakhi, pasal tiga dan empat. Saya tidak pernah memberikan penyelidikan dan pesan yang lebih ketat daripada hari itu, Sabat, 3 Oktober 1896. " 11LtMs, Lt 158, 1896, par. 2

Minggu - 15 Januari

Persepuluhan Sama Dengan Sepersepuluh


Bacalah Kejadian 14:18-20 dan Ibrani 7:1-9 Apa tanggapan Abram saat bertemu Melkisedek? Apa yang diajarnya mengenai sudah berapa lama hal ini dilakukan?


Bacalah Kejadian 28:13, 14, 20-22. Apa janji Allah yang akan dilakukan kepada Yakub, dan apa tanggapan Yakub kepada Allah?

Sistem pembayaran persepuluhan sudah dimulai jauh sebelum zaman Musa. Orang-orang dituntut mempersembahkan kepada Allah pemberian untuk maksud rohani sebelum sistem tertentu diberikan kepada Musa, malah sejak zaman Adam. Untuk memenuhi tuntutan Allah, mereka harus menunjukkan dalam persembahan mereka bahwa mereka menghargai segala kemurahan dan berkat-Nya kepada mereka. Hal ini diteruskan sepanjang generasi-generasi berikutnya, dan dilaksanakan oleh Abraham, yang memberikan persepuluhan kepada Melkisedek, imam Allah yang Mahatinggi. Prinsip yang sama berlaku pada zaman Ayub, Yakub, ketika di Betel, seorang pelarian dan pengembara yang tidak mempunyai uang, berbaring pada malam, kesepian dan sendirian, berbantalkan batu, dan di situlah ia berjanji kepada Tuhan: “Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu.” Allah tidak memaksa manusia memberi. Segala sesuatu yang mereka berikan harus dengan sukarela. Ia tidak menghendaki perbendaharaan-Nya diisi dengan persembahan tidak dengan kerelaan. CCh 276.1

“Mengenai jumlah yang dituntut, Allah telah menentukan sepersepuluh dari pertambahan. Hal ini diserahkan kepada angan-angan hati dan kesediaan manusia, yang pertimbangannya dalam sistem persepuluhan ini hendaknya berdasarkan kebebasan mengambil keputusan sendiri. Dan meskipun hal ini terserah pada angan-angan hati, suatu rencana telah diletakkan dengan pasti bagi semua orang. Tidak ada paksaan sama sekali.” CCh 276.2

Mikha 6:6, 7 — Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkan kah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?

Pertanyaan seperti ini dari orang-orang oleh adanya pembukaan firman ini menunjukkan apa yang dipikirkan mereka yang terbaik agar berkenan bagi Tuhan. Mereka menyangka sesuatu pemberian yang berupa benda-benda materi mungkin merupakan pemberian yang sangat dapat diterima yang dapat ditawarkannya bagi penebusan dosa-dosa mereka. Kita dengan mata kepala sendiri menyaksikan semua perkara ini di dalam seluruh gereja-gereja kita. Keadaan yang sama ini ditemukan di hari-hari kedatangan Kristus yang pertama dahulu: Orang-orang Yahudi sangat teliti dari hal membayar perpuluhan sampai kepada yang sekecil-kecilnya dari penghasilan mereka, seperti misalnya daun mint, adas manis dan jintan, tetapi mereka lalaikan “hal-hal yang terpenting dari Torat, keadilan, kemurahan dan iman.” Matius 23:23. Membayar perpuluhan dengan jujur adalah kewajiban mereka, demikianlah firman Tuhan, tetapi pembayaran persepuluhan hendaknya tidak menggantikan keadilan, kemurahan, dan iman….

Senin - 16 Januari

Dimanakah Rumah Perbendaharaan Itu?


Bacalah Maleakhi 3:10. Apa yang dapat kita pelajari dari ayat ini tentang kemana persepuluhan kita harus dibawa?

Sementara pekerjaan Allah menjadi lebih luas, panggilan untuk pertolongan akan datang lebih dan lebih sering lagi. Supaya panggilan-panggilan ini boleh dijawab, orang-orang Kristen haruslah memperhatikan perintah, “Bawalah seluruh persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku.” Maleakhi 3:10. Jika orang-orang yang mengaku Kristen akan dengan setia membawa kepada Tuhan persepuluhan dan persembahan mereka, perbendaharaan-Nya akan penuh. Tidak akan ada kesempatan untuk terpaksa menggunakan pasar amal, lotre, atau pesta kesukaan untuk mendapatkan dana guna menunjang Injil. AA 338.1

Kemanakah seseorang menemukan rumah perbendaharaan Allah? – dimanapun kebenaran Allah untuk zaman ini, dari mana “makanan pada waktunya” itu diperoleh.

Pernyataan, “Bawalah seluruh persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan,” menyiratkan bahwa ada sebagian orang yang sudah membawa ke dalam rumah itu, tetapi belum semua. Hal ini, bersama dengan tuduhan bahwa seluruh bangsa sedang merampok Tuhan, dengan jelas menunjukkan bahwa persepuluhan yang sekarang dibawa bukanlah ke dalam rumah perbendaharaan Allah, melainkan ke dalam rumah yang lain. Sekali lagi, rumah perbendaharaan Allah pernah dan akan senantiasa menjadi tempat dimana “pekabaran mengenai Jam” itu berada, dimana terdapat “Kebenaran Sekarang”, rumah dari mana “makanan pada waktunya” diperoleh pada saat persepuluhan dibayarkan.

Allah dapat menggunakan kebijaksanaan mereka sendiri untuk menentukan di mana persepuluhan mereka disimpan. Prinsip-prinsip apa yang dapat kita ambil dari ayat-ayat ini untuk diri kita pada zaman ini?

“Telah ditunjukkan kepada saya selama bertahun-tahun bahwa persepuluhan saya harus saya sisihkan untuk membantu para pendeta kulit putih dan kulit berwarna yang diabaikan dan tidak menerima cukup dengan layak untuk menghidupi keluarga mereka. Ketika perhatian saya tertuju pada pendeta tua, putih atau hitam, adalah tugas khusus saya untuk menyelidiki kebutuhan mereka dan menyediakan kebutuhan mereka. Ini akan menjadi pekerjaan khusus saya, dan saya telah melakukan ini dalam beberapa kasus. Janganlah seorang pun memberikan ketenaran pada fakta bahwa dalam kasus-kasus khusus persepuluhan digunakan dengan cara itu.” 2MR 99.2

“Janganlah khawatir kalau-kalau sarana akan langsung diberikan kepada mereka yang berusaha melakukan pekerjaan misionaris dengan cara yang tenang dan efektif. Semua sarana tersebut tidak untuk ditangani oleh satu instansi atau organisasi. Ada banyak urusan yang harus dilakukan dengan hati-hati demi tujuan Allah. Bantuan harus dicari dari setiap sumber yang memungkinkan. Ada orang yang dapat melakukan pekerjaan mengamankan sarana untuk tujuan tersebut, dan ketika mereka bertindak dengan hati-hati dan selaras dengan nasihat rekan sekerja mereka di dalam bidang yang mereka wakili, maka tangan pengekangan tidak boleh diletakkan di atas mereka. Mereka harus bekerja bersama-sama dengan Dia yang memberikan nyawanya untuk keselamatan jiwa-jiwa.” SpM 421.7

Tidak ada satupun di dalam Alkitab ditemukan bahwa kita diperbolehkan menggunakan uang Tuhan sesuai kehendak hati kita sendiri. Satu-satunya pembenaran bagi berbuat demikian itu akan merupakan ketidakmampuan belaka, karena sesuatu alasan, untuk mengirimnya ke dalam “rumah perbendaharaan” Tuhan. Sungguhpun demikian, jika seseorang secara sukarela melibatkan diri dalam perbuatan sedemikian ini, maka ia akan menunjukkan suatu teladan yang salah kepada orang-orang lain. Maka jika mengikuti teladannya, orang-orang lain akan juga menganggapnya benar, perbuatan mereka pasti akan mengakibatkan halangan yang serius bagi pekerjaan Tuhan, merusak dan merongrong perbendaharaan-Nya, sehingga dengan demikian memecah belah pekerjaan-Nya dan menyusutkan sidang menjadi hanya sebuah kerangka, sementara anggota-anggotanya mempekerjakan diri mereka sebagai pekerja-pekerja di dalam kebun anggur Tuhan sambil membantu dirinya sendiri dengan uang Tuhan, dan pergi bekerja tanpa lebih dulu diutus! Alangkah Babilnya cara sedemikian ini!

Meskipun Tuhan memerintahkan, "Bawalah semua persepuluhan ke dalam rumah perbendaharaan" (Mal. 3:10), Dia tidak mengatakan untuk membawa semua persembahan. Karena itu, Dia menunjukkan bahwa jika kita mau terlibat dalam perbuatan amal pribadi atau kegiatan misionaris, kita harus mendukungnya dari persembahan, bukan dari persepuluhan.

Selasa - 17 Januari

Tujuan Pemberian Persepuluhan


Bacalah Imamat 27:30 dan Bilangan 18:21, 24. Apakah yang akan Allah lakukan dengan perpuluhan?

“Allah telah menjadikan pemberitaan Injil itu bergantung kepada pekerjaan dan pemberian umat-Nya. Persembahan sukarela dan persepuluhan membentuk penghasilan dari pekerjaan Allah. Dari harta yang dipercayakan kepada manusia, Allah menuntut sebagian yang tertentu— persepuluhan. Ia membiarkan semuanya bebas untuk mengatakan apakah mereka akan memberikan lebih daripada ini. Tetapi bila hati digerakkan oleh pengaruh Roh Kudus, dan suatu janji telah diadakan untuk memberi suatu jumlah yang tertentu, seorang yang berjanji tidak lagi mempunyai hak untuk bagian yang telah diserahkan itu. Janji seperti ini yang diadakan kepada manusia akan dipandang sebagai mengikat; tidakkah itu lebih mengikat lagi yang diadakan kepada Allah? Apakah perjanjian-perjanjian yang telah dicoba dalam pengadilan angan-angan hati, kurang mengikat daripada perjanjian yang tertulis oleh manusia?” “AA 74.2

Pada mulanya Allah telah mengasingkan perpuluhan untuk menyokong hidup suku Lewi karena hanya suku Lewilah yang diijinkan untuk melayani dalam apa saja yang berkenaan dengan keagamaan, hal itu membuktikan bahwa dari imam besar, yang duduk pada jabatan yang paling tinggi, sampai kepada penjaga pintu, semuanya disokong oleh perpuluhan. Bagaimana hal itu bisa terjadi, sampai saudara-saudara kita pemimpin pada zaman ini membuat pendeta-pendeta gereja setempat, diakon-diakon setempat, penyanyi-penyanyi, dan lain-lain, yang sedang melakukan pekerjaan yang termasuk pekerjaan seorang suku Lewi, tidak mendapat apa-apa dan menyokong diri mereka sendiri, sehingga akibatnya pekerjaan Tuhan dilalaikan, sedangkan meja dinas kependetaan berlimpah-limpah dengan makanan. Tambahan pula, pada mulanya Allah telah menyucikan semua pemberian dan persembahan dari umat itu sebagaimana yang Ia lakukan dengan perpuluhan, bukan untuk menyokong bani Lewi pada zaman dahulu atau bukan untuk menyokong dinas kependetaan pada zaman kita sekarang, tetapi hanya untuk memberi makan orang miskin, melayani orang sakit, dan lain-lain, sekalipun demikian, pendeta-pendeta pada zaman kita sekarang telah menghabiskan keduanya --baik perpuluhan-perpuluhan maupun persembahan-persembahan -- maka dengan berbuat demikian mereka bukan saja merampas hak pengerja-pengerja yang lain yang berhubungan dengan pekerjaan Injil tetapi juga telah merampas hak orang miskin dan orang sakit, yatim piatu, dan janda-janda.

Bacalah Kisah 20:35. Apakah pekabaran yang terdapat disana, dan bagaimana ia terkait dengan pertanyaan mengenai persepuluhan?

“Kadang-kadang Paulus bekerja siang dan malam, bukan untuk tun jangannya sendiri, tetapi supaya ia dapat membantu teman-teman seker-janya. Ia membagikan pendapatannya dengan Lukas, dan menolong Timotius. Malah ia suatu waktu menderita kelaparan, supaya ia boleh meringankan keperluan orang lain. Kehidupannya adalah kehidupan yang tidak mementingkan diri. Pada akhir pelayanannya, kesempatan ucapan selamat jalan kepada tua-tua Efesus, di Miletus, ia dapat mengangkat di hadapan mereka tangannya yang bekerja keras, dan mengatakan, “Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga. Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orangorang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab la sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.” Kisah 20:33-35. AA 352.1

“Jika pendeta-pendeta merasa sedang menderita kesukaran dan kekurangan dalam pekerjaan Kristus, biarlah mereka dalam angan-angan mengunjungi tempat bekerja di mana Paulus bekerja. Biarlah mereka ingat bahwa orang-orang yang terpilih oleh Allah ini membuat kemah, ia sedang bekerja untuk roti yang baru saja ia dapat dengan pekerjaannya sebagai seorang rasul.” AA 352.2

Setan sedang memberi kesan kepada beberapa orang yang bekerja dalam ladang pekerjaan tertentu bahwa mereka sedang bekerja lebih banyak bagi kebenaran itu daripada orang-orang lain padahal mereka yang sedikit bekerja itu sedang memungut hasil daripada yang mereka kerjakan bukannya mereka sendiri yang memungutnya.

Jika memang demikian, dan jika mereka telah sepenuhnya percaya kepada Dia yang memiliki kebun anggur itu dan bukan kepada para pengelola kekayaan-Nya untuk memperoleh upah mereka, maka mereka seharusnya menjadi lebih bahagia, karena ternyata Dia yang berkata, “Pekerja layak memperoleh upahnya," akan memberikan imbalan yang lebih berlimpah daripada yang dapat kita lakukan bahkan dengan usaha terbaik kita.

Rabu - 18 Januari

Memberi Persepuluhan dari Pendapatan Kotor atau Bersih?


Bacalah 1 Raja-raja 17:9-16. Bagaimanakah keadaan janda itu sebelum Elia datang kepadanya? Apa yang nabi itu minta dia lakukan pertama kali sebelum memenuhi kebutuhan dirinya dan putranya? Apa yang dapat kita pelajari dari peristiwa ini mengenai pertanyaan itu?

“Mengenai jumlah yang diminta, Allah telah menetapkan sepersepuluh dari pendapatan. Ini terserah kepada hati nurani dan kebajikan manusia, yang bebas menilai sistem persepuluhan ini. Namun walaupun bebas sesuai hati nurani, sebuah rencana telah disusun dengan cukup pasti untuk semua orang. Tidak diperlukan paksaan. 3T 394.1

Ulangan 14:22 mengatakan : “Hendaklah kamu benar-benar memungut perpuluhan atas semua hasil dari benihmu, supaya ladang itu mengeluarkan hasil dari tahun ke tahun.” Bagaimanakah harus saya menghitung persepuluhan atas hasil-hasil saya?

Untuk gampang menjawab pertanyaan ini, marilah kita ambil sebagai contoh persoalan dari seorang petani kentang. Katakanlah bahwa ia sama sekali tidak mengeluarkan ongkos baik untuk menyewa buruh, biaya pengairan, sewa, maupun lain-lain. Jika bebas dari biaya-biaya yang sedemikian ini, dan jika penghasilan kotornya adalah sebesar $50 setiap hektar, maka seluruh jumlah itu akan dijadikan dasar penghitungan perpuluhan, yang tentunya akan sebesar $5 setiap hektar. Tetapi jika ia harus bekerja dengan suatu pengeluaran biaya untuk menghasilkan produksinya, maka jelas pengeluaran yang sedemikian ini harus dikurangi dari nilai kotor hasil produksi, sehingga hanya sisanya itu yang dikenakan perpuluhan. Contoh : jika nilai kotor hasil produksi sebesar $50 satu hektar, dan pengeluaran biaya $10 satu hektar, maka penghasilan bersih, jumlah yang akan dikenakan perpuluhan itu akan menjadi $40 satu hektar, dan perpuluhannya hanya $4, bukan $5 setiap hektar.

Di lain pihak, jika seseorang adalah penerima gaji, yang membayar keamanan sosial, transportasi pergi pulang ke pekerjaan, dan sebagainya maka ia mengurangkan jumlah biaya-biaya yang sedemikian ini dari gajinya sebelum dikenakan perhitungan perpuluhan. Sebagai contoh, jika ia memperoleh $100 gaji sebulan, jika ia harus mengeluarkan 10 setiap hari, atau kira-kira $2,60 sebulan, bagi transportasi, maka ia akan mengurangkan $2,60 dari $100, dan sisanya $97,40 untuk dikenakan perpuluhan.

Jika penghasilan seseorang berasal dari sewa, maka ia akan mengurangkan jumlah uang yang dikeluarkan untuk pemeliharaan harta tersebut dari penghasilan kotornya sebelum dikenakan perpuluhan. Demikianlah menghitung penghasilan seseorang, dan bagaimana orang mengenakan perpuluhan atas semua penghasilan.

Karena Alkitab mengajarkan, bahwa orang harus memungut persepuluhan atas semua penghasilannya, maka haruskah juga orang memungut persepuluhan atas semua pemberian-pemberian hadiah yang diperoleh?

Karena digunakan sebagai kata benda, maka kata “increase” (kenaikan) berarti “semua yang ditambahkan kepada modal dasar yaitu laba” – hasil dari usaha atau harta milik seseorang. Oleh sebab itu karena kami tidak tahu apakah itu secara Alkitab dapat diartikan juga meliputi pembayaran persepuluhan dari pemberian-pemberian hadiah yang bersifat kasih sayang, maka keputusannya terserah seluruhnya pada pribadi yang bersangkutan.

Kamis - 19 Januari

Suatu Perpuluhan yang Jujur dan Setia


Baca 1 Korintus 4:1,2. Sebagai anak - anak Allah dan penatalayanan dari berkat-Nya, kita diminta menjadi orang seperti apa ?

“Yang menjadi dasar kejujuran dalam usaha dan keberhasilan sejati ialah pengakuan akan hak kepunyaan Allah sebagai Khalik alam semesta. Dialah Khalik, Pencipta segala sesuatu, Dia adalah pemilik yang sesungguhnya dari segala sesuatu. Kita adalah sekadar juru kunci-Nya. Segala sesuatu yang akan digunakan sesuai dengan petunjuk-Nya.” AH 367.7

“Tuntutan Allah didahulukan. Kita tidak melakukan kehendak-Nya apabila kita menguduskan kepada -Nya dengan apa yang tersisa dari penghasilan kita setelah semua keinginan imajiner kita terpenuhi. Sebelum setiap bagian dari pendapatan kita digunakan, kita harus mengeluarkan dan mempersembahkan kepada-Nya bagian yang Dia punya. Di masa lalu suatu persembahan syukur terus dibakar diatas mezbah, dengan demikian menunjukkan kewajiban manusia yang tak berkesudahan kepada Tuhan. Jika kita memiliki kemakmuran di dalam usaha kita, itu karena Allah memberkati kita. Satu bagian dari penghasilan ini diserahkan kepada orang miskin, dan sebagian besar untuk digunakan untuk pekerjaan Tuhan. Sementara yang milik Tuhan diberikan kepada-Nya, sisanya akan disucikan dan diberkati bagi penggunaan kita pribadi. Tetapi apabila seseorang merampok Allah dengan cara menahan yang Dia tuntut, kutuk-Nya berlaku keatas seluruhnya.” 4T 477.1

Baca Matius 25:19-21. Kapankah kita dipanggil untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan dana Tuhan ? Apa yang dikatakan kepada mereka yang telah setia secara finansial ?

Maleakhi 3 : 6 – 9 “Karena Akulah Tuhan, Aku tiada berubah; oleh sebab itu kamu bani Yakub belum ditumpas. Bahkan dari zaman nenek moyangmu pun kamu sudah undur daripada segala syariat-Ku, dan tiada kamu memeliharakan dia. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku pun akan kembali kepadamu, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Tetapi katamu, Dalam hal apakah kami harus kembali? Hendakkah seseorang merampok Allah? Namun kamu sudah merampok Aku. Tetapi katamu, Dalam hal apakah kami telah merampok Engkau? Yaitu dalam segala perpuluhan dan semua persembahan. Kamu disumpah dengan suatu kutuk : sebab kamu sudah merampok Aku, bahkan seluruh bangsa ini sudah merampok Aku.”

Ayat-ayat ini tidak mempersalahkan anggota-anggota sidang secara pribadi karena merampok Tuhan, melainkan seluruh organisasi sidang, yaitu “seluruh bangsa.” Lagi pula, anda dapat mencatat bahwa cerita dari Maleakhi pasal tiga ini dimulai dengan pasal dua. Di sana anda dapat mencatat bahwa Tuhan berbicara kepada pihak pendeta-pendeta, bukan kepada para anggota, mengatakan, “..... Hai segala imam, perintah ini adalah bagimu.” Maleakhi 2:1. Jadi jelaslah, kesulitannya terletak pada kenyataan bahwa sungguhpun para anggota sesuai peraturan membayar perpuluhan dan persembahan-persembahan dengan setia Allah bagaimanapun juga sudah dirampok sebab sementara Organisasi mengambil perpuluhan-perpuluhan itu bagi dirinya pada waktu yang sama ia juga sedang memerangi pekabaran Allah bagi zaman ini, dan bukan menyambut lalu memberitakan pekabaran itu -- yaitu Pehukuman bagi Orang Hidup. Uang Tuhan digunakan untuk membohongi umat-Nya dari Kebenaran-Nya dan bukan untuk menerangi mereka dengan Kebenaran itu -- tetap mempertahankan umat-Nya dalam kegelapan dan kesesatan, bahkan menghalangi mereka dari menyelidiki pekabaran dari hal jam itu bagi diri mereka sendiri. Alangkah kerasnya tuduhan itu!

Jumat - 20 Januari

Pelajaran Lanjutan

Haruskah kita membayarkan perpuluhan kita kepada “rumah perbendaharaan” jika kita ketahui bahwa ia itu tidak digunakan dengan benar?

Karena mengetahui bahwa perpuluhan kita adalah milik perbendaharaan rumah Allah, maka tanggung jawab kita yang terbesar ialah untuk memastikan agar ia itu dengan setia dibayar ke sana. Tidak ada di manapun juga di dalam Alkitab kita jumpai bahwa Tuhan sudah meletakkan pada setiap pembayar perpuluhan untuk mengawasi semua saluran yang dilalui oleh dana-dana ini.

Perbendaharaan Tuhan berada di bawah pengawasan-Nya, dan jika Ia sendiri belum menganggap pantas untuk mengoreksi sesuatu penyalahgunaan dalam menangani uang-Nya, kita tentunya tidak dapat mengoreksinya betapapun kita mencoba dengan sekuat-kuatnya. Jika kita mengawasi dengan seksama bagian pekerjaan-Nya itu yang dipercayakanNya kepada kita, maka satu-satunya perhatian kita ialah agar mencari tahu dimana “perbendaharaan rumah-Nya”, dan kemudian dengan setia menyimpan uang-Nya itu ke sana. Ia tidak meminta tanggung jawab kita bagi penggunaannya; bahwa, Ia sendiri akan mengambil alih -- sama seperti halnya Ia kini “memegang sendiri pemerintahan di dalam tangan-Nya.”

Sewaktu Tanah Perjanjian dibagi di antara dua belas suku bangsa Israel, suku Lewi sama sekali tidak memperoleh tanah bagi warisannya seperti halnya sebelas suku itu. Sebagai gantinya, Tuhan memutuskan bahwa perpuluhan-perpuluhan dari suku-suku lainnya itu harus dibayarkan kepada orang-orang Lewi. Inilah warisan mereka. Itu sesungguhnya adalah milik mereka sendiri. Dan sama seperti mereka, seperti halnya para penerima perpuluhan, mereka tidak berhak untuk mendikte orang-orang lainnya, para pembayar persepuluhan itu, apa yang harus diperbuat dengan penghasilan mereka sendiri setelah ia itu dipotong perpuluhan, maka demikian itu pun para pembayar perpuluhan tidak berhak untuk mengatur bagi para penerima perpuluhan apa yang harus mereka perbuat dengan perpuluhan itu. Masing-masing suku bertanggung jawab kepada Tuhan untuk apa yang sudah Ia percayakan untuk itu. Demikian itulah harus jadi di waktu ini.

Whatsapp: (+62)812-8772-7543, (+63)961-954-0737
contact@threeangelsherald.org