Kristus dalam Cawan Lebur

Pelajaran 13, Triwulan ke-3, 17-23 September 2022

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 17 September

Ayat Hafalan:

“Kira - kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring, "Eli, Eli, lama sabakhtani? " Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” - Matius 27:46


“Alangkah baiknya jika kita selalu mengingat Kalvari, di mana Yesus menanggung beban yang mengerikan dari dosa dunia. Di akhir dari penderitaanNya terdengar Dia berseru, "Ya Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku! (Matius 27:46) dan ingatlah bahwa Dia bertahan untuk bersembunyi dari wajah Bapa-Nya, yang tidak mungkin selamanya tersembunyi dari manusia yang jatuh ke dalam dosa. Dia menanggung rasa malu, cambuk yang kejam, penghinaan, dan ejekan, agar kita dapat diperdamaikan dengan Allah dan diselamatkan dari kematian kekal. Jika kita terus memikirkan hal ini, pembicaraan dan pikiran kita akan berada di surga, dimana kita mencari Juruselamat, dan bahkan tidak akan ada tempat untuk pikiran yang sia-sia.” GW92 419.2

Minggu - 18 September

Hari-Hari Permulaan

Lukas 2:7, 22-24; Matius 2:1-18

Apakah yang kita lihat dalam ayat-ayat ini yang dapat memberi kita suatu indikasi dari jenis kehidupan yang dihadapi Yesus sejak awal?

“Setelah misi orang-orang Majus itu selesai, mereka bermaksud untuk kembali, dan menyampaikan kabar gembira kepada Herodes tentang keberhasilan perjalanan mereka. Tetapi pada malam hari, Allah mengirim malaikatNya untuk mengubah arah orang-orang Majus itu. Dalam penglihatan malam itu mereka dengan jelas diberitahu untuk tidak kembali ke Herodes. Mereka mematuhi khayal surgawi itu. “Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain. Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir.” 2SP 25.1

“...Setiap saat mata Allah tertuju pada Putra-Nya . Tuhan telah memberi makan nabi-Nya Elia dengan mukjizat ketika dalam perjalanan panjang. Dia tidak bisa mendapatkan makanan. Dia menghujani manna dari Surga untuk bani Israel. Tuhan menyediakan jalan bagi Yusuf untuk mempertahankan hidupnya sendiri, dan hidup Yesus, dan hidup sang ibu, dengan melarikan diri ke Mesir. Dia menyediakan segala kebutuhan mereka untuk selama di perjalanan mereka, dan juga untuk selama di persinggahan mereka di Mesir, dengan menggerakkan orang-orang Majus dari Timur untuk mencari Bayi Juru Selamat, dan untuk memberinya persembahan yang berharga sebagai tanda kehormatan. Tuhan mengenal hati semua orang. Dia mengarahkan perjalanan Yusuf ke Mesir, agar di sana dia dapat terhindar dari murka raja yang kejam, dan agar kehidupan bayi Juru Selamat terpelihara. Orang tua Yesus di dunia ini miskin. Hadiah-hadiah yang dibawa oleh orang-orang Majus itu menopang mereka selama berada di negeri orang asing. 2SP 26.1

“Dengan cemas Herodes menunggu kembalinya orang-orang Majus itu; karena dia tidak sabar untuk melaksanakan ketetapan tujuannya untuk membinasakan bayi Raja Israel. Setelah lama menunggu informasi yang dia inginkan, dia takut tujuannya gagal. Alasannya: Mungkinkah orang-orang itu telah mengetahui perbuatan jahat yang ingin dia lakukan? Mungkinkah mereka memahami rencananya, dan dengan sengaja menghindarinya? Ini menurutnya adalah penghinaan dan ejekan. Ketidaksabaran, kecemburuan, dan kebenciannya meningkat. Dia digerakkan oleh ayahnya, yaitu iblis, untuk berusaha melaksanakan tujuannya dengan tindakan yang sangat kejam. Jika dia gagal melaksanakan niat membunuhnya dengan cara halus dan berpura-pura, maka dia akan melakukannya dengan kekuatan dan kekuasaan, dengan cara membuat teror di hati semua orang Yahudi. Mereka harus memiliki contoh tentang apa yang raja mereka akan hadapi, jika mereka berusaha untuk menempatkannya di atas takhta di Yerusalem.” 2SP 26.2

“Maka kelihatanlah di langit suatu keajaiban yang besar, yaitu seorang perempuan bersalut dengan matahari, dan bulan ada di bawah kakinya, dan di kepalanya bermahkotakan dua belas bintang:

“Dan ia sedang mengandung dan berteriak sebab sakit dan sengsara hendak melahirkan.”

“Maka kelihatanlah suatu keajaiban yang lain pula di langit, yaitu ada seekor naga besar yang merah menyala, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di kepalanya bermahkota tujuh.”

“Dan ekornya menyeret sepertiga daripada segala bintang di langit, lalu dicampakkannya ke bumi; maka berdirilah naga itu di hadapan perempuan yang sedang hendak melahirkan itu, supaya segera setelah anak itu lahir naga itu akan menelan anaknya itu.”

“Maka ia memperanakkan seorang anak laki-laki, yang akan memerintah segala bangsa dengan sebuah tongkat besi: maka anaknya itupun disambar dibawa kepada Allah, dan kepada tahta-Nya.”

“Maka perempuan itu pun larilah ke dalam padang belantara, dimana ada suatu tempat disediakan Allah baginya, supaya mereka memeliharanya seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.” Wahyu 12 : 1 - 6.

Adalah jelas terlihat bahwa “perempuan” ini bersalutkan matahari dan telah diserang oleh naga itu sebelum anaknya, Kristus, lahir; bahkan bertahun-tahun lamanya sebelum sidang Kristen dan Injil muncul. Jadi, untuk mengatakan bahwa perempuan itu melambangkan sidang Wasiat Baru yang berpakaikan Injil Kristus, benar-benar adalah teori yang tidak berdasar dan juga tidak masuk akal, sama seperti mengatakan bahwa ayam ditetaskan sebelum ada telur.

“Berpakaikan matahari”, perempuan itu tentunya adalah sidang Allah yang senantiasa hidup, yang berpakaikan Terang dari Sorga, yaitu Alkitab. “Firman-Mu”, demikian kata Pemazmur, “adalah ..... sebuah terang bagi jalanku.” Mazmur 119 : 105.

Bulan sebagaimana kita ketahui adalah perantara oleh mana sinar matahari dipantulkan sehingga malam diterangi. Karena berada di bawah kaki perempuan itu, maka itu adalah lambang yang cocok sekali mengenai masa periode sebelum Alkitab muncul, yaitu masa periode semenjak dari kejadian dunia sampai kepada Musa. Tahap dari simbol ini menunjukkan dengan pasti, bahwa perempuan itu muncul dari masa periode dimana Firman Allah, “matahari”, dipantulkan secara tidak langsung, telah diteruskan dari bapa kepada anak, dan bahwa perempuan itu sedang memasuki masa periode dimana ia disalutkan dengan Terang Allah, yaitu Alkitab.

Lagi pula, ia sedang mengandung pada waktu ia berpakaian matahari, dan bulan berada di bawah kakinya. Hal ini sendiri memperlihatkan secara pasti, bahwa pada waktu munculnya ia melambangkan sidang setelah sidang memperoleh janji untuk melahirkan Juruselamat dunia, “bayi laki-laki itu, Yang akan memerintah segala bangsa dengan sebuah tongkat besi.” Ia “telah disambar dibawa kepada Allah, dan kepada tahta-Nya.” Ia tentunya adalah Kristus, Tuhan itu.

Dua belas bintang yang merupakan mahkota perempuan itu, jelas sekali memperlihatkan pemerintahan Allah di bumi, yaitu kekuasaan kumulatif milik sidang — yang dipunyai oleh dua belas kepala suku, yang dipunyai oleh dua belas suku bangsa, yang dipunyai oleh dua belas rasul-rasul, dan yang dipunyai oleh 12.000 orang dari masing-masing dua belas suku bangsa Israel (mereka yang 144.000 itu).

Perlu juga diperhatikan, bahwa perempuan itu menggambarkan sidang Allah yang senantiasa hidup sementara dalam peperangan melawan musuhnya.

Interpretasi Alkitab mengenai kepala dan tanduk naga adalah pasti, yang pertama adalah badan-badan agama, dan yang kedua ialah pemerintahan-pemeritahan sipil. Dan berapa banyakkah dari mereka itu yang dilukiskan oleh tanduk-tanduk dan kepala-kepala dari ular naga itu? — Semua pemerintahan sipil dan semua badan agama pada masa yang tertentu. Bagaimanakah kita dapat mengetahui ini? — Sebab ada terdapat sepuluh tanduk dan tujuh kepala yang bermahkota, dan karena angka bilangan Alkitab “sepuluh” menunjukkan seluruh dunia pada umumnya, dan angka bilangan “tujuh” menunjukkan kelengkapan.

Adalah suatu kenyataan yang sudah dikenal, bahwa mahkota-mahkota selalu melambangkan kekuasaan raja. Dan karena sekaliannya itu terlihat pada kepala-kepala naga itu, bukan pada tanduk-tanduknya, maka dapatlah khusus dicatat bahwa sementara ular naga itu memerintah baik dunia sipil maupun dunia agama, namun yang dimahkotainya adalah dunia agama.

Dengan perkataan lain, gereja memegang tongkat kerajaan; gereja duduk di atas tahta ular naga itu. Dan dari kenyataan bahwa angka bilangan dari tanduk-tanduk naga itu melambangkan universalitas (seluruh dunia pada umumnya) dan angka bilangan kepala-kepalanya yang bermahkota itu melambangkan kelengkapan, berpasangan dengan kenyataan bahwa baik gereja Yahudi maupun orang-orang Romawi telah menganiaya Tuhan, menunjukkan bahwa ular naga itu secara keseluruhan melambangkan suatu dunia keimamatan Setan yang lengkap, sehingga Setan telah berhasil membuat dunia menjadi tawanannya. Sebagai pemenang atas dunia dengan bersenjatakan tanduk-tanduk dan kepala-kepala, ia menggerakkan Herodes untuk membunuh anak-anak yang baru lahir segera setelah diketahuinya akan kelahiran Kristus. Ini dilakukannya dengan harapan untuk membinasakan Juruselamat, yaitu dengan menelan anak itu dan dengan demikian itu dapat mempertahankan kerajaannya sendiri secara abadi. Sedemikian inilah keadaan dunia pada kedatangan Kristus yang pertama dahulu, dan demikianlah telah memungkinkan sidang untuk menyalibkan Tuhan, untuk melempari Stefanus dengan batu, untuk memenggal kepala orang-orang lainnya, tetapi tetap dapat meloloskan diri dari sanksi-sanksi hukum penguasa-penguasa sipil di waktu itu.

Karena alasan inilah Anak Manusia, Penebus dunia itu, telah datang tepat pada waktu-Nya. Walaupun demikian, untuk mempertahankan kerajaan setannya itu naga itu telah menunggu-nunggu dengan sabar dan dengan seksama telah menantikan kedatangan Juruselamat dunia yang dijanjikan itu. Demikianlah halnya, bahwa sementara sidang Allah yang abadi itu mengandung anaknya, dan berteriak kesakitan hendak melahirkan, ular naga itu dengan tujuh kepalanya yang bermahkota dan sepuluh tanduk itu, berdiri siap untuk menelan anak itu segera setelah Ia lahir.

Senin - 19 September

Dihina dan ditolak manusia

Matius 23:37

Apa yang dikatakan ayat diatas kepada kita mengenai bagaimana perasaan Yesus tentang penolakan itu?

 “Permata kebenaran yang keluar dari bibir Kristus pada hari bersejarah itu disimpan dalam hati banyak orang. Bagi mereka pemikiran yang baru mulai hidup, cita-cita baru tergugah, dan suatu sejarah yang baru pun mulailah. Sesudah penyaliban dan kebangkitan Kristus, orang-orang ini maju ke depan, dan menunaikan perintah Ilahi dengan kebijaksanaan dan semangat yang sesuai dengan kebesaran pekerjaan itu. Mereka membawa suatu pekabaran yang menarik hati manusia, melemahkan takhayul lama yang sudah lama menghambat pertumbuhan kehidupan ribuan orang. Mereka sendiri menyaksikan bahwa teori dan filsafat manusia menjadi sebagai dongeng yang sia-sia. Sangatlah besarnya akibat yang mengalir dari perkataan Juruselamat kepada orang banyak yang keheran-heranan dan termangu-mangu di dalam bait suci di Yerusalem. DA 620.3

“Tetapi Israel sebagai suatu bangsa telah memisahkan dirinya dari Allah. Cabang-cabang alamiah pada pohon zaitun sudah dipatahkan. Sambil memandang untuk terakhir kali pada bagian dalam bait suci Yesus mengatakan dengan kepiluan yang menyedihkan, “Lihatlah, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!’ “Sampai saat itu Ia telah menyebut bait suci itu rumah Bapa-Nya; tetapi sekarang, ketika Anak Allah harus meninggalkan temboknya, hadirat Allah akan ditarik selama-lamanya dari bait suci yang didirikan bagi kemuliaan-Nya. Sejak saat itu upacara-upacaranya tidak ada artinya lagi, acara-acaranya menjadi suatu olokan semata-mata. DA 620.4

Kalau saja umat Allah di waktu ini kembali mengulangi kesalahan-kesalahan orang-orang Yahudi itu, maka hukuman yang telah digariskan dengan perkataan, “kelak akan ada tangisan dan keretak gigi” (Matius 24:51), kelak tidak akan menemukan tandingannya dalam setiap masa. Selanjutnya, setelah menyadari sepenuhnya, bahwa kecewa karena sudah hampir melangkahkan kaki memasuki Firdaus tetapi tak sampai sehingga sebagai gantinya menemukan diri jatuh ke dalam neraka, akan cukup untuk terus-menerus menusuk seseorang dengan penyesalan yang sangat menyedihkan! Oleh sebab itu marilah kita membuka hati kita selebar-lebarnya sementara kita membacakan himbauan belas kasihan Tuhan yang berbunyi :

"Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi.” Matius 23:37, 38…

Selasa - 20 September

Yesus di Getsemani

Matius 26:39; Markus 14:33-36; Lukas 22:41-44

Apakah yang dikatakan ayat-ayat berikut mengenai penderitaan Kristus di Getsemani?

“Setiap langkah yang sekarang diambil Juruselamat adalah dengan usaha keras. Dia mengerang keras seolah-olah menderita di bawah tekanan beban yang mengerikan; namun dia menahan diri untuk tidak mengejutkan ketiga murid pilihannya dengan penjelasan lengkap tentang penderitaan yang akan dia derita. Dua kali pendampingNya mencegahNya jatuh ke tanah. Yesus merasa bahwa Dia harus lebih lama menyendiri, maka Dia berkata kepada ketiga orang yang dikasihi itu, “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” Murid-muridNya belum pernah mendengar Dia mengucapkan nada sedih seperti itu. TubuhNya gemetar karena penderitaan yang hebat, dan wajahNya yang pucat mengungkapkan duka yang tidak terkatakan. 3SP 95.1

“Dia pergi tidak jauh dari murid-muridNya—tidak terlalu jauh tetapi cukup agar mereka dapat melihat dan mendengarNya—dan Ia bersujud dengan wajah-Nya di atas tanah yang dingin. Dia dikuasai oleh ketakutan yang sangat hebat bahwa Allah sedang menarik kehadiranNya dariNya. Dia merasa dipisahkan dari BapaNya oleh jurang dosa yang sangat luas, sangat gelap dan sangat dalam, sehingga jiwaNya gemetar ketakutan. Dia memegang erat-erat tanah yang dingin seperti tidak ingin ditarik lebih jauh dari Allah. Embun malam yang dingin turun ke atas tubuhNya yang lemah, tetapi Penebus itu tidak mengindahkannya. Dari bibirNya yang pucat dan gemetar keluarlah ratapan, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” 3SP 95.2

“Bukan ketakutan pada penderitaan fisik yang akan segera Dia tanggung yang membuat Putra Allah itu menderita. Dia menanggung hukuman karena pelanggaran manusia, dan gemetar di hadapan BapaNya. Dia tidak boleh menggunakan keilahiannya untuk membantuNya, tetapi, sebagai manusia, Dia harus menanggung akibat dari dosa manusia dan akibat dari ketidaksenangan Sang Pencipta terhadap manusia yang tidak taat. Ketika Dia merasa bahwa persatuanNya dengan Bapa terputus, Dia takut bahwa sifat manusiaNya tidak akan mampu menanggung konflik yang akan datang dari raja kuasa kegelapan; dan dalam hal itu umat manusia akan hilang secara permanen, Setan akan menjadi pemenang, dan bumi akan menjadi kerajaannya. Dosa-dosa dunia sangat membebani Juruselamat dan menekan-Nya ke bumi; dan kemarahan Bapa sebagai akibat dari dosa itu tampaknya menghancurkan hidupNya.” 3SP 95.3

Rabu - 21 September

Allah yang Disalibkan

Matius 27:45, 51, 52; Markus 15:38

Peristiwa apa seputar kematian Yesus yang menunjukkan bahwa ada lebih banyak hal yang terjadi daripada yang dipahami kebanyakan orang di sana pada saat itu? Apa makna yang kita dapat dalam setiap peristiwa ini yang dapat membantu mengungkapkan apa yang terjadi di sana?

“Ketika Yesus sedang tergantung di atas salib, berseru, “Sudah selesai,” batu-batu pecah, bumi bergoncang, dan beberapa kubur terbuka. Ketika Ia bangkit sebagai pemenang atas maut dan kubur, sementara bumi berputar dan kemuliaan sorga bersinar di sekeliling tempat yang suci, banyak dari orang-orang benar yang sudah mati, menuruti panggilanNya, muncul sebagai para saksi bahwa Ia telah bangkit. Orang-orang saleh yang bangkit secara istimewa itu muncul dipermuliakan. Mereka adalah umat pilihan dan orang kudus sepanjang zaman, dari penciptaan sampai pada zaman Kristus. Jadi sementara para pemimpin Yahudi sedang berusaha untuk menyembunyikan fakta kebangkitan Kristus, Allah menetapkan untuk membangkitkan sekelompok orang dari kubur untuk menyaksikan bahwa Yesus telah bangkit, dan menyatakan kemuliaanNya. EW 184.1

“Orang-orang yang bangkit tersebut berbeda dalam bentuk perawakan, ada yang lebih mulia dalam penampilan daripada yang lain. Kepada saya telah diberitahu bahwa para penduduk bumi telah merosot, kehilangan kekuatan dan kejelitaan mereka. Setan memiliki kuasa penyakit dan maut, dan sepanjang zaman akibat-akibat kutuk telah semakin kelihatan, dan kuasa Setan semakin jelas terlihat. Mereka yang hidup pada zaman Nuh dan Abraham bentuk perawakannya, kejelitaannya dan kekuatannya seperti malaikat. Tetapi setiap generasi penerusnya telah semakin lemah dan lebih menjadi bulan-bulanan penyakit, dan usia hidup mereka telah menjadi lebih singkat. Setan telah menjadi mahir bagaimana mengganggu dan melemahkan umat manusia. EW 184.2

“Mereka yang muncul sesudah kebangkitan Yesus menampilkan diri kepada banyak orang, mengatakan kepada mereka bahwa pengorbanan untuk manusia sudah dirampungkan, bahwa Yesus yang disalibkan oleh orang Yahudi, sudah bangkit dari antara orang mati; dan sebagai bukti kata-kata mereka, mereka memaklumkan, “Kami telah dibangkitkan dengan Dia.” Mereka memberikan kesaksian bahwa dengan kuasaNya yang hebat sehingga mereka telah dipanggil keluar dari kubur mereka. Walaupun ada laporan bohong yang tersiar, kebangkitan Kristus tidak dapat ditutup-tutupi oleh Setan, malaikat-malaikatnya, imam-imam kepala; karena rombongan orang kudus ini, yang keluar dari dalam kubur mereka, menyebarkan berita ajaib dan menggembirakan; Yesus juga menunjukkan diriNya sendiri kepada murid-muridNya yang berdukacita dengan hati yang hancur, melenyapkan ketakutan mereka dan menyebabkan kesukaan dan kegembiraan kepada mereka.” EW 184.3

Kamis - 22 September

Tuhan yang Menderita

Kisah 14:22; Filipi 1:29; 2 Timotius 3:12

Apa yang harus diberitahukan oleh ayat-ayat di atas kepada kita tentang topik yang sedang dibahas?

“ Meskipun rasul - rasul secara ajaib dilepaskan dari penjara, mereka bukanlah selamat dari pemeriksaan dan hukuman. Kristus berkata ketika Ia bersama - sama dengan mereka, “Tetapi kamu ini, hati - hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama.” Markus 13:9. Dengan mengutus seorang malakait untuk membebaskan mereka, Tuhan telah memberikan kepada mereka suatu tanda Kasih-Nya dan suatu jaminan Kehadiran-Nya. Sekarang, adalah bagian mereka untuk menderita demi Dia yang injil-Nya yang mereka khotbahkan. AA 81.3

“Dalam sejarah para nabi dan para rasul, banyak contoh - contoh teladan luhur kesetiaan kepada Tuhan. Saksi-saksi Kristus telah mengalami pemenjaraan, penyiksaan, dan kematian itu sendiri, daripada melanggar perintah Allah. Catatan yang ditinggalkan oleh Petrus dan Yohanes sama heroiknya dengan catatan apapun dalam dispensasi Injil. Saat mereka berdiri untuk kedua kalinya di hadapan orang-orang yang tampaknya bertekad untuk menghancurkan mereka, tidak ada rasa takut atau ragu yang terlihat dalam kata-kata atau sikap mereka. Dan ketika imam besar berkata, “Bukankah kami dengan tegas memerintahkan kamu agar kamu tidak mengajar dalam nama ini? dan, lihatlah, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan doktrinmu, dan berniat untuk membawa darah Orang ini ke atas kita,” Petrus menjawab, “Kita harus lebih mentaati Allah daripada manusia.” Itu adalah malaikat dari surga yang membebaskan mereka dari penjara dan menyuruh mereka mengajar di bait suci. Dalam mengikuti arahannya, mereka mematuhi perintah ilahi, dan ini harus terus mereka lakukan dengan biaya apa pun untuk diri mereka sendiri.” AA 81.4

Zakharia 12 : 9, 10 : “Maka akan jadi pada hari itu juga, bahwa Aku akan membinasakan segala bangsa yang datang menyerang Yerusalem. Tetapi kepada isi rumah Daud dan kepada orang isi Yerusalem Aku akan mencurahkan Roh rahmat dan permintaan doa; dan mereka itu akan memandang kepada-Ku yang telah ditikamnya, dan mereka itu akan meratap akan Dia, seperti peratap akan anak laki-laki yang tunggal, dan mereka itu akan menangisi Dia tersedih-sedih seperti orang menangisi anak sulung.”

Apabila Allah memulai membinasakan bangsa-bangsa, Ia akan mencurahkan ke atas umat kesucian-Nya Roh rahmat, maka mereka kemudian akan betul-betul meratap sebab berdosa melawan Tuhan. Adalah karena manusia kini tidak memiliki Roh itu sehingga perasaan pribadinya adalah mudah sekali tersinggung karena hanya sesuatu perkara kecil dibuat melawan mereka. Dan karena Roh rahmat itu membuat seseorang menangis bukan bagi dirinya sendiri, maka dapatlah dimengerti, bahwa mengasihani diri sendiri, dan merasa dilukai karena orang lain berbuat atau mengatakan melawan dia adalah pertanda yang pasti, bahwa gantinya diisi dengan Roh rahmat ia telah diisi dengan roh si Jahat, yang setiap hari berusaha mengecewakan dan menyakiti dengan cara mengasihani diri sendiri. Ingatlah, bahwa mengasihani diri sendiri adalah sekaligus kekalahan diri sendiri. Tidak seorang pun dari kita pernah disia-siakan seperti Tuhan, namun “diri sendiri” di dalam Dia itu tidak pernah terluka.

Jika kita hendak memohon maaf terhadap seseorang, hendaklah kita tidak menyesal bagi diri sendiri. Kita seringkali mengira kita menyesal karena dosa kita dan karena membuat Tuhan disia-siakan dan disalibkan, tetapi kesedihan kita itu tidak sungguh-sungguh; itu hanya secara teoritis. Apabila Roh rahmat ini dicurahkan ke atas kita, maka kelak kita akan sepenuhnya menyadari, bahwa bukan dosa-dosa orang-orang Yahudi, melainkan dosa-dosa kita semua yang telah menyalibkan Kristus, maka kemudian kita akan memperhitungkannya sebagai suatu hak istimewa jika disia-siakan bagi kepentingan Kristus.

Jumat - 16 September

Pelajaran Lanjutan

 “Dia yang menderita kematian untuk kita di salib Kalvari, yang benar-benar sama menderita rasa lapar yang paling hebat seperti saat Dia mati untuk kita. Dan tidak lama setelah penderitaan ini dimulai, Setan sudah menyiapkan pencobaan-pencobaannya. Kita memiliki musuh yang tidak kalah siapnya untuk dihadapi. Setan menyesuaikan pencobaan-pencobaannya dengan keadaan kita. Dalam setiap pencobaan, dia akan memberikan suap, yang agaknya tampak kelihatan baik untuk diperoleh. Tetapi dalam nama Kristus kita bisa mendapat kemenangan penuh dalam melawan tipu dayanya. Con 71.3

“Sudah lebih dari seribu delapan ratus tahun sejak Kristus berjalan di bumi sebagai seorang Manusia diantara manusia. Dia menemukan penderitaan dan kemalangan berlimpah-limpah dimana-mana. Betapa terhinanya Kristus! Karena, meskipun Ia dalam rupa Allah, Ia mengambil rupa seorang hamba. Ia kaya di surga, dimahkotai dengan kemuliaan dan kehormatan, dan demi kita Ia menjadi miskin. Sungguh suatu tindakan merendahkan oleh Tuhan kehidupan dan kemuliaan, supaya Ia dapat mengangkat manusia yang jatuh.” Con 72.1

Whatsapp: (+62)812-8772-7543, (+63)961-954-0737
contact@advancedsabbathschool.org