Mati Seperti Benih

Pelajaran 12, Triwulan ke-3, 10-16 September 2022

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 10 September

Ayat Hafalan:

”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Yohanes 12:24


“Dengan melemparkan benih ke dalam tanah, Kristus melambangkan pengorbanan diri-Nya untuk penebusan kita." Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah." Yohanes 12:24. Jadi kematian Kristus akan menghasilkan buah untuk Kerajaan Allah. Sesuai dengan hukum alam tumbuhan, kehidupan akan menjadi hasil dari kematian-Nya. COL 86.2

“Dan semua orang yang akan menghasilkan buah sebagai pekerja yang bersama-sama dengan Kristus pertama-tama harus jatuh ke tanah dan mati. Kehidupan harus dilemparkan ke dalam alur kebutuhan dunia, mencintai diri-sendiri, kepentingan diri sendiri, harus binasa. Tetapi hukum pengorbanan diri adalah hukum pemeliharaan diri. Benih yang terkubur di tanah akan menghasilkan buah, dan selanjutnya ditanam lagi dan bertumbuh. Dengan demikian hasil panen berlipat ganda. Sang petani melestarikan benihnya dengan melemparkannya. Jadi dalam kehidupan manusia, memberi adalah hidup. Hidup yang akan dipertahankan adalah kehidupan yang diberikan secara cuma-cuma dalam pelayanan kepada Tuhan dan manusia. Mereka yang demi Kristus mengorbankan hidup mereka di dunia ini, akan menyimpannya untuk hidup yang kekal.” COL 86.3

Minggu - 11 September

Kepatuhan untuk Pelayanan

Filipi 2:5-9

Apakah pesan penting bagi kita yang terdapat di dalam ayat-ayat ini?

“Pengaruh Kebenaran pada Nurani dan pada Hati—Pemazmur mengatakan, ‘Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh. (Mazmur 119:130). Apabila kebenaran hanya bekerja pada nurani, maka ia akan menciptakan banyak kegelisahan; tetapi apabila kebenaran diundang ke dalam hati, maka kita akan dibawa secara menyeluruh ke dalam tawanan Yesus Kristus. Bahkan pikiran pun tertangkap, karena pikiran Kristus akan bekerja di mana kemauan tunduk pada kehendak Allah. “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus’ (Filipi 2:5). Orang yang dibebaskan Tuhan adalah sungguh-sungguh bebas, dan ia tidak dapat dibawa ke dalam perbudakan dosa.”— Manuscript 67, 1894. 1MCP 324.3

“Kita memiliki Dia sebagai Teladan kita, yang seluruhnya dan dalam semuanya, yang paling utama di antara sepuluh ribu, Dia yang keunggulannya tidak ada bandingannya. Dia dengan murah hati menyesuaikan hidup-Nya untuk dunia. Bersatu dalam Kristus adalah kekayaan dan kemiskinan; keagungan dan kehinaan; kekuasaan yang tidak terbatas, dan kelembutan dan kerendahan hati yang akan tercermin dalam setiap jiwa yang menerima-Nya. Di dalam Dia, melalui sifat-sifat dan kekuatan pikiran manusia, kebijaksanaan Guru terbesar yang pernah dikenal dunia terungkap. ST 3 September 1902, par. 4

“Di hadapan dunia, Tuhan sedang mengembangkan kita sebagai saksi-saksi hidup untuk menjadi pria dan wanita melalui kasih karunia Kristus. Kita diperintahkan untuk berjuang untuk mencapai kesempurnaan karakter. Guru ilahi berkata, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna.” Apakah Kristus mau membuat kita menderita dengan menuntut dari kita suatu kemustahilan?—Tidak, tidak pernah! Betapa besar kehormatan yang Dia berikan kepada kita dalam mendesak kita untuk menjadi kudus di lingkungan kita, sebagaimana Bapa kudus di lingkungan-Nya! Dia dapat memampukan kita untuk melakukan ini, karena Dia menyatakan, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.” Merupakan hak istimewa kita untuk meminta kekuatan tak terbatas ini.” ST 3 September 1902, par. 5

Senin - 12 September

Mati datang sebelum mengetahui kehendak Allah

Roma 12:1, 2

Hal-hal apakah yang Roh Kudus ingin anda korbankan agar anda menjadi “persembahan yang hidup” bagi Allah?

 “Paulus menulis kepada orang-orang Roma: “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 12:1, 2. Seluruh pasal ini adalah pelajaran yang saya anjurkan untuk dipelajari oleh semua orang yang mengaku sebagai anggota tubuh Kristus.... 6T 239.3

“Pelayanan yang suci memerlukan penyangkalan diri. Salib harus ditinggikan dan tempatnya dalam pekerjaan Injil harus diperlihatkan. Pengaruh manusia adalah untuk menarik keberhasilannya dari Dia yang mampu menyelamatkan dan memperhatikan keselamatan semua orang yang menyadari ketergantungan mereka kepada-Nya. Melalui persatuan anggota gereja dengan Kristus dan dengan satu sama lain, kuasa Injil yang mengubahkan itu akan disebarkan ke seluruh dunia.” 6T 240.

Waktunya telah tiba, Saudara, Saudari, untuk melupakan diri sendiri dan jujur kepada semua orang, untuk menyadari bahwa diri sendiri adalah seperti tubuh orang mati yang diikat ke punggung seseorang untuk menguras kekuatan seseorang dan membuatnya sakit di tempat tidur…

Selasa - 13 September

Kesediaan untuk Mendengar

1 Samuel 3:10

Perbedaan apa yang terlihat di sini di antara orang-orang yang mendengar Allah dan orang-orang yang tidak mendengar Allah?

Saudara ingat, bahwa ada seorang anak yang bernama Samuel yang sejak permulaan masa hidupnya telah datang berjalan pada “Jalan” itu, dan pada Jalan itulah ia telah dilatih sejak semula. Sekarang pikirkan selanjutnya apa yang terjadi. Saudara ingat, pada suatu malam Samuel secara tiba-tiba dibangunkan oleh suatu Suara. Karena mengira suara itu adalah suara Eli, maka ia segera meloncat dari tempat tidur lalu pergi menanyakan kepada Eli. Tentu saja Eli menjadi tercengang, namun dengan tenang Eli menjawab, “Saya tidak memanggil engkau, kembalilah tidur.” Oleh karena tidak ada lagi orang lain di sana selain Eli, Samuel yakin, bahwa orang tua itulah yang memanggil dia. Tetapi bagaimanapun ia mematuhi lalu langsung ia kembali ke tempat tidurnya.

Walaupun begitu tak berapa lama kemudian, mungkin segera setelah Samuel tertidur lagi, maka Suara itu memanggil kembali pada kedua kalinya. Saudara ketahui, bahwa Samuel dapat saja dengan mudah mengatakan kemudian dalam dirinya, “Orang tua itu pasti sedang bermimpi. Di sinilah ia memanggil saya kembali. Tetapi saya tidak akan mau mempedulikannya lagi; saya akan membiarkan dia berteriak sebanyak-banyaknya sekuat-kuatnya.” Tetapi bagaimanapun juga, Samuel seperti sebelumnya ia secepatnya berlari ke tempat tidur pengasuhnya, hanya untuk sekali lagi mendengarkan kata-kata, “Kembalilah tidur, saya tidak memanggil engkau!’’ Masih pada ketiga kalinya ia mendengar seseorang memanggil, maka dengan rela dan dengan penuh hormat seperti sebelumnya ia pergi ke tempat tidur pengasuhnya pada ketiga kalinya! Eli pada akhirnya menyadari, bahwa Tuhan pasti telah memanggil anak itu, maka olehnya itu ia memberi petunjuk kepada Samuel tentang apa yang harus diperbuatnya. Maka apakah yang dilakukan Samuel? -- Tepatlah seperti yang telah dipesankan kepadanya.

Kalau saja Samuel tidak rela serta tidak sepenuhnya menghargai dan tidak sabar seperti akan halnya, dapatkah ia pernah sampai pada memegang jabatan yang tertinggi di negeri itu? -- Tentu saja tidak, bukan? Tidak ada lagi yang lain terkecuali persyaratan-persyaratan tabiat orang suci yang telah didemonstrasikan pada malam itu oleh Samuel yang telah mempromosikannya kepada jabatan nabi, imam, dan hakim.

Adakah kita heran mengapa Samuel telah dipanggil keluar dari tidurnya tiga kali terus menerus, dan mengapakah ia dan Eli telah diganggu pada malam itu? -- Ada dua alasan: (1) Untuk membuktikan, bahwa tanpa memikirkan ketidakenakan Samuel tidak akan ragu-ragu untuk bangkit apabila dipanggil, dan bahwa ia tidak akan marah, sehingga ia tidak akan berlaku “kurang sopan” terhadap Eli. (2) Tuhan bermaksud untuk membantu Eli; Ia hendak menghindari kemungkinan kesimpulan Eli, bahwa Samuel akan keluar dan akan mempermasalahkan kemampuannya untuk mendisiplinkan anak-anaknya sendiri. Kalau saja Eli tidak diberikan kesempatan itu untuk mengetahui dengan pasti, bahwa Tuhan telah berbicara dengan anak itu, maka ia dapat saja dengan mudah mengambil kesimpulan, bahwa Samuel secara diam-diam sedang akan mengambil tempat kedudukan anak-anaknya Eli itu. Namun oleh peristiwa-peristiwa yang ditakdirkan itu sebagaimana yang telah jadi, maka Eli telah tentunya mengetahui tanpa ragu-ragu, bahwa Allah mempunyai sesuatu amanat baginya. Tidak ada tempat bagi keragu-raguan.

Rabu - 14 September

Percaya Diri

1 Samuel 13: 1-14

Apa yang Saul telah perbuat yang menyebabkan kejatuhannya?

“Allah menguji Saul dengan mempercayakan kepadanya tugas penting untuk menjalankan amarahnya yang mengancam atas orang-orang Amalek. Tetapi ia tidak mematuhi Allah, dan memisahkan raja Agag yang jahat dan penuh hujat itu yang telah ditentukan Allah untuk dibunuh, dan juga memisahkan ternak yang terbaik. Ia membinasakan sama sekali semua sampah yang tidak menguntungkan mereka. Saul menyangka bahwa hal ini akan menambahkan kepada kehebatannya untuk menyelamatkan Agag, seorang raja mulia yang berpakaian indah. Dan dengan kembali dari pertempuran dengan raja yang tertawan itu, dengan banyaknya lembu dan domba serta banyak ternak. akan membuat dirinya sendiri menjadi sangat terkenal, dan menyebabkan bangsa-bangsa takut kepadanya dan gemetar di hadapannya. Dan orang banyak itu bersekongkol dengan dia dalam perkara ini. Mereka memaafkan dosa mereka di antara mereka sendiri dalam hal tidak membinasakan ternak itu, karena mereka dapat menyimpannya untuk dikorbankan kepada Allah, dan memisahkan ternak mereka untuk diri mereka sendiri. 4aSG 73.3

“Samuel mengunjungi Saul dengan sebuah kutuk dari Tuhan atas ketidakpatuhannya, karena telah meninggikan dirinya sendiri di hadapan Tuhan, untuk memilih jalannya sendiri, dan mengikuti pemikirannya sendiri, daripada mengikuti Tuhan secara ketat. Saul pergi keluar menemui Samuel, seperti seorang yang tidak merasa bersalah, menyapa dia dengan perkataan, “Diberkatilah kiranya engkau oleh Tuhan, aku telah melaksanakan firman Tuhan.” Dan Samuel berkata, “Kalau begitu apakah bunyi kambing domba, yang sampai ke telingaku, dan bunyi lembu-lembu yang kudengar itu?” Dan Saul berkata, “Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, Allahmu, tetapi selebihnya telah kami tumpas.” 4aSG 73.4

“Samuel menceritakan kepada Saul apa yang telah Allah firmankan kepadanya pada malam sebelumnya, di mana Samuel telah menghabiskan waktunya dalam doa yang penuh kesedihan disebabkan oleh dosa-dosa Saul. “Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?” Dia mengingatkan Saul akan perintah-perintah Tuhan yang telah ia langgar secara jahat, dan bertanya, “Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan? Mengapa engkau mengambil jarahan dan dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan?” 4aSG 74.1

‘Dan Saul berkata kepada Samuel, “Aku memang mendengarkan suara Tuhan dan mengikuti jalan yang telah disuruh Tuhan kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan Allahmu, di Gilgal.’ 4aSG 74.2

“Saul di sini mengucapkan perkataan dusta. Orang banyak itu justru telah mematuhi perintah-perintahnya. Tetapi demi melindungi dirinya sendiri, ia ingin orang banyak itu harus menanggung dosa dari ketidakpatuhannya. 4aSG 74.3

‘“Dan Samuel berkata, Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara Tuhan? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik daripada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja. Dan Saul berkata kepada Samuel, “Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah Tuhan dan perkataanmu, tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.”’ 4aSG 74.4

Kamis - 15 September

Pengganti

Ezra 4-6; Zakaria 4

Bagaimana penyelesaian dari suatu proyek pembangunan dapat dipengaruhi oleh Roh Suci ?

Apa yang diajarkan hal ini kepada kita tentang hubungan antara Roh Kudus dan hal-hal praktis yang kita lakukan?

Saudara ingat bahwa orang-orang Yahudi kuno itu oleh Kores raja Persia telah dilepaskan dari perhambaan mereka segera setelah Babilon jatuh. Ia telah mengeluarkan sebuah keputusan, bahwa mereka harus kembali ke negeri asal mereka untuk membangun kembali segala kehancuran dan segala yang telah ditinggalkan. Raja itu secara khusus telah memutuskan bahwa pembangunan kembali kaabah itu serta pendirian kembali ibadah kepada Allah dari Surga itu harus dilaksanakan dengan setia dan secepatnya. Suatu pembangunan dari bagian kerohanian bangsa itu (kaabah berikut sistim ibadahnya) adalah kepentingan mereka yang terutama. Tetapi menurut kata-kata Ezra 4 : 24, keputusan Kores berikut pula sesuatu yang lain yang dikeluarkan beberapa tahun kemudian kedua-duanya adalah membingungkan, maka dalam tahun kedua pemerintahan Darius, Raja Persia, pekerjaan itu selengkapnya berhenti, dan tampaknya tidak ada lagi harapan untuk dapat melanjutkannya kembali.

Kemudian adalah bahwa nabi-nabi Hagai dan Zakharia telah dipanggil kepada jabatan-jabatan mereka sebagai nabi lalu ditugaskan untuk menghidupkan kembali serta mereorganisir para tukang bagi proyek kaabah yang telah ditinggalkan itu. Lihat Hagai 1 : 1 dan Zakharia 1 : 1. Hasil yang menggembirakan dan menakjubkan ialah, bahwa dalam waktu empat tahun yang singkat gedung kerohanian yang megah itu telah selesai dengan cepatnya, sebaliknya semua usaha yang terdahulu yang penuh kesungguhan oleh para raja dan orang banyak itu, yang telah meliputi suatu jangka waktu lebih dari tiga puluh tahun, selengkapnya telah gagal (Lihat Ezra 6 : 15)

Sekarang marilah kita pertimbangkan secara realistis mengapa usaha-usaha para tukang itu dan keputusan-keputusan raja pada mulanya gagal, dan mengapa pada akhirnya mereka berhasil. Sebelum Hagai dan Zakharia dipanggil kepada jabatan mereka sebagai nabi, banyak dari orang-orang Yahudi kembali dari Babilon menuju ke Yerusalem, walaupun sebagian besar tetap tinggal di Babilon; yaitu, para tukang secara sukarela pergi membangun hanya karena perhambaan telah berakhir, dan karena raja telah memutuskan, bahwa kaabah Allah harus dibangun. Tetapi kedua usaha para tukang dan raja adalah selengkapnya gagal -- semuanya menjadi sia-sia. Kemudian adalah, bahwa oleh perantaraan nabi-nabi-Nya, Hagai dan Zakharia, maka Allah mengendalikan pekerjaan itu, lalu kemudian adalah, bahwa semuanya itu telah selesai dengan segeranya. Dengan kata lain, bukanlah sebelum Tuhan mengambil pimpinan dalam tangan-Nya sendiri melalui Roh Nubuat pekerjaan itu maju. Kenyataannya, sejarah yang suci membuktikan, bahwa tidak ada yang pernah berhasil maju di dalam pekerjaan Allah tanpa Roh Nubuat yang hidup terdapat di tengah-tengahnya.

Sebagai contoh, Musa memahami semenjak dari masa kanak-kanaknya, bahwa yang telah ditakdirkan kepadanya ialah untuk melepaskan bani Israel dari tempat-tempat pembuatan batu bata kepunyaan Phiraun. Dan pada masa ia telah dewasa dan setelah selengkapnya terlatih di dalam istana-istana Phiraun, dan setelah melihat akan dirinya sendiri kuat dan mampu, maka segeralah ia berusaha untuk melepaskan tawanan-tawanan orang-orang Ibrani yang banyak itu. Ia membunuh seorang Mesir, terlibat suatu pertengkaran dengan seorang Ibrani, kemudian lari meninggalkan segala-galanya, dan tanpa harapan untuk sekali kelak dapat kembali, ia lari meninggalkan negeri itu dalam kekalahan yang lengkap. Empat puluh tahun kemudian, sesudah Allah memberi kepadanya Roh Nubuat, ia kembali lalu dengan kemenangan memimpin para tawanan Ibrani itu keluar dari Mesir!

Kejadian-kejadian yang khusus ini membuat sangat jelas bahwa bagaimanapun kerasnya mungkin usaha orang untuk memulai pembangunan dan reformasi di antara umat Allah, usaha-usaha mereka pasti menemui kegagalan bahkan sebelum mereka memulainya jika tidak Allah sendiri oleh perantaraan para nabi-Nya memegang pimpinan pekerjaan itu.

Jumat - 16 September

Pelajaran Lanjutan

 Zakharia 4:1-6 — “Datanglah kembali malaikat yang berbicara dengan aku itu, lalu dibangunkannyalah aku seperti seorang yang dibangunkan dari tidurnya. Maka berkatalah ia kepadaku: "Apa yang engkau lihat?" Jawabku: "Aku melihat: tampak sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-masing pelita yang ada di bagian atasnya itu. Dan pohon zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah kirinya." Lalu berbicaralah aku, kataku kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu: "Apakah arti semuanya ini, tuanku?" Maka berbicaralah malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!" Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.

Malaikat itu mengemukakan dua hal : pertama ia memberitahukan, bahwa lambang itu adalah mengenai Firman Tuhan (Alkitab) kepada hamba-hamba Allah; kedua, bahwa Firman-Nya dinyatakan, bukan oleh kekuatan manusia pun bukan oleh kuasa manusia, melainkan oleh Roh Allah.

Jelaslah lambang ini keseluruhannya melambangkan prosedur oleh mana Tuhan menyampaikan Firman-Nya yang diwahyukan kepada umat-Nya. Agar kita dapat memiliki suatu pengertian yang lengkap mengenai prosedur yang dirancang secara Ilahi ini, maka kita perlu mengetahui apa yang dimaksudkan oleh setiap bagian komponen ilustrasi itu. Roh Nubuat memberikan petunjuk.

Dalam buku The Great Controversy, p. 267 dijelaskan, bahwa ‘pohon-pohon zaitun itu’ melambangkan ‘Alkitab Wasiat Lama dan Baru’; buku Testimonies to Ministers, p. 188, mengatakan, bahwa minyak keemasan itu melambangkan Roh Suci; dan pada halaman 337 dari buku yang sama, bersama dengan Wahyu 1:20, mengatakan bahwa ketujuh pelita itu melambangkan sidang, dan bahwa ketujuh pipa itu (kependetaan) membawa minyak kepada sidang-sidang.

Sekarang pelajarilah gambar itu sendiri seperti saudara akan mempelajari sesuatu gambar kartun. Pertama-tama, pohon-pohon itu melambangkan Firman Allah (Alkitab -- baik Wasiat Lama maupun Wasiat Baru -- dua pohon).

Di sini terlihat, bahwa seluruh lambang yang terpampang itu adalah untuk maksud menggambarkan penyelesaian satu hal saja, yaitu menjaga keseluruhan tujuh pelita itu (keseluruhan anggota sidang) disuplai dengan minyak rohani (Kebenaran Alkitab) sehingga ia dapat memancarkan terang rohani ke sekelilingnya, sehingga sidang dapat menerangi dunia dengan Firman Allah yang diwahyukan. Dan oleh karena tugas kependetaan adalah memberi makan kepada sidang dengan makanan rohani, maka nyatalah, bahwa tujuh pipa itu adalah melambangkan kependetaan dalam tugasnya, yaitu mengambil minyak (Kebenaran yang diwahyukan) dari mangkuk bagi tujuh pelita itu, yaitu sidang-sidang. Kini kebenaran bahwa di dalam gambar itu, pipa-pipa itu (para pendeta) tidak mengambil minyak itu langsung dari pohon-pohon zaitun (Alkitab), ini menunjukkan secara pasti, bahwa mangkuk itu dimana minyak itu disimpan melambangkan tempat penampungan atau tempat penyimpanan dalam mana seluruh kumpulan hasil interpretasi Alkitab yang diilhami disimpan, dan bahwa dari situlah, bukan dari pohon-pohon zaitun itu, para pendeta membantu dirinya sendiri dengan minyak lalu menyalurkannya ke tujuh pelita itu (kepada sidang). Oleh karena itu, kedua pipa keemasan itu hanya dapat merupakan lambang dari saluran-saluran yang diilhami yang mampu untuk mengektrak minyak (terang Kebenaran) dari pohon-pohon itu (dari kedua Wasiat) lalu menampungnya di dalam mangkuk (buku-buku) bagi semua pipa-pipa itu (para pendeta) untuk menyalurkannya kepada kakidian (kepada sidang-sidang).

Oleh karena itu, lambang itu menunjukkan prosedur yang Sorga telah tetapkan bagi penyampaian Firman Tuhan kepada sidang-Nya : bahwa Roh Nubuat yang bekerja adalah satu-satunya obat melawan berbagai paham di dalam sidang dan di dalam dunia.

Siapa yang tidak memanfaatkan minyak keemasan itu, dan siapa yang terus saja memburu jenis-jenis minyak lain, atau siapa yang mencoba mengekstrak minyaknya sendiri, akan pasti jatuh ke dalam lubang apabila bumi mengangakan mulutnya untuk menelan air bah itu. Demikianlah, penghirup dan pencari paham akan kelak lenyap untuk selama-lamanya.

Whatsapp: (+62)812-8772-7543, (+63)961-954-0737
contact@advancedsabbathschool.org