Kelemahlembutan dalam Cawan Lebur

Pelajaran 10, Triwulan ke-3, 27 Agustus-2 September 2022

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 27 Agustus

Ayat Hafalan:

”Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi .” Matius 5 : 5


“Di seluruh kata-kata yang menyatakan kebahagiaan itu terdapat suatu barisan pengalaman Kristen yang memajukan. Mereka yang telah merasakan keperluan mereka akan Kristus, mereka yang telah berdukacita karena dosa dan telah duduk dengan Kristus dalam sekolah penderitaan, akan mempelajari kelemahlembutan dari Guru Ilahi itu.” MB 13.2

"Kesabaran dan kelemahlembutan dalam kesalahan tidak dihargai oleh orang kafir atau orang Yahudi. Pernyataan yang dibuat oleh Musa dengan ilham Roh Kudus, bahwa dialah orang yang paling lemah-lembut di atas dunia ini, tidak dihargai oleh orang-orang pada zamannya sebagai suatu pujian; malah itu menimbulkan belas kasihan atau kejijikan. Tetapi Yesus menempatkan kelemahlembutan di antara persyaratan utama untuk kerajaan-Nya. Dalam kehidupan dan tabiat-Nya sendiri keindahan Ilahi dari kasih karunia yang berharga ini dinyatakan." MB 14.1

Minggu - 28 Agustus

Roti yang Dipecah-pecahkan dan Anggur yang Dicurahkan

Yehezkiel 24:15-27

Segera setelah mereka melihat laut itu di belakangnya dan padang belantara di depannya mulailah mereka menuduh-nuduh Musa karena membawa mereka ke padang tandus itu untuk mati kelaparan di sana karena kekurangan pangan dan air. Tidak pernah masuk ke dalam ingatannya bahwa jika Allah dapat mengeringkan laut Ia pasti dapat juga mendatangkan banjir di padang belantara dan membuatnya berkembang bagaikan bunga mawar. Sekalipun adanya keragu-raguan dan berbagai persungutan mereka Allah kembali memperlihatkan suatu mukjizat yang lebih besar : Ia membuat air memancar keluar dari batu karang dan Ia menurunkan manna dari Sorga!

Apa yang terjadi di sini? Mengapa Yehezkiel melalui cawan lebur ini?

“Dalam pasal dua puluh empat Yehezkiel mencatat gambaran yang diberikan kepadanya tentang hukuman yang akan menimpa semua orang yang menolak firman Tuhan. Orang-orang dipindahkan dari Yerusalem, dan dihukum mati dan ditawan. Tidak ada undi yang dilakukan untuk menentukan siapa yang harus diselamatkan dan siapa yang dibinasakan.” PC 59.5

Senin - 29 Agustus

Syafaat untuk Kasih Karunia

Keluaran 32:1-14

Peran apakah yang dimainkan Musa disini menurut anda? Alasan-alasan apa yang dia berikan untuk meminta Allah agar tidak membinasakan Israel?

“Perjanjian Allah dengan umat-Nya telah dibatalkan, dan la menyatakan kepada Musa, “Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar.” Bangsa Israel, khususnya bangsa campuran, akan senantiasa cenderung memberontak terhadap Allah. Mereka juga bersungut-sungut terhadap pemimpin mereka dan mendukakannya melalui sikap tidak percaya dan keras kepala mereka, dan adalah satu tanggung jawab yang berat dan benar-benar menguji jiwa seseorang untuk memimpin mereka terus sampai ke Tanah Perjanjian. Dosa-dosa mereka telah meniadakan belas kasihan Allah kepada mereka dan keadilan menuntut agar mereka itu dibinasakan. Oleh sebab itu Allah bermaksud untuk membinasakan mereka dan menjadikan Musa sebagai satu bangsa yang berkuasa. PP 318.1

“Biarkanlah Aku . . . Aku akan binasakan mereka,” adalah sabda Allah. Jikalau Allah telah bermaksud untuk membinasakan Israel, siapakah yang dapat memohon untuk dapat menyelamatkan mereka? Betapa sedikitnya orang yang enggan untuk membiarkan orang berdosa kepada nasib mereka! Betapa sedikitnya orang yang enggan untuk menukar satu tanggung jawab yang berat, sukar dan penuh pengorbanan, yang dibalas dengan persungutan dan sikap tidak berterima kasih dengan satu kedudukan yang empuk dan terhormat, pada saat di mana Allah sendiri yang menawarkannya. PP 318.2

“Tetapi Musa dapat melihat adanya dasar pengharapan dimana seolah-olah yang ada hanyalah kekecewaan dan murka. Firman Allah, “Biarkanlah Aku,” ia tafsirkan bukan sebagai sesuatu yang melarang melainkan mendorong untuk diadakannya pembelaan, yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu kecuali doa Musa yang dapat menyelamatkan Israel, dan jikalau diminta dengan cara itu, maka Allah akan menyelamatkan umat-Nya. Ia menyembah sujud di hadapan hadirat Tuhan, Allahnya, sambil sembahnya: “Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kau bawa ke luar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?” PP 318.3

“Allah telah menyatakan bahwa Ia menolak umat-Nya. Ia telah mengatakan kepada Musa tentang mereka sebagai ‘“bangsamu, yang engkau telah bawa keluar dari Mesir.” Tetapi Musa dengan rendah hati menyangkal untuk mengaku bahwa ia adalah pemimpin Israel. Mereka bukanlah miliknya, melainkan milik Allah, “Umat-Mu, yang Engkau telah bawa keluar .. . dengan kuasa yang besar dan dengan tangan yang kuat. Oleh sebab itu, katanya, “Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereda dan membunuh mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi?” PP 318.4

“Selama beberapa bulan semenjak Israel meninggalkan Mesir, kabar tentang kelepasan mereka yang ajaib itu telah tersebar ke seluruh bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya. Rasa takut akan datangnya malapetaka yang hebat memenuhi bangsa-bangsa kafir. Semua orang mengamat-amati apa yang akan diperbuat Allah orang Israel terhadap umat-Nya. Jikalau mereka sekarang ini dibinasakan, musuh mereka akan menang, dan Allah akan dihinakan. Orang Mesir akan menyatakan bahwa tuduhan-tuduhan mereka itu benar – gantinya memimpin umat-Nya ke padang belantara untuk mempersembahkan korban, Ia telah menyebabkan mereka untuk dikorbankan. Mereka tidak akan mempertimbangkan dosa-dosa Israel; kebinasaan bangsa yang telah dipermuliakan-Nya dengan nyata sekali akan mendatangkan kehinaan terhadap nama-Nya. Betapa besar tanggung jawab yang terletak atas mereka yang telah dihormati Allah untuk menjadikan nama-Nya dipuji di atas dunia ini! Kita harus tetap waspada agar jangan berbuat dosa, yang akan mendatangkan hukuman-Nya, sehingga nama-Nya dihina oleh orang-orang fasik! PP 319.1

“Saat Musa mengadakan permohonan bagi Israel, rasa takutnya hilang ditelan oleh perhatian dan kasihnya yang dalam bagi mereka yang untuknya ia telah (di dalam tangan Allah) menjadi sebagai satu alat yang melakukan banyak perkara. Tuhan mendengar permohonannya, dan mengabulkan doanya yang tidak mementingkan diri itu. Allah telah menguji hamba-Nya; Ia telah menguji kesetiaan dan kasihnya bagi bangsa yang bersalah dan tidak tahu berterima kasih itu, dan dengan agungnya Musa telah menjalani ujian itu. Perhatiannya terhadap Israel bersumber dari motif yang tidak mementingkan diri sendiri. Kemakmuran umat Allah baginya lebih berharga daripada kehormatan pribadi, lebih mahal daripada kesempatan untuk menjadi bapa dari satu bangsa yang berkuasa. Allah merasa senang dengan kesetiaan, kerendahan hati dan ketulusan hatinya, dan Ia telah menyerahkan kepadanya, sebagai seorang gembala yang setia, tugas yang besar untuk memimpin Israel menuju ke Tanah Perjanjian.” PP 319.2

Selasa - 30 Agustus

Mengasihi Mereka yang Menyakiti Kita

Matius 5: 43-48

Apakah contoh dari alam yang Yesus berikan kepada kita yang membantu kita untuk mengerti mengapa kita harus mengasihi musuh-musuh kita? Apa poin yang Ia ajarkan kepada kita?

“Orang-orang Yahudi menganggap bahwa Allah mengasihi orang-orang yang melayani Dia, –sesuai pandangan mereka, yaitu yang memenuhi tuntutan-tuntutan para rabi, – dan selain itu semua penduduk dunia berada dalam amarah dan kutukNya. Bukan demikian, kata Yesus, seluruh dunia, yang baik dan jahat berada dalam cahaya matahari kasih-Nya. Kebenaran ini harus engkau pelajari dari alam sendiri, karena Allah “menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.’” MB 74.2

“Walaupun kita masih belum penuh kasih dan belum baik dalam tabiat, merasa benci, saling membenci,” Bapa kita yang di surga berkemurahan hati kepada kita. “Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya.” Titus 3:3-5. Kasih-Nya yang diterima, akan membuat kita, dalam sikap yang sama, baik dan lemah-lembut, bukan hanya kepada orang-orang yang menyenangkan kita, tetapi kepada orang-orang yang paling bersalah dan berdosa.” MB 75.1

“Anak-anak Allah adalah orang-orang yang mengambil bagian dalam sifat-Nya. Bukanlah pangkat duniawi, atau kelahiran, atau kebangsaan, atau hak-hak yang berhubungan dengan agama, yang membuktikan bahwa kita adalah anggota-anggota keluarga Allah; itu adalah kasih, kasih yang merangkul semua umat manusia. Walaupun orang-orang berdosa yang hatinya sama sekali tidak tertutup kepada Roh Allah, akan bersaksi kepada kebaikan; sementara mereka bisa membalas kebencian dengan kebencian, mereka juga akan membalas kasih dengan kasih. Tetapi hanya Roh Allah yang membalas kebencian dengan kasih. Menjadi baik kepada orang-orang yang tidak berterima kasih dan orang-orang jahat, berbuat baik tanpa mengharapkan apa-apa kembali, adalah lencana keluarga surga, tanda yang pasti yang olehnya anak-anak dari Yang Maha tinggi menyatakan tingkat hidup mereka yang tinggi.” MB 75.2

“Kata “karena itu” menyatakan suatu konklusi, suatu kesimpulan dari apa yang telah berlaku sebelumnya. Yesus telah menggambarkan kemurahan hati dan kasih Allah yang tak habis-habisnya kepada para pendengar-Nya, dan meminta karena itu hendaklah mereka menjadi sempurna. Karena Bapamu yang di surga “baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat” (Lukas 6:35), karena Dia telah membungkuk merendahkan diri untuk mengangkatmu, karena itu, kata Yesus, engkau bisa menjadi seperti Dia di dalam tabiat, dan berdiri tanpa kesalahan di hadapan manusia dan malaikat-malaikat.” MB 76.1

“Keadaan hidup yang kekal, dalam kasih karunia, adalah seperti keadaan di Eden-kebenaran yang sempurna, rukun dengan Allah, sesuai dengan prinsip-prinsip hukum-Nya. Standar tabiat yang ditunjukkan dalam Perjanjian Lama sama dengan yang ditunjukkan dalam Perjanjian Baru. Standar ini bukanlah standar yang tidak dapat kita capai. Dalam setiap komando atau perintah yang diberikan Allah terdapat suatu janji, komando yang positif dan mendasar. Allah telah membuat ketentuan bahwa kita bisa menjadi seperti Dia, dan Dia akan melaksanakan hal ini bagi semua orang yang tidak memaksakan kehendak yang salah sehingga dapat menggagalkan kasih karunia-Nya.” MB 76.2

Rabu - 31 Agustus

Mulut yang Tertutup

1 Petrus 2:18-25

Apakah prinsip-prinsip kelemahlembutan dan kerendahan hati dalam cawan lebur yang dapat kita pelajari dari teladan Yesus, seperti yang disampaikan Petrus di sini?

“Mereka yang menjadi hamba-hamba dinasihatkan untuk tinggal setia kepada tuannya “dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis. Sebab adalah kasih karunia,” rasul itu menjelaskan, “jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci-maki, Ia tidak membalas dengan mencaci-maki, ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul derita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu sembuh. Sebab dulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.” AA 522.3

“Pelajaran itu berlaku untuk orang percaya pada segala umur. “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” Matius 7:20. Perhiasan di dalam dari suatu roh yang lemah lembut dan pendiam tidak ternilai harganya. Dalam kehidupan seorang Kristen yang benar perhiasan secara luar selamanya sesuai dengan damai yang di dalam hati dan kesucian. “Setiap orang yang mau mengikut Aku,” Kristus berkata, “Ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Matius 16:24. Penyangkalan diri dan pengorbanan akan menandai kehidupan Kristen. Bukti bahwa selera sudah diubahkan akan kelihatan pada pakaian semua orang yang berjalan di lorong yang diarahkan untuk umat tebusan Tuhan.” AA 523.2

Kamis - 1 September

Batu Karang dan Perlindungan Kita

Mazmur 62:1-8

Bagaimana kamu dapat belajar menerapkan prinsip - prinsip dari Mazmur bagi kehidupan pribadimu?

“Penurutan yang teliti kepada firman Allah akan dianggap sebagai pemberontakan. Dibutakan oleh Setan, orangtua akan berlaku kasar dan kejam kepada anak-anak mereka yang percaya, para majikan akan menindas hambanya yang memelihara hukum Allah. Hubungan kasih sayang menjadi renggang. Anak-anak akan dihilangkan hak warisnya dan diusir dari rumah. Perkataan-perkataan Rasul Paulus akan digenapi, “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.” (2 Timotius 3:12). Sementara para pembela kebenaran menolak menghormati sabat hari Minggu, sebagian dari mereka akan dijebloskan ke dalam penjara, sebagian dibuang, dan sebagian lagi diperlakukan sebagai budak. Kepada hikmat manusia, hal-hal ini tampaknya tidak mungkin, tetapi sementara Roh Allah yang menahan semua ini ditarik dari manusia, dan mereka akan berada di bawah pengendalian Setan yang membenci ajaran-ajaran ilahi, maka akan terjadi perkembangan-perkembangan yang aneh. Hati dapat menjadi sangat kejam bilamana takut dan kasih akan Allah di-singkirkan. GC 608.1

“Apabila topan mendekat, suatu golongan besar orang yang mengaku percaya kepada pekabaran malaikat yang ketiga, tetapi belum disucikan oleh penurutan kepada kebenaran, meninggalkan kedudukan mereka dan bergabung dengan barisan penentang. Oleh bersatu dengan dunia dan meng-ambil bagian dalam rohnya, mereka telah memandang hal-hal itu dalam terang yang hampir sama. Dan bilamana ujian diberikan mereka telah siap memilih pihak yang pemurah dan populer. Orang-orang berbakat serta yang mempunyai tutur kata yang menarik, yang pada suatu waktu bersukacita di dalam kebenaran, akan menggunakan kuasa mereka untuk menipu dan menyesatkan jiwa-jiwa. Mereka menjadi musuh yang paling sengit dari saudara-saudara mereka dahulu. Bilamana para pemelihara hari Sabat dihadapkan ke depan mahkamah pengadilan untuk mempertanggungjawabkan iman mereka, orang-orang yang murtad ini adalah agen-agen Setan yang paling efisien untuk memberikan gambaran yang salah dan menuduh mereka, dan oleh laporan-laporan palsu dan sindiran-sindiran menghasut para penguasa untuk melawan mereka. GC 608.2

“Pada masa penganiayaan ini iman hamba-hamba Allah akan diuji… “ GC 608.3

Jumat - 2 September

Pelajaran Lanjutan

Zefanya 2:3 – “Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di bumi, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN.”

Ketika bangsa yang terikat pehukuman ini mulai berkumpul bersama-sama, maka akan jadi, jika belum pernah sebelumnya, orang-orang yang rendah hati di bumi perlu mencarikan kerendahan hati.

Orang-orang yang rendah hati di bumi adalah mereka yang melakukan hukum-hukum Tuhan, yang memberitakan pekabaran hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu. Mereka itulah umat-Nya, yaitu sidang-Nya. Oleh karena itu, maka bangsa yang tidak disukai itu adalah suatu umat, dan orang-orang yang rendah hati di bumi, sidang, orang-orang yang dilindungi pada hari murka Tuhan itu adalah suatu umat yang lain lagi. Yang satu berkumpul bersama-sama, yang lainnya sedang mencarikan kerendahan hati. Jadi, pastilah, bahwa “bangsa” yang disebut pada ayat 1 dan 2 bukanlah sidang-Nya, tetapi umat yang disebut pada ayat 3 adalah umat-Nya, yaitu sidang-Nya.

Sekarang marilah kita membaca ayat 1 dan 2 juga dengan ayat 4 dan 5, sambil melewatkan ayat 3, ayat yang menunjuk kepada sidang.

Zefanya 2:1, 2, 4, 5 – “Berkumpullah kamu bersama-sama, ya, berkumpullah bersama-sama, hai bangsa yang dibenci; sebelum keluar keputusan, sebelum hari itu berlalu bagaikan sekam, sebelum kehangatan murka Tuhan datang ke atasmu, sebelum hari murka Tuhan itu datang ke atasmu. Karena Gaza akan ditinggalkan dan Askelon pun dibinasakan : mereka akan mengusir keluar Asdod pada tengah hari, dan Ekron akan dicabut sampai dengan akarnya. Celaka bagi segala orang yang diam di tepi laut, yaitu bangsa Kreti! Firman Tuhan adalah melawan engkau; hai Kanaan, negeri orang Filistin, Aku pun akan membinasakan kamu, sehingga seorang penduduk pun tiada lagi di dalammu.

Ayat yang ke-4 dengan jelas mengandung arti, bahwa “bangsa itu” akan berkumpul bersama-sama di negeri Gaza, Askelon, Asdod, dan Ekron, di tanah orang Filistin, di tanah Kanaan -- di Palestina.

Mengingat akan fakta, bahwa kata-kata firman ini kini sedang dibukakan, dan juga fakta bahwa terdapat hanya satu umat, yaitu satu bangsa (keturunan dari ahli-ahli taurat, para imam, dan orang-orang Farisi yang dahulu yang telah menolak Tuhan dan yang bahkan sampai kepada hari ini tidak mau menerima Dia, yang dibenci di mana-mana di seluruh dunia) yang kini sedang berusaha sekuat tenaga untuk berkumpul bersama-sama di Palestina – melihat kepada semuanya ini, maka orang-orang Yahudi yang sekarang itulah bangsa yang tak disukai itu. Oleh sebab itu, kepadanyalah murka Tuhan akan dijatuhkan jika ia terus saja menolak Kristus. Sesungguhnya, orang-orang Yahudi yang dibenci dunia inilah satu-satunya bangsa yang telah tercerai-berai ke seluruh dunia Kafir, dan merupakan satu-satunya bangsa yang kini sedang berkumpul bersama-sama di Palestina.

Whatsapp: (+62)812-8772-7543, (+63)961-954-0737
contact@advancedsabbathschool.org