Yakub Sang Penipu

Pelajaran 9, Triwulan ke-2, 21-27 Mei 2022

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 21 Mei

Ayat Hafalan:

"Kata Esau: "Bukankah tepat namanya Yakub, karena ia telah dua kali menipu aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang dirampasnya pula berkat yang untukku." Lalu katanya: "Apakah bapa tidak mempunyai berkat lain bagiku?" - Kejadian 27:36


Yakub dan Ribkah telah berhasil dalam maksud mereka, tetapi mereka hanya memperoleh penderitaan dan kesusahan oleh penipuan mereka itu. Allah telah menyatakan bahwa Yakub harus menerima hak kesulungan itu, dan firmanNya itu akan diwujudkan di dalam waktuNya sendiri kalau saja mereka telah menunggu di dalam iman dan membiarkan Allah yang mengerjakannya bagi mereka. Tetapi, seperti banyak orang sekarang ini, yang mengaku sebagai anak-anak Allah, mereka enggan menyerahkan persoalan mereka ke dalam tanganNya. Dengan rasa getir Ribkah menyesali akan nasihatnya yang salah, yang telah ia berikan kepada anaknya; inilah yang menyebabkan perpisahannya dengan anaknya, dan semenjak itu ia tidak pernah melihat wajahnya lagi. Dari saat ia menerima hak kesulungan itu Yakub merasa terhukum oleh dirinya sendiri. Ia telah berdosa terhadap bapanya, saudaranya, jiwanya sendiri dan terhadap Allah. Di dalam satu jam yang singkat saja ia telah melakukan satu perbuatan yang mengakibatkan penyesalan seumur hidup. Lama setelah itu kejadian ini terlintas kembali dalam pikirannya, pada waktu perbuatan jahat yang dilakukan anaknya menekan jiwanya. PP 180.3

Minggu - 22 Mei

Yakub dan Esau

Kejadian 25:21-34

Bandingkan kedua kepribadian Yakub dan Esau. Apa sifat Yakub yang membuat dia layak mendapatkan berkat Ishak?

Dalam kelahiran dan kehidupan Esau dan Yakub yang luar biasa, tak dapat disangkal terdapat rencana dan contoh-contoh Ilahi. Yang aneh dan ganjil dari pengalaman keluarga ini jelas menggambarkan secara dramatis dalam bentuk kecil suatu pengalaman yang pada suatu hari akan dilalui oleh sidang Allah. Ribkah sendiri telah diingatkan akan kenyataan ini sewaktu “Tuhan berfirman kepada : Dua bangsa sedang berada di dalam rahimmu, dan dua jenis bangsa akan dipisahkan dari kandunganmu; maka bangsa yang satu akan menjadi lebih kuat daripada bangsa yang lainnya; dan anak yang tua itu akan menjadi hamba kepada yang muda.” Ayat 23.

Contoh apakah terdapat dalam drama kehidupan yang mendebarkan ini? – Pada dasarnya itulah yang dikemukakan dalam tafsiran Paulus mengenai drama kehidupan yang sama dari Hagar dan Ismael, Sarah dan Ishak. Ilham mengungkapkan kenyataan bahwa pasangan yang pertama itu melambangkan Sidang Wasiat Lama dan para anggotanya, yaitu orang-orang Yahudi; dan bahwa pasangan yang kedua itu melambangkan Sidang Wasiat Baru dan para anggotanya, yaitu orang-orang Kristen (Galatia 4 : 22 – 31).

Sama halnya, walaupun dalam tahap yang lain, Ribkah juga melambangkan sidang, sedangkan Esau dan Yakub melambangkan anak-anaknya, yaitu para anggota biasa. Dan karena keduanya telah bergumul di dalam kandungan ibunya sebelum mereka dilahirkan, maka arti dari pelajaran penting ini ialah bahwa sementara sidang kesakitan dengan anak-anaknya pada sebelum mereka dilahirkan, menerima kelahiran kedua (Yohanes 3 : 3) dan dipimpin ke dalam kerajaan, maka mereka akan bergumul di dalam. Demikianlah, bahwa adanya kandungan Ribka berisikan kedua anak itu memberitahukan, bahwa sidang sedang mengandung di dalamnya dua kelas umat – kelas orang-orang Esau dan kelas orang-orang Yakub.

Ilham menegaskan : “Ada dua pengaruh yang saling menentang secara terus menerus sedang mempengaruhi anggota-anggota sidang. Pengaruh yang satu sedang bekerja bagi penyucian sidang, sedangkan yang lainnya sedang berusaha mengacaukan umat Allah.” – Testimonies to Ministers, p.46.

Cara dalam mana Esau dan Yakub dilahirkan – yaitu Yakub menyusul Esau dengan berpegang pada tumitnya – memiliki arti yang sangat jelas; kepemimpinan Esau membuatnya menjadi contoh dari para pemimpin yang memiliki tabiatnya, dan susulan Yakub dengan berpegang pada tumit kakaknya itu membuatnya menjadi contoh dari para pengikut yang memiliki tabiatnya. Analogi ini secara tidak salah juga mengartikan, bahwa yang satu melambangkan suatu kelas orang-orang yang mendahului yang lainnya dalam keanggotaan sidang. Oleh sebab itu, berbicara secara luas, mereka bersama-sama melambangkan calon-calon pengganti masing-masing pihak pekerja dan pihak anggota biasa.

Dalam kenyataan berikutnya terdapat juga arti contoh karena Esau dilahirkan dengan tubuh yang berbulu sedang Yakub dengan tubuh yang licin. Ketidaksamaan lahiriah yang mencolok ini jelas memberikan beberapa macam arti menyolok yang dapat dilihat dari dua kelas orang-orang yang menjadi contoh.

Allah telah menentukan orang laki-laki untuk memimpin dan orang perempuan untuk mengikuti, maka karena demikian ini Ia telah menciptakan laki-laki berbulu dan perempuan itu licin. Tanda-tanda perbedaan Ilahi ini mengungkapkan bahwa Esau dan kelas orang-orang yang dilambangkannya memiliki kelengkapan alamiah bagi jabatan kepemimpinannya, sedangkan Yakub dan kelas orang-orang yang dilambangkannya tidak. Di samping itu, karena merupakan anak sulung, maka hak kesulungan Esau akan menjadi imam di dalam keluarga. Melalui dialah akan datang leluhur-leluhur dari kedua belas suku bangsa itu, para nabi, para penghulu, dan raja-raja Israel, bahkan juga Raja atas segala raja itu sendiri, yaitu Juruselamat dunia.

Namun segala keinginan, ambisi dan cita-cita dari Esau dan Yakub telah berjalan bertolak belakang dengan kedudukan-kedudukan yang mereka warisi. Esau sama sekali tidak menaruh perhatian khusus pada bagian pekerjaan yang dimungkinkan oleh hak kesulungannya, sedangkan Yakub sangat menginginkannya. Sungguhpun demikian, karena terhalang oleh hukum warisan untuk memiliki bagian pekerjaan Esau itu, maka Yakub dalam keinginannya yang sangat untuk memiliki hak kesulungan itu telah berusaha untuk membelinya pada saat kesempatan yang baik. Kemudian untuk dapat memperoleh berkat-berkat ayahnya, maka ia telah menyetujui keinginan ibunya untuk berusaha mendapatkannya dengan jalan penipuan.

Pelajaran yang tragis ini adalah nyata sekali menyedihkan. Kelas orang-orang Esau yang melaksanakan tugas-tugas jabatan mereka kurang dari persyaratan-persyaratan kesuciannya, secara acuh tak acuh membiarkan jabatan itu lepas dari tangan mereka jatuh ke dalam tangkapan tangan kelas orang-orang Yakub, yang benar-benar menyukai dan menghargai kewajiban-kewajiban yang terkandung dalam jabatan itu, tetapi mereka bukan dilahirkan sebagai pemimpin, maka mereka harus mendapatkan kelengkapan bagi jabatan yang suci itu melalui latihan disiplinaire dari beberapa pengalaman ujian jiwa seperti yang digambarkan oleh latihan Yakub sewaktu ia dalam pelarian meninggalkan rumah. Dengan demikian dalam nasib takdir mereka itu, mereka dibuang keluar dari sidang seperti halnya Yakub telah dibuang keluar dari rumah oleh kakaknya, karena sebab semangat mereka pada pekerjaan pelayanan Allah, maka mereka memenangkan suatu latihan bagi kesempatan pekerjaan yang istimewa yang akan menjadi milik mereka.

Betapa besar ruginya bagi anak sulung itu, yaitu para pendeta yang ada sekarang, yang sedang kehilangan suatu berkat yang tak terkirakan besarnya! Mereka telah memperoleh kesempatan istimewa yang tak tertandingi untuk berdiri di Gunung Sion bersama-sama dengan Anak Domba, untuk memimpin keluar rakyat Kerajaan di kemudian hari, sambil mendatangkan Kerajaan itu sendiri, sambil menghantarkan kedatangan Kristus yang kedua kali, dan akhirnya untuk memimpin rombongan besar orang tebusan ke dalam Kaanan Samawi, ke dalam segala alam kemuliaan yang tidak lagi layu. Tetapi mereka kini sedang akan hilang. Alangkah trangisnya!

Untuk sedikit saja masakan kacang merah yang menggiurkan mereka membiarkan hak-hak kekuasaan ini lepas dari genggamannya. Menyedihkan, bahkan sekarang pun mereka sedang membiarkannya lepas jatuh ke tangan kelas orang-orang Yakub, para anggota biasa yang setia itu, yaitu 144.000 hamba-hamba Allah yang akan datang itu (Wahyu 7 : 3; 5 : 10; Testimonies, vol. 5, pp.475, 476.

“Sebagaimana Esau sadar menyaksikan kebodohannya dalam melakukan penukaran yang tergesa-gesa itu setelah sudah sangat terlambat untuk menebus kembali kerugiannya, maka demikian itu pula akan jadi kelak pada hari Allah dengan orang-orang yang telah menukar hak waris mereka ke sorga dengan berbagai kepuasan diri sendiri.” – Patriarchs and Prophets, p. 182. (Baca juga Testimonies, vol. 2, pp. 38, 39).

Bertahun-tahun yang lalu Roh Kebenaran telah menghimbau kepada anak sulung itu dengan memperingatkan kepada mereka terhadap bahayanya mereka mereka kehilangan hak kesulungannya sebagai berikut : “Saudara-Saudara, jika anda terus menerus bermalas-malasan, cenderung kepada keduniawian, mementingkan diri sendiri, seperti yang sudah anda lakukan, maka Allah pasti akan mengesampingkan anda, lalu mengambil orang-orang yang kurang mementingkan diri sendiri, yang kurang berambisi terhadap kehormatan dunia, dan yang tidak ragu-ragu untuk pergi, seperti yang diperbuat Tuhan mereka, tanpa kemah, sambil tahan terhadap berbagai celaan. Pekerjaan akan diberikan kepada mereka yang mau mengambilnya, yaitu mereka yang menjunjung tinggi pekerjaan itu, yang menghayati prinsip-prinsipnya di dalam pengalaman mereka setiap hari. Allah hendak memilih orang-orang yang sederhana, yaitu mereka yang berusaha untuk memuliakan nama-Nya dan memajukan pekerjaan-Nya, yang bukan menghormati dan memajukan diri sendiri. Ia akan membangkitkan orang-orang yang tidak banyak memiliki pengetahuan dunia ini, tetapi mereka berhubungan dengan Dia, dan mereka akan mencarikan kekuatan dan nasehat dari atas.” – Testimonies, vol. 5, p. 461.

“Panggilan bagi pekerjaan yang besar dan penting ini telah ditawarkan kepada orang-orang yang sangat terpelajar dan berkedudukan; kalau saja mereka ini telah merasa kecil dirinya pada pemandangannya sendiri, lalu berharap sepenuhnya kepada Tuhan, maka Ia sudah akan menghargai mereka dengan memberikan standard kemenangannya kepada mereka sampai mencapai kemenangan................

“Allah akan melakukan suatu pekerjaan di zaman kita yang hanya sedikit saja orang yang mengharapkannya. Ia akan membangkitkan dan meninggikan di antara kita orang-orang yang justru diajarkan oleh himbauan Roh-Nya, dan bukan oleh latihan-latihan lahiriah dari lembaga-lembaga ilmu pengetahuan.” – Testimonies, vol. 5, p. 82.

“Di sini (Yehezkiel 9 : 5, 6) kita saksikan bahwa sidang – tempat kesucian Tuhan – adalah yang pertama sekali merasakan pukulan murka Allah. Orang-orang bangsawan, yaitu mereka yang dikaruniakan Allah terang besar, dan yang telah berdiri sebagai pengawal-pengawal semua kepentingan umat, telah mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Mereka telah mengambil kedudukan supaya kita tidak perlu lagi mengharapkan mujizat-mujizat dan manifestasi kuasa Allah yang nyata menyolok seperti halnya di zaman dahulu. Zaman telah berubah. Semua kata-kata ini menguatkan ketidakpercayaan mereka, sehingga mereka mengatakan : Tuhan tidak akan berbuat yang baik, Ia juga tidak akan berbuat yang jahat; Ia adalah sangat pemurah dan pengampun untuk menghukum umat-Nya dalam pehukuman. Demikianlah damai dan sejahtera adalah teriakan dari orang-orang yang tidak akan pernah lagi mengangkat suaranya bagaikan terompet untuk menunjukkan kepada umat Allah segala pelanggaran mereka dan kepada isi rumah Yakub segala dosa mereka. Anjing-anjing yang bisu ini, yang tidak mau menyalak, ialah orang-orang yang akan merasakan pembalasan yang adil dari suatu Allah yang murka. Laki-laki, wanita-wanita, dan anak-anak kecil, sekaliannya binasa bersama-sama.” – Testimonies, vol. 5, p. 211.

Kini, sebagaimana kesamaan contoh yang banyak tahapan ini berpaling kepada aspek berikutnya, maka Esau dan Yakub terlihat berikutnya melambangkan dua kelas orang-orang berdosa: Esau, baik oleh warna kulitnya maupun oleh arti dari namanya sesudah ia itu diubah dari Esau menjadi Edom; Yakub, oleh maksud dari namanya sebelum ia itu diubah dari Yakub menjadi Israel.

Cukup aneh, sebagaimana warna kulit Esau adalah merah, demikian pula arti dari namanya yang baru, yaitu Edom. Dan karena ia lalai menghargai dan memanfaatkan karunia warisan ayah, karena tidak pernah memenuhi maksud daripada nama kelahirannya (“ia yang menyelesaikan”), maka terlihat bahwa namanya yang baru itu, berbeda dengan nama Yakub yang baru, adalah berarti bukan berkembang, melainkan sebaliknya gagal untuk berkembang, sambil terus maju tak terkendali dengan jalan-jalannya yang jahat – tetap saja dalam tabiat kelahirannya, yaitu “merah.” Oleh sebab itu, maka kelas para pemimpin yang dilambangkan olehnya akan kalah, mereka tidak pernah menyelesaikan tugas yang ditentukan oleh Allah mereka, sehingga tidak pernah akan diubahkan dari status orang-orang berdosa menjadi orang-orang suci! Alangkah ruginya!

Sungguhpun demikian, tidaklah demikian halnya dengan kelas orang-orang Yakub. Sebagaimana contoh dari hal mereka, yang dengan tekun menjaga domba-domba, dengan hati-hati mengurusi urusannya sendiri, dan secara berhasil mengalahkan sifat tamaknya, namanya telah diubah dari Yakub (penipu) menjadi Israel (seorang pemenang sehingga dengan demikian seorang Penghulu), dan dengan demikian mereka pun pada akhirnya berhasil menang atas sifat hawa nafsu mereka, sehingga nama-nama mereka telah diubah dari orang-orang Yakubites menjadi orang-orang Israel, dari penipu-penipu menjadi para pemenang, -- yaitu dari hamba-hamba kepada diri sendiri menjadi hamba-hamba Allah, dari orang-orang Kristen biasa di dalam Laodikea menjadi penghulu-penghulu yang ditinggikan di atas Gunung Sion. Dengan demikian dalam hak mereka sendiri orang-orang Yakubites contoh saingan itu akan menjadi orang-orang Israel contoh saingan; oleh kemahiran hak kesulungan mereka menjadi orang-orang yang menyelesaikan pekerjaan Injil, dan sebagai hamba-hamba Allah mereka berdiri di atas Gunung Sion bersama-sama dengan Anak Domba itu.

Demikianlah terlihat bahwa kedua kelas orang-orang itu, sebagaimana contoh-contoh dari hal mereka, nama mereka telah diubah : kelas orang-orang Yakub itu karena mereka mendambakan suatu hak kesulungan yang tidak dapat binasa seperti yang diingini Yakub; kelas orang-orang Esau, karena mereka meremehkan hak kesulungan yang tak dapat binasa itu seperti yang dilakukan Esau, dan mendambakan kemuliaan hidup ini yang akan binasa. Yang satu memiliki suatu kesadaran yang tajam dan tepat terhadap nilai-nilai kehidupan; yang lainnya, memiliki suatu kesadaran yang tumpul dan yang salah terhadap nilai-nilai kehidupan.

Dan walaupun Yakub tidak memiliki kemampuan-kemampuan alamiah untuk melakukan tugas-tugas jabatannya, namun kekurangan itu lebih diimbangi oleh semangatnya yang bernyala-nyala. Oleh sebab itu, tanpa memperhatikan berapa banyak atau pun berapa sedikitnya bakat alamiah maupun pendidikan yang mungkin diperoleh seseorang bagi sesuatu kedudukan, ia tidak akan pernah berhasil pada kedudukan itu jika ia tidak memasukkan ke dalamnya semua yang dimilikinya – yaitu mencurahkan seluruh hati dan jiwanya ke dalam kedudukan itu. Inilah salah satu daripada hukum-hukum yang tidak berubah dalam kehidupan, maka ia itu harus diingat oleh semua orang, bahwa hukum itu mengatur kebahagiaan dalam setiap lapangan usaha baik bagi orang percaya atau pun bagi orang yang tidak percaya.

Oleh karena kerugian seseorang akan selalu menjadi keuntungan bagi orang lain, maka sebagaimana kerugian Esau telah menjadi keuntungan Yakub, demikianlah kerugian yang mengerikan, yang tak dapat lagi diperbaiki, dan yang tak ternilai bagi kelas orang-orang Esau itu akan menjadi suatu keuntungan kekal yang mulai bagi kelas orang-orang Yakub.

Dalam penyesalan yang sangat dalam setelah disadarinya akan kerugiannya yang tak terkirakan itu, Esau “tidak lagi menemukan tempat bagi pertobatan, walaupun ia berusaha mencarinya dengan seksama dan dengan air mata.” Ibrani 12 : 17. Nasibnya yang tidak lagi berubah itu melambangkan nasib yang akan menimpa semua orang yang perbuatannya menempatkan mereka di dalam kelas orang-orang Esau.

Senin - 23 Mei

Tangga Yakub

Kejadian 28:10-22; 11:1-9

Apa perbedaan Bethel dengan Babel? Pelajaran apa yang dapat kita pelajari tentang hubungan kita dengan Tuhan dari pengalaman Yakub di Betel dibandingkan dengan apa yang terjadi di Babel?

 Pada malam pertama pelariannya dari murka Esau yang hendak membunuh, Yakub menggunakan batu sebagai bantal untuk berbaring beristirahat:

Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. Kejadian 28:12.

Apakah arti mimpi itu? – Karena merupakan segi yang lain dari contoh yang sama, maka ia tentu harus menggambarkan suatu peristiwa yang patut dicatat yang akan mendatangi umat Allah, orang-orang Yakub itu.

Karena tangga itu, satu ujungnya di bumi dan ujung lainnya di surga, melambangkan Kristus (Patriarchs and Prophets, hlm. 184), dan karena para malaikat yang naik turun tangga adalah utusan-utusan-Nya (The Great Controversy, hlm. 512), maka keseluruhannya menunjukkan bahwa Kristus akan mendirikan melalui diri-Nya sendiri suatu komunikasi yang tetap dan pasti antara surga dan bumi.

Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mendengarkan langit, dan langit akan mendengarkan bumi. Hosea 2:21.

Selasa - 24 Mei

Sang Penipu Tertipu

Kejadian 29:1-30

Bagaimana dan kenapa Allah mengizinkan penipuan Laban? Apa pelajaran yang didapat Yakub?

“Tujuh tahun daripada pelayanan yang setia telah Yakub berikan untuk memperoleh Rahel dan tahun yang dilaluinya itu “baginya seolah-olah hanya beberapa hari saja, oleh sebab cintanya kepada dia.” Tetapi Laban yang tamak dan serakah itu, yang menginginkan untuk menahan lebih lama akan penolong yang sangat berguna itu, telah mengadakan satu penipuan yang kejam dengan cara menggantikan Rahel dengan Lea. Kenyataan bahwa Lea sendiri ikut dalam pihak yang mengadakan penipuan itu, telah mengakibatkan Yakub tidak mencintainya. Kemarahan dan tempelakannya kepada Laban telah dihadapi dengan satu tawaran bahwa ia akan dapat memperoleh Rahel dengan cara bekerja selama tujuh tahun lagi. Tetapi Laban memaksakan agar Lea jangan ditinggalkan begitu saja, karena itu akan mendatangkan aib kepada keluarganya. Dengan demikian Yakub telah ditempatkan dalam satu keadaan yang benar-benar menguji dan menyakitkan; akhirnya ia mengambil keputusan untuk tetap mempertahankan Lea, dan kawin dengan Rahel. Rahel selalu menjadi seorang yang paling dikasihinya; tetapi sikap ini telah membangkitkan iri hati dan rasa cemburu, dan kehidupannya telah dijadikan getir oleh karena adanya persaingan di antara kedua bersaudara yang menjadi isterinya itu. PP 189.2

Rabu - 25 Mei - May 25

Berkat dari Keluarga itu

Kejadian 29:31; 30:22

Bagaimanakah kita, pada masa sekarang ini, memahami arti daripada apa yang terjadi di sini?

Sepanjang urutan kronologis dari contoh yang memiliki banyak tahap ini, kita kini di dalam ingatan mengikuti Yakub dalam perjalanan ke Padan-Aram. Di sana ia telah mengambil untuk dirinya empat orang isteri – Lea dan Rahel, anak-anak perempuan Laban; kemudian Zilpa dan Bilha, budak mereka masing-masing. Keempat orang ini adalah para ibu dari dua belas anak-anak Yakub, yang pada giliran berikutnya telah menjadi bapa-bapa dari dua belas suku Israel.

Dalam perkembangan contoh dari Israel rohani ini, hanya satu dari antara empat isterinya itu, yakni Lea, yang merupakan isteri Yakub yang sah. Oleh karena itu, hanya dia yang bisa melambangkan sidang yang benar dan sah – yakni sidang yang diorganisir di Yerusalem oleh kerajaan dua belas suku itu, dan yang pada akhirnya berubah menjadi Gereja Kristen.

Rahel tentunya melambangkan suatu sidang saudaranya – yakni sidang yang diorganisir di Samaria oleh kerajaan sepuluh suku itu dan yang tercerai-berai di antara bangsa-bangsa yang bukan Yahudi.

Zilpa dan Bilha, karena merupakan “orang-orang asing” dan hamba-hamba bagi Lea dan Rahel, tentunya melambangkan gereja-gereja yang berasal dari bangsa-bangsa bukan Yahudi.

Dari keempat garis keturunan ini telah diturunkan anak-anak Israel contoh saingan. Dan apa yang benar dalam garis keturunan secara fisik tentu juga benar dalam garis keturunan secara rohani. Oleh karena itu, walaupun contoh saingan itu sama halnya seperti contohnya, dua belas suku itu datang baik melalui ibu-ibu Israel maupun ibu-ibu yang bukan Yahudi, namun mereka dilahirkan dari satu dan bapa yang sama – seorang Israel.

Setelah dicerai-beraikan oleh Allah ke seluruh bangsa-bangsa yang bukan Yahudi, baik Yehuda (kerajaan dua suku itu) maupun Israel (kerajaan sepuluh suku itu) tenggelam oleh bangsa-bangsa bukan Yahudi itu. Selanjutnya, Gereja Kristen juga, ia sendiri tak lain daripada tunas yang muncul dari Sidang Yahudi (murid-murid Kristus dan para rasul, dan juga orang-orang yang mula-mula bertobat ke dalam sidang, orang-orang Yahudi tulen), melepaskan gelar Perjanjian Lamanya “Yahudi” sebab ia mengambil gelar Perjanjian Barunya “Kristen”. Lalu ia secara berangsur-angsur kehilangan dedaunan Yahudinya di tengah-tengah dedaunan dari cabang-cabang yang bukan Yahudi yang dicangkokkan.

Kamis - 26 Mei

Yakub Pergi

Kejadian 32:25-32

Apa yang terjadi disini, dan alasan seperti apa yang digunakan Yakub ? Apa tanggapan Laban ?

Sebenarnya Yakub sudah lama meninggalkan kaum keluarganya yang licik ini kalau saja bukan karena takutnya terhadap Esau. Sekarang ia merasa bahwa ia ada dalam bahaya dari anak-anak Laban yang karena ingin menguasai harta miliknya, mungkin akan berusaha untuk merebutnya dengan jalan kekerasan. Ia ada dalam keadaan susah dan cemas, tidak mengetahui jalan mana yang harus ditempuh. Tetapi teringat kepada janji yang indah di Baitel, ia menyampaikan persoalannya kepada Allah serta meminta petunjuk daripadaNya. Di dalam sebuah mimpi, doanya telah dijawab: “Pulanglah engkau ke negeri leluhurmu dan kepada kaum keluargamu, maka Aku akan menyertai akan dikau.” PP 193.1

Kepergian Laban memberikan kesempatan kepada Yakub untuk pergi meninggalkan tempat itu. Kawanan kambing dombanya dengan cepat dikumpulkan dan diberangkatkan, dan bersama-sama dengan isteri-isteri, anak-anak dan hamba-hambanya Yakub telah menyeberangi sungai Efrat menuju ke Gilead, di perbatasan tanah Kanaan. Setelah tiga hari perjalanan Laban mengetahui bahwa mereka telah melarikan diri, dan ia pun mengejarnya, dan berhasil menyusul rombongan Yakub pada hari yang ketujuh dari perjalanan mereka. Kemarahannya meluap-luap dan Laban bermaksud untuk menyuruh mereka kembali; hal ini pasti dapat dilakukannya mengingat bahwa pengikutnya jauh lebih kuat daripada Yakub. Para pengungsi itu benar-benar berada dalam bahaya.PP 193.2

“Bahwa ia tidak melaksanakan niatnya yang jahat itu adalah disebabkan oleh karena Allah sendiri telah campur tangan untuk melindungi hambaNya. “Adalah juga kuasa pada tanganku akan berbuat jahat kepadamu,” kata Laban, “tetapi tadi malam Allah bapamu telah berfirman kepadaku, firmanNya, ‘Ingat baik-baik jangan engkau berkata-kata dengan Yakub yang baik atau jahat’ ” Maksudnya, ia tidak boleh memaksa dia untuk kembali atau membujuk dia dengan tipu daya. “ PP 193.3

Jumat - 27 Mei

Pelajaran Lanjutan

 Setelah dua puluh tahun melayani dengan setia di Padan-Aram, pekerjaan yang curang dan berlebihan oleh Laban, pamannya itu, maka Yakub akhirnya memalingkan wajahnya dan langkahnya pulang menuju rumah ayahnya di tanah perjanjian.

Tetapi masalah menimpanya. Sementara bergumul dengan ketakutannya terhadap apa yang akan terjadi kepada dirinya setelah pertemuannya dengan Esau, ”seorang laki-laki bergulat dengannya sampai fajar menyingsing”. Kejadian 32:24.

Di sini rebahlah laki-laki yang bernama Yakub itu dan bangkitlah laki-laki yang bernama Israel, yang memberi contoh pengalaman penderitaan yang harus dilalui oleh keturunannya sebelum mereka juga menerima suatu nama baru, beralih dari anak-anak Yakub menjadi anak-anak Allah, menjadi Israel yang sesungguhnya. Setelah mencapai kemenangan atas ujian ini, yaitu “masa kesukaran Yakub itu”, maka mereka akan sampai ke rumah, tanah perjanjian itu – akhir yang bahagia dari perjalanan mereka yang panjang dan sulit itu.

Pada masa cobaan dan ujian ini, Roh Nubuat berkomentar: “Sebuah keputusan dikeluarkan untuk membunuh orang-orang kudus, yang membuat mereka menangis siang dan malam untuk kelepasan. Ini adalah masa kesusahan Yakub” – Early Writings, hlm. 36, 37. (Lihat juga Patriarchs and Prophets, hlm. 202, 203.)

Whatsapp: (+63)961-954-0737, (+62)812-8772-7543
contact@threeangelsherald.org