“Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.” Ibrani 8:6
Syarat-syarat “perjanjian lama", adalah, taat dan hidup: “Jikalau seseorang menurutinya, dia akan hidup di dalamnya” (Yehezkiel 20:11; Imamat 18:5), tetapi “terkutuklah orang yang tidak menepati segala perkataan Hukum Taurat ini dengan perbuataanya” Ulangan 27:26. “Perjanjian baru” diteguhkan di atas “janji-janji yang lebih baik”—janji pengampunan dosa-dosa dan kasih karunia Allah untuk memperbaharui hati manusia dan membawanya kembali kepada keselarasan dengan prinsip-prinsip hukum Allah. “Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan kaum Israel; Setelah hari-hari itu, firman Tuhan, Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam batin mereka, dan menuliskannya di dalam hati mereka.. Aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan tidak akan mengingat dosa mereka lagi." Yeremia 31:33, 34. PP 372.1
Mengapa perjanjian baru diperlukan?
“Di bawah perjanjian baru, persyaratan untuk memperoleh kehidupan kekal adalah sama seperti di bawah perjanjian lama—yaitu kepatuhan sempurna. Di bawah perjanjian lama, ada banyak pelanggaran yang bersifat kurang ajar dan lancang, karena tidak ada penebusan yang ditentukan oleh hukum. Dalam perjanjian yang baru dan lebih baik, Kristus telah menggenapi hukum bagi para pelanggar hukum, jika mereka menerima Dia dengan iman sebagai Juruselamat pribadi. “Kepada orang-orang yang menerima dia, Dia memberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah.” Rahmat dan pengampunan adalah upah bagi semua orang yang datang kepada Kristus dengan percaya pada kebaikan-Nya dalam menghapus dosa-dosa mereka. Dalam perjanjian yang lebih baik kita dibersihkan dari dosa oleh darah Kristus (Letter 276, 1904).” 7BC 931.10
Apa sifat perjanjian baru itu?
Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN. Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” Yer. 31:31-34.
“Perjanjian” yang lama atau kesepakatan di antara Allah dan umat-Nya adalah berlandaskan pada janji-janji dari kedua belah pihak; yaitu: "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar. TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju berperang melawan engkau, terpukul kalah olehmu. Bersatu jalan mereka akan menyerangi engkau, tetapi bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu. TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. TUHAN akan menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya.
Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama: "Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan." Lalu Musa pun menyampaikan jawab bangsa itu kepada TUHAN. Ulangan 28:1-9; Keluaran 19:8.
Janji yang pertama ini mencapai semenjak dari saat ia itu dikukuhkan sampai kepada sebentar lagi dan pengumpulan terakhir dua belas suku bangsa itu sebagai sebuah kerajaan. Tetapi, walaupun belum pernah dibatalkan oleh Allah, janji ini tegas-tegas telah ditiadakan oleh sidang Wasiat Baru, dan kesuciannya dicemarkan baik oleh sidang Wasiat Lama maupun oleh sidang Wasiat Baru, sampai kepada hari ini. Demikianlah sebagai umat, karena melalaikan janji mereka, mereka telah merusak perintah-perintah Allah, sehingga karenanya mereka juga telah membatalkan “perjanjian yang telah dibuat Allah dengan nenek moyang mereka.” Tetapi dalam perjanjian yang baru, yang pada waktu ini akan digenapi Tuhan, adalah tidak sama seperti dalam perjanjian yang lama, perintah-perintah Allah itu (Keluaran 20:1-17) tidak akan ditulis pada log-log batu (Keluaran 31:18), melainkan log-log hati daging, maka pada masa itu semua orang akan “mengenal Tuhan ….. dari yang terkecil di antara mereka itu sampai kepada yang terbesarnya; (Yeremia 31:34) – memperlihatkan sebuah sidang yang tidak berisikan lalang-lalang di dalamnya.
Perjanjian yang akan segera terjadi ini, adalah perjanjian kedua, dan hukum-Nya, yang tertulis di hati itu, akan dituruti dengan sempurna. Kemudian, dan bukan sebelumnya, berkat-berkat, yang gagal diterima oleh umat-Nya di zaman dahulu, akan terwujud sepenuhnya.
Yeremia juga memberikan kesaksian, bahwa perjanjian yang dijanjikan ini masih belum digenapi, namun ia itu akan dipenuhi sekarang dalam masa pengumpulan sekarang ini. Ia mengatakan :
"Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tuliskanlah segala perkataan yang telah Kufirmankan kepadamu itu dalam suatu kitab. Sebab, sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan memulihkan keadaan umat-Ku Israel dan Yehuda -- firman TUHAN -- dan Aku akan mengembalikan mereka ke negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyang mereka, dan mereka akan memilikinya." Yeremia 30:2, 3.
Ayat-ayat ini menunjukkan dengan jelas, bahwa Allah akan mengukuhkan janji yang kedua itu apabila Ia membawa kembali umat-Nya dari perhambaan mereka, sementara ayat-ayat berikut ini menentukan saat dari pelepasan atau pengumpulan ini: “Maka pada hari itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, Aku akan mematahkan kuk dari tengkuk mereka dan memutuskan tali-tali pengikat mereka, dan mereka tidak akan mengabdi lagi kepada orang-orang asing. Mereka akan mengabdi kepada TUHAN, Allah mereka, dan kepada Daud, raja mereka, yang akan Kubangkitkan bagi mereka.” Yeremia 30:8, 9.
Jika kita perhatikan dengan seksama, nubuatan ini belum menemui kegenapannya pada waktu orang-orang Yahudi kembali dari tawanan mereka di Babilon kuno yang lalu, sebab pada waktu itu Allah belum “mengangkat” Daud raja mereka itu. Sesungguhnya mereka sama sekali belum memiliki seorang raja pun dari mereka sendiri, melainkan mereka berada di bawah pemerintahan Medo-Persia. Oleh sebab itu, maka nubuatan ini tak mungkin dapat diaplikasikan kepada yang lain selain daripada sekarang ini, apabila keduanya “Israel dan Yehuda” akan bergabung bersama-sama menjadi sebuah kerajaan besar, yang diteguhkan dalam kebenaran yang kekal. Kemudian “sekalian mereka akan mengenal Aku, sejak dari yang terkecil dari mereka itu sampai kepada yang terbesar dari padanya“, demikianlah firman Tuhan. Dengan sendirinya, karena dari kenyataan bahwa belum pernah ada sesuatu masa semenjak dari hari kata-kata Injil ini ditulis sampai kepada hari ini, bahwa setiap umat Allah sebagai sebuah sidang atau suatu bangsa, pernah mengenal Allah dan memeliharakan perintah-perintah-Nya, maka kembali lagi terbukti bahwa kegenapan dari janji yang kedua ini (yang mana pergerakan eksodus adalah contohnya) masih lagi di depan.
Demikianlah firman Tuhan, “Berapa lama lagi engkau hendak berlambatan, hai anak perempuan yang tiada taat? Karena Tuhan sudah menciptakan sesuatu yang baru di bumi, yaitu seorang perempuan akan mengurung seorang laki-laki.” Yeremia 31 : 22. “Perempuan” ini adalah simbol, karena tak ada seorang manusia pun yang mungkin dapat mengurung seorang yang lain. Untuk hal ini ia merupakan simbol dari sidang, dan “orang laki-laki” itu tentu adalah Kristus, yang kelak pada masa itu “telah membasuh segala kekotoran dari puteri-puteri Sion” — yaitu menyucikan sidang (Yesaya 4 : 4; Testimonies, vol. 5, p. 80). Kemudian Ia akan “jadi baginya sebuah tembok api sekelilingnya, dan akan menjadi kemuliaan di tengah-tengahnya….. ia akan tinggal di tengah-tengahnya.” Zakharia 2 : 5, 11.
Meskipun banyak orang dengan berbagai cara mengangkat suara mereka menentang pendirian Allah akan “benih Israel itu” sebagai suatu bangsa yang benar dan suci yang bebas dari orang-orang berdosa, mereka kelak akan gagal untuk menjatuhkan rencana-rencana dari Dia Yang memberi matahari untuk menerangi siang, yang menetapkan bulan dan bintang-bintang untuk menerangi malam, yang mengharu biru laut, sehingga gelombang-gelombangnya ribut, -- TUHAN semesta alam nama-Nya: "Sesungguhnya, seperti ketetapan-ketetapan ini tidak akan beralih dari hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunan Israel juga tidak akan berhenti menjadi bangsa di hadapan-Ku untuk sepanjang waktu. Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, seperti langit di atas tidak terukur dan dasar-dasar bumi di bawah tidak terselidiki, demikianlah juga Aku tidak akan menolak segala keturunan Israel, karena segala apa yang dilakukan mereka, demikianlah firman TUHAN.” Yeremia 31:35-37.
Karena semua janji-janji itu dibuat hanya kepada Israel (benih dari Ibrahim), pokok anggur yang asli, yang telah diinjak-injak, maka sebab itu pokok anggur ini harus ditegakkan; kemudian orang-orang Kafir yang bertobat oleh pengangkatan dalam Kristus akan dicangkokkan ke dalam, sehingga hanya oleh demikian inilah akan menjadi sebagian dari tanaman Tuhan. Baca Roma 11.
Mengapa Yesus adalah Pengantara perjanjian yang lebih baik?
“Berkat-berkat dari perjanjian baru semata-mata berdasarkan pada rahmat dalam mengampuni kesalahan dan dosa. Tuhan menetapkan, Aku akan melakukan demikian dan demikian kepada semua orang yang berpaling kepada-Ku, meninggalkan yang jahat dan memilih yang baik. “Aku akan mengampuni pelanggaran mereka, dan dosa-dosa mereka serta kesalahan mereka tidak akan Aku ingat lagi.” Semua orang yang merendahkan hati mereka, mengakui dosa-dosa mereka, akan menemukan rahmat dan kasih karunia dan jaminan. Apakah Allah, dalam menunjukkan rahmat kepada orang berdosa, tidak lagi adil? Apakah Dia tidak menghormati hukum suci-Nya, dan akankah Dia mengabaikan pelanggaran untuk seterusnya? Tuhan itu benar. Dia tidak berubah. Persyaratan keselamatan selalu sama. Hidup, hidup yang kekal, adalah untuk semua orang yang akan mentaati hukum Allah.... 7BC 931.9
Dalam cara yang bagaimana kita hendaknya mengharapkan perkara-perkara yang lebih baik?
Yer. 31:31-33 – “Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman Tuhan, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir, perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman Tuhan. Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman Tuhan: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.”
Perjanjian ini, sebagaimana saudara pahami, akan memperlihatkan pengaruhnya dalam masa pengumpulan. Kemudian semua umat Allah mengetahui perbedaan antara yang baik dan yang jahat. Demikianlah mereka akan mengetahui apa yang menjadi kehendak dan jalannya Tuhan. Dan demikianlah mereka akan sanggup berbuat baik dan menghindari yang jahat. Mereka akan secara alamiah dan senang untuk cenderung berbuat baik, sebagaimana sekarang mereka cenderung untuk berbuat jahat.
Nebukadnezar, raja Babilon, adalah seorang raja yang sangat berkuasa. Ia memimpin sebuah kerajaan yang besar, dan tinggal di sebuah istana yang indah. Akan tetapi segera setelah hati manusianya diambil daripadanya dan hati seekor binatang ditaruh ke dalam dirinya, segera pula keinginan-keinginan dan tingkah lakunya sendiri meninggalkannya dan keinginan-keinginan dan tingkah laku binatang memasuki dirinya. (Lihat Daniel 4:16). Demikianlah halnya dengan umat Tuhan: Segera setelah Dia menaruh hukum-Nya di dalam diri mereka dan menuliskannya di dalam hati mereka, maka pada saat itu pula keinginan hati daging dan permusuhan terhadap hukum Allah akan lenyap. Tidak perlu lagi umat Allah akan berkata, “Ketika kita “mau melakukan apa yang baik, yang jahat itu ada.”” Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” Rom. 7:24.
Yer. 31: 34 – “Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman Tuhan, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”
Perhatikan bahwa para pendosa dan mereka yang bodoh akan Allah tidak lagi akan berada di antara umat Allah. Tentu saja sebuah perubahan akan datang. Keadaan dari perkara-perkara yang sekarang ini tidak lagi akan berlanjut, para pendosa akan selamanya disingkirkan. Dan betapa gembira kita seharusnya bahwa jika kita sekarang bertobat, maka dosa-dosa kita akan diampuni dan dilupakan, dan bahwa tak seorangpun akan selalu mengingatkan kita atas dosa-dosa itu!
Yer. 31: 35, 36 – “Beginilah firman Tuhan, yang memberi matahari untuk menerangi siang, yang menetapkan bulan dan bintang-bintang untuk menerangi malam, yang mengharu biru laut, sehingga gelombang-gelombangnya ribut, – Tuhan semesta alam nama-Nya: “Sesungguhnya, seperti ketetapan-ketetapan ini tidak akan beralih dari hadapan-Ku, demikianlah firman Tuhan, demikianlah keturunan Israel juga tidak akan berhenti menjadi bangsa di hadapan-Ku untuk sepanjang waktu.”
Di sini jaminan yang terpercaya dari Allah menentang keraguan dan ketidakpercayaan. Sebagaimana secara pasti orang-orang yang ragu tidak dapat mengubah tata cara surga, demikian pula secara pasti umat Allah sekali lagi akan menjadi sebuah bangsa yang Theokratis.
Bandingkan janji Perjanjian Baru dari Yeremia 31:33 dan Yehezkiel 36:26,27.
Bagaimana mereka berhubungan dan kapan janji - janji itu akan digenapi ?
Disini (Yer. 31:31-34) adalah suatu janji dari sebuah perjanjian yang baru, suatu perikatan yang baru. Ini bukan sejenis yang Allah perbuat dengan nenek moyang kita pada hari mereka itu keluar dari negeri Mesir, pada hari Ia menuliskan semua perintah-perintah itu pada dua log batu lalu memerintahkan kepada mereka supaya mematuhinya. Melainkan Ia membuat sebuah perjanjian yang baru, suatu perjanjian yang dituliskan pada hati-hati kita yang sesungguhnya. Kemudian setiap orang dengan sendirinya akan mengenal Dia tanpa perlu diajar.
Perhatikanlah, walaupun, Ia tidak membuat suatu hukum yang baru, melainkan suatu perjanjian yang baru, suatu perjanjian untuk memelihara hukum. Perbedaannya adalah daripada Ia menuliskan hukum pada kedua log batu itu, lebih baik Ia akan menuliskannya pada log hati daging manusia, yaitu tempat mana hukum dosa itu sekarang berada.
Saudara perhatikan, bahwa perjanjian ini akan dibuat dengan isi rumah Israel dan isi rumah Yehuda, yaitu dengan seluruh umat Allah.
Ingatlah, bahwa Injil, tidak mengatakan bahwa kita tak dapat memelihara hukum taurat itu sementara ia itu masih tertulis di atas log - log batu, melainkan ia itu menyatakan bahwa kita dapat memelihara nya, karena barangsiapa yang merombak hukum itu dihukum karena perbuatannya. Oleh karena itu, kita dapat, mematuhi perintah - perintah itu sekarang walaupun hukum itu masih tertulis pada dua log batu. Adalah demi kemudahan maka kebanyakan orang - orang Kristen menginginkan agar hukum taurat itu dihapuskan saja, dan sebagian orang membuat keyakinannya sendiri bahwa ia itu telah dihapuskan, walaupun satu - satunya hukum yang sudah dihapuskan itu ialah hukum upacara, hukum upacara - upacara korban, hukum bayangan dari Anak Domba Allah.
Apakah perbedaan hukum yang ditulis pada log batu, dan pada hati kita ? – Pengalaman Nebukadnezar, raja Babilon memberikan jawabannya.
Raja itu telah dipaksa untuk hidup dengan kawanan ternak, dalam suatu kandang atau di padang, maka ia sudah akan melakukan bunuh diri jika mungkin. Tetapi segera setelah Allah mengambil hati manusianya lenyap daripadanya, dan menaruh hati lembu di dalamnya, maka raja itu dengan sangat senang berada bersama - sama dengan kawanan ternak, dan ia sama sekali tidak senang untuk tinggal di dalam istananya.
Apakah hal yang sama telah terjadi pada salah seorang dari kita, kerinduan - kerinduan kita akan sama seperti yang dimiliki oleh raja itu. Dalam perkara yang sama, apabila hati batu itu diambil dari kita, dan hati daging bersama hukum Allah tertulis di dalam kita, kemudian kita akan menemukan bahwa semuanya itu pun tidak menyenangkan kepada dosa, maka yang paling disukai adalah untuk memelihara perintah - perintah Allah. Dengan demikian anda tidak perlu takut memiliki suatu perjuangan untuk memelihara hukum Allah di dalam Kerajaan, sebagaimana yang anda lakukan di sini sekarang. Kemudian anda kelak dengan sepenuhnya senang untuk tinggal dalam suatu kehidupan tanpa dosa. Dalam kenyataannya keinginan anda untuk berbuat dosa tidak ada lagi dibandingkan dengan keinginan anda sekarang untuk mati,
Sungguh ajaib ! Tetapi kapankah dapat kita mengharapkan terlaksananya keajaiban ini? Untuk mendapatkan jawabannya terhadap pertanyaan ini, kita perlu menghubungkan nubuatan Yeremia dengan nubuatan Yeheskiel mengenai peristiwa yang sama :
Yer 31:8 - “Bahwasanya Aku akan menghantarkan mereka itu dari negeri utara, dan menghimpunkan mereka dari semua pesisir bumi, dan bersama - sama dengan mereka itu orang - orang buta dan orang - orang timpang, wanita yang mengandung dan wanita dengan anak kecil bersama - sama : suatu rombongan besar akan kembali kesana.”
Yehezkiel 36:24-28 - “Karena Aku akan mengambil kamu dari antara segala orang kafir, dan menghimpunkan kamu dari segala negeri, dan Aku akan menghantarkan kamu ke dalam negerimu sendiri. Kemudian Aku akan memercikkan air bersih ke atas kamu, maka kamu akan menjadi bersih : dari semua kekotoranmu, dan dari semua berhalamu, Aku akan menyucikan kamu. Suatu hati yang baru juga akan Kukaruniakan kepadamu, dan suatu roh yang baru akan Kumasukkan ke dalam dirimu : maka Aku akan keluarkan hati batu dari dagingmu, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu suatu hati daging. Dan Aku akan memasukkan Roh-Ku ke dalam kamu, dan membuat kamu berjalan menurut segala hukum-Ku, maka kamu akan memeliharakan semua hukum-Ku, dan melaksanakannya. Dan kamu akan tinggal di tanah yang sudah Ku karuniakan kepada nenek moyangmu : maka kamu akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allahmu.”
Catatan dari kedua nabi itu dengan jelas menyatakan saat dalam mana keajaiban ini akan dilaksanakan pada hati dari semua umat Allah. Kedua nabi itu telah membuatnya cukup jelas sama seperti yang dilakukan bahwa perubahan hati ini akan digenapi di Tanah Suci, di Palestina, pada permulaan kerajaan yang mana Allah berjanji untuk memperdirikan “pada zaman raja-raja” ( Daniel 2 : 44 ), bukan setelah zaman mereka. Ia selanjutnya mengatakan bahwa Ia akan membawa kita dari antara orang kafir dan menghimpunkan kita dari semua negeri, dan membawa kita ke dalam negeri kita sendiri ( ayat 24 ), negeri yang telah diberikan kepada nenek moyang kita (ayat 28). “Kemudian”, pada saat itu, Ilham mengatakan, bukan sebelumnya, Ia akan memercikkan air bersih atas kita, menyucikan kita dari segala kekotoran kita, dan dari segala berhala kita. Juga, suatu hati yang baru kemudian akan dikaruniakan di dalam kita (ayat 26). Ia akan mengaruniakan kepada kita Roh-Nya dan menyebabkan kita untuk menuruti segala ketetapan- ketetapan-Nya, dan memelihara segala hukum-Nya ( ayat 27 ). Pelajarilah ayat - ayat firman ini bagi dirimu sendiri dan saksikanlah kalau ayat - ayat itu mengatakan semua yang sedang saya coba untuk menjelaskannya kepadamu tentang apa yang dikatakannya.
“Sungguh, Tuhan kita adalah Allah! Dia memerintah atas kerajaan-Nya dengan ketekunan dan perhatian, dan Dia telah membangun sebuah pagar – Sepuluh Perintah – disekitar penduduk-Nya untuk melindungi mereka dari akibat pelanggaran. Dalam menuntut kepatuhan pada hukum kerajaan-Nya, Allah memberi umat-Nya kesehatan dan kebahagiaan, kedamaian dan sukacita. Dia mengajar mereka bahwa kesempurnaan karakter yang Dia syaratkan hanya dapat dicapai dengan menjadi akrab dengan firman-Nya. CT 454.1
Adalah tertulis didalam kitab nabi-nabi: Hai yang tertindas, yang dilanggar angin badai, yang tidak dihiburkan! Sesungguhnya, Aku akan meletakkan alasmu dari batu hitam dan dasar-dasarmu dari batu nilam. Aku akan membuat kemuncak-kemuncak tembokmu dari batu delima, pintu-pintu gerbangmu dari batu manikam merah dan segenap tembok perbatasanmu dari batu permata. Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka; engkau akan ditegakkan di atas kebenaran. Engkau akan jauh dari pemerasan, sebab engkau tidak usah lagi takut, dan engkau akan jauh dari kekejutan, sebab ia tidak akan mendekat kepadamu. Yesaya 54: 11-14. CT 454.2
Beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka." Yeremia 31:33, 34. CT 454.3
Dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan firman TUHAN dari Yerusalem." Mikha 4:2. CT 455.1