Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." KJV - Markus 1:17
“Yesus memilih nelayan yang tidak berpendidikan karena mereka tidak disekolahkan dalam tradisi dan adat istiadat yang salah pada zaman mereka itu. Mereka adalah orang-orang yang sanggup karena pembawaannya dan mereka rendah hati dan mudah diajar orang-orang yang dapat dididik-Nya bagi pekerjaan-Nya. Dalam langkah hidup yang biasa banyak orang yang dengan sabar melakukan pekerjaan hidup sehari-hari, tidak menyadari bahwa ia memiliki kuasa yang, jika digunakan, akan mengangkat dia pada suatu taraf yang sama dengan orang yang dihormati oleh dunia. Jamahan tangan diperlukan untuk membangkitkan kesanggupan yang masih terpendam. Orang seperti itulah dipanggil Tuhan untuk menjadi teman pengerja-Nya, dan diberikan-Nya kepada mereka itu kesempatan bergaul dengan Dia. Tidak pernah ada seorang besar di dunia ini seperti Dia. Apabila murid-murid selesai mendapat pendidikan dari Juruselamat, mereka tidak lagi bodoh atau tak berpendidikan. Mereka menjadi seperti Dia dalam pikiran, tabiat dan orang lain pun menerima pengetahuan yang telah mereka peroleh dari Yesus.” DA 250.1
“Pekerjaan pendidikan yang tertinggi bukan hanya untuk menghubungkan pengetahuan, tetapi untuk memberikan tenaga yang penting yang diterima melalui hubungan pikiran dengan pikiran, jiwa dengan jiwa. Hanya hidup yang dapat menghasilkan hidup. Maka alangkah luar biasanya kesempatan mereka itu, yang selama tiga tahun tiap-tiap hari berhubungan dengan hidup Ilahi dari mana mengalir tiap-tiap tenaga pemberi hidup yang telah memberkati dunia ini. Melebihi segala kawan-kawannya, Yohanes murid yang kekasih menyerahkan dirinya kepada kuasa hidup yang ajaib itu. Ia berkata, “Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.” “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.” I Yohanes 1:2; Yohanes 1:16. DA 250.2
Bacalah Markus 1:16-20. Siapakah orang-orang yang dipanggil Yesus sebagai murid, dan apa tanggapan mereka?
“Mereka adalah orang-orang yang hina dan tidak terpelajar karena hanya nelayan dari Galilea; tetapi Kristus, Terang dunia, dengan limpahnya dapat menyanggupkan mereka itu bagi suatu jabatan yang atasnya Ia telah memilih mereka itu. Juruselamat tidak memandang rendah akan pendidikan; karena apabila seorang dikendalikan oleh kasih Allah dan diabdikan bagi pekerjaan-Nya, pikiran itu menjadi suatu berkat. Tetapi Ia melewati orang-orang pintar pada zaman-Nya, karena mereka itu hanya bersandar pada diri mereka sendiri sehingga mereka tidak dapat merasakan penderitaan manusia dan menjadi teman sekerja dengan orang yang dari Nazaret itu. Dalam kesombongan mereka merasa hina jika diajar oleh Kristus. Tuhan Yesus mencari kerjasama mereka yang akan menjadi saluran yang tidak akan pecah bagi hubungan anugerah-Nya. Hal utama yang patut dipelajari oleh orang yang akan menjadi pekerja bersama Allah adalah pelajaran tentang tidak bersandar pada diri sendiri; lalu mereka bersedia untuk diberi tabiat Kristus. Hal ini tidaklah didapat oleh pendidikan dalam kebanyakan sekolah ilmu pengetahuan di dunia ini. Buah-buah kebijaksanaanlah yang didapat dari Guru Ilahi sendiri.” DA 249.4
Renungkanlah mengapa orang-orang ini dengan segera (Markus 1:16-20) meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus.
“Sebelum meminta mereka meninggalkan pukat dan perahu mereka, Yesus telah memberikan kepada mereka jaminan bahwa Allah akan menyediakan keperluan mereka. Pemakaian perahu Petrus bagi pekerjaan Injil telah dibayar kembali dengan pembayaran yang sangat mahal. Ia yang “kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya” telah berkata, “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu.” Roma 10:12; Lukas 6:38. Dalam takaran ini Ia memberi upah pelayanan murid-murid. Dan tiap-tiap pengorbanan diberikan karena “karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya.” Efesus 3:20; 2:7. DA 249.1
Bacalah Markus 1:21-28. Pengalaman tak terlupakan apakah yang terjadi di sinagoga Kapernaum, dan kebenaran rohani apakah yang dapat kita ambil dari kisah ini?
Di dalam rumah ibadah Yesus menjelaskan mengenai kerajaan yang hendak didirikan-Nya, dan mengenai tugasnya untuk membebaskan segala tawanan Setan. Ia telah diganggu oleh suatu teriakan yang mengerikan. Seorang yang dirasuk Setan telah keluar dari orang banyak itu sambil berseru, katanya: “Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” DA 255.2
“Hadirin menjadi kacau dan takut. Perhatian orang banyak beralih dari Kristus serta perkataan-Nya tidak diperhatikan lagi. Inilah maksud Setan membawa mangsanya ke dalam rumah ibadah. Tetapi Yesus menghardik setan itu, katanya: “Diam, keluarlah dari padanya! Dan Setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.” DA 255.3
Pikiran orang yang malang ini telah digelapkan oleh Setan, tetapi di hadapan Juruselamat suatu pancaran cahaya telah menembusi kegelapan. Ia dibangunkan untuk merindukan kebebasan dari genggaman Setan; tetapi Setan menolak kuasa Kristus. Apabila orang yang dirasuk ini tergerak hatinya untuk meminta pertolongan kepada Yesus, roh jahat telah menaruh perkataan di dalam mulutnya dan berteriak dengan perasaan takut. Orang yang dirasuk ini mengerti sedikit saja bahwa ia berada di hadapan Seorang yang dapat membebaskan dia: tetapi bila ia berusaha untuk mencapai tangan yang berkuasa itu, ada yang menahan dia, ada perkataan yang lain keluar melalui bibirnya. Pergumulan di antara kuasa Setan dan kerinduannya sendiri untuk kebebasan sangatlah hebat. DA 255.4
“Ia yang telah mengalahkan Setan di padang belantara sekali lagi berhadapan muka dengan muka dengan musuh-Nya. Setan mengeluarkan seluruh kuasanya untuk mempertahankan mangsanya. Kalah tempat ini, berarti akan memberikan suatu kemenangan kepada Yesus. Nampaknya orang yang tersiksa ini akan kehilangan nyawanya dalam pergumulan melawan musuhnya yang telah merusak hidupnya di masa dewasa. Tetapi Juruselamat berkata dengan kuasa dan telah membebaskan orang ini. Orang yang dulu dirasuk Setan itu, kini berdiri di hadapan orang banyak dengan perasaan gembira karena bebas dari jajahan Iblis. Hingga Setan pun bersaksi akan kuasa Ilahi Juruselamat. DA 256.1
Orang ini memuji Allah karena kelepasannya. Matanya yang tadinya kejam kini menyinarkan cahaya kecerdasan yang baru, dan meneteskan air mata syukur. Orang banyak terpaku keheranan. Apabila mereka dapat berbicara kembali, mereka telah berkata satu sama lain. Apa ini? Suatu ajaran baru! Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya.” Markus 1:27 R. V.” DA 256.2
Bacalah Markus 1:29-34. Bagaimanakah Yesus menolong keluarga Petrus, dan pelajaran rohani apa yang dapat ditarik dari kisah ini?
“Ketika hadirin di dalam rumah ibadah masih sedang tercengang keheranan, Yesus meninggalkan tempat itu menuju ke rumah Petrus untuk beristirahat sedikit. Tetapi di rumah ini juga telah ditimpa bayangan gelap. Mertua Petrus sedang terbaring sakit, “demam keras.” Yesus menghardik penyakit itu dan ibu ini pun bangkitlah dan telah melayani Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya. DA 259.1
“Kabar tentang pekerjaan Kristus dengan cepat tersebar di seluruh negeri Kapernaum. Karena takut kepada rabi-rabi, maka orang tidak berani datang untuk disembuhkan pada hari Sabat; tetapi tidak lama setelah sang surya kembali keperaduannya, terdengarlah suara orang banyak dari setiap rumah, toko, pasar, seluruh penduduk kota itu berduyun-duyun menuju ke rumah yang sederhana di mana Yesus sedang berteduh. Orang sakit diusung, ada pula dengan tongkatnya, atau ditolong oleh kawan-kawannya, dengan perlahan-lahan mereka datang pada Juruselamat. DA 259.2
“Jam demi jam mereka datang dan pergi; karena tidak ada seorang yang dapat mengetahui jika besok mereka masih akan mendapat Tabib Besar berada di antara mereka itu. Belum pernah penduduk Kapernaum mengalami hari yang seperti ini. Udara penuh dengan suara menangan dan seruan kelepasan. Juru selamat telah bersuka di dalam kesukaan yang telah dibangunkan-Nya. Sementara Ia menyaksikan penderitaan mereka yang telah datang kepada-Nya, hati-Nya tergerak oleh belas kasihan, dan Ia bersuka di dalam kuasa-Nya mengembalikan kesehatan dan kebahagiaan mereka. DA 259.3
“Sampai pada orang sakit yang terakhir barulah Yesus berhenti sejenak. Telah jauh malam, saat orang banyak meninggalkan rumah Simon. Ketika hari yang panjang dan menggembirakan ini telah lalu, maka Yesus mencari perhentian Tetapi selagi kota itu berselimutkan kesunyian malam, Juruselamat “Pagi-pagi benar, ... Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.”” DA 259.4
Bacalah Markus 1:35-39. Pelajaran penting apakah yang dapat kita ambil dari apa yang Yesus lakukan di sini?
“Demikianlah hari-hari itu dipergunakan dalam kehidupan Yesus selagi Ia berada di atas dunia ini. Ia sering mengizinkan murid-murid-Nya pulang untuk mengunjungi rumah mereka dan beristirahat; tetapi dengan sopan Ia menolak usaha mereka untuk menarik Dia dari pekerjaan-Nya. Sepanjang hari Ia bekerja, mengajar orang yang bodoh, menyembuhkan orang yang sakit, mencelikkan orang yang buta, memberi makan orang banyak; dan pada waktu malam atau pada waktu dini hari, Ia pergi ke bait suci perbukitan untuk berhubungan dengan Bapa-Nya. Sering ia melewatkan sepanjang malam karena berdoa dan merenung, dan kembali bila fajar menyingsing kepada pekerjaan-Nya di antara orang banyak.” DA 259.5
Bacalah Lukas 6:1-12. Apakah yang diajarkan dalam hal ini tentang kehidupan doa Yesus?
“Tiada kehidupan yang diberati pekerjaan dan berbagai tanggung jawab lebih daripada Yesus; namun demikian betapa sering Ia kedapatan berdoa! Betapa tetap hubungan-Nya dengan Allah! Berkali-kali di dalam sejarah hidup-Nya di atas dunia ini terdapat catatan seperti yang berikut ini: “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar, Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.” “Dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka.” “Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.” “Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.” Markus 1:35; Lukas 5: 15-16; 6:12. DA 362.3
“Di dalam kehidupan yang sepenuhnya diserahkan demi kebaikan orang lain, Juruselamat merasa perlu untuk mengundurkan diri dari jalan yang ramai dan dari orang banyak yang mengikuti Dia dari hari ke hari. Ia harus mengasingkan diri sebentar dari kegiatan yang tanpa henti dan hubungan dengan keperluan manusia untuk menyendiri dalam hubungan yang tidak putus dengan Bapa-Nya. Sebagai yang satu dengan kita, Seorang yang turut merasakan keperluan dan kelemahan kita, Ia bergantung sepenuhnya kepada Allah, dan dalam doa yang dilayangkan di tempat yang sunyi itu Ia berusaha memperoleh kekuatan Ilahi, agar dengan demikian Ia dapat melaksanakan tugas dan menghadapi pencobaan. Di dalam dunia yang berdosa ini Yesus tahan menghadapi pergumulan dan siksaan jiwa. Di dalam hubungan-Nya dengan Allah Ia dapat melepaskan dukacita yang menimpa Dia. Di sini Ia mendapat penghiburan dan sukacita. DA 362.4
“Di dalam Kristus ratapan manusia sampai kepada Bapa yang penuh belas kasihan. Sebagai seorang manusia Ia memohon ke takhta Allah sampai kemanusiaan-Nya diisi dengan suatu aliran surga yang akan menghubungkan kemanusiaan dengan Keilahian. Melalui hubungan yang tidak pemah putus itu Ia menerima hidup dari Allah, supaya Ia dapat membagikan hidup kepada dunia ini. Pengalaman-Nya akan menjadi milik kita. DA 363.1
Baca Markus 1:40-45. Apa yang diajarkan kepada kita tentang Yesus dan bagaimana Ia berhubungan dengan mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat?
Yesus melarang orang kusta yang telah ditahirkan itu untuk memberitahukan apa yang telah dilakukan-Nya terhadap dirinya, dengan berkata, "Janganlah engkau mengatakan apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah sebagai tanda pentahiranmu, apa yang telah diperintahkan oleh Musa, sebagai suatu kesaksian bagi mereka." Demikianlah orang yang sekarang berbahagia itu pergi kepada imam-imam yang sama yang sebelumnya telah memeriksanya, dan yang keputusannya telah mengusirnya dari keluarga dan teman-temannya. 2SP 229.3
Dengan penuh sukacita ia mempersembahkan persembahannya kepada para imam dan memuliakan nama Yesus yang telah memulihkan kesehatannya. Kesaksian yang tak terbantahkan ini meyakinkan para imam tentang kuasa ilahi Yesus, meskipun mereka masih menolak untuk mengakui Dia sebagai Mesias. Orang-orang Farisi telah menyatakan bahwa ajaran-ajaran-Nya secara langsung bertentangan dengan hukum Musa, dan dengan tujuan untuk meninggikan diri-Nya sendiri; namun perintah-Nya secara khusus kepada orang kusta yang telah disembuhkan untuk memberikan persembahan kepada imam sesuai dengan hukum Musa, membuktikan kepada orang banyak bahwa tuduhan-tuduhan itu tidak benar. 2SP 229.4
Para imam tidak diperbolehkan menerima persembahan dari tangan orang yang telah menderita kusta, kecuali mereka terlebih dahulu memeriksanya secara menyeluruh dan menyatakan kepada orang banyak bahwa ia telah sepenuhnya bebas dari penyakit menular itu, dalam keadaan sehat, dan dapat berkumpul kembali dengan keluarga dan teman-temannya tanpa membahayakan mereka. Betapapun enggannya sang imam untuk mengakui kesembuhan yang luar biasa ini kepada Yesus, ia tidak dapat mengelak untuk memeriksa dan memutuskan kasus ini. Orang banyak sangat ingin mengetahui hasil pemeriksaan itu, dan ketika orang itu dinyatakan bebas dari penyakitnya, dan diperbolehkan kembali kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya, betapa besar kegembiraannya. Hal seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya. 2SP 230.1
Namun, terlepas dari kehati-hatian Yesus terhadap orang kusta yang telah disembuhkan itu, ia tetap mempublikasikan masalah ini ke luar negeri. Karena berpikir bahwa hanya kerendahan hati Yesus yang membuat-Nya membatasi diri-Nya, ia terus memberitakan kuasa yang luar biasa dari Penyembuh yang agung ini. Ia tidak mengerti bahwa setiap manifestasi baru dari kuasa ilahi di pihak Yesus hanya akan membuat para imam-imam kepala dan tua-tua semakin bertekad untuk membinasakan-Nya. Orang yang dipulihkan itu merasakan anugerah kesehatan yang sangat berharga. Darah murni yang mengalir di dalam pembuluh darahnya membuat seluruh tubuhnya bergairah dan bersemangat. Dia bersukacita dalam kekuatan penuh kejantanan dan dalam pemulihannya kepada keluarga dan masyarakatnya. Dia merasa tidak mungkin untuk menahan diri untuk tidak memberikan kemuliaan penuh kepada Sang Tabib yang telah membuatnya sehat kembali. 2SP 230.2
Namun, publisitas dari peristiwa ini menimbulkan keributan yang begitu besar sehingga Yesus terpaksa mengasingkan diri ke luar kota. "Maka datanglah orang-orang dari segala penjuru kepada-Nya." Mujizat-mujizat ini tidak dilakukan untuk dipamerkan; tindakan Kristus sangat bertolak belakang dengan tindakan orang-orang Farisi, yang ambisi terbesarnya adalah mendapatkan pujian dan kehormatan dari manusia. Yesus tahu betul bahwa jika fakta bahwa Ia telah menyembuhkan orang kusta itu tersiar ke luar negeri, maka orang-orang yang memiliki kondisi yang sama akan sangat membutuhkan kesembuhan yang sama. Hal ini akan menimbulkan seruan bahwa orang-orang akan terkontaminasi oleh kontak dengan penyakit kusta yang menjijikkan. Musuh-musuhnya akan mengambil kesempatan seperti itu untuk menuduh dan mengutuknya. 2SP 231.1
Yesus tahu bahwa banyak orang kusta yang datang kepada-Nya tidak layak menerima berkat kesehatan, dan mereka juga tidak akan menggunakannya untuk kehormatan dan kemuliaan Allah jika mereka mendapatkannya. Mereka tidak memiliki iman atau prinsip yang benar, tetapi hanya memiliki keinginan yang kuat untuk dibebaskan dari hukuman yang menanti mereka. Juruselamat juga tahu bahwa musuh-musuh-Nya selalu berusaha untuk membatasi pekerjaan-Nya dan memalingkan orang-orang dari-Nya. Jika mereka dapat menggunakan kasus orang kusta yang telah disembuhkan untuk tujuan itu, mereka akan melakukannya. Tetapi dengan mengarahkan orang yang disembuhkan itu untuk mempersembahkan persembahannya kepada imam, seperti yang diperintahkan oleh hukum Musa, Dia akan meyakinkan mereka bahwa Dia tidak menentang hukum Yahudi, jika pikiran mereka terbuka untuk diyakinkan. 2SP 231.2
Yesaya 7 : 21, 22 : “Maka akan jadi pada hari itu bahwa seseorang akan memelihara seekor lembu muda, dan dua ekor domba; maka akan jadi kelak, bahwa karena berkelimpahan susu yang akan dihasilkannya sehingga ia akan memakan keju : karena keju dan madu akan dimakan oleh setiap orang yang masih tertinggal di dalam negeri itu.”
Bayangkan seekor lembu dan dua ekor domba memberikan hasil keju dan madu kepada semua orang yang masih tertinggal di negeri itu! Oleh karena secara nyata tidak mungkin seekor lembu dan dua ekor domba dapat mampu melakukan semuanya ini, maka kita harus setuju bahwa mereka itu adalah lambang dari hal sesuatu yang bukan saja mampu untuk menghasilkan kelimpahan susu, tetapi juga mampu untuk mempertahankan kehidupan dari orang-orang pelindungnya.
Hanya ada satu perkara yang terdiri dari tiga bagian yang sedemikian itu (dua ekor domba dan satu lembu muda) yang mampu mempertahankan dunia ini hidup, dan itulah Alkitab – yang dibukakan oleh Roh Nubuat, yaitu Roh yang memimpin ke dalam segala Kebenaran. Kedua ekor domba itu, tidak berada dalam umur muda, dan kedua-duanya dari jenis yang sama, harus melambangkan Alkitab itu sendiri, baik Wasiat Lama maupun Wasiat Baru. Lembu itu karena masih muda dan ukurannya lebih besar, jelas melambangkan sesuatu yang baru muncul kemudian, dan yang lebih luas isinya dari Alkitab itu sendiri. Oleh karena itu tidak ada lagi yang lain dari hasil-hasil penerbitan Roh Nubuat yang hidup itu, – yaitu interpretasi-interpretasi Ilham dari firman Allah.
Oleh karenanya, orang-orang yang masih tertinggal di negeri itu, apabila Kristus memegang tongkat Kerajaan-Nya dan memerintah, adalah orang-orang yang hidup oleh keju dan madu yang hanya Alkitab dan Roh Nubuat dapat menghasilkannya. Semua orang lainnya akan binasa bersama-sama dengan orang-orang Edom dan Moab modern itu.
Dalam lambang nubuatan yang sama kepada kita ditunjukkan bahwa Kristus Sendiri mengetahui perbedaan antara benar dan salah itu oleh mempelajari firman Allah.
Yesaya 7 : 14, 15 : “Oleh karena itu Tuhan sendiri akan memberikan kepadamu suatu tanda; Bahwasanya, seorang anak dara kelak akan mengandung, dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan akan dipanggil namaNya, Immanuel. Keju dan madu akan dimakan-Nya, sehingga Ia dapat mengetahui bagaimana menolak yang jahat dan memilih mana yang baik.”
Tak seorangpun dapat menyangkal…. bahwa ini adalah sebuah nubuatan dari hal kedatangan Kristus yang pertama. Dan sebagaimana catatan yang kita miliki bahwa makanan-Nya bukanlah keju dari tempat pemeliharaan hewan dan madu, bukanlah dibatasi seperti hal makanannya Yohanes Pembaptis, juga kenyataannya bahwa bukanlah keju dan madu yang sesungguhnya memiliki tenaga dorongan yang mujarab terhadap setiap orang untuk memilih mana yang baik dan menolak mana yang jahat, maka semuanya itu membuktikan bahwa “keju dan madu” adalah melambangkan firman Allah, yang Kristus sendiri telah mempelajarinya dari Kitab suci untuk memilih mana yang baik dan menolak mana yang jahat.
Di sinilah anda saksikan bahwa setiap orang memerlukan persediaan keju dan madu rohaniah setiap harinya jika ia ingin mempertahankan kehidupan kerohaniannya. Atinya, makanan kemarin tidak dapat digunakan menggantikan makanan untuk hari ini – tidak, tidak lebih dari halnya pekabaran ilham dari Nuh untuk masanya di masa lalu itu tidak dapat menggantikan pekabaran ilham dari hal Kerajaan itu di waktu ini.
Hanya pekabaran kiriman surga untuk hari inilah yang dapat menyelamatkan orang di waktu ini. Inilah adil dan nyata dan benar dan yang masuk akal seperti juga yang akan dikatakan, bahwa orang hidup tak mungkin diadili dengan pekabaran pehukuman bagi orang mati. Ya, “berbahagialah hamba yang setia dan bijaksana itu, yaitu dia yang oleh Tuhannya telah diangkat menjadi kepala rumah tangga-Nya untuk menyajikan kepada mereka makanan pada waktunya.” Matius 24 : 45, 46.