Peristiwa-Peristiwa Penutupan Sejarah Dunia

Pelajaran 12, Triwulan 2, 15-21 Juni 2024.

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
Download Pdf

Sabat Sore, 15 Juni

Ayat Hafalan:

“Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.” KJV - Amsal 23:23.


“Apabila topan mendekat, suatu golongan besar orang yang mengaku percaya kepada pekabaran malaikat yang ketiga, tetapi belum disucikan oleh penurutan kepada kebenaran, meninggalkan kedudukan mereka dan bergabung dengan barisan penentang. Oleh bersatu dengan dunia dan mengambil bagian dalam rohnya, mereka telah memandang hal-hal itu dalam terang yang hampir sama. Dan bilamana ujian diberikan mereka telah siap memilih pihak yang pemurah dan populer. Orang-orang berbakat serta yang mempunyai tutur kata yang menarik, yang pada suatu waktu bersukacita di dalam kebenaran, akan menggunakan kuasa mereka untuk menipu dan menyesatkan jiwa-jiwa. Mereka menjadi musuh yang paling sengit dari saudara-saudara mereka dahulu. Bilamana para pemelihara hari Sabat dihadapkan ke depan mahkamah pengadilan untuk mempertanggung jawabkan iman mereka, orang-orang yang murtad ini adalah agen-agen Setan yang paling efisien untuk memberikan gambaran yang salah dan menuduh mereka, dan oleh laporan-laporan palsu dan sindiran-sindiran menghasut para penguasa untuk melawan mereka.” GC 608.2

“Pada masa penganiayaan ini iman hamba-hamba Allah akan diuji. Me-reka telah dengan setia memberikan amaran, memandang kepada Allah dan kepada firman-Nya. Roh Allah, yang menggerakkan hati mereka, telah mendorong mereka untuk berbicara. Dirangsang oleh semangat yang suci, dan oleh dorongan ilahi yang kuat atas mereka, mereka memasuki pelaksanaan tugas-tugas mereka tanpa memperhitungkan akibat-akibat dari membicarakan kepada orang-orang firman Allah yang telah diberikan kepada mereka. Mereka tidak membicarakan kepentingan-kepentingan duniawi mereka, atau berusaha mempertahankan reputasi atau hidup mereka. Namun, pada waktu topan perlawanan dan celaan menimpa mereka, beberapa orang dari mereka, karena dipenuhi rasa takut, akan bersedia berseru, “Seandainya kami telah melihat lebih dahulu akibat-akibat dari perkataan-perkataan kami, kami akan diam saja.” Mereka dikelilingi oleh berbagai kesulitan. Setan menyerang mereka dengan pencobaan-pencobaan yang hebat. Pekerjaan yang mereka jalankan kelihatannya jauh di atas kemampuan mereka untuk melakukannya. Mereka diancam dengan kebinasaan. Semangat yang menggerakkan mereka sudah hilang namun mereka tidak dapat berbalik. Kemudian, karena merasa sama sekali tidak berdaya, mereka lari kepada Yang Maha Kuasa untuk mendapatkan kekuatan. Mereka ingat, bahwa kata-kata yang telah mereka ucapkan bukan kata-kata mereka, melainkan kata-kata Dia yang menyuruh mereka memberikan amaran itu. Allah menaruh kebenaran itu ke dalam hati mereka, dan mereka tidak bisa menahan untuk tidak mengabarkan.” GC 608.3

Minggu, 16 Juni

Kesetiaan kepada Tuhan dan Firman-Nya


Bacalah Amsal 23:23, Yohanes 8:32, dan Yohanes 17:17. Benang merah apa yang terdapat di dalam ayat-ayat ini?

Yoh. 14:6 – Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Dari ayat ini kita saksikan, bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan menuju ke Kerajaan itu. Jadi, adanya pendapat, bahwa terdapat banyak jalan sementara sebaliknya hanya ada satu Yesus, dan bahwa mereka semuanya membawa menuju ke Kerajaan Kekal itu, akan hanya merupakan suatu “dengungan bohong” yang hanya senang didengar oleh hati yang tidak suci. Semua itu berasal dari orang-orang yang memperdaya penjaga pintu itu di “Pintu” masuk, yaitu dari orang-orang yang mengetahui, bahwa semua perbuatannya itu tidak akan lolos pemeriksaan.

Jika kita hendak memiliki sebuah rumah di dalam Kerajaan itu, maka kita hendaknya jangan sekali berlaku seperti mereka itu. Kita harus mengetahui semua kejelekan dari persoalan kita. Kita harus mengikuti Tuhan melalui Kebenaran-Nya, yaitu Kebenaran yang akan memerdekakan kita.

Sebagaimana hanya ada satu Jalan yang benar dan hanya ada satu Pintu, dan oleh karena semua umat Kristen tidak sama melihat dan tidak bersama-sama berjalan, mungkinkah itu, bahwa kita semua adalah keliru? Semuanya berjalan menuju suatu arah yang keliru? – Tidak, itu tidak akan pernah jadi selama Tuhan tidak meninggalkan bumi ini. Sesungguhnya tidak, karena Ia harus memiliki suatu umat kepada siapa Ia akan mempercayakan Kebenaran-Nya, dan oleh siapa Ia akan menyelamatkan orang-orang yang memilih berjalan ke jalan-Nya….

Bacalah 2 Petrus 1:16-21. Jaminan apakah yang diberikan oleh rasul itu kepada kita mengenai nubuatan? Ilustrasi apakah yang ia gunakan untuk menunjukkan pentingnya nubuatan Firman Allah?

2 Pet. 1:19, 20 – Kita juga mempunyai firman nubuat yang lebih pasti, yaitu firman yang lebih tepat, supaya kamu memperhatikannya, sama seperti memperhatikan suatu pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit di dalam hatimu, tetapi ketahuilah terlebih dahulu, bahwa tidak ada satu pun nubuat dalam Kitab Suci yang dapat ditafsirkan menurut kehendakmu sendiri."

Di sini kepada kita diberitahukan bahwa nubuatan, suatu khayal, adalah ujian yang paling tepat untuk menilai kebenaran Alkitab; artinya, jika perkara itu tidak ada dalam nubuatan, jika tidak ada khayal dari hal perkara itu ditemukan di dalam tulisan-tulisan para nabi, maka tidak akan ada kebenaran dalamnya. Ya, khayal-khayal dari para nabi itu harus menjadi khayal-khayal milik kita jika kita memang harus dilindungi. Sungguhpun demikian, nubuatan, ia berpendapat bahwa tidaklah berasal dari interpretasi pribadi sama seperti khayal-khayal dari Nebukadnezar dan Firaun, sehingga orang-orang pandai dari bangsa manapun tidak ada yang mampu untuk memecahkan rahasia nubuatan-nubuatan Allah yang tersembunyi. Mengapa?

Ayat 21 – Sebab nubuat itu tidak disampaikan pada zaman dahulu atas kehendak manusia, tetapi orang-orang kudus Allah berkata-kata sebagaimana mereka digerakkan oleh Roh Kudus."

Inilah tepatnya mengapa nubuatan tidak dapat diungkapkan pengertiannya dengan kehendak sendiri, bukan tanpa bantuan Roh yang telah mendiktekan nubuatan-nubuatan itu kepada orang-orang suci di masa lalu. Maka demikianlah, nubuatan-nubuatan tidak akan diinterpretasi oleh kehendak manusia, melainkan oleh kehendak Roh Kebenaran, “Roh Nubuatan”, yaitu Roh yang sama yang telah mendiktekan nubuatan-nubuatan itu….

Senin, 17 Juni

Dimeteraikan untuk Surga


Bacalah Keluaran 20:8-11. Elemen-elemen meterai apakah yang terkandung di dalam perintah Sabat?

“Tanda atau meterai Allah dinyatakan dalam pemeliharaan hari Sabat hari ketujuh, hari peringatan Tuhan atas penciptaan. “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu. Keluaran 31:12, 13. Di sini hari Sabat dengan jelas ditetapkan sebagai tanda antara Allah dan umat-Nya. 8T 117.3

“Tanda binatang itu adalah kebalikan dari hal ini, yaitu memelihara hari pertama dalam minggu. Tanda ini membedakan mereka yang mengakui supremasi otoritas kepausan dari mereka yang mengakui otoritas Allah. 8T 117.4

Bandingkan Wahyu 7:1, 2 dan Wahyu 14:1 dengan Wahyu 13:16, 17. Di manakah meterai Allah dan tanda binatang itu diterima? Menurut Anda, mengapa ada perbedaan?

“Apakah meterai Allah yang hidup itu, yang ditempatkan di dahi umat-Nya? Itu adalah tanda yang dapat dibaca oleh malaikat, tetapi tidak dapat dibaca oleh mata manusia; karena malaikat pembinasa harus melihat tanda penebusan ini (Letter 126, 1898). 4BC 1161.4

“Malaikat dengan pena tinta penulis itu akan memberi tanda pada dahi semua orang yang terpisah dari dosa dan orang-orang berdosa, dan malaikat pembinasa mengikuti malaikat ini (Letter 12, 1886). 4BC 1161.5

“Segera setelah umat Tuhan dimeteraikan di dahi mereka – bukan meterai atau tanda apa pun yang dapat dilihat, tetapi penetapan di dalam kebenaran, baik secara intelektual maupun spiritual, sehingga mereka tidak dapat diubah – segera setelah umat Tuhan dimeteraikan dan dipersiapkan untuk kegoncangan, kegoncangan itu akan tiba. Sesungguhnya, hal itu telah dimulai; penghakiman Allah sekarang ada di bumi ini, untuk memberi kita peringatan, supaya kita tahu apa yang akan terjadi (Manuscript 173, 1902)." 4 SM 1161.6

Apakah meterai Allah yang ada di dahi mereka yang 144.000 itu (Wahyu 7:3)? Apakah itu meterai Sabat atau sesuatu yang lain?

Dimeteraikan di dalam Kristus “dengan Roh Kudus yang dijanjikan,” setelah “mendengar firman kebenaran” (Efesus 1:13; 4:30), maka orang-orang kudus dimeteraikan dengan Kebenaran Masa Kini, yaitu kebenaran yang dikhotbahkan pada zaman mereka.

“Meterai Allah yang hidup,” yaitu Kebenaran, yang olehnya mereka yang 144.000 itu dimeteraikan (Wahyu 7:2), adalah suatu meterai yang khusus, yang sama dengan “tanda” dari Yehezkiel 9. (Lihat Testimonies to Ministers, p. 445; Testimonies, Jilid 3, p. 267; Testimonies, Jilid 5, p. 211). Hal ini menuntut seseorang untuk berkeluh kesah dan berseru atas kekejian-kekejian yang menajiskan dirinya dan yang mencemarkan baik hari Sabat maupun rumah Allah, terutama terhadap penjualan literatur dan pengumpulan dana selama kebaktian-kebaktian Sabat. Ketika orang-orang kudus memiliki meterai atau tanda ini di dahi mereka, malaikat-malaikat akan melewatinya, tidak membunuh mereka. Hal ini sama dengan darah yang ada di ambang pintu pada malam Paskah di Mesir. Malaikat akan menempatkan tanda di dahi semua orang yang berkeluh kesah atas dosa-dosa mereka sendiri, dan atas dosa-dosa di rumah Tuhan, menunjukkan kesetiaan kepada Kebenaran. Kemudian malaikat-malaikat pembinasa akan menyusul, untuk membunuh secara total baik tua maupun muda yang telah gagal menerima meterai itu. (Lihat Testimonies, Jilid 5, hlm. 505.)

Jadi, meterai yang terdahulu itu memampukan penerimanya untuk bangkit dari kematian dalam kebangkitan orang-orang benar, sementara meterai yang berikutnya memampukan orang yang berkeluh kesah dan berseru itu untuk luput dari maut dan selamanya hidup bagi Allah.

Selasa, 18 Juni

Siapakah yang Kita Sembah?


Bacalah Wahyu 13:13-17. Apakah hukuman khusus yang dijatuhkan kepada mereka yang tidak menerima tanda binatang itu?

Berbeda dengan mereka yang memelihara perintah-perintah Allah dan yang mempunyai iman kepada Yesus, malaikat yang ketiga itu menunjuk kepada kelompok lain, yang terhadap kesalahan-kesalahannya suatu amaran keras dan menakutkan diucapkan, “Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murkanya.” (Wahyu 14:9,10). Penafsiran yang benar mengenai lambang-lambang yang digunakan perlu untuk mengerti pekabaran ini. Apakah yang digambarkan oleh binatang itu, patung, tanda?” GC 438.1

“Binatang yang bertanduk dua itu “memerintahkan kepada semua orang, baik besar maupun kecil, kaya maupun miskin, orang merdeka maupun budak, supaya mereka menerima suatu tanda di tangan kanan mereka, atau di dahi mereka, dan supaya tidak seorangpun dapat membeli atau menjual, selain dari pada mereka yang telah menerima tanda itu, yaitu nama binatang itu, atau bilangan namanya.” [Wahyu 13:16, 17] Peringatan malaikat yang ketiga adalah, “Dan jikalau seorang menyembah binatang itu dan patungnya dan menerima tandanya pada dahinya atau pada tangannya, maka orang itu akan meminum anggur murka Allah.” “Binatang” yang disebutkan dalam pekabaran ini, yang penyembahannya dipaksakan oleh binatang bertanduk dua, adalah binatang yang pertama, atau binatang yang menyerupai macan tutul dari Wahyu 13, yaitu kepausan. “Patung binatang itu” melambangkan bentuk Protestanisme murtad yang akan berkembang ketika gereja-gereja Protestan mencari bantuan dari kekuasaan sipil untuk menegakkan dogma-dogma mereka. “Tanda binatang” masih harus dijelaskan. GC88 445.2

“Setelah peringatan terhadap penyembahan binatang itu dan patungnya, nubuatan itu menyatakan, ‘Inilah mereka yang menuruti perintah-perintah Allah dan iman kepada Yesus.’ Karena mereka yang menuruti perintah-perintah Allah ditempatkan secara bertolak belakang dengan mereka yang menyembah binatang itu dan patungnya serta menerima tandanya, maka ketaatan terhadap hukum Allah, di satu sisi, dan pelanggarannya, di sisi lain, akan membuat perbedaan antara para penyembah Allah dan para penyembah binatang itu.” GC88 445.3

Di sini anda saksikan bahwa usaha penyatuan dunia seperti ini, yang telah diadakan untuk mendatangkan damai dan ketentraman daripada kekacauan yang ada sekarang, sebaliknya bahkan akan mendatangkan masa kesusahan yang lebih besar. Mengapa? -- Sebab walaupun binatang itu mungkin berhasil membawa Komunisme dan Kapitalisme kepada persetujuan bersama, dan menyebabkan mereka menyembah sujud kepada patung binatang itu, namun orang-orang yang nama-namanya tercatat di dalam Kitab Hayat Anak Domba tidak pernah akan mau mematuhinya. Dari sini anda dapat saksikan bahwa seluruh rencana itu adalah dikendalikan oleh suatu kekuatan gaib yang tujuannya ialah untuk memboikot umat Allah. Tetapi bagaimanapun juga mereka itu akan dilepaskan.

Bilamana keputusan dari binatang itu keluar bahwa tidak seorang pun boleh berbelanja atau berjualan, dan harus dibunuh bagi mereka yang tidak mau mematuhinya, maka hanya Allah saja yang dapat melindungi umat-Nya, yaitu orang-orang yang nama-namanya ada tersurat di dalam “Kitab Itu.”

Bilamana hal ini jadi, yang mana tidak jauh lagi di seberang khatulistiwa sana, maka orang-orang yang nama-namanya ada tertulis di dalam “Kitab Hayat” akan dilepaskan, tetapi semua orang lainnya akan kelak menerima tanda binatang itu. Tidak akan ada tempat berdiri di tengah, ataupun kelas orang-orang yang netral.

Rabu, 19 Juni

Hujan Awal dan Hujan Akhir


Bacalah Yoel 2;21-24 dan Kisah Para Rasul 2:1-4, 41-47. Ramalan apa yang digenapi pada abad pertama? Apakah dampak yang ditimbulkannya?

“Selama zaman bapa-bapa leluhur, pengaruh Roh Kudus telah sering dinyatakan dengan cara yang nyata, tetapi tidak pernah dalam kepenuhannya. Sekarang, dalam penurutan kepada firman Juruselamat, murid-murid memanjatkan doa mereka untuk karunia ini, dan di surga Kristus menambahkan pengantaraan-Nya. Ia menuntut karunia Roh, supaya Ia dapat mencurahkannya kepada umat-Nya. AA 37.3

“‘Ketika hari Pentakosta telah tiba, mereka semua berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba terdengarlah suara dari langit seperti angin ribut yang menderu-deru, dan suara itu memenuhi seluruh rumah di mana mereka sedang duduk.’ AA 37.4

“Roh Kudus turun ke atas murid-murid yang menanti-nantikan dan berdoa dengan sungguh-sungguh yang menjangkau setiap hati. Dia yang Tak Terbatas itu menyatakan diri-Nya dalam kuasa kepada gereja-Nya. Seolah-olah selama berabad-abad pengaruh ini telah tertahan, dan sekarang Surga bersukacita karena dapat mencurahkan kepada jemaat kekayaan kasih karunia Roh. Dan di bawah pengaruh Roh Kudus, kata-kata penyesalan dan pengakuan berbaur dengan nyanyian pujian atas dosa-dosa yang telah diampuni. Kata-kata ucapan syukur dan nubuat terdengar. Seluruh surga menunduk untuk melihat dan mengagumi hikmat dari kasih yang tak tertandingi dan tak terpahami. Karena takjub, rasul-rasul berseru, “Inilah kasih itu.” Mereka meraih karunia yang diberikan. Dan apa yang terjadi selanjutnya? Pedang Roh, yang baru saja diasah dengan kuasa dan bermandikan cahaya dari surga, menebas ketidakpercayaan. Ribuan orang bertobat dalam sehari.” AA 38.1

Baca Zakharia 4:6: Zakharia 10:1; Hosea 6:3; dan Yakobus 5:7, 8. Menurut ayat-ayat ini, bagaimanakah pekerjaan Allah di bumi akan diselesaikan?

Dalam bidang alamiah, hujan awal itu memecahkan dan membuat benih bertunas, dan hujan akhir menghantarkan daun kepada perkembangannya yang penuh. Demikian pula dalam bidang kerohanian, “hujan awal itu” harus menunjukkan suatu pekabaran kiriman surga untuk menumbuhkan benih rohani, dan “hujan akhir”, adalah sebuah pekabaran yang menyusul untuk mematangkan butir-butir bagi penuaian rohani. Dalam menghantarkan penerima sedemikian ini kepada kematangan kebenaran yang penuh, maka hujan awal maupun hujan akhir melambangkan dua guru kebenaran. Oleh sebab itu, dalam aplikasi yang lengkap, kedua hujan akhir zaman itu bukan saja merupakan curahan kebenaran Pentakosta pendahuluan yang pertama, yaitu ajaran-ajaran Kristus di zaman-Nya, sebagai contoh, melainkan juga merupakan curahan awal dari kebenaran Pentakosta pendahuluan yang terakhir, yaitu kebenaran tambahan di zaman kita, yaitu contoh saingan. Pertama-tama harus ada pengungkapan kebenaran Pentakosta sebelum dapat diberikan kuasa Pentakosta untuk memberitakannya : “Maka akan jadi kelak kemudian (sesudah hujan awal dan hujan akhir itu)”, demikian firman Dia Yang Maha Tahu itu, “bahwa Aku akan menuangkan Roh-Ku atas segala manusia.” Yoel 2 : 28

Sesuai dengan itu, maka kedua manifestasi Roh Suci ini tampaknya tidak terpisahkan. Yang pertama mengembangkan suatu umat dengan cara mengajarkan mereka dalam kebenaran; yang kedua mematangkan mereka sepenuhnya, dan memakaikan kepada mereka kuasa untuk memberitakan kebenaran itu dalam kebenaran. Dengan sendirinya, akan diberikan dalam tahap pertama pekerjaan itu “seorang guru kebenaran” yang melatih suatu bala tentara pembantu guru kebenaran bagi pelaksanaan tahap yang kedua.

Oleh karena harus ada suatu ungkapan kebenaran di zaman rasul-rasul, di zaman Nyonya White, dan di zaman kita, maka tepatlah yang dikatakan oleh The Desire of Ages, bahwa pada waktu itu (sewaktu ia itu ditulis) hujan awal adalah “hujan” kebenaran di zaman rasul-rasul. Tetapi karena pada waktu ini hujan awal itu bukan saja merupakan kebenaran dari zaman rasul-rasul, melainkan juga kebenaran dari zaman Nyonya White, maka tepatlah Tongkat Gembala dalam mengatakan, bahwa tulisan-tulisannya itu adalah “hujan awal” di waktu ini, dan bahwa hujan akhir, seperti yang ditunjukkan oleh Yoel, adalah langsung diaplikasikan kepada pekabaran yang terakhir -- yaitu pekabaran zaman ini (Yoel 2 : 23). Dengan demikian hanya (dengan hujan awal yang berupa tulisan-tulisan Nyonya White itu, dan “hujan akhir” yang berupa Tongkat Gembala itu) dapatlah keduanya baik hujan awal maupun hujan akhir turun pada waktu yang sama, seperti yang dipersyaratkan oleh Yoel 2 : 23. Dan karena kuasa Roh Suci itu adalah menyusul kemudian daripada hujan awal dan hujan akhir, maka kuasa itu belum lagi datang.

Zakharia 10:1 – “Pintalah olehmu hujan daripada Tuhan dalam musim hujan akhir; dengan begitu Tuhan akan membuat awan-awan yang cerah; dan memberikan kepada mereka hujan ringan, kepada setiap rumput di padang.”



Semua kata-kata kiasan ini, sebagai anda ketahui, tidaklah digunakan oleh Ilham secara sembarangan saja, sebutan “hujan akhir” harus memiliki pengertiannya yang khusus dan tepat. Ilham memilih untuk menggunakan sebutan “hujan” sebab hujan membuat banyak hal bertumbuh dan membawakan hasil penuaian yang berlimpah. Sebutan “akhir” menunjukkan kepada hujan yang terakhir sebelum penuaian, yaitu hujan yang melengkapi masaknya dan yang mematangkan biji.

Oleh karena itu, Kebenaran hujan akhir, adalah yang terakhir, ia itu yang akan mematangkan umat Allah bagi masa penuaian, bagi masa dimana Allah akan memisahkan gandum daripada lalang (Matius 13 : 30), memisahkan anak-anak dara yang bijaksana daripada anak-anak dara yang bodoh (Matius 25 : 1 - 12), memisahkan ikan yang baik daripada ikan yang jelek (Matius 13 : 47, 48), dan memisahkan domba daripada kambing (Matius 25 : 32, 33). Tegasnya, penuaian ialah masa pembersihan, masa Pengadilan, atau Hari Grafirat contoh saingan, hari dimana orang-orang berdosa akan disingkirkan. Oleh karena itu, hujan akhir rohaniah ini adalah akan terlaksana bagi sidang sama dengan yang dilakukan hujan akhir alamiah bagi ladang. Tanpa adanya hujan akhir ini, orang-orang suci tak dapat masak bagi lumbung Sorga, dan juga lalang-lalang tidak siap untuk dibakar. Oleh karena itu, dengan "hujan akhir," dilukiskan curahan Kebenaran yang terakhir. Dan juga, bagian Kebenaran yang terakhir ini harus datang secara bebas kepada setiap anggota sidang yang hidup pada masa menjelang masa penuaian sama seperti hujan turun kepada setiap rumput di ladang. Segera setelah sentuhan pematangan yang terakhir ini selesai dilaksanakan, maka sabit akan digunakan terhadap biji keemasan yang mahal itu. Namun hendaknya kita ingat bahwa ia itu tidak dibiarkan di ladang untuk membusuk, ia dimasukkan ke dalam "lumbung," (Kerajaan) sebaliknya lalanglalang dibakar, demikianlah firman Tuhan (Matius 13 : 30). Apakah yang dilambangkan oleh “hujan akhir” itu? Apakah ia itu Pekerjaan Kebenaran yang ajaib? Ataukah ia itu kuasa pekerjaan yang ajaib? Nabi Yoel menjelaskan, bahwa kuasa pekerjaan yang ajaib itu datang sesudah keduanya baik “hujan awal maupun hujan akhir.” Katanya : “Maka kemudian daripada itu (sesudah hujan awal dan hujan akhir -- Yoel 2 : 23) akan jadi kelak, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas segala manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, orang-orang tuamu akan bermimpi berbagai mimpi, orang-orang mudamu akan menyaksikan berbagai khayal: dan juga kepada segala hamba laki-laki dan kepada segala hamba perempuan pada masa itu akan Ku curahkan Roh-Ku.” Yoel 2 : 28, 29.

Maka jelaslah, bahwa “hujan akhir” ialah Pekerjaan Kebenaran yang ajaib yang membuat orang-orang suci menjadi masak bagi penuaian oleh mana mereka yang 144.000 itu akan merupakan buah-buah pertama (Wahyu 14 : 4). Kemudian, untuk dengan cepat mengumpulkan buah-buah kedua, maka Allah mencurahkan RohNya pada setiap orang suci buah pertama (ke atas “setiap rumput”) baik tua maupun muda, anak laki-laki maupun anak perempuan – bukan pada seorang di sini dan pada seorang di sana.

Kamis, 20 Juni

Seruan Keras


Baca Wahyu 18:1-4, Habakkuk 2:14, dan Matius 24:14. Bagaimana ayat - ayat ini mengatakan bahwa pekerjaan Allah di bumi akan digenapi ?

Saya melihat malaikat - malaikat bergegas-gegas hilir mudik di sorga, turun ke bumi, dan kembali naik ke sorga, mengadakan persiapan untuk kegenapan beberapa kejadian penting. Kemudian saya melihat malaikat hebat yang lain diperintahkan supaya turun ke bumi, untuk menyatukan suaranya dengan malaikat yang ketiga dan memberi kuasa dan kekuatan pada pekabarannya. Kuasa dan kemuliaan besar diberikan kepada malaikat itu, dan ketika ia turun, maka bumipun teranglah dengan kemuliaannya. Terang yang menyertai malaikat ini menembus kemana - mana, ketika ia berseru dengan dahsyat, dengan suara yang nyaring, “Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh - roh jahat, dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci.” Pekabaran tentang kejatuhan Bebel, sebagaimana yang diberikan oleh malaikat yang kedua, diulangi kembali dengan tambahan yang menyebutkan kejahatan yang telah masuk dalam gereja - gereja sejak tahun 1844. Pekerjaan malaikat ini datang pada saat yang tepat untuk bergabung dalam pekerjaan besar terakhir pekabaran malaikat yang ketiga ketika pekabaran itu berkembang menjadi seruan nyaring. Maka dengan demikian umat Allah dipersiapkan untuk berdiri pada saat pencobaan, yang tidak lama lagi mereka akan hadapi. Saya melihat suatu terang besar berada di atas mereka, dan mereka bersatu dengan tiada gentar memberitakan pekabaran malaikat yang ketiga.EW 277.1

Malaikat - malaikat disuruh untuk membantu malaikat yang hebat dari sorga itu, dan saya mendengar suara - suara yang terdengar dimana - mana, “Pergilah kamu, hai umatKu, pergilah daripadanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa - dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka - malapetakanya. Sebab dosa - dosanya telah bertimbun - timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.” Tampaknya pekabaran ini merupakan tambahan pada pekabaran yang ketiga, menggabungkannya sebagai seruan tengah malam yang menyertai pekabaran malaikat yang keuda pada tahun 1844. Kemuliaan Allah berdiam pada orang - orang kudus yang sabar menunggu, dan mereka dengan tiada gentar menyampaikan amaran khidmat yang terakhir, memberitakan kejatuhan Babel dan panggilan terhadap umat Allah supaya keluar dari dalamnya agar mereka boleh terlepas dari malapetaka - malapetakanya. EW 277.2

“Kita harus mengesampingkan rencana-rencana kita yang sempit dan mementingkan diri sendiri, mengingat bahwa kita memiliki sebuah pekerjaan yang paling besar dan paling penting. Dalam melakukan pekerjaan ini, kita sedang menyuarakan pesan-pesan malaikat pertama, kedua, dan ketiga, dan dengan demikian sedang dipersiapkan untuk kedatangan malaikat lain dari surga yang akan menerangi bumi dengan kemuliaannya.” 6T 406.5

"Malaikat yang bersatu dalam pemberitaan pesan malaikat ketiga adalah untuk menerangi seluruh bumi dengan kemuliaannya. Sebuah karya yang mencakup seluruh dunia dan kuasa yang tidak terduga telah dinubuatkan di sini. Gerakan kedatangan pada tahun 1840-44 adalah manifestasi yang mulia dari kuasa Allah; pekabaran malaikat pertama dibawa ke setiap stasiun misionaris di dunia, dan di beberapa negara terdapat minat religius terbesar yang pernah disaksikan di negeri manapun sejak Reformasi abad keenam belas; tetapi semua itu akan dilampaui oleh gerakan yang dahsyat di bawah peringatan terakhir dari malaikat yang ketiga. GC 611.1

Pekerjaan itu akan serupa dengan yang terjadi pada Hari Pentakosta..." GC 611.2

"Tentang Babel, pada waktu yang disebutkan dalam nubuat ini, dinyatakan: “Dosa-dosanya telah sampai ke langit, dan Allah telah mengingat kesalahan-kesalahannya.” Wahyu 18:5. Dia telah memenuhi takaran kesalahannya, dan kehancuran akan segera menimpanya. Tetapi Allah masih memiliki umat di Babel; dan sebelum penghakiman-Nya tiba, orang-orang yang setia ini harus dipanggil, agar mereka tidak mengambil bagian dalam dosa-dosanya dan “tidak menerima malapetaka-malapetakanya.” Oleh karena itu, gerakan yang dilambangkan oleh malaikat yang turun dari surga, menerangi bumi dengan kemuliaan-Nya dan berseru dengan suara nyaring, mengumumkan dosa-dosa Babel. Sehubungan dengan pesannya, terdengarlah seruan: “Keluarlah dari padanya, hai umat-Ku.” Pengumuman ini, yang disatukan dengan pekabaran malaikat yang ketiga, merupakan peringatan terakhir yang akan diberikan kepada penduduk bumi." GC 604.1

Jumat, 21 Juni

Pendalaman

“Babel dikatakan sebagai “ibu dari semua perempuan sundal”. Dengan anak-anak perempuannya harus dilambangkan gereja-gereja yang berpegang teguh pada doktrin dan tradisinya, dan mengikuti teladannya dalam mengorbankan kebenaran dan perkenanan Allah, untuk membentuk persekutuan yang melanggar hukum dengan dunia. Pekabaran Wahyu 14 yang mengumumkan kejatuhan Babel, harus diterapkan pada badan-badan keagamaan yang dulunya murni dan telah menjadi cemar. Karena pekabaran ini mengikuti peringatan tentang Penghakiman, maka pekabaran ini harus diberikan pada akhir zaman, oleh karena itu pekabaran ini tidak dapat mengacu kepada Gereja Roma, karena gereja tersebut telah berada dalam kondisi kejatuhan selama berabad-abad. Lebih jauh lagi, di dalam Wahyu pasal delapan belas, dalam sebuah pekabaran yang masih akan datang, umat Allah dipanggil untuk keluar dari Babel. Menurut tulisan suci ini, banyak umat Allah yang masih berada di Babel. Dan di dalam badan-badan keagamaan manakah sebagian besar pengikut Kristus sekarang dapat ditemukan? Tidak diragukan lagi, di berbagai gereja yang menganut iman Protestan. Pada masa kebangkitannya, gereja-gereja ini mengambil sikap yang mulia bagi Allah dan kebenaran, dan berkat-Nya menyertai mereka. Bahkan dunia yang tidak percaya pun dibatasi untuk mengakui hasil-hasil baik yang mengikuti penerimaan prinsip-prinsip Injil. Dalam perkataan nabi kepada Israel, “Kemasyhuranmu telah tersiar di antara bangsa-bangsa lain karena kecantikanmu, karena kecantikanmu telah menjadi sempurna oleh karena kemasyhuran-Ku yang telah Kutimpakan kepadamu, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” Tetapi mereka jatuh dalam keinginan yang sama yang menjadi kutuk dan kehancuran Israel, yaitu keinginan untuk meniru praktik-praktik dan menjalin persahabatan dengan orang-orang fasik. ‘Engkau mengandalkan kecantikanmu sendiri, dan mempermainkan perempuan sundal karena kemasyhuranmu.” GC88 382.3.