“Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.” KJV - 1 Tesalonika 4:16,17
“Melalui spiritisme banyak orang sakit, yang berduka, yang ingin tahu, sedang berhubungan dengan roh-roh jahat. Semua yang berusaha melakukan hal-hal ini sedang berada dalam daerah yang berbahaya. Perkataan kebenaran menyatakan bagaimana Allah menganggap mereka. Pada zaman purba ia menyatakan penghakiman yang keras pada seorang raja yang telah mengirim orang untuk minta nasihat pada orang kafir: “Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu ini pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron? Sebab itu beginilah firman Tuhan: Engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati.” 2 Raja-raja 1:3, 4. AA 290.1
“Ahli sihir pada zaman kekafiran mempunyai rekannya dalam alat-alat spiritisme, ahli tenung, dan ahli nujum untuk sekarang ini. Suara-suara yang ajaib yang berbicara di Endor dan di Efesus masih tetap oleh katakata dusta mereka menyesatkan anak-anak manusia. Sekiranya tirai itu dapat diangkat dari mata kita, kita dapat melihat malaikat-malaikat yang jahat mempergunakan segala kelicikan mereka untuk menipu dan membinasakan. Ke mana saja suatu pengaruh digunakan untuk menyebabkan manusia melupakan Allah, di sanalah Setan menggunakan kuasanya yang mempesonakan. Bila manusia menyerah kepada pengaruhnya, sebelum mereka sadar, pikiran menjadi bingung dan jiwa dicemarkan. Nasihat rasul kepada sidang di Efesus harus diperhatikan oleh umat Allah pada dewasa ini: “Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.” Efesus 5:11.AA 290.2
Bacalah Matius 10:28. Apakah yang seharusnya dikatakan oleh ayat ini tentang keabadian jiwa?
“Mereka yang setia kepada Allah tidak perlu takut kepada kekuatan manusia atau permusuhan Iblis. Di dalam Kristus, kehidupan kekal mereka terjamin. Satu-satunya ketakutan mereka adalah jangan sampai mereka menyerahkan kebenaran, dan dengan demikian mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan Allah kepada mereka.” DA 356.1
“Tidak ada satu pun di dalam Kitab Suci yang menyatakan bahwa orang benar akan mendapatkan pahala atau orang jahat akan mendapatkan hukuman pada saat kematian. Para bapa leluhur dan para nabi tidak meninggalkan jaminan seperti itu. Kristus dan rasul-rasul-Nya tidak memberikan petunjuk tentang hal itu. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa orang mati tidak langsung masuk surga. Mereka digambarkan sebagai orang yang sedang tidur sampai hari kebangkitan. 1 Tesalonika 4:14; Ayub 14:10-12. Pada hari ketika tali perak dilepaskan dan cawan emas dipecahkan (Pengkhotbah 12:6), pikiran manusia akan binasa. Mereka yang turun ke dalam kubur berada dalam keheningan. Mereka tidak tahu lagi apa pun yang dilakukan di bawah matahari. Ayub 14:21. Peristirahatan yang berbahagia bagi orang benar yang lelah! Waktu, baik panjang maupun pendek, hanyalah sesaat bagi mereka. Mereka tidur; mereka dibangunkan oleh sangkakala Allah menuju keabadian yang mulia. “Sebab sangkakala akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa .... Jadi apabila yang dapat binasa ini telah mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini telah mengenakan keabadian, maka akan genaplah yang tertulis: “Maut telah ditelan dalam kemenangan.” 1 Korintus 15:52-54. Ketika mereka dipanggil keluar dari tidur nyenyak mereka, mereka mulai memikirkan waktu di mana mereka berhenti. Perasaan terakhir adalah kepedihan karena kematian; pemikiran yang terakhir, bahwa mereka jatuh ke dalam kuasa kubur. Ketika mereka bangkit dari kubur, pemikiran gembira pertama mereka akan bergema dalam teriakan kemenangan: “Hai maut, di manakah sengatmu? Hai kubur, di manakah kemenanganmu?” Ayat 55.” GC 549.3
Bacalah Pengkhotbah 9:5; Ayub 7:7-9; dan Yesaya 8:19, 20. Apakah yang diajarkan ayat-ayat Alkitab ini kepada kita tentang kematian dan komunikasi dengan orang mati?
“Jika manusia mau menerima kebenaran yang dengan jelas dinyatakan dalam Alkitab mengenai sifat manusia dan keadaan orang mati, mereka akan melihat dalam klaim dan manifestasi spiritualisme pekerjaan Setan dengan kuasa dan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat palsu. Tetapi gantinya meninggalkan kebebasan yang begitu menyenangkan hati duniawi, dan meninggalkan dosa-dosa yang mereka cintai, banyak orang menutup mata mereka terhadap terang dan berjalan terus tanpa menghiraukan peringatan, sementara Setan menenun jeratnya di sekitar mereka, dan mereka menjadi mangsanya. “Karena mereka tidak menerima kasih kebenaran, supaya mereka diselamatkan,” karena itulah ‘Allah mendatangkan kesesatan atas mereka yang menyebabkan mereka percaya akan dusta.” 2 Tesalonika 2:10, 11. GC 559.1
Bacalah Mazmur 6:5, Mazmur 115:17, 1 Raja-raja 2:10, 1 Raja-raja 11:43, dan 1 Raja-raja 14:20. Apakah yang diajarkan ayat-ayat ini tentang keadaan orang mati?
“Apakah yang dikatakan Alkitab mengenai hal-hal ini? Daud menyatakan bahwa manusia tidak sadar dalam kematian. “Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya.” Mazmur 146:4. Salomo juga memberikan kesaksian yang sama: “orang yang hidup tahu, bahwa ia akan mati, tetapi orang yang mati tidak tahu apa-apa.” “Kasih mereka, kebencian mereka dan iri hati mereka telah lenyap, dan mereka tidak lagi mendapat bagian untuk selama-lamanya dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari.” “Tidak ada pekerjaan, tidak ada pertimbangan, tidak ada pengetahuan, tidak ada hikmat, di dalam kubur, ke mana pun engkau pergi.” Pengkhotbah 9:5, 6, 10. GC 545.3
“Ketika umur Hizkia diperpanjang lima belas tahun, sebagai jawaban atas doanya, raja yang penuh syukur ini mempersembahkan pujian kepada Allah atas rahmat-Nya yang besar. Dalam nyanyian ini, ia menceritakan alasan mengapa ia bersukacita: “Kubur tidak dapat memuji Engkau, maut tidak dapat memuji Engkau, mereka yang turun ke dalam dunia orang mati tidak dapat mengharapkan kebenaran-Mu. Orang yang hidup, yang masih hidup, akan memuji Engkau, seperti yang kulakukan pada hari ini.” Yesaya 38:18, 19. Teologi populer mengatakan bahwa orang benar yang mati berada di surga, masuk ke dalam kebahagiaan dan memuji Tuhan dengan lidah yang abadi; tetapi Hizkia tidak dapat melihat prospek yang mulia seperti itu dalam kematian. Dengan kata-katanya, ia setuju dengan kesaksian pemazmur: “Dalam maut tidak ada yang mengingat Engkau, di dalam kubur siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu?” “Bukan orang-orang mati akan memuji-muji TUHAN, dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi.” Mazmur 6:5; 115:17.” GC 546.1
Bacalah Daniel 12:2 dan Ayub 19:25, 26. Unsur-unsur apakah mengenai keadaan orang mati yang ditambahkan oleh ayat-ayat ini?
Apakah engkau sekarang menyadari bahwa bukan hanya masa kesusahan yang sudah di ambang pintu, tetapi juga kebangkitan istimewa ini? Apakah engkau benar-benar melihat bahwa pada masa kesusahan, ketika orang-orang kudus yang hidup dilepaskan, orang-orang mati yang bangkit “untuk hidup yang kekal”, juga dilepaskan dari kubur mereka? ... Tahukah engkau bahwa kebangkitan Daniel 12 tidak sama dengan kebangkitan dalam 1 Tesalonika dan Wahyu 20:5?
Rasul Paulus jelas berbicara tentang kebangkitan yang sama dengan Rasul Yohanes karena di dalamnya hanya orang-orang kudus yang dibangkitkan. Gambaran Paulus maupun Yohanes menjelaskan bahwa mereka bangkit pada permulaan masa seribu tahun. Hal ini dapat kita lihat dari fakta bahwa mereka hidup bersama Kristus selama seribu tahun, dan bahwa mereka diangkat untuk bertemu dengan Tuhan di angkasa, bahwa mereka sedang dalam perjalanan untuk hidup bersama Kristus selama seribu tahun itu, dan bukan Kristus bersama mereka.
Dalam Daniel 12:1-3 ada beberapa hal yang jelas terlihat: (1) Hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab-kitab itu yang akan dilepaskan; oleh karena itu, tidak ada orang yang “bodoh” di antara mereka; (2) Namun, mereka yang dibangkitkan adalah campuran, baik yang bodoh maupun yang bijaksana; (3) Pernyataan “dan mereka yang bijaksana [menyiratkan bahwa ada yang bodoh] akan bercahaya seperti cahaya cakrawala” menunjukkan bahwa mereka yang “bijaksana” ini berasal dari antara mereka yang dibangkitkan; (4) Bahwa jika orang-orang bijaksana berasal dari antara mereka yang dibangkitkan dan membawa banyak orang kepada kebenaran, maka mereka harus dibangkitkan pada masa kasihan, pada masa penyelamatan.
“Pekerjaanmu, pekerjaanku, tidak akan berhenti dengan kehidupan ini. Untuk sementara waktu kita dapat beristirahat di dalam kubur, tetapi ketika panggilan itu tiba, kita akan melanjutkan pekerjaan kita sekali lagi di dalam Kerajaan Allah,." – Testimonies, Jilid 7, hal. 17.
Bacalah Johannes 11:11-14, 21-25; 2 Timotius 1:10; 1 Korintus 15:51-54; dan 1 Tesalonika 4:15-17. Bagaimana gambaran para penulis Perjanjian Baru tentang kematian dibandingkan dengan gambaran dalam Perjanjian Lama?
“Bagi orang percaya, kematian hanyalah merupakan suatu perkara kecil. Kristus berbicara tentang itu seakan-akan hal itu hanya sesaat lamanya. “Sesungguhnya barangsiapa menuruti Firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut,” “tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” Bagi orang Kristen, kematian hanyalah tidur saja, suatu saat ketenangan dan kegelapan. Hidup terlindung dengan Kristus dalam Allah, dan “apabila Kristus yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.” Yoh. 8:51, 52; Kol. 3:4. DA 787.1
“Suara yang berseru dari salib, “Sudah selesai,” kedengaran di antara orang mati. Suara itu menembusi dinding kubur, dan memanggil orang yang tidur untuk bangkit. Demikianlah akan terjadi bila suara Kristus akan kedengaran dari surga. Suara itu akan menembusi kubur yang tidak berpalang, dan orang mati dalam Kristus akan bangkit. Pada waktu Juruselamat bangkit, beberapa kubur terbuka, tetapi ketika Ia datang kedua kalinya semua orang mati yang mulia itu akan mendengar suara-Nya, dan akan keluar kepada hidup yang mulia dan baka. Kuasa yang sama yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati akan membangkitkan jemaat-Nya, dan memuliakannya dengan Dia, jauh lebih tinggi daripada segala pemerintah dan segala penguasa, dan jauh lebih tinggi daripada setiap orang yang ternama, bukan saja di dunia ini, tetapi juga di dunia yang akan datang.” DA 787.2
“Pada hari Pentakosta, Petrus menyatakan bahwa Daud, bapa bangsa itu, “telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini.” “Sebab bukan Daud yang naik ke surga.” (Kisah 2:29,34). Fakta bahwa Daud tinggal di dalam kubur sampai hari kebangkitan, membuktikan bahwa orang-orang benar tidak pergi ke surga pada waktu meninggal. Hanya melalui kebangkitan, dan oleh jasa dengan fakta bahwa Kristus telah bangkit, Daud pada akhirnya kelak bisa duduk di sebelah kanan Allah. GC 546.2
“Dan Rasul Paulus berkata, “Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup di dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati di dalam Kristus.” (1 Korintus 15:16-18). Jika selama empat ribu tahun orang-orang benar pergi langsung ke surga pada waktu meninggal, mengapa Rasul Paulus mengatakan bahwa jika tidak ada kebangkitan, “binasa juga orang-orang yang mati di dalam Kristus?” Tidak diperlukan kebangkitan.” GC 546.3
Bacalah Matius 24:5, 11, 24; 2 Tesalonika 2:7-9; Wahyu 13:13, 14; dan Wahyu 16:13, 14. Tipu daya macam apa yang akan dihadapi manusia di akhir zaman?
“Orang-orang ini mengabaikan kesaksian Kitab Suci tentang keajaiban-keajaiban yang dibuat oleh Iblis dan agen-agennya. Dengan bantuan Iblis, ahli-ahli sihir Firaun dimampukan untuk memalsukan pekerjaan Allah. Paulus bersaksi bahwa sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali, akan ada manifestasi kuasa setan yang sama. Kedatangan Tuhan akan didahului dengan “pekerjaan Iblis dengan segala kuasa dan tanda dan perbuatan-perbuatannya yang penuh tipu daya dan mujizat-mujizatnya yang penuh tipu muslihat.” 2 Tesalonika 2:9, 10. Dan rasul Yohanes, yang menggambarkan kuasa yang melakukan mujizat yang akan dimanifestasikan di akhir zaman, menyatakan “ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya.” Wahyu 13:13, 14. Tidak diramalkan adanya penipuan semata-mata di sini. Manusia ditipu oleh mujizat-mujizat yang dapat dilakukan oleh agen-agen Iblis, bukan oleh apa yang mereka pura-pura lakukan.” GC 553.2
Mengapa mempercayai emosi kita itu berbahaya? Peran apakah yang dimainkannya, baik dan buruk, dalam pengalaman iman kita? Bagaimanakah Iblis dapat mengabaikan proses berpikir kita dan memanfaatkan perasaan kita?
“Raja kegelapan, yang telah begitu lama mengerahkan kuasa pikirannya untuk melakukan penipuan, dengan terampil menyesuaikan godaannya kepada manusia dari semua kelas dan kondisi. Kepada orang-orang yang berbudaya dan beradab, ia menyajikan spiritualisme dalam aspek-aspeknya yang lebih halus dan intelektual, dan dengan demikian berhasil menarik banyak orang ke dalam jeratnya. Hikmat yang diberikan oleh spiritualisme adalah hikmat yang digambarkan oleh rasul Yakobus, yang “tidak turun dari atas, tetapi bersifat duniawi, dari nafsu manusia, dan jahat.” Yakobus 3:15. Namun, hal ini disembunyikan oleh si penipu besar itu ketika penyembunyian itu sesuai dengan tujuannya. Dia yang dapat tampil dengan pakaian yang penuh dengan kecemerlangan serafim surgawi di hadapan Kristus di padang gurun pencobaan, datang kepada manusia dengan cara yang paling menarik seperti malaikat terang. Ia menarik perhatian dengan penyajian tema-tema yang meningkatkan pikiran; ia memikat hati dengan pemandangan-pemandangan yang memukau; dan ia membangkitkan perasaan dengan penggambarannya yang fasih tentang cinta dan kasih. Dia menggairahkan imajinasi ke angan-angan yang tinggi, menuntun manusia untuk mengambil kebanggaan yang begitu besar dalam kebijaksanaan mereka sendiri sehingga di dalam hati mereka meremehkan Dia Yang Kekal itu. Makhluk perkasa yang dapat membawa Penebus dunia ke gunung yang sangat tinggi dan membawa ke hadapan-Nya semua kerajaan di bumi dan kemuliaan mereka, akan memberikan pencobaan-pencobaannya kepada manusia dengan cara yang menyesatkan akal budi semua orang yang tidak dilindungi oleh kuasa ilahi.” GC 553.3
Baca Matius 24:23-27; 2 Korintus 11:13,14; dan 2 Tesalonika 2:9-12?
Apakah yang dikatakan ayat-ayat ini kepada kita tentang kuasa Iblis yang menipu dan cara kerjanya?
“Jika tidak ada bukti lain tentang karakter spiritualisme yang sebenarnya, seharusnya cukup bagi orang Kristen bahwa roh-roh itu tidak membuat perbedaan antara kebenaran dan dosa, antara rasul-rasul Kristus yang paling mulia dan murni dan hamba-hamba Iblis yang paling jahat. Dengan menggambarkan manusia yang paling hina berada di surga, dan sangat ditinggikan di sana, Setan berkata kepada dunia: “Tidak peduli seberapa jahatnya kamu; tidak peduli apakah kamu percaya atau tidak percaya kepada Allah dan Alkitab. Hiduplah sesukamu; surga adalah rumahmu.” Guru-guru rohaniwan secara virtual menyatakan: “Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata Tuhan, dan Ia berkenan kepada mereka; atau, di manakah Allah yang menghakimi?” Maleakhi 2:17. Demikianlah firman Tuhan: “Celakalah mereka yang menyebut yang jahat itu baik, dan yang baik itu jahat, yang menjadikan kegelapan sebagai terang, dan terang sebagai kegelapan.” Yesaya 5:20. GC 556.3
“Para rasul, yang dipersonifikasikan oleh roh-roh pendusta ini, dibuat untuk bertentangan dengan apa yang mereka tuliskan atas perintah Roh Kudus ketika mereka berada di bumi. Mereka menyangkal asal-usul ilahi dari Alkitab, dan dengan demikian meruntuhkan fondasi pengharapan orang Kristen dan memadamkan terang yang menunjukkan jalan ke surga. Setan membuat dunia percaya bahwa Alkitab hanyalah fiksi belaka, atau setidaknya sebuah buku yang cocok untuk umat yang masih dalam masa pertumbuhan, tetapi sekarang dianggap enteng, atau dikesampingkan sebagai sesuatu yang sudah usang. Dan untuk menggantikan firman Allah, ia mengulurkan manifestasi spiritual. Inilah saluran yang sepenuhnya berada di bawah kendalinya; dengan cara ini dia dapat membuat dunia percaya apa yang dia kehendaki. Kitab yang akan menghakimi dia dan para pengikutnya dia letakkan di tempat teduh, tepat di tempat yang dia inginkan; Juruselamat dunia dia jadikan tidak lebih dari seorang manusia biasa. Dan sebagaimana penjaga Romawi yang menjaga kubur Yesus menyebarkan laporan dusta yang diucapkan oleh para imam dan tua-tua untuk menyangkal kebangkitan-Nya, demikian pula orang-orang yang percaya pada manifestasi rohani berusaha membuat seolah-olah tidak ada yang ajaib dalam situasi kehidupan Juruselamat kita. Setelah berusaha menempatkan Yesus di latar belakang, mereka menarik perhatian pada mukjizat-mukjizat mereka sendiri, dan menyatakan bahwa mukjizat-mukjizat itu jauh melebihi karya Kristus. GC 557.1
“Memang benar bahwa spiritualisme sekarang sedang mengubah bentuknya dan, dengan menutupi beberapa ciri-ciri yang lebih tidak menyenangkan, mengambil kedok Kristen. Tetapi ucapan-ucapannya dari mimbar dan pers telah ada di hadapan publik selama bertahun-tahun, dan dalam hal ini karakternya yang sebenarnya terungkap. Ajaran-ajaran ini tidak dapat disangkal atau disembunyikan.” GC 557.2
“Tetapi tidak ada yang perlu tertipu oleh klaim-klaim dusta spiritualisme. Allah telah memberikan terang yang cukup kepada dunia untuk memampukan mereka mengenali jerat itu. Seperti yang telah ditunjukkan, teori yang menjadi dasar dari spiritualisme bertentangan dengan pernyataan-pernyataan yang paling jelas dari Alkitab. Alkitab menyatakan bahwa orang mati tidak tahu apa-apa, bahwa pikiran mereka telah binasa; mereka tidak mendapat bagian dalam apa pun yang terjadi di bawah matahari; mereka tidak tahu apa-apa tentang sukacita dan dukacita orang-orang yang mereka sayangi di dunia ini. GC 556.1
“Lebih jauh lagi, Allah secara tegas melarang semua komunikasi pura-pura dengan roh-roh yang telah meninggal. Pada zaman orang Ibrani, ada sekelompok orang yang mengklaim, seperti halnya para spiritualis masa kini, bahwa mereka dapat berkomunikasi dengan orang mati. Tetapi “roh-roh peramal”, demikian sebutan bagi para pengunjung dari dunia lain ini, dinyatakan oleh Alkitab sebagai “roh-roh jahat”. (Bandingkan Bilangan 25:1-3; Mazmur 106:28; 1 Korintus 10:20; Wahyu 16:14). Pekerjaan yang berurusan dengan roh-roh peramal dinyatakan sebagai kekejian bagi Tuhan, dan dengan sungguh-sungguh dilarang dengan ancaman hukuman mati. Imamat 19:31; 20:27. Nama ilmu sihir sekarang dianggap jijik. Klaim bahwa manusia dapat melakukan hubungan dengan roh-roh jahat dianggap sebagai dongeng dari Abad Kegelapan. Tetapi spiritualisme, yang jumlah pemeluknya mencapai ratusan ribu, bahkan jutaan, yang telah masuk ke dalam lingkungan ilmiah, yang telah menyerbu gereja-gereja, dan telah mendapat dukungan dari badan-badan legislatif, dan bahkan dari istana raja-raja, – penipuan raksasa ini hanyalah kebangkitan kembali, dengan penyamaran yang baru, dari ilmu sihir yang dikutuk dan dilarang pada masa lampau.” GC 556.2