Isu Utama: Kasih atau Keegoisan?

Pelajaran 2, Triwulan 2, 6-12 April 2024.

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
Download Pdf

Sabat Sore, 6 April

Ayat Hafalan:

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” KJV - Yesaya 41 : 10


Nubuatan Juruselamat mengenai pelaksanaan penghakiman terhadap Yerusalem masih akan ada lagi kegenapannya yang lain, di mana kehancuran yang dahsyat hanya merupakan suatu bayangan saja. Dalam nasib buruk kota pilihan itu kita boleh melihat kebinasaan dunia yang telah menolak kemurahan Allah dan menginjak-injak hukum-Nya. Begitu gelapnya catatan penderitaan umat manusia, yang pernah disaksikan oleh dunia ini selama kejahatannya yang sudah berabad-abad. Hati menjadi sakit dan pikiran melemah dalam merenungkan hal itu. Sungguh mengerikan akibat dari penolakan kuasa Surga. Tetapi yang lebih gelap lagi akan dinyatakan dalam nubuatan masa yang akan datang. Catatan-catatan masa lalu rentetan panjang kegemparan, pertikaian, dan revolusi, "setiap sepatu tentera yang berderap dan setiap jubah yang berlumuran darah," (Yesaya 9:5) — semuanya tidak berarti bila dibandingkan dengan kengerian pada hari itu bilamana Roh Allah yang menahan ditarik dari orang jahat, dan tidak lagi menahan meledaknya nafsu manusia dan murka Setan! Kemudian, dunia ini akan melihat akibat dari pemerintahan Setan yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. GC 36.2

Minggu, 7 April

Juruselamat yang Patah Hati


Bacalah Lukas 19:41-44; Matius 23:37, 38; dan Yohanes 5:40. Apakah yang ayat-ayat ini katakan kepada Anda tentang sikap Yesus terhadap umat-Nya dan tanggapan mereka terhadap undangan kasih karunia dan belas kasihan-Nya? Penyingkapan karakter Allah yang Anda lihat?

"Anak Allah sendiri diutus untuk memohon kepada kota yang tidak mau bertobat itu. Kristuslah yang telah membawa Israel sebagai pohon anggur yang baik keluar dari Mesir. Mazmur 80:8. Tangan-Nya sendiri telah mengusir bangsa-bangsa kafir dari hadapannya. Ia telah menanamnya “di bukit yang subur”. Penjagaan-Nya telah melindunginya. Hamba-hamba-Nya telah diutus untuk memeliharanya. “Apakah yang dapat diperbuat lagi pada kebun anggur-Ku,” Dia berseru, “yang belum Kulakukan terhadapnya?” Yesaya 5:1-4. Meskipun ketika Ia melihat bahwa kebun itu akan menghasilkan buah anggur yang baik, ternyata kebun itu menghasilkan buah anggur yang masam, namun dengan harapan yang masih mengharapkan buah yang baik, Ia datang sendiri ke kebun anggur-Nya, jika sekiranya kebun itu dapat diselamatkan dari kebinasaan. Ia menggali di sekeliling pokok anggur-Nya; Ia memangkas dan memeliharanya. Ia tidak pernah lelah dalam usaha-Nya untuk menyelamatkan pokok anggur yang ditanam-Nya sendiri itu.” GC 19.2

“Memandang ke masa depan, Dia melihat umat perjanjian yang tercerai-berai di berbagai negeri, “seperti reruntuhan kapal di pantai padang pasir.” Dalam hukuman duniawi yang akan menimpa anak-anaknya, Ia melihat tegukan pertama dari cawan murka Allah, yang pada penghakiman terakhir ia harus menghabiskan seluruh isi cawan murka Allah itu. Belas kasihan Ilahi, kerinduan kasih, terungkap dalam kata-kata yang menyedihkan: “Hai Yerusalem, hai Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu, betapa seringnya Aku mengumpulkan anak-anakmu, seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi engkau tidak mau.” Seandainya engkau, bangsa yang lebih disukai daripada bangsa-bangsa lain, mengetahui waktu penghukumanmu, dan hal-hal yang menjadi bagian dari kedamaianmu! Aku telah menahan malaikat keadilan, Aku telah memanggil engkau untuk bertobat, tetapi sia-sia. Bukan hanya hamba-hamba, utusan-utusan, dan nabi-nabi, yang telah engkau tolak dan abaikan, tetapi juga Yang Mahakudus dari Israel, Penebusmu. Jika engkau dibinasakan, engkau sendirilah yang bertanggung jawab. “Kamu tidak mau datang kepada-Ku, supaya kamu beroleh hidup.” Matius 23:37; Yohanes 5:40." GC 21.2

“Murid-murid telah dipenuhi dengan kekaguman dan keheranan atas nubuat Kristus tentang keruntuhan Bait Suci, dan mereka ingin memahami lebih jauh makna dari perkataan-Nya. Kekayaan, tenaga kerja, dan keahlian arsitektur telah digunakan dengan bebasnya selama lebih dari empat puluh tahun untuk menambah kemegahan Bait Suci itu. Herodes yang Agung telah mencurahkan kekayaan Romawi dan harta Yahudi, dan bahkan kaisar dunia pun telah memperkayanya dengan hadiah-hadiahnya. Balok-balok marmer putih yang sangat besar, dengan ukuran yang luar biasa, yang dikirim dari Roma untuk tujuan ini, menjadi bagian dari strukturnya; dan untuk itu murid-murid menarik perhatian Guru mereka, dengan berkata: “Lihatlah, betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya bangunan-bangunan yang ada di sini!” Markus 13:1. GC 24.3

“Terhadap perkataan itu, Yesus memberikan jawaban yang sungguh-sungguh dan mengejutkan: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya, tidak akan ada satu batu pun yang akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan.” Matius 24:2.” GC 25.1

Bacalah Matius 24:15-20. Petunjuk apakah yang diberikan Yesus kepada umat-Nya untuk menyelamatkan mereka dari kehancuran Yerusalem yang akan datang?

“Yesus menyatakan kepada murid-murid yang mendengarkan tentang penghakiman yang akan menimpa bangsa Israel yang murtad, dan terutama pembalasan yang akan menimpa mereka atas penolakan dan penyaliban Mesias. Tanda-tanda yang jelas akan mendahului puncak yang mengerikan itu. Saat yang ditakuti itu akan datang dengan tiba-tiba dan cepat. Dan Juruselamat memperingatkan para pengikut-Nya: “Apabila kamu melihat pembinasa yang keji itu, yang diberitakan oleh nabi Daniel, berdiri di tempat kudus, (barangsiapa yang membacanya, hendaklah ia memahaminya), maka hendaklah semua orang yang ada di Yudea melarikan diri ke gunung-gunung.” Matius 24:15, 16; Lukas 21:20, 21. Ketika panji-panji penyembahan berhala bangsa Romawi akan didirikan di tanah suci, yang terbentang beberapa ratus meter di luar tembok kota, maka para pengikut Kristus akan menyelamatkan diri dengan melarikan diri. Ketika tanda peringatan itu terlihat, mereka yang akan melarikan diri tidak boleh menunda-nunda. Di seluruh tanah Yudea, dan juga di Yerusalem sendiri, tanda untuk melarikan diri harus segera ditaati. Barangsiapa yang kebetulan berada di atas sotoh rumah tidak boleh turun dan masuk ke dalam rumahnya, bahkan untuk menyelamatkan harta bendanya yang paling berharga sekalipun. Mereka yang sedang bekerja di ladang atau kebun anggur tidak boleh meluangkan waktu untuk kembali mengambil pakaian luar yang disisihkan ketika mereka harus bekerja di tengah teriknya siang hari. Mereka tidak boleh ragu-ragu sedikit pun, supaya mereka tidak terlibat dalam kebinasaan yang menyeluruh itu.” GC 25.4

Senin, 8 April

Orang Kristen Dipelihara secara Menyeluruh


“Tidak ada seorang Kristen pun yang binasa dalam kehancuran Yerusalem. Kristus telah memberikan peringatan kepada murid-murid-Nya, dan semua orang yang percaya kepada perkataan-Nya memperhatikan tanda yang dijanjikan itu. “Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara,” kata Yesus, “ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Maka hendaklah orang-orang yang ada di Yudea melarikan diri ke gunung-gunung, dan orang-orang yang ada di tengah-tengahnya hendaklah meninggalkannya.” Lukas 21:20, 21. Setelah pasukan Romawi di bawah pimpinan Cestius mengepung kota itu, mereka tiba-tiba membatalkan pengepungan itu ketika segala sesuatunya tampak menguntungkan untuk melakukan serangan langsung. Mereka yang terkepung, yang putus asa karena tidak akan berhasil melakukan perlawanan, sudah mau menyerah, ketika jenderal Roma itu menarik pasukannya tanpa alasan yang jelas. Tetapi pemeliharaan Allah yang penuh belas kasihan mengarahkan peristiwa-peristiwa itu untuk kebaikan umat-Nya. Tanda yang dijanjikan telah diberikan kepada orang-orang Kristen yang menantikan, dan sekarang sebuah kesempatan ditawarkan kepada semua orang yang mau, untuk menaati peringatan Juruselamat. Kejadian-kejadian yang terjadi telah diatur sedemikian rupa sehingga baik orang Yahudi maupun orang Romawi tidak boleh menghalangi pelarian orang-orang Kristen. Setelah mundurnya Cestius, maka orang-orang Yahudi, yang meninggalkan Yerusalem, mengejar pasukannya yang mundur; dan ketika kedua belah pihak itu terlibat pertempuran, orang-orang Kristen memiliki kesempatan untuk meninggalkan kota itu. Pada saat itu, negeri itu juga telah dibersihkan dari musuh-musuh yang mungkin berusaha untuk menghadang mereka. Pada saat pengepungan itu, orang-orang Yahudi berkumpul di Yerusalem untuk merayakan Hari Raya Pondok Daun, dan dengan demikian orang-orang Kristen di seluruh negeri dapat melarikan diri tanpa gangguan. Tanpa menunda-nunda mereka melarikan diri ke tempat yang aman, yaitu ke kota Pella, di tanah Perea, di seberang sungai Yordan. GC 30.2

Bacalah Mazmur 46:1 dan Yesaya 41:10. Apakah yang ayat-ayat ini katakan kepada kita tentang pemeliharaan Allah? Lihat juga Ibrani 11:35-38.

“Barangsiapa menyerahkan jiwanya kepada Yesus, ia tidak usah kuatir. Kita memiliki Juruselamat Yang Maha Kuasa. Dengan memandang kepada Yesus, Sang Pencipta dan Penyempurna imanmu, engkau dapat berkata, ‘Allah adalah tempat perlindungan dan kekuatan kita, penolong yang nyata dalam kesesakan. Karena itu, kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah dan gunung-gunung guncang di dalam laut, sekalipun ribut dan bergolak airnya, sekalipun gunung-gunung berguncang oleh karena gelombang-gelombangnya.” ST 3 Januari 1906, par. 3

“Jangan berpikir bahwa kehidupan Kristen adalah kehidupan yang bebas dari pencobaan. Pencobaan-pencobaan akan datang kepada setiap orang Kristen. Baik orang Kristen maupun orang yang tidak menerima Kristus sebagai pemimpinnya akan mengalami ujian. Perbedaannya adalah orang yang tidak menerima Kristus itu melayani seorang raja yang lalim, melakukan pekerjaan yang kejam, sedangkan orang Kristen melayani Dia yang telah mati untuk memberikan hidup yang kekal. Janganlah memandang pencobaan sebagai sesuatu yang aneh, tetapi sebagai sarana untuk memurnikan dan menguatkan kita. “Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.” Yakobus menyatakan, “Ketahuilah ini, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.” ST 3 Januari 1906, par. 4

Selasa, 9 April

Setia di Tengah Penganiayaan


Bacalah Kisah para rasul 2:41; 4:4; 5:42 dan 8:1-8. Apakah yang diajarkan oleh ayat-ayat ini kepada kita tentang tantangan-tantangan yang dihadapi oleh gereja Perjanjian baru dan mengapa gereja bertumbuh dengan cepat?

“Ketika Roh Kudus dicurahkan ke atas jemaat mula-mula, jemaat saling mengasihi. "Mereka ... menyantap makanan mereka dengan sukacita dan dengan hati yang tulus, sambil memuji Allah dan disukai oleh semua orang, dan setiap hari Tuhan menambahkan ke dalam jemaat jumlah yang harus diselamatkan." Orang-orang Kristen mula-mula yang masih primitif itu hanya berjumlah sedikit, tanpa kekayaan atau kehormatan, namun mereka memiliki pengaruh yang besar. Terang dunia memancar dari mereka. Mereka adalah ancaman bagi para pelaku kejahatan di mana pun karakter dan doktrin mereka dikenal. Karena alasan ini mereka dibenci oleh orang-orang jahat dan dianiaya bahkan sampai mati. 5T 239.3

“Standar kekudusan pada zaman sekarang adalah sama seperti pada zaman para rasul. Baik janji-janji maupun tuntutan-tuntutan Allah tidak kehilangan kekuatannya. Tetapi bagaimanakah keadaan umat Tuhan yang mengaku sebagai umat Allah dibandingkan dengan gereja mula-mula? Di manakah Roh dan kuasa Allah yang dulu menyertai pemberitaan Injil? Aduh, ‘betapa pudarnya emas, betapa berubahnya emas yang paling murni’.” 5T 240.1

“Para rasul menemukan di dalam jemaat orang-orang yang mengaku saleh sementara secara sembunyi-sembunyi menyukai kejahatan. Ananias dan Safira bertindak sebagai penipu, berpura-pura mengorbankan seluruh uangnya kepada Allah, pada waktu dengan tamaknya mereka menahan sebagian untuk mereka sendiri. Roh kebenaran menyatakan kepada para rasul tabiat sebenarnya orang berpura-pura ini dan pengadilan Allah membebaskan jemaat dari titik yang menodai kesuciannya. Tanda tindakan Roh Knstus di dalam jemaat merupakan suatu teror kepada orang-orang munafik dan pelaku kejahatan. Mereka tidak tahan lama berhubungan dengan orangorang yang senantiasa menjadi wakil-wakil Kristus, dalam tabiat dan watak. Dan sementara cobaan dan penganiayaan datang ke atas pengikut-pengikutNya, hanya mereka yang rela menyangkal semuanya demi kebenaran saja yang menjadi murid-murid-Nya. Jadi selama penganiayaan berlanjut, jemaat itu terbukti tetap suci. Tetapi sesudah berhenti, orang-orang yang bertobat yang kurang sungguh-sungguh dan kurang pengabdian semakin bertambah, dan terbukalah jalan bagi Setan untuk menjejakkan kakinya.” GC 44.1

Rabu, 10 April

Peduli Komunitas


Bacalah Kisah Para Rasul 2:44-47, Kisah Para Rasul 3:6-9, dan Kisah Para Rasul 6:1-7. Meskipun keadaannya berbeda-beda, prinsip-prinsip apakah yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini tentang kekristenan yang sejati?

Apakah hasil dari pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta? Kabar baik tentang Juruselamat yang telah bangkit tersebar sampai ke pelosok dunia. Hati murid-murid dipenuhi dengan kebajikan yang begitu besar, begitu dalam, begitu luas jangkauannya, sehingga mendorong mereka untuk pergi sampai ke ujung dunia, sambil bersaksi, “Tuhan melarang aku bermegah, kecuali di dalam salib Tuhan Yesus Kristus.” Ketika mereka memberitakan kebenaran sebagaimana adanya di dalam Yesus, hati mereka menyerah pada kuasa pekabaran itu. Gereja melihat orang-orang yang bertobat berduyun-duyun datang kepadanya dari segala penjuru. Orang-orang yang murtad bertobat. Orang-orang berdosa bersatu dengan orang-orang Kristen dalam mencari mutiara yang sangat berharga. Mereka yang tadinya merupakan penentang Injil yang paling keras telah menjadi pembela-pembelanya. Nubuat telah digenapi, bahwa orang-orang yang lemah akan menjadi “seperti Daud,” dan rumah Daud “seperti malaikat Tuhan.” Setiap orang Kristen melihat dalam diri saudaranya keserupaan ilahi dalam kasih dan kebajikan. Suatu minat telah tersebar luas. Satu subjek peneladanan menelan semua yang lain. Satu-satunya ambisi dari orang-orang percaya adalah untuk mengungkapkan keserupaan dengan tabiat Kristus dan bekerja untuk memperluas kerajaan-Nya. RH 30 April 1908, par. 10

“Dan “seluruh orang banyak yang sangat keheranan itu datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo.” Inilah orang itu, yang selama empat puluh tahun menjadi lumpuh tak berdaya, kini bersukacita karena dapat menggunakan seluruh anggota tubuhnya dan berbahagia karena percaya kepada Yesus. TT 32.4

“Petrus meyakinkan orang banyak itu bahwa kesembuhan itu terjadi karena jasa-jasa Yesus dari Nazaret, yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati. ‘Karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua.” TT 33.1

“Penunjukan ketujuh orang itu untuk mengawasi bidang-bidang pekerjaan khusus, terbukti merupakan berkat yang besar bagi gereja. Para petugas ini memberikan pertimbangan yang cermat terhadap kebutuhan-kebutuhan individu dan juga terhadap kepentingan keuangan gereja secara umum, dan dengan manajemen mereka yang bijaksana dan teladan mereka yang saleh, mereka menjadi bantuan yang penting bagi rekan-rekan mereka dalam menyatukan berbagai kepentingan gereja menjadi satu kesatuan yang utuh. AA 89.2
“Bahwa langkah ini adalah sesuai dengan perintah Allah, terungkap dalam hasil yang langsung terlihat. “Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.” Pengumpulan jiwa-jiwa ini disebabkan oleh kebebasan yang lebih besar yang diperoleh oleh rasul-rasul dan oleh semangat dan kuasa yang ditunjukkan oleh ketujuh diakon. Kenyataan bahwa saudara-saudara ini telah diurapi untuk pekerjaan khusus untuk mengurus kebutuhan-kebutuhan orang miskin, tidak mengecualikan mereka dari mengajarkan iman. Sebaliknya, mereka sepenuhnya memenuhi syarat untuk mengajar orang lain dalam kebenaran, dan mereka melakukan pekerjaan itu dengan kesungguh-sungguhan dan keberhasilan yang besar.” AA 89.3

Kamis, 11 April

Sebuah Warisan Kasih


Baca Yohanes 13:35 dan 1 Yohanes 4:21. Apakah yang diungkapkan oleh bagian ini tentang tantangan Iblis terhadap pemerintahan Allah dalam pertentangan yang besar? Apakah yang diajarkan bagian - bagian ini kepada kita tentang intinya kekristenan yang sejati?

Kasih ini membuktikan bahwa merekalah murid-murid_nya.”Dengan demikian semua orang akan mengetahui bahwa kamu adalah murid-murid-Ku,” kata Yesus, “yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Bila manusia bersatu-padu bukannya oleh paksaan atau kepentingan diri sendiri, melainkan oleh kasih, mereka menunjukkan pekerjaan suatu pengaruh yang melebihi setiap pengaruh yang melebihi setiap pengaruh manusia. Dimana kesatuan ini ada, ternyata bahwa peta Allah sedang dikembalikan dalam manusia, bahwa suatu prinsip hidup yang baru sudah ditanamkan. Hal itu menunjukkan ada kuasa dalam ilahi untuk melawan kuasa kejahatan yang di luar kodrat alam, dan bahwa rahmat Allah menakhlukkan sifat mementingkan diri yang terdapat dalam hati jasmani. DA 678.1

Kasih ini, yang ditunjukkan dalam jemaat, sudah pasti akan membang-kitkan amarah Setan. Kristus tidak memilih bagi murid-murid-Nya suatu jalan yang mudah saja. “Jikalau dunia membenci kamu,” kata-Nya, “ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya, tetapi kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, itulah sebabnya dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidak lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menurut firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia yang telah mengutus Aku.” Injil harus disampaikan dengan pertempuran yang bersifat menyerang, di tengah-tengah pertentangan, bahaya, kerugian, dan penderitaan. Tetapi mereka yang melakukan pekerjaan ini hanya mengikuti langkah Guru mereka. DA 678.2

"Saudara-saudara seiman ini harus berdamai sepenuhnya satu sama lain sebelum mereka dapat menghapus cela dari jalan Allah yang disebabkan oleh perpecahan mereka. "Dalam hal inilah nyata, siapa anak-anak Allah dan siapa anak-anak Iblis; barangsiapa tidak berbuat benar, ia tidak berasal dari Allah dan barangsiapa tidak mengasihi saudaranya." "Barangsiapa berkata, bahwa ia ada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia tetap berada di dalam kegelapan." Mereka yang bekerja untuk Tuhan haruslah menjadi bejana yang bersih, yang dikuduskan untuk dipakai oleh Sang Tuan. "Hendaklah kamu menjadi bejana-bejana yang bersih, yang dapat dipakai untuk menyimpan bejana-bejana Tuhan." "Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, ia adalah pendusta, sebab barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, bagaimanakah mungkin ia mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya? Dan perintah ini kita terima dari pada-Nya: Barangsiapa mengasihi Allah, hendaklah ia mengasihi saudaranya juga." 3T 59.4

Jumat, 12 April

Pendalaman

"Kita tidak dapat mengetahui seberapa besar hutang kita kepada Kristus atas kedamaian dan perlindungan yang kita nikmati. Kuasa Allah yang menahan itulah yang mencegah manusia untuk sepenuhnya berada di bawah kendali Iblis. Orang-orang yang tidak taat dan tidak tahu berterima kasih memiliki alasan yang kuat untuk bersyukur atas belas kasihan dan kesabaran Allah dalam menahan kuasa si jahat yang kejam dan ganas itu. Tetapi ketika manusia melewati batas kesabaran ilahi, pengekangan itu disingkirkan. Allah tidak berdiri di hadapan orang berdosa sebagai algojo yang menjatuhkan hukuman atas pelanggaran; tetapi Dia membiarkan orang-orang yang menolak belas kasihan-Nya untuk menuai apa yang telah mereka tabur. Setiap sinar terang yang ditolak, setiap peringatan yang diremehkan atau tidak diindahkan, setiap hawa nafsu yang dimanjakan, setiap pelanggaran hukum Allah, adalah benih yang ditabur yang akan menghasilkan tuaian yang pasti. Roh Allah, yang terus-menerus ditentang, akhirnya ditarik dari orang berdosa, dan kemudian tidak ada lagi kuasa untuk mengendalikan nafsu jahat dari jiwa, dan tidak ada perlindungan dari kebencian dan permusuhan Iblis. Kehancuran Yerusalem adalah peringatan yang menakutkan dan serius bagi semua orang yang meremehkan tawaran kasih karunia ilahi dan menolak permohonan belas kasihan ilahi. Tidak pernah ada kesaksian yang lebih tegas mengenai kebencian Allah terhadap dosa dan hukuman yang pasti yang akan dijatuhkan kepada mereka yang bersalah.” GC 36.1