Yusuf, Pangeran Mesir

Pelajaran 12, Kuartal ke-2, 11-17 Juni 2022

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 11 Juni

Ayat Hafalan:

“Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." – Kejadian 41:41


Kembali, bertahun-tahun sebelum Israel pergi masuk ke Mesir, maka Allah dalam kekuasaan-Nya (Kejadian 45:5) telah mempengaruhi Yakub untuk membuat sebuah baju dengan bermacam-macam warna bagi anak bungsunya Yusuf. Hal yang tampaknya memilih kasih ini, bersama-sama dengan mimpinya Yusuf berikut interpretasi dari ayahnya terhadap mimpi itu (Kejadian 37:10), telah membangkitkan kebencian saudara-saudaranya yang iri hati itu untuk menjualnya sebagai budak, untuk dibawa ke Mesir supaya menghalangi dia menduduki kedudukan dan pengaruh mereka. Tetapi di sana di Mesir Tuhan dalam waktu pilihan-Nya sendiri telah mengangkat dia menduduki tahta kedua dari kerajaan itu, kemudian Tuhan menghantarkan tahun-tahun kelimpahan itu, juga tahun-tahun kelaparan itu, sebagai sarana untuk memindahkan seluruh isi rumah Yakub ke Mesir.

Dalam usaha jerih payah mereka untuk menghindari diri dari Yusuf supaya tidak diperintah olehnya, maka saudara-saudaranya hanya berhasil (oleh membangunkan kekuasaan Takdir yang senantiasa awas itu) dalam meninggikannya pada tahta administrasi Mesir, dan dalam menghantarkan diri mereka sendiri tunduk kepadanya. Disinilah terbukti jelas, bahwa orang yang mencoba menggagalkan rencana-rencana Allah akan hanya berhasil menggagalkan rencana-rencana nya sendiri dan mempromosikan rencana-rencana Allah.

Minggu - 12 Juni

Yusuf Berkuasa

Kejadian 41:37-57

Apakah peran Allah dalam keberhasilan Yusuf?

Saya sedang memikirkan seorang pemuda yang lain, yaitu seorang muda remaja -- Yusuf. Tuhan melihat sesuatu di dalam dirinya yang tidak dapat dilihat-Nya di dalam diri kakak-kakaknya Yusuf. Bukan saja ia adalah putra kesayangan ayahnya, tetapi ia adalah kesayangan Allah juga. Allah memikirkan sesuatu yang besar bagi Yusuf -- yang lebih besar daripada apa yang yang dunia pernah pikirkan. Untuk membuktikan dirinya sendiri sebagai seorang yang dapat dipercaya, maka Yusuf harus pertama-tama menjadi budak. Ia harus dilatih untuk pekerjaan yang besar itu.

Demikian itulah takdir Ilahi berlaku, maka terjadilah, bahwa saudara-saudaranya telah menjual dia sebagai seorang budak. Maka pada waktu itulah dia teringat akan apa yang Tuhan telah janjikan kepadanya di dalam mimpi -- bahwa disamping semua saudaranya, termasuk pula ayah dan ibunya, mereka akan menyembah sujud kepadanya. Dapatkah Saudara bayangkan betapa suatu kesempatan yang gampang baginya untuk menghujat Allah sewaktu ia mendapatkan dirinya sendiri sedang akan mengalami nasib perbudakan? Ia mungkin dapat saja mengatakan, “Mengapa saya harus berbakti kepada sesuatu Allah yang menjanjikan kemuliaan, tetapi ternyata memberikan kehinaan, kesukaran, dan pengasingan?” Tetapi Yusuf telah berlaku dengan bijaksananya seperti halnya Ayub; oleh menyucikan Allah di dalam hatinya, maka ia secara tegas mengatakan, “Walaupun Ia memalu akan daku; tetapi di dalam Dialah aku akan percaya.”

Senin - 13 Juni

Yusuf Menemui Saudara-Saudaranya

Kejadian 42

Apakah yang terjadi disini, dan bagaimana hal itu mengungkapkan pemeliharaan Tuhan, meskipun manusia jahat dan menyimpang?

 Bertahun-tahun kemudian ketika saudara-saudara Yusuf pergi ke Mesir untuk mendapatkan makanan selama tujuh tahun kelaparan, Yusuf, yang menyadari rancangan Takdir dalam drama hidupnya yang ganjil itu dari perbudakan sampai penobatan, berkata kepada saudara-saudaranya ketika dia "memperkenalkan dirinya" kepada mereka: " Janganlah bersusah hati, dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini: sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu ... dan ... untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini, dan untuk memelihara hidupmu dengan pertolongan yang amat besar ." Kej. 45:1, 5, 7.

Demikianlah, Tuhan dengan takdir telah meninggikan Yusuf untuk ikut menduduki takhta Mesir untuk mempengaruhi Firaun supaya memberi izin kepada Israel untuk masuk ke tanah itu.

Selasa - 14 Juni

Yusuf dan Benyamin

Kejadian 43

Apa pengaruh kehadiran Benyamin pada peristiwa itu?

“Ketika gubernur itu menemui mereka lagi, mereka menyerahkan pemberian mereka, dan dengan rendah hati “bersujud di hadapannya sampai ke bumi.” Kembali mimpinya itu terlintas di dalam pikirannya, dan setelah memberi hormat kepada tamu-tamunya itu dengan cepat ia bertanya, “Apakah bapa kamu baik-baik saja, orang tua yang telah kamu sebutkan itu? Adakah ia masih hidup?” “Hambamu, yaitu bapa kami itu sehat dan masih hidup,” jawab mereka sambil memberi hormat. Kemudian matanya menatap Benyamin dan ia berkata, “Inikah adikmu yang bungsu yang telah kamu sebutkan kepadaku?” “Dikasihani Allah kiranya akan dikau, hai anakku;” tetapi karena dikuasai oleh perasaan kasihannya itu, ia tidak dapat berkata-kata lagi. “Ia masuk ke dalam kamarnya dan menangis di sana.” PP 228.1

“Setelah dapat menguasai dirinya, ia kembali, dan mereka semua datang ke pesta itu. Oleh undang-undang kasta, orang Mesir dilarang untuk makan bersama-sama dengan orang-orang dari bangsa lain. Oleh sebab itu bagi anak-anak Yakub disediakan satu meja tersendiri, sementara oleh karena kedudukannya yang tinggi, maka gubernur itu makan sendirian, dan orang-orang Mesir juga duduk di meja berbeda. Ketika semua orang disuruh duduk, anak-anak Yakub merasa heran melihat bahwa mereka diatur dalam urutan yang tepat sesuai dengan umur mereka masing-masing. Yusuf telah “menyuruh orang untuk mengangkat sajian dari hadapannya bagi mereka itu,” tetapi sajian untuk Benyamin lima kali lebih banyak daripada sajian untuk yang lainnya. Dengan cara mengistimewakan Benyamin itu Yusuf ingin memastikan apakah saudaranya yang bungsu itu diperlakukan dengan rasa cemburu serta dengki seperti yang telah dilakukan kepada dirinya. Masih menyangka bahwa Yusuf tidak mengerti bahasa mereka, saudara-saudaranya itu dengan leluasa bercakap-cakap satu dengan yang lainnya; dengan demikian ia mempunyai satu peluang yang baik untuk mempelajari perasaan mereka yang sebenarnya. Yusuf masih ingin menguji mereka lebih jauh lagi, sehingga sebelum mereka berangkat pulang ia telah memerintahkan agar cawan minumannya yang terbuat dari perak itu disembunyikan di dalam karung gandum anak bungsu itu. PP 228.2

Rabu - 15 Juni

Piala untuk Meramal

Kejadian 44

Mengapa Yusuf menaruh piala untuk meramal itu di dalam karung Benyamin dan bukan di dalam karung saudaranya yang lain ?

“Pencarian pun dimulai saat itu juga. “Mereka dengan segera menjatuhkan karung masing-masing orang itu ke tanah,” dan pelayan itu memeriksa setiap karung, dimulai dari karung milik Ruben dan secara berurutan hingga milik yang paling muda. Di dalam karung Benyamin akhirnya piala itu ditemukan. PP 229.4

“Lalu orang-orang itu mengoyakkan jubah mereka sebagai tanda berkabung dan secara perlahan kembali ke kota. Oleh karena janji mereka sendiri Benyamin dihukum menjadi budak. Mereka mengikuti pelayan itu ke istana dan melihat bahwa sang gubernur masih berada di sana, lalu mereka bersujud di hadapannya. “Perbuatan apakah yang kamu lakukan ini?” tanya Yusuf, “Tidakkah kamu tahu bahwa seorang yang seperti aku ini pasti dapat meramal?” Yusuf telah merancang untuk membuat mereka mengakui dosa mereka. Dia tidak pernah mengklaim kuasa peramalan, tetapi menghendaki mereka percaya bahwa dia bisa membaca rahasia-rahasia kehidupan mereka. PP 229.5

“Yehuda menjawab, ‘Apakah yang hendak kami katakan kepada tuanku? Apakah yang akan kami ucapkan? Atau bagaimanakah kami akan membenarkan diri kami sendiri? Allah telah menunjukkan kesalahan hamba-hambamu ini: lihatlah, kami ini hamba-hamba tuanku, baik kami maupun orang yang padanya ditemukan piala itu.”’ PP 229.6

Kamis - 16 Juni

“‘Saya adalah Yusuf Saudaramu’”

Kejadian 45

Pelajaran tentang cinta, iman dan pengharapan apa yang dapat ditemukan dalam cerita ini ?

Kemudian tepat pada waktunya, Tuhan bermaksud untuk membawa Yakub beserta seisi rumahnya keluar dari tanah Kanaan dan pindah ke Mesir. Meskipun Ia tahu bahwa anak - anak Yakub tidak akan mau pergi seperti yang dilakukan Abraham oleh hanya perkataan saja, maka oleh pemeliharaan-Nya Ia membuat hati Yakub lebih mengasihi Yusuf daripada anak - anaknya yang lain. Hal ini menimbulkan iri hati dan cemburu dalam diri mereka, yang berubah menjadi kebencian dan murka sehingga mewujudkan perlakuan kejam lalu menjual Yusuf, dan akibatnya ia dibawa menjadi seorang budak di negeri Mesir.

Menyadari takdir Allah dalam segala perkara, maka Yusuf berkata kepada saudara- saudaranya seraya “memperkenalkan diri” kepada mereka: “Janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku kesini; sebab untuk memelihara kehidupanlah, Allah menyuruh aku mendahului kamu… dan untuk memelihara keturunanmu di atas bumi, serta memelihara hidupmu oleh kelepasan yang besar.” Kejadian 45:1, 5, 7

Demikianlah Tuhan menakdirkan meninggikan Yusuf untuk berbagi tahta Mesir untuk dapat mempengaruhi raja Firaun untuk mengijinkan orang Israel masuk ke tanah Mesir

Selanjutnya, untuk menarik mereka kesana, Tuhan memberi kira - kira tujuh tahun kelimpahan, diikuti dengan tujuh tahun kelaparan. Kemudian Ia memberi kabar kepada Yakub bahwa Yusuf masih hidup. Dengan berita gembira itu, maka timbullah dalam hati bapa itu kerinduan yang tak tertahankan untuk bertemu dengan anaknya. Karena bencana kelaparan yang mengerikan atas saudara - saudara Yusuf, hal itu telah memaksa mereka untuk pindah ke negeri Firaun yang berkelimpahan itu, dan disana mereka hidup seperti raja - raja.

Jumat - 17 Juni

Pelajaran Lanjutan

Ada satu perkara lagi yang memerlukan kerendahan hati yang harus dilakukan oleh kesepuluh bersaudara itu. Mereka sekarang mengakui kepada ayah mereka tentang tipu daya serta kekejaman yang untuk bertahun-tahun lamanya telah menyusahkan hidupnya dan hidup mereka. Yakub tidak pernah menyangka bahwa mereka telah berbuat dosa sekeji itu, tetapi ia melihat bahwa segala perkara itu telah diubahkan menjadi kebajikan, dan ia telah mengampuni serta memberkati anak-anaknya yang telah bersalah itu. PP 232.1

Dengan segera ayah dan anak-anaknya, dengan keluarganya, kawanan kambing dombanya, beserta pengikut-pengikutnya yang banyak itu berangkat menuju Mesir. Dengan hati gembira mereka menempuh perjalanan itu, dan apabila mereka tiba di Bersyeba, Yakub telah mempersembahkan korban sebagai ucapan syukur, dan memohon kepada Tuhan agar memberikan kepada mereka jaminan bahwa Ia akan menyertai mereka. Di dalam satu khayal pada waktu malam hari kata-kata Ilahi datang kepadanya: “Janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana. Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali.” PP 232.2

Jaminan, “Janganlah takut pergi ke Mesir; sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana,” sangat berarti. Janji telah diberikan kepada Abraham tentang turunan yang jumlahnya seperti bintang, tetapi hingga saat itu umat pilihan telah bertambah-tambah dengan lambat sekali. Dan tanah Kanaan sekarang ini tidak memberikan satu tempat bagi perkembangan satu bangsa seperti yang telah diramalkan itu. Tanah itu adalah milik daripada satu bangsa kafir yang amat kuat, yang tidak akan dapat dimiliki oleh mereka sampai kepada “keturunan yang keempat.” Jikalau keturunan Israel akan menjadi satu bangsa yang besar di sini, mereka harus mengusir penduduknya itu atau hidup tersebar di antara mereka. Pilihan yang pertama yang sesuai dengan rencana Ilahi, tidak dapat mereka lakukan; dan kalau mereka harus bercampur baur dengan orang Kanaan, maka mereka berada dalam bahaya terjerat kepada penyembahan berhala. Namun demikian, Mesir menyediakan satu keadaan yang perlu bagi kegenapan maksud Ilahi itu. Satu bagian dari negeri itu yang cukup air serta subur, terbuka bagi mereka, dan memberikan satu keuntungan untuk pertambahan jumlah mereka dengan cepat. Dan sikap antipati yang harus mereka hadapi di Mesir oleh sebab pekerjaan mereka itu—karena setiap gembala merupakan “satu kebencian kepada orang Mesir”—akan menyanggupkan mereka untuk tinggal tetap sebagai satu bangsa yang berbeda serta terpisah, dan dengan demikian akan membuat mereka terhindar dari turut ambil bagian dalam penyembahan berhala di Mesir. PP 232.3

Whatsapp: (+62)812-8772-7543, (+63)961-954-0737
contact@threeangelsherald.org