Kota yang Disebut Kekacauan

Pelajaran 9, Triwulan ke-2, 20-26 Mei 2023

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 20 Mei

Ayat Hafalan:

“Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.” - Wahyu 17:14


Dalam Wahyu 14, Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: “Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya.” Wahyu 14:8. Istilah "Babelon" berasal dari “Babel”, dan menyatakan kebingungan. Ini digunakan dalam Kitab Suci untuk menunjukkan berbagai bentuk kemurtadan atau agama palsu. Dalam Wahyu 17 Babel dilambangkan sebagai seorang sosok wanita yang digunakan dalam Alkitab sebagai lambang gereja, seorang wanita saleh melambang sebuah gereja yang murni, seorang wanita sundal melambang sebuah gereja yang murtad.

Minggu - 21 Mei

Dua Sistem Mencolok


Bacalah Wahyu 12:17 dan Wahyu 17:14. Bagaimanakah gereja Tuhan digambarkan, dan apa reaksi Iblis terhadapnya?

Wahyu 12:17 - Maka naiklah amarah naga akan perempuan itu, lalu pergi memerangi mereka yang tersisa dari benihnya, yaitu mereka yang memeliharakan perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksianYesus Kristus.

Sebutan “yang tersisa” mengungkapkan, bahwa benih perempuan itu terbagi dalam dua bagian. Bagian yang satu diambil, bagian yang lainnya tertinggal. Sebagai contoh, maka Nehemia menjelaskan sebagai berikut: “Segala orang yang tersisa yang ditinggalkan dari para tawanan itu di sana di dalam negeri itu berada dalam kesukaran besar dan kecelaan.” Nehemia 1:3. Sesuatu “yang tersisa” selalu menunjukkan sebagian daripada keseluruhan, mungkin besar mungkin juga kecil.

Dan perhatikanlah bahwa naga itu berperang bukan melawan sesuatu yang tersisa daripada “air bah” itu, melainkan melawan mereka yang tersisa dari benihnya. Karena Kristus adalah satu-satunya anak dari perempuan itu, maka benihnya itu ialah orang-orang Kristen, yaitu orang-orang yang lahir ke dalam sidang oleh perantaraan Roh Kristus. Sesuai dengan itu, maka tindakan membawa buah-buah pertama ke Gunung Sion (Wahyu 14:1) akan menghasilkan suatu keadaan yang akan membuat suatu sisa dari mereka itu yang masih akan tertinggal di antara orang-orang Kafir. Oleh karena itu, maka dalam contoh ini mereka, buah-buah kedua itu, ialah mereka yang tersisa itu.

Hendaklah diingat bahwa adalah sesudah bumi menelan air bah itu baru naga itu naik amarahnya melawan perempuan itu, lalu “melakukan peperangan melawan mereka yang tersisa daripada benihnya (bukan melawan perempuan itu secara pribadi), yaitu mereka yang memeliharakan perintah-perintah Allah, dan yang memiliki kesaksian Yesus Kristus.” Wahyu 12:16, 17. Jadi jelaslah, tak dapat disangsikan lagi kesimpulannya, bahwa dihapuskannya air bah Setan itu tak lain adalah pembersihan sidang, yaitu pembinasaan orang-orang yang telah menggabungkan diri dengan sidang melalui bantuan ular itu. Pembersihan ini adalah satu-satunya perkara yang memungkinkan sidang sebagai suatu badan untuk memeliharakan perintah-perintah Allah dan juga untuk memiliki kesaksian Yesus Kristus, Roh Nubuat yang hidup itu (Wahyu 19:10) di tengah-tengahnya. Inilah satu-satunya harapan miliknya, satu-satunya kekuatan miliknya, yaitu satu-satunya jalan kelepasannya. Dalam terang inilah, Ilham kini memberikan hidup baru ke dalam kata-kata itu yang berbunyi :

“Bangunlah, bangunlah, kenakanlah kuatmu, hai Sion; pakaikanlah baju-bajumu yang indah-indah itu, hai Yerusalem, kota suci; karena kemudian seterusnya tidak lagi akan masuk ke dalammu orang-orang yang tidak bersunat dan yang najis.” Yesaya 52:1.

Oleh karena itu, maka pembersihan sidang itu tidak akan mendatangkan masa millenium yang penuh damai. Sesungguhnya tidak, tetapi ia itu akan mengakhiri nasib semua orang jahat yang ada di dalam sidang, dan bersamaan dengan itu pembersihan itu juga akan menaikkan amarah Setan yang besar melawan mereka yang tersisa, yaitu melawan orang-orang yang masih berada di antara orang-orang Kafir, yang kemudian dari pembersihan itu dengan berani bertekad untuk berdiri di pihak Tuhan. Namun mereka akan dilepaskan jika mereka rela mempertaruhkan nyawanya – jika mereka bertekad berdiri di pihak Tuhan, sehingga dengan demikian itu nama-nama mereka dicatat di dalam “buku.” Daniel 12:1.

Naga itu tidak dapat memerangi perempuan itu, yaitu sidang yang terdiri dari buah-buah pertama, sebab pada waktu itu ia berada bersama-sama dengan Anak Domba di atas Gunung Sion (Wahyu 14:1), jauh dari jangkauan ular naga itu.

Wahyu 17:14 - “Sekaliannya ini akan berperang melawan Anak Domba itu, dan Anak Domba akan mengalahkan mereka itu : karena Ia adalah Tuhan atas segala tuan, dan Raja atas segala raja: maka mereka yang mengiringi Dia itu adalah yang dipanggil, dan yang dipilih, dan yang setia.”

Raja-raja ini akan merupakan raja-raja yang menentang agama dan karena itulah mereka adalah anti Kristen. Akibatnya mereka akan berperang melawan Tuhan dan melawan semua umat panggilan, dan pilihan-Nya, dan orang-orang yang setia, tetapi “Anak Domba akan mengalahkan” raja-raja itu.

Bacalah Wahyu 14:8 dan Wahyu 17:1, 2. Pengumuman khidmat apakah yang disampaikan malaikat, dan apakah yang dilakukan Babel menanggung pengumuman seperti itu?

Malaikat yang berbicara kepada Yohanes itu adalah salah seorang dari tujuh orang malaikat yang memiliki tujuh buah cawan yang berisikan tujuh bela yang terakhir. (Lihat Wahyu 15:7; 16:1). Dapatlah dicatat bahwa ia yang memegang cawan bela itu telah siap, tetapi itu belum dituangkan pada saat ia berbicara kepada Yohanes, “Marilah kemari, aku hendak menunjukkan kepadamu pehukuman dari sundal besar itu”. Oleh pemberitahuan yang diberikan itu, maka pastilah bahwa peristiwa yang diramalkan oleh simbol, perempuan itu duduk di atas binatang, adalah tak lama sebelum bela-bela itu dituangkan dan dalam masa sewaktu “perempuan” itu akan diadili.

Dan dari kenyataan bahwa perempuan itu duduk di atas binatang itu, mengendarainya, pasti menunjukkan, bahwa ia sedang memerintah atas binatang itu, dan bahwa binatang itu sendiri adalah lambang dari negeri Babil Yang Besar itu.

Perempuan ini tidak melambangkan sesuatu yang baru, melainkan sesuatu yang sama lamanya seperti halnya orang-orang mati sahid di masa lalu, karena ialah penyebab dari pembantaian mereka itu. Apalagi yang dapat ia lambangkan kalau bukan melambangkan suatu agama tiruan yang berasal dari korban bakaran Kain yang tidak berkenan kepada Allah itu? Semenjak dahulu ia telah melahirkan berbagai sekte agama dengan pahamnya sendiri-sendiri, dan ia telah menjadi ibu dari segala sundal itu. Saudara perhatikan, bagaimana segala kekejiannya itu, telah dibuat amat menarik, diperlihatkan oleh sebuah cawan emas yang dipegang di dalam tangan yang dihiasi dengan amat indahnya dengan berbagai benda termahal bumi ini.

Senin - 22 Mei

Anggur Kemurkaan


Bacalah Wahyu 17:1, 2, 15 dan Wahyu 18:1-4. Seberapa luaskah pengaruh Babel?

Duduknya perempuan itu di atas kepala-kepala (Wahyu 17:9), menunjukkan bahwa ia akan mengendalikan gereja-gereja, dan mengendarai binatang itu menunjukkan bahwa ia akan menjadi penguasa dunia. Sistem peribadatan dan pemerintahan ini bukanlah hal yang baru di bawah matahari, karena "di dalam dia terdapat darah para nabi, darah orang-orang kudus, dan darah semua orang yang telah dibunuh di atas bumi." Wahyu 18:24. Oleh karena itu, tepatlah dia disebut Babel, nama kerajaan dunia yang tertua dan pertama -- contoh itu.

Contoh saingan Babel ini, yang daripadanya umat Allah pada masa ini akan dipanggil keluar, bahkan akan memonopoli perdagangan dunia, seperti yang dengan jelas dinyatakan dalam nubuatan [dalam Wahyu 18:11-13, 15-19]...

Jadi, tidak lama setelah didirikan, federasi gereja dan negara ini akan segera dilenyapkan, seperti "batu kilangan" besar yang dilemparkan ke dalam laut (Why. 18:21). Dan tangisan orang-orang yang berkabung akan terdengar: "Dalam satu jam saja kekayaan yang begitu besar itu lenyap." Wahyu 17:12; 18:10, 17. Jam ini, yang membawa penderitaan kematian Babel itu, tidak lain adalah jam yang menurut perumpamaan Yesus (Mat. 20:11-16), adalah jam perumpamaan (periode) terakhir dari hari itu (masa kasihan); yaitu, dari panggilan jam kesebelas bagi para pekerja (pekabaran terakhir kepada dunia - Mal. 4:5), hingga jam kedua belas (matahari terbenam, penunjuk waktu kuno), akhir dari hari - berakhirnya periode Injil (Mat. 24:14), akhir masa penuaian (Yer. 8:20), akhir masa kasihan (Why. 22:11).

"Sepuluh tanduk" dari binatang merah kirmizi itu (para penguasa yang ia kuasai selama satu jam) pada akhirnya "akan membuatnya menjadi sunyi sepi dan telanjang, dan akan memakan dagingnya, dan membakarnya dengan api." Wahyu 17:16. Demikianlah akhirnya mereka akan menggulingkannya untuk selama-lamanya, dan sistem yang dilambangkannya itu, yaitu "patung binatang itu", akan dihancurkan. Pada saat kehancuran Babel yang dahsyat ini, "raja-raja di bumi ... akan menangisi dia, dan meratapinya, ... berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya, sambil berkata: "Celaka, celaka, celaka, hai Babel, kota yang besar itu, kota yang kuat itu!" Wahyu 18:9, 10.

Ratapan "raja-raja" menunjukkan bahwa mereka bersimpati kepadanya, sementara tanduk-tanduk itu membencinya. Oleh karena itu, "raja-raja" itu adalah tidak mungkin mereka yang dilambangkan dengan tanduk-tanduk binatang yang tidak bermahkota itu, melainkan mereka adalah yang dilambangkan dengan tanduk-tanduk bermahkota dari binatang yang menyerupai macan tutul. Mereka adalah raja-raja bermahkota yang muncul setelah kejatuhan Roma kafir, dan yang sekarang segera masuk ke pembuangan.

Selasa - 23 Mei

Misteri, Babel Besar


Bacalah Wahyu 17:4-6. Apakah yang ayat-ayat ini ajarkan kepada kita tentang sifat dari sistem yang jahat ini?

Alasan mengapa kepada Yohanes diperlihatkan khayal itu telah diperjelas oleh kata-kata dari malaikat: “Marilah kemari; aku hendak menunjukkan kepadamu pehukuman dari sundal besar itu yang duduk di atas banyak air.” Interpretasi malaikat itu mengenai “banyak air” telah diberikan di dalam ayat 15: “Beberapa kaum, dan orang banyak, dan bangsa-bangsa, dan bahasa-bahasa.” Perempuan itu duduk di atas mereka menunjukkan bahwa semua penduduk itu (banyak air) telah jatuh ke dalam jerat penipuannya (duduk di atas mereka).

“Maka perempuan itu berpakaian warna ungu dan merah kirmizi, dan dihiasi dengan emas dan permata serta berbagai mutiara, dan di dalam tangannya ada suatu cawan emas yang penuh dengan berbagai kekejian dan kekotoran persundalannya.” (Ayat 4). Perempuan itu adalah melambangkan suatu organisasi agama palsu. Dari cawannya ia memberikan ajaran-ajaran palsu. Terlihat berupa keemasan, karena ia itu tampak indah sekali -- menarik. Pakaian-pakaiannya yang mahal dengan warna-warni yang mencolok serta perhiasan-perhiasan yang mulia jelas menggambarkan keindahan dari perempuan yang sangat kotor ini serta kemegahannya sebagai raja, dan kemuliaannya yang sia-sia. Oleh kuasa penarikannya yang sebegitu jauh sukar ditolak oleh mata manusia, ia berhasil menguasai orang-orang yang berkecerdasan terkuat sekalipun -- “dengan dia segala raja di bumi telah bersundal.” Berjuta-juta orang yang berkemampuan mental yang kuat, orang-orang yang tampak bagaikan raksasa-raksasa di antara semua penduduk bumi, mereka jatuh secara tak berdaya menjadi korban-korban dalam jeratnya. Raja-raja di bumi adalah bersalah oleh persundalan rohani dengan “perempuan” itu (mabuk dengan ajaran-ajaran palsu), sehingga oleh karenanya terikat dalam jerat-jeratnya yang menarik itu.

Setiap organisasi yang disebut Kristen yang menangani ajaran-ajaran palsu di bawah selubung kebaikan, jelas diperintah oleh kuasa dari “perempuan” itu. Asal mula dari semua ajaran-ajaran sesat yang sedemikian ini dapat ditemukan jejaknya ke dalam cawan keemasan itu. Kata malaikat itu: “Adapun tujuh kepala itu ialah tujuh buah gunung, pada mana perempuan itu duduk.” Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kepala-kepala itu adalah melambangkan organisasi-organisasi gereja Kristen, dan karena perempuan itu duduk di atas mereka sekaliannya, maka ini menunjukkan adanya suatu persekutuan gereja-gereja di bawah suatu pimpinan -- yaitu “perempuan” itu. Angka bilangan Alkitab “tujuh” adalah berarti semua organisasi yang sedemikian ini.

Kalau saja semua gereja-gereja itu pada waktu sekarang ini telah dipimpin oleh Roh Suci, maka tidak akan mungkin ada kekacauan apapun di antara berbagai sekte agama Kristen yang ada. Karena tidak akan mungkin bagi sekaliannya untuk didapati benar sementara dua saja di antaranya tidak ada yang sama percaya, sehingga dapatlah dipastikan bahwa mereka itu yang sedang minum air anggur dari “cawan persundalan perempuan itu”, tidaklah sedikit jumlahnya, karena Ilham menegaskan: “Maka semua penduduk bumi telah dibuat mabuk oleh air anggur persundalannya. (Ayat 2, bagian terakhir).

Perhatikanlah bahwa “perempuan” itu duduk di atas “banyak air”, juga di atas “kepala-kepala”, dan di atas “binatang” itu. (Lihat Wahyu 17:1, 3, 9). Karena adalah tidak mungkin bagi seseorang untuk duduk di atas keseluruhan tiga objek pada waktu yang bersamaan, maka jelas simbol-simbol nubuatan itu mengungkapkan suatu penipuan rohani yang dilakukan dalam tiga masa periode yang berbeda. Demikianlah Yohanes mengatakan: “Aku tampak seorang perempuan duduk pada seekor binatang yang merah kirmizi”. Bukan di atas “banyak air”, bukan juga di atas “kepala-kepala”. Sebelum Yohanes melihat perempuan itu, malaikat itu mengatakan, Perempuan itu “duduk di atas banyak air”. Adalah malaikat itu juga yang telah menambahkan, bahwa “Adapun tujuh kepala itu ialah tujuh buah gunung, pada mana perempuan itu duduk.” (Lihat ayat 1, dan 9). Dengan demikian, Yohanes hanya menyaksikan perbuatan perempuan itu yang terakhir (yaitu duduk di atas binatang itu). Dengan sendirinya, lambang perempuan itu duduk di atas “banyak air” adalah perbuatannya yang pertama sekali, sesuai dengan khayal itu.

Oleh sebab itu, keberhasilannya yang pertama (“duduk di atas banyak air”) telah terjadi di masa lalu mendahului simbol nubuatan ini diungkapkan. Kemudian, duduk di atas kepala-kepala akan menjadi keberhasilannya yang kedua, dan duduk di atas Binatang ialah keberhasilannya yang terakhir; pada waktu mana ia akan diadili.

Karena gereja-gereja Protestan adalah dilambangkan oleh kepala-kepala, maka ia belum mungkin berhasil duduk di atas mereka itu sebelum reformasi, sebab pada waktu itu mereka itu belum ada. Karena kepala-kepala itu pada mana “perempuan itu duduk” adalah tidak terluka, maka jelaslah bahwa simbol nubuatan ini akan menemui kegenapannya pada sesuatu masa sesudah luka parah binatang yang menyerupai macan tutul dari Wahyu 13:3, telah sembuh. Simbol perempuan itu duduk pada kepala-kepala menunjukkan persekutuan gereja-gereja, karena ia duduk di atas mereka.

Oleh sebab itu, apabila Katholikisme, Protestantisme, dan Spiritualisme saling bergandengan tangan satu sama lainnya melalui pembentukan suatu liga persekutuan, maka dapatlah dikatakan, bahwa “perempuan itu duduk di atas kepala-kepala”.

Simbol mengenai “perempuan itu duduk pada binatang itu”, akan menemui kegenapannya apabila federasi agama itu akan membentuk suatu aliansi dengan penguasa-penguasa dunia. Tidakkah yang sedemikian ini akan memberikan kepada perempuan itu pengawasan penuh atas keseluruhan binatang itu, tanduk-tanduknya dan kepala-kepalanya -- dunia. Pada waktu itu Firman yang berikut ini akan menemukan kegenapannya dengan tepat: “Maka ia memaksakan semua orang, kecil besar, kaya miskin, orang merdeka maupun hamba, untuk menerima suatu tanda pada tangan kanan mereka, atau pada dahi mereka: Dan supaya tidak seorangpun dapat berjual beli, terkecuali orang yang memiliki tanda itu, atau nama dari binatang itu.” (Wahyu 13:16, 17).

Demikianlah simbol mengenai “perempuan itu” duduk di atas “banyak air”, melambangkan masa periode sebelum reformasi. Ini benar terjadi selama periode kekuasaan kepausan, karena pada waktu itu paus menguasai dunia Romawi -- “beberapa kaum, dan orang banyak, dan bangsa-bangsa, dan beberapa bahasa”. Dengan demikian “perempuan” itu duduk di atas “banyak air” selama seribu dua ratus enam puluh tahun nubuatan dari Daniel 7:25, tetapi ia belum lagi duduk pada “kepala-kepala”, dan pada “binatang” itu. Kalau saja ia duduk pada binatang yang tak tergambarkan sebagai gantinya di atas “banyak air”, maka itu sudah akan keliru dilambangkan, sebab, “perempuan” itu, sebagai alat dari Katholikisme tidak memerintah atas seluruh dunia (binatang), melainkan hanya atas beberapa “kaum, dan banyak orang, dan bangsa-bangsa, dan beberapa bahasa” (banyak air). Oleh sebab itu, simbol mengenai “duduk di atas binatang merah kirmizi”, menunjuk kepada suatu organisasi agama-politik internasional.

Rabu - 24 Mei

Panggilan untuk Komitmen


Bandingkan Matius 16:18 dan Wahyu 17:14. Janji apakah yang Yesus berikan kepada murid-murid-Nya mengenai gereja-Nya?

Matius 16:18 – “Maka Aku pun berkata kepadamu, Bahwa engkau adalah Petrus, dan di atas batu ini Aku akan membangun sidang-Ku; dan segala pintu alam maut tiada akan dapat mengalahkan dia.”

Kata-kata “engkau” dan “ini” menunjukkan kepada dua obyek, yaitu Petrus dan Kebenaran yang diucapkannya. Sebutan ‘Petrus’ di dalam bahasa Gerika adalah berarti ‘batu.’ Demikian inilah apa yang sesungguhnya dikatakan oleh Yesus itu bukanlah menyebutkan nama orang itu, melainkan mengatakan kepadanya bahwa ia terpilih menjadi salah satu dari batu-batu di dalam susunan rohani, yaitu sidang. Tetapi “pada batu karang ini (bukan pada sebuah batu) Aku akan membangun sidangKu,” demikianlah kata Yesus. Pada batu karang yang manakah? Tentunya pada batu karang kebenaran yang teguh, yaitu kebenaran yang diucapkan oleh Petrus itu -- kebenaran yang menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah “Anak Allah.”

Lalu Yesus memberitahukan bahwa segala pintu alam maut tiada akan mengalahkan Kebenaran itu, bahwa segala pintu itupun tidak dapat menahan di dalam alam maut (di dalam kubur) kematian di dalam Kristus itu, sehingga mereka pun, akan merupakan bagian dari sidang yang kekal, yaitu sidang yang berdiri di atas Batu Karang Kebenaran yang teguh itu.

Wahyu 17:14 – “Sekalian ini akan berperang melawan Anak Domba itu, dan Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuhan atas segala tuan, dan Raja atas segala raja: maka mereka yang mengiringi Dia itu adalah yang dipanggil, dan yang dipilih, dan yang setia.”

Raja-raja ini akan merupakan raja-raja yang menentang agama dan karena itulah mereka adalah anti Kristen. Akibatnya mereka akan berperang melawan Tuhan dan melawan semua umat panggilan, dan pilihan-Nya, dan orang-orang yang setia, tetapi “Anak Domba akan mengalahkan” raja-raja itu.

Perempuan itu, seperti yang ditunjukkan sebelumnya, adalah melambangkan sebuah bentuk konfederasi agama yang tidak saja berselisih paham dengan tanduk-tanduk itu melainkan juga merupakan musuh-musuhnya. Akibatnya, sesudah berlalu satu jam simbolis itu, maka tanduk-tanduk itu lalu melemparkan perempuan itu dari atas binatang itu, mereka membuatnya sunyi, dan membakarnya dengan api. Kemudian ialah, bahwa mereka menerima kerajaan mereka “untuk satu musim dan masa.” Daniel 7:12.

Kamis - 25 Mei

Babilon : Pusat Penyembahan Berhala


Baca Yeremia 50:33-38 dan Yeremia 51:17, 47. Apa yang anda temukan di dalam ayat ini tentang penyembahan patung dari Babilon kuno dan tanggapan Allah atasnya ?

Pribadi Siapakah Yang Dilambangkan oleh Babil …bahwa pada tempat pertama, Babil melambangkan sistem agama-politik-ekonomi dari bangsa-bangsa, bukan sesuatu lembaga atau organisasi; kedua, bahwa binatang yang ditungganginya adalah lambang dari kerajaannya; dan ketiga, yang sedang akan berlalu dari nubuatan menjadi sejarah -- memang, sudah mulai muncul keluar dari penglihatan yang kabur seperti halnya pantai-pantai Amerika yang mulai terlihat oleh Christopher Columbus dan rekan-rekannya sewaktu mereka mendekati Benua Bagian Barat yang besar itu.

Binatang yang ditunggangi oleh wanita itu, yaitu Babil, jelas mengungkapkan tiga kebenaran penting: pertama, bahwa panggilan kepada umat Allah untuk keluar dari Babil (Wahyu 18:4), adalah suatu panggilan bagi mereka untuk keluar dari antara bangsa-bangsa yang dilambangkan oleh binatang itu yang sedang ditunggangi oleh wanita itu (diperintah olehnya); kedua, bahwa orang-orang yang dipanggil itu akan keluar meninggalkan kerajaannya yang penuh dosa karena ia itu akan dibinasakan oleh bela-bela; dan ketiga, keluarnya mereka itu akan memerlukan mereka pergi masuk ke sesuatu tempat dimana tidak terdapat dosa, dan dimana tidak terdapat bahaya kejatuhan bela-bela itu. Dengan demikian keluarnya mereka itu dari kerajaannya berarti kepergian mereka masuk ke dalam kerajaan Allah.

Kemudian amaran yang melarang orang menerima tanda itu (Wahyu 14:9-11), bersama-sama dengan panggilan untuk keluar, akan diulangi dengan suatu seruan yang sangat keras di seluruh kerajaan Babel.

Baik orang-orang yang menemukan diri mereka di dalam kerajaan wanita itu, maupun mereka yang menemukan dirinya di luar kerajaan itu, harus kemudian mengambil keputusan dengan segera untuk menerima meterai Allah gantinya tanda binatang itu jika mereka mau melepaskan diri dari murka Allah. Untuk melakukan ini, maka kelas orang-orang yang pertama itu harus keluar dari padanya (perempuan itu), dan kelas orang-orang yang kedua itu harus tetap tinggal di luarnya. Meskipun adanya ancaman hukuman mati bagi mereka yang mengambil pendirian sedemikian ini (Wahyu 13:15), hendaklah jangan ragu-ragu ataupun tidak mengambil keputusan sama sekali pada sesuatu pihak.

Orang-orang yang berada di dalam Babel harus mengindahkan Suara itu yang mengatakan: “Keluarlah dari padanya (perempuan itu), hai umat-Ku, supaya jangan kamu mengambil bagian segala dosanya, dan supaya tidak kamu menerima segala bela-belanya.” Wahyu 18:4. Dan mereka yang berada di luar, harus dengan seksama mengindahkan amaran yang berbunyi: “Jika seseorang menyembah binatang itu dan patungnya, dan menerima tandanya di dalam dahinya, atau di dalam tangannya, maka orang itu akan minum daripada air anggur murka Allah yang dituangkan tanpa bercampur ke dalam cawan murka-Nya; maka ia akan disiksa dengan api dan belerang di hadapan malaikat-malaikat suci, dan di hadapan Anak Domba itu.” Wahyu 14:9, 10.

Jumat -26 Mei

Pelajaran Lanjutan

Sudah Berapa Lama Perempuan Itu Ada?

Pertanyaan ini dapat dijawab dengan ayat-ayat Alkitab berikut ini: "Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan oleh darah orang-orang yang mati syahid karena Yesus, dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran." (Ayat 6.) Hal ini benar-benar dapat dikatakan tentang gereja Roma, karena dia menganiaya orang-orang Kristen dan membuat mereka menjadi martir. Oleh karena itu, ia "mabuk" dengan darah mereka. Benar, gereja Roma telah melakukan hubungan yang tidak sah dengan "perempuan" itu; telah dan sedang mabuk oleh anggur percabulannya.

"Perempuan" itu bukanlah berasal dari gereja Roma, tetapi ia lah yang melahirkan gereja itu. Oleh karena itu, kita harus menelusuri jejaknya jauh sebelum kepausan. Wahyu 18:24, menyinari masalah ini: "Dan di dalamnya terdapat darah nabi-nabi, darah orang-orang kudus dan darah semua orang yang telah dibunuh di bumi." Firman Tuhan yang kudus menyatakan bahwa "perempuan" itu bersalah atas darah para martir di sepanjang zaman. Oleh karena itu, "perempuan" itu mabuk oleh darah Habel, dan dengan demikian darah "semua" martir ditemukan di dalam dirinya; membuktikan bahwa Kain adalah kliennya yang pertama dengan mempersembahkan korban palsu (ajaran palsu), dan dengan membunuh saudaranya.

"Dan di dahinya tertulis suatu nama, yaitu: Rahasia Babel yang besar, ibu segala pelacur dan kekejian di bumi." (Wahyu 17:5.) Perempuan yang menunggang binatang itu adalah ibunya. Tujuh kepala pada binatang itu adalah simbol dari putri-putrinya (pelacur). Katolik adalah anak perempuannya yang pertama dalam simbol ini, dan karena Protestanisme muncul dari Katolik, maka Protestanisme yang murtad dalam berbagai macam sekte, juga merupakan anak perempuannya. Atau dapat dikatakan, perempuan itu adalah ibu dari agama Katolik, dan agama Katolik adalah ibu dari agama Protestan. Pewahyu berkata: "Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah kirmizi, yang penuh dengan nama-nama hujat." (Ayat 3.) Dengan demikian jumlah "kepala," dan "penuh dengan nama-nama," adalah mencakup semua cabang dari Protestan dan Katolik. Seandainya tidak disebutkan "penuh dengan nama-nama", lebih dari tujuh, dan "kirmizi", yang menunjukkan bahwa umat Allah telah dipanggil keluar dari sana, oleh karena itu, diselimuti "kirmizi" -- di bawah kutukan yang siap untuk binasa, angka Alkitab "tujuh kepala", akan mencakup mereka yang membawa pekabaran Allah seperti pada periode binatang yang menyerupai macan tutul di Wahyu 13:1, pada saat lukanya yang mematikan sembuh. Oleh karena itu, hal ini tidak akan memberikan kelonggaran bagi gereja yang "menuruti perintah-perintah Allah dan Iman Yesus", dan dengan demikian itu akan bertentangan dengan ayat Kitab Suci berikut ini: "Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu [gereja Tuhan], lalu pergi berperang melawan keturunannya yang sisa [Israel yang benar - 144.000], yang menuruti perintah-perintah Allah dan yang memiliki kesaksian Yesus Kristus." (Wahyu 12:17).