Yesus Menang–Setan Kalah

Pelajaran 1, Triwulan ke-2, 25-31 Maret 2023

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 25 Maret

Ayat Hafalan:

“Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.” - Wahyu 12:17


Umat setia milik Allah yang sedikit sepanjang berabad-abad lamanya rela dan bahkan dengan senang hati, demi Kebenaran dan keadilan, menghadapi celaan yang datang dari saudara-saudaranya yang buta dan tidak setia. Tidakkah seharusnya kita juga dengan senang hati berbuat yang sama seperti mereka? Mereka telah memenangkan perlombaan dan mahkota, maka tak ada alasan mengapa kita tidak akan memenangkannya. Sesungguhnya kita tak boleh melepaskan upah penghargaan kita pada jam-jam yang terakhir ini.

Mikha 6 : 5 : “Hai, umat-Ku! ingatlah kiranya akan barang yang dibicarakan oleh Balak, raja Moab itu, dan akan barang yang disahut kepadanya oleh Bileam bin Beor dari Sitim sampai ke Gilgal; supaya diketahui olehmu akan kebenaran Tuhan.”

Di sini kepada kita diceritakan, bahwa mengetahui kebenaran Tuhan ialah mengenangkan kembali berbagai campur tangan Allah dengan leluhur-leluhur kita dahulu, karena kasih-Nya terhadap kita adalah tidak kurang daripada kasih-Nya terhadap mereka dahulu. Ia memperingatkan kita kepada peristiwa sewaktu Balak menyewa Bileam untuk mengucapkan kutuk terhadap Israel, dan bagaimana Ia membuat Bileam berbicara bagi-Nya dan memberkati umat-Nya, sehingga demi kepentingan mereka Ia telah menggagalkan tujuan raja itu dan mengendalikan Bileam untuk memberitakan kepada Balak : “Dan sekarang, tengoklah, aku kembali kepada bangsaku : sebab itu marilah, maka aku akan membentangkan kepadamu apa yang akan diperbuat bangsa ini terhadap bangsamu di hari-hari terkemudian..... Maka sebuah bintang akan terbit daripada Yakub, dan sebuah tongkat kerajaan akan naik dari antara Israel, maka ia akan menghancurkan segala penjuru Moab, dan membinasakan semua bani Seth. Dan Edom akan menjadi milik pusaka, Seir juga akan menjadi milik pusaka karena musuh-musuhnya : dan Israel kelak akan berbuat dengan penuh keberanian.” Bilangan 24 : 14.

Pada hakekatnya Bileam mengatakan kepada raja Moab itu : “Saya telah berusaha sekuat-kuatnya untuk memenuhi keinginan Tuan dan untuk mengutuk Israel, namun Allah telah menguasai saya. Israel telah menang; Tuan dan saya telah kalah. Dan selanjutnya, marilah kuceritakan kepada Tuan apa yang akan dilakukan bangsa ini terhadap bangsa Tuan di hari-hari terkemudian : Dia yang akan memerintah Israel itu akan memalu Moab pada segala penjurunya, dan Israel akan berbuat dengan sangat berani.”

Demikianlah Bileam terdorong untuk meramalkan kelahiran Kristus dan pemerintahan-Nya, menyebabkan Israel melakukan dengan gagah berani melawan Moab dan bangsa tetangganya di hari-hari terakhir.

Mengetahui semua ini berarti mengenal Tuhan kebenaran kita; bahwa jika Dia ada di pihak kita maka tidak ada yang dapat memenangkan apapun melawan kita; bahwa pertempuran adalah milik Tuhan; bahwa kita tidak perlu takut pada musuh kita; bahwa apapun yang kita lakukan akan berhasil terlepas dari siapa yang mendukung atau menentang kita.

Minggu - 26 Maret

Peperangan di Surga


Bacalah Wahyu 12:7-9, yang menggambarkan konflik kosmik di antara yang baik dan yang jahat ini. Bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi di surga? Apa yang disiratkan ayat-ayat ini tentang realitas bebas berkehendak, bebas memilih?

“Maka ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit, lalu mencampakkan mereka itu ke bumi: lalu naga itu berdiri di hadapan perempuan itu yang sudah siap hendak melahirkan, untuk menelan anaknya segera setelah ia lahir.....”

“Maka jadilah peperangan di dalam surga: yaitu Mikhael dan malaikat-malaikat-Nya berperang melawan naga itu; dan naga serta segala tentaranya pun berperanglah, tetapi naga dan tentaranya itu tiada menang; dan tempatnya pun tidak ada lagi di dalam surga.”

“Maka tercampaklah naga besar itu, yaitu ular tua, yang dinamakan Iblis dan Setan itu, yang telah menyesatkan segala isi dunia: bahkan ia sudah dicampakkan ke bumi dan segala tentaranya itupun sudah tercampak juga sertanya.”

“Maka apabila naga itu melihat, bahwa dirinya sudah tercampak ke bumi, maka ia pun menganiaya perempuan itu yang telah melahirkan anak laki-laki itu.” Wahyu 12:4, 7- 9, 13.

Di sini digambarkan dua “pencampakkan” yang berbeda. Tandailah, bahwa dalam contoh peristiwa yang pertama naga itu menyeret malaikat-malaikat itu dengan ekornya. Tetapi, anda akan heran, mengapa tidak dengan kuku-kukunya? --- Karena yang sedemikian ini hanya akan menunjukkan secara salah, bahwa Setan berhasil mengalahkan Tuhan, sehingga akhirnya ia akan menyeret sepertiga malaikat-malaikat itu keluar dari sorga. Tetapi karena ia menyeret dengan ekornya, maka arti yang sebenarnya adalah jelas --- bahwa sepertiga malaikat-malaikat itu ternyata telah mengikuti dia secara suka rela. Mereka itu bergantungan pada ekornya, demikianlah misalnya, sementara ia membawa mereka. “Mereka itu berbalik daripada Bapa dan daripada Anak-Nya, lalu menggabungkan diri dengan penghasut pendurhakaan itu.” Testimonies, vol. 3, p. 115. Naga itu telah membujuk malaikat malaikat itu, dan mereka telah mengikuti dia dari sorga turun ke bumi, dimana ia telah berusaha untuk menelan Kristus.

Peristiwa dari ayat 4 ini, naga itu menyeret ke bawah malaikat malaikat itu, mendahului peristiwa dari ayat 9, dimana Tuhan mencampakkan ke bawah naga itu. Peristiwa pertama terjadi sebelum Tuhan lahir, dan peristiwa berikutnya terjadi sesudah kebangkitan-Nya. Ini dinyatakan di dalam paragraf-paragraf berikut ini:

Di zaman Ayub setan masih berkesempatan masuk ke sorga, karena kepada kita diceritakan bahwa “.......ada sesuatu hari sewaktu anak-anak Allah datang hadir di hadapan Tuhan, maka setan telah datang juga di antara mereka. Maka firman Tuhan kepada setan, Dari manakah engkau datang? Kemudian jawab Setan kepada Tuhan, dan mengatakan, Dari berjalan-jalan pergi datang di bumi, dan dari jalan-jalan di atasnya.’ Ayub 1:6, 7.

Jadi Setan bukanlah dicampakkan keluar dari surga segera sesudah ia mendurhaka atau bahkan sewaktu ia membuat Adam dan Hawa berdosa. Melainkan sebaliknya itu harus jadi sesudah zaman Ayub. Tetapi untuk menentukan dengan tepat kapan waktunya, maka kita harus membaca ayat 13: “Dan setelah naga itu melihat bahwa dirinya telah tercampak ke bumi, maka ia lalu menganiaya perempuan itu yang telah melahirkan anak laki-laki itu.” Oleh sebab itu ia telah dicampakkan keluar sebelum ia pergi menganiaya sidang. Ini dilakukannya pada “waktu terjadi suatu aniaya besar terhadap sidang yang di Yerusalem; maka mereka itu semuanya telah dicerai-beraikan keluar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria, terkecuali para rasul-rasul.” Kisah Segala Rasul 8:1. Kenyataan ini kembali dikeluarkan oleh Roh Nubuatan sebagai berikut :

Dengan kemenangan Tuhan telah dibawa kepada Allah dan kepada tahta-Nya. ”.....semua berada di sana untuk menyambut Juruselamat. Mereka semua rindu dengan sepenuh hati untuk merayakan kemenangan-Nya dan untuk memuliakan Raja mereka......... Ia menyampaikan kepada Allah ikatan gandum, yaitu orang orang yang telah bangkit bersama-sama dengan-Nya sebagai wakil-wakil dari rombongan besar orang banyak itu yang kelak akan muncul keluar dari kubur pada kedatangan-Nya yang kedua kali. ......Suara Allah terdengar memberitakan bahwa keadilan telah dipuaskan. Setan telah dikalahkan. Jerih payah Kristus, orang-orang yang berjuang di bumi telah “disambut di dalam Yang Kekasih itu.” Di hadapan malaikat-malaikat sorga dan di hadapan wakil-wakil dari dunia-dunia yang tidak jatuh berdosa, mereka dinyatakan dibenarkan.”

“Setan melihat bahwa selubung penipuannya telah dirobek buang. Tata kerjanya telah ditelanjangi di hadapan malaikat-malaikat yang tidak jatuh itu dan di hadapan seluruh alam semesta. Ia telah mengungkapkan dirinya sendiri sebagai seorang pembunuh. Oleh mencurahkan darah Anak Allah, maka ia telah mencabut sendiri dirinya sampai kepada akar-akarnya dari dalam simpati mahluk-mahluk sorga. Kemudian daripada itu, maka pekerjaannya lalu dibatasi. Sikap apa pun juga yang ia gunakan, ia tidak lagi dapat menunggui malaikat-malaikat seperti pada waktu mereka itu keluar dari ruangan-ruangan sorga, dan ia tidak lagi dapat di hadapan mereka itu menuduh-nuduh saudara-saudara dari Kristus karena berpakaikan baju-baju hitam dan kekotoran dosa. Hubungan simpati yang terakhir di antara setan dan dunia sorga terputuslah sudah.” The Desire of Ages, pp. 833, 834, 761.

Sesungguhnya, setelah menyadari bahwa ia telah mengakhiri kehadirannya untuk berulang kali menuduh-nuduh saudara-saudara di dalam surga, dan setelah mengetahui bahwa tempat tinggalnya di bumi pun akan sangat singkat, maka: SETAN TELAH DIBUANG KE BAWAH DENGAN MARAH BESAR.

Senin - 27 Maret

Serangan Setan


Baca Wahyu 12:4–6, 9; Efesus 5:25–27, 32; dan Mazmur 2:7–9 dan jelaskan simbol-simbol berikut ini: Naga, Perempuan, Anak Laki-Laki, Tongkat Besi

Jelaslah terlihat bahwa “perempuan” ini berselubungkan matahari dan diserang oleh naga bahkan sebelum anaknya lahir, Kristus; ya, bertahun-tahun sebelum gereja Kristen dan Injil muncul. Jadi, untuk mengatakan bahwa perempuan itu melambangkan gereja Perjanjian Baru yang berselubungkan Injil Kristus, benar-benar merupakan teori yang tidak berdasar dan tidak masuk akal, seperti mengatakan bahwa ayam ditetaskan sebelum ada telur.

“Berselubungkan matahari,” perempuan itu, tentu saja, adalah gereja Tuhan yang abadi, berselubungkan Terang dari Surga, yaitu Alkitab. “Firman-Mu,” kata pemazmur, “adalah… terang bagi jalanku.” Mzm. 119:105.

Bulan, seperti yang kita ketahui, adalah media dimana sinar matahari dipantulkan sehingga malam hari menjadi terang. Berada di bawah kaki perempuan, itu adalah simbol paling tepat dari periode sebelum Alkitab ada, periode dari penciptaan sampai zaman Musa. Tahap dari simbol ini dengan sangat jelas menunjukkan bahwa perempuan itu muncul dari periode dimana Firman Allah, “matahari”, dipantulkan secara tidak langsung, diteruskan dari ayah kepada anak, dan bahwa perempuan itu sedang memasuki periode dimana dia diselubungkan dengan Terang Tuhan, yaitu Alkitab.

Dan lagi, dia mengandung anak pada saat dia berselubungkan matahari, dan bulan berada di bawah kakinya. Ini dengan sendirinya secara positif menunjukkan bahwa pada kemunculannya dia melambangkan gereja setelah dia menerima janji untuk melahirkan Penebus dunia, “anak laki-laki, Yang akan memerintah semua bangsa dengan tongkat besi.” Dia “dirampas ke dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.” Dia, tentu saja, adalah Kristus, Tuhan itu.

Dua belas bintang yang membentuk mahkota perempuan itu, jelas sekali berbicara tentang pemerintahan Allah di bumi, yaitu otoritas kumulatif milik gereja – yang dimiliki oleh dua belas kepala suku, dua belas suku, dua belas rasul, dan masing-masing 12.000 dari dua belas suku Israel (mereka yang 144.000 itu).

Juga harus diperhatikan bahwa perempuan itu menggambarkan gereja Allah yang abadi dalam peperangan melawan musuh.

“Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.” Ayat 3, 4.

Jika pelajar Kebenaran yang diilhami Surga ingin mengetahui objek pelajaran yang diajarkan oleh simbol ini, maka dia sekarang harus dengan seksama memperhatikan pengertian yang dibawa oleh tanduk-tanduk naga yang tidak bermahkota dan kepala-kepalanya yang bermahkota. Juga, jika pelajar Kebenaran ingin mendapat manfaat dari apa yang Kitab Suci ajarkan, maka dia harus sepenuhnya menyadari bahwa baik kata-kata Kitab Suci yang sebelum maupun yang setelahnya serta pertimbangan logis juga harus diperhatikan.

Untuk memulai, karena tanduk-tanduk naga adalah sekelompok tanduk yang berjumlah sepuluh, sekaliannya itu harus menggambarkan semua raja atau kerajaan yang ada pada saat itu, sama seperti sepuluh jari kaki patung besar di Daniel pasal 2, dan juga sepuluh tanduk binatang di pasal 7, yang melambangkan raja-raja atau kerajaan-kerajaan yang ada secara universal pada periodenya masing-masing.

Juga janganlah diabaikan fakta bahwa semua tanduk, kepala-kepala, dan mahkota-mahkota itu, bergabung di sana ketika naga itu berdiri siap "untuk menelan Anaknya." Tepatlah seperti yang diungkapkan oleh simbol itu, sekaliannya itu memang melambangkan gabungan dua pihak yang terpisah dan berbeda (tanduk dan kepala), keduanya ada pada waktu yang sama, bukan satu menyusul yang lainnya. Juga perlu diingat bahwa meskipun tanduk-tanduk itu tumbuh dan gugur, kepala tidaklah demikian.

Dapatlah dilihat dengan jelas bahwa untuk menjaga konsistensi, maka penafsiran Alkitab tentang kepala-kepala dan tanduk-tanduk naga haruslah bahwa yang pertama adalah badan keagamaan, dan yang terakhir adalah pemerintahan sipil. Dan berapa banyakkah dari mereka itu yang digambarkan oleh tanduk-tanduk dan kepala-kepala naga itu? – Semua pemerintah sipil dan semua badan keagamaan pada waktu tertentu. Bagaimana kita tahu ini? – Karena ada sepuluh tanduk dan tujuh kepala bermahkota, dan karena angka Alkitab “sepuluh” menunjukkan universalitas, dan angka “tujuh” menunjukkan kelengkapan.

Dari contoh-contoh di atas, kita sudah melihat bahwa waktunya telah tiba bagi semua pelajar Alkitab yang setia, pelajar Kebenaran yang menyelamatkan, untuk menyadari bahwa Ilham tidak pernah melakukan sesuatu yang sia-sia atau sembarangan. Pekerjaannya selalu dibangun secara akurat, selalu dapat diandalkan pada nilai yang nyata, dan jelas di luar perbaikan.

Juga, adalah fakta yang diakui bahwa mahkota selalu melambangkan otoritas raja. Dan karena mereka muncul di kepala naga, bukan di tanduknya, dapatlah dicatat bahwa sementara naga memerintah dunia sipil dan agama, namun dia memahkotai agama.

Dengan kata lain, gereja memegang tongkat kerajaan; gereja duduk di tahta naga. Dan fakta bahwa jumlah tanduk naga melambangkan universalitas dan jumlah kepalanya yang dimahkotai melambangkan kelengkapan, ditambah dengan fakta bahwa baik gereja Yahudi maupun Romawi menganiaya Tuhan, menunjukkan bahwa naga itu secara keseluruhan melambangkan keimamatan Setan yang lengkap, bahwa Setan telah menawan dunia. Sebagai penakluk dunia dan dipersenjatai dengan tanduk dan kepala, dia menggerakkan Herodes untuk membunuh anak-anak yang baru lahir segera setelah dia mengetahui tentang kelahiran Kristus. Ini dilakukannya dengan harapan untuk membinasakan Juruselamat, menelan anak itu dan dengan demikian mengabadikan kerajaannya sendiri. Seperti itulah kondisi dunia pada kedatangan Kristus yang pertama, dan dengan itulah gereja dimungkinkan untuk menyalibkan Tuhan, melempari Stefanus dengan batu, memenggal kepala orang-orang lainnya, namun lolos dari hukuman otoritas sipil.

Untuk alasan inilah Anak Manusia, Penebus dunia itu, datang tepat pada waktunya. Namun, naga itu, untuk mempertahankan kekuasaan Setannya, dengan sabar menunggu dan dengan seksama mengawasi kedatangan Penebus dunia yang dijanjikan itu. Jadi ketika gereja Tuhan yang hidup itu sedang mengandung, dan berteriak hendak melahirkan, maka naga dengan tujuh kepala bermahkota dan sepuluh tanduk itu siap untuk menelan anak itu segera setelah Ia lahir.

Kemurtadan seperti itu juga telah mencengkeram dunia pada zaman Nuh, dan membuat Tuhan perlu melakukan sesuatu untuk menyelamatkan dunia. Demi umat manusia, Sang Pencipta mengirimkan air bah untuk mengakhiri kejahatan. Dengan cara yang sama, kemurtadan yang mengerikan dari orang-orang Yahudi pada zaman kedatangan Kristus yang pertama menuntut bencana lain yang benar-benar merusak seperti air bah yang mengerikan untuk sekali lagi menghapuskan kejahatan. Namun, jika bukan karena alasan lain selain menepati janji-Nya yang tidak pernah gagal kepada hamba-Nya yang setia, Nuh, maka Tuhan tidak akan menghancurkan dunia untuk kedua kalinya. Maka Dia mengutus Putra-Nya untuk mati menggantikan dunia. Dalam terang ini, betapa jauh lebih cemerlang misi Penebus itu daripada sebelumnya! Melalui kematian-Nya Dia benar-benar menyelamatkan dunia dari kehancuran pada waktu itu, dan melalui kebangkitan-Nya Dia memungkinkannya bertahan hingga hari ini.

Selasa - 28 Maret

Menerima Kemenangan Yesus


Bacalah Wahyu 12:10. Dorongan apa yang Anda dapatkan dari fakta bahwa penuduh Anda itu “telah dicampakkan”?

“Tuduhan-tuduhan setan melawan orang-orang yang berusaha mencari Tuhan bukanlah didorong oleh kebencian terhadap dosa-dosa mereka. Ia bergembira karena cacat tabiat-tabiat mereka itu, karena ia mengetahui bahwa hanya oleh pelanggaran mereka melawan hukum Allah dapatlah ia memperoleh kuasa atas mereka itu.” Prophets and Kings, pp. 585, 586.

Setan, sebagaimana kita saksikan, mendorong orang berdosa untuk melakukan pelanggaran secara tidak sadar, dan demikianlah untuk mengumpulkan tuduhannya, tidak perlu di bumi, tetapi di dalam sorga. Di hadapan Hakim yang benar itu, Setan menuduh-nuduh pelanggar hukum itu “karena memakaikan baju-baju yang hitam dan kotoran dosa.” Tetapi apabila Roh Allah mendorong menegur, maka ia itu mengungkapkan dosa dan menghukum orang berdosa oleh perantaraan sidang-Nya.

Bacalah Wahyu 12:11. Apakah jaminan kemenangan yang Kristus berikan kepada kita dalam ayat ini?

Umat Allah hendaknya senantiasa waspada karena suara dari Roh Kristus itu pun senantiasa berjaga-jaga untuk mengamati roh Setan itu. Bilamana keduanya itu bertempur, maka yang satu akan berjuang untuk mematuhi Firman Allah, sedangkan yang lainnya akan memaafkan dosa lalu bersimpati dengan orang yang berdosa. Dalam cara licik yang terakhir ini Setan seringkali berhasil dan memenangkan orang berdosa ke dalam barisannya, karena orang berdosa pada hakekatnya lebih mencintai dosanya. Walaupun demikian orang-orang yang setia akan mengalahkannya “oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka.” Mereka itu “tidak mencintai nyawanya sekalipun sampai kepada mati.” Wahyu 12:11.

Rabu - 29 Maret

Perempuan di Padang Belantara


Bacalah Wahyu 12:6 dan bandingkan dengan Wahyu 12:14-16. Perhatikan baik-baik periode waktu dimana Setan menyerang “perempuan” (sidang Allah) itu, dan ketetapan Allah bagi umatNya. Apakah yang dibicarakan ayat-ayat ini?

Oleh karena suatu padang belantara adalah justru kebalikan dari suatu kebun anggur, maka sebutan yang berbunyi “supaya perempuan itu dapat terbang ke dalam padang belantara” secara tegas mengandung arti bahwa ia sudah harus meninggalkan kebun anggur itu. Dan itulah tepatnya yang ia lakukan. Tak lama sesudah kebangkitan Kristus, maka sidang (perempuan itu) telah meninggalkan tanah suci (kebun anggur itu) dan pergi ke tanah orang-orang Kafir (padang belantara).

Di samping adanya fakta-fakta sejarah ini, kita juga mempunyai pengertian Alkitab mengenai kebun anggur itu sebagai berikut: “Kebun anggur Tuhan serwa sekalian alam ialah isi rumah Israel, dan orang-orang Yehuda itu ialah tanaman yang disukai-Nya.” Yesaya 5:7.

Oleh sebab itu tak dapat dibantah, bahwa padang belantara dimana perempuan itu telah dipelihara selama masa itu adalah tanah orang-orang Kafir. Dan keharusan perempuan itu pergi melarikan diri dari wajah ular itu di tanah airnya, menunjukkan bahwa ular naga itu telah menjadikan tanah suci itu markas besarnya. Walaupun demikian, karena tidak puas dengan ini, maka ia bahkan telah mengikuti perempuan itu ke dalam padang belantara.

“Maka ular itu menyemburkan air dari dalam mulutnya bagaikan suatu air bah mengikuti perempuan itu, agar ia dapat menghanyutkannya dengan air bah itu.” Wahyu 12:15.

Dalam harapan untuk membinasakan perempuan itu, maka ular itu pertama sekali menganiayanya. Sungguhpun demikian, karena gagal mencapai tujuannya, maka secara tiba-tiba ia mengubah siasatnya. Ia membatalkan penganiayaan itu, dan sebagai gantinya ia mulai mendekatinya. Namun alangkah ruginya bagi perempuan itu! Secara licik ia menyemburkan air bagaikan suatu air bah dari belakang perempuan itu, yang tampaknya seolah-olah berusaha dengan sekuat tenaga untuk menyegarkannya, padahal sesungguhnya itulah suatu usaha besar dengan mana untuk membinasakan perempuan itu.

Kata-kata simbolis dari Ilham menjelaskan, bahwa wajib Kristenisasi terhadap orang-orang Kafir dan mengalirnya mereka itu ke dalam sidang selama abad yang keempat sejarah Kristen yang lalu, pada kenyataannya bukanlah suatu tindakan yang bersahabat. Sebaliknya ia itu adalah bagaikan suatu aliran deras yang menghancurkan untuk menghilangkan kuasa ke-Kristenan yang menyelamatkan. Dengan lain perkataan, Ilham meramalkan masa periode dimana ular naga itu telah memakaikan para politisi Kafir dengan jubah kekristenan dan kemudian mengendalikan mereka untuk memaksa orang-orang Kafir yang bukan Kristen untuk menggabungkan diri dengan sidang, supaya dengan demikian itu mereka dapat mengkafirkan sidang, bukannya sidang mengkristenkan mereka.

Untuk menguatkannya, maka berikut ini kami kutip sebagian gambaran dari karya-karya Tuan Gibbon sebagai berikut : Dengan beberapa keputusan toleransi, maka ia (Kaizar Constantine) telah menyingkirkan beberapa ketentuan sementara yang tidak menguntungkan yang sampai pada waktu itu telah menghalangi kemajuan kemajuan kekristenan; maka pendeta-pendetanya yang giat dan yang banyak itu telah memperoleh izin kebebasan mereka, yaitu suatu dorongan kebebasan untuk menyambut kebenaran-kebenaran sehat yang diungkapkan oleh setiap argumentasi yang dapat mempengaruhi pemikiran atau kesetiaan beragama umat manusia. Keseimbangan yang rata dari kedua agama (Kristen dan Kapir) itu hanya berlangsung sementara........ Kota-kota yang menunjukkan semangat kemajuan oleh merusakkan secara sukarela tempat-tempat ibadah mereka (tempat-tempat ibadah Kafir) memperoleh penghargaan dengan hak-hak istimewa kota, serta dihadiahi dengan hadiah-hadiah yang bersifat pemberian resmi yang populer. ...... Keselamatan dari rakyat biasa diperoleh dengan jalan pembelian dengan pembayaran yang murah, jika demikian itu benar bahwa dalam setahun 12.000 orang telah dibaptiskan di kota Roma, belum terhitung sejumlah besar wanita dan anak-anak, dan bahwa sebuah jubah putih berikut 20 keping emas telah dijanjikan oleh kaizar kepada setiap orang yang bertobat.” Inilah “undang-undang dari Constantine yang memberikan kebebasan kepada semua budak yang hendak memeluk agama Kristen.”Gibbon’s Rome, vol. 2, pp. 273, 274.

“Tetapi bumi menolong perempuan itu, dan bumi membuka mulutnya lalu menelan air bah yang disemburkan oleh ular naga itu dari dalam mulutnya.” Wahyu 12:16.

“Bumi”, sebagai senjata Allah yang sangat ampuh, pada akhirnya akan menolong perempuan itu. Bumi akan menelan “air bah” itu; artinya, senjata Ilahi yang sama itu juga, yang sesuai dengan perumpamaan, akan menyingkirkan lalang-lalang lalu membakarnya, demikian pula menyingkirkan semua orang yang telah menggabungkan diri dengan sidang, yang masih tetap Kafir di dalam hatinya. Lalu apakah yang jadi kemudian? – Injil memberikan jawabannya sebagai berikut:

Kamis - 30 Maret

Sisa Akhir Zaman Tuhan


Baca Wahyu 12:17. Karakteristik dari sidang Tuhan yang sisa di akhir zaman apa yang ditemukan di dalam ayat ini ?

Sebutan “yang tersisa” mengungkapkan, bahwa benih perempuan itu terbagi dalam dua bagian. Bagian yang satu diambil, bagian yang lainnya tertinggal. Sebagai contoh, maka Nehemia menjelaskan sebagai berikut: “ Segala orang yang tersisa yang ditinggalkan dari para tawanan itu disana di dalam negeri itu berada dalam kesukaran besar dan kecelaan.” Nehemia 1:3. Sesuatu “yang tersisa” selalu menunjukkan sebagian daripada keseluruhan, mungkin besar mungkin juga kecil.

Dan perhatikanlah bahwa naga itu berperang bukan melawan sesuatu yang tersisa daripada “air bah” itu, melainkan melawan mereka yang tersisa dari benihnya. Karena Kristus adalah satu - satunya anak dari perempuan itu, maka benihnya itu ialah orang - orang Kristen, yaitu orang - orang yang lahir ke dalam sidang oleh perantaraan Roh Kristus. Sesuai dengan itu, maka tindakan membawa buah - buah pertama ke Gunung Sion ( Wahyu 14:1 ) akan menghasilkan suatu keadaan yang akan membuat suatu sisa dari mereka itu yang masih akan tertinggal di antara orang - orang Kapir. Oleh karena itu, maka dalam contoh ini mereka, buah - buah kedua itu, ialah mereka yang tersisa itu.

Hendaklah diingat bahwa adalah sesudah bumi menelan air bah itu baru naga itu naik amarahnya melawan perempuan itu, lalu “melakukan peperangan melawan mereka yang tersisa daripada benihnya [bukan melawan perempuan itu secara pribadi], yaitu mereka yang memeliharakan perintah - perintah Allah, dan yang memiliki kesaksian Yesus Kristus.” Wahyu 12:16,17. Jadi jelaslah, tak dapat disangsikan lagi kesimpulannya, bahwa dihapuskannya air bah setan itu tak lain adalah pembersihan sidang, yaitu pembinasaan orang - orang yang telah menggabungkan diri dengan sidang melalui bantuan ular itu. Pembersihan ini adalah satu - satunya perkara yang memungkinkan sidang sebagai suatu badan untuk memeliharakan perintah - perintah Allah dan juga untuk memiliki kesaksian Yesus Kristus, Roh Nubuat yang hidup itu ( Wahyu 19:10 ) di tengah - tengahnya. Inilah satu - satunya harapan miliknya, satu - satunya kekuatan miliknya, yaktu satu - satunya jalan kelepasannya. Dalam terang inilah, Ilham kini memberikan hidup baru ke dalam kata - kata itu yang berbunyi :

“Bangunlah, bangunlah, kenakanlah kuatm, hai Sion; pakaikanlah baju - bajumu yang indah - indah itu, hai Yerusalem, kota suci; karena kemudian seterusnya tidak lagi akan masuk ke dalammu orang - orang yang tidak bersunak dan yang najis.” Yesaya 52:1

Oleh karena itu, maka pembersihan sidang itu tidak akan mendatangkan masa millenium yang penuh damai. Sesungguhnya tidak, tetapi ia itu akan mengakhiri nasib semua orang jahat yang ada di dalam sidang, dan bersamaan dengan itu pembersihan itu juga akan menaikkan amarah setan yang besar melawan mereka yang tersisa, yaitu melawan orang - orang yang masih berada di antara orang - orang Kapir, yang kemudian dari pembersihan itu dengan berani bertekad untuk berdiri di pihak Tuhan. Namun mereka akan dilepaskan jika mereka rela mempertaruhkan nyawanya - jika mereka bertekad berdiri di pihak Tuhan, sehingga dengan demikian itu nama - nama mereka dicatat di dalam “buku.” Daniel 12: 1

Naga itu tidak dapat memerangi perempuan itu, yaitu sidang yang terdiri dari buah - buah pertama, sebab pada waktu itu ia berada bersama - sama dengan Anak Domba di atas Gunung Sion ( Wahyu 14:1 ), jauh dari jangkauan ular naga itu.

Jumat - 31 Maret

Pelajaran Lanjutan

Para pejabat tinggi gereja dan negara akan bersatu untuk menyogok, membujuk, atau memaksa semua golongan untuk menghormati hari Minggu. Kekurangan otoritas Ilahi akan dipenuhi oleh undang-undang penindasan. Kejahatan politik menghancurkan cinta kepada keadilan dan penghormatan kepada kebenaran. Bahkan di Amerika yang bebas, para penguasa dan para pembuat undang-undang, untuk mendapatkan dukungan publik, akan tunduk kepada kebutuhan populer akan suatu undang-undang yang memaksakan pemeliharaan hari Minggu. Kebebasan hati nurani, yang telah menelan begitu banyak korban, tidak lagi akan dihargai. Dalam pertentangan yang akan terjadi itu kita akan melihat apa yang dilukiskan dalam kata-kata nabi, “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.” (Wahyu 12:17). GC 592.3

Whatsapp: (+62)812-8772-7543, (+63)961-954-0737
contact@advancedsabbathschool.org