Persembahan untuk Yesus

Pelajaran 4, Triwulan ke-1, 21-27 Januari 2023

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 21 Januari

Ayat Hafalan:

“Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN, akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya.” — Mazmur 116:12-14


Untuk meningkatkan kegiatan banyak orang mengadakan perkumpulan keagamaan, juga harus membantu orang-orang miskin, satu perpuluhan yang kedua dari semua pendapatan telah dituntut. Hubungan dengan perpuluhan yang pertama Tuhan telah menyatakan, “Bahwa sesungguhnya kepada anak-anak Lewi telah kukaruniakan segala perpuluhan di Israel.” Bilangan 18:21. Tetapi tentang perpuluhan yang kedua Ia memerintahkan, “Maka di hadapan hadirat Tuhan Allahmu, pada tempat yang kelak dipilihNya akan menetapkan namaNya di sana, hendaklah kamu makan segala perpuluhan gandummu dan air anggurmu dan minyakmu dan anak-anak sulung lembumu dan dombamu, supaya kamu belajar takut akan Tuhan Allahmu pada segala hari.” Ulangan 14:23, 29; 16:11-14. Perpuluhan ini, atau yang senilai dengan itu dalam bentuk uang, dua tahun lamanya mereka harus dibawa ke tempat kaabah yang akan didirikan. Setelah memberikan persembahan syukur kepada Allah, dan sebagian tertentu kepada imam, sipemberi itu harus menggunakan waktu tersisa untuk mengadakan upacara keagamaan, di mana orang Lewi, orang asing, anak yatim dan perempuan janda harus mengambil bahagian. Dengan demikian persiapan diadakan untuk mempersembahkan syukur dan pesta-pesta pada waktu upacara tahunan, dan banyak orang ditarik ke pertemuan dengan imam-imam dan orang Lewi, agar mereka dapat menerima petunjuk serta dorongan dalam pelayanan kepada Allah.” PP 530.1

Minggu - 22 Januari

Motif Memberi


Bacalah Matius 6:31-34 dan Ulangan 28:1-14. Apa janji Allah yang akan Ia lakukan jika kita menurut kepadaNya? Apakah menuntut janji-janji Allah merupakan hal yang mementingkan diri?

“Jika Anda sudah menyerahkan diri Anda kepada Allah, untuk melakukan pekerjaan-Nya, Anda tidak perlu khawatir akan hari esok. Sebagai Tuanmu, Dia mengetahui dari awal hingga akhir. Peristiwa-peristiwa hari esok, yang tersembunyi dari penglihatanmu, terbuka kepada mata Dia Yang Mahakuasa. MB 100.1

“Apabila kita mengelola sesuatu yang harus kita lakukan, dan bergantung pada keahlian kita sendiri agar berhasil, kita membawa beban yang tidak diberikan Allah kepada kita, dan tengah berupaya menanggungnya tanpa bantuan-Nya. Kita menanggung sendiri tanggung jawab kepunyaan Allah, dan karena itu kita sebenarnya menggantikan tempat-Nya. Kita bisa saja mengalami kekhawatiran serta menduga adanya bahaya dan kerugian, karena itu pasti menimpa kita. Tetapi apabila kita sungguh-sungguh percaya bahwa Allah mencintai kita dan bermaksud baik kepada kita, maka kita akan berhenti mengkhawatirkan masa depan. Kita akan mempercayai Allah seperti seorang anak mempercayai orang tua yang penuh kasih. Kemudian kesusahan-kesusahan dan kesakitan-kesakitan kita akan sirna, karena kehendak kita terserap dalam kehendak Allah. MB 100.2

Kristus tidak memberikan janji pertolongan kepada kita untuk memikul hari ini beban hari esok. Dia telah mengatakan, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu” (2 Korintus 12:9); tapi seperti manna yang diberikan di padang belantara, kasih karunia-Nya diberikan setiap hari, untuk keperluan hari itu. Bagaikan rombongan besar bangsa Israel dalam kehidupan mereka sebagai musafir, kita dapat memperoleh pagi demi pagi roti surga untuk bekal hari itu. MB 101.1

Janganlah kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. -- mengapa menyeberangi jembatan sebelum anda tiba di sana? Mengapa kuatir bagaimana kamu akan mengisi perutmu dan dengan apa kamu akan menutupi tubuhmu besok jika semua itu diperhatikan sekarang? Mengapa kuatir mengenai segala kebutuhanmu, mengapa tidak kuatir tentang bagaimana memajukan Kerajaan Allah? Dengan melakukan kerja ekstra untuk membangun tenda-tenda atau memperbaiki sepatu untuk nafkah adalah benar kalau saja tidak Anda katakan, “Saya akan melakukan ini dan lainnya dan mendapatkan uang untuk membeli dan membangun ini atau itu.” Saudara sebaliknya harus mengatakan, “Jika Allah berkenan, saya hendak melakukan ini atau itu, supaya saya dapat sampai ke sini atau sampai ke sana, supaya saya dapat melakukan ini dan yang lain demi kemajuan pekerjaanNya.” Apa pun tujuan yang ada di balik tindakanmu, ia harus demi kemajuan KerajaanNya.

Mengapa Anda tidak menaruh perhatian utama terhadap pekerjaan-Nya? Mengapa tidak terhadap Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, supaya “semua perkara ini dapat dipertambahkan kepadamu?” Mengapa bekerja untuk memberi makan kepada dirimu sendiri? Mengapa tidak bekerja untuk Allah dan membiarkan Dia memberi makan dan memberi pakaian untukmu? Ia jauh lebih mampu memberikan kepadamu daripada kemampuanmu sendiri. Mengapa tidak membiarkan Dia mengawasi pekerjaanmu, mengawasi rumahmu, mengawasi tubuhmu?

Sementara Anda melaksanakan permintaan-Nya, maka Ia tidak akan pernah melalaikan Anda. Mengapa tidak melakukan ini dan menjadi seorang Kristen yang lengkap? Mengapa menjadi hanya Kristen dalam nama, tetapi seorang Kafir dalam hati dan iman? Jangan lagi bekerja bagi diri sendiri, bekerjalah bagi Allah dan bebas dari kekuatiran, bebas dari keharusan mencari nafkah menurut caramu sendiri. Para nelayan Galilea sementara mereka mencari ikan dalam caranya sendiri mereka terus gagal, tetapi setelah mereka melempar pukatnya di tempat yang dianjurkan Yesus, maka selekas itu pula pukat mereka terisi ikan.

Bacalah 2 Korintus 9:6, 7. Apakah yang dikatakan Tuhan di sini? Apa arti dari memberi sebagai satu “tujuan dalam hatinya”? Bagaimana kita belajar untuk memberi dengan sukacita?

“Yesus tidak membebaskan kita dari upaya yang perlu, tetapi Dia mengajarkan bahwa kita harus menjadikan Dia yang pertama, terakhir dan terbaik dalam segala hal. Kita tidak harus ikut dalam perusahaan, tidak perlu ikut mengejar sesuatu, jangan mencari kesenangan, yang akan merintangi pekerjaan dari kebenaranNya di dalam tabiat dan kehidupan kita. Apa saja yang kita kerjakan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, seperti kepada Tuhan. MB 99.2

Sewaktu Yesus tinggal di dunia, Dia menghargai kehidupan dalam segala seluk-beluknya dengan menunjukkan kemuliaan Allah di hadapan manusia, dan dengan menaklukkan segala sesuatu atas kehendak Bapa-Nya. Jika kita mengikuti teladan-Nya, jaminan-Nya kepada kita adalah bahwa segala sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan ini “akan ditambahkan.” Kemiskinan atau kekayaan, sakit atau kesehatan, kesederhanaan atau akal budi–semuanya dilengkapi dalam janji kasih karuniaNya. MB 99.3

Senin - 23 Januari

Berapa bagian untuk Persembahan?


Bacalah Ulangan 16:17. Gantinya persentase, kriteria apa yang Tuhan berikan sebagai dasar jumlah persembahan kita?

Ia tidak menjanjikan berkat-berkat-Nya dengan persyaratan-persyaratan yang lain. Apakah anda bernasib buruk? Anda tak dapat memenuhi kebutuhan? Mulailah membayar perpuluhan-perpuluhanmu. Perhatikanlah dengan seksama bahwa Allah bukan hanya menuntut perpuluhan melainkan perpuluhan-perpuluhan; artinya, perpuluhan berikut semua persembahan sukarela. Ia tidak mau semua itu dibelanjakan kepada sesuatu menurut rencana hatimu sendiri. Anda harus membawanya ke dalam “rumah perbendaharaan-Nya.” “..... Mengenai perpuluhan pertama, Tuhan menyatakan, ‘Aku telah memberikan kepada bani Lewi segala perpuluhan di Israel.’ Tetapi terhadap perpuluhan yang kedua Ia perintahkan, “Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah engkau memakan persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut akan TUHAN, Allahmu.” Perpuluhan ini, atau yang sama nilainya dalam bentuk uang, harus mereka bawa selama dua tahun ke tempat dimana tempat suci itu didirikan. Sesudah menyampaikan suatu persembahan syukur kepada Allah, dan suatu bagian tertentu kepada imam, maka para pemberi persembahan itu harus menggunakan yang sisanya bagi pesta perayaan agama, dimana orang-orang Lewi, orang-orang asing, anak-anak piatu, dan para janda ikut mengambil bagian. Demikianlah persiapan-persiapan yang dibuat bagi persembahan-persembahan syukur dan pesta-pesta perayaan pada hari-hari besar setiap tahun, maka orang banyak itu dibawa bergaul dengan masyarakat para imam dan orang-orang Lewi, supaya mereka dapat memperoleh petunjuk dan dorongan-dorongan dalam pekerjaan Allah.

“Namun demikian, setiap tahun yang ketiga, perpuluhan yang kedua ini harus digunakan di dalam rumah tangga, untuk menjamu orang-orang Lewi dan orang miskin, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Musa, “Agar mereka itu sekalian yang duduk di sebelah dalam pintu gerbangmu akan makan sampai kenyang.” Ulangan 14:29. Perpuluhan ini akan menyediakan satu dana untuk digunakan bagi maksud-maksud sosial dan kebajikan. – “Patriarchs and Prophets,” pg. 530.

The command is, “…they shall not appear before the Lord empty.” Deut. 16:16.

Perintah itu adalah, “… janganlah ia menghadap hadirat Tuhan dengan tangan hampa.” Ul. 16:16.

Allah tidak berbohong. Dia melaksanakan janji-janji-Nya. Dia tidak pernah gagal. Tidak ada yang lebih menghina Dia daripada ketidakpercayaan dan ketidaksetiaan kepada Firman-Nya.

Baca Mazmur 116:12–14. Bagaimana seharusnya kita menjawab pertanyaan yang diajukan di ayat 12? Bagaimanakah uang cocok dengan jawabannya?

Adalah menjadi keuntungan kita supaya tetap memelihara setiap karunia Allah yang segar di dalam ingatan kita. Demikianlah iman itu dikuatkan untuk menuntut dan menerima lebih banyak lagi. Adalah dorongan yang lebih besar bagi kita di dalam berkat yang terkecil sekali pun yang kita terima dari Allah, dan kemudian di dalam segala-galanya kita dapat membaca iman dan pengalaman orang-orang lain. Jiwa yang menyambut anugerah Allah akan merupakan sebuah kebun yang disirami. Kesehatannya akan memancar dengan segera, cahayanya akan menerangi kegelapan, dan kemulian Allah akan kelihatan atasnya. Marilah kita ingat selalu kasih Allah yang penuh kasihan, kemurahan-Nya yang tidak terbilang itu. Seperti orang Israel, marilah kita bangunkan batu dasar kesaksian kita, dan menuliskan di atasnya cerita yang indah akan apa yang telah diperbuat Allah bagi kita. Dan sementara kira mengulang-ulangi hal yang bersangkutan dengan Dia di dalam perjalanan kita ini, marilah kita, dengan segenap hati yang penuh syukur, berkata: “Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan, akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.” Mazmur 116:12-14.

Selasa - 24 Januari

Persembahan-Persembahan dan Ibadah


Bacalah 1 Tawarikh 16:29; Mazmur 96:8, 9; dan Mazmur 116:16-18. Bagaimana kita menerapkan prinsip-prinsip yang dinyatakan di sini pada pengalaman ibadah kita sendiri?

“Allah menuntut dari umat-Nya di zaman dahulu tiga pertemuan tahunan. “Tiga kali dalam setahun semua laki-lakimu harus menghadap Tuhan Allahmu, di tempat yang akan Dia pilih; pada hari raya Roti Tidak Beragi, dan pada hari raya Minggu-minggu, dan pada hari raya Tabernakel: dan mereka tidak boleh menghadap Tuhan dengan tangan kosong: setiap orang harus memberi sesuai kemampuannya, sesuai dengan berkat Tuhan Allahmu yang Dia telah berikan padamu.” Tidak kurang dari sepertiga pendapatan mereka diserahkan untuk tujuan-tujuan suci dan rohaniah. 3T 395.3

“Tapi, setiap tahun ketiga, perpuluhan kedua ini harus digunakan di rumah, dalam menjamu orang-orang Lewi dan orang-orang miskin, seperti yang dikatakan Musa, ‘Supaya mereka bisa makan di dalam gerbang-gerbangmu, dan bisa dikenyangkan.’ Perpuluhan ini akan menyediakan suatu dana untuk keperluan-keperluan sosial dan kedermawanan.” -- Patriarchs and Prophets, hal. 530.

Bunyi perintah itu adalah, “.....janganlah orang menghadap hadirat Tuhan dengan tangan hampa.” -- Ulangan 16 : 16.

“Petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Roh Kudus melalui rasul Paulus mengenai pemberian, memberikan suatu prinsip yang berlaku juga untuk persepuluhan: “Pada hari pertama dari tiap minggu hendaklah kamu masing-masing menyisihkannya, sebagaimana Allah telah membuat dia makmur.” Orang tua dan anak-anak termasuk di sini. Tidak hanya orang kaya, tetapi orang miskin juga dipanggil. “Setiap orang sesuai dengan tujuan hatinya [melalui pertimbangan yang jujur dari rencana yang ditentukan Allah], jadi biarlah dia memberi dengan sukarela, bukan karena terpaksa: karena Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Pemberian itu harus dilakukan dengan mempertimbangkan kebaikan besar Allah kepada kita.” CS 80.1

Rabu - 25 Januari

Allah memperhatikan Persembahan-Persembahan Kita


Baca Markus 12:41-44. Apakah kita kaya atau bukan, apakah pesan yang bisa kita dapatkan dari ceritera ini? Prinsip apa yang diajarkan kepada kita, dan bagaimana kita bisa menerapkannya pada pengalaman perbaktian kita sendiri ?

“Yesus berkata tentang janda miskin itu, Dia memberikan lebih banyak daripada mereka semua itu.” Orang-orang kaya memberikan dari kelebihan mereka, banyak dari antara mereka supaya dilihat dan dihormati orang. Pemberian mereka yang besar itu tidak mencabut dari diri mereka kenyamanan atau bahkan kemewahan; pemberian itu tidak menuntut pengorbanan mereka dan tidak bisa dibandingkan nilainya dengan persembahan yang sedikit dari janda itu. CS 175.2

“Adalah motif yang memberikan tabiat kepada tindakan-tindakan kita, yang memberi cap kehinaan atau nilai moral yang tinggi. Bukan hal-hal yang hebat yang dapat dilihat oleh mata dan dipuji oleh bibir yang Allah perhitungkan sebagai yang paling berharga. Tugas-tugas yang kecil yang dilakukan dengan gembira, pemberian-pemberian kecil yang tidak dibuat menjadi pameran, dan yang kelihatan tidak bernilai bagi manusia, seringkali sangat tinggi nilainya dalam pandangan-Nya. Hati yang berasal dari iman dan kasih adalah adalah lebih disayangi Allah daripada pemberian yang paling mahal. CS 175.3

“Janda miskin itu memberikan hidupnya untuk melakukan sedikit yang dia perbuat. Dia melepaskan dirinya dari makanan demi memberi kepada mereka dua keping uang receh pada pekerjaan yang dia cintai. Dan dia melakukannya dengan iman, sambil meyakini bahwa Bapa surgawinya tidak akan mengabaikan kebutuhan terbesarnya. Adalah roh yang tidak mementingkan diri dan iman seperti anak kecil ini yang memenangkan persetujuan Allah. CS 176.1

“Bukankah supaya membagi-bagi rotimu bagi orang yang lapar, dan supaya membawa ke rumahmu orang-orang yang tidak punya rumah? Bilamana engkau melihat orang yang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian; dan supaya engkau jangan menyembunyikan dirimu dari saudaramu sendiri?” Yes. 58:7.

Tantangan ini, Saudara-Saudari, tak dapat diatasi sampai semua orang dengan bijak menolong dalam kapasitas apapun yang mungkin, dengan mengingat bahwa bukanlah usaha melainkan sesuatu yang menuntut suatu pengorbananlah yang dihargai. Oleh karena memberikan semua miliknya, hidupnya, dua keping persembahan janda miskin itu membuat lebih banyak daripada uang dollar orang kaya. Juga, janda dari Serepta itu menggunakan minyaknya yang terakhir dan tepungnya yang penghabisan untuk memberi makan nabi Allah itu, tanpa berharap akan mendapatkan lebih, tetapi hanya akan menderita kelaparan, dan bahkan juga tidak menyayangkan anaknya. Meskipun demikian, yang terjadi kemudian adalah sebaliknya. tempat minyak dan karung gandumnya tidak pernah kosong (1 Raja-Raja 17: 12, 15, 16), dan dia serta anaknya dapat hidup.

Baca Kisah Para Rasul 10:1-4. Mengapa seorang perwira Romawi menerima kunjungan dari seorang malaikat surgawi? Yang manakah dari dua tindakan ini yang dicatat di surga?

“Adalah suatu kebaikan yang indah bagi setiap orang dalam hidup ini untuk dihargai oleh Allah seperti halnya Kornelius. Dan apakah yang menjadi dasar persetujuan ini ? –’Doa-doa dan persembahan-persembahanmu telah naik ke hadirat Allah dan diingat oleh Allah.’ RH May 9, 1893, par. 2

“Bukanlah doa maupun pemberian persembahan yang memiliki nilai di dalam dirinya sendiri yang membuat pendosa itu berkenan di hadapan Allah; tetapi karunia Kristus, melalui pengorbanan-Nya yang mendamaikan, itulah satu-satunya yang dapat membaharui hati dan membuat pelayanan kita berkenan kepada Allah. Karunia ini telah menggerakkan hati Kornelius. Roh Kristus telah berbicara kepada jiwanya; Yesus telah menarik dia, dan dia telah menyerahkan dirinya pada penarikan itu. Doa-doa dan persembahan-persembahannya tidaklah diminta atau dipaksakan dari dirinya; semuanya itu bukanlah suatu harga yang dia cari untuk membayar supaya mendapat jaminan surga; tetapi semuanya itu adalah buah daripada kasih dan ungkapan syukur kepada Allah.” RH May 9, 1893, par. 3

Kamis - 26 Januari

Proyek khusus : Pemberian “Guci Besar”


Baca Markus 14:3-9 dan Yohanes 12:2-8. Siapa tokoh utama pada pesta Simon? Apa nilai dari pemberian Maria? Mengapa dia mengurapi Yesus pada waktu ini?

“Sementara rencana jahat ini berlangsung di Yerusalem, Yesus dan sahabat-sahabat-Nya diundang ke pesta Simon. Di meja makan Juruselamat duduk dengan Simon, yang telah disembuhkan-Nya dari suatu penyakit yang menjijikkan, di sebelah, dan Lazarus, yang sudah dibangkitkan-Nya dari kematian di sebelah yang lain. Marta melayani di meja tetapi Maria sedang mendengarkan dengan cermatnya setiap perkataan dari bibir Yesus. Dalam kemurahan-Nya Yesus telah memaafkan dosadosanya, Ia telah memanggil saudaranya yang kekasih dari dalam kubur, dan hati Maria dipenuhi dengan rasa syukur. Ia telah mendengar Yesus berbicara tentang kematian-Nya yang sudah dekat, dan dalam kasih dan kesusahannya yang mendalam ia ingin menunjukkan kehormatan kepada-Nya. Dengan pengorbanan pribadi yang besar ia telah membeli sebuah buli-buli berisi “minyak wangi yang mahal harganya” yang dengan itu ia menyirami tubuh-Nya. Tetapi sekarang banyak orang sedang mengumumkan bahwa Ia hampir akan dimahkotai sebagai raja. Kesedihannya berubah menjadi kesukaan, dan ia ingin yang pertama menghormati Tuhannya Setelah memecahkan buli-buli minyak wangi itu, ia mencurahkan isinya ke atas kepala dan kaki Yesus, kemudian bertelutlah ia sambil menangis, dan sambil membasahinya dengan air matanya, dikeringkannya kaki-Nya dengan rambutnya yang panjang itu.” DA 558.4

“Maria tidak mengetahui makna perbuatan kasihnya. Ia tidak dapat menjawab para penuduhnya. Ia tidak dapat menjelaskan mengapa ia telah memilih kesempatan itu untuk mengurapi Yesus. Roh Kudus telah merencanakan baginya, dan ia telah mentaati bisikan-Nya. Inspirasi datang padanya untuk tidak memberikan suatu alasan. Hadirat yang tidak kelihatan berbicara ke dalam pikiran dan jiwa, dan menggerakkan hati untuk bertindak. Itu adalah pertimbangannya sendiri.” DA 560.4

Dengan air mata kegembiraan karena segala dosanya telah diampuni oleh Yesus Maria Magdalena telah membasuh kaki Juruselamatnya, dan mengeringkannya dengan rambutnya, dan mengeringkannya dengan rambutnya, kemudian ia telah membuka kotak minyak alabaster yang termahal itu untuk digosokkan pada kepala Tuhannya. Selama hal itu berlangsung tangan - tangan Yudas yang tamak itu bergerak - gerak sambil menanyakan harganya dengan tujuan menggemukkan kantongnya, walaupun bersamaan dengan itu ia berpura - pura menyatakan simpatinya yang mendalam terhadap orang miskin! Pengakuan yang munafik ini sambil bergerola di dalam dadanya, ia seolah - olah “dengan suara burung merpati” berusaha memperlihatkan suatu kasih sayang yang murni terhadap orang lain dengan cara menuduh Maria terlalu memboros dengan sia - sia, dan ia menuduh Yesus karena perbuatan sia - sia yang menghabis-habiskan harta.

Jumat - 27 Januari

Pelajaran Lanjutan

Jika anda ingin memberikan suatu hadiah yang bersifat kasih sayang, yang bukan karena waktu (time gift), maka hendaklah ia itu berupa sesuatu yang bermanfaat, jangan sekali sesuatu yang mewah atau yang sia-sia, dan jangan melebihi kemampuanmu; hendaklah ia itu didorong oleh suatu roh murah hati yang tidak mementingkan diri, dan bukan karena terpaksa oleh kesombongan, kebiasaan, atau untuk membalas ganti. Hendaklah ia itu benar-benar merupakan suatu hadiah kasih sayang yang murni untuk menghormati orang yang menerimanya, bukan untuk menghormati sesuatu waktu yang bukan saja menganjurkan sesuatu pembalasan ganti melainkan bahkan menuntutnya. Orang-orang Kristen harus menjadi pemberi-pemberi, bukan pedagang-pedagang.

Akhirnya, roh tidak mementingkan diri yang sama yang telah menggerakkan Maria membuka “buli-buli pualam” lalu menuangkan minyak yang berharga itu untuk menghormati Dia, yang darah-Nya yang tak ternilai telah tertumpah untuk menyucikan semua orang, hendaknya mendorong pemberi maupun penerima, dan hadiah itu hendaknya mempunyai pengaruh yang sama di waktu ini sama seperti pengaruh minyak itu dahulu sebelum penguburan, dan sama seperti pengaruh dari darah yang dahulu sebelum kebangkitan.

Whatsapp: (+62)812-8772-7543, (+63)961-954-0737
contact@threeangelsherald.org