“Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." KJV - Markus 7 : 5
“Utusan ini dikirim dari Yerusalem dengan tujuan khusus untuk mengawasi Yesus, supaya dapat ditemukan sesuatu yang dapat digunakan untuk menuduhNya. Orang Farisi melihat bahwa murid-murid tidak mematuhi dengan tekun adat istiadat nenek moyang mereka. Mereka tidak mempraktekkan kebiasaan “mencuci cawan dan kendi, perkakas tembaga, dan meja.” Berharap untuk memancing kontroversi, orang Farisi berkata kepada Kristus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?” Mereka berpikir untuk mengambil kata-kata Kristus yang dapat mereka jadikan bahan pertentangan. Tetapi Dia menjawab mereka dengan kewenanganNya, sementara keilahian dinyatakan dengan kuasa yang mengejutkan: “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Sebab kamu mengesampingkan perintah Allah dan berpegang pada adat istiadat manusia, seperti mencuci panci dan gelas, dan masih banyak lagi perbuatan lain yang serupa itu.” RH 8 Maret 1898, par. 2
Lalu Dia memanggil lagi orang banyak itu dan berkata kepada mereka: Dengarlah kepadaKu dan camkanlah.’ Dia berbicara tanpa ragu-ragu, tetapi dengan penuh hikmat, seperti seorang yang akan menyinari cahaya ke semua orang di sekelilingnya. “Bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” Perkataan ini, yang diucapkan di hadapan orang banyak, membuat geram para penguasa gereja. Para pengacau berusaha menghancurkan pengaruh Kristus atas orang banyak, tetapi Dia menyampaikan kebenaran ilahi sedemikian rupa sehingga mereka tidak berani bertanya lebih jauh kepada-Nya. Kristus tahu bahwa jika Dia dapat berbicara langsung kepada orang banyak, dengan membukakan Kitab Suci kepada mereka, Dia akan didengar; karena kerangka berpikir mereka jauh lebih cepat memahami daripada para pemimpin. Hukuman akan dijatuhkan kepada mereka yang menuntun mereka jauh dari kebenaran. Orang banyak mendengarkan dengan penuh semangat semua yang dikatakan Kristus; karena mereka belum pernah mendengar perkataan seperti itu sebelumnya. Perkataan itu jelas, langsung, tegas, dan singkat, dan dengan jelas mendefinisikan arti sebenarnya dari dosa dan pencemaran.” RH 8 Maret 1898, par. 4
Read Mark 7:1-13. What relevant truths are presented here?
Seperti sebelumnya, alasan keluhan mereka ialah sikap-Nya yang tidak mengindahkan ajaran-ajaran tradisi yang membebani hukum Allah. Hal ini sengaja direncanakan untuk menjaga penurutan hukum, tetapi hal itu dianggap lebih suci daripada hukum itu sendiri. Bila ajaran-ajaran tradisi itu tidak sesuai dengan hukum yang diberikan di Sinai, maka ajaran rabi-rabi lebih disukai. DA 395.2
Di antara penurutan-penurutan yang dipaksakan dengan keras ialah penyucian menurut upacara. Suatu kelalaian terhadap tatacara yang harus diturut sebelum makan dianggap suatu dosa yang mengerikan, yang akan dihukum baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang, dan membinasakan si pelanggar di anggap sebagai suatu kebajikan. DA 395.3
Peraturan mengenai penyucian tidak terkira banyaknya. Umur hidup seseorang hampir tidak cukup untuk mempelajari semuanya. Masa hidup orang-orang yang mencoba menurut tuntutan rabi-rabi sungguh merupakan suatu pergumulan yang panjang terhadap penajisan dalam upacara agama, suatu rangkaian proses pembasuhan dan penyucian yang tidak habis-habisnya. Sementara orang banyak sibuk dengan martabat yang tidak berarti serta segala penurutan yang tidak dituntut Allah, perhatian mereka dialihkan dari prinsip-prinsip hukum-Nya yang besar itu. DA 396.1
Kristus dan murid-murid-Nya tidak mentaati pembasuhan menurut tatacara ini, dan mata-mata menjadikan kelalaian ini sebagai alasan bagi tuduhan mereka. Meskipun demikian mereka tidak menyerang Kristus secara langsung, melainkan datang kepada-Nya dengan kritik tentang murid-murid-Nya. Di hadapan orang banyak mereka berkata, “Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan? DA 396.2
Manakala pekabaran mempengaruhi jiwa-jiwa dengan kuasa istimewa, Setan menghasut agen-agennya untuk memulai suatu perdebatan mengenai persoalan yang sepele saja. Dengan demikian ia berusaha menarik perhatian dari masalah yang sebenarnya. Bila suatu pekerjaan yang baik dimulai, terdapatlah para pengecam yang bersedia memasuki perdebatan tentang tatacara atau persoalan teknis, untuk menarik pikiran dari kenyataan yang hidup. Bila tampaknya Allah hampir bekerja bagi umat-Nya dalam cara yang istimewa, jangan hendaknya mereka dibujuk untuk memasuki pertentangan yang hanya akan mengadakan kebinasaan jiwa-jiwa. Persoalan yang akan menjadi perhatian kita yang utama ialah. Apakah saya percaya dengan iman yang menyelamatkan pada Anak Allah? Apakah kehidupan saya sesuai dengan hukum Ilahi? “Barangsiapa yang percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup.” “Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.” Yoh. 3:36; 1 Yoh. 2:3. DA 396.3
Bacalah Markus 7:14-19. Apakah yang Yesus maksudkan dengan teka-teki dalam Markus 7:15?
“Hai orang munafik,” kata-Nya, menyapa mata-mata yang licik itu, “benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” Perkataan Yesus merupakan tuduhan tentang segenap ajaran dan kebiasaan orang Farisi. Ia menyatakan bahwa oleh menempatkan tuntutan-tuntutan mereka di atas ajaran-ajaran Ilahi, rabi-rabi menaruh diri mereka di atas Allah. DA 397.2
Utusan-utusan dari Yerusalem dipenuhi dengan kemarahan. Mereka tidak dapat menuduh Kristus sebagai pelanggar hukum yang diberikan dari Sinai, karena Ia berbicara untuk mempertahankannya terhadap tradisi-tradisi mereka. Ajaran-ajaran hukum yang besar itu, yang telah dikemukakan-Nya; kelihatan dalam perbedaan yang sangat mencolok bila dibandingkan dengan peraturan-peraturan tidak berarti yang direncanakan manusia. DA 397.3
Yesus menjelaskan kepada orang banyak, dan sesudah itu lebih terperinci kepada murid-murid, bahwa penajisan datang bukannya dari luar, melainkan dari dalam. Kesucian dan kenajisan ada sangkut pautnya dengan jiwa. Adalah perbuatan yang jahat, perkataan yang jahat, pikiran yang jahat, pelanggaran hukum Allah, dan bukannya kelalaian terhadap tatacara lahiriah rekaan manusia saja, yang menajiskan manusia. DA 397.4
Bacalah Markus 7:20-23. Apa yang Yesus katakan yang menyebabkan seseorang tercemar?
Kata-Nya lagi: “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.” Markus 7:20-23.
Penggantian hukum Allah dengan ajaran manusia belum berhenti. Di kalangan orang Kristen sekalipun terdapat kebiasaan dan adat istiadat yang beralaskan tidak lebih baik daripada tradisi-tradisi nenek moyang. Kebiasaan dan adat istiadat seperti itu yang bertumpu hanya di atas kekuasaan manusia, telah menggantikan hukum yang ditetapkan Allah. Manusia berpaut pada tradisi-tradisi mereka, dan menghormati adat istiadat mereka, serta menyimpan kebencian dalam hati terhadap orang-orang yang berusaha menunjukkan kesalahan mereka. Dewasa ini, bila kita disuruh menarik perhatian kepada hukum-hukum Allah serta iman kepada Yesus, kita melihat permusuhan yang sama sebagaimana yang dinyatakan pada zaman Kristus. Mengenai umat Allah yang sisa tertulis, “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.” Wahyu 12:17. DA 398.3
Tetapi “Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga akan dicabut.” Gantinya kekuasaan dari apa yang disebut bapa-bapa gereja, Allah menyuruh kita menerima sabda Bapa yang kekal, Tuhan langit dan bumi. Di sini sajalah kebenaran itu tidak bercampur dengan kesalahan. Daud berkata, “Aku lebih berakal budi daripada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan. Aku lebih mengerti daripada orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu.” Mazmur 119:99, 100. Biarlah semua orang yang menerima kekuasaan manusia, tatacara gereja, atau tradisi nenek moyang, memperhatikan amaran yang disampaikan dalam perkataan Yesus, “Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” DA 398.4
Bacalah Markus 7:24-30. Pelajaran penting apa yang ditemukan dalam cerita ini?
“Wanita itu mendesakkan persoalannya dengan kesungguh-sungguhan yang kian bertambah, tunduk di kaki Kristus, seraya berseru, “Tuhan, tolonglah aku.” Yesus yang tampaknya masih menolak permohonannya, menurut prasangka orang Yahudi yang tidak berperasaan, menjawab, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Ucapan ini sebenarnya menyatakan bahwa tidak layak mengambil berkat-berkat yang dibawa kepada umat Allah yang disenangi dan memberikannya kepada orang asing dan bukan orang Israel. Jawaban ini dapat membuat tawar hati seseorang yang mencari Yesus dengan kurang tekun. Tetapi wanita itu melihat bahwa kesempatannya sudah tiba. Dalam jawaban Yesus yang tampaknya sebagai penolakan itu. ia melihat belas kasihan yang tidak dapat disembunyikan-Nya. “Benar Tuhan,” jawabnya, “Namun, anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Sementara anak-anak dalam lingkungan keluarga makan dari meja sang ayah, anjing-anjing sekalipun tidak ditinggalkan dalam keadaan lapar. Anjing-anjing itu berhak mendapatkan remah-remah yang jatuh dari meja yang disediakan dengan limpahnya. Dengan demikian meski pun banyak berkat diberikan kepada bangsa Israel, tiadakah berkat baginya juga? Ia dipandang sebagai seekor anjing, dan kalau demikian halnya, bukankah anjing pun berhak mendapat remah-remah dari kedermawanan-Nya? DA 401.1
“Yesus baru saja meninggalkan tempat pekerjaan-Nya karena ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berusaha membunuh Dia. Mereka bersungut-sungut dan mengeluh. Mereka menunjukkan sikap kurang percaya dan kepahitan, dan menolak keselamatan yang ditawarkan kepada mereka dengan limpahnya. Di sini Kristus berjumpa dengan salah seorang dari suku bangsa yang malang dan dihinakan, yang tidak dikaruniai terang sabda Allah: meskipun demikian ia berserah dengan segera kepada pengaruh Kristus, dan mempunyai iman sepenuhnya atas kesanggupanNya untuk mengabulkan kebajikan yang dimintanya. Ia meminta remah-remah yang jatuh dari meja Tuhan. Jika ia boleh mendapat hak sebagai seekor anjing, maka ia rela dianggap sebagai seekor anjing. Ia tidak mempunyai prasangka nasional atau agama, maupun kesombongan untuk mempengaruhi tingkah lakunya dan dengan segera ia mengakui Yesus sebagai Penebus, dan yang sanggup melakukan segala sesuatu yang ia minta dari pada-Nya. DA 401.2
“Juruselamat merasa puas. Ia telah menguji iman perempuan itu kepada-Nya. Oleh perlakuan Yesus kepadanya, Ia telah menunjukkan bahwa dia yang telah dianggap sebagai seorang terbuang dari Israel bukan lagi seorang asing, melainkan seorang anak dalam keluarga Allah. Sebagai seorang anak ia mempunyai kesempatan mendapat bagian dalam pemberian Bapa. Kini Kristus mengabulkan permohonannya, dan menyelesaikan pelajaran kepada murid-murid. Sambil memandang kepadanya dengan pandangan yang penuh belas kasihan dan kasih, Ia berkata, “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki.” Sejak saat itu anaknya sembuhlah. Iblis tidak lagi mengganggu dia. Perempuan itu meninggalkan tempat itu sambil mengakui Juruselamatnya, dan bergembira karena doanya sudah terkabul. DA 401.3
“Inilah satu-satunya mukjizat yang diadakan Yesus sementara dalam perjalanan itu. Untuk melakukan perbuatan inilah Ia pergi ke perbatasan Tirus dan Sidon. Ia ingin meringankan derita wanita yang dirundung malang itu, dan pada saat yang sama meninggalkan suatu teladan dalam pekerjaan kemurahan-Nya terhadap salah seorang yang dihinakan untuk kepentingan murid-murid-Nya bila Ia tidak lagi bersama-sama dengan mereka. Ia ingin memimpin mereka keluar dari sifat suka menyendiri orang Yahudi agar mereka menaruh minat untuk bekerja bagi orang lain selain dari bangsa mereka sendiri. DA 402.1
“Yesus ingin mengungkapkan tabir rahasia kebenaran yang dalam itu yang telah tersembunyi berabad-abad lamanya, agar orang Kafir “karena berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus.” Ef. 3:6. Kebenaran inilah yang sangat lambat dipahami oleh murid-murid, dan guru Ilahi itu memberi mereka pelajaran demi pelajaran. Ketika memberi upah atas iman sang perwira di Kapernaum, dan memasyhurkan Injil kepada penduduk Sikhar, Ia telah memberikan bukti bahwa Ia tidak mengambil bagian dari sikap orang Yahudi yang tidak mau menerima paham lain. Tetapi orang-orang Samaria mempunyai suatu pengetahuan akan Allah; dan perwira itu telah menunjukkan kebaikan kepada orang Israel. Sekarang Yesus mempertemukan murid-murid dengan seorang kafir yang mereka anggap tidak mempunyai alasan melebihi seseorang dari bangsanya untuk mengharapkan kebaikan dari pada-Nya. Ia hendak memberikan suatu teladan tentang bagaimana seorang seperti itu harus diperlakukan. Murid-murid itu beranggapan bahwa Ia membagikan pemberian anugerah-Nya terlalu bebas. Ia hendak menunjukkan bahwa kasih-Nya tidak dibatasi suku atau bangsa. DA 402.2
“Ketika Ia berkata, “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel,” Ia menegaskan kebenaran, dan dalam pekerjaan-Nya bagi perempuan Kanaan itu Ia sedang menunaikan tugas yang diserahkan kepada-Nya. Perempuan ini adalah salah seorang dari domba yang sesat yang seharusnya diselamatkan oleh orang Israel. Itulah pekerjaan yang ditentukan bagi mereka, pekerjaan yang telah mereka lalaikan, yang sedang dilakukan oleh Kristus. DA 402.3
“Tindakan ini membuka pikiran murid-murid lebih luas terhadap pekerjaan yang terbentang di hadapan mereka di antara orang Kafir. Mereka melihat suatu ladang yang luas yang dapat diusahakan di luar Yudea. Mereka melihat jiwa-jiwa yang menanggung kesusahan yang tidak dikenal oleh mereka yang lebih disenangi. Di antara orang-orang yang dihinakan menurut ajaran mereka, terdapatlah jiwa-jiwa yang sedang merindukan pertolongan dari Penyembuh yang berkuasa itu, yang sedang lapar akan terang kebenaran, yang sudah diberikan kepada orang Yahudi dengan sangat limpahnya. DA 402.4
“Sesudah itu, ketika orang Yahudi masih tetap berbalik dari murid-murid itu dengan lebih gigih lagi, karena mereka memaklumkan Yesus sebagai Juruselamat dunia, dan ketika dinding pemisah antara orang Yahudi dan bangsa kafir dirubuhkan oleh kematian Kristus, maka pelajaran ini serta pelajaran-pelajaran lain seperti itu, yang menunjuk kepada pekerjaan Injil yang tidak dibatasi oleh adat-istiadat atau kebangsaan, mempunyai suatu pengaruh yang berkuasa atas wakil-wakil Kristus dalam menuntun pekerjaan mereka.” DA 402.5
Bacalah Markus 7:31-37. Siapakah yang dibawa kepada Yesus dan apa yang Yesus lakukan bagi-Nya?
Di daerah Dekapolislah orang yang dirasuk Setan di Gadara telah disembuhkan. Di sinilah orang banyak, yang digemparkan oleh musnahnya kawanan babi, mendesak Yesus keluar dari antara mereka. Tetaoi mereka telah mendengarkan para pesuruh yang ditinggalkan-Nya, dan suatu kerinduan dibangkitkan untuk melihat Dia. Ketika la memasuki daerah itu, orang banyak pun mengerumuni Dia, dan seorang yang tuli dan gagap dibawa kepada-Nya. Yesus tidak berbuat sebagaimana kebiasaan-Nya, yakni memulihkan orang itu dengan satu kata saja. Dengan mengasingkan dia dari antara orang banyak, Ia memasukkan jari-Nya ke dalam telinganya, dan menjamah lidahnya; sambil menengadah ke langit, Ia merasa cemas karena memikirkan bahwa banyak orang tidak mau mendengar kebenaran, serta lidah yang enggan mengakui Penebus. Ketika mengucapkan, “Terbukalah,” pulihlah kesanggupan untuk bicara pada orang itu dan dengan tidak menghiraukan perintah supaya jangan menceritakan kepada seorang jua pun pergilah ia menyebarluaskan cerita tentang kesembuhannya. DA 404.2
Yesus mendaki sebuah gunung, dan di sanalah orang banyak datang mengerumuni Dia, sambil membawa orang sakit dan timpang, dan meletakkan mereka di kaki-Nya. la menyembuhkan mereka semuanya, dan orang banyak itu, meskipun mereka disebut orang kafir, memuliakan Allah orang Israel. Selama tiga hari mereka terus-menerus mengerumuni Juruselamat, tidur pada waktu malam di alam terbuka, dan sepanjang hari mendesak dengan penuh kerinduan hendak mendengar perkataan Kristus, dan melihat perbuatan-Nya. Lepas tiga hari, habislah persediaan makanan mereka. Yesus tidak tega menyuruh mereka pergi dalam keadaan lapar, dan la menyuruh murid-murid-Nya memberi makanan kepada mereka. Sekali lagi murid-murid menyatakan kekurangan iman mereka. Di Betsaida mereka telah melihat bagaimana, dengan berkat Kristus, persediaan mereka yang sedikit digunakan untuk memberi makan kepada orang banyak; meskipun demikian kini mereka tidak menyampaikan segala sesuatu yang ada pada mereka, seraya berharap pada kuasa-Nya untuk melipatgandakannya bagi orang banyak yang lapar itu. Tambahan lagi, mereka yang diberi-Nya makan di Betsaida adalah orang Yahudi; ini adalah orang yang kafir dan bukan orang Yahudi. Prasangka Yahudi masih kuat dalam hati murid-murid, dan mereka menjawab Yesus, “Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?” Tetapi untuk mentaati perintah-Nya, mereka membawa kepada-Nya apa yang ada pada mereka – tujuh ketul roti dan dua ekor ikan. Orang banyak dikenyangkan, tujuh bakul besar sisa makanan yang tersisa. Empat ribu pria, selain dari wanita dan anak-anak, disegarkan dengan cara demikian, dan Yesus menyuruh mereka pulang dengan hati yang gembira dan penuh syukur. DA 404.3
Baca Markus 8:11-13.Pendekatan apa yang dilakukan oleh orang-orang Farisi yang sangat mengecewakan Yesus?
Sekarang orang Farisi dan orang Saduki datang kepada Kristus, sambil meminta tanda dari surga. Ketika zaman Yosua Israel keluar untuk bertempur melawan orang Kanaan di Bait Horon, matahari diam atas pe-rintah pemimpin itu sampai kemenangan diperoleh: dan banyak keajaiban seperti itu sudah ditunjukkan dalam sejarah mereka. Tanda seperti itulah yang dituntut dari Yesus. Tetapi bukannya tanda-tanda ini yang diperlukan oleh orang Yahudi. Bukannya hanya bukti secara lahir dapat menguntungkan mereka. Apa yang mereka perlukan ialah bukan pene-rangan secara intelek, melainkan pembaruan rohani. DA 406.1
‘“Hai orang-orang munafik," kata Yesus, "kamu dapat melihat wajah langit," -dengan mempelajari langit mereka dapat meramalkan cuaca, "tetapi tidak dapatkah kamu melihat tanda-tanda zaman? Perkataan Kristus sendiri, yang diucapkan dengan kuasa Roh Kudus yang menginsafkan mereka akan dosa, adalah tanda yang telah Allah berikan untuk keselamatan mereka. Dan tanda-tanda langsung dari surga telah diberikan untuk membuktikan misi Kristus. Nyanyian para malaikat kepada para gembala, bintang yang menuntun orang-orang majus, burung merpati dan suara dari surga pada saat pembaptisan-Nya, adalah saksi-saksi bagi-Nya.” DA 406.2
Setiap mukjizat yang diadakan oleh Kristus menjadi suatu tanda Keilahian-Nya. Ia sedang melakukan pekerjaan yang sama yang telah dinubuatkan tentang Mesias; tetapi bagi orang Farisi perbuatan kemurahan ini merupakan suatu penghinaan yang pasti. Para pemimpin Yanudi memandang dengan sikap tidak peduli yang tidak mengenal belas kasihan terhadap penderitaan manusia. Dalam banyak hal sifat mementingkan diri dan penindasan mereka telah menyebabkan kesedihan yang diringankan oleh Kristus. Dengan demikian mukjizat-mukjizat-Nya merupakan suatu celaan bagi mereka. DA 406.4
Apa yang membuat orang-orang Yahudi menolak karya Juruselamat adalah bukti tertinggi dari karakter ilahi-Nya. Signifikansi terbesar dari mukjizat-mukjizat-Nya terlihat dari fakta bahwa mukjizat-mukjizat itu adalah untuk memberkati umat manusia. Bukti tertinggi bahwa Dia berasal dari Tuhan adalah bahwa kehidupan-Nya mengungkapkan karakter Tuhan. Dia melakukan pekerjaan dan mengucapkan firman Tuhan. Kehidupan seperti itu adalah mukjizat terbesar dari semua mukjizat. DA 406.5
Mereka yang menginginkan tanda dari Yesus telah mengeraskan hati mereka dalam ketidakpercayaan sehingga mereka tidak dapat melihat di dalam karakter-Nya keserupaan dengan Allah. Mereka tidak mau melihat bahwa misi-Nya adalah untuk menggenapi Kitab Suci. Dalam perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus, Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Jikalau mereka tidak mendengarkan Musa dan kitab para nabi, mereka tidak akan diyakinkan, sekalipun seorang telah bangkit dari antara orang mati." Lukas 16:31. Tidak ada tanda apa pun yang dapat diberikan di langit dan di bumi yang dapat memberi manfaat kepada mereka.” DA 407.2
Baca Markus 8:14-21. Apa yang telah dilupakan oleh para murid, dan poin apa yang Yesus sampaikan dari hal ini?
Orang-orang Yahudi sudah terbiasa sejak zaman Musa untuk membuang ragi dari rumah-rumah mereka pada musim Paskah, dan dengan demikian mereka telah diajar untuk menganggap hal itu sebagai suatu bentuk dosa. Namun, para murid gagal memahami Yesus. Dalam kepergian mereka yang tiba-tiba dari Magdala, mereka lupa membawa roti, dan mereka hanya membawa satu roti. Pada situasi ini mereka memahami bahwa Kristus sedang berbicara, memperingatkan mereka untuk tidak membeli roti dari orang Farisi atau Saduki. Kurangnya iman dan wawasan rohani mereka sering kali membuat mereka salah memahami perkataan-Nya. Sekarang Yesus menegur mereka karena berpikir bahwa Dia yang telah memberi makan ribuan orang dengan beberapa ikan dan roti jelai, dalam peringatan yang serius itu hanya mengacu pada makanan duniawi. Ada bahaya bahwa pemikiran licik orang-orang Farisi dan Saduki akan meragi para murid-Nya dengan ketidakpercayaan, yang menyebabkan mereka menganggap enteng pekerjaan Kristus. DA 407.3
Ragi yang ditempatkan dalam makanan bekerja tanpa disadari, mengubah seluruh adonan menjadi sifatnya sendiri. Jadi, jika kemunafikan dibiarkan ada di dalam hati, maka ia akan merasuk ke dalam karakter dan kehidupan. Sebuah contoh yang mencolok dari kemunafikan orang-orang Farisi, Kristus telah menegur dengan mengecam praktik "Corban," di mana pengabaian kewajiban berbakti disembunyikan di bawah kepura-puraan kebebasan ke bait suci. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi menyindir prinsip-prinsip yang menipu. Mereka menyembunyikan kecenderungan doktrin mereka yang sebenarnya, dan meningkatkan setiap kesempatan untuk menanamkan doktrin-doktrin itu dengan penuh seni ke dalam pikiran para pendengar mereka. Prinsip-prinsip palsu ini, ketika sekali diterima, bekerja seperti ragi dalam makanan, meresap dan mengubah karakter. Pengajaran yang menipu inilah yang membuat orang-orang sulit menerima perkataan Kristus. DA 408.3
“Pengaruh yang sama sedang bekerja pada masa kini melalui mereka yang mencoba menjelaskan hukum Allah sedemikian rupa untuk membuatnya sesuai dengan praktik-praktik mereka. Golongan ini tidak menyerang hukum Taurat secara terbuka, tetapi mengajukan teori-teori spekulatif yang meruntuhkan prinsip-prinsipnya. Mereka menjelaskannya untuk menghancurkan kekuatannya.” DA 408.4
Dalam kalangan para pengikut Tuhan kita dewasa ini, sebagaimana pada masa yang lampau, alangkah meluasnya dosa yang licik dan menyesatkan itu! Betapa sering pelayanan kita kepada Kristus, persekutuan kita satu dengan yang lain dirusakkan oleh keinginan yang tersembunyi untuk meninggikan diri! Alangkah cepat kita memikirkan pemuasan diri sendiri dan kerinduan untuk mendapat persetujuan manusia! Cinta akan diri sendiri, keinginan akan jalan yang lebih mudah daripada jalan yang telah ditentukan Allah, memimpin kepada penggantian ajaran-ajaran Ilahi dengan teori-teori dan tradisi-tradisi manusia. Kepada murid-murid-Nya sendiri perkataan amaran Kristus diucapkan, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi.” DA 409.2
Agama Kristus mempunyai sifat kesungguh-sungguhan. Semangat untuk kemuliaan Allah adalah motif yang ditanamkan oleh Roh Kudus, dan hanyalah pekerjaan Roh yang berhasil dapat menanamkan motif ini. Hanya kuasa Allah dapat membuangkan sifat memikirkan diri sendiri dan kepura-puraan. Perubahan ini merupakan tanda pekerjaan-Nya. Bila iman yang kita terima membinasakan sifat mementingkan diri dan kepura-puraan, bila iman itu menuntun kita untuk mencari kemuliaan Allah dan bukannya kemuliaan diri sendiri, maka kita dapat mengetahui bahwa hal itu adalah menurut keadaan yang sebenarnya. “Bapa, muliakanlah nama-Mu!” (Yoh. 12:28), merupakan nada utama kehidupan Kristus, dan jika kita mengikut Dia, ini akan menjadi nada utama kehidupan kita juga. Ia memerintahkan kita untuk “wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup,” dan “inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.” 1 Yoh. 2:6, 3. DA 409.3