“Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: ”Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” KJV - Markus 5:19
Matahari mulai bersinar di atas Danau Galilea. Murid-murid yang telah letih karena usaha keras yang sia-sia semalaman, masih berada di atas perahu nelayan mereka di danau. Yesus telah datang untuk menghabiskan waktu senggang di tepi danau. Dia berharap bahwa pada pagi hari itu Dia akan mendapat sedikit waktu untuk beristirahat dari kesibukan melayani orang banyak yang mengikutiNya dari hari ke hari. Tetapi tidak berapa lama kemudian orang banyak itu mulai mengerumuni Dia. Jumlah orang banyak itu dengan cepat bertambah banyak sehingga Dia terdesak dari segala sisi. Dan sementara itu murid-murid telah sampai di daratan. Untuk menghindari desakan orang banyak, Yesus naik ke perahu Petrus dan meminta padanya agar dimundurkan perahu agak jauh sedikit dari tepi pantai. Di sini Yesus dapat dilihat dan didengar oleh orang banyak dan dari dalam perahu itulah Dia mengajar orang banyak yang berada di pantai. DA 244.1
“Alangkah indahnya pemandangan ini bagi malaikat-malaikat surga; Panglima Besar mereka, duduk di atas sebuah perahu nelayan, diombang-ambingkan oleh ombak yang tidak henti-hentinya, dan memberitakan kabar baik tentang keselamatan kepada orang banyak yang mendengar berdesak-desakan sampai ke tepi air. Dia yang dihormati oleh surga sedang menyatakan perkara besar tentang kerajaan-Nya di alam terbuka kepada rakyat jelata. Tetapi Dia tidak dapat lagi memperoleh pandangan lain yang lebih cocok lagi bagi pekerjaan-pekerjaan-Nya. Danau, gunung-gunung, ladang-ladang yang terhampar luas, sinar matahari yang menyinari permukaan bumi, semuanya adalah bahan-bahan yang telah disediakan untuk menjelaskan pelajaran-Nya dan memasukkannya ke dalam pikiran mereka. Tidak ada suatu pelajaran Kristus yang sia-sia. Setiap pekabaran yang keluar dari bibir-Nya yang diterima oleh suatu jiwa adalah berupa perkataan hidup kekal.” DA 244.2
Bacalah Markus 4:35-41. Apa yang terjadi dalam kisah ini dan pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kisah ini tentang siapa Yesus?
“Badai segera berhenti. Gulungan ombak pun berhenti. Kabut gelap berlalu, lalu bintang-bintang menyinarkan cahayanya. Perahu mengapung di atas danau yang tenang. Kemudian Yesus menoleh kepada murid-murid-Nya, serta bertanya dengan amat sedih: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Markus 4:40. R.V. DA 335.3
“Murid-murid itu terdiam. Petrus sendiri pun tidak berusaha menyatakan kedahsyatan yang mengisi hatinya. Perahu-perahu yang turut mengikuti Yesus juga mengalami bahaya yang serupa dengan murid-murid itu. Takut dan putus harap mencekam mereka, tetapi perintah Yesus meneduhkan badai itu. Amukan badai telah memukul perahu-perahu itu begitu dekatnya, dan semua yang ada di dalam perahu melihat mukjizat itu. Setelah semuanya teduh, rasa takut pun hilanglah. Orang-orang itu berkata satu sama lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?” DA 335.4
“Ketika Yesus dibangunkan untuk menghadapi angin ribut itu, Ia benar-benar dalam keadaan damai. Tidak ada gambaran takut dalam perkataan atau pandangan-Nya, karena tidak ada takut di dalam hati-Nya. Tetapi Ia bersandar bukan pada kekuasaan-Nya yang maha perkasa. Bukan sebagai “Yang berkuasa di dunia serta laut dan langit” Ia mendiamkannya. Kuasa yang telah diletakkan-Nya berkata: “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri.” Yohanes 5:30. Ia berharap pada kuasa Bapa. Di dalam iman – iman dalam kasih dan penjagaan Allah – Yesus berharap, dan kuasa firman yang mendiamkan angin ribut adalah kuasa Allah.” DA 336.1
Bacalah Mazmur 104:1-9. Bagaimana gambaran Yahweh di sini dibandingkan dengan Kristus yang menenangkan badai?
“Tuhan kita berkuasa atas langit dan bumi, dan Dia tahu apa yang kita perlukan. Kita hanya dapat melihat sedikit saja di hadapan kita, “tetapi segala sesuatu telanjang dan terbuka bagi Dia, yang dengan-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” Ibrani 4:13. Di atas gangguan-gangguan di bumi, Ia duduk bertakhta; segala sesuatu terbuka bagi pengawasan ilahi-Nya, dan dari kekekalan-Nya yang agung dan tenang, Ia memerintahkan apa yang paling baik menurut pemeliharaan-Nya. 8T 272.6
“Tidak ada seekor burung pipit pun yang jatuh ke tanah tanpa sepengetahuan Bapa. Kebencian Iblis terhadap Allah membuatnya senang menghancurkan bahkan makhluk yang bisu sekalipun. Hanya melalui pemeliharaan Allah yang melindungi, burung-burung dipelihara untuk menghiburkan kita dengan nyanyian sukacita mereka. Tetapi Dia tidak melupakan burung pipit sekalipun. “Karena itu janganlah kamu takut, sebab kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.” Matius 10:31.” 8T 273.1
Bacalah Markus 5:1-20. Apa yang dapat kita pelajari tentang pertentangan besar dari kisah yang luar biasa ini dan, sekali lagi, tentang kuasa Yesus?
“With authority He bade the unclean spirits come out of them. His words penetrated the darkened minds of the unfortunate men. They realized dimly that One was near who could save them from the tormenting demons. They fell at the Saviour's feet to worship Him; but when their lips were opened to entreat His mercy, the demons spoke through them, crying vehemently, “What have I to do with Thee, Jesus, Thou Son of God most high? I beseech Thee, torment me not.” DA 337.3
“Dengan kuasa Ia memerintahkan supaya roh-roh jahat itu keluar dari mereka. Perkataan-Nya menembusi kegelapan pikiran orang yang malang itu. Mereka perlahan-lahan insaf bahwa Seorang yang ada di dekat itulah yang dapat menyelamatkan mereka dari siksaan Setan. Mereka tersungkur di kaki Juruselamat lalu menyembah Dia; tetapi waktu bibir mereka hendak dibukakan untuk memohon kemurahan-Nya, Setan berkata melalui mereka, berseru dengan nyaring: “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi? Aku memohon kepada-Mu, janganlah siksa aku!” DA 337.3
Lalu Yesus bertanya: “Siapa namamu?” Dan jawabnya ialah: “Namaku Legion karena kami banyak.” Dengan menggunakan orang-orang yang dirundung malang ini sebagai alat komunikasi, mereka memohon agar Yesus jangan mengeluarkan mereka dari negeri itu. Di atas lereng gunung, tidak berapa jauh dari situ ada sekumpulan babi yang sedang makan. Kepada babi-babi inilah Setan-setan memohon agar mereka diizinkan masuk, lalu Yesus membiarkan mereka masuk. Tiba-tiba kumpulan babi-babi itu panik. Babi-babi itu berlari dari lereng gunung yang curam, dan karena tidak sanggup menahan diri mereka di pantai, mereka terjun ke dalam danau dan binasa. DA 338.1
“Dengan segera terjadilah perubahan yang ajaib atas orang yang dirasuk setan itu. Terang telah menerangi pikiran mereka. Mata mereka berseri-seri dengan kecerdasan. Parasnya yang telah lama dirusakkan oleh Setan, dengan segera berubah jadi lembut, tangan yang berlumuran darah telah tenang, dan dengan suara yang penuh kesukaan orang-orang itu memuji Allah atas kelepasan mereka. DA 338.2
Dari tebing yang curam para penjaga babi telah melihat semua peristiwa yang terjadi, dengan cepat mereka memberitahukan berita itu kepada majikannya serta kepada orang banyak. Di dalam rasa ketakutan dan keheranan semua penduduk berkumpul hendak menemui Yesus. Kedua orang yang dirasuk setan itu telah mendatangkan rasa takut di seluruh negeri itu. Tidak seorang pun yang selamat melalui tempat mereka itu, karena mereka menyerang setiap orang yang berjalan di sana dengan amarah setan-setan. Sekarang orang yang dirasuk setan ini telah berpakaian rapi dan pikiran mereka sudah waras, lalu duduk di kaki Yesus, mendengarkan firman-Nya, dan memuliakan nama-Nya yang telah menyembuhkan mereka. Tetapi orang banyak yang melihat mukjizat ini tidaklah gembira. Karena hilangnya babi bagi mereka kelihatannya lebih penting daripada kelepasan orang dari tawanan Setan. DA 338.3
Ini merupakan kemurahan kepada pemilik babi itu karena bencana ini telah diizinkan terjadi atas mereka. Mereka asyik dalam perkara duniawi, dan tidak menaruh perhatian besar atas kehidupan rohani. Yesus ingin merombak sifat mementingkan diri agar mereka dapat menerima kemurahan-Nya. Tetapi sesal dan amarah atas hilangnya harta mereka yang fana itu membutakan mata mereka kepada kemurahan Juruselamat. DA 338.4
Pernyataan kuasa yang luar biasa menerbitkan takhayul di kalangan orang banyak itu, dan menimbulkan ketakutan mereka. Kemudian malapetaka mungkin akan menyusul sebab adanya Orang Asing ini di antara mereka. Mereka khawatir akan keuangan yang hancur, dan memutuskan hendak membebaskan diri dari hadapan-Nya. Orang-orang yang turut menyeberangi danau bersama-sama Yesus menceritakan segala sesuatu yang telah terjadi pada malam yang baru lalu, tentang bahaya angin ribut yang mengancam mereka, dan bagaimana angin ribut dan danau itu telah diteduhkan. Akan tetapi perkataan mereka tidak berpengaruh. Di dalam rasa ketakutan orang banyak itu mengerumuni Yesus, memohon kepada-Nya agar undur dari antara mereka, dan segera la memenuhi permintaan mereka, lalu mengambil perahu hendak bertolak ke pantai seberang. DA 339.1
Di hadapan orang-orang Gadara telah ada bukti tentang kuasa dan kemurahan Kristus. Mereka melihat orang yang telah dipulihkan kembali dengan pikiran sehat; tetapi mereka demikian takutnya membuangkan perhatian mereka dari perkara-perkara duniawi sehingga Ia yang telah mengalahkan raja kegelapan di hadapan mata mereka telah diperlakukan sebagai orang yang mendatangkan keonaran, dan Karunia surga itu telah berpaling dari pintu mereka. Kita tidak mempunyai kesempatan berbalik dari Kristus sebagaimana yang dilakukan orang-orang Gadara; tetapi masih banyak juga orang yang menolak menurut firman-Nya, sebab penurutan menyangkut pengorbanan akan kepentingan duniawi. Supaya jangan kehadiran-Nya menyebabkan kerugian keuangan, banyak orang yang menolak anugerah-Nya, dan mengusir Roh-Nya dari mereka. DA 339.2
Bacalah Markus 5:21-24. Karakteristik apakah khususnya yang paling menonjol dalam diri Yairus?
“Pemimpin orang Yahudi ini datang kepada Yesus di dalam kesulitan yang besar, lalu sujud di kaki-Nya, serta katanya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” DA 342.2
“Dengan segera Yesus menuju ke rumah pemimpin itu. Walaupun murid-murid itu telah melihat begitu banyak pekerjaan-Nya yang mendatangkan kebajikan, mereka merasa heran atas penerimaan-Nya atas permohonan guru yang sombong itu; namun demikian mereka mengikuti Guru Besar mereka, dan begitu pula orang banyak mengikuti-Nya dengan semangat penuh harapan.” DA 342.3
“Yairus lebih mendekatkan dirinya kepada Juruselamat, dan segera mereka bersama-sama menuju rumah penghulu itu. Peratap sewaan dan tukang tiup seruling ada di sana, memenuhi udara dengan tangis mereka. Kehadiran orang banyak dan kesedihan mereka itu membuat perasaan Yesus kurang enak. Ia mencoba mendiamkan mereka dengan berkata; “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Mereka marah atas perkataan Orang Asing itu. Mereka telah melihat anak itu sudah mati, dan mereka tertawa mengejek Dia. Mereka semuanya disuruh keluar dari rumah, Yesus memanggil bapa dan ibu anak itu bersama dengan Dia, disertai tiga murid-Nya, Petrus, Yakobus, dan Yohanes, dan bersama-sama mereka memasuki kamar orang mati itu. DA 343.1
“Yesus menghampiri tempat tidur itu, dan seraya mengangkat tangan anak itu, Ia mengucapkan dengan perlahan-lahan di dalam bahasa yang biasa digunakan dalam rumah itu: ‘Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!’” DA 343.2
Bacalah Markus 5: 25-34. Apakah yang menghambat perjalanan menuju rumah Yairus?
“Rumah penghulu itu tidak begitu jauh, tetapi Yesus dan rombongan bergerak dengan perlahan-lahan, karena orang banyak berdesak-desak mengelilingi Dia. Ayah ini sangat cemas akan kelambatan itu; tetapi Yesus yang merasa kasihan melihat orang banyak, berhenti sebentar untuk menyembuhkan orang yang sakit, atau menghibur orang yang berduka. DA 342.4
“Sementara mereka masih dalam perjalanan, seorang pesuruh datang dengan tergesa-gesa menerobos orang banyak, membawa berita kepada Yairus bahwa anaknya sudah mati, dan tiada gunanya lagi untuk menyusahkan Guru Besar itu lebih lanjut. Perkataan itu sampai ke telinga Yesus. “Jangan takut,” kata-Nya, “Percaya saja, dan anakmu akan selamat.” DA 342.5
Bacalah Markus 6:1-6. Mengapa orang-orang di kampung halaman Yesus menolak Dia?
“Kehidupan Kristus yang penuh dengan kerendahan hati seharusnya menjadi pelajaran bagi semua orang yang ingin meninggikan diri di atas orang lain. Meskipun Ia tidak memiliki noda dosa pada tabiat-Nya, namun Ia merendahkan diri-Nya untuk menghubungkan sifat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa dengan keilahian-Nya.” .... CTr 232.2
“Dalam kerendahan hati Kristus memulai pekerjaan-Nya yang besar untuk mengangkat umat manusia yang telah jatuh dari kemerosotan dosa, memulihkan mereka dengan kuasa ilahi-Nya, yang telah Dia hubungkan dengan umat manusia. Melewati kota-kota besar dan tempat-tempat terkenal yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan hikmat, Dia membuat rumah-Nya di desa Nazaret yang sederhana dan terpencil. Sebagian besar hidup-Nya dilalui di tempat ini, yang pada umumnya diyakini bahwa tidak ada kebaikan yang bisa datang. Di jalan yang harus dilalui oleh orang-orang miskin, yang terabaikan, yang menderita, dan yang bersedih hati, Dia berjalan di bumi, memikul semua kesengsaraan yang harus ditanggung oleh orang-orang yang menderita. .... Keluarga-Nya tidak dibedakan oleh ilmu pengetahuan, kekayaan, atau kedudukan. Selama bertahun-tahun Ia bekerja sebagai tukang kayu. CTr 232.3
“Orang-orang Yahudi dengan sombong membanggakan diri bahwa Kristus akan datang sebagai raja, untuk menaklukkan musuh-musuh-Nya dan menginjak-injak orang-orang kafir dalam murka-Nya. Tetapi kehidupan yang rendah hati dan tunduk yang dijalani oleh Juruselamat kita, yang seharusnya membuat Dia dikenang di dalam hati orang banyak dan memberi mereka keyakinan akan misi-Nya, telah menyinggung perasaan dan mengecewakan orang-orang Yahudi, dan kita semua tahu perlakuan yang Ia terima dari mereka.” .... CTr 232.4
“Kristus tidak meninggikan manusia dengan melayani kesombongan mereka. Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Kecuali kesombongan manusia direndahkan dan ditundukkan, kecuali hati yang keras dilembutkan oleh Roh Kristus, maka tidak mungkin bagi-Nya untuk menunjukkan keserupaan ilahi-Nya kepada kita. Dia, orang Nazaret yang rendah hati itu, mungkin saja mencurahkan penghinaan kepada kesombongan dunia, karena Dia adalah panglima di istana surgawi. Tetapi Ia datang ke dunia ini dalam kerendahan hati, untuk menunjukkan bahwa bukan kekayaan atau kedudukan atau kekuasaan atau gelar-gelar terhormat yang dihormati dan dijunjung tinggi oleh alam semesta sorga, tetapi orang-orang yang mau mengikut Kristus, membuat kedudukan apapun menjadi terhormat karena kebajikan tabiat mereka melalui kuasa kasih karunia-Nya. CTr 232.5
“Tidak ada manusia yang dibenarkan untuk meninggikan diri dalam kesombongan. “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.” – Letter 81, 1896. CTr 232.6
Bacalah Markus 6:7-30. Bagaimanakah misi kedua belas rasul berbeda dengan pemenggalan kepala Yohanes Pembaptis?
Ketika Yesus mengutus kedua belas murid-Nya, Ia “berpesan kepada mereka, kata-Nya: ”Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” RH 6 Januari 1903, par. 12
Kristus memerintahkan murid-murid dengan jelas untuk tidak pergi “ke jalan bangsa-bangsa lain” sebelum mereka memberikan kesaksian kepada orang-orang Yahudi. Jika orang-orang Yahudi menolak untuk mendengarkan mereka, mereka harus pergi ke wilayah yang baru. Pekerjaan yang ada di hadapan mereka adalah pekerjaan yang penting. Waktunya telah tiba bagi terang kebenaran untuk dibawa kepada bangsa Yahudi dan seluruh dunia. Tetapi jika mereka yang diutus pertama-tama bekerja di antara orang-orang Samaria dan bangsa-bangsa lain, maka pintu-pintu masuk ke dalam bangsa Yahudi akan tertutup. Setelah itu, murid-murid ditugaskan untuk pergi ke seluruh dunia, dan mengajar semua bangsa. RH 6 Januari 1903, par. 13
Kristus sendiri, dalam seluruh pelayanan-Nya, memberikan kesempatan pertama kepada bangsa Yahudi untuk menerima-Nya sebagai Juruselamat. Kepada bangsa Yahudi diberikan kehormatan untuk pertama kali mendengar berita keselamatan dari bibir Kristus. Tuhan Yesus memberikan Injil yang istimewa dan sangat luar biasa kepada bangsa Yahudi. Ia menganggap mereka sebagai domba-domba yang hilang, yang Ia, sebagai Gembala mereka, datang untuk mencari dan menyelamatkan mereka, mengumpulkan mereka dari jalan setapak dan jalan raya dosa dan kesesatan, dan membawa mereka kembali ke kandang-Nya. RH 6 Januari 1903, par. 14
Pekerjaan yang harus dilakukan para rasul telah ditetapkan dengan jelas: “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.” RH 6 Januari 1903, par. 15
Baca Markus 6:34-52. Apa masalah yang dihadapi Yesus dan murid-murid-Nya dan bagaimana mereka menyelesaikannya?
‘“Ketika hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: “Ini tempat yang sunyi dan hari sudah mulai malam; suruhlah mereka pergi, supaya mereka pergi ke daerah sekeliling dan ke desa-desa untuk membeli makanan, sebab mereka tidak mempunyai apa-apa untuk dimakan. Jawab Yesus kepada mereka: “Berilah mereka makan. Dengan terkejut dan heran mereka berkata kepada-Nya: “Haruskah kami pergi membeli roti seharga dua ratus dinar dan memberikannya kepada mereka untuk dimakan? Kata Yesus kepada mereka: “Berapa banyak roti yang ada padamu?” Pergilah dan lihatlah. Ketika mereka tahu, mereka berkata: Lima ekor dan dua ekor ikan. Lalu Yesus menyuruh mereka semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput yang hijau. Maka duduklah mereka dalam barisan-barisan, seratus orang dan lima puluh orang. Setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, memecah-mecahkan roti itu, lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada mereka, dan dua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada mereka semua. Dan mereka semua makan sampai kenyang. Dan mereka mengumpulkan dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan roti dan ikan-ikan itu.” ST August 12, 1897, par. 4
“Dia yang mengajarkan kepada manusia jalan untuk memperoleh kedamaian dan kebahagiaan, sama perhatiannya dengan kebutuhan duniawi mereka, sama perhatiannya dengan kebutuhan rohani mereka. Mukjizat roti menunjukkan kepada kita bahwa hubungan Allah dengan umat-Nya penuh dengan kebaikan dan kebenaran. Orang-orang itu lelah dan pingsan. Banyak yang telah berdiri berjam-jam. Mereka begitu tertarik dengan perkataan Kristus sehingga mereka tidak pernah berpikir untuk duduk, dan kerumunan orang banyak itu begitu besar sehingga ada bahaya mereka saling menginjak-injak satu sama lain. Yesus memberikan mereka kesempatan untuk beristirahat, dan Ia menyuruh mereka duduk. Mereka dapat duduk dan beristirahat dengan nyaman, karena ada banyak rumput di tempat itu. Kristus mengatur untuk memberi mereka semua istirahat yang mereka butuhkan. O, betapa sedikit orang yang memahami simpati dan kasih Yesus!” ST August 12, 1897, par. 5
“Ada beberapa tempat di mana Kristus tidak dapat bekerja. (Lihat Markus 6:1-6). Kristus mengutus murid-murid-Nya berdua-dua dan berpesan, supaya mereka tidak membawa bekal apa pun untuk perjalanan mereka. Mereka pergi memberitakan Injil supaya orang-orang bertobat, mereka mengusir setan, mengoleskan minyak pada banyak orang sakit dan menyembuhkan mereka. Tetapi mereka harus bergantung kepada orang-orang yang rumahnya mereka kunjungi untuk memberi mereka makanan dan tempat yang nyaman untuk beristirahat. 15LtMs, Lt 45, 1900, par. 47
“Membangun lembaga-lembaga untuk memberi makan orang bukanlah rencana Tuhan. Ketika gereja-gereja didirikan melalui pemberitaan Injil, para anggota tidak boleh melakukan pekerjaan pribadi ini melalui perwakilan, dan tidak mendekati orang-orang sakit, mengunjungi mereka dan menunjukkan kasih dan kepedulian mereka terhadap harta milik Tuhan dengan melayani mereka, dan tidak menghambur-hamburkan kepada mereka sarana-sarana dari perbendaharaan Tuhan. 15LtMs, Lt 45, 1900, par. 48
“Gereja hendaknya memiliki pria dan wanita yang bijaksana yang dipilih untuk memelihara orang-orang miskin dan kemudian melaporkan dan memberikan nasihat yang harus dilakukan. Mereka hendaknya tidak didorong untuk berpikir bahwa mereka dapat makan, minum, dan tidur di tempat yang disediakan secara cuma-cuma, seolah-olah ada dana yang tidak pernah habis untuk memenuhi kebutuhan mereka. Orang-orang Allah hendaknya ditunjuk, yaitu orang-orang yang memiliki kebijaksanaan dan perhatian untuk memperhatikan kebutuhan orang-orang kudus Allah, yaitu keluarga orang beriman, terlebih dahulu. Tuhan memerintahkan agar umat-Nya yang menaati perintah-Nya mendapat pertolongan terlebih dahulu, dan kemudian setiap kasus harus diperiksa, dan tidak mengajarkan kepada mereka bahwa suatu pekerjaan harus dilakukan secara cuma-cuma atau hampir cuma-cuma. 15LtMs, Lt 45, 1900, par. 49
“Banyak orang akan bergantung selama mereka masih memiliki sesuatu untuk diandalkan, dan Allah lebih tahu daripada manusia yang berpandangan sempit tentang apa yang terbaik bagi makhluk yang telah Dia ciptakan. Dia tidak akan membiarkan para pelanggar dan manusia yang paling buruk memakan hasil yang telah Dia tetapkan untuk menopang mereka yang akan ditolak pekerjaannya karena mereka menaati hukum Allah. Para janda dan yatim piatu dari orang-orang kudus Yang Maha Tinggi tidak boleh diabaikan, dan janganlah uang mereka yang sedikit diambil sebagai sumbangan untuk menghidupi orang-orang yang dapat menghidupi diri mereka sendiri, jika mereka berperilaku dengan benar.” 15LtMs, Lt 45, 1900, par. 50