“Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau." KJV - Mazmur 119:11
“Seandainya Reformasi setuju menyesuaikan diri dengan kesenangan dunia, setelah memperoleh tingkatan kemajuan, mereka akan menjadi tidak benar kepada Allah dan kepada dirinya sendiri. Dan dengan demikian memastikan kehancurannya. Pengalaman para Reformasi yang mulia ini berisi pelajaran bagi zaman-zaman berikutnya. Cara Setan bekerja menentang Allah dan firman-Nya tidak berubah. Ia masih tetap menentang Alkitab yang dibuat sebagai panduan kehidupan seperti pada abad keenam belas. Pada zaman kita terdapat penyimpangan yang lebar dari doktrin dan pengajaran Alkitab. Dan ada kebutuhan untuk kembali ke prinsip Protestan yang benar Alkitab, dan hanya Alkitab saja, sebagai ukuran iman dan kewajiban. Setan masih bekerja melalui segala usaha yang ia dapat kendalikan untuk menghancurkan kebebasan beragama. Kekuasaan anti kristen yang ditolak oleh para Pemrotes Spires sekarang dengan kekuatan yang diperbarui berusaha untuk mengembalikan supremasinya yang hilang. Ketaatan kepada firman Allah yang tak terbelokkan yang sama yang dinyatakan pada krisis Pembaruan adalah satu-satunya harapan pembaruan zaman ini.” GC 204.2
Bacalah Mazmur 119:103, 104; Mazmur 119:147; dan Mazmur 119:162. Bagaimanakah sikap Daud terhadap Firman Allah? Bagaimanakah hal ini berdampak pada para Reformator, dan apakah hal ini memengaruhi kehidupan kita pada masa kini?
“Mereka ini lebih mulia dari pada jemaat-jemaat di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segenap hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar. Kisah Para Rasul 17:11. TMK 196.1
“Bagi sebagian orang, Firman Allah tidak menarik. Alasannya adalah, mereka telah begitu lama menikmati cerita-cerita yang menyihir yang dapat ditemukan dalam literatur masa kini sehingga mereka tidak menyukai pembacaan Firman Allah atau latihan-latihan rohani. Bacaan seperti itu membuat pikiran tidak dapat menerima prinsip-prinsip Alkitab yang sehat dan mengerjakan kesalehan yang praktis. .... TMK 196.2
“Ketika membaca Alkitab dengan rendah hati dan hati yang siap diajar, kita sedang menjalin hubungan dengan Tuhan itu sendiri. Pikiran-pikiran yang diungkapkan, ajaran-ajaran yang ditetapkan, doktrin-doktrin yang diungkapkan, adalah suara dari Allah di surga. Alkitab akan bertahan untuk dipelajari, dan pikiran, jika tidak disihir oleh Iblis, akan tertarik dan terpesona .... Terang yang memancar melalui Kitab Suci adalah terang dari takhta kekal yang turun ke bumi ini. .... TMK 196.3
“Semua orang yang menjadikan Firman Allah sebagai pedoman dalam hidup ini akan bertindak berdasarkan prinsip. Mereka yang bimbang, angkuh, dan boros dalam berpakaian, yang memuaskan selera dan mengikuti bisikan hati alamiah, akan menjadi berbeda dalam menaati ajaran Firman Tuhan. Mereka akan mengabdikan diri mereka pada tugas dengan energi yang tidak pernah goyah, dan mereka akan naik dari satu tingkat kekuatan ke tingkat kekuatan lainnya. Tabiat mereka akan menjadi indah dan harum serta tidak mementingkan diri sendiri. Mereka akan berhasil dan dapat diterima di mana saja di antara mereka yang mencintai kebenaran dan keadilan.12 TMK 196.4
“Pemazmur berdoa, ‘Singkapkanlah mataku, supaya aku melihat hal-hal yang ajaib dari Taurat-Mu.’ Tuhan mendengarnya, karena betapa penuh jaminan dari perkataannya, “Betapa manisnya firman-Mu bagi seleraku, bahkan, lebih manis daripada madu bagi mulutku!” “Lebih disukai daripada emas, bahkan lebih disukai daripada emas murni, lebih manis daripada madu dan sarang lebah.” (Mazmur 119:18, 103; 19:10). Dan sebagaimana Tuhan mendengar dan menjawab Daud, demikianlah Ia akan mendengar dan menjawab kita, membuat hati kita penuh dengan sukacita dan kegirangan. “13 TMK 196.5
Bacalah 2 Korintus 4:1-6 dan 2 Korintus 2:14. Apakah yang diajarkan ayat-ayat ini kepada kita tentang keyakinan Paulus, terlepas dari tantangan yang dihadapinya dalam memberitakan kebenaran Firman Allah?
“Demikianlah rasul itu membesarkan kasih karunia dan kemurahan Allah, yang ditunjukkan dalam kepercayaan suci yang diberikan kepadanya sebagai pelayan Kristus. Oleh belas kasihan Allah yang berlimpah, ia dan saudara-saudaranya telah ditopang dalam kesulitan, penderitaan, dan bahaya. Mereka tidak mencontohkan iman dan pengajaran mereka sesuai dengan keinginan para pendengar mereka, dan tidak menyembunyikan kebenaran-kebenaran yang penting bagi keselamatan untuk membuat pengajaran mereka lebih menarik. Mereka telah menyampaikan kebenaran dengan kesederhanaan dan kejelasan, berdoa untuk keyakinan dan pertobatan jiwa-jiwa. Dan mereka telah berusaha untuk menyelaraskan tingkah laku mereka dengan pengajaran mereka, sehingga kebenaran yang disajikan dapat diterima hati nurani setiap orang. AA 330.1
“‘Tetapi harta ini,’ rasul itu meneruskan, ‘kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.’ Allah dapat saja menyatakan kebenaran-Nya melalui malaikat-malaikat yang tidak berdosa, tetapi ini bukanlah rencana-Nya. Dia memilih manusia, manusia yang penuh dengan kelemahan, sebagai alat untuk melaksanakan rencana-Nya. Harta yang tak ternilai itu ditempatkan di dalam bejana-bejana dari tanah liat. Melalui manusia, berkat-berkat-Nya akan disampaikan kepada dunia. Melalui mereka kemuliaan-Nya akan bersinar ke dalam kegelapan dosa. Di dalam pelayanan yang penuh kasih, mereka harus bertemu dengan orang-orang berdosa dan yang membutuhkan, dan menuntun mereka kepada salib. Dan dalam semua pekerjaan mereka, mereka harus memberikan kemuliaan, kehormatan, dan pujian kepada Dia yang di atas segala-galanya. AA 330.2
“Mengacu pada pengalamannya sendiri, Paulus menunjukkan bahwa dalam memilih pelayanan Kristus, ia tidak didorong oleh motif-motif yang mementingkan diri sendiri, karena jalan yang ia tempuh telah diliputi oleh ujian dan pencobaan. Tulisnya, “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami..” AA 330.3
“Kata-kata Paulus ini tidak menunjukkan kesombongan rohani, tetapi pengenalan yang mendalam akan Kristus. Sebagai salah satu utusan Allah yang diutus untuk meneguhkan kebenaran firman Tuhan, ia mengetahui apa itu kebenaran; dan dengan keberanian hati nurani yang telah disucikan, ia bermegah atas pengetahuannya itu. Ia tahu bahwa ia dipanggil Allah untuk memberitakan Injil dengan segala jaminan yang diberikan oleh keyakinannya pada pekabaran itu. Ia dipanggil untuk menjadi duta Allah kepada manusia, dan ia memberitakan Injil sebagai orang yang dipanggil. 7MR 360.2
“‘Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu,’ tulisnya, ‘atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu. Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.” 7MR 360.3
Prinsip-prinsip apakah yang dapat kita ambil dari ayat-ayat berikut ini mengenai bagaimana kita harus menafsirkan Alkitab? Yohanes 14:25, 26; Yohanes 16:13-15; dan 2 Petrus 1:20, 21.
“Sambil meninggikan ‘firman nubuat yang pasti’ sebagai penuntun yang aman di masa-masa bahaya, rasul itu dengan sungguh-sungguh memperingatkan jemaat akan obor nubuat palsu, yang akan dibangkitkan oleh ‘guru-guru palsu’, yang secara diam-diam membawa ‘ajaran-ajaran sesat yang terkutuk, yang menyangkal Tuhan’. Guru-guru palsu ini, yang muncul di dalam gereja dan dianggap benar oleh banyak saudara-saudara seiman, oleh rasul itu diibaratkan sebagai 'sumur tanpa air, awan yang dibawa oleh badai, dan kepada mereka kabut kegelapan disediakan untuk selama-lamanya. 'Kesudahan yang terakhir lebih buruk bagi mereka,' katanya, 'daripada permulaannya. Karena lebih baik bagi mereka untuk tidak mengetahui jalan kebenaran, daripada setelah mereka mengetahuinya, mereka berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.” AA 535.1
Dengan pasti ditegaskan, bahwa semua Kitab, bukan hanya sebagian daripadanya, adalah diilhami. Secara negatif ditegaskan, bahwa tak satupun daripadanya adalah hasil terjemahan sendiri, karena alasan, bahwa Ia itu bukan datang dari manusia, melainkan daripada Allah; artinya, sebagaimana Roh Allah mendiktekan kepada manusia kitab-kitab itu, demikian itu pula Roh Allah harus menginterpretasikan pengertian kitab-kitab itu kepada manusia, sehingga tak seorangpun dengan sendirinya (tanpa diilhami) mampu memecahkan nubuatan-nubuatan yang termeterai itu atau menginterpretasikan sesuatu bagian dari semuanya itu atau bahkan mampu memahami pentingnya nubuatan-nubuatan itu sesudah semua itu diinterpretasikan, terkecuali ia itu diinterpretasikan oleh karunia Roh Kebenaran. Oleh karena itu, “tak seorangpun daripada orang jahat” akan dapat mengerti tetapi orang-orang bijaksana akan mengerti.” Daniel 12 : 10.
Dan Alkitab itu dapat diinterpretasikan hanya oleh orang-orang sesuai dan apabila Roh Allah memutuskan. Sesuai dengan itu, maka setiap catatan Alkitab yang terkecil sekalipun berikut interpretasinya adalah berasal dari Ilham, sehingga dengan demikian seluruhnya bermanfaat untuk mengendalikan hamba Allah sesuai doktrin, untuk menegur dan untuk memperbaiki dia, dan untuk memberi petunjuk kepadanya dalam kebenaran, sampai mencapai kesempurnaan iman dan perbuatan.
Artinya, seandainya Kitab Suci berasal dari kehendak manusia, maka Kitab Suci dapat ditafsirkan oleh kehendak manusia tanpa bantuan Roh Kudus. Tetapi kenyataan bahwa "orang-orang kudus Allah" menerima Kitab Suci dari Roh Allah, dan karena tidak mungkin manusia dengan sendirinya mengetahui pikiran Roh Kudus, maka ia tidak dapat menafsirkan Kitab Suci tanpa pertolongan Roh Kudus -- oleh karena itu ia harus diilhami dengan sungguh-sungguh seperti orang-orang yang mula-mula menerima Kitab Suci.
Hal ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa pada masa kini kita memiliki ribuan isme yang merupakan hasil dari ribuan penafsiran terhadap Kitab Suci, yang membuktikan bahwa manusia secara bebas tanpa Roh telah menafsirkan Kitab Suci, karena Roh Nubuat tidak dan tidak dapat memberikan kepada seseorang satu penafsiran Kitab Suci, dan memberikan kepada orang lain penafsiran yang berbeda dari Kitab Suci yang sama.
Di sini kepada kita diberitahukan bahwa nubuatan, suatu khayal, adalah merupakan test asam kimia untuk menguji sesuatu yang disebut kebenaran Alkitab; artinya, jika perkara itu tidak ada dalam nubuatan, jika tidak ada khayal dari hal perkara itu ditemukan di dalam tulisan-tulisan para nabi, maka tidak akan ada kebenaran dalamnya. Ya, khayal-khayal dari para nabi itu harus menjadi khayal-khayal milik kita jika kita memang harus dilindungi. Sungguhpun demikian, nubuatan, ia berpendapat bahwa tidaklah berasal dari interpretasi pribadi sama seperti khayal-khayal dari Nebukadnezar dan Phiraun, sehingga orang-orang pandai dari bangsa manapun tidak ada yang mampu untuk memecahkan rahasia nubuatan-nubuatan Allah yang tersembunyi. Mengapa?
2 Petrus 1 : 21 “Karena nubuatan tidak datang di masa lalu oleh kehendak manusia : melainkan orang-orang suci dari Allah yang mengucapkannya karena mereka itu digerakkan oleh Roh Suci.”
Inilah tepatnya mengapa nubuatan tidak dapat diungkapkan pengertiannya dengan kehendak sendiri, bukan tanpa bantuan Roh yang telah mendiktekan nubuatan-nubuatan itu kepada orang-orang suci di masa lalu. Maka demikianlah, nubuatan-nubuatan tidak akan diinterpretasi oleh kehendak manusia, melainkan oleh kehendak Roh Kebenaran, “Roh Nubuat”, yaitu Roh yang sama yang telah mendiktekan nubuatan-nubuatan itu. Saudara lihat, ini, bukanlah pendapat saya. Ini adalah jelas bahasa dari Alkitab sendiri.
Bacalah Efesus 2:8, 9; Roma 3:23, 24; Roma 6:23; dan Roma 5:8-10. Apakah yang diajarkan oleh ayat-ayat ini tentang rencana keselamatan?
“Kejatuhan manusia, dengan segala akibatnya, tidak tersembunyi dari Yang Mahakuasa. Penebusan bukanlah sebuah pemikiran, sebuah rencana yang dirumuskan setelah kejatuhan Adam, tetapi sebuah tujuan yang kekal, yang harus diwujudkan bukan hanya sebagai berkat bagi atom dunia ini, tetapi bagi kebaikan seluruh dunia yang telah Allah ciptakan.” .... TMK 18.2
“Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, seluruh surga dipenuhi dengan kesedihan .... Karena tidak selaras dengan sifat Allah, tidak mau tunduk pada tuntutan hukum-Nya, maka tidak ada yang tersisa kecuali kehancuran bagi umat manusia. Karena hukum ilahi tidak berubah seperti halnya karakter Allah, maka tidak ada harapan bagi manusia kecuali jika ada cara yang dapat dilakukan agar pelanggarannya dapat diampuni, sifatnya diperbaharui, dan rohnya dipulihkan agar mencerminkan peta Allah. Kasih ilahi telah menyusun rencana seperti itu .... TMK 18.3
“Dalam pekerjaan penciptaan, Kristus bersama-sama dengan Allah. Ia satu dengan Allah, setara dengan-Nya .... Hanya Dia, Sang Pencipta manusia, yang dapat menjadi Juruselamat. Tidak ada malaikat surga yang dapat menyatakan Bapa kepada orang berdosa, dan memenangkannya kembali untuk setia kepada Allah. Tetapi Kristus dapat menyatakan kasih Bapa, karena Allah ada di dalam Kristus, mendamaikan dunia dengan diri-Nya. Kristus dapat menjadi “pengantara” antara Allah yang kudus dengan manusia yang sudah hilang, seseorang yang dapat “menumpangkan tangan-Nya ke atas kita berdua” (Ayub 9:33). Dia bermaksud untuk menanggung ke atas diri-Nya sendiri rasa bersalah dan rasa malu karena dosa-dosa yang begitu menyinggung di hadapan Allah sehingga harus dipisahkan dari Bapa-Nya. Kristus menawarkan diri-Nya untuk menjangkau kedalaman kemerosotan dan kesengsaraan manusia, dan memulihkan jiwa yang bertobat dan percaya kepada keselarasan dengan Allah. Kristus, Anak Domba yang disembelih sejak dunia dijadikan, mempersembahkan diri-Nya sebagai korban dan pengganti bagi anak-anak Adam yang telah jatuh.26 TMK 18.4
“Melalui penciptaan dan penebusan, melalui alam dan melalui Kristus, kemuliaan tabiat ilahi dinyatakan. Melalui pernyataan kasih-Nya yang luar biasa dalam memberikan “Anak-Nya yang tunggal,” ... tabiat Allah dinyatakan kepada akal budi alam semesta. “27 TMK 18.5
Baca Roma 3: 27 - 31; Roma 6:15-18; dan Roma 8:1,2. Apa yang ayat ini mengajarkan kita tentang keselamatan melalui Kristus saja ?
“Adam gagal menaati perintah-perintah Allah. Akankah anak-anak Adam terus melakukan pelanggaran, dan juga gagal untuk taat? Tidak seorang pun dapat masuk ke dalam kehidupan yang terus menerus dalam ketidaksetiaan, karena Kristus telah diberikan kepada dunia ini untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka. Maka datanglah orang muda itu kepada Yesus dan berkata: "Guru yang baik, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, taatilah segala perintah-Ku." Tidaklah mungkin bagi orang muda itu, atau bagi siapa pun, untuk menaati perintah-perintah Allah kecuali melalui jasa Yesus Kristus. Tanpa penumpahan darah Kristus tidak akan ada pengampunan dosa, tidak ada imputasi kebenaran Kristus kepada orang berdosa yang percaya. Kristus menanggung hukuman dosa di tubuh-Nya sendiri di kayu salib, dan menggenapi semua kebenaran. Jasa kebenaran Kristus adalah satu-satunya dasar di mana orang berdosa dapat berharap untuk mendapatkan hak untuk hidup yang kekal; karena Kristus telah memberikan diri-Nya bagi kita, sebagai persembahan dan korban kepada Allah, sebagai persembahan yang harum baunya. Harga yang tak terhingga telah dibayar untuk penebusan manusia, bukan untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosanya, bukan untuk membatalkan hukum Allah. Paulus berkata: "Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Allah karena iman? Tidak mungkin, sebab kami menegakkan hukum Taurat." Sebab sekalipun "oleh perbuatan hukum Taurat tidak seorangpun yang akan dibenarkan di hadapan-Nya", namun kebenaran Allah, yang ada di dalam iman kepada Yesus Kristus, disaksikan oleh hukum Taurat dan kitab-kitab para nabi." ST June 18, 1894, par. 6
Baca 1 Petrus 2:2, 2 Petrus 3:18, Kolose 1:10, dan Efesus 4:18-24. Kebenaran penting apa yang bagian ini mengungkapkan mengenai kehidupan Kristen ?
"Kehidupan Kristen adalah sebuah pertempuran dan perjalanan. Tetapi kemenangan yang akan diperoleh tidak dimenangkan oleh kekuatan manusia. Medan konflik adalah wilayah hati. Pertempuran yang harus kita hadapi - pertempuran terbesar yang pernah dilakukan oleh manusia - adalah penyerahan diri kepada kehendak Allah, penyerahan hati kepada kedaulatan kasih. Sifat lama, yang lahir dari darah dan kehendak daging, tidak dapat mewarisi kerajaan Allah. Kecenderungan-kecenderungan turun-temurun, kebiasaan-kebiasaan lama, harus ditinggalkan. MB 141.2
"Barangsiapa bertekad untuk masuk ke dalam kerajaan rohani, akan mendapati bahwa semua kuasa dan hawa nafsu yang tidak dilahirkan kembali, yang didukung oleh kuasa-kuasa kerajaan kegelapan, akan melawannya. Keegoisan dan kesombongan akan menentang apa pun yang menunjukkan bahwa mereka berdosa. Kita tidak dapat, dari diri kita sendiri, menaklukkan keinginan dan kebiasaan jahat yang berusaha untuk menguasainya. Kita tidak dapat mengalahkan musuh yang kuat yang membelenggu kita. Hanya Allah yang dapat memberi kita kemenangan. Dia menginginkan kita untuk menguasai diri kita sendiri, kehendak dan jalan kita sendiri. Tetapi Dia tidak dapat bekerja di dalam diri kita tanpa persetujuan dan kerja sama kita. Roh ilahi bekerja melalui kemampuan dan kuasa yang diberikan kepada manusia. Energi kita diperlukan untuk bekerja sama dengan Allah." MB 141.3
“Ketika Kristus naik kepada Bapa, Ia tidak meninggalkan para pengikut-Nya tanpa pertolongan. Roh Kudus, sebagai wakil-Nya, dan para malaikat surgawi, sebagai roh-roh yang melayani, diutus untuk menolong mereka yang melawan rintangan-rintangan besar dalam pertarungan iman. Ingatlah selalu bahwa Yesus adalah penolongmu. Tidak ada seorang pun yang mengerti sebaik Dia tentang keunikan tabiatmu. Dia mengawasimu, dan jika engkau bersedia untuk dibimbing oleh-Nya, Dia akan memberikan pengaruh-pengaruh untuk kebaikan di sekitarmu yang akan menyanggupkanmu untuk melakukan semua kehendak-Nya bagimu. MYP 17.1
“Dalam kehidupan ini kita sedang mempersiapkan diri untuk kehidupan yang akan datang. Tidak lama lagi akan ada suatu peninjauan besar, di mana setiap jiwa yang ingin menyempurnakan tabiat Kristen harus menjalani ujian berupa pertanyaan-pertanyaan Allah yang menyelidik: Sudahkah engkau memberikan teladan yang dapat diikuti dengan aman oleh orang lain? Sudahkah engkau memperhatikan jiwa-jiwa sebagai orang-orang yang harus memberikan pertanggungjawaban? Bala tentara sorga tertarik kepada orang-orang muda, dan mereka sangat ingin agar engkau dapat bertahan dalam ujian itu, dan bahwa kepadamu akan diucapkan kata-kata yang menyenangkan, 'Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik dan setia, ... masuklah ke dalam sukacita Tuhanmu.” MYP 17.2