Yusuf, Ahli Mimpi

Pelajaran 11, Kuartal ke-2, 4 - 10 Juni 2022

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore - 4 Juni

Ayat Hafalan:

"Kata mereka seorang kepada yang lain: "Lihat, tukang mimpi kita itu datang." Kejadian 37:19


Namun demikian, ada seorang yang sifatnya berbeda—anak sulung Rahel, Yusuf, yang ketampanan wajahnya itu seolah-olah merupakan pantulan dari pada keindahan pikiran dan hatinya. Suci, rajin serta periang, anak ini memberikan bukti akan adanya kesungguh-sungguhan serta keteguhan moral. Dia melakukan perintah bapanya dan senang untuk menurut Allah. Sifat-sifatnya ini yang kemudian membedakan dia di Mesir—kelemah-lembutan, ketulusan dan kejujuran—sudah terlihat jelas di dalam hidupnya setiap hari. Oleh karena ibunya sudah mati, kasih sayangnya semakin erat kepada ayahnya, dan hati Yakub terikat kepada anak ini, yang dilahirkan pada masa tuanya. Ia "lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain." PP 209.1

Minggu - 5 Juni

Masalah Keluarga

Kejadian 37:1-11

Dinamika keluarga apa yang membuat saudara-saudara Yusuf begitu membencinya?

“Pemberian bapanya yang tidak bijaksana kepada Yusuf, yaitu sebuah jubah yang mahal yang biasa dipakai oleh orang-orang tertentu saja, bagi mereka merupakan satu bukti yang lain akan sikap pilih kasihnya, dan telah membangkitkan satu kecurigaan bahwa ia telah sengaja melewatkan begitu saja akan anak-anaknya yang lebih tua, untuk memberikan hak kesulungan kepada anak Rahel itu. Rasa dengki mereka menjadi lebih dalam lagi apabila anak ini pada suatu hari menceritakan kepada mereka tentang satu mimpi yang telah dialaminya. Ia berkata, “Bahwa adalah kita di ladang tengah mengikat gandum berberkas-berkas, maka sesungguhnya berkasku itu bangkit lalu berdiri, maka berkas-berkas kamupun datanglah berkeliling serta menundukkan dirinya kepada berkasku.” PP 209.4

“Masa engkau menjadi raja kami, masa engkau memerintah kami?” kata saudara-saudaranya dengan nada marah dan iri hati. PP 210.1

“Tidak lama setelah itu ia mendapat satu mimpi yang lain, yang bersamaan sifatnya, yang kemudian ia ceritakan: “Bahwa matahari dan bulan dan sebelas buah bintang telah menundukkan dirinya kepadaku.” Mimpi ini dengan cepat ditafsirkan seperti mimpi yang pertama itu. Bapanya yang hadir di tempat itu, memberikan tempelakannya: “Mimpi macam apa yang telah kau mimpikan itu? Masa kami sekalian, yaitu aku serta ibumu dan segala saudaramu, akan datang menundukkan diri kami kepadamu sampai ke bumi?” Sekalipun kata-katanya yang kedengarannya keras itu, Yakub percaya bahwa Tuhan sedang menyatakan masa depan kepada Yusuf. PP 210.2

Senin - 6 Juni

Serangan Terhadap Yusuf

Kejadian 37:12-36

Apa yang diajarkan hal ini kepada kita tentang betapa berbahaya dan jahatnya hati yang belum dilahirkan kembali dan bagaimana hal iu dapat menuntun siapapun dari antara kita untuk melakukannya?

Sekali lagi, bertahun-tahun sebelum Israel masuk ke Mesir, Allah dalam takdir-Nya (Kej. 45:5) telah mempengaruhi Yakub untuk membuatkan jubah dengan banyak warna untuk putra bungsunya, Yusuf. Keberpihakan yang kelihatan ini, bersama dengan mimpi Yusuf dan interpretasi ayahnya tentangnya (Kej. 37:10), memicu saudara-saudara yang cemburu untuk menjualnya sebagai budak, untuk dibawa ke Mesir untuk mencegahnya menggantikan mereka dalam pengaruh ataupun kedudukan. Tetapi di Mesir, Tuhan pada waktu pilihan-Nya sendiri telah mengangkat dia ke takhta kedua kerajaan itu, kemudian membawa tahun-tahun kelimpahan, juga tahun-tahun kelaparan, sebagai sarana untuk memindahkan seluruh keluarga Yakub ke Mesir.

Dalam upaya mereka yang nekat itu untuk menyingkirkan Yusuf agar tidak diperintah olehnya, saudara-saudaranya hanya berhasil (dengan mendorong kuasa Takdir yang selalu memperhatikan itu) mengangkat dia ke takhta administratif Mesir, dan membawa diri mereka sendiri ke bawah penghinaan di kakinya. Di sinilah bukti nyata bahwa dia yang mencoba untuk menggagalkan maksud Tuhan akan hanya berhasil menggagalkan maksudnya sendiri dan memajukan maksud-maksud Tuhan.

Selasa - 7 Juni

Yehuda dan Tamar

Kejadian 38

Bandingkan perbuatan Yehuda dengan perbuatan Tamar si orang Kanaan. Siapakah yang lebih benar dari keduanya, dan mengapa?

  1. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Matius 1:2

  2. Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Matius 1:3

  3. Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Matius 1:4

  4. Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Matius 1:5

  5. Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari istri Uria, Matius 1:6

Rabu - 8 Juni

Yusuf, Seorang Budak di Mesir

Kejadian 39

Dalam terang teladan pekerjaan Yusuf sebagai seorang manajer di bawah Potifar, apakah faktor-faktor yang membuat dia sukses seperti itu?

Kesulitan-kesulitan yang telah menimpa Yusuf dalam hidupnya benar-benar adalah bagi kebaikannya dan mempersiapkan dia untuk menjadi seorang penerjemah rahasia mimpi-mimpi, menjadi seorang raja, dan tidak diragukan lagi seorang ahli ekonomi yang terbesar yang pernah dilihat oleh dunia. Allah telah melihat, bahwa Yusuf telah berbuat apa saja seolah-olah itu miliknya sendiri, dan lagi pula bahwa ia senantiasa peka terhadap kenyataan, bahwa Allah adalah Majikannya dan bahwa tidak ada satu perkara pun yang tersembunyi dari pada-Nya. Keyakinan inilah yang telah membuat Yusuf mengerti, bahwa tanpa menghiraukan apa yang dibuat orang terhadapnya atau yang dibicarakan orang mengenainya, hanya Allah saja yang mengawasi nyawanya. Oleh sebab itu, maka dalam kemakmuran dan kemasyuran namanya Yusuf tetap mempertahankan loyalitas dan integritasnya; Dan sebaliknya Yusuf tidak membuang-buang waktu untuk menuduh orang-orang lain sebagai penyebab dari kesusahan-kesusahannya. Melainkan, ia mulai memperlakukan dirinya sedemikian rupa untuk mempromosikan dirinya bahkan sampai kepada raja, karena tidak mungkin orang-orang keturunan Ismael itu mampu untuk menjualnya kepada potifar kalau bukan ia seorang yang istimewa.”

“Maka Tuhan ada menyertai Yusuf, dan ia adalah seorang yang beruntung, dan ia berada di rumah majikannya orang Mesir itu. Dan majikannya melihat, bahwa Tuhan ada menyertainya, dan bahwa Tuhan telah berbuat semua yang dilakukannya untuk maju makmur dalam tangannya. Maka berkenanlah Yusuf pada pemandangan majikannya, disuruhnya melayani dia, dan diangkatnya akan dia menjadi pengawas atas rumah tangganya, dan segala harta miliknya diserahkannya ke tangan Yusuf – Maka Yusuf adalah seorang yang baik pribadinya dan disukai.” Kejadian 39 : 2- 4, 6. Tetapi kembali nasibnya mengalami beberapa pemutarbalikan di luar kekuasaannya, sehingga ia mendekam di dalam penjara dimana kepribadiannya dan kesetiaannya yang unggul itu sekali lagi memenangkan dia bagi kebebasan, dan bahkan ia telah diangkat pada kedudukan yang tertinggi di tanah itu.”

Kamis - 9 Juni

Mimpi Firaun

Kejadian 40:1 - 4:36

Bagaimana hubungan mimpi Firaun dengan mimpi para petugas? Apa arti dari kesamaan ini?

Sekolah Allah tidak mengajarkan dari hanya buku pelajarannya saja, tidak hanya dalam ruangan kelas sekolahnya saja, ia mengajarkan pelajaran-pelajarannya saja secara praktek sama seperti pelajaran-pelajaran teori. Pelajaran-pelajaran praktek, tentu, kebanyakan orang tidak menyukainya, maka banyak yang tidak mau mengambil latihan-latihan praktek itu walaupun dengan diberi hadiah. Marilah kita mengambil Yusuf sebagai contoh. Setelah ia menyelesaikan pekerjaan di dalam kelas, maka ia diberi petunjuk ke dalam pekerjaan praktek. Latihannya mungkin yang terberat sebab jabatannya tidak akan hanya menjadi salah satu yang terbesar tetapi juga tidak ada tandingannya. Di samping itu, mata pelajarannya juga meliputi belajar sesuatu bahasa asing dan kasih terhadap semua musuhnya. Ia harus belajar melalui pengalaman bahwa jika seseorang berbakti kepada Allah dengan setia, maka apapun juga yang menimpanya dalam hidupnya ia harus mengetahui bahwa itu hanyalah merupakan suatu karunia dari Allah, dan bahwa ia harus melakukan yang terbaik.

Pertama-tama ia telah dijual oleh saudara-saudaranya sendiri, dan kemudian dijual lagi oleh para pedagang budak. Ia dapat saja membuat dirinya sakit karena susah dan takut. Kalau saja ia demikian itu tunduk kepada perasaan emosinya, maka para pedagang itu sudah akan membuangnya di tengah jalan dalam perjalanan mereka menuju Mesir, karena mereka sudah akan mengetahui bahwa orang sakit hanya akan menjadi beban biaya bagi mereka, sehingga mereka tak akan dapat menjualnya dengan harga berapapun juga kepada siapapun. Sungguhpun demikian, Yusuf, tetap berlaku dengan amat baik, ia tahu bahwa Allah mengetahui semua tentang keadaannya. Orang-orang keturunan Ismael itupun, melihat bahwa mereka telah memiliki bukan seorang budak yang biasa. Mereka sadar bahwa ia dapat dijual dengan suatu harga yang tinggi kepada orang-orang yang mempunyai uang. Demikianlah, mereka telah membawanya kepada Potifar, orang kaya Mesir. Di sanalah Yusuf telah belajar bagaimana melaksanakan perintah, bagaimana mengawasi barang-barang kepunyaan orang lain, dan juga bagaimana menjauhkan diri dari bujukan wanita-wanita perayu.

Setelah ia tamat dari rumah Potifar ia mengambil suatu kursus di balik jeruji-jeruji penjara. Di sana di tengah-tengah pemimpi-pemimpi ia belajar bagaimana menterjemahkan arti mimpi-mimpi itu. Pada akhir dari latihannya ini ia diperlengkapi untuk memerintah Mesir dan untuk memberi makan kepada seluruh dunia.

Jumat - 10 Juni

Pelajaran Lanjutan

Yusuf merupakan contoh yang sempurna dari Kristus. Pertama-tama, nama "Yusuf" berarti "dia akan menambahkan". Jadi Kristus menambahkan keluarga manusia ke dalam keluarga surga. Jika ada dosa yang dicatat terhadap Yusuf, maka itu akan merusak contohnya, karena Kristus bukanlah orang berdosa. Yusuf dicintai oleh ayahnya melebihi semua saudara-saudaranya. Mengenai Kristus kita baca dalam Ibr. 1:9, “Engkau mencintai kebenaran, dan membenci kefasikan; oleh karena itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak kesukaan melebihi pengikut-pengikut-Mu.”

Yusuf dikirim ke Mesir untuk memelihara nyawa saudara-saudaranya selama tujuh tahun kelaparan. Demikian pula, Kristus telah turun untuk memelihara kehidupan saudara-saudara-Nya di dunia yang penuh dosa ini, pada tahun Masehi.

Yusuf dijual kepada orang Ismael yang merupakan keturunan Ismael, keturunan Abraham yang lahir dari keinginan daging. Demikian pula, Kristus dijual kepada para imam, keturunan Abraham, (Israel badani).

Yusuf adalah seorang gubernur, dan tidak ada seorang pun yang dapat mengangkat tangan atau kaki, di seluruh tanah Mesir, tanpa sepengetahuan Yusuf. Demikian pula, Kristus adalah penguasa dunia (Mesir), dan tidak ada manusia yang dapat mengangkat tangan atau kaki tanpa sepengetahuan Kristus.

Karena hanya ada satu di atas Yusuf, yaitu Firaun, demikian pula, hanya ada satu di atas Kristus: yaitu Allah, Bapa.

Yusuf berusia 30 tahun ketika dia menjadi gubernur; Kristus berumur 30 tahun ketika diurapi.

Sebagaimana Yusuf menikahi putri seorang imam penyembah berhala, demikian pula Kristus menikahi gereja-Nya yang berasal dari bangsa-bangsa penyembah berhala.

Sebagaimana Yusuf mengumpulkan gandum dalam tujuh tahun kelimpahan ke dalam gudang-gudang untuk memberi makan dunia dalam tujuh tahun kelaparan, demikian pula, Kristus mengumpulkan Firman Allah dalam masa Perjanjian Lama ke dalam gudang besar (Alkitab) untuk memberi makan dunia pada zaman Perjanjian Baru. Orang mungkin berkata, Perjanjian Baru datang pada tahun Masehi. Benar, tetapi Perjanjian Baru hanyalah penggenapan dari Perjanjian Lama.

Seandainya Yusuf tidak menjadi gubernur Mesir sebelum permulaan tujuh tahun kelimpahan, maka itu sudah akan merusak artinya, dan contoh itu tidak akan menunjukkan bahwa Kristus memerintah sebelum sejarah dunia dimulai. Demikianlah kita saksikan, Yusuf adalah contoh yang sempurna dari Kristus.

Whatsapp: (+62)812-8772-7543, (+63)961-954-0737
contact@threeangelsherald.org