“Oleh sebab itu masih tetap ada suatu perhentian bagi umat Allah.” – Ibrani 4:9
Jika kita adalah orang-orang dengan pekabaran terakhir ini, maka kita harus menjadi orang-orang yang pertama masuk ke dalam perhentian itu. Karena istirahat datang ketika pekerjaan seseorang selesai, hanya ketika kita telah menyelesaikan pekerjaan kita baru bisa beristirahat. Apa pekerjaan kita? pekerjaan yang harus kita lakukan sebelum kita boleh beristirahat?
Dalam ayat 4 pasal ini Paulus merujuk kembali pada waktu penciptaan. Karena itu kita akan mengalihkan perhatian kita sekarang secara singkat ke Kejadian 1 yang merupakan catatan penciptaan seperti yang anda ketahui dengan baik. Di sana kita diberitahukan bahwa bumi dan semua yang ada di dalamnya diciptakan dalam enam hari, dan kemudian Tuhan istirahat pada hari ketujuh. Tuhan beristirahat pada hari ketujuh, dan Adam mengambil bagian dalam perayaan atau peringatan selesainya pekerjaan Tuhan. Adam tidak beristirahat, karena dia tidak bekerja. Dia hanya menguduskan hari itu sebagai hari peringatan selesainya pekerjaan Tuhan.
Peristirahatan apakah yang dijanjikan kepada umat Allah?
Ibrani 4:2 – “Karena bagi kita Injil telah dikhotbahkan sama seperti juga kepada mereka, tetapi Firman yang dikhotbahkan itu tidak bermanfaat bagi mereka karena tidak bercampur dengan iman dalam mereka yang mendengarkannya.”
“Mereka” dalam ayat ini dimaksudkan kepada Israel kuno yang lalu, dan “kita” dimaksudkan kepada orang-orang dari gereja Kristen atau umat Allah dalam sejarah Kristen.
Suatu perhentian telah dijanjikan kepada Israel kuno yang lalu, namun karena ketidak percayaan mereka, mereka telah gagal menerimanya. Perhentian ini tidak mungkin berupa Sabat, karena mereka bukan saja menerima lembaga Sabat itu, melainkan juga dijanjikan perhentian yang dibicarakan oleh Paulus. Perhentian itu juga tidak mungkin merupakan perdamaian dengan Allah. Ada sesuatu yang lebih dari itu.
“Yosua” (ayat 8 bagian akhir) memimpin Israel kuno ke dalam tanah perjanjian, tetapi mereka tidak menerima perhentian itu. Umat Allah di zaman Paulus pun tidak menerimanya. Demikian juga dengan umat Allah di waktu ini.
“Oleh sebab itu masih tetap ada suatu perhentian bagi umat Allah.” Ibr. 4:9
Kalau kita merupakan orang-orang yang memiliki pekabaran yang terakhir itu, maka kita akan menjadi orang-orang yang akan berada di antara mereka yang pertama sekali memasuki perhentian itu. Karena perhentian datang setelah pekerjaan seseorang selesai, maka perhentian itu hanya akan jadi apabila kita sudah menyelesaikan pekerjaan kita sehingga kita dapat menerima perhentian. Apakah tugas kita? Apakah tugas yang harus kita laksanakan sebelum kita dapat menerima perhentian?
Dalam ayat 4 pasal ini Paulus merujuk kembali pada waktu penciptaan. Karena itu kita akan mengalihkan perhatian kita sekarang secara singkat ke Kejadian 1 yang merupakan catatan penciptaan seperti yang anda ketahui dengan baik. Di sana kita diberitahukan bahwa bumi dan semua yang ada di dalamnya diciptakan dalam enam hari, dan kemudian Tuhan istirahat pada hari ketujuh. Tuhan beristirahat pada hari ketujuh, dan Adam mengambil bagian dalam perayaan atau peringatan selesainya pekerjaan Tuhan. Adam tidak beristirahat, karena dia tidak bekerja. Dia hanya menguduskan hari itu sebagai hari peringatan selesainya pekerjaan Tuhan.
Kejadian 1 : 27, 28 – “Demikianlah Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk-Nya sendiri, dalam bentuk Allah telah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan wanita telah diciptakan-Nya mereka itu. Lalu Allah memberkati mereka, dan Allah berfirman kepada mereka : Berbiaklah kamu, dan berlipat gandalah kamu, dan penuhilah bumi, dan taklukkanlah dia; dan kuasailah semua unggas di udara, dan setiap makhluk yang hidup yang bergerak di permukaan bumi.”
Inilah tugas yang diberikan Allah kepada manusia. Ia telah menciptakan bumi untuk didiami. Telah merupakan tugas Adam dan Hawa untuk memenuhi bumi dengan orang-orang suci dan untuk memerintah seluruh bumi. Jelaslah bahwa pekerjaan ini masih belum selesai, karena belum semua yang tinggal di bumi tunduk kepada manusia sesuai yang dikehendaki Allah. Bumi ini pada dasarnya telah diciptakan dan dipersiapkan bagi orang-orang suci, tetapi karena Adam berdosa, maka semua anaknya telah lahir dalam dosa. Seandainya leluhur pertama kita itu tetap setia, maka yang akan mendiami bumi hanyalah orang-orang benar saja. Karena semua yang lahir dari Adam adalah orang-orang berdosa, maka semua orang perlu dilahirkan kembali. Kemudian karena dosa akibat perbuatan semua manusia semakin berlipat-ganda banyaknya, maka sangat diperlukan usaha tambahan untuk mendatangkan penyelamatan dengan mengkhotbahkan Firman.
Israel kuno gagal mendapatkan perhentian yang dijanjikan itu. Kapankah kita akan menerima perhentian ini?
Suatu perhentian telah dijanjikan kepada Israel kuno yang lalu namun karena tidak percaya mereka telah gagal menerimanya. Perhentian ini tidak mungkin berupa Sabat, karena mereka bukan saja menerima lembaga Sabat itu, melainkan juga dijanjikan perhentian yang dibicarakan oleh Paulus. Bahkan tidak mungkin perhentian itu saja yang merupakan perdamaian dengan Allah. Ada sesuatu yang lebih dari itu.
Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya pada hari keenam dari kejadian bumi, dan manusia akan menyelesaikan bagian pekerjaannya dalam trompet yang keenam. Sebagaimana Allah berhenti dari pekerjaan-Nya pada hari yang ketujuh, demikian itu pula manusia, dalam trompet yang ketujuh pada akhir masa kasihan sewaktu pekerjaan injil selesai, akan menerima perhentian yang dibicarakan oleh Paulus itu. Dengan ini dapat kita saksikan bahwa Allah memerlukan waktu enam hari untuk melaksanakan pekerjaan-Nya dan manusia memerlukan waktu selama enam ribu tahun untuk melaksanakan tugasnya. Kemudian datanglah seribu tahun itu. Semua umat Allah harus memelihara Sabat hari yang ketujuh dalam memperingati selesainya pekerjaan Allah sebelum mereka kelak menerima perhentian yang mereka peroleh sendiri. Tetapi untuk masuk ke dalam perhentian mereka, diperlukan iman dan percaya yang tidak dimiliki oleh para leluhur kita.
Ibrani 4:1 – Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.
Adalah bagi umat Allah pada waktu ini supaya bukan saja mereka memiliki janji perhentian itu melainkan supaya mereka mengalaminya sendiri secara nyata.
Ibrani 4:2 – Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.
Pada waktu ini, waktu dimana para nabi dahulu ingin hidup, injil Kerajaan akan dikhotbahkan bahkan lebih sempurna lagi daripada yang pernah dikhotbahkan kepada orang-orang Kristen yang mula-mula. Tetapi ini pun tetap mempersyaratkan iman dan percaya kepada pihak semua orang yang ingin masuk ke dalam perhentian itu. Barangsiapa yang tidak memiliki iman dan percaya di waktu ini yang melebihi para leluhur kita dahulu yang tidak dapat masuk karena ketidak-percayaan mereka, ia tidak akan memperoleh manfaat apapun.
Jika Adam dan Hawa tidak berdosa, apa dampaknya terhadap pekerjaan kita?
Kejadian 3 : 16, 17 – “Kepada wanita itu firman-Nya: Aku akan banyak memperlipat-gandakan kesusahanmu dan kandunganmu; engkau akan melahirkan anak-anakmu dengan susah; dan kerinduanmu akan kelak kepada suamimu, dan ia akan memerintah atas kamu. Dan kepada Adam firman-Nya : Karena engkau telah mendengar suara istrimu, dan telah makan dari pohon itu, yang mana telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan engkau memakannya; maka terkutuklah tanah karena sebab kamu; dalam susah engkau akan makan daripadanya sepanjang umurmu.”
Di sini Allah banyak sekali memperlipat-gandakan kesusahan dan kandungan. Karena dosa, maka wanita terpaksa harus melahirkan lebih banyak anak daripada yang akan dilahirkannya sekiranya dosa tidak masuk. Maka dengan demikian kita saksikan, bahwa jumlah angka yang lengkap yang Allah kehendaki untuk mendiami bumi tentunya sudah akan tercapai lebih cepat kalau saja Adam tidak berdosa.
Allah berhenti pada hari yang ketujuh karena pekerjaan mencipta-Nya sudah selesai, tetapi pekerjaan manusia masih belum dilaksanakan. Sesungguhnya pekerjaan manusia dimulai apabila satu-satunya tugas pekerjaan mencipta milik Allah itu selesai. Oleh sebab itu, maka manusia menggabungkan diri dengan Tuhan berhenti pada hari Sabat untuk memperingati lengkapnya pekerjaan Tuhan, tetapi perhentian yang akan menjadi milik manusia baru akan diberikan kepadanya setelah bagian pekerjaannya selesai. Setelah pekerjaan injil memenuhi bumi dengan orang-orang yang sudah dilahirkan kembali, maka masa kasihan akan berakhir dan tugas kita akan selesai. Kemudian kita akan masuk ke dalam perhentian kita, yaitu perhentian yang dibicarakan oleh Paulus itu.
Apakah yang ditunjuk oleh Sabat?
Waktunya dibatasi kepada suatu hari tertentu “dalam Daud” -- masa dimana Israel dan Yehuda dikumpulkan -- “hari ini, sesudah sekian lama; sebagaimana yang dikatakan – “Hari ini sekiranya engkau mau mendengar suaraNya janganlah mengeraskan hatimu.”
Ibrani 4:8, 9 – “Karena sekiranya Yesus telah memberikan kepada mereka perhentian, maka Ia tidak mungkin kemudian membicarakan suatu hari yang lain. Oleh sebab itu tetap saja ada suatu perhentian bagi umat Allah.”
Sesudah masa kasihan berakhir Allah akan membuat suatu peringatan untuk selama lamanya yang mengukuhkan bahwa kita telah menyelesaikan pekerjaan kita. Jadi Sabat menunjuk ke depan kepada perhentian yang dapat kita masuki untuk selama-lamanya setelah kita menyelesaikan pekerjaan kita, sama seperti halnya Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Pekerjaan apa yang harus kita lakukan sebelum menikmati suatu rasa pendahuluan dari Ciptaan Baru ?
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang diatas permukaan air. Berfirmanlah Allah: ‘Jadilah terang’. Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.” Kejadian 1:1 - 5
Telah ada terang sebelum hari keempat sewaktu matahari dan bulan diciptakan. Terang adalah yang pertama sekali diciptakan. Pada hal ini menarik sekali untuk dicatat bagaimana hari-hari kejadian itu dan tujuh terompet dapat sama bertepatan:
(1) Hari yang pertama – Roh Allah bergerak pada permukaan segala air dan terang diciptakan; Terompet yang pertama – hujan batu es (air) dan api dicampakkan ke atas bumi yang melambangkan Kebenaran yang di khotbahkan oleh Nuh untuk menerangi orang-orang supaya melarikan diri dari kebinasaan oleh air bah.
(2) Hari kedua – air-air dibagi oleh bentangan langit; Terompet yang kedua – mengenai “Lautan.”
(3) Hari ketiga – lautan dan bumi dibagi dan tumbuh - tumbuhan diciptakan; Terompet ketiga – bintang jatuh ke dalam segala air.
(4) Hari keempat – matahari, bulan, dan bintang - bintang diciptakan; Terompet keempat – matahari, bulan, dan bintang-bintang di palu.
(5) hari kelima – burung-burung diciptakan; Terompet kelima – mengenai belalang - belalang yang bersayap.
(6) Hari keenam – binatang dan manusia diciptakan; Terompet keenam – mengenai kuda dan orang-orang, dan adalah dalam terompet yang keenam ini Kerajaan Allah akan didirikan kembali dan manusia akan mengisi tempat yang dimaksudkan bagi-nya untuk diisi.
(7) Hari ketujuh – berhenti; Terompet yang ketujuh – Rahasia Allah selesai.
Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya pada hari keenam dari kejadian bumi, dan manusia akan menyelesaikan bagian pekerjaannya dalam terompet yang keenam. Sebagaimana Allah berhenti dari pekerjaan-Nya pada hari yang ketujuh, demikian itu pula manusia, dalam terompet yang ketujuh pada akhir masa kasihan sewaktu pekerjaan injil selesai, akan menerima perhentian yang dibicarakan oleh Paulus itu. Dengan ini dapat kita saksikan bahwa bagi Allah memerlukan waktu enam hari untuk melaksanakan pekerjaan penciptaan-Nya dan bagi manusia ia itu memerlukan waktu selama 6000 tahun untuk melaksanakan tugasnya. Kemudian datang seribu tahun itu. Semua umat Allah harus memelihara Sabat hari yang ketujuh dalam memperingati lengkapnya pekerjaan Allah sebelum mereka kelak menerima perhentian yang mereka sendiri peroleh. Tetapi, untuk masuk ke dalam perhentian mereka, dipersyaratkan iman dan percaya yang tidak dimiliki oleh para leluhur kita.
Adakah Saudara bertumbuh setiap hari dalam iman? Adakah saudara melihat, bahwa orang benar akan hidup oleh iman? Jika saudara yakin, bahwa saudara memiliki iman yang cukup, maka adakah saudara juga mencampurinya dengan perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan iman itu? Apakah saudara sedang berusaha dengan sekuat tenaga untuk membantu memenuhi bumi dengan orang-orang suci? Saudara-saudariku, pertanyaan-pertanyaan ini adalah sangat penting, terutama apabila kita renungkan, bahwa satu-satunya jalan agar kita benar-benar bergembira dalam ciptaan Allah ialah mengambil bagian di dalamnya. Karena alasan inilah yang lahir dari kasih Allah yang kekal terhadap manusia sehingga la memberikan kepada manusia bagian yang begitu besar dalam ikut mendirikan dunia sesuai aturan kebenaran-Nya, dan Tuhan telah memberikan kepada kita hari ini suatu gambar kerangka (blue print) yang akurat dan terpercaya dalam pekabaran jam kesebelas-Nya supaya jangan seorangpun diantara kita keliru untuk mengetahui betapa besarnya kesempatan yang ada pada kita untuk menjadi saksi yang benar bagi-Nya dalam perkataan, perbuatan, dan tindakan. Oleh sebab itu, janganlah kita menunda-nunda pekerjaan lalu dengan demikian memperpanjang kesusahan dan penderitaan dunia, melainkan hendaklah masing-masing kita berada di antara orang-orang yang akan menggenapi tujuan Allah menciptakan manusia -- untuk benar-benar membantu mewujudkan "perhentian" sejati dan lengkap, yaitu suatu kesukaan yang kekal. Allah mempunyai orang-orang yang setia yang akan melaksanakannya. Maukah saudara termasuk di antara mereka itu?