Terang Dari Bait Suci

Pelajaran 8, Triwulan 2, 18-24 Mei 2024.

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
Download Pdf

Sabat Sore, 18 Mei

Ayat Hafalan:

“ Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.” KJV - Roma 8:1-2


“Berlalunya waktu pada tahun 1844 telah diikuti oleh masa pencobaan besar bagi mereka yang masih memegang kepercayaan kepada kedatangan Kristus kedua kali. Satu-satunya yang melegakan, sejauh yang menyangkut penegasan kedudukan mereka yang benar, ialah terang yang mengarahkan pikiran mereka ke tempat kudus di surga di atas. Beberapa orang meninggalkan imannya mengenai perhitungan-perhitungan nubuatan sebelumnya, dan menganggap kekuatan manusia atau agen-agen Setan mempengaruhi kuasa Roh Kudus yang telah membantu Pergerakan Advent. Golongan lain berpegang teguh bahwa Tuhan telah menuntun mereka dalam pengalaman-pengalaman mereka di masa lalu. Dan sementara mereka menunggu, berjaga dan berdoa untuk mengetahui kehendak Allah, mereka melihat bahwa Imam Besar mereka telah memasuki pekerjaan pelayanan lain, dan dengan mengikuti-Nya oleh iman mereka telah dituntut untuk melihat juga pekerjaan akhir gereja. Mereka mempunyai pengertian yang lebih jelas mengenai pekabaran-pekabaran malaikat yang pertama dan kedua, dan bersedia menerima dan memberikannya kepada dunia ini amaran yang sungguh-sungguh dari malaikat yang ketiga dalam Wahyu 14.” GC 431.3

Minggu, 19 Mei

Bait Suci Surgawi


Bacalah Keluaran 25:8, 9, 40 dan Ibrani 8:1-6. Dua bait suci apakah yang diuraikan dalam ayat-ayat ini?

“Bait suci” yang dimaksud Paulus di sini adalah Kemah Suci yang dibangun oleh Musa atas perintah Allah sebagai tempat kediaman Yang Mahatinggi di bumi. “Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka” (Keluaran 25:8), adalah perintah yang diberikan kepada Musa ketika ia berada di atas gunung bersama Allah. Bangsa Israel melakukan perjalanan melalui padang gurun, dan Kemah Suci dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain; namun merupakan bangunan yang sangat megah. Dindingnya terdiri dari papan-papan tegak yang dilapisi dengan emas dan dipasang pada soket-soket perak, sementara atapnya terbuat dari serangkaian tirai, atau penutup, bagian luarnya terbuat dari kulit binatang, dan bagian dalamnya terbuat dari lenan halus yang ditenun dengan indah dengan gambar kerub. Di samping pelataran luar, yang berisi mezbah korban bakaran, Kemah Suci itu sendiri terdiri dari dua ruangan yang disebut ruang kudus dan ruang maha kudus, yang dipisahkan oleh tirai yang sangat indah; tirai yang serupa menutup pintu masuk ke ruangan pertama." GC 411.2

“Selanjutnya, Kemah Suci yang dibangun oleh Musa dibuat sesuai dengan pola. TUHAN memberi petunjuk kepadanya: “Sesuai dengan segala yang Kuperlihatkan kepadamu, yakni pola Kemah Suci dan segala perlengkapannya, demikianlah harus kaubuat.” Dan lagi perintah diberikan, “Lihatlah, haruslah engkau membuatnya menurut pola yang diperlihatkan kepadamu di atas gunung itu.” Keluaran 25:9, 40. Dan Paulus mengatakan bahwa kemah suci yang pertama “adalah gambaran dari masa yang sekarang, yang di dalamnya dipersembahkan persembahan dan korban;” bahwa tempat-tempat kudusnya adalah “gambaran dari perkara-perkara yang ada di surga;” bahwa para imam yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat melayani “sebagai teladan dan bayangan perkara-perkara sorgawi,” dan bahwa “Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.” Ibrani 9:9, 23; 8:5; 9:24. GC 413.3

“Tempat kudus di surga, di mana Yesus melayani demi kita, adalah tempat kudus yang agung, yang mana tempat kudus yang dibangun oleh Musa adalah salinannya…” GC 414.1

“Tetapi pertanyaan yang paling penting masih harus dijawab: Apakah yang dimaksud dengan pembersihan tempat kudus itu? Bahwa ada pelayanan semacam itu sehubungan dengan tempat kudus di bumi dinyatakan dalam Kitab Perjanjian Lama. Tetapi, apakah ada sesuatu di surga yang perlu disucikan? Dalam Ibrani 9, penyucian bait suci duniawi dan surgawi diajarkan dengan jelas. “Hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu.” GC 417.2

Senin, 20 Mei

Di dalam Ruang Maha Kudus


Bacalah Imamat 16:21, 29-34; Imamat 23:16-32; dan Ibrani 9:23-28. Mengapa Hari Pendamaian begitu penting di Israel kuno?

“Demikianlah pekerjaan itu berlangsung, hari demi hari, sepanjang tahun. Dosa-dosa Israel dengan demikian dipindahkan ke tempat kudus, dan sebuah pekerjaan khusus menjadi perlu untuk menghapusnya. Allah memerintahkan agar diadakan pendamaian untuk setiap bilik kudus. “Ia harus mengadakan pendamaian bagi tempat kudus, karena kenajisan bani Israel, dan karena pelanggaran mereka dalam segala dosa mereka, dan demikianlah harus dilakukannya terhadap Kemah Suci jemaah, yang masih ada di tengah-tengah mereka di tengah-tengah kecemaran mereka.” Pendamaian juga harus dilakukan untuk mezbah, untuk “menyucikannya dan menguduskannya dari kenajisan bani Israel.” Imamat 16:16, 19. GC 418.2

“Sekali setahun, pada Hari Pendamaian yang besar, imam memasuki tempat yang maha kudus untuk menyucikan bait suci. Pekerjaan yang dilakukan di sana melengkapi pelayanan tahunan. Pada Hari Pendamaian, dua ekor anak kambing dibawa ke pintu Kemah Suci, dan dibuanglah undi ke atasnya, “satu undi untuk Tuhan, dan undi yang lain untuk azazel.” Ayat 8. Kambing yang keluar sebagai undian bagi TUHAN harus disembelih sebagai korban penghapus dosa bagi bangsa itu. Dan imam harus membawa darahnya ke dalam tirai dan memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan di depan tutup pendamaian itu. Darah itu juga harus dipercikkan ke atas mezbah pedupaan yang ada di depan tirai. GC 419.1

“Dan Harun harus meletakkan kedua tangannya ke atas kepala kambing yang hidup itu dan mengakui segala kesalahan orang Israel dan segala pelanggaran mereka dalam segala dosa mereka, dengan meletakkannya di atas kepala kambing itu, dan haruslah ia melepaskannya dengan perantaraan orang yang layak ke padang gurun, dan kambing itu akan memikul ke atas dirinya segala kesalahan mereka ke suatu negeri yang tak berpenghuni. Ayat 21, 22. Kambing itu tidak lagi boleh masuk ke perkemahan Israel, dan orang yang membawanya pergi harus membasuh dirinya dan pakaiannya dengan air sebelum kembali ke perkemahan. GC 419.2

“Seluruh upacara ini dirancang untuk membuat orang Israel terkesan dengan kekudusan Allah dan kebencian-Nya terhadap dosa; dan, lebih jauh lagi, untuk menunjukkan kepada mereka bahwa mereka tidak dapat berhubungan dengan dosa tanpa menjadi tercemar. Setiap orang diharuskan untuk menyesali dosanya sementara pekerjaan pendamaian ini berlangsung. Semua urusan harus dikesampingkan, dan seluruh jemaat Israel pada hari itu haruslah dalam kerendahan hati yang sungguh-sungguh di hadapan Allah, dengan berdoa, berpuasa, dan menyelidiki hati yang mendalam. GC 419.3

“Kebenaran-kebenaran penting mengenai pendamaian diajarkan melalui upacara lambang-lambang. Suatu pengganti diterima untuk menggantikan orang berdosa; tetapi dosa tidak dibatalkan oleh darah korban. Dengan demikian, sebuah cara telah disediakan untuk memindahkannya ke tempat kudus. Dengan mempersembahkan darah, orang berdosa mengakui otoritas hukum, mengakui kesalahannya dalam pelanggaran, dan menyatakan kerinduannya akan pengampunan melalui iman kepada Penebus yang akan datang; tetapi dia belum sepenuhnya dibebaskan dari hukuman. Pada Hari Pendamaian, imam besar, setelah menerima persembahan dari jemaat, pergi ke ruang maha kudus dengan membawa darah persembahan itu, dan memercikkannya ke atas tutup pendamaian, tepat di atas hukum Taurat, untuk memenuhi tuntutan hukum Taurat. Kemudian, dalam sikapnya sebagai pengantara, ia menanggung dosa-dosa itu ke atas dirinya sendiri dan memikulnya dari tempat kudus. Dengan meletakkan tangannya di atas kepala kambing azazel, dia mengakui semua dosa-dosa itu di atasnya, dan dengan demikian menggambarkan pemindahan dosa-dosa dari dirinya sendiri ke kambing itu. Kambing itu kemudian membawa dosa-dosa itu jauh, dan mereka dianggap telah dipisahkan selamanya dari umat itu.” GC 420.1

Selasa, 21 Mei

Penghakiman Telah Tiba


Bandingkanlah Daniel 7:9,10 dengan Wahyu 14:6,7. Apakah kesamaan dari dua ayat tersebut?

Seperti yang telah ditunjukkan sebelumnya, kepada Yohanes masa permulaan dari Pengadilan itu telah ditegaskan secara lepas akan jadi “kemudian” dari zamannya, tetapi kepada Daniel ia itu diperlihatkan secara pasti akan berlangsung pada sesuatu masa setelah tanduk kecil dari binatang itu bangkit, dan sebelum orang-orang suci memiliki Kerajaan itu (Daniel 7 : 8 - 11). Sungguhpun demikian, tanggal yang tepat akan ditentukan oleh Daniel 8 : 14 — “Sampai dua ribu tiga ratus hari; kemudian kaabah kesucian itu akan kelak dibersihkan”, lalang-lalang akan kelak dibuang dari dalamnya. Pada masa itu, sementara pembersihan itu berlangsung, sidang akan memberitakan : “Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena jam pengadilan-Nya telah tiba.” Wahyu 14 : 7.

Bacalah Wahyu 22:10-12. Ketika Yesus kembali, bagaimanakah nasib dari seluruh umat manusia? Pernyataan jelas apakah yang disampaikan kepada Yohannes?

Apabila tiba masaknya “lalang-lalang” itu, “yaitu anak-anak dari si jahat itu” (Matius 13 : 38), maka akan mulailah “penuaian”, dan ini akan mendatangkan “akhir sejarah dunia ini”. Matius 13:30, 40. Dengan mengambil tempat di dalam akhir sejarah dunia, itu pasti adalah pengumpulan orang-orang oleh pekabaran Eliyah, pemberitaan Injil dari Sorga yang terakhir itu, yang akan pertama-tama dihotbahkan kepada sidang sebelum datang hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu (Maleakhi 4 : 5), dan kemudian kepada seluruh dunia selama hari yang telah cukup lama dinanti-nantikan itu.

Apabila baik orang-orang Yahudi maupun orang-orang Kapir yang telah menyambut akan seruan itu telah berkumpul dari keseluruhan empat penjuru bumi, maka penuaian akan berakhir : kemudian masa kasihan yang terakhir yang masih tertinggal itu akan berlalu untuk selama-lamanya : lalu akan datang kesudahan, dan dari “tahta putih yang besar” itu akan keluar keputusan yang pasti : “Maka orang yang jahat, biarlah tetap ia melakukan kejahatan : dan orang yang cemar, biarlah tetap ia menjadi cemar : dan orang yang benar, biarlah tetap ia mengerjakan kebenaran: dan orang yang kudus, biarlah tetap ia menjadi kudus.” Wahyu 22 : 11.

Bacalah Matius 25:1-13. Mengapa Yesus berhubungan dengan dua kelompok orang percaya yang berbeda ini dengan cara yang berbeda?

Dalam perumpamaan ini terlihat, bahwa sidang telah diumpamakan dengan sepuluh anak dara, lima dari antaranya tidak membawa minyak tambahan bagi diri mereka -- yaitu Kebenaran khusus bagi zaman ini, artinya, kelima dara yang bodoh ini tidak menaruh perhatian kepada kebenaran tentang Pehukuman bagi orang-orang hidup, yaitu pemisahan atau pembersihan sidang. Apabila seruan itu datang, “Tengoklah, Pengantin itu datang; pergilah kamu menyambut Dia”, maka keseluruhan sepuluh anak dara itu melihat bahwa lampu-lampu mereka sudah ham-
pir mati; mereka melihat bahwa pekabaran tentang Pehukuman bagi orang-orang mati itu sudah akan berlalu. Maka segeralah, kelima dara yang bijaksana itu mengisi kembali lampu-lampu mereka dengan minyak tambahan yang dibawanya di dalam botol-botol mereka, lalu pergi hendak menyambut Pengantin itu. Tetapi lima dara yang bodoh itu, yaitu mereka yang menyangka tidak diperlukan minyak tambahan lagi, tidak memerlukan sesuatu pekabaran tambahan lagi, yaitu pekabaran tentang Pehukuman bagi orang-orang hidup, mereka yang mendapatkan diri mereka dalam kegelapan yang buta. Ya, mereka mendapatkan diri mereka tanpa terang yang diungkapkan oleh pekabaran tentang Pehukuman bagi orang-orang hidup itu. Pada waktu menemukan kelalaian kebodohan diri mereka, maka bergegas-gegaslah mereka pergi mencari minyak, yaitu terang yang menerangi masalah itu, namun dalam pada itu juga pintu telah ditutup (masa kasihan bagi anak-anak dara, sidang, telah berakhir). Bilamana mereka berseru meminta masuk, maka kepada mereka diberitahu oleh Tuhan sendiri dengan cukup sopan, “Aku tidak mengenal kamu.”

Tanda kedatangan Kerajaan itu yang dikemukakan oleh perumpamaan ini jelas adalah pekabaran istimewa itu (minyak tambahan) yang memberitahukan Pehukuman bagi orang-orang hidup, pekabaran yang membangunkan penyelidik-penyelidik Kebenaran yang bersungguh hati, dan yang menghukum para penentangnya, yaitu orang-orang munafik dan suam yang di dalam sidang -- yaitu mereka yang sudah merasa puas dan menyangkakan dirinya kaya dan bertambah-tambah dalam kekayaan, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi (tidak memerlukan lagi Kebenaran pada waktunya), yaitu orang-orang yang tidak pernah bangun kepada kenyataan, bahwa mereka secara mutlak adalah melarat. Perhatikanlah, semua ini bukanlah kata-kata saya, bacalah apa yang Tuhan firmankan kepada Laodikea.

Rabu, 22 Mei

Kabar Baik dari Tempat Maha Kudus


Bacalah Ibrani 4:14-16 dan Ibrani 10:19-22. Jaminan dan undangan ilahi apakah yang diberikan ayat-ayat ini kepada kita masing-masing?

“Kerajaan Allah” seperti yang digunakan dalam Alkitab, sebutan “kerajaan Allah” digunakan untuk menunjuk kerajaan kasih karunia dan kerajaan kemuliaan. Kerajaan kasih karunia ditunjukkan oleh Paulus dalam Surat Ibrani. Setelah menunjuk kepada Kristus, Sang Pengantara yang penuh belas kasihan itu yang “turut merasakan kelemahan-kelemahan kita,” rasul berkata: “Karena itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita beroleh rahmat dan mendapat anugerah.” Ibrani 4:15, 16. Takhta kasih karunia melambangkan kerajaan kasih karunia; karena keberadaan takhta menyatakan adanya kerajaan. Dalam banyak perumpamaan-Nya, Kristus menggunakan sebutan “Kerajaan Sorga” untuk menunjuk kepada pekerjaan kasih karunia ilahi di dalam hati manusia.” GC 346.4

Bacalah Wahyu 11:19. Dalam konteks pertentangan besar, mengapakah penglihatan ini penting? Bagaimanakah penglihatan ini menunjukkan kaitan yang tidak terpisahkan antara hukum Taurat dan injil?

Bait suci duniawi yang menyerupai bait suci surgawi, menunjukkan bahwa bait suci surgawi dibagi menjadi dua ruangan – ruangan kudus dan ruangan maha kudus. Pada hari pendamaian (penghakiman) di bait suci duniawi, pintu menuju ruang maha kudus dibuka dan pintu menuju ruang kudus ditutup. Upacara ini melambangkan dimulainya pendamaian (penghakiman) contoh saingan, ketika pintu menuju ke ruang yang Mahakudus di bait suci surgawi dibuka dan pintu menuju ruang yang kudus ditutup. Dengan kata lain, ketika pintu bagian dalam dibuka, pintu bagian luar ditutup, sehingga membuat kedua ruangan itu menjadi satu. (Lihat Imamat 16:2, 17; Wahyu 4:1; 15:5; Early Writings, hal. 42.) Jadi bait suci yang ditutup ketika penghakiman sedang berlangsung, membuat mustahil bagi orang yang berada di luar untuk melihat “tabut perjanjian-Nya,” sampai setelah penghakiman itu selesai, ketika pintu yang ditutup akan dibuka kembali, menurut Wahyu 15:1, 5-8.

Akibatnya, penggenapan pernyataan nubuatan, “Bait Suci Allah telah terbuka di sorga dan di dalam Bait Suci itu kelihatan tabut perjanjian-Nya" (Why. 11:19), akan terjadi, seperti halnya pada awal penghakiman, setelah penghakiman itu selesai, yaitu setelah berakhirnya masa kasihan, saat pintu Bait Suci dibuka. Dan setelah sidang pengadilan meninggalkan bait suci, “salah satu dari keempat binatang itu” akan memberikan “kepada tujuh malaikat itu tujuh cawan emas yang penuh dengan murka Allah” (Why. 15:7), dan bait suci itu akan “penuh dengan asap dari kemuliaan Allah dan dari kuasa-Nya, dan seorangpun tidak akan dapat masuk ke dalam bait suci itu, sebelum ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu “digenapi.” Wahyu 15:8…

“Hukum Allah di tempat kudus di surga adalah hukum asli yang agung, di mana ajaran-ajaran yang tertulis di atas loh-loh batu dan dicatat oleh Musa di dalam Pentateukh adalah salinan yang tidak berubah. Mereka yang sampai pada pemahaman akan poin penting ini dengan demikian dituntun untuk melihat sifat hukum ilahi yang sakral dan tidak berubah. Mereka melihat, yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, kekuatan dari perkataan Juruselamat: “Selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat.” Matius 5:18. Hukum Allah, yang merupakan pernyataan kehendak-Nya, salinan dari sifat-Nya, harus bertahan selamanya, “sebagai saksi yang setia di surga.” Tidak ada satu perintah pun yang dibatalkan; tidak ada satu iota atau satu titik pun yang diubah. Pemazmur berkata: “Untuk selama-lamanya, ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di surga.” “Semua perintah-Nya adalah pasti. Semuanya tetap teguh untuk selama-lamanya.” Mazmur 119:89; 111:7, 8.” GC 434.1

Kamis, 23 Mei

Yesus, Pembela kita dalam pengadilan


Baca Ibrani 10:9-14. Apakah perbedaan yang diungkapkan pasal ini antara pelayanan imam di bait suci duniawi dan pelayanan Yesus di bait suci surgawi?

“Betapa jauh bedanya Imam Besar yang sejati dengan Kayafas yang palsu dan cemar. Dibandingkan dengan Kayafas, Kristus berdiri murni dan tidak tercemar, tanpa noda dosa. “Oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang dikuduskan” [Ibrani 10:14]. Hal ini memungkinkan Dia untuk berseru di atas kayu salib dengan suara yang jelas dan penuh kemenangan, “Sudah selesai.” [Ibrani 9:24-26; 10:12, dikutip] Kristus sekali masuk ke dalam tempat kudus, “setelah Ia mengadakan penebusan yang kekal bagi kita” [Ibrani 9:12]. “Sebab itu Ia berkuasa menyelamatkan mereka yang datang kepada Allah melalui Dia, karena Ia senantiasa hidup untuk menjadi pengantara bagi mereka.” [Ibrani 7:25]. 12MR 392.3

“Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar. Allah telah menetapkan Dia sebagai Imam Besar. Ia harus menjadi teladan bagi seluruh keluarga manusia. Ia memenuhi syarat untuk menjadi, bukan hanya wakil umat manusia, tetapi juga Pembela mereka, sehingga setiap jiwa, jika ia mau, dapat berkata, Aku memiliki seorang Sahabat di pengadilan. Ia adalah Imam Besar yang dapat disentuh dengan perasaan kelemahan kita.” 12MR 393.1

Baca Ibrani 6:19,20. Mengapa Ia mengundang kita untuk mengikuti Dia dan dan apa yang kita temukan ketika kita mengikuti-Nya ? 

“Pengharapan telah diletakkan di hadapan kita, bahkan pengharapan akan hidup yang kekal. Tidak ada berkat yang kurang dari berkat ini bagi kita yang akan memuaskan Penebus kita, tetapi adalah bagian kita untuk berpegang pada pengharapan ini dengan iman kepada Dia yang telah berjanji. Kita boleh berharap untuk menderita, karena mereka yang mengambil bagian bersama-Nya dalam penderitaan-Nya akan mengambil bagian bersama-Nya dalam kemuliaan-Nya. Dia telah membeli pengampunan dan kekekalan bagi jiwa-jiwa manusia yang berdosa dan akan binasa, tetapi adalah bagian kita untuk menerima karunia-karunia ini dengan iman. Dengan percaya kepada-Nya, kita memiliki pengharapan ini sebagai jangkar jiwa, yang teguh dan pasti. Kita harus memahami bahwa kita dapat dengan yakin mengharapkan kemurahan Allah bukan hanya di dunia ini tetapi juga di dunia surgawi, karena Dia telah membayar harga yang begitu mahal untuk keselamatan kita. Iman kepada pendamaian dan syafaat Kristus akan membuat kita tetap teguh dan tidak tergoyahkan di tengah-tengah pencobaan yang menekan kita di dalam gereja yang militan. Marilah kita merenungkan pengharapan mulia yang ada di hadapan kita, dan dengan iman kita berpegang teguh pada pengharapan itu ....” TMK 79.2

“Di dalam Kristus pengharapan kita akan hidup yang kekal berpusat .... Pengharapan kita adalah jangkar bagi jiwa yang yakin dan teguh ketika ia masuk ke dalam benteng, karena jiwa yang terombang-ambing oleh badai menjadi bagian dari kodrat ilahi. Ia berlabuh di dalam Kristus. Di tengah-tengah elemen-elemen pencobaan yang mengamuk, ia tidak akan terombang-ambing di atas batu karang atau terseret ke dalam pusaran air. Kapalnya akan mengarungi badai. “19 TMK 79.5

Jumat, 24 Mei

Pendalaman

“Tetapi orang-orang itu belum siap untuk bertemu dengan Tuhan mereka. Masih ada pekerjaan persiapan yang harus diselesaikan bagi mereka. Terang akan diberikan untuk mengarahkan pikiran mereka kepada bait Allah di surga; dan sebagaimana mereka harus dengan iman mengikuti Imam Besar mereka dalam pelayanan-Nya di sana, tugas-tugas baru akan dinyatakan. Suatu pekabaran peringatan dan pengajaran lain akan diberikan kepada gereja. GC 424.4

“Demikianlah kata nabi: “Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.” Maleakhi 3:2, 3. Mereka yang hidup di bumi ketika pengantaraan Kristus berhenti di tempat kudus di atas, akan berdiri di hadapan Allah yang kudus tanpa pengantara. Jubah mereka haruslah tak bernoda, tabiat mereka haruslah disucikan dari dosa oleh darah pemercikan. Melalui kasih karunia Allah dan usaha keras mereka sendiri, mereka harus menjadi pemenang dalam peperangan melawan kejahatan. Sementara pemeriksaan penghakiman sedang berlangsung di surga, sementara dosa-dosa orang percaya yang bertobat sedang disingkirkan dari tempat kudus, akan ada pekerjaan khusus untuk memurnikan, untuk menyingkirkan dosa, di antara umat Allah di bumi. Pekerjaan ini lebih jelas dinyatakan di dalam pekabaran Wahyu 14. GC 425.1

“Apabila pekerjaan ini telah selesai, maka para pengikut Kristus akan siap menyambut kedatangan-Nya. “Pada waktu itulah persembahan Yehuda dan Yerusalem akan berkenan di hadapan TUHAN, seperti pada zaman dahulu kala dan seperti pada tahun-tahun yang lampau.” Maleakhi 3:4. Kemudian gereja yang akan diterima oleh Tuhan kita pada kedatangan-Nya akan menjadi “gereja yang mulia, yang tidak bercela atau berkerut atau yang serupa itu.” Efesus 5:27. Kemudian ia akan tampak “muncul laksana fajar merekah, indah bagaikan bulan purnama, bercahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya.” Kidung Agung 6:10.” GC 425.2