Hidup Bijaksana

Pelajaran 9, Triwulan ke-3, 19-25 Agustus 2023

img rest_in_christ
Bagikan Pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

Sabat Sore, 19 Agustus

Ayat Hafalan:

“Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.” KJV - Efesus 5:15-17


Orang-orang yang cukup beruntung berada terdekat dengan agama Kristus, yang dapat anda jumpai ialah, orang-orang yang tercerdas inteligensinya dan orang-orang yang termakmur hidupnya. Sebagai contoh, Inggris, yang telah menerjemahkan Alkitab dan menerbitkannya serta mengedarkannya ke seluruh dunia kepada segala bangsa dan bahasa-bahasa, telah menjadi terbesar dari antara semua bangsa pada zamannya. Kemudian Amerika Serikat (hanya suatu anak bangsa dari Kerajaan Inggris), yang kurang dari dua abad yang lalu telah mendirikan pemerintahan berlandaskan pokok-pokok prinsip Alkitab dan yang telah mengukirkan pada mata uang dollarnya kata-kata itu: PADA ALLAH KAMI PERCAYA, dan yang juga telah mendirikan Masyarakat Alkitab Amerika, dalam hanya beberapa tahun yang relatif singkat telah menjadi bangsa yang terbesar dari antara segala bangsa, sama seperti halnya orang-orang Ibrani pada masanya yang lalu.

Dan apa yang benar dengan bangsa-bangsa adalah tentu sama benarnya dengan para individunya, rumah-rumah tangganya, keluarga-keluarganya, maupun masyarakatnya.

Jika anda mau mengambil waktu sejenak saja untuk memperhatikan, maka anda akan melihat hukum mengenai berkat dan kutuk ini berlaku di mana-mana tanpa kecuali.

Dunia didirikan di atas landasan agama, maka anda boleh yakin, bahwa apabila agama menghilang dari bumi, maka dunia akan menghilang juga sertanya. Orang-orang yang jatuh cinta kepada Kebenaran akan menemukan, bahwa berkat-berkat akan secara timbal balik jatuh cinta kepada mereka.

Minggu, 20 Agustus

"Sebaliknya, Biarlah Ada Ucapan Syukur"


Dalam pengertian apakah Paulus bermaksud agar orang-orang percaya menjadi “peniru-peniru Allah”? Lihat Efesus 5:1, 2

Zak 12:8 - “Pada waktu itu TUHAN akan melindungi penduduk Yerusalem, dan orang yang tersandung di antara mereka pada waktu itu akan menjadi seperti Daud, dan keluarga Daud akan menjadi seperti Allah, seperti Malaikat TUHAN, yang mengepalai mereka.”

Agar kita dapat mengetahui apa artinya menjadi “seperti Allah”, kita harus mempelajari seperti apakah Allah itu. Pada mulanya, Dia tidak hanya menciptakan dan memenuhi bumi dengan segala sesuatu yang baik bagi makhluk-Nya, tetapi Dia juga menempatkan sebuah taman (rumah) bagi manusia. Dengan demikian, Dia membuat sebuah model rumah untuk semua manusia yang akan tinggal di dalamnya. Dia mengajarkan Adam bagaimana cara memelihara rumah dan bagaimana cara merawat taman. Dia mengajarinya berbicara dan membedakan antara satu binatang dengan binatang yang lain, dan memberikan namanya kepada mereka. Tuhan menganugerahi manusia dengan pengetahuan dan kehidupan untuk membuatnya bahagia, dan berguna dalam membuat dunia seperti yang seharusnya. Bahkan setelah pasangan yang kudus itu jatuh dalam dosa, Allah masih tetap menaruh perhatian kepada mereka seperti sebelumnya – begitu perhatiannya, sehingga Dia segera mulai mengajar mereka bagaimana menyelamatkan diri mereka sendiri, dan kembali ke rumah mereka yang kekal. Sejak hari itu hingga sekarang, Ia terus mengajar keluarga manusia.

Untuk melakukan pekerjaan penyelamatan ini, Allah mengirim Roh Kebenaran, mengirim nabi-nabi dan malaikat, dan juga Anak-Nya yang tunggal -- semuanya adalah guru-guru penyelamatan. Dia Sendiri turun ke Sinai dan meskipun mereka membunuh hampir semua hamba-hanba-Nya termasuk Putra-Nya, namun perhatian-Nya yang tak pernah padam pada umat manusia terus berlanjut hingga hari ini. Tidak peduli dengan kesalahan kita, janji-Nya untuk membawa kita kembali ke Eden untuk hidup bersama-Nya jika kita bertobat, masih tetap teguh seperti halnya matahari.

Sekarang Anda telah melihat seperti apakah Allah itu, dan jika kita ingin menjadi “seperti Allah”, maka seperti itulah kita juga harus jadi. Itu berarti bahwa kita harus menaruh perhatian pada satu sama lain dan pada pembangunan Kerajaan-Nya sebagaimana Dia menaruh perhatian kepadanya. Kita harus tidak mementingkan diri sendiri seperti Dia. Kita harus dengan senang hati mengajarkan kepada orang lain semua yang telah Dia ajarkan kepada kita. Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk meningkatkan kondisi kehidupan orang lain. Kita harus membuat dunia menjadi lebih baik daripada yang bisa terjadi jika kita tidak berada di dalamnya. Pada minggu penciptaan, Allah telah melakukan bagian-Nya. Sekarang kita harus melakukan bagian kita dalam penciptaan jika kita ingin menjadi seperti Allah.

Apa pun hal baik yang kita miliki, baik itu perdagangan atau karunia lain yang berharga untuk dimiliki, kita harus setia di dalamnya dan ingin mengajarkannya kepada orang lain seperti Dia adalah setia dan ingin mengajarkannya kepada kita. Jika kita mengabaikan tugas ini, kita tidak hanya gagal untuk menjadi seperti Allah, tetapi bahkan kita harus mempertanggungjawabkan kelalaian kita.

Tuhan mengajarkan burung-burung bagaimana cara hidup dan bagaimana membangun sarang, dan bagaimana membesarkan anak-anak mereka. Maka, bukankah kita harus membantu orang lain untuk membangun dan memperbaiki rumah dan kehidupan mereka? Anda ingat perkataan Yesus, “Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.” Matius 10:42.

Seandainya Allah tidak seperti sebagaimana adanya Dia, maka Dia tidak akan menjadi Allah; dan jika kita terus seperti ini, kita tidak akan pernah menjadi “seperti Allah.

Senin, 21 Agustus

Berjalan sebagai Anak-anak Terang


 “Dia yang memerintahkan terang untuk bercahaya dari dalam kegelapan, memancarkan cahaya ke dalam pikiran setiap orang yang mau memandang Dia dengan benar, yang mau mengasihi Dia dengan sepenuh hati, menunjukkan iman dan kepercayaan yang teguh kepada-Nya. Terang-Nya bersinar ke dalam bilik-bilik pikiran dan ke dalam bait jiwa. Hati dipenuhi dengan cahaya pengetahuan akan kemuliaan yang bersinar dalam wajah Yesus Kristus. Dan dengan terang ini datanglah kecerdasan rohani.... OFC 265.2

“Dengan rela menyerahkan diri kepada bukti kebenaran, dan berjalan dalam terang yang bersinar di jalan kita, kita menerima terang yang lebih besar lagi. Melalui kuasa manifestasi kemuliaan ilahi, kita terus maju dalam pengertian rohani. OFC 265.3

“Pengetahuan Kristus akan kebenaran adalah langsung, pasti, tanpa bayangan. Semakin dekat seseorang mengenal Yesus Kristus, semakin berhati-hati ia akan memperlakukan sesamanya dengan hormat, sopan, dan benar. Ia telah belajar tentang Kristus, dan ia mengikuti teladan-Nya dalam perkataan dan tindakan. Oleh iman, ia dipersatukan dengan Kristus. “Kami adalah kawan sekerja bersama-sama dengan Allah.” (1 Korintus 3:9) .... OFC 265.4

“Doa Kristus adalah untuk persatuan di antara para pengikut-Nya. Persatuan ini adalah bukti untuk meyakinkan dunia bahwa Allah mengutus Putra-Nya untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Kita melayani Kristus dengan mengungkapkan kasih yang sejati, yang murni, dan yang kudus kepada satu sama lain. Mereka yang dipilih untuk terhubung dengan lembaga milik Tuhan haruslah orang-orang yang berdedikasi, menyangkal diri, dan rela berkorban, yang hidup bukan untuk menyenangkan diri mereka sendiri, melainkan untuk menyenangkan Tuannya. Mereka adalah orang-orang yang mau menghormati lembaga-lembaga milik Tuhan. OFC 265.5

“Pengenalan akan Allah dan Kristus adalah hal yang sangat penting bagi keselamatan. Kita kehilangan banyak hal setiap hari jika kita tidak belajar lebih banyak tentang kelemah-lembutan dan kerendahan hati Kristus. Mereka yang belajar tentang Kristus akan memperoleh pendidikan yang paling tinggi. Melalui iman dan ketergantungan pada kasih karunia Kristus yang menyelamatkan, mereka akan bertambah dalam pengetahuan dan hikmat. Mereka mengasihi dan memuji Juruselamat ....” OFC 265.6

Murka Allah, seperti yang dipahami secara umum, adalah tujuh malapetaka terakhir (Wahyu 15:1), dan terjadi pada masa di antara akhir masa kasihan dan kedatangan Kristus yang kedua kali...

Mengapa Paulus mendorong orang-orang percaya untuk tidak menjadi “rekan” atau “bersekutu” dengan orang berdosa? Efesus 5:7-10

"Penemuan-penemuan manusia menyenangkan pikiran daging, dan menenangkan hati nurani yang melekat pada dosa. Tidaklah menyenangkan bagi manusia untuk melihat dan mempraktikkan iman yang bekerja oleh kasih dan menguduskan jiwa. Dosa tidak ditinggalkan dan dibenci, dan untuk memaafkannya, sebuah cara harus ditemukan untuk menumpulkan mata pedang kebenaran, sehingga manusia membawa alasan-alasan dan pernyataan-pernyataan manusiawi. Jika manusia mengizinkan firman Allah bekerja di dalam hati dan akal budi, mereka dapat membedakan dan memisahkan yang palsu dari yang benar. Jika mereka menerima Kitab Suci dalam kesederhanaannya, mereka tidak akan menyerahkan diri mereka pada pengejaran hal-hal duniawi, untuk memenuhi harapan-harapan mereka yang bersifat sementara. Tetapi mereka tidak membuat firman Allah berpengaruh atas tradisi mereka, dan merampas Kitab Suci dari maknanya yang sebenarnya. Tuhan berkata bahwa firman kebenaran dapat membuat manusia berhikmat untuk memperoleh keselamatan. Firman itu adalah pelindung dan perisai, dan melindungi manusia dari tipu daya musuh. ‘Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka. Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran.’” ST 4 Juni 1894, par. 4

Selasa, 22 Agustus

“Bangunlah, Hai Kamu yang tidur”


Bacalah Efesus 5:11-14. Peringatan kuat apakah yang Paulus berikan di sini, dan bagaimanakah ini berlaku untuk situasu kita saat ini?

Yesaya 60 : 1 - “Bangunlah bersinarlah, karena terangmu telah datang, dan kemuliaan Tuhan sudah terbit atas kamu.”

Sebuah benda yang hitam dan kotor tidak pernah memantulkan cahaya, benda itu menyerap semua cahaya bagi dirinya sendiri. Bulan bercahaya sebab permukaannya adalah dari bahan yang putih. Jika ia itu dibuat dari benda yang hitam, maka bagaimanapun ia tak dapat memantulkan cahaya apapun juga. Sama juga halnya dengan terang rohani: Jika kita betul-betul ingin bercahaya, maka kita harus bangun sekarang dan membersihkan diri, membuang pakaian-pakaian kita yang hitam dan kotor - ikut serta secara aktif dalam pembangunan dan reformasi ini di bawah pengawasan Roh Suci. Kebodohan, fanatisme, dan sifat tidak menghiraukan harus dilepaskan dan berpikir Ilahi harus digiatkan, demikianlah perintah Tuhan :

“Hendaklah orang fasik itu meninggalkan jalannya, dan orang jahat itu meninggalkan kepikirannya, dan hendaklah ia kembali kepada Tuhan, maka dikasihani Tuhan akan dia kelak; dan hendaklah ia kembali kepada Allah kita karena Ia pun akan mengampuni dengan limpah-Nya. Karena kepikiran-Ku bukanlah kepikiranmu, dan jalanmu itu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Karena seperti tinggi langit daripada bumi, demikian pun segala Jalan-Ku lebih tinggi daripada segala jalanmu, dan segala kepikiran-Ku daripada segala kepikiranmu. Karena seperti hujan dan salju turun dari langit dan tiada kembali ke sana, melainkan mengairi bumi dan dijadikannya ia berhasil dan menumbuhkan tunas, dan ia memberi biji-bijian bagi orang penabur, dan roti bagi orang yang makan; demikian pun perihal firman-Ku yang terbit daripada mulut-Ku, ia itu tiada akan kembali kepada-Ku dengan hampa, melainkan akan dilakukannya barang apa yang Kukehendaki, dan ia itu akan beruntung dalam segala sesuatu kemana ia itu telah Ku suruhkan.” Yesaya 55 : 7 – 11.

Kita harus membersihkan semua pikiran kita, segala jalan kita, semua tubuh kita, semua pakaian kita, semua rumah kita baik di luar maupun di dalam. Kebersihan ialah ke-Allahan; pemerintahan Allah ialah hukum dan peraturan, damai dan kebenaran, kegembiraan dan kepuasan. Jadi kita perlu dilabur dengan Roh Allah, menjadi selengkapnya orang-orang Kristen jika kita hendak “bersinar,” jika kita akan memantulkan Firman Allah kepada orang-orang yang duduk dalam kegelapan. Jika kamu telah menaruh perhatian terhadap semua perkara yang diajarkan pekabaran itu, maka sebagai tugasmu yang tertinggi dan kewajiban Ilahimu, peganglah kepada apa yang dikatakan Ilham sebagai berikut : “Bangunlah engkau, bersinarlah, karena terangmu telah datang, dan kemuliaan Tuhan sudah terbit atas kamu.” Orang-orang yang kini sedang duduk-duduk bagaikan benda-benda gelap, menyerap cahaya bagi diri sendiri, hendaklah sekarang menyambut akan kesempatan dan menyambut akan kewajiban. Hari inilah kesempatanmu.

Ayat 2 - “Karena tengoklah kegelapan akan menudungi bumi, dan kelam kabut akan menudungi segala bangsa; tetapi Tuhan akan bangkit atasmu, dan kemuliaan-Nya akan terlihat di atasmu.”

Kata “tengoklah” mengandung arti bahwa jika engkau memandang, maka engkau akan melihat tanda-tanda kegelapan itu sudah bergantungan pada sekelilingmu. “Kelam kabut” berarti bahwa orang banyak itu akan sepenuhnya gagal untuk mengetahui jalan mana untuk kembali, bahwa mereka akan selengkapnya menjadi kacau dan putus asa. Sekaranglah kesempatan kita untuk menjawab akan panggilan Tuhan dan untuk bersiap-siap menghadapi keadaan. Kita hendaknya sekarang menyadari sepenuhnya, bahwa kita pada kenyataannya dipanggil untuk menjadi terang bagi sidang, dan akhirnya juga bagi dunia. Sungguh indah, bahwa kita hendak menjadi orang-orang pilihan dari antara rombongan-rombongan besar orang-orang dunia. Anda hendaknya tidak melalaikan kesempatan istimewa ini. Bertindaklah sekarang.

Ayat 3 - “Maka segala orang Kapir pun akan datang kepada terangmu, dan segala raja kepada cahaya yang sudah terbit dari kemunculanmu.”

Kita sekarang adalah umat yang paling tidak dikenal di dalam dunia ini, namun hari itu sudah tiba dimana kita akan menjadi sangat dikenal. Inilah janji yang pasti, bahwa jika kita sekarang bangun daripada duduk-duduk lalu berusaha untuk mencapai tujuan yang telah digariskan Allah bagi kita, maka hasilnya kelak orang-orang kapir akan datang kepada terang kita dan raja-raja akan datang kepada cahaya yang sudah terbit dari kemunculan kita. Inilah hari yang diperkenankan bagimu

Rabu, 23 Agustus

Segera Menerima Tawaran


Pertimbangkan nasehat Paulus untuk hidup dengan cara yang mencerminkan hikmat yang penuh doa dan kearifan (Ef. 5:15-17). Apakah perbedaan antara berjalan bukan sebagai orang bodoh tetapi “orang arif”? Juga, apakah artinya “menebus waktu”?

"Pekabaran-pekabaran ini, yang ditulis dengan kuasa yang bukan berasal dari manusia, melainkan dari Allah, berisi pelajaran-pelajaran yang harus dipelajari oleh semua orang dan dapat mendatangkan manfaat jika sering diulang-ulang. Di dalamnya diuraikan prinsip-prinsip kesalehan yang praktis, prinsip-prinsip yang harus diikuti dalam setiap gereja, dan jalan yang menuju kepada kehidupan yang kekal diuraikan dengan jelas." AA 470.2

“Namun hanya sedikit orang muda yang mengerti apa artinya menjadi orang Kristen, menjadi serupa dengan Kristus. Sebuah penyelidikan yang penuh doa akan firman Tuhan diperlukan jika mereka ingin menyesuaikan hidup mereka dengan Pola yang sempurna. Hanya sedikit yang merasakan bahwa pemisahan diri dari dunia yang dituntut oleh Allah untuk menjadi anggota keluarga-Nya, anak-anak dari Raja surgawi. "Sebab itu keluarlah kamu dari tengah-tengah mereka dan pisahkanlah dirimu, demikianlah firman Tuhan, dan janganlah kamu menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu dan Aku akan menjadi Bapa bagimu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku, demikianlah firman Tuhan Yang Mahakuasa"”. RH March 11, 1880, par. 25

“Bagaimana Mengubah Waktu yang Terbuang Sia-sia Menjadi Berguna”

Saudara menyadari akan kenyataan, bahwa kita telah diberikan suatu tugas besar dan bahwa waktu untuk melaksanakannya adalah sangat singkat; sehingga oleh karenanya kita harus belajar mengubah waktu yang terbuang sia-sia menjadi berguna. Ada orang pernah mengatakan, bahwa secara rata-rata lebih dari separuh hidup manusia dan tenaga dihambur-hamburkan pada pembicaraan-pembicaraan yang sia-sia dan di dalam mengawasi orang-orang lain. Oleh karena itu salah satu keperluan kita yang terbesar ialah supaya kita belajar mengawasi lidah kita supaya memeliharakan hidung kita dari semua urusan orang lain, untuk dapat mengumpulkan waktu dan tenaga, damai dan keutuhan.

Adalah baik diingat juga, bahwa lidah kita telah dikaruniakan kepada kita untuk maksud membicarakan Kebenaran Allah serta pujian-Nya, dan tenaga kita untuk memberitakan Kebenaran-Nya dan untuk membawakan berkat kepada umat-Nya. Hendaklah kita berbicara dari hal prinsip-prinsip yang berasal dari sorga, dan hendaklah kita bekerja untuk prinsip-prinsip ini. Jika Saudara secara kebetulan melihat atau mendengar, bahwa seseorang sedang melakukan sesuatu perkara yang menurut penilaianmu yang terbaik adalah tidak pantas dilakukan oleh seorang Kristen, dan jika Saudara mengira Saudara dapat menolongnya, maka janganlah membuat diri anda menjadi seorang pembawa berita untuk menceritakannya kepada setiap orang, melainkan supaya berbicara sendiri dengan orang yang bersalah itu.

Janganlah membuat dirimu sendiri sebagai suatu ukuran bagi siapapun juga, dan janganlah memaksakan pendapat-pendapatmu kepada siapapun terkecuali kepada dirimu sendiri. Adalah bukan tugas siapapun juga untuk mengatur orang lain. Pahamilah, bahwa tidak seorang pun berkewajiban untuk menyesuaikan hidupnya kepada standar dan tingkat ukuran tertinggi kepunyaan orang lain. Dengarlah olehmu apa yang dikatakan oleh Ilham: “Siapakah engkau ini yang menyalahkan hamba orang lain? Maka kepada tuannya sendirilah baik ia tegak atau jatuh. Tetapi ia akan ditegakkan, karena Tuhan berkuasa menegakkan dia” (Roma 14:4). Maka oleh karena kamu tak dapat menegakkan orang lain, mengapakah kamu mencoba?

Janganlah membuat banyak musuh oleh lidahmu. Berkawanlah dengan banyak orang. Dan janganlah meletakkan perasaanmu hanya pada hujung jarimu. Jika kau lakukan juga, maka kamu sendirilah yang akan merasakan kehilangan banyak teman, kehilangan kegembiraan sosial, dan kehilangan kesempatan dan hak memenangkan banyak jiwa kepada Kristus. Janganlah mengakhiri sesuatu hari pun tanpa adanya sesuatu nilai baik yang akan dapat dicatat di belakang namamu pada halaman buku surga. Janganlah salah menginterpretasikan pikiran orang lain. Berusahalah melihat dan menginterpretasikan segala perkara dengan cara yang benar, berikanlah kepada setiap orang suatu kesempatan. Perhatikanlah yang baik yang terdapat dalam diri setiap orang dan tutuplah matamu dari segala yang jahat.

Hendaklah segala pembicaraanmu berpokok kepada meninggikan kebenaran Allah bagi hari itu. Inilah yang akan membuatmu sibuk berbicara dari hal sesuatu yang bermanfaat dan yang terpuji. Berpikirlah dan belajar, maka apabila kamu membicarakan agama, bagaimanapun juga jangan menjadi bosan. Teruskanlah dengan pembicaraanmu sejauh mana para pendengarmu masih mau mengikutimu. “Janganlah kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing, dan jangan pula dicampakkan mutiaramu ke hadapan babi, supaya jangan dipijak-pijaknya semuanya itu dengan kakinya lalu berbalik mencabik-cabik akan kamu.” Matius 7 : 6.

Lidah adalah sulit diawasi, dan kuping senantiasa suka mendengar. Olehnya itu adalah lebih baik bagimu jika engkau tidak sering berkunjung. Sering berkunjung hanyalah merupakan pemborosan waktu dan suatu cobaan untuk membicarakan bintik-bintik di mata orang lain dan mengabaikan balok yang ada di mata sendiri.

Dimana pun anda berada engkau dapat saja membuat sesuatu. Engkau dapat saja bekerja atau belajar. Tetapi apabila anda berkumpul bersama-sama orang lain, maka dalam segala kesempatan itu engkau tak akan dapat berbuat sesuatu, melainkan sebaliknya merugikan dirimu sendiri dan orang lain. Sekaranglah waktunya untuk menyelidiki dan belajar kebenaran itu bagi zaman ini, untuk memperoleh bagaimana caranya memberikan pelajaran dan bagaimana caranya menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan mudah dan sederhana, tanpa harus pergi menyelidiki banyak catatan sejarah ataupun sejarah kehidupan orang-orang. Maka jika anda telah bertekad untuk berjalan dengan Allah pada setiap hari dan menyelidiki kehendak-Nya terhadap semua tugasmu sendiri, bukan tugas orang lain, maka anda akan menemukannya dengan limpah untuk membuatmu sibuk dan terhindar dari kejahatan.

Kamis, 24 Agustus

Ibadah yang dipenuhi Roh


Di dalam Efesus 5:18-20, Rasul Paulus membayangkan orang - orang Kristen berkumpul untuk beribadah. Apa yang ia gambarkan tentang apa yang mereka lakukan dalam penyembahan itu?

“Tuhan dimuliakan dengan nyanyian - nyanyian pujian dari suatu hati yang murni yang diisi dengan kasih dan pengabdian kepada Dia. Ketika orang - orang percaya yang sudah disucikan berkumpul, pembicaraan mereka tidak akan mengenai ketidak sempurnaan dari orang - orang lain atau menikmati keluhan dan keluhan; kasih atau cinta, ikatan kesempurnaan akan melingkupi mereka. Kasih Allah dan sesama mengalir secara alami dalam kata - kata kasih sayang, simpati, dan penghargaan terhadap saudara - saudara mereka. Damai Allah memerintah dalam hati mereka; kata - kata mereka tidak sia - sia, kosong, dan sembrono, tetapi menenangkan dan mendidik bagi satu sama lain…” IT 509.2

"Juruselamat kita sangat serius dan sungguh-sungguh, tetapi tidak pernah murung atau murung. Kehidupan orang-orang yang meniru Dia akan penuh dengan tujuan yang sungguh-sungguh; mereka akan memiliki rasa tanggung jawab pribadi yang mendalam. Kesederhanaan akan ditekan; tidak akan ada kegembiraan yang riuh, tidak ada senda gurau atau lelucon yang kasar. Tetapi agama Yesus memberikan kedamaian seperti sungai. Ia tidak memadamkan cahaya sukacita; ia tidak menahan keceriaan, atau mendung di wajah yang cerah dan penuh senyuman. Hidup kita seharusnya menghirup keharuman Surga, sementara kita menaati perintah sang rasul, "Bermazmurlah dalam mazmur dan puji-pujian dan nyanyian rohani dan nyanyikanlah nyanyian rohani dan nyanyikanlah nyanyian rohani di dalam hatimu kepada Tuhan.’ ST March 5, 1885, par. 10

"Jiwa ditinggikan dan diubah dengan berdiam diri, bukan pada diri sendiri dan pada kesedihan dan kesulitan yang mengelilingi kita, tetapi pada kemuliaan dunia yang kekal. Persekutuan yang tidak terputus dengan Allah memberikan pengetahuan yang lebih baik akan kebenaran dan kehendak-Nya, dan akan kerentanan serta kekuatan jiwa; dan hasilnya adalah motif-motif yang tidak mementingkan diri sendiri dan sifat-sifat karakter yang benar. Tidak akan ada kegelapan atau kesuraman untuk dipantulkan kepada orang lain. Lebih banyak Surga di dalam diri manusia di bumi akan membuat agama menjadi menarik, dan memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus."ST March 5, 1885, par. 11

Jumat, 25 Agustus

Pelajaran Lanjutan

Ulangan 30:15, 19 – “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan,.... Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu.”

Jika kita gagal mengambil manfaat dari apa yang Tuhan perintahkan kepada kita, maka kita akan gagal sama buruknya, atau bahkan lebih buruk dari orang-orang yang telah gagal sebelum kita. Saya pikir beberapa dari Anda yang sudah memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan, mengetahui hal-hal ini melalui pengalamanmu sendiri. Tidak diragukan lagi, Anda telah menemukan bahwa Anda tidak dapat mencegah ledakan dalam waktu yang lama sambil menyimpan api dan mesiu di dalam ruangan yang sama; bahwa Anda tidak dapat melayani Iblis dan tetap memiliki kedamaian dan keamanan.

Allah saja yang mengetahui masa depan, dan kita harus meletakkan harapan dan cita-cita kita di tangan-Nya yang penuh kuasa. Kemudian, dan hanya kemudianlah, kita akan sampai ke “puncak”. Dan jika kita tergoda untuk mengatakan bahwa kita mau atau tidak mau melakukan ini atau itu, maka marilah kita mengingat Yunus: Dia berkata bahwa dia tidak mau membawa pesan ke Niniwe, lalu segera naik perahu ke Tarsis. Namun, para awak kapal melemparkannya ke laut dan ikan besar menangkapnya dan membawanya kembali ke tempat di mana ia mencoba melarikan diri.

Nebukadnezar, raja Babel, berpikir untuk mengabadikan kerajaannya dengan memerintahkan semua rakyatnya untuk sujud menyembah patung emasnya. Namun, tiga orang Ibrani menentang kehendaknya lalu mengubah jalannya sejarah. Orang-orang yang melemparkan orang-orang Ibrani ke dalam dapur api yang bernyala-nyala itu sendirilah yang dibakar sampai mati, tetapi tidak ada sehelai rambut pun dari kepala orang-orang Ibrani itu yang hangus selama mereka berada di dalam dapur api yang bernyala-nyala itu. Marilah kita bersama Pemazmur mengangkat suara kita dan berkata:

Mazmur 8:1-6 – “Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan. Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya.