Perencanaan untuk Sukses

Pelajaran 8, Triwulan ke-1, 18-24 Februari 2023

img rest_in_christ
Bagikan pelajaran ini
005 facebook
001 twitter
004 whatsapp
007 telegram
Download Pdf

SSabat Sore - 18 Februari

Ayat Hafalan:

“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.” - Kolose 3: 23, 24


“Kebiasaan-kebiasaan malas, dan ceroboh, yang dimanjakan dalam pekerjaan duniawi, akan dibawa ke dalam kehidupan keagamaan dan akan menjadikan orang tidak layak untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang benar bagi Allah. Banyak orang yang melalui kerja keras dapat menjadi berkat bagi dunia, telah hancur karena kemalasan. Kurang pekerjaan dan tujuan yang teguh membuka pintu kepada ribuan pencobaan. Pergaulan yang jahat dan kebiasaan yang jahat merusakkan pikiran dan jiwa dan akibatnya adalah kehancuran kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang.” COL 345.5

“Apapun bidang pekerjaan yang kita kerjakan, firman Allah mengajar kita supaya jangan malas "janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga," "Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima upah. karena kamu melayani Yesus Kristus. Roma 12:11; Pengkhotbah 9:10; Kolose 3:24.” COL 346.1

Minggu - 19 Februari

Hal Terutama yang Pertama


Bacalah Pengkhotbah 12:1. Apa pekabaran disana untuk kita?

Saya dirujuk ke banyak janji berharga yang dicatat bagi orang-orang yang lebih awal mencari Juruselamat mereka. Pengkhotbah 12:1: “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kau katakan: “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!” Amsal 8:17: “Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang lebih awal mencari aku akan menemukan aku.” Gembala Agung Israel itu masih berkata, “Biarkan anak-anak itu datang kepadaKu, jangan menghalang-halangi mereka: sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya kerajaan surga.” Ajarilah anak-anak Anda bahwa masa muda adalah saat terbaik untuk mencari Tuhan. 1T 396.2

Amsal 22:3, 6, 10, 15 “Orang bijaksana itu setelah dilihatnya kejahatan, maka bersembunyilah ia : tetapi orang bodoh terus berjalan, maka binasalah ia ….. Ajarkanlah seorang anak pada jalan yang patut ia tempuh, maka pada masa tuanya itu tidak akan menyimpang dari jalan itu ….. Usirlah si pencemooh, maka berakhirlah pertengkaran; dan akan berhentilah persaingan dan celaan. Kebodohan, melekat pada hati anak kecil, tetapi rotan pengajaran akan mengusirnya jauh daripadanya.”

Para orangtua yang bijaksana memandang ke depan. Mereka sangat berhati-hati memberikan jaminan bagi hari depan anak-anaknya. Ini mereka lakukan dengan menanamkan dalam diri anak-anak mereka prinsip-prinsip yang berasal dari Surga pada mana anak-anak dapat dengan berhasil membangun pengalaman hidup mereka, karena atas landasan apapun para orangtua pada mulanya membuat mereka membangun, maka itulah satu-satunya yang mereka dapat terus membangun. Suatu landasan yang rapuh akan senantiasa menghalangi mereka dari setiap perkara yang lebih maju daripada yang dimungkinkan oleh landasan itu sendiri, apakah itu dalam agama ataupun dalam sesuatu usaha dagang.

Para orangtua harus waspada bahwa apabila anak-anak mereka mencapai masa remaja, mereka sedikit banyak akan merasa lebih bebas, bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Katakanlah, mereka berdansa, menurut selera musik mereka sendiri. Jadi, alangkah pentingnya, kalau saja jauh sebelumnya mereka sudah memiliki pengetahuan yang penting untuk membawa diri mereka dengan aman sepanjang tahun-tahun keremajaan itu.

Untuk memulai, maka mereka harus diajarkan dengan moral-moral yang baik dari agama, nilai daripada waktu, bagaimana untuk memperoleh hasil-hasil dalam jangka sejumlah waktu tertentu. Mereka harus diperingatkan sepenuhnya tentang akibat-akibat jelek daripada menit-menit yang terbuang sia-sia. Sesungguhnya mereka harus dipimpin untuk menyadari, bahwa keseluruhan menit-menit dan jam-jam yang dimanfaatkan dengan baik dan pengetahuan yang diperoleh sepanjang masa remaja mereka itulah yang akan memberi bentuk bagi keseluruhan hidup mereka. Mereka harus mengetahui bahwa saat-saat dari tahun-tahun masa remaja adalah saat-saat yang terpenting dalam keseluruhan hidup mereka, dan bahwa sekali saat-saat itu disia-siakan, maka semua itu akan berlalu untuk selama-lamanya. Anak-anak tentu perlu sekali mengetahui segala perkara ini sebelum mereka memasuki masa remaja mereka.

Prinsip-prinsip dasar ini adalah jauh lebih nyata terlihat bilamana seseorang mencoba mempertimbangkan bahwa kebiasaan-kebiasaan umumnya amat mudah dibentuk, tetapi secara praktis tidak mungkin untuk dilenyapkan. Inilah sebabnya mengapa baik buruknya anak-anak adalah bergantung kepada para orangtua yang membentuk mereka itu.

Lagi pula, para remaja laki-laki dan perempuan memiliki energi yang lebih besar daripada setiap masa kemudian, dan oleh karena itu mereka dapat berbuat lebih banyak selama tahun-tahun masa remajanya itu daripada yang dapat diperbuatnya kemudian dalam jangka waktu yang sama dalam bidang usaha dan pengalaman yang sama.

Adalah tidak dapat diragukan bahwa masa remaja dari setiap anak pun adalah sangat kritis. Seperti yang saya katakan sebelumnya, para orang tua janganlah menunggu sampai datang krisis-krisis itu, melainkan hendaklah mereka jauh sebelumnya mulai menghalanginya. Untuk melakukan ini, para orangtua pada permulaan kehidupan anak harus memutuskan dahulu apa bakat alamiah dari anak itu, supaya mereka dapat mengendalikan dia pada waktunya untuk menentukan apa akan kelak menjadi usaha atau profesinya. Mereka harus membimbing dia untuk mengarahkan cita-citanya, dan kemudian menciptakan dalam dirinya suatu semangat juang untuk mencapai cita-cita itu. Orang-orang yang tidak memiliki tujuan mereka tidak melakukan apapun untuk dikejar. Mereka terombang-ambing bagaikan sebuah rakit di lautan terbuka, maka semua perjalanan mereka itu adalah tanpa tujuan seperti seekor kupu-kupu. Anak-anak yang memiliki cita-cita untuk dikejar, dan yang selalu memperjuangkannya dengan tak henti-hentinya, akan kelak sampai ke sana, dan mereka terikat untuk merubah masa kegagalan menjadi masa yang beruntung.

Anak-anak harus juga diajarkan untuk mengenal nilai dari mata uang. Jangan dibiarkan mereka jatuh dalam kebiasaan membelanjakan setiap dollar yang mereka peroleh, mereka harus diajarkan menabung sebanyak-banyaknya. Sekali mereka memiliki selera untuk mulai memiliki suatu rekening tabungan, maka walaupun uangnya masih kurang daripada satu dollar untuk memulai tabungannya. Dengan cara ini, maka menabung bagi mereka akan menjadi suatu kebiasaan yang menarik. Anak-anak yang tidak diajarkan mencari uang dan menabung, tetapi pada akhirnya pun berbuat sesuatu oleh dirinya sendiri, mereka bukan melakukan itu karena orangtuanya, melainkan tanpa mereka.

Ada beribu-ribu orang, di antaranya terdapat dalam setiap kelompok masyarakat, mereka tidak tahu bagaimana seharusnya membelanjakan uang atau bagaimana mengatur rumah tangga. Orang-orang yang tidak beruntung ini, tanpa memandang berapa banyak yang mereka perbuat, mereka tidak pernah memiliki sesuatu untuk menghadapi hari hujan. Mereka selalu miskin keadaannya dan selalu berhutang, selalu mengharapkan sumbangan dari mana-mana.

Bacalah Kejadian 29:9-20. Apa pentingnya pengaturan waktu peristiwa ini dalam kehidupan Yakub?

Untuk memulai hidup di Padan Aram, Yakub tidak memiliki apapun terkecuali iman dan semangat. Ia hanyalah seorang pekerja yang baik, dan hanya itu. Semua sifat inilah yang cepat diketahui oleh Laban mengenai Yakub, maka sebagai hasilnya Laban bukan saja menawarkan untuk mengawinkan Yakub dengan putrinya Rahel, tetapi juga ia merencanakan suatu siasat untuk dapat memaksa Yakub mengawini kedua putrinya itu -- yaitu Rahel dan Lea -- hanya kedua gadis itulah dalam keluarganya. Lagi pula, walaupun Yakub telah membayar cukup mahal untuk mendapatkan mereka dengan bekerja keras dengan setia dan jujur selama empat belas tahun lamanya, ia dalam enam tahun berikutnya ternyata telah menjadi kaya! Kemudian dalam rangka perjalanan pulang, ia mengatakan kepada Laban dengan sepenuh hatinya, dengan jujur, dan dengan perasaan terbuka :

“Selama dua puluh tahun ini saya telah tinggal bersamamu; bahwa domba-domba betinamu dan kambing-kambing betinamu tiada gugur anaknya, dan kawanan domba jantanmu pun tidak kumakan.” Kejadian 31 : 38

Bahkan selanjutnya, pada waktu ia ditanya apa yang dikehendakinya untuk semua pekerjaannya setelah berakhir masa empat belas tahun itu, maka ia memilih upah-upah yang akan dibayar oleh Allah, bukan oleh Laban. Karena katanya kepada Laban :

Janganlah kamu memberikan kepada saya sesuatu, tetapi izinkanlah saya berjalan melewati semua kawanan binatangmu pada hari ini, dan menyingkirkan semua yang berwarna bintik-bintik, yang berbintik-bintik hitam, dan ternak coklat, domba-domba dan kambing-kambing, lalu membawanya sejauh tiga hari perjalanan terpisah daripada binatang-binatang sisanya supaya tidak akan ada kesempatan bagi mereka itu untuk bercampuran. Sampai kini, semua domba dan kawanan ternak, baik yang berbintik-bintik ataupun yang tidak berbintik-bintik adalah menjadi milikmu, tetapi mulai sekarang semua yang berwarna bintik-bintik yang akan lahir dari antara yang tidak berbintik-bintik (yang pada kenyataannya tidak mungkin) akan menjadi milik saya karena melayanimu.

Laban merasa cukup puas dengan permufakatan itu dan Yakub lalu pergi bekerja. Alah memberkati semua usaha Yakub walaupun secara alamiah adalah tidak mungkin, maka dalam enam tahun lamanya ia menjadi kaya. Mengapa? Sebab Yakub berbakti kepada Allah dengan sepenuh hati, dan dengan sepenuhnya menaruh harap kepada-Nya bagi hidupnya. Ia tidak menghendaki apa-apa terkecuali apa yang Allah berkenan baginya untuk dimiliki. Ia tahu bahwa selama ia bekerja bagi Tuhan, Tuhan tidak akan membiarkan dia lapar ataupun telanjang. Ia tahu bahwa kalau saja sedemikian itu Allah menghiasi rumput di padang, maka Ia pun akan menghiasi dan memberi makan kepadanya di dalam kebun anggur-Nya.

Senin - 20 Februari

Berkat Pekerjaan (Idealnya)


Baca Kejadian 2:15 (lihat juga Pengkhotbah 9:10 dan 2 Tes. 3:8–10). Apakah fakta penting, bahkan sebelum masuknya dosa, Adam (dan tentunya juga Hawa) diberikan pekerjaan? Bagaimana hal ini dapat menjelaskan mengapa mereka yang tidak pernah bekerja mendapati keadaan mereka sebagai kutukan, sebagaimana disebutkan di atas?

Because work is essential and because sinners by nature dislike work, the thorns and thistles were created to compel them to go to work for a living. If we leave the obnoxious weeds in the ground, and spend our time having fun, they will choke out the crops, and we, like the prodigal, will have famine. Thus, no work, no eat. God Who knows what is best for us has made it that we earn our living the hard way, to work all day long with but little rest.

Karena bekerja itu penting dan karena orang berdosa pada dasarnya tidak menyukai bekerja, maka semak duri dan onak telah diciptakan untuk memaksa mereka pergi bekerja untuk mencari nafkah. Jika kita membiarkan rumput-rumput liar yang menjengkelkan itu di tanah, dan menghabiskan waktu kita untuk bersenang-senang, maka mereka akan menghimpit tanaman, lalu kita, seperti halnya anak yang pemboros itu, akan mengalami kelaparan. Jadi, tidak bekerja, tidak makan. Tuhan Yang mengetahui apa yang terbaik bagi kita telah membuat kita mencari nafkah dengan cara yang sulit, untuk bekerja sepanjang hari dengan sedikit istirahat.

Mereka yang kembali kepada dirinya sendiri, bagi mereka bekerja adalah kesenangan. Hanya orang bodoh yang tidak suka bekerja.

Tuhan memerintahkan agar kita hendaknya dengan keringat mencari nafkah, tetapi Dia tahu bahwa kebanyakan dari kita tidak akan melakukannya jika kita tidak harus melakukannya. Dan Dia juga tahu bahwa jika kita tidak memiliki banyak hal untuk dilakukan, maka kita akan jatuh ke dalam kejahatan, ke dalam kehidupan yang kacau, sehingga akibatnya tidak pernah kembali kepada diri kita sendiri, dan tidak pernah kembali ke Eden. Karena itu Dia mengutuk bumi demi kebaikan kita.

Terlebih lagi, kepada wanita yang duduk-duduk dan hanya melakukan sedikit untuk mengurus rumahnya, Tuhan mendatangkan kutu busuk dan kecoak, tikus kecil dan tikus besar, lalat dan semut, berbagai jenis kutu, dan juga nyamuk. Semua ini akan membuatnya bekerja di dalam dan di luar jika diperlukan.

Kalau bukan bagi hama, apakah yang akan jadi dengan manusia! Anda tahu, Allah membuat semua ini untuk tujuan yang baik tetapi meskipun hama mendesak pemalas untuk bangun dan mulai bergerak, masih ada yang lebih suka hidup bagaikan babi-babi! Mengapa menunggu sampai Dia mengirimkan pasukan hama-Nya yang besar? Mengapa tidak mengikuti nasihat-Nya, untuk tetap sibuk, dan melakukan apa yang Anda bisa untuk membuat orang lain bahagia, untuk membuat dunia lebih baik, untuk membuatnya tahu bahwa Anda ada di dalamnya untuk melakukan yang baik, bukan untuk membebaninya? Kemudian para malaikat akan senang berkemah di sekitar Anda, dan Allah sendiri akan datang dan makan bersamamu.

Jika kita menjadikan urusan Allah sebagai urusan kita, kerajaan-Nya sebagai rumah kita, maka semua hal lain yang kita perjuangkan dan khawatirkan akan diberikan kepada kita dalam kelimpahan yang besar. Oleh karena itu, marilah tinggalkan menjadi orang Kristen secara lahiriah dan berjiwa Kafir, dan marilah kita menjadi orang-orang yang tidak memiliki "tipu di mulut kita" dan dengan "daun palem di tangan kita".

Pengkhotbah 4:5 – “Orang yang bodoh melipat tangannya dan memakan dagingnya sendiri.”

Si bodoh melipat kedua tangannya; dia membenci pekerjaan. Dia memakan dagingnya sendiri: Gantinya bekerja, dia malah mau tetap lapar, menyebabkan perutnya menyerap lemak cadangannya, dan dengan demikian menjadi semakin kurus. Siapa yang ingin menjadi orang bodoh?

Pengkhotbah 10:18 – “Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah.”

Rumah si pemalas itu rusaklah, rumahnya rusak bahkan sebelum dia menyelesaikannya, atau sebelum dia memperbaikinya. Dia terlambat dalam segala hal – kebiasaan buruk yang dimasuki seseorang. Kalau Anda berkendara ke pedesaan, di sepanjang pinggir jalan Anda akan melihat bahwa rumah-rumah yang rusak parah dan tidak terawat, adalah rumah orang-orang yang Anda lihat di teras berayun-ayun saat mereka seharusnya bekerja. Tetapi Anda akan sukar melihat orang yang duduk-duduk diam di sekitar rumah yang dirawat dengan baik. Kalaupun Anda melihat ada orang, Anda akan melihat mereka melakukan sesuatu. Apa yang kamu lakukan, Saudara, Saudari? – Apakah Anda tahu jalan kembali ke Eden? Mari kita kembali ke Pengkhotbah:

Amsal 6:6 – “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak.”

Manusia itu, sebagai siswa; semut kecil sebagai guru! Betapa memalukannya ucapan itu terhadap pemalas!

Ayat 7, 8 – ”biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.

Semut tahu apa yang harus dilakukan dan kapan melakukannya lalu melaksanakannya. Tidak pernah gagal untuk mencari nafkah meskipun tidak memiliki bos. Jika Anda pergi ke rumahnya, Anda akan menemukan perbekalan lebih dari yang dibutuhkan satu musim. Ia tahu kapan musim menuai tiba, dan tahu bagaimana memanfaatkannya sebaik mungkin. Jika seseorang gagal berbuat seperti semut, jika dia gagal memperhatikan waktu dan musim, maka kesengsaraannya pasti akan bertambah.

Kalau saja nasihat ini berasal dari manusia, kita mungkin tidak membutuhkannya; tetapi itu berasal dari Tuhan, dari Dia yang memiliki kendali atas segalanya. Dia tahu hidup Anda sejak Anda lahir sampai saat Anda mati. Dia tahu kehidupan seperti apa yang harus Anda lalui. Anda dapat menyebabkan diri Anda sendiri harus mengikuti jalan anak si pemboros, tetapi alangkah lebih baik jika Anda tidak melakukannya. Yang terbaik bagi Anda adalah mengikuti kehendak Bapa.

Ingatlah selalu bahwa hanya ada dua penguasa pikiran di dunia – pikiran Tuhan dan pikiran setan. Kita, sebagai orang berdosa, dilahirkan dengan pikiran Setan, dan itu tetap bersama kita sampai kita dilahirkan kembali, dilahirkan oleh Roh dan dengan pikiran Allah. Untuk melakukan yang benar, maka kita harus melakukan kebalikan dari apa yang dikatakan pikiran alami kita kepada kita, dan kita kemudian akan melakukan apa yang pikiran Tuhan ingin kita lakukan.

Selasa - 21 Februari

Tahun-Tahun Produktif


Bacalah 1 Timotius 5:8; Amsal 14:23; dan Kolose 3:23, 24. Apa poin-poin penting yang dapat kita ambil dari ayat-ayat ini mengenai keuangan di rumah tangga?

“Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan para raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang yang hina.” AH 391.2

“Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.” AH 391.3

“Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia.” AH 391.4

“Karena si peminum dan si pelalap menjadi miskin, dan kantuk membuat orang berpakaian compang-camping… AH 391.5

Betapa banyaknya orang yang sebenarnya dapat terhindar dirinya dari kebangkrutan dan kekandasan keuangan sekiranya amaran yang begitu sering diulangi dan ditekankan dalam Kitab Suci ini mereka perhatikan: AH 391.6

“Tetapi orang yang ingin cepat kaya, tidak akan luput dari hukuman.” AH 391.7

“Harta yang cepat diperoleh akan berkurang , tetapi siapa yang mengumpulkan sedikit, menjadi kaya.” AH 391.8

“Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut.” AH 391.9

“.... Yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi.” AH 391.10

“Sangat malanglah orang yang menanggung orang lain, tetapi siapa yang membenci pertanggungan, amanlah ia” AH 391.11

“Hukum kedelapan mempersalahkan .... perbuatan mencuri dan merampok. Hukum itu meminta kejujuran yang keras sampai kepada perkara kecil dalam kehidupan. Hukum, itu melarang penipuan dalam perdagangan dan menuntut pembayaran hutang dan upah yang layak.” AH 392.1

“Tetapi aku ingin kamu mengetahui”, demikianlah pernyataan Paulus, “bahwa kepala dari setiap lelaki itu ialah Kristus, dan kepala dari wanita ialah lelaki, dan kepala dari Kristus ialah Allah. Setiap orang laki-laki yang berdoa atau bernubuat, sambil kepalanya tertutup, ia mempermalukan kepalanya. Tetapi setiap wanita yang berdoa atau bernubuat dengan kepalanya tidak tertutup ia mempermalukan kepalanya : karena itu adalah sama dengan seolah-olah perempuan yang dicukur rambutnya.” “Meskipun demikian dalam Tuhan tidak ada laki-laki tanpa perempuan, dan tidak ada perempuan tanpa laki-laki. Karena sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; namun segala perkara berasal dari Allah.” 1 Korintus 11 : 3 – 5, 11, 12.

Hubungan rumah tangga yang indah ini seringkali dirusak dan hancur karena salah urus keuangan atau karena karena pendidikan yang keliru, atau karena kedua-duanya, sebab petunjuk ilahi tidak diikuti. Tuhan menunjang istri-Nya, sidang, namun sidang sendiri harus menangani media pertukaran, uang, membayar segala perkara yang dibelinya; maka sesuai dengan itu, sungguhpun suami menunjang rumah tangga, istri harus menangani uang bagi pembelian barang-barang yang dibutuhkan untuk menjalankan rumah tangga. Dan jika suami menerima suatu penghasilan yang hanya sekedar cukup, maka bahkan lebih istimewa lagi ia harus memberikan upahnya itu kepada istrinya, supaya ia dapat menyusun rencana belanjanya untuk menutupi semua kebutuhan rumah tangga sampai kepada perolehan penghasilan berikutnya. Dengan istri yang menangani uang, maka dengan demikian ini banyak manfaat akan meningkat, sebab, dia sendirilah yang menggunakannya, maka hanya dialah yang tahu apa saja yang dibutuhkan di dalam rumah tangga. Dengan demikian karena ia mengerti akan keuangannya sehari-hari yang serba terbatas itu, maka ia pun akan mengerti dengan tepat apa yang dapat dan apa yang tidak dapat dibelinya bagi kebutuhan rumah tangga.

Jadi, dengan sendirinya ia akan senantiasa melihat, bahwa hanya kebutuhan-kebutuhan rumah yang sangat perlu yang akan pertama kali disediakannya, sehingga dengan demikian menghindari perbelanjaan yang berlebih-lebihan terhadap sesuatu barang olehnya, atau berbelanja kurang terhadap sesuatu barang oleh suaminya, atau sebaliknya – keadaan yang terakhir ini akan timbul jika suami yang memegang dompet lalu memberi kepadanya untuk berbelanja. Jika dilakukan dengan sepatutnya, maka dompet tidak akan pernah kosong, dan rumah tangga tidak akan menderita kekurangan, tidak akan ada perselisihan-perselisihan, dan tidak akan ada perpecahan. Tentu saja, suami dan istri harus selalu berkonsultasi untuk mencapai kesepakatan bersama bagi apapun yang hendak mereka lakukan.

Tetapi jika penghasilan keluarga jauh lebih besar daripada kebutuhan hidup, maka ia dan istrinya, secara bersama-sama dapat dengan lebih terbuka merencanakan anggaran penerimaan dan perbelanjaan mereka, pertama-tama memperhatikan semua perbelanjaan kebutuhan mereka sehari-hari, kemudian menabung di bank atau menginvestasikan selebihnya.

Dengan demikian pahamilah, bahwa suami itu bukan hanya merupakan kantong uang, melainkan ia adalah raja rumah tangga, “tali pengikat keluarga”, dan bahwa istri itu bukan hanya sekedar untuk memasak makanan, mencuci piring dan pakaian, membersihkan lantai, dan memelihara dan membesarkan anak-anak, melainkan adalah permaisuri rumah tangga, yaitu penolong yang tepat, -- memahami sekaliannya ini ialah memiliki suatu penghargaan yang benar terhadap keseluruhan perkawinan yang diilhami ilahi.

“Siapakah yang dapat menemukan seorang istri yang berbudi? Karena nilainya itu adalah jauh melebihi batu-batu permata. Hati suaminya dengan aman menaruh harap kepadanya, sehingga ia tidak akan kehilangan apapun. Ia akan berbuat baik kepada suaminya dan bukan jahat pada segala hari hidupnya. Ia mencari bulu domba, dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya sendiri. Ia adalah bagaikan kapal-kapal milik pedang; dari jauh ia mendatangkan makanannya. Ia juga bangun pagi-pagi sekali selagi masih gelap, lalu menyediakan makanan kepada orang seisi rumahnya, dan sebagian kepada para dayang-dayangnya. Ia menghendaki sebuah ladang, lalu dibelinya : maka dengan hasil tangannya ia menanami kebun anggur. Diikatnya pinggangnya dengan kuat, lalu dikuatkannya lengan-lengannya. Ia tahu bahwa barang dagangannya menguntungkan; pelitanya tidak padam di malam hari. Ditaruhnya tangannya pada kumparan, dan telapak tangannya memegang pemintal. Ia mengulurkan tangannya kepada orang miskin; bahkan, dikeluarkannya tangannya kepada orang-orang yang kekurangan. Tiada ia takut akan salju bagi keluarganya; karena semua isi rumahnya adalah berpakaian rangkap. Ia sendiri membuat berbagai permadani. Pakaiannya adalah sutera dan kain halus yang berwarna ungu. Suaminya dikenal dalam pintu-pintu gerbang, apabila ia duduk di antara para tua-tua negeri. Ia membuat kain kasah yang halus, lalu menjualkannya; dan menyerahkan ikat-ikat pinggang kepada pedagang. Kekuatan dan hormat adalah merupakan pakaiannya; dan ia akan bersukaria dalam masa yang akan datang. Ia membuka mulutnya dengan kebijaksanaan, dan di dalam lidahnya terdapat hukum kebaikan dan kemurahan. Ia mengawasi dengan baik segala perilaku rumah tangganya, dan makanan kemalasan tidak dimakannya. Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia; suaminya pun, tetapi kamu melebihi mereka semuanya. Kemolekan itu adalah penipu, dan kecantikan itu adalah sia-sia, tetapi seorang perempuan yang takut akan Tuhan, ia itu akan dipuji-puji.” Amsal 31 : 10 – 30.

Sebab itu sementara istri yang bagaikan permaisuri mengurusi segala persoalan internal keluarga, maka suami yang bagaikan raja mengurusi segala persoalan luar keluarga.

Rabu - 22 Februari

Bekerja Dengan Integritas


Kejadian 30:27 – “Lalu kata Laban kepadanya: Sekiranya berkenan aku di matamu, maka aku mohon agar kiranya kamu tinggal, karena telah aku ketahui dari pengalaman, bahwa Tuhan telah memberkatiku demi kamu.”

Inilah rekomendasi yang seharusnya didapatkan seorang Kristen karena agamanya dari majikan tempat ia bekerja. Rekomendasi yang sedemikian ini datang hanya karena saudara mempraktekkan agama dan pikiran dalam kehidupan dan semua kebiasaan kerja setiap hari, dan karena saudara menghasilkan lebih banyak daripada yang anda konsumsi…

Bacalah Kejadian 39:2-5. Walaupun ayat-ayat itu tidak secara spesifik memberitahu kita, menurut anda apakah yang telah dilakukan Yusuf yang menyebabkan tuannya memandang dia sangat baik?

“Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai Tuhan…. Maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. Kejadian 39:3, 4. CTr 94.1

“Allah dapat menjadikan pengikut Kristus yang paling rendah hati lebih berharga daripada emas murni, bahkan daripada emas Ofir, jika mereka menyerahkan diri mereka kepada tangan-Nya yang mengubahkan. Mereka harus bertekad untuk memanfaatkan setiap kemampuan dan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Firman Allah harus menjadi pelajaran dan penuntun mereka dalam memutuskan apa yang tertinggi dan terbaik dalam segala hal. Satu karakter tanpa cela, Teladan sempurna yang ditetapkan di hadapan mereka dalam Injil, hendaknya dipelajari dengan minat yang paling dalam. Satu pelajaran yang penting untuk dipelajari adalah bahwa hanya kebaikanlah yang merupakan kehebatan sejati....” CTr 94.2

Kesulitan-kesulitan yang telah menimpa Yusuf dalam hidupnya sebenarnya adalah bagi kebaikannya dan mempersiapkan dia untuk menjadi seorang penafsir mimpi-mimpi, menjadi seorang raja, dan tidak diragukan lagi seorang ahli ekonomi yang terbesar yang pernah dilihat oleh dunia. Allah telah melihat bahwa Yusuf telah berbuat apa saja seolah-olah itu miliknya sendiri, dan lagi pula bahwa ia senantiasa peka terhadap kenyataan bahwa Allah adalah Majikannya dan bahwa tidak ada satu perkara pun yang tersembunyi daripada-Nya. Keyakinan inilah yang telah membuat Yusuf mengerti bahwa tanpa menghiraukan apa yang dibuat orang terhadapnya atau yang dibicarakan orang mengenainya, hanya Allah saja yang mengawasi nyawanya. Oleh sebab itu, maka dalam kemakmuran dan kemasyuran namanya Yusuf tetap mempertahankan kesetiaannya dan kejujurannya; dan sebaliknya Yusuf tidak membuang-buang waktu untuk menuduh orang-orang lain sebagai penyebab dari kesusahan-kesusahannya. Melainkan, ia mulai memperlakukan dirinya sedemikian rupa untuk mempromosikan dirinya bahkan sampai kepada raja, karena tidak mungkin orang-orang keturunan Ismael itu mampu untuk menjualnya kepada Potifar kalau ia bukan seorang yang istimewa.

“Dan Tuhan ada menyertai Yusuf, dan ia adalah seorang yang beruntung; dan ia berada di rumah majikannya orang Mesir itu. Dan majikannya melihat bahwa Tuhan ada menyertainya, dan bahwa Tuhan telah berbuat semua yang dilakukannya untuk menjadi makmur dalam tangannya. Dan berkenanlah Yusuf pada pemandangan majikannya, disuruhnya melayani dia: dan diangkatnya akan dia menjadi pengawas atas rumah tangganya, dan segala harta miliknya diserahkannya ke tangan Yusuf…. Maka Yusuf adalah seorang yang baik pribadinya dan disukai.” Kejadian 39:2-4, 6. Tetapi kembali adalah nasibnya untuk menderita karena fitnahan di luar kekuasaannya, sehingga ia mendekam di dalam penjara dimana kepribadiannya dan kesetiaannya yang unggul itu sekali lagi memenangkan bagi dia kebebasan, dan bahkan ia telah diangkat pada kedudukan yang tertinggi di negeri itu.

Dalam pada itu saudara-saudara dari Yusuf terus jatuh sampai akhirnya mereka telah menjadi sedemikian melarat sehingga terpaksa meninggalkan negeri mereka lalu datang kepada Yusuf mencari makanan dan kehidupan. Kita harus mampu melihat dalam hal ini bahwa sekalipun umat Allah mungkin telah diperlakukan secara memalukan oleh rekan-rekan mereka yang iri hati, namun mereka tidak akan menderita karena kesalahan itu untuk selama-lamanya sekiranya Allah ada menyertainya. Yusuf telah mengikuti kebenaran dan tidak seoranpun dapat menghalangi Allah daripada memberkati dia dengan kekayaan dan kehormatan. Tak peduli apapun kata orang atau perbuatan orang yang hendak menjatuhkan kamu,. jika kamu memiliki Allah yang menyertaimu, maka pada akhirnya saudara akan berada di atas dan mereka akan berada di bawah. Iri hati mungkin sama kejamnya dengan kubur, namun cepat ataupun lambat kebenaranlah yang akan dihargai.

Betapa pentingnya agar umat Allah senantiasa menggunakan pikiran mereka untuk melayani Dia dengan sempurna dalam segala perkara!

Sesungguhnya kita dapat saja membuat diri kita menjadi yang termiskin dari yang miskin dengan cara sepenuhnya memikirkan segala kebutuhan dan keinginan diri sendiri gantinya bekerja mengejar tujuan menghasilkan apa saja bagi kepentingan orang lain. Berbuat bagi orang lain ialah yang membawa sukses dan hanya itulah yang akan membuat orang dibutuhkan.

Kamis - 23 February

Mencari Nasihat ilahi


Read Baca Amsal 3:5-8. Bagaimana kita menerapkan prinsip ini di masalah dasar keuangan kita? 3:5–8. How do we apply this principle in our basic financial matters?

“Jika mereka yang bermaksud untuk bekerja bagi keselamatan jiwa - jiwa bergantung atas kebijaksanaan mereka yang terbatas, mereka pasti akan gagal. Jika mereka memandang rendah dirinya, dan bergantung sepenuhnya kepada janji Allah, Dia tidak pernah menggagalkan mereka. “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” [Amsal 3:5,6] Kita memiliki hak istimewa diarahkan oleh seorang penasihat Bijaksana. GW 79.2

“Tuhan dapat membuat manusia yang rendah hati perkasa di dalam pelayanan-Nya. Mereka yang patuh menjawab panggilan tugas, meningkatkan kemampuan mereka sepenuhnya, dapat dipastikan akan menerima bantuan ilahi. Para malaikat akan datang sebagai pembawa pesan terang untuk membantu mereka yang akan melakukan semua yang mereka bisa di pihak mereka, dan kemudian percaya kepada Tuhan untuk bekerja sama dengan usaha mereka.” GW 79.3

Apakah yang harus diperbuat seseorang di waktu ini apabila uang belum pernah sedemikian mudah diperoleh, tetapi sewaktu harga-harga melambung tinggi? Apakah Ia sedemikian harus membelanjakan apa saja yang diingininya, ataukah ia harus menahan diri dari perbelanjaan yang berlebihan lalu menabung sebanyak-banyaknya? Dan dimanakah ia harus menabung penghasilannya ?

Jawab: —Dari pengalaman yang lalu, orang pandai sudah mempelajari segala efek hukum kehidupan tentang inflasi dan depresi yang tidak mungkin dicegah oleh usaha seseorang. Mereka tahu bahwa jumlah uang dalam peredaran yang tidak normal mendorong permintaan akan barang - barang melebihi persediaan yang ada di pasar, dan dengan demikian mendorong harga - harga meningkat tinggi. Dalam hal ini mereka mengenalnya sebagai suatu alamat yang mengamarkan tentang adanya bahaya keuangan.

Orang yang bijaksana juga mengetahui bahwa kegila - gilaan liar yang membelanjakan apa saja yang mereka peroleh cepat ataupun lambat pasti akan berakhir dalam suatu kemelaratan, kesusahan, dan penyesalan – kehancuran dari banyak rumah tangga. Sebab itu orang pandai sebelumnya mengambil langkah - langkah untuk menjamin diri mereka terhadap masa ledakan ekonomi yang tak terelakkan. Dalam masa inflasi harga mereka akan menolak dengan tegas keranjingan untuk lebih mempermewah standar hidup mereka yang ada. Dan dalam masa peningkatan peredaran uang mereka akan menyisihkan, menabung sebagai gantinya membelanjakan. Mereka tidak mau jatuh ke dalam sikap sembrono itu yang hanya cocok dengan bentuk - bentuk kehidupan hewan yang rendah, - - yaitu “pesta pora hari ini dan kelaparan esok”, juga mereka tidak mau menggabungkan diri dengan orang - orang yang mengatakan : “marilah kita makan, minum dan bersukaria ( membelanjakan uang secepat kita memperolehnya) karena besok kita akan mati.”

Setiap orang kini yang menumpang kapal-keplesiran pada pelayaran gembira menuruni aliran sungai yang hampir bebas hambatan, akan pasti terhisap ke dalam riam salah urus keuangan. Ia akan sangat terlambat menemukan dirinya sendiri sebagai korban keborosan yang terjelek – kedudukan yang sombong. Kesamaan mental dari orang yang sedemikian ini dapat dipersamakan hanya dengan seekor lintah yang tak berperasaan – yaitu makhluk air bodoh yang kecil yang secara tak bergairah membiarkan dirinya mati kelaparan apabila tidak ada satupun objek yang cocok baginya untuk bergantung dan kemudian membunuh dirinya sendiri karena kelebihan makan apabila pada akhirnya sesuatu mendatangi jalannya. Bentuk keborosan ini adalah jenis yang terburuk, karena bagi yang sedemikian ini tidak ada terdapat “rumah bapaknya” untuk kembali pulang.

Sekiranya patokan pengalaman menggariskan bahwa harus diakui sejarah itu akan terulang kembali, maka dari peperangan ini pasti akan datang suatu masa transisi dengan depresinya yang tak terelakkan. Selembar uang dollar kini mudah didapat, dan selembar uang dollar yang ditabung di waktu ini mungkin akan bernilai dua atau tiga dollar sesudah perang, apabila uang kelak akan jarang diperoleh daripada sebelumnya. Sebab itu sekaranglah waktunya untuk berbelanja sesedikit mungkin dan menabung sebanyak mungkin. Sekaranglah masa berkelimpahan dalam mana untuk mengumpulkan hasil dan menampungnya bagi masa kekurangan di depan – bukan untuk menghabiskannya untuk “apa saja yang diingini oleh jiwa.”

Di luar perbelanjaan-perbelanjaan yang perlu apapun dan pengurangan-pengurangan yang meningkat orang dapat dikenakan -- Pajak Penghasilan, Pajak Kemenangan, Obligasi-obligasi Perang, Jaminan Sosial, perpuluhan-perpuluhan dan persembahan-persembahan -- setiap penerima upah yang bijaksana setiap minggu akan mengesampingkan sejumlah tertentu tabungan, betapapun kecilnya, dan dengan sungguh-sungguh bertekad untuk tidak membiarkan apapun juga mengalihkannya dari rencana ini, dan apapun juga untuk menghabiskan dana ini. Namun, orang ini akan menemukan kesulitan untuk melakukannya, karena godaan-godaan untuk berbelanja, dan karena orang-orang dagang yang pandai yang telah menghabiskan masa hidup mereka mempelajari cara bagaimana untuk mengeksploitasikan tabungan-tabungan sesama rekannya. Oleh sebab itu Persekutuan (Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh) telah menyediakan Bequeathment Certificates khusus (Sertifikat-sertifikat Warisan khusus) yang akan memberi jaminan kepada pemegangnya sesuatu tabungan bagi suatu “hari hujan”, atau untuk menjaminnya terhadap kesulitan keuangan dalam masa tua

Lebah madu yang sibuk itu menyimpan dan menabung madunya sepanjang bulan-bulan musim panas. Kemudian apabila musim dingin datang ia bukan saja berkecukupan untuk memelihara dirinya sepanjang perjuangan yang berat itu, melainkan juga memiliki sebagian untuk diberikan kepada pemeliharanya. Para penganut kebenaran sekarang harus lebih bijaksana daripada lebah kecil yang tak berarti itu! Hendaklah Sertifikat Warisan itu menjadi peringatan bagimu bahwa dimana ngengat tidak mungkin masuk dan dimana pencuri tidak mungkin berhasil menerobos, ialah tempat yang teraman untuk menyimpan hartamu. Dan sedikit ramalan yang sedemikian ini di waktu ini, akan sangat mempermudah bagi rumah Bapa apabila masa-masa yang sulit itu tiba, sebab pada waktu itu anda akan dapat mengambil dari dana simpananmu sendiri -- dari Sertifikatmu. Adalah tidak mungkin pada waktu itu bagi Persekutuan untuk memberi bantuan kepada semua orang yang susah, maka orang-orang yang tidak menabung dalam waktu pendek yang tampaknya berkelimpahan sekarang ini, mereka kelak akan malu. Tentu, bahwa tidak seorangpun melainkan hanya orang-orang yang memiliki Kartu Keanggotaan yang dapat menabung dalam Sertifikat Warisan - - bagian saham di dalam sistem tabungan-tabungan dedikasi Ilahi dan jaminan sosial pengabdian ini.

Jumat - 24 Februari

Pelajaran Lanjutan

Kejadian 31:13 – “Akulah Allah yang di Betel itu, di mana engkau mengurapi tugu, dan di mana engkau bernazar kepada-Ku; maka sekarang, bersiaplah engkau, pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri sanak saudaramu."



Dari catatan ini, Anda lihat, Yakub setia pada jabatannya, dan selalu memperhatikan perintah Tuhan. Apakah kita seperti Yakub? atau apakah kita seperti Yudas Iskariot? Kini Anda tahu, Yakub mengurus bisnis Laban dengan sempurna, dan mengikuti arahan Tuhan sepenuhnya. Tetapi Yudas Iskariot sangat menjaga kepentingan egoisnya sendiri dengan mengorbankan Karunia Allah, dan bukannya mengikuti arahan Tuhan, dia malahan mengikuti kemauannya sendiri. Namun, sekarang, bandingkanlah akhir dari Yakub dengan Yudas. Pekerjaan yang satu berakhir dengan kemuliaan dan pekerjaan yang lainnya berakhir dengan rasa malu dan bencana.

Untuk siapakah Anda bekerja, Saudara, Saudari? untuk dirimu sendiri atau untuk Tuhan? – Anda berkata, “Demi Tuhan,” dan saya harap Anda benar, tetapi ingatlah, seperti yang saya katakan sebelumnya, bahwa tidak ada perusahaan yang akan mempromosikan seorang pekerja yang tidak tertarik untuk kemakmuran perusahaannya, paling tidak seperti besaran gajinya. Selain itu, tidak ada perusahaan yang tertarik dengan bisnis pribadi milik pekerjanya. Ia hanya tertarik dengan bisnisnya sendiri. Namun, urusan Tuhan adalah jauh lebih penting, dan memiliki konsekuensi yang jauh lebih besar daripada urusan siapapun. Dia, juga, sama sekali tidak tertarik dengan bisnismu yang mementingkan diri sendiri, Dia hanya tertarik dengan urusan penyelamatan jiwa-jiwa. Oleh karena itu, Anda tidak dapat menjadikan kepentingan Anda sebagai prioritas utama dan kepentingan-Nya yang kedua, dan pada saat yang sama berharap untuk menuai janji-janji-Nya, dan mengharapkan Dia menjawab doa-doa Anda. Jika demikian halnya, maka Anda pun salah dengan menyebut dirimu seorang Kristen. Menurut Matius 6:32, Anda masih orang Kafir yang sesat.

Whatsapp: (+62)812-8772-7543, (+63)961-954-0737
contact@threeangelsherald.org